Oleh:
Ghalia Yasmin G1A015035
Novela Ananda T. S G1A015037
Pembimbing Fakultas:
dr. Madya Ardi Wicaksono, M.Si
Pembimbing Puskesmas:
dr. Indah Kumala Sari
2019
2
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh:
Ghalia Yasmin G1A015035
Novela Ananda T. S G1A015037
Disusun dan diajukan dalam rangka memenuhi persyaratan untuk mengikuti ujian
Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat
Jurusan Kedokteran Umum
Fakultas Kedokteran
Universitas Jenderal Soedirman
Purwokerto
PRAKATA
Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat
rahmatNya sehingga laporan ini dapat selesai tepat pada waktunya. Shalawat serta
salam tidak lupa kami sanjungkan kepada Nabi Muhammas SAW.
Terimakasih kami ucapkan kepada pihak kepaniteraan klinik Ilmu
Kesehatan Masyarakat yang telah memberikan tugas kepada kami sehingga kami
bisa lebih memahami seluruh proses yang terjadi di dalamnya, baik sejak
pembuatan kuesioner, proses pengolahan data, hingga membuat planning of
action kepada masyarakat.
Kami mengucapkan terimakasih kepada tutor kami, dr. Indah Kumalasari
dan dr. Madya Ardi Wicaksono, M.Si yang telah membimbing kami dan
memberikan masukan kepada kami.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada segenap keluarga besar
Puskesmas Kemranjen II, mulai dari bagian administrasi, tenaga kesehatan,
hingga pihak Kecamatan Kemranjen yang telah memberikan informasi dan arahan
bagi kami dalam melakukan survey kami selama di lapangan.
Laporan ini berisi faktor risiko Hipertensi yang kami amati di wilayah
kerja Puskesmas Kemranjen II. Kami berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan masyarakat.
Penulis memohon maaf apabila masih terdapat banyak kekurangan di
dalam laporan ini. Kami membutuhkan kritik dan sarapan demi perbaikan laporan
ini agar lebih baik lagi.
Penulis.
4
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Community Health Analysis (CHA) adalah proses untuk
menilai adanya permasalahan kesehatan di masyarakat,
menganalisis penyebab, menyusun dan melaksanakan solusi untuk
permasalahan tersebut, dan mengevaluasi apakah solusi tersebut
mampu mencapai tujuan. Community health analysis bertujuan
untuk melakukan diagnosis komunitas dalam rangka untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Ketika prioritas
masalah sudah di tentukan, maka dapat disusun alternative
pemecahan masalah berdasarkan analisis penyebab masalah,
kemudian dapat dilakukan penyusunan plan action yang
merupakan detail aksi dari pemecahan masalah, dan selanjutnya
dilakukan monitoring dan evaluasi (Rosebaum, 2013).
Angka kejadian hipertensi di seluruh dunia sekitar 972 juta
orang atau 26,4%. Angka ini kemungkinan akan meningkat
menjadi 29,2% di tahun 2025. Dari 972 juta pengidap hipertensi,
333 juta berada di negara maju dan 639 sisanya berada di negara
sedang berkembang, termasuk Indonesia (WHO, 2013). Prevalesni
hiperteni terbanyak terjadi pada usia lanjut dengan prevalesni 45,95
PADA USIA 55-64 tahun, 57,6% pada usia 65-74, dan 68,3% pada
usia > 75 tahun (Zaenurrohmah, 2017). Angka kejadian hipertensi
pada Jawa Tengah mencapai prevalensi 60% yang menepati posisi
pertama pada penyakit tidak menular dandisusul dengan penyakit
diabetes mellitus pada posisi kedua (Profil Kesehatan Banyumas,
2016). Data kasus hipertensi dari Dinas Keesehatan Kabupaten
Banyumas menunjukkan jumlah kasus hipertensi pada bulan
September-Oktober 2018 sebanyak 142 orang. Penyakit hipertensi
merupakan 10 kasus tertinggi yang terjadi di Puskesmas
Kemranjen 2 dengan jumlah 673 kasus. Oleh karena itu perlu
diketahuo lebih lanjut mengenai faktor resiko hipertensi
5
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Melakukan analisis kesehatan komunitas tentang faktor risiko
hipertensi di Desa Pliken, Kecamatan Kembaran, Kabupaten
Banyumas.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan yang banyak
terjadi di wilayah kerja Puskesmas Kemranjen 2
b. Menentukan faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap
kejadian hipertensi di di wilayah kerja Puskesmas
Kemranjen 2
c. Menyusun rencana penyelesaian masalah hipertensi dalam
masyarakat secara komprehensif.
d. Mencari alternatif pemecahan masalah hipertensi di
wilayah kerja Puskesmas Kemranjen 2
e. Memberikan informasi mengenai faktor resiko hipertensi
sebagai upayapreventif dan promotif terhadap komplikasi
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas kemranjen2
C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Menambah pengetahuan di bidang kesehatan dalam mencegah
penyakit hipertensi, terutama faktor risiko yang dapat
menimbulkan terjadinya penyakit hipertensi.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi masyarakat
Meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai
penyakit hipertensi, faktor risiko dan cara untuk mencegah
penyakit tersebut sehingga diharapkan dapat mengontrol
tekanan darah dan mengurangi komplikasi hipertensi.
