Disusun oleh :
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat
serta karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ASUHAN
KEPERAWATAN PADA PASIEN WAHAM”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi satu tugas
yaitu dalam mata kuliah Keperawatan Jiwa 1. Selain itu, pembuatan makalah ini juga
dimaksudkan untuk dapat menambahkan informasi serta wawasan kepada pembaca.
Dalam menyusun tugas ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian makalah ini :
1. Ibu Ns. Tati Suryati, S.Kep, Sp.Jiwa selaku dosen mata kuliah Maternitas I.
2. Orang tua yang telah memberikan doa restu dan dukungan sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini.
3. Semua sumber yang membantu melengkapi makalah.
Penyusun menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu
penyusun mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah.
Penyusun
i
Daftar Isi
KATA PENGANTAR........................................................................................................................i
Daftar Isi...........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................3
A. Definisi Waham.................................................................................................................3
F. Klasifikasi Waham.............................................................................................................7
H. Penatalaksanaan Waham....................................................................................................8
ASUHAN KEPERAWATAN............................................................................................................9
1. PENGKAJIAN...................................................................................................................9
3. INTERVENSI KEPERAWATAN....................................................................................11
A. Kesimpulan......................................................................................................................19
B. Saran................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Waham merupakan salah satu jenis gangguan jiwa. Waham sering ditemui pada
gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering ditemukan pada
penderita skizofrenia. Semakin akut psikosis semakin sering ditemui waham
disorganisasi dan waham tidak sistematis. Kebanyakan pasien skizofrenia daya tiliknya
berkurang dimana pasien tidak menyadari penyakitnya serta kebutuhannya terhadap
pengobatan, meskipun gangguan pada dirinya dapat dilihat oleh orang lain.
Waham terjadi karena munculnya perasaan terancam oleh lingkungan, cemas,
merasa sesuatu yang tidak menyenangkan terjadi sehingga individu mengingkari
ancaman dari persepsi diri atau objek realitas dengan menyalah artikan kesan terhadap
kejadian, kemudian individu memproyeksikan pikiran dan perasaan internal pada
lingkungan sehingga perasaan, pikiran, dan keinginan negatif tidak dapat diterima
menjadi bagian eksternal dan akhirnya individu mencoba memberi pembenaran personal
tentang realita pada diri sendiri atau orang lain. Prevalensi gangguan waham di Amerika
Serikat diperkirakan 0,025 sampai 0,03 persen. Usia onset kira-kira 40 tahun, rentang
usia untuk onset dari 18 tahun sampai 90 tahunan, terdapat lebih banyak pada wanita.
Menurut penelitian WHO prevalensi gangguan jiwa dalam masyarakat berkisar satu
sampai tiga permil penduduk.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi waham ?
2. Bagaimana proses terjadinya waham ?
3. Apa saja faktor predisposisi waham ?
4. Apa saja factor presipitasi waham ?
5. Apa manifestasi klinis dari waham ?
6. Apa klasifikasi dari waham ?
7. Bagaimana rentang respon waham ?
8. Bagaimana penatalaksanaan waham ?
1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa definisi waham ?
2. Untuk mengetahui bagaimana proses terjadinya waham ?
3. Untuk mengetahui apa saja faktor predisposisi waham ?
4. Untuk mengetahui apa saja factor presipitasi waham ?
5. Untuk mengetahui apa manifestasi klinis dari waham ?
6. Untuk mengetahui apa klasifikasi dari waham ?
7. Untuk mengetahui bagaimana rentang respon waham ?
8. Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan waham ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Waham
Waham adalah suatu keyakinan yang dipertahankan secara kuat terus-menerus,
tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. (Budi Anna Keliat, 2006)
Ramdi (2000) menyatakan bahwa itu merupakan suatu keyakinan tentang isi
pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan atau tidak cocok dengan intelegensia dan
latar belakang kebudayaannya, keyakinan tersebut dipertahankan secara kokoh dan tidak
dapat diubah-ubah.
3
2. Fase lack of self esteem
Tidak ada tanda pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan antara
self ideal dengan self reality (kenyataan dengan harapan) serta dorongan kebutuhan
yang tidak terpenuhi sedangkan standar lingkungan sudah melampaui
kemampuannya. Misalnya, saat lingkungan sudah banyak yang kaya, menggunakan
teknologi komunikasi yang canggih, berpendidikan tinggi serta memiliki kekuasaan
yang luas, seseorang tetap memasang self ideal yang melebihi lingkungan tersebut.
