PENDAHULUAN
1
oleh karena berpotensi pada meningkatnya prevalensi obese yang erat kaitannya
dengan peningkatan kejadian penyakit tidak menular. Dengan demikian,
penanggulangan penyakit tidak menular juga perlu mengintegrasikan dengan
upaya-upaya yang mendukung 1000 hari pertama kehidupan (1000 HPK).
Berikut 10 besar penyakit tidak menular di indonesia menurut litbangkes 2015 :
1 penyakit pembuluhdarah otak (21%)
2 penyakit jantung iskemik (12.9%)
3 diabetes mellitus(6.7%)
4 TBC (5.7%)
5 hipertensi dengan komplikasinya(5.3%)
6 penyakit saluran napas bawah kronik (4.9%)
7 penyakit hati (2.7%)
8 kecelakaantransportasi (2.6%)
9 pneumonia (2.1%)
10 diare (1.9%)
berikut 10 besar penyakit penyebab kematian di sulawesi tenggara menurut
dinkes prov.sultra tahun 2015 hipertensi telah membunuh 9,4 juta warga dunia
setiap tahunnya. Badan Kesehatan Dunia (WHO) Angka memperkirakan, jumlah
penderita hipertensi akan terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang
membesar. Pada 2025 mendatang, diproyeksikan sekitar 29 persen warga dunia
terkena hipertensi. Prosentase penderita hipertensi saat ini paling banyak terdapat
di negara berkembang. Data Global Status Report on Noncommunicable
Disesases 2010 dari WHO menyebutkan, 40 persen negara ekonomi berkembang
memiliki penderita hipertensi, sedangkan negara maju hanya 35 persen. Kawasan
Afrika memegang posisi puncak penderita hipertensi sebanyak 46 persen.
Sementara kawasan Amerika menempati posisi buncit dengan 35 persen. Di
kawasan Asia Tenggara, 36 persen orang dewasa menderita hipertensi.
Untuk kawasan Asia, penyakit ini telah membunuh 1,5 juta orang setiap
tahunnya. Hal ini menandakan satu dari tiga orang menderita tekanan darah
tinggi. "Untuk pria maupun wanita terjadi peningkatan jumlah penderita, dari 18
persen menjadi 31 persen dan 16 menjadi 29 persen, (WHO, 2013). Di Indonesia,
angka penderita hipertensi mencapai 5,3% pada tahun 2015 dan penyakit
2
tersebut menduduki posisi ke-5 tingkat nansional penyebab kematian pada
provinsi sulawesi tenggara hipertensi menduduki posisi ke-2 penyakit penyebab
kematian dengan jumlah kasus 19.743.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1 Apa definisi dari hipertensi?
2 Bagaimana patofisiologi hipertensi?
3 Apa saja tanda dan gejala hipertensi?
4 Bagaimana cara pencegahan hipertensi?
5 Bagaimana pengobatan hipertensi?
1.3 Tujuan
A. Tujuan Umum
Untuk menambah wawasan tentang hipertensi
B. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui definisi hipertensi
2. Untuk mengetahui etiologi hipertensi
3. Untuk mengetahui apa saja tanda dan gejala hipertensi
4. Untuk mengetahui patofisiologi hipertensi
1.4 Manfaat
1 Mahasiswa
Dapat menambah pengetahuan dan pemberi informasi dalam sebuah
pembelajaran
2 Dosen Pembimbing
Dapat membantu mahasiswi dalam menyelesaikan makalah untuk
memenuhi syarat dalam proses pembelajaran
3
BAB II
PEMBAHASAN
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih
tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah
diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah ditulis sebagai
tekanan sistolik garis miring tekanan diastolik, misalnya 120/80 mmHg, dibaca
4
seratus dua puluh per delapan puluh. Dikatakan tekanan darah tinggi jika pada
saat duduk tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolic
mencapai 90 mmHg atau lebih, atau keduanya. Pada tekanan darah tinggi,
biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Pada hipertensi sistolik
terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi tekanan
diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih dalam kisaran
normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut.
Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan
tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan
diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara
perlahan atau bahkan menurun drastis. Hipertensi maligna adalah hipertensi yang
sangat parah, yang bila tidak diobati, akan menimbulkan kematian dalam waktu 3-
6 bulan. Hipertensi ini jarang terjadi, hanya 1 dari setiap 200 penderita hipertensi.
Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan
anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada
dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih
tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan
darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi hari dan paling
rendah pada saat tidur malam hari.
2.2 Etiologi
5
2.3 Patofisiologi
Tubuh memiliki sistem yang berfungsi mencegah perubahan tekanan darah
secara akut yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi, yang berusaha untuk
mempertahankan kestabilan tekanan darah dalam jangka panjang reflek
kardiovaskular melalui sistem saraf termasuk sistem kontrol yang bereaksi segera.
