Anda di halaman 1dari 21

Paten Ductus Arteriosus

(PDA)
Alma Risa Fitriana 11161003
Evryda Nugrahaini 11161015
Hana Fauzy Yahya 11161017
Ninuk Ajeng P 11161027
Pega Hardiana Wardhani 11161029
Rivani Agusmawati 11161033
Siti Anzani 11161039
Suci Nurindah Sari 11161040
Anatomi Jantung Manusia
Sirkulasi Darah
Jantung Normal
SISTEMIK/MAYOR/BESAR
Adalah sirkulasi darah dari jantung
ke seluruh tubuh kembali ke jantung.
Berikut adalah skema prosesnya
secara singkat:
Atrium kiri – katup bikuspidalis –
ventrikel kiri- katup semilunaris –
aorta – seluruh tubuh (semua
jaringan tubuh dan organ)

PULMONAL/MINOR/KECIL
Adalah sirkulasi darah dari jantung
ke paru paru kembali ke jantung.
Berikut adalah skema prosesnya:
Atrium kanan – katup trikuspidalis –
ventrikel kanan – katup seminularis –
kanan dan kiri – arteri pulmonalis –
kapiler paru paru – vena pulmonalis
– atrium kiri.
Definisi

Paten Ductus Arteriosus (PDA) adalah kegagalan menutupnya


ductus arteriosus (arteri yang menghubungkan aorta dan arteri
pulmonal) pada minggu pertama kehidupan, yang menyebabkan
mengalirnya darah dari aorta yang bertekanan tinggi ke arteri
pulmonal yang bertekanan rendah. (Suryadi Rita Yuliani, 2001;
235)

Patent Duktus Arteriosus (PDA) adalah tetap terbukanya duktus


arteriosus setelah lahir, yang menyebabkan dialirkannya darah
secara langsung dari aorta (tekanan lebih tinggi) ke dalam arteri
pulmoner (tekanan lebih rendah). (Betz & Sowden, 2002 ; 375)
Etiologi

Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui


secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh
pada peningkatan angka kejadian penyakit jantung bawaan :
a. Faktor prenatal
1. Ibu menderita penyakit infeksi : Rubella.
2. Ibu alkoholisme.
3. Umur ibu lebih dari 40 tahun.
4. Ibu menderita penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang memerlukan
insulin.
5. Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu
b. Faktor genetik
1. Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan.
2. Ayah / Ibu menderita penyakit jantung bawaan.
3. Kelainan kromosom seperti Sindrom Down.
4. Lahir dengan kelainan bawaan yang lain.
Komplikasi
1. Tekanan darah tinggi di paru-paru (hipertensi pulmonal). Bila terlalu
banyak darah terus beredar melalui jantung arteri utama melalui paten
ductus arteriosus, dapat menyebabkan hipertensi pulmonal.
2. Gagal jantung. Sebuah paten ductus arteriosus pada akhirnya dapat
menyebabkan otot jantung melemah,menyebabkan gagal jantung.Gagal
jantung adalah suatu kondisi kronis dimana jantung tidak dapat
memompa secara efektif.
3. Infeksi jantung (endocarditis). Orang orang dengan masalah jantung
structural,sepeti paten ductus arteriosus, berada pada resiko tinggi infeksi
endocarditis daripada populasi umum. Endocarditis infeksi adalah suatu
peradangan pada lapisan dalam jantung yang disebabkan oleh infeksi
bakteri.
4. Detak jantung tidak teratur (aritmia). Pembesaran hati karena ductus
arteriosus paten meningkatkan resiko aritmia. Ini biasanya terjadi
peningkatan resiko hanya dengan ductus arteriosus paten yang besar.
Manifestasi Klinis
Terkadang terdapat tanda-tanda gagal jantung
1. Machinery mur-mur persisten (sistolik, kemudian menetap, paling
nyata terdengar di tepi sternum kiri atas)
2. Tekanan nadi besar (water hammer pulses) / Nadi menonjol dan
meloncat-loncat, Tekanan nadi yang lebar (lebih dari 25 mm Hg)
3. Takhikardia
4. Resiko endokarditis dan obstruksi pembuluh darah pulmonal.
5. Infeksi saluran nafas berulang, mudah lelah
6. Apnea
7. Tachypnea
8. Nasal flaring
9. Retraksi dada
Penatalaksanaan

Penatalaksanaan Konservatif : Restriksi cairan dan pemberian


obat-obatan : Furosemid (lasix) diberikan bersama restriksi cairan
untuk meningkatkan diuresis dan mengurangi efek kelebihan beban
kardiovaskular, Pemberian indomethacin (inhibitor prostaglandin)
untuk mempermudah penutupan duktus, pemberian antibiotik
profilaktik untuk mencegah endokarditis bakterial.

