Anda di halaman 1dari 10

MATA KULIAH

KEPERAWATAN KOMUNITAS
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA AGREGAT
WANITA DEWASA

Disusun oleh :

ADINDA MALICHA PUTRI (11161002)


INDAH TRI SETYOWATI (11161019)
KINANTI HASSIN (11161021)
NADA GETA PRATIWI (11161025)
RACHMA ALIF AULIA (11161030)
RONALDO (11161034)
SHOFI ALFIYYAH (11161037)
SUCI NURINDAH (11161040)

STIKes PERTAMINA BINA MEDIKA


TAHUN AJARAN2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diabetes Militus berhubungan dengan meningkatnya kadar glukosa
darah dan bertambahnya risiko komplikasi gawat darurat bila tidak
dikelola dengan baik (Soegondo,1999). Komplikasi dapat timbul oleh
karena ketidak patuhan pasien dalam menjalankan program
terapi sebagai berikut : pengaturan diet, olah raga dan penggunaan obat-
obatan (Putra,1995). Berbagai penelitian telah menunjukan ketidak
patuhan pasien DM terhadap perawatan diri sendiri( Efendi Z,1991).
Jumlah penderita DM di dunia dan Indonesia diperkirakan akan
meningkat, jumlah pasien DM di dunia dari tahun 1994 ada 110,4 juta,
1998 kurang lebih 150 juta, tahun 2000= 175,4 juta (1 ½ kali tahun
1994),tahun 2010=279,3 juta ( kurang lebih 2 kali 1994) dan tahun 2020
= 300 juta atau kurang lebih 3 kali tahun 1994. Di Indonesia atas dasar
prevalensi kurang lebih 1,5 % dapatlah diperkirakan jumlah penderita DM
pada tahun 1994 adalah 2,5 juta, 1998= 3,5 juta, tahun 2010 = 5 juta dan
2020 = 6,5 juta.
Disamping peningkatan prevalensi DM, penderita memerlukan
perawatan yang komplek dan perawatan yang lama. Kepatuhan berobat
merupakan harapan dari setiap penderita DM. Berarti setiap penderita DM
sanggup melaksanakan instruksi–instruksi ataupun anjuran dokternya agar
penyakit DM nya dapat dikontrol dengan baik(Haznam,1986). Pada
umumnya penderita DM patuh berobat kepada dokter selama ia masih
menderita gejala / yang subyektif dan mengganggu hidup rutinnya sehari-
hari. Begitu ia bebas dari keluhan – keluhan tersebut maka kepatuhannya
untuk berobat berkurang. Ketidakpatuhan ini sebagai masalah medis
yang sangat berat, Taylor (1991). La Greca & Stone (1985) menyatakan
bahwa mentaati rekomendasi pengobatan yang dianjurkan dokter
merupakan masalah yang sangat penting. Tingkat ketidakpatuhan terbukti
cukup tinggi dalam populasi medis yang kronis.
Walaupun pasien DM telah mendapatkan pengobatan OAD, masih
banyak pasien tersebut mengalami kegagalan. Hal ini disebabkan oleh
berbagai faktor antara lain : pengetahuan yang relatif minim tentang
penyakit DM, tidak menjalankan diet dengan baik dan tidak melakukan
latihan fisik secara teratur (Tjokroprawiro,A.,1991).
Dalam meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit
DM diperlukan suatu proses yang berkesinambungan dan sesuai dengan
prinsip-prinsip penatalaksanaan DM. Prinsip tersebut meliputi :

1. Dukungan yang positif untuk menghindari kecemasan.


2. Pemberian informasi secara bertahap.
3. Mulai dengan hal sederhana
4. Penggunaan alat bantu pandang (audio visual).
5. Lakukan pendekatan dan stimulasi
BAB II

ISI

A. Identifikasi masalah kesehatan (penyakit) yang mungkin muncul


pada agregat dewasa wanita:
1. Ca Mamae
2. Diabetes Melitus
3. Mioma
4. Ca Serviks
5. Hipertensi
6. TBC
7. Hepatitis
8. ISK
B. Pengkajian
1. Data Inti
a) History : riwayat daerah dari komunitas tersebut,riwayat terjadinya
salah satu penyakit yang sering muncul pada agregat dewasa
wanita.
b) Demografi : berbagai usia dan jumlah orang yang pernah
menderita atau yang saat ini menderita salah satu penyakit yang
sering muncul pada garegat dewasa wanita.
2. Data Subsistem
a) Lingkungan fisik : jenis bangunan rumah(permanen\semi
permanen,kebersihan lingkungan,kualitas air dan udara, kualitas
makanan,dan akses serta aktivitas kelompok dewasa wanita dalam
pemenuhan kebutuhan.
b) Pelayanan Kesehatan: tersedia atau tidaknya pelayanan kesehatan
khusus dewasa wanita melalui Puskesmas,pengobatan tradisional atau
fasilitas layanan kesehatan.
c) Ekonomi :di lihat dari jumlah pendapatan keluarga,jenis
pekerjaan,penanggung jawab kesehatan serta jumlah income dan
outcome keluarga.
d) Komunikasi : sebagai media komunikasi yang digunakan
kelompok dewasa wanita untuk mencari informasi tentang
pengetahuan kesehatan , dan dapat juga digunakan untuk berdiskusi
dengan tenaga kesehatan dan orang yang berpengalaman dalam
menyelesaikan masalah kesehatan kelompok dewasa wanita.
e) Edukasi : tingkat pendidikan yang mempengaruhi pengetahuan dan
sikap dalam meningkatkan derajat kesehatan.
C. Identifikasi Diagnosa Keperawatan Komunitas yang Mungkin
Muncul
a) Ketidakpatuhan terhadap diit b.d Pengetahuan yang kurang
b) Ketidakpatuhan masyarakat atau penderitq DM melaksanakan
check up kesehatan b.d factor ekonomi rendah .
c) Resiko peningkatan penderita ganggren b.d kurangnya
pengetahuan penderita DM tentang pencegahan terjadinya luka
ganggren.
d) Resiko tinggi peningkatan penyakit Diabetes Melitus di lingkungan
tersebut b.d kurangnya informasi tentang penyakit Diabetes Melitus
Diagnosa Keperawatan Tujuan Rencana Evaluasi
No Dx Rencana Intervensi
Komunitas Jangka Panjang Jangka Pendek Criteria Standar
1 Resiko tinggi Setelah diberikan Setelah dilakukan Mandiri:. 90 % dewasa
peningkatan penyakit asuhan asuhan keperawatan a. Ajarkan latihan fisik Kognitif dengan resiko
Diabetes Melitus di keperawatan pada selama 1X minggu ( senam DM ) pada DM mampu:
lingkungan tersebut dewasa dengan diharapkan dewasa dewasa dengan 1. Mempraktikan
b.d kurangnya resiko DM selama dengan resiko DM di resko DM. senam DM
informasi tentang 1 x 2 minggu, lingkungan tersebut. b. Jika dewasa dengan Kognitif yang baik dan
penyakit Diabates diharapkan tidak mampu: resko DM belum benar.
Militus di tandai terjadi peningkatan a. Meningkatnya bisa melakukan 2. Mampu
dengan tidak ada penyakit DM pada pengetahuan senam DM dengan menyebutkan
penyuluhan kesehatan, dewasa di Dewasa dengan efektif anjurkan pengertian,
dan masyarakat tidak lingkungan resiko DM untuk membuat tanda gejala,
mengetahui tentang tersebut b. Mengatur gaya jadwal rutin senam komplikasi
Diabetes Melitus. hidup (pola makan, DM DM dan diit
diit) untuk penderita c. Berikan penyuluhan Kognitif yang tepat
resiko DM kesehatan pada untuk DM.
c. Mengetahui tentang dewasa dengan
resiko penyakit resiko DM
Diabetes Melitus d. Berikan pengobatan Kognitif
tradisional untuk
a. DM

Kelompok Psikomotor
Motivasi dewasa
dengan resiko DM
untuk mempraktikan
senam DM di rumah
setiap hari.

Kerjasama Psikomotor
Bekerja sama dengan
kader kesehatan dalam
upaya meningkatkan
pengetahuan tentang
senam DM.
BAB III

KESIMPULAN

1. Diabetes Militus berhubungan dengan meningkatnya kadar glukosa darah dan


bertambahnya risiko komplikasi gawat darurat bila tidak dikelola dengan baik
(Soegondo,1999).
2. Jumlah penderita DM di dunia dan Indonesia diperkirakan akan meningkat,
jumlah pasien DM di dunia dari tahun 1994 ada 110,4 juta, 1998 kurang
lebih 150 juta, tahun 2000= 175,4 juta (1 ½ kali tahun 1994),tahun
2010=279,3 juta ( kurang lebih 2 kali 1994) dan tahun 2020 = 300 juta atau
kurang lebih 3 kali tahun 1994.
3. Diagnosa keperawatan komunitas yang mungkin muncul :
a. Ketidakpatuhan terhadap diit b.d Pengetahuan yang kurang
b. Ketidakpatuhan masyarakat atau penderitq DM melaksanakan check up
kesehatan b.d factor ekonomi rendah .
c. Resiko peningkatan penderita ganggren b.d kurangnya pengetahuan
penderita DM tentang pencegahan terjadinya luka ganggren.
d. Resiko tinggi peningkatan penyakit Diabetes Melitus di lingkungan
tersebut b.d kurangnya informasi tentang penyakit Diabetes Melitus

SARAN

A. Bagi penderita diabetes mellitus


Bagi penderita Diabetes Mellitus diharapkan lebih dapat
memeperhatikan kesehatannya, terutama untuk pola makan dan
aktivitas yang dilakukan.
B. Bagi keluarga
Bagi keluarga diharapkan dapat mengawasi atau memperhatikan klien
yang sedang menderita penyakit Diabetes Mellitus ,karena dukungan
dari keluarga adalah yang paling penting bagi klien.
C. Bagi perawat dan tenaga kesehatan
Bagi perawat ataupun tenaga kesehatan lain diharapkan dapat
memberikan pelayanan kesehatan atau keperawatan yang baik
terhadap klien dan bisa bertugas sesuai dengan fungsinya masing-
masing

Anda mungkin juga menyukai