Kestabilan tekanan darah jangka panjang dipertahankan oleh sistem yang
mengatur jumlah cairan tubuhyang melibatkan berbagai organ terutama ginjal.
1) Perubahan anatomi dan fisiologi pembuluh darah
Aterosklerosis adalah kelainan pada pembuluh darah yang ditandai
dengan penebalan dan hilangnya elastisitas arteri. Aterosklerosis
merupakan proses multifaktorial. Terjadi inflamasi pada dinding
pembuluh darah dan terbentuk deposit substansi lemak, kolesterol,
produk sampah seluler, kalsium dan berbagai substansi lainnya dalam
lapisan pembuluh darah. Pertumbuhan ini disebut plak. Pertumbuhan
plak di bawah lapisan tunika intima akan memperkecil lumen pembuluh
darah, obstruksi luminal, kelainan aliran darah, pengurangan suplai
oksigen pada organ atau bagian tubuh tertentu.
Sel endotel pembuluh darah juga memiliki peran penting dalam
pengontrolan pembuluh darah jantung dengan cara memproduksi
sejumlah vasoaktif lokal yaitu molekul oksida nitrit dan peptida
endotelium. Disfungsi endotelium banyak terjadi pada kasus hipertensi
primer
2) Sistemrenin-angiotensin Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui
terbentuknya angiotensin II dari angiotensin I oleh angiotensin I-
converting enzyme (ACE). Angiotensin II inilah yang memiliki peranan
kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama.
a. Meningkatkan sekresi Anti-Diureti Hormon (ADH) dan rasa haus.
Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang
diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi pekat
dan tinggi osmolalitasnya. Untuk mengencerkannya, volume cairan
ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari
6
bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat, yang pada
akhirnya akan meningkatkan tekanan darah.
b. Menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Untuk
mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi
ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus
ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan
cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada
gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah.
3) Sistem saraf simpatis Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan
relaksasi pembuluh darah terletak di pusat vasomotor, pada medula di
otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang
berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medula
spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat
vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah
melalui saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf
pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya
norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.
7
eksudat (kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat,
edema pupil(edema pada diskus optikus) dan penglihatan kabur (Knight, 2006).
Hipertensi tidak memberikan tanda-tanda pada tingkat awal. Kebanyakan orang
mengira bahwa sakit kepala terutama pada pagi hari, pusing, berdebar-debar, dan
berdengung ditelinga merupakan tanda-tanda hipertensi. Tanda-tanda tersebut
sesungguhnyadapat terjadi pada tekanan darah normal, bahkan seringkali tekanan
darah yang relatif tinggi tidak memiliki tanda-tanda tersebut. Cara yang tepat
untuk meyakinkan seseorang memiliki tekanan darah tinggi adalah dengan
mengukur tekanannya. Hipertensi sudah mencapai taraf lanjut, yang berarti telah
berlangsung beberapa tahun, akan menyebabkan sakit kepala, pusing, napas
pendek, pandangan mata kabur, dan mengganggu tidur (Soeharto, 2004).
8
8) False-neurotransmiter, contohnya clodine, metildopa, guanabens
Khusus
Upaya terapi khusus ditujukan untuk penderita hipertensi sekunder yang
jumlahnya kurang lebih 10 % dari total penderita hipertensi.
Tanda-tanda dan penyebab hipertensi perlu dikenali sehingga
penderita dapat di rujuk lebih dini dan terapi yang tepat dapat
dilakukan dengan cepat. Perlu pemerikasaan dengan sarana yang
canggih.
2.6 Pemeriksaan Penunjang
1. Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume
cairan(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti :
hipokoagulabilitas, anemia.BUN / kreatinin : memberikan informasi
tentang perfusi / fungsi ginjal.
9
1 Pengkajian
Gejala :
a) Riwayat hipertensi ateros klerosis, penyakit jantung koroner / katup
dan penyakit screbiovakuolar, episode palpitasi, perpirasi.
Tanda :
a) Kenaikan TD (pengukuran serial dan kenaikan TD diperlukan
untuk menaikkan diagnosis.
10
c. Integritas ego
f. Neurosensori
Gejala :
a) Keluhan pening/pusing
d) Gangguan penglihatan.
11
e) Episode epistaksis
g. Nyeri/Ketidak nyamanan
h. Pernapasan
i. Keamanan
j. Pembelajaran/Penyebab
2 Diagnosa Keperawatan
12
kesehatan atau proses kehidupan yang aktual atau potensial. (Aziz
Alimul, 2009 : h 92)
Nanda menyatakan bahwa diagnosa keperawatan adalah keputusan
klinik tentang respon individu. Keluarga dan masyarakat tentang masalah
kesehatan aktual atau potensial. Sebagai dasar seleksi intervensi
keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan sesuai dengan
kewenangan perawat. Semua diagnosa keperawatan harus didukung oleh
data. Dimana menurut Nanda diartikan sebagai defensial arakteristik
definisi karakteristik tersebut dinamakan tanda dan gejala suatu yang
dapat diobservasi dan gejala sesuai yang dirasakan oleh klien.