1. Pembedahan : Pemotongan atau pengikatan duktus.


2. Non pembedahan : Penutupan dengan alat penutup dilakukan
pada waktu kateterisasi jantung
Pemeriksaan Diagnostik

1. Foto Thorak
2. Ekhokardiografi
3. Pemeriksaan dengan Doppler berwarna
4. Elektrokardiografi (EKG)
5. Kateterisasi jantung
Pengkajian

1. Riwayat keperawatan : respon fisiologis terhadap defek (sianosis, aktivitas


terbatas)
2. Kaji adanya tanda-tanda gagal jantung, nafas cepat, sesak nafas, retraksi,
bunyi jantung tambahan (machinery mur-mur), edera tungkai, hepatomegali.
3. Kaji adanya hipoksia kronis : Clubbing finger
4. Kaji adanya hiperemia pada ujung jari
5. Kaji pola makan, pola pertambahan berat badan
6. Pengkajian psikososial meliputi : usia anak, tugas perkembangan anak,
koping yang digunakan, kebiasaan anak, respon keluarga terhadap penyakit
anak, koping keluarga dan penyesuaian keluarga terhadap stress.
Diagnosa Keperawatan

1. Penurunan curah jantung b.d malformasi jantung.


2. Gangguan pertukaran gas b.d kongesti pulmonal.
3. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara
pemakaian oksigen oleh tubuh dan suplai oksigen ke sel.
4. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan b.d tidak
adekuatnya suplai oksigen dan zat nutrisi ke jaringan.
5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kelelahan
pada saat makan dan meningkatnya kebutuhan kalori.
6. Resiko infeksi b.d menurunnya status kesehatan.
7. Perubahan peran orang tua b.d hospitalisasi anak,
kekhawatiran terhadap penyakit anak.
Intervensi

Dx. Kep Kriteria Perencanaan


Hasil
1 Anak akan Mempertahankan curah jantung yang adekuat :
menunjukkan  Observasi kualitas dan kekuatan denyut jantung,
tanda-tanda nadi perifer, warna, dan kehangatan kulit
membaiknya  Tegakkan derajat sianosis ( sirkumoral, membran
curah jantung mukoasa, clubbing)
 Monitor tanda2 CHF; gelisah, tachicardi, tachipnea,
tanda2 membaik nya curah jantung
 Monitor tanda2 CHF; gelisah, tachicardi, tachipnea,
sesak, lelah saat minum susu, periorbital edema,
oliguria dan hepatomegali
 Berkolaborasi dlm pemberian digoxin sesuai order,
dengan menggunakan teknik pencegahan bahaya
toxixitas
 Berikan pengobatan untuk menurunkan afterload
 Berikan diuretik sesuai indikasi
Dx. Kep Kriteria Perencanaan
Hasil
2 Anak akan Mengurangi adanya peningkatan resistensi pembuluh
menunjukkan paru:
tanda-tanda  Monitor kualitas dan irama pernapasan
tidak adanya  Atur posisi anak dengan posisi fowler peningkatan
peningkatan resistensi pembuluh paru
resistensi  Atur posisi anak dengan posisi fowler
pembuluh  Berikan istirahat yang cukup
paru  Berikan nutrisi yang optimal
 Berikan oksigen jika ada indikasi

3 Anak akan Mempertahankan tingkat aktivitas yang adekuat:


mempertahan  Ijinkan anak untuk sering beristirahat dan hindarkan
kan tingkat gangguan pd saat tidur
aktivitas yang  Anjurkan untuk melakukan permainan dan aktivitas
adekuat yang ringan
 Bantu anak untuk memilih aktivitas yang sesuai
dengan usia, kondisi dan kemampuan anak
 Hindarkan suhu lingkungan yang terlalu panas atau
dingin
 Hindarkan hal-hal yangg menyebabkan ketakutan/
kecemasan pd anak
Dx. Kep Kriteria Perencanaan
Hasil
4 Anak akan Memberikan support untuk tumbuh kembang :
tumbuh sesuai  Kaji tingkat tumbuh kembang anak
dgn kurva  Berikan stimulasi tumbuh pertumbuhan berat dan
pertumbuhan tinggi badan
berat dan  Berikan stimulasi tumbuh kembang : aktivitas
tinggi badan bermain, game, nonton TV, teka-teki game,
menggambar dll
 Libatkan keluarga agar tetap memberikan stimulasi
selama dirawat
Anak akan
5 mempertahan Mempertahankan pertumbuhan berat dan tinggi badan
kan intake yang sesuai :
makanan dan  Sediakan diit yang seimbang
minuman  Monitor tinggi dan berat badan
untuk  Catat intake output dengan benar
mempertahan  Berikan makanan dengan porsi kecil tapi sering
kan berat untuk menghindari kelelahan pd saat makan
badan dan  Anak-anak yg mendapatkan diuretik biasanya
menopang sangat haus oleh karena itu cairan tidak dibatasi
pertumbuhan
Dx. Kep Kriteria Hasil Perencanaan
6 Anak akan Anak tidak akan menunjukkan tanda-tanda infeksi:
menunjukkan Hindarkan kontak dengan individu yang terinfeksi
tidak adanya Berikan istirahat yang adekuat
tanda-tanda Berikan kebutuhan nutrisi yang optimal
infeksi

7 Orang tua akan Memberikan support pd orang tua :


mengekspresik  Ajarkan orang tua untuk mengekspresikan
an perasaannya perasaannya karena memiliki anak dengan kelainan
memiliki anak jantung, mendiskusikan rencana pengobatan dan
dng kelainan memiliki keyakinan bahwa orang tua memiliki
jantung peranan penting dlm keberhasilan pengobatan
 Eksplorasi perasaan orang tua mengenai perasaan
ketakutan , rasa bersalah, berduka, dan perasaan tdk
mampu
 Mengurangi ketakutan dan