Telah menyelesaikan tugas tersebut dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian
Ilmu Anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.
Pembimbing
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada tahun 1949, Laborit dan Huygenard memperkenalkan sebuah konsep teknik
anestesi yang bukan hanya memblok respon cerebrospinal, tetapi juga mekanisme dari
selular, endokrin dan autonom yang umumnya diaktifasikan oleh simulasi pembedahan.
Keadaan tersebut disebut juga “Ganglioplegia” atau Neuroplegia”, biasa juga disebut
hibernasi buatan. Keadaan tersebut dapat diraih dengan menggunakan lytic cocktail yang
Dari konsep tersebut, De Castro dan Mundeleer merancang sebuah konsep yang
umumnya droperidol dari golongan butyrophenones) dan sebuah analgesik opioid poten
(fentanyl) untuk memproduksi suatu keadaan imobilisasi yang bebas nyeri dan
2
digantikan oleh droperidol dan fentanyl sitrat yang dikenalkan oleh Petr Janssen melalui
satu sediaan Innovar yang mulai digunakan secara luas. Apabila anestesi yang diinduksi
dengan Innovar dimana setiap milli-liter mengandung 2,5 mg droperidol dan 50 µg
fentanyl citrate dan ditambah dengan N2O dan O2 dapat mencapai neuroleptanestesia2.
Droperidol tidak meningkatkan efek analgesi fentanyl, tapi sedikit memperpanjang waktu
kerjanya. Orthostatik hipotensi dan disphoria lebih sering terjadi pada pemberian Innovar
dibandingkan dengan hanya diberikan fentanyl2.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. NEUROLEPT ANESTHESIA
neuroleptic, analgetik narkotik,nitrous oxide ( N2O) dengan oksigen (O2), dengan atau
tanpa relaksan neuromuskular. Atau bisa juga diartikan, anestesi neuroleptik adalah
dengan inhalasi nitrous oxide (N2O) dan Oksigen ( O2). Induksi anestesi nya lambat,
tetapi kembali nya kesadaran cepat setelah inhalasi N2O nya dihentikan.3
neuroleptik dan analgesia secara bersamaan, dimana kecemasan, aktifitas motoric dan
kepekaan terhadap rangsang sakit menurun, orang menjadi tenang, tidak terganggu
yaitu memblok bukan hanya respon dari cerebrocortical, tetapi juga sampai ke
4
Neurolepanalgesia ditandai dengan analgesia, tidak adanya aktivitas motorik
2. Terjadi analgesia
3. Amnesia
4. Gerakan (-)
kombinasi dari obat neuroleptic, dan agen opioid yang disertai dengan inhalasi N2O.
Salah satu efek samping mereka termasuk sindrom ekstrapiramidal dengan tardive
5
Obat anestetik ini juga dapat digunakan untuk membantu prosedur intubasi,
menyebabkan efek hipotensi, tetapi biasanya kurang parah dan bersifat sementara.
dapat berguna untuk “Monitored Anesthesia Care” dalam berbagai keadaan klinis, seperti
* Kateterisasi jantung
* Bronchoscopy, Oesophagoscopy
* Gastroscopy
6
1. Diskinesia ekstra pyramidal
2. Hipotensi
3. Memperberat asma
dilaporkan berhasil dalam menyediakan kenyamanan untuk awake craniotomy. Pada saat
ini, remifentanyl yang dikombinasikan dengan propofol merupakan teknik anestesi yang
gabungan antara komponen butyrophenones dan opioid yang diberikan secara intravena.
Di dalam Innovar terdapat 2,5mg Droperidol dan 50mcg Fentanyl Citrate. Innovar sendiri
a) Mudah diberikan
b) Onset kerja cepat
c) Masa kerja yang singkat atau terbatas
d) Rapid reversibel
e) Memiliki selektif antagonis sebagai antidotum
f) Bebas dari pemanjangan toksisitas
g) Efek samping dengan durasi pendek
7
Droperidol
Efek Neurologi
8
Efek Pernafasan
Efek kardiovaskuler
Anti Muntah
Dosis 25-40 mg/kg dibutuhkan untuk mengurangi PONV pada kasus obstetri,
sedangkan dosis 75 mg/kg pada operasi strabismus. Droperidol 20 µg/kg IV 2 menit
sebelum induksi anestesi umum, adalah anti muntah yang efektif untuk pasien rawat jalan
yang akan menjalani laparoscopi.