Menurut Doengoes, et al (2001), diagnosa keperawatan yang mungkin
ditemukan pada pasien dengan hipertensi adalah :
13
f. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi rencana
pengobatan b/d kurang pengetahuan / daya ingat d/d menyatakan
masalah, meminta informasi.
3 Intervensi
1) Diagnosa keperawatan I
b) Catat keberadaan
2) Diagnosa Keperawatan II
14
a) Kaji respon pasien terhadap aktivitas
4) Diagnosa IV
Intervensi :
a. Kaji keefektifan strategi koping dengan mengobservasi
prilaku
5) Diagnosa V
15
Intervensi :
a) Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar
6) Diagnosa keperawatan IV
4 Implementasi
16
terus melakukan pengumpulan data dan memilih tindakan perawatan
yang paling sesuai dengan kebutuhan klien tindakan.
Adapun implementasi pada pasien hipertensi adalah :
1) Diagnosa keperawatan I :
a. Memantau TD
b. Mencatat keberadaan
2) Diagnosa keperawatan II :
4) Diagnosa keperawatan IV
17
c. Membantu pasien untuk mengidentifikasi stesor spesifik
dan kemungkinan strategi untuk mengatasinya
5) Diagnosa keperawatan V
6) Diagnosa keperawatan VI :
18
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
1 Identitas
Nama : Ny. S
Umur : 78 Tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SD
Alamat : Bandung
2 Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Klien mengatakan nyeri kepala rasanya nyut-nyutan dibagian belakang
dengan skala nyeri 5, nyeri dirasakan ketika beraktivitas.
19
b. Keluhan penyerta
Klien mengatakan badannya lemas.
c. Riwayat kesehatan saat ini
Nyeri kepala dibagian kepala.
d. Riwayat kesehatan masa lalu
Klien belum pernah dirawat.
3 Pemeriksaan Fisik
Ekstremitas bawah : terdapat odema pada kaki kiri
4 Data Fokus
Data Subjektif Data Objektif
a. - klien mengatakan nyeri a. – Skala nyeri 5
kepala pusing. - TD 200/100 mmHg
- nyeri dirasakan dibagian
belakang kepala
b. klien mengatakan badan b. - Aktivitas dibantu oleh
lemas keluarga
- Kekuatan otot 2.
5 Analisa Data
No Data Etiologi Problem
1 Ds : klien mengatakan nyeri
Peningkatan resistensi
Gangguan rasa nyaman
kepala/pusing. pembuluh darah nyeri
nyeri dirasakan dibagian otat
belakang kepala
Do :
– Skala nyeri 5
- TD 200/100 mmHg
20
2 Ds : klien mengatakan badanKelemahan otot Intoleransi aktivitas
lemas.
Do : - Aktivitas dibantu oleh
keluarga
- Kekuatan otot 2.
21
3. Pantau TTV 3 Untuk mengetahui
perkembangan
pasein.
4. Kolaborasi 4 Untuk mengurangi
pemberian obat keluhan nyeri.
analgetik
22
3.4 Implementasi Keperawatan
Dx Implementasi Paraf
1 1. Mencatat keluhan nyeri termasuk lokasi, durasi dan
intesitas (skala 0-1)
2. Menganjurkan pasein miring kanan atau miring kiri.
3. Memantau tanda tanda vital
4. Melakukan kolaborasi pemberian obat analgetik
2 1 Membantu klien memilih aktivitas yang sesuai dengan
kondisi
2 Membantu klien untuk melakukan aktivitas latihan fisik
secara teratur
3 Memonitor hasil pemeriksaan EKG klien saat latihan
dan aktivitas ( bila kemungkinan dengan test toleransi
latihan).
23
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
4.2 SARAN
Agar terhindar dari penyakit hipertensi yang mematikan ini sebaiknya kita
menerapkan pola hidup sehat seperti mengkonsumsi makanan yang sehat dan
bergizi, mengatur pola makan, mengatur pola aktivitas dan mengatur pola istrahat.
Jika sudah terkena penyakit hipertensi sebaiknya kita menghindari berbagai
macam makanan dan minuman seperti Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi
(otak, ginjal, paru, minyak kelapa,gajih), Makanan yang diolah dengan
menggunakan garam natrium (biscuit, crackers, keripikdan makanan
keringyangasin), Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned,
sayuran serta buah-buahan dalam kaleng, soft drink), Makanan yang diawetkan
(dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin, pindang, udang kering, telur asin,
24
selai kacang), Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta
sumber protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah
(sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam), Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi,
terasi, saus tomat, saus sambal, tauco serta bumbu penyedap lain yang pada
umumnya mengandunggaram natrium dan Alkohol serta makanan yang
mengandung alkohol seperti durian, tape.
25
DAFTAR PUSTAKA
26