Padahal self reality-nya sangat jauh. Dari aspek pendidikan klien, materi,
pengalaman, pengaruh, support system semuanya sangat rendah.
Klien mencoba berfikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-apa yang
ia katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan
kenyataan. Tetapi menghadapi kenyataan bagi klien adalah sesuatu yang sangat berat,
karena kebutuhannya untuk diakui, kebutuhan untuk dianggap penting dan diterima
lingkungan menjadi prioritas dalam hidupnya, karena kebutuhan tersebut belum
terpenuhi sejak kecil secara optimal. Lingkungan sekitar klien mencoba memberikan
koreksi bahwa sesuatu yang dikatakan klien itu tidak benar, tetapi hal ini tidak
dilakukan secara adekuat karena besarnya toleransi dan keinginan menjaga perasaan.
Lingkungan hanya menjadi pendengar pasif tetapi tidak mau konfrontatif
berkepanjangan dengan alasan pengakuan klien tidak merugikan orang lain.
5. Fase comforting
4
Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta
menganggap bahwa semua orang sama yaitu akan mempercayai dan mendukungnya.
Keyakinan sering disertai halusinasi pada saat klien menyendiri dari lingkungannya.
Selanjutnya klien lebih sering menyendiri dan menghindar interaksi sosial ( Isolasi
sosial ).
6. Fase improving
Penyebab
Berbagai kehilangan dapat terjadi pada pasca bencana, baik kehilangan harta
benda, keluarga maupun orang yang bermakna. Kehilangan ini menyebabkan stress
bagi mereka yang mengalaminya. Jika stress ini berkepanjangan dapat memicu
masalah gangguan jiwa dan waham. (Budi Anna Keliat, 2006: 147)
Akibat
Akibat dari waham klien dapat mengalami kerusakan komunikasi verbal yang
ditandai dengan pikiran tidak realistic, flight of ideas, kehilangan asosiasi,
pengulangan kata-kata yang didengar dan kontak mata yang kurang. Akibat yang lain
yang ditimbulkannya adalah beresiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan.
5
2. Neurobiologis : adanya gangguan pada korteks pre frontal dan korteks limbic
Cara berpikir magis dan primitif, perhatian, isi pikir, bentuk dan pengorganisasian
bicara (tangensial, neologisme, sirkumtansial)
b. Fungsi persepsi
c. Fungsi emosi
Afek tumpul à kurang respon emosional, afek datar, afek tidak sesuai, reaksi
berlebihan, ambivalen
d. Fungsi motoric
6
f. Dalam tatanan keperawatan jiwa respon neurobiologis yang sering muncul adalah
gangguan isi pikir : waham dan gangguan persepsi sensori : halusinasi.
F. Klasifikasi Waham
Adapun jenis-jenis waham menurut Marasmis, stuart and sundeen ( 1998) danKeliat
(1998) waham terbagi atas beberapa jenis, yaitu:
a. Waham agama
Keyakinan klien terhjadap suatu agama secara berlebihan diucapkan beulang kali
tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
b. Waham kebesaran
Klien yakin secara berlebihan bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuatan khusus
diucapkan beulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
c. Waham somatic
Klien meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya teganggu dan terserang penyakit,
diucapkan beulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
d. Waham curiga
Kecurigaan yang berlebihan dan tidak rasional dimana klien yakin bahwa ada
seseorang atau kelompok orang yang berusaha merugikan atau mencurigai dirinya,
diucapkan beulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
e. Waham nihilistic
Klien yakin bahwa dirinya sudah ridak ada di dunia atau sudah meninggal, diucapkan
beulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan
f. Waham bizar
1. Sisip pikir : klien yakin ada ide pikiran orang lain yang dsisipkan di dalam
pikiran yang disampaikan secara berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan
2. Siar pikir : klien yakin bahwa orang lain mengetahui apa yang dia pikirkan
walaupun dia tidak menyatakan kepada orang tersebut, diucapkan beulang kali
tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
3. Kontrol pikir : klien yakin pikirannya dikontrol oleh kekuatan dari luar.
7
Kategori Waham :
2. Waham nonsistematis: tidak konsisten, yang secara logis dan teoritis tidak
mungkin
H. Penatalaksanaan Waham
1. Psikofarmakologi
5. Psikoterapi
8
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
1.1 Data yang perlu dikaji
a. Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan.
1). Data subjektif :
Klien memberi kata-kata ancaman, mengatakan benci dan kesal pada seseorang,
klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang
kesal, atau marah, melukai / merusak barang-barang dan tidak mampu
mengendalikan diri.