Haloperidol
Haloperidol memiliki sedikit efek sedasi dan hipotensi, tetapi insidens terjadinya
gangguan ekstrapiramidal cukup tinggi. Onset kerja antara 5-20 menit dengan waktu
paruh berkisar 18-54 jam. Dosis sedasi haloperidol yaitu 0,03-0,15 mg/ kg yang dapat
9
diulang setiap 30 menit sampai 6 jam. Haloperidol dapat menghambat calmodulin suatu
reseptor ion Ca++ intraseluler dan aktivator miosin light chain kinase yang berperan
dalam kontraksi otot polos bronkus. Pemberian haloperidol murni tanpa analgesik atau
sedatif lain akan menghasilkan rasa ketidaknyamanan atau disforia pada pasien.2
C. KOMPONEN OPIOID
Fentanyl
Efek neurologi
Fentanyl dan sufentanyl dapat menurunkan (aliran darah otak) CBF dan
(mengontrol tekanan otak melalui tingkat konsumsi oksigen metabolisme otak) CMRO2
dengan tetap memelihara autoregulasi otak. 15 menit setelah pemberian fentanyl 6 µg/kg
mengurangi CBF sebesar 47% dan CMRO2 sebesar 18%. Penelitian lain pada pasien
yang akan menjalani bedah jantung, fentanyl 100 µg/kg dan diazepam 0,4 mg/kg
menyebabkan berkurangnya CBF 25% tanpa perubahan pada CMRO2. 6.
Kombinasi fentanyl dan droperidol (Innovar) menurunkan CBF sebesar 50% dan
CMRO2 sebesar 23%, juga mengurangi respon CBF terhadap perubahan PaCO2.
Kombinasi droperidol 5 mg dan fentanyl 100 µg mengurangi tekanan CSF dan CBF
menyebabkan berkurangnya volume serebrovaskuler.
10
Efek pernafasan
Midazolam
Dosis sedasi midazolam 0,075 mg/kg tidak mempengaruhi tekanan darah dan
respon ventilasi terhadap karbondioksida, tetapi refleks proteksi jalan nafas bagian atas
berkurang. Efek ansiolitik sentral, antikonvulsan, amnesia, sedasi, dan hipnotik
tergantung besarnya dosis. Midazolam mengurangi CMRO2 dan CBF. Midazolam 5 mg
iv menghasilkan amnesia dalam 2 menit diikuti pemulihan cepat dalam 20 menit, dengan
40% pasien masih memiliki gangguan memori setelah 1,5 jam. Midazolam 0,05-0,27
mg/kg menghasilkan sedasi dan amnesia yang lebih baik dibandingkan diazepam2.
11
Ketamin
Efek analgesik ketamin diperantarai oleh ikatan obat terhadap reseptor N-methyl-
D-aspartate (NMDA) juga ikatan terhadap reseptor k-opioid. Keuntungannya adalah
depresi kardiorespirasi minimal, refleks jalan nafas tetap aktif pada dosis rendah dan
analgesia, sedangkan kerugiannya adalah stimulasi simpatis kardiovaskuler,
meningkatknya tonus otot, tekanan intrakranial, dan tekanan intraokuler, dan sekresi
orofaring serta halusinasi paska operasi. Dosis bolus rendah 0,2-0,75 mg/kg iv atau 0,4-2
mg/kg im menghasilkan analgesia selama 60-90 menit tanpa hilangnya kesadaran,
sedangkan dosis 1,0-2,0 mg/kg iv direkomendasikan untuk induksi anestesi dan
hilangnya kesadaran berlangsung selama 5-15 menit.
Propofol
12
D. Indikasi dan Kontraindikasi Neurolep Analgesi2
Indikasi:
1. Prosedur diagnostik:
Laringoskopi direk
Bronkoskopi
Cerebral angiografi
Embolisasi
Trombektomi
Fertiloskopi
Kolonoskopi
Elektrokortikografi
Carotid endarterektomi
2. Prosedur terapi/ pembedahan
Awake seizure surgery
Operasi katarak
Insersi pacemaker
Insersi Hickman line
Vocal cord augmentation
Scleral buckle
Biopsi stereotatik brain tumor
Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy
Percutaneus radiofrequency (RF) ablation of primary or secondary liver
neoplasm.
Kontraindikasi :
13
3. Pasien yang mendapat Mono-Amine Oksidase Inhibitor (MAOI)
4. Pasien dengan penyakit Parkinson
5. Drug abuse atau alcohol abuse (Herrick et al, 1997; Perrault et al, 2000, Miller,
2010).
E. KOMPLIKASI NEUROLEPANALGESIA
14
BAB III
KESIMPULAN
berguna untuk pasien yang menjalani prosedur neurologis, cardiac dan pembedahan
yang lebih baru dan mempunyai efek farmakologis yang lebih baik dan lebih cepat
bereaksi dalam kebanyakan pasien bedah telah menurunkan penggunaan dari teknik
medis.
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Gunawan s, dkk. (2007). Farmakologi Dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: Gaya Gon
2. Katzung G, Betram. (1997). Farmakologi Dasar Dan Klinik. Edisi 6. Jakarta: EGC
3. Purwanto H, dkk. (2008). Data Obat Di Indonesia. Edisi 11. jakarta: PT Muliapurna jaya
terbit
4. Rahardjo, E., Rahardjo, P., Sulistiyono, H., Anestesi untuk pembedahan darurat dalam
5. Dobson, M.B.,ed. Dharma A., Penuntun Praktis Anestesi, EGC, 1994, Jakarta.
16