b. Manfaat bagi puskesmas
Membantu program enam dasar pelayanan
kesehatan puskesmas yang berkaitan dengan masalah
6
(21.7 km2), Desa Pageralang (59.2 km2), Desa Alasmalang (30.2 km2)
dan Desa Nusamangir (21.5 km2). Batas wilayah Puskesmas
Kemranjen II sebelah utara adalah Desa Karangrau, Kecamatan
Banyumas; sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Mujur Lor,
Kecamatan Kroya, Kabupaten Cilacap; sebelah Timur berbatasan
dengan Desa Karangjati, Kecamatan Kemranjen; sedangkan sebelah
Barat berbatasan dengan Desa Adisana, Kecamatan Kebasen.
2. Keadaan Demografi Kecamatan Kemranjen
a. Pertumbuhan penduduk
Data dari Puskesmas Kemranjen II menunjukkan pada akhir
tahun 2018 di bulan Desember, jumlah penduduk di wilayah
Puskesmas Kemranjen II adalah 41.411jiwa dengan jumlah
penduduk laki-laki sebanyak 21.030 jiwa dan jumlah penduduk
perempuan sebanyak 20.381 jiwa. Jumlah penduduk tertinggi
berada di Desa Pageralang yaitu sebesar 10.675 jiwa, sedangkan
jumlah penduduk terendah berada di Desa Nusamangir yaitu
sebesar 3.085 jiwa.
b. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok umur
Jumlah penduduk di wilayah Puskesmas Kemranjen II
berdasarkan jenis kelamin dan kelompok umur pada tahun 2018
dapat dilihat pada tabel 2.1. berikut:
1 ISPA 207
2 Dispepsia 204
4 Hipertensi 156
5 Bronkitis 143
6 Faringitis 61
7 Febris 51
8 Myalgia 51
9 Headache 48
10 Cefalgia 48
Hipertensi 13,4% 8
Bronkitis 12,29% 8
Faringitis 5,24% 6
Febris 4,38% 6
Myalgia 4,38% 6
Heaadache 4,12% 6
Cefalgia 4,12% 6
2. Komponen B
Penentuan nilai komponen B adalah berdasar konversi berikut.
Tabel 3.4 Indikator Penilaian Kriteria B
Urgensi Severitas Biaya Nilai
Very urgent Very severe Very costly 10
Urgent Severe Costly 8
Some urgency Moderate Moderate cost 6
Little urgency Minimal Minimal cost 4
No urgency None No cost 2
3. Komponen C
Penentuan nilai komponen C adalah berdasar konversi berikut.
4. Komponen D
Penentuan nilai komponen D adalah berdasar aspek berikut.
a. P : Propiety : kesesuaian program dengan masalah
b. E : Economic : apakah secara ekonomi bermanfaat
c. A : Acceptability: apakah bisa diterima masyarakat
18
5. Prioritas
Nilai Prioritas Dasar (NPD) = (A+B)C
Nilai Prioritas Total (NPT) = (A+B)C X D
3. Diet
Konsumsi diet tinggi garam atau lemak secara langsung
berhubungan dengan berkembangnya hipertensi. Faktor ini bisa
dikendalikan oleh penderita dengan mengurangi konsumsinya karena
dengan mengkonsumsi banyak garam dapat meningkatkan tekanan darah
dengan cepat pada beberapa orang, khususnya dengan pendeita
hipertensi, diabetes, serta orang dengan usia yang tua karena jika garam
yang dikonsumsi berlebihan, ginjal yang bertugas untuk mengolah garam
akan menahan cairan lebih banyak dari pada yang seharusnya didalam
tubuh.
Banyaknya cairan yang tertahan menyebabkan peningkatan pada
volume darah seseorang atau dengan kata lain pembuluh darah membawa
lebih banyak cairan. Beban ekstra yang dibawa oleh pembuluh darah
inilah yang menyebabkan pembuluh darah bekerja ekstra yakni adanya
peningkatan tekanan darah didalam dinding pembuluh darah. Kelenjar
adrenal memproduksi suatu hormon yang dinamakan Ouobain. Kelenjar
ini akan lebih banyak memproduksi hormon tersebut ketika seseorang
mengkonsumsi terlalu banyak garam. Hormon ouobain ini berfungsi
untuk menghadirkan protein yang menyeimbangkan kadar garam dan
kalsium dalam pembuluh darah, namun ketika konsumsi garam
meningkat produksi hormon ouobain menganggu kesimbangan kalsium
dan garam dalam pembuluh darah.
Kalsium dikirim kepembuluh darah untuk menyeimbangkan
kembali, kalsium dan garam yang banyak inilah yang menyebabkan
penyempitan pembuluh darah dan tekanan darah tinggi. Konsumsi garam
berlebih membuat pembuluh darah pada ginjal menyempit dan menahan
aliran darah. Ginjal memproduksi hormone rennin dan angiostenin agar
pembuluh darah utama mengeluarkan tekanan darah yang besar sehingga
pembuluh darah pada ginjal bisa mengalirkan darah seperti biasanya.
Tekanan darah yang besar dan kuat ini menyebabkan seseorang
menderita hipertensi. Konsumsi garam per hari yang dianjurkan adalah
sebesar 1500 – 2000 mg atau setara dengan satu sendok teh. Perlu diingat
22
7. Stress
C. Klasifikasi
1. Klasifikasi Hipertensi berdasarkan Etiologi
a. Hipertensi Esensial (Primer)
Hipertensi esensial merupakan hipertensi yang sampai saat ini belum
diketahui penyebabnya secara pasti. Adapun faktor yang mempengaruhi
terjadinya hipertensi esensial, yakni faktor genetik, psikologis,
lingkungan, serta diet. Pada tahap awal terjadinya hipertensi esensial,
curah jantung meningkat sedangkan tahanan perifer normal. Hal ini
disebabkan adanya peningkatan aktivitas simpatik. Selanjutnya, curah
jantung kembali normal sedangkan tahanan perifer meningkat yang
disebabkan oleh refleks autoregulasi. Hipertensi esensial berjalan tanpa
gejala dan baru timbul gejala setelah terjadi komplikasi pada organ target
(Kotchen., 2012).
b. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder merupakan hipertensi yang penyebab dan
patofisiologinya diketahui. Penyebab hipertensi sekunder diakibatkan
oleh beberapa hal berikut, yakni hipertensi renal (kelainan parenkim
ginjal, pembuluh darah ginjal, adanya tumor, retensi natrium, dan
peningkatan pembuluh darah ginjal), hipertensi akibat penyakit endokrin
(akromegali, hipertiroidisme, hipotiroidisme, sindrom metabolik,
pheokromositoma), hipertensi akibat pengaruh obat-obatan, hipertensi
akibat kelainan neurologis (peningkatan tekanan intrakranial, guillain-
barre syndrome, dan stroke), hipertensi disertai obstructive sleep apnea
(OSA), hipertensi akibat kelainan pembuluh aorta (koarktasio aorta),
25
Tabel 4.1 Klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa (ACC, 2017)
Klasifikasi tekanan Tekanna Darah Tekanan Darah
Darah Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal <120 <80
Meningkat 120-129 <80
Hipertensi stage 1 130-139 80-89
Hipertensi stage 2 ≥140 ≥90
merupakan suatu keadaan yang khusus dimana tekanan darah ini harus
diturunkan dalam waktu 24 jam dengan pemberian obat antihipertensi
(Firdaus., 2013).
D. Patomekanime
Banyak faktor yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan sistol dan
atau diastol, namun patofisiologi yang mendasari peningkatan tekanan darah
adalah adanya peningkatan tahanan perifer total tubuh dan peningkatan
cardiac output / curah jantung. Curah jantung dipengaruhi oleh stroke volume
dan heart rate. Peningkatan curah jantung dapat mempengaruhi tahanan
perifer melalui mekanisme autoregulasi. Mekanisme ini bertujuan untuk
mencegah terjadinya hiperperfusi jaringan dengan cara vasokonstriksi
(Noerhadi, 2008).
Pengaturan curah jantung sangat dipengaruhi oleh RAAS (Renin-
Angiotensin-Aldosteron System) pada ginjal. RAAS dimulai pada saat sel
juksta glomerulus mensekresi renin akibat adanya penurunan laju filtrasi yang
salah satunya disebabkan oleh stenosis arteri renalis. Renin yang keluar akan
mengubah angiotensinogen plasma menjadi angiotensin I, kemudian
angiotensin I diubah oleh ACE (Angiotensin Converting Enzyme) menjadi
angiotensin II. Angiotensin II akan menginduksi sekresi aldosteron yang akan
meretensi natrium. Natrium yang terakumulasi dalam pembuluh darah akan
menarik cairan intertisial melalui mekanisme osmolaritas, sehingga volume
darah meningkat dan menyebabkan tekanan darah meningkat. Angiotensin II
juga akan berikatan dengan reseptor AT1 yang menyebabkan terjadinya
vasokonstriksi sehingga tahanan perifer total meningkat. (Sherwood, 2011,
Martini et al, 2012).
E. Diagnosis
Hampir semua consensus/ pedoman utama baik dari dalam walaupun
luar negeri, menyatakan bahwa seseorang akan dikatakan hipertensi bila
memiliki tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan darah
diastolik ≥ 90 mmHg, pada pemeriksaan yang berulang. Tekanan darah
sistolik merupakan pengukuran utama yang menjadi dasar penentuan
27
F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan hipertensi di Indonesia mengacu pada beberapa
guideline, diantaranya guideline Joint National Committee (JNC) 8 tahun
2014 dan Europan Society of Hypertension (ESH) and European Society
of Cardiology (ESC) atau ESC/ESH tahun 2007 (Tedjasukmana, 2012).
Guideline JNC 8 mencantumkan 9 rekomendasi penanganan hipertensi
yang terdiri dari (Muhadi, 2016):
1. Rekomendasi 1
Pada populasi umum berusia ≥60 tahun terapi farmakologis untuk
menurunkan tekanan darah dimulai jika tekanan darah sistolik ≥150
mmH atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg dengan target sistolik
<150 mmHg dan target diastolik <90 mmHg (Strong Recommendation-
Grade A).
Pada populasi umum berusia ≥60 tahun jika terapi farmakologis
hipertensi menghasilkan tekanan darah sistolik lebih rendah (misalnya
<140 mmHg) dan ditoleransi baik tanpa efek samping kesehatan dan
kualitas hidup, dosis tidak perlu disesuaikan (Expert Opinion-Grade E).
2. Rekomendasi 2
Pada populasi umum <60 tahun terapi farmakologis untuk
menurunkan tekanan darah dimulai jika tekanan darah diastolik ≥90
mmHg dengan target tekanan darah diastolik <90 mmHg (untuk usia
28
8. Rekomendasi 8
Pada populasi berusia ≥18 tahun dengan penyakit ginjal kronik,
terapi antihipertensi awal (atau tambahan) sebaiknya mencakup ACE-I
atau ARB untuk meningkatkan outcome ginjal. Hal ini berlaku untuk
semua pasien penyakit ginjal kronik dengan hipertensi terlepas dari ras
atau status diabetes (Moderate Recommendation-Grade B).
9. Rekomendasi 9
Tujuan utama terapi hipertensi adalah mencapai dan
mempertahankan target tekanan darah. Jika target tekanan darah tidak
tercapai dalam 1 bulan perawatan, tingkatkan dosis obat awal atau
tambahkan obat kedua dari salah satu kelas yang direkomendasikan
dalam rekomendasi 6 (Tabel 4.2). Dokter harus terus menilai tekanan
darah dan menyesuaikan regimen perawatan sampai target tekanan
darah dicapai. Jika target tekanan darah tidak dapat dicapai dengan 2
obat tambahkan dan titrasi obat ketiga dari daftar yang tersedia. Jangan
gunakan ACE-I dan ARB bersama-sama pada satu pasien.
Jika target tekanan darah tidak dapat dicapai menggunakan obat di
dalam rekomendasi 6 karena kontraindikasi atau perlu menggunakan
lebih dari 3 obat, obat antihipertensi kelas lain dapat digunakan.
Rujukan ke spesialis hipertensi mungkin diindikasikan jika target
tekanan darah tidak dapat tercapai dengan strategi di atas atau untuk
penanganan pasien komplikasi yang membutuhkan konsultasi klinis
tambahan. (Expert Opinion-Grade E).
30
Keturunan Hipertensi
Hipertensi
Curah Jantung
Sistem Renin-Angiostensin
Usia
Sistem Saraf Otonom
Jenis Kelamin
Disfungsi Endotelium
Aktivitas Fisik
Substansi Vasoaktif
Asupan Garam
Hiperkoagulasi
Obesitas
Disfungsi Sistolik
Merokok
- Merokok
- Stress
31
Riwayat Keluarga
Stress
Aktivitas Fisik
Merokok
Jenis Kelamin
Pengetahuan
I. Hipotesis
1. Ada hubungan antara riwayat keluarga dengan kejadian hipertensi di
wilayah kerja Puskesmas Kemranjen 2
2. Ada hubungan antara stress dengan kejadian hipertensi di wilayah kerja
Puskesmas Kemranjen 2
3. Ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi di
wilayah kerja Puskesmas Kemranjen 2
4. Ada hubungan antara asupan garam dan lemak dengan kejadian
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Kemranjen 2
5. Ada hubungan antara obesitas dengan kejadian hipertensi di wilayah
kerja Puskesmas Kemranjen 2
6. Ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi di
wilayah kerja Puskesmas Kemranjen 2
7. Ada hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian hipertensi di
wilayah kerja Puskesmas Kemranjen 2
32
I. METODE PENELITIAN
A. Rencana Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan pendekatan
cross-sectional. Observasi atau pengukuran variabel dilakukan pada waktu yang
bersamaan.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor risiko penyakit
Hipertensi pada masyarakat wilayah kerja Puskemas Kemranjen II.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
a. Populasi target
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh warga Kemranjen di wilayah
Puskesmas II Kemranjen.
b. Populasi terjangkau
Warga Desa Pageralang, Kecamatan Kemranjen.
2. Sampel
a. Kriteria dan Ekslusi
Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan kriteria-kriteria
berikut:
i.Kriteria Inklusi
a) Tinggal di desa Pageralang Kecamatan Kemranjen
b) Dapat berkomunikasi secara verbal
c) Usia > 60tahun
d) Bersedia menjadi respon
ii. Kriteria Ekslusi
a) Tidak bersedia menjadi responden
b) Memiliki riwayat hipertensi sekunder
34
b. Besar Sampel
Cara menentukan besar sampel dalam penelitian ini berdasarkan rumus:
𝑍𝛼+𝑍𝛽
𝑛=[ 1+𝑟 ]2 + 3
0,5𝐼𝑛 ( )
1−𝑟
n = Jumlah sampel
α = kesalahan tipe satu 5%
Zα = 1,96
β = kesalahan tipe dua 10%
Zβ = 1,64
r = koefisien korelasi minimal yang dianggap bermakna
ditetapkan 0,5
1,96+1,64
𝑛=[ 1+0,5 ]2 +3
0,5𝐼𝑛 ( )
1−0,5
n = 38
c. Teknik sampling
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non probability
sampling dengan metode consecutive sampling.
C. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas : Jenis Kelamin, Aktivitas Fisik, Obesitas, Merokok, Asupan Garam,
Riwayat Keluarga
2. Variabel terikat : Kejadian hipertensi
35
D. Definisi Operasional
Tabel 5.1. Definisi operasional variabel
No. Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Jenis dan
Skala
Data
Hasil interpretasi:
Hasil interpretasi:
Hasil interpretasi:
Hasil interpretasi:
Hasil interpretasi:
Hasil interpretasi:
Analisis multivariat yang digunakan adalah regresi berganda. Uji ini digunakan
ntuk menganalisis hubungan beberapa variabel bebas dengan variabel terikat. Hasil
analisis multivariat dapat dilihat dari odd ratio.
Rendah 23 57.5
9 Tingkat Baik 16 40.0
Pengetahuan Kurang baik 24 60.0
10 Stress Ya 14 35.0
Tidak 26 65.0
44
HT Non-HT Nilai
Interpretasi
Variabel Kategori p
n n
Laki-laki 2 3
Jenis Tidak
Perempuan 23 12 0.264
Kelamin signifikan
Riwayat HT 23 7
0.002 Signifikan
Keluarga Non-HT 2 8
Rendah 23 0
Aktivitas
Sedang 0 11 0.000 Signifikan
Fisik
Tinggi 2 4
Sering 18 6
Garam Kadang 7 3 0.003 Signifikan
Jarang 0 6
Berat 2 4
Sedang 0 0
Ringan 0 0
Merokok 0.000 Signifikan
Pasif 16 5
Tidak 7 6
merokok
Sering 0 0
Tidak
Lemak Kadang 1 2 0.312
signifikan
Jarang 24 13
Obesitas Tidak 18 11 0.613 Tidak
45
obesitas signifikan
Obesitas 7 4
Stress 11 3
Tidak
Stres Tidak 14 12 0.231
signifikan
Stress
Pengetahuan Baik 10 6 1.000 Tidak
Buruk 15 9 signifikan
Pada tabel 6.2 didapatkan hasil uji komparatif antara faktor resiko
Hipertensi dengan angka kejadian Hipertensi. Pada faktor resiko riwayat keluarga,
Konsumsi makanan asin, aktifitas fisik, merokok dan stress didapatkan hasil nilai
p<0.05. Hasil tersebut menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara riwayat
keluarga, konsumsi makanan asin, aktifitas fisik, merokok dan stress menderita
Hipertensi dengan angka kejadian Hipertensi. Hasil analisis statistik pada faktor
resiko lainnya didapatkan hasil nilai p>0.05, maka tidak terdapat hubungan antara
faktor resiko lainnya terhadap angka kejadian Hipertensi.
Stress 0.123
46
Merokok 0.759
2.Analisis Bivariat
Efektivitas Urutan
Daftar Alternatif M I V Efisiensi Prioritas
No MxIxV/C
Jalan Keluar (C) Pemecahan
Masalah
1 Penyuluhan 4 4 4 3 21,33 1
mengenai penyakit
hipertensi
2 Konseling saat 4 4 3 3 16 2
prolanis mengenai
penyakit hipertensi
3. Pelatihan Kader 3 2 3 3 6 3
B. Tujuan
Kegiatan penyuluhan ini memiliki beberapa tujuan, antara lain:
1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang hipertensi
terutama mengenai penyebab, faktor risiko, tanda gejala, dan
pencegahan.
2. Meningkatkan kesadaran dan motivasi masyarakat untuk hidup
sehat dan rutin memeriksakan kesehatan diri.
C. Materi dan bentuk kegiatan
Kegiatan yang akan dilaksanakan akan dibagi menjadi :
1. Pendampingan prolanis di Puskesmas Kemranjen II
2. Penyuluhan tentang hipertensi, dengan materi penyebab terjadinya
hipertensi, tanda dan gejala hipertensi, faktor risiko hipertensi,
komplikasi hipertensi, serta penanggulangan hipertensi dengan cara
mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat.
D. Sasaran
Sasaran penyuluhan hipertensi ditujukan kepada pasien
dengan hipertensi wilayah kerja Puskesmas Kemranjen II.
Pelaksanaan penyuluhan dilakukan di Puskesmas Kemranjen II saat
jadwal prolanis pada Kamis 16 April 2019.
59
E. Pelaksanaan
1.Susunan Acara Pelaksanaan Kegiatan
Berikut adalah susunan acara (rundown) pelaksanaan kegiatan
penyuluhan.
Tabel 8.1 Rundown Kegiatan
09.35-09.45 Penutupan
kegiatan
2. Personil
a. Penanggung jawab : dr. Muhammad Amir
b. Pembimbing : dr. Madya Ardi W , M.Si
3. Pelaksana dan pemberi materi:
a. Ghalia Yasmin
b. Novela Ananda T. S
60
F. Rencana Anggaran
No Barang Unit Biaya
Total Rp 80.000
G. Evaluasi
Setelah dilakukan penyuluhan kepada seluruh anggota
prolanis yang datang, dilakukan evaluasi untuk mengetahui apakah
informasi dalam penyuluhan yang dilakukan dapat diterima dan
dipahami oleh peserta. Evaluasi yang dilakukan adalah diskusi
berupa tanya jawab antara pemberi materi penyuluhan dan peserta
penyuluhan.
61
A. Evaluasi Hasil
Pelaksanaan
1. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan untuk melakukan intervensi terhadap
permasalahan kesehatan di Puskesmas Kemranjen II adalah
penyuluhan dan pemberian brosur mengenai hipertensi, faktor resiko,
tanda dan gejala, pengobatan, diet untuk hipertensi serta komplikasi.
Penyuluhan yang dilakukan diharapkan dapat masalah yang berkaitan
dengan tingginya angka kejadian hipertensi di wilayah kerja
Puskesmas Kemranjen II Pelaksanaan kegiatan penyuluhan
dilaksanakan melalui 3 tahap yaitu :
a. Tahap Persiapan
1) Materi
2) Sarana
b. Tahap pelaksanaan
1) Judul Kegiatan :Penyuluhan tentang Hipertensi
2) Hari/Tanggal :Selasa, 16 April 2019
3) Tempat : Puskesmas Kemranjen II
4) Penanggung jawab : dr. Indah Kumala Sari
5) Pelaksana : Dokter Muda Unsoed ( Ghalia Yasmin dan Novela
Ananda T. S
6) Peserta : semua peserta prolanis
7) Penyampaian materi :
62
c. Tahap Evaluasi
a) Man.
Secara keseluruhan sumber daya dalam pelaksanaan diskusi
sudah termasuk baik karena narasumber memiliki pengetahuan
yang cukup memadai mengenai materi yang disampaikan.
b) Money
Sumber dana juga cukup untuk menunjang terlaksananya
diskusi termasuk untuk menyiapkan sarana dan prasarana.
c) Money
Sumber dana juga cukup untuk menunjang terlaksananya
diskusi termasuk untuk menyiapkan sarana dan prasarana
c) Method
Metode penyuluhan yang digunakan adalah melalui
pemberian materi secara lisan dan tulisan dengan pembagian
brosur serta dilakukan diskusi. Evaluasi pada metode ini
termasuk cukup baik dan sasaran penyuluhan tertarik untuk
mengikuti dan mendengarkan penjelasan narasumber.
d) Material
Materi yang diberikan pada penyuluhan telah dipersiapkan
dengan baik, materi penyuluhan diperoleh dari buku ilmu
penyakit dalam.
63
2) Evaluasi proses
Evaluasi terhadap proses disini adalah terhadap proses
pelaksanaan penyuluhan. Penyuluhan yang dijadwalkan pada Hari
Selasa, 16 April 2019 pukul 08.15 WIB sesuai dengan waktu yang
sudah dijadwalkan.. Peserta dinilai cukup antusias. Hal ini dilihat
dari keaktifan peserta pada saat diskusi. Peserta yang hadir terdiri
dari masyarakat yang berusia diatas 60 tahun dan anggota prolanis
di wiayah kerja Puskesmas Kemranjen II. Secara umum acara
berlangsung baik.
B. Kesimpulan dan saran
1. Kesimpulan
Terdapat hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik,
konsumsi garam, riwayat keluarga, dengan kejadian hipertensi di
wilayah kerja Puskesmas Kemranjen II.
2. Saran ‘
Masyarakat Puskesmas Kemranjen II perlu membiasakan diri
untuk gaya hidup lebih sehat untuk menghindari dari hipertensi
64
DAFTAR PUSTAKA
65
LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Analisis Data Univariat
Statistics
JK TD RPK Asin Lemak Obesitas Rokok
N Valid 40 40 40 40 40 40 40
Missing 1 1 1 1 1 1 1
Frequency Table
JK
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Laki-laki 5 12,2 12,5 12,5
Perempuan 35 85,4 87,5 100,0
Total 40 97,6 100,0
Missing System 1 2,4
Total 41 100,0
TD
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Hipertensi 25 61,0 62,5 62,5
Tidak 15 36,6 37,5 100,0
Hipertensi
Total 40 97,6 100,0
Missing System 1 2,4
Total 41 100,0
RPK
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Ya 30 73,2 75,0 75,0
Tidak 10 24,4 25,0 100,0
69
Total 41 100,0
72
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 1,234a 1 ,267
Continuity Correctionb ,381 1 ,537
Likelihood Ratio 1,191 1 ,275
Fisher's Exact Test ,345 ,264
Linear-by-Linear 1,203 1 ,273
Association
N of Valid Cases 40
73
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,88
b. Computed only for a 2x2 table
.
Lemak * TD Crosstabulation
TD
Tidak
Hipertensi Hipertensi Total
Lemak Kadang Count 1 2 3
% within 33,3% 66,7% 100,0%
Lemak
Jarang Count 24 13 37
% within 64,9% 35,1% 100,0%
Lemak
Total Count 25 15 40
% within 62,5% 37,5% 100,0%
Lemak
74
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 1,177a 1 ,278
Continuity Correctionb ,216 1 ,642
Likelihood Ratio 1,133 1 ,287
Fisher's Exact Test ,545 ,312
Linear-by-Linear 1,148 1 ,284
Association
N of Valid Cases 40
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,13.
b. Computed only for a 2x2 table
RPK * TD Crosstabulation
TD
Tidak
Hipertensi Hipertensi Total
RPK Ya Count 23 7 30
% within 76,7% 23,3% 100,0%
RPK
Tidak Count 2 8 10
% within 20,0% 80,0% 100,0%
RPK
Total Count 25 15 40
% within 62,5% 37,5% 100,0%
RPK
75
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 10,276a 1 ,001
Continuity Correctionb 8,000 1 ,005
Likelihood Ratio 10,321 1 ,001
Fisher's Exact Test ,002 ,002
Linear-by-Linear 10,019 1 ,002
Association
N of Valid Cases 40
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,75.
76
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square ,008a 1 ,927
Continuity Correctionb ,000 1 1,000
Likelihood Ratio ,008 1 ,927
Fisher's Exact Test 1,000 ,613
Linear-by-Linear ,008 1 ,928
Association
N of Valid Cases 40
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,13.
b. Computed only for a 2x2 table
pengetahuan * TD Crosstabulation
TD
Tidak
Hipertensi Hipertensi Total
pengetahuan Baik Count 10 6 16
% within 62,5% 37,5% 100,0%
pengetahuan
Buruk Count 15 9 24
77
Asin * TD Crosstabulation
TD
Tidak
Hipertensi Hipertensi Total
Asin Sering Count 18 6 24
% within 75,0% 25,0% 100,0%
Asin
Kadang Count 7 3 10
% within 70,0% 30,0% 100,0%
Asin
Jarang Count 0 6 6
% within 0,0% 100,0% 100,0%
Asin
Total Count 25 15 40
% within 62,5% 37,5% 100,0%
Asin
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 11,840a 2 ,003
Likelihood Ratio 13,716 2 ,001
Linear-by-Linear 8,655 1 ,003
Association
N of Valid Cases 40
a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 2,25.
aktifitas * TD Crosstabulation
TD
Tidak
Hipertensi Hipertensi Total
aktifitas Ringan Count 23 0 23
% within 100,0% 0,0% 100,0%
aktifitas
78
sedang Count 0 11 11
% within 0,0% 100,0% 100,0%
aktifitas
Berat Count 2 4 6
% within 33,3% 66,7% 100,0%
aktifitas
Total Count 25 15 40
% within 62,5% 37,5% 100,0%
aktifitas
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 34,311a 2 ,000
Likelihood Ratio 45,287 2 ,000
Linear-by-Linear 20,564 1 ,000
Association
N of Valid Cases 40
79
stress * TD Crosstabulation
TD
Tidak
Hipertensi Hipertensi Total
stress stress Count 11 3 14
% within 78,6% 21,4% 100,0%
stress
Tidak Count 14 12 26
% within 53,8% 46,2% 100,0%
stress
Total Count 25 15 40
% within 62,5% 37,5% 100,0%
stress
minimum expected count is 2,25.
80
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 2,374a 1 ,123
Continuity Correctionb 1,436 1 ,231
Likelihood Ratio 2,487 1 ,115
Fisher's Exact Test ,177 ,114
Linear-by-Linear 2,314 1 ,128
Association
N of Valid Cases 40
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,25.
b. Computed only for a 2x2 table
Dependent Variable
Encoding
Internal
Original Value Value
Hipertensi 0
Tidak 1
Hipertensi
Block 0: Beginning Block
Predicted
TD
Tidak Percentage
Observed Hipertensi Hipertensi Correct
Step 0 TD Hipertensi 25 0 100,0
Tidak 15 0 ,0
Hipertensi
Overall Percentage 62,5
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is ,500
Model Summary
-2 Log Cox & Snell Nagelkerke R
Step likelihood R Square Square
1 8,192a ,673 ,918
a. Estimation terminated at iteration number 20
because maximum iterations has been reached.
Final solution cannot be found.
Classification Tablea
Predicted
TD
Tidak Percentage
Observed Hipertensi Hipertensi Correct
Step 1 TD Hipertensi 24 1 96,0
Tidak 0 15 100,0
Hipertensi
Overall Percentage 97,5
a. The cut value is ,500
Variables in the Equation
95% C.I.for EXP(B)
Si Lowe
B S.E. Wald df g. Exp(B) r Upper
Step RPK 34,24 4776,7 ,000 1 ,9 741366442 ,000 .
1a 0 62 94 200000,00
0
Asin 51,56 7325,7 ,000 1 ,9 247005202 ,000 .
1 45 94 900000000
00000,000
Rok ,809 1,326 ,372 1 ,5 2,245 ,167 30,201
ok 42
aktif 34,80 4776,7 ,000 1 ,9 130883989 ,000 .
itas 8 62 94 3000000,0
00
stres 17,15 3206,7 ,000 1 ,9 28110604, ,000 .
s 2 17 96 520
84
Lampiran 4. Kuesioner
A. Identitas Responden
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Alamat
Tekanan Darah _____ mmHg (hipertensi/tidak hipertensi)
B. Riwayat Keluarga
Apakah di keluarga Anda ada anggota yang menderita Ya Tidak
hipertensi?
Jika “Ya”, sebutkan!
D. Kebiasaan Makan
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan menuliskan tanda check list pada
pilihan jawaban Sering, Kadang, Jarang.
Keterangan:
Sering = 3-6 kali per mingguatau 1x/hariatau>1x/hari
Kadang = 1-2 kali per minggu
86
E. Kebiasaan Merokok
No. Pertanyaan YA TIDAK
1 Apakah anda merokok ?
2. Mulai usia berapa anda merokok ?
3. Apakah anda dulu merokok ?
Jika ya, umur berapa anda berhenti merokok ?
5. Berapa batang rata-rata konsumsi per hari?
6. Jenis rokok apa yang anda gunakan ?
Dengan atau tanpa filter ?
7. Apakah keluarga anda ada yang mempunyai kebiasaan
merokok ?
8. Apakah lingkungan kerja anda ada yang mempunyai
kebiasaan merokok ?
Nilai Skor Brinkman =
Kategori kebiasaan merokok = (Berat/Sedang/Ringan/Pasik/Bukan
Perokok)
F. Aktivitas Fisik
Pertanyaan di bawah ini adalah pertanyaan seputar aktivitas fisik yang Anda
lakukan selama 7 hari terakhir. Jawablah setiap pertanyaan di bawah ini
meskipun Anda merasa bahwa Anda bukanlah orang yang aktif. Pikirkan
tentang aktivitas fisik yang Anda lakukan di tempat kerja, di rumah dan
halaman, untuk bergerak dari satu tempat ke tempat lain, dan pada waktu luang
untuk rekreasi atau berolahraga.
I.Pertanyaan mengenai aktivitas fisik berat:
Ingat kembali semua aktivitas fisik berat yang telah Anda lakukan selama 7
hari terakhir. Aktivitas fisik berat adalah aktivitas yang memerlukan kerja
keras dan menyebabkan Anda bernafas jauh lebih cepat daripada biasanya.
Pikirkan aktivitas fisik yang telah Anda lakukan selama sekurang-kurangnya
10 menit pada suatu waktu.
bersepeda cepat?
_______ hari per minggu
2. Berapa lama waktu yang biasa Anda gunakan untuk melakukan aktivitas
fisik berat tersebut?
_______ jam per hari
_______ menit per hari
Ingat kembali semua aktivitas fisik moderat (sedang) yang telah Anda lakukan
selama 7 hari terakhir. Aktivitas fisik moderat adalah aktivitas yang
memerlukan kerja fisik sedang dan menyebabkan Anda bernafas agak lebih
cepat daripada biasanya. Pikirkan aktivitas fisik yang telah Anda lakukan
selama sekurang- kurangnya 10 menit pada suatu waktu.
4. Berapa lama waktu yang biasa Anda gunakan untuk melakukan aktivitas
fisik moderat tersebut?
_______ jam per hari
_______ menit per hari
Ingat kembali tentang waktu yang Anda gunakan untuk berjalan kaki dalam 7
hari terakhir, termasuk berjalan kaki di tempat kerja, di rumah, berjalan kaki
dari satu tempat ke tempat lain, dan berjalan kaki semata-mata untuk rekreasi,
olahraga, atau mengisi waktu luang.
5. Selama 7 hari terakhir, berapa harikah Anda telah berjalan kaki selama
sekurang-kurangnya 10 menit?
88
6. Berapa lama waktu yang biasa Anda gunakan untuk berjalan kaki dalam
satu hari?
_______ jam per hari
_______ menit per hari
Pertanyaan terakhir adalah mengenai waktu yang Anda gunakan untuk duduk
dalam sehari selama 7 hari terakhir. Termasuk waktu yang digunakan duduk
di tempat kerja, di rumah, saat belajar, dan selama waktu luang. Waktu ini juga
termasuk waktu yang digunakan duduk di kursi, duduk saat mengunjungi
teman-teman, membaca, atau berbaring sambil menonton televisi.
7. Selama 7 hari terakhir, berapa banyak waktu yang Anda gunakan untuk
duduk dalam satu hari?
_______ jam per hari
_______ menit per hari
No. Pertanyaan 0 1 2 3 4
Saya merasa kecewa karena mengalami hal
1.
yang tidak diharapkan
Saya merasa tidak mampu mengatasi hal
2.
penting dalam hidup saya
3. Saya merasa gugup dan tertekan
Saya merasa tidak mampu mengatasi segala
4.
sesuatu yang harus saya atasi
Saya marah karena sesuatu diluar kontrol
5.
saya telah terjadi
90
Lampiran 5. Dokumentasi
92