Mata merah, wajah agak merah, nada suara tinggi dank eras, bicara menguasai,
ekspresi marah, pandangan tajam, merusak dan melempar barang-barang.
b) Apakah pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau apakah pasien
cemas secara berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya?
e) Apakah pasien pernah merasa diawasi atau dibicarakan oleh orang lain?
f) Apakah pasien berpikir bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol oleh orang
lain atau kekuatan dari luar?
Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan, merusak (diri,
orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak tepat menilai
lingkungan / realitas, ekspresi wajah klien tegang, mudah tersinggung.
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh,
mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan,
ingin mencedaerai diri/ ingin mengakhiri hidup.
10
2. MASALAH KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
1) Resiko tinggi mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.
2) Kerusakan komunikasi verbal.
3) Perubahan isi pikiran : waham.
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
3.1 Diagnosa Keperawatan 1: Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
berhubungan dengan waham.
1. Tujuan Umum :
2. Tujuan Khusus:
Tindakan:
Tindakan:
11
c) Klien dapat mengidentifikasi tanda tanda perilaku kekerasan.
Tindakan :
· Simpulkan bersama klien tanda tanda jengkel / kesal yang dialami klien.
Tindakan:
Tindakan:
Tindakan :
12
· Diskusikan cara lain yang sehat.Secara fisik : tarik nafas dalam jika
sedang kesal, berolah raga, memukul bantal / kasur.
· Secara verbal : katakan bahwa anda sedang marah atau kesal / tersinggung
Tindakan:
Tindakan :
Tindakan:
· Diskusikan dengan klien tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan
efek samping)
· Bantu klien mengunakan obat dengan prinsip 5 benar (nama klien, obat,
dosis, cara dan waktu).
13
· Anjurkan untuk membicarakan efek dan efek samping obat yang
dirasakan.
1. Tujuan umum :
2. Tujuan khusus :
Tindakan :
Tindakan :
14
· Diskusikan bersama klien kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu dan
saat ini yang realistis.
Tindakan :
Tindakan :
· Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (diri, orang lain, tempat
dan waktu).
· Diskusikan dengan kiten tentang nama obat, dosis, frekuensi, efek dan
efek samping minum obat.
Tindakan :
1. Tujuan umum :
Klien tidak terjadi gangguan konsep diri : harga diri rendah/klien akan
meningkat harga dirinya.
2. Tujuan khusus :
Tindakan :
16
· Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalan diri, jelaskan
tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas
(waktu, tempat dan topik pembicaraan).
· Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang berharga dan
bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri
Tindakan :
Tindakan :
Tindakan :
17
· Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
Tindakan :
Tindakan :
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Waham merupakan salah satu jenis gangguan jiwa. Waham sering ditemui pada
gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering ditemukan pada
penderita skizofrenia. Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian
realitas yang salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar
belakang budaya klien. Proses terjadinya waham yaitu Fase Lack of Human need, Fase
lack of self esteem, Fase environment support, Fase comforting, Fase improving.
Penyebab dari waham yaitu berbagai kehilangan dapat terjadi pada pasca bencana, baik
kehilangan harta benda, keluarga maupun orang yang bermakna. Kehilangan ini
menyebabkan stress bagi mereka yang mengalaminya. Jika stress ini berkepanjangan
dapat memicu masalah gangguan jiwa dan waham.
Faktor Prediposisi WAHAM yaitu : Genetis, Neurobiologis, Neurotransmitter,
Virus, Psikologis. Faktor Presipitasi WAHAM yaitu : Proses pengolahan informasi yang
berlebihan, Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal, Adanya gejala pemicu.
Klasifikasi Waham, yaitu: Waham agama, Waham kebesaran, Waham somatic, Waham
curiga, Waham nihilistic, Waham bizar Kategori Waham, yaitu : Waham sistematis dan
Waham nonsistematis.
B. Saran
Perawat sebagai seseorang yang memberikan asuhan keperawatan pada klien,
perlu melakukan pendekatan singkat namun sering dilakukan sebagai upaya untuk
membina hubungan saling percaya antara perawat dengan klien dan untuk membantu
menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh klien.
19
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Budi Anna. (2006). Kumpulan Proses Keperawatan Masalah Jiwa. Jakarta : FIK,
Universitas Indonesia
Aziz R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang: RSJD Dr. Amino Gondoutomo.
2003
Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung, RSJP Bandung,
2000
Kusumawati dan Hartono . 2010 . Buku Ajar Keperawatan Jiwa . Jakarta : Salemba Medika
https://dokumen.tips/documents/makalah-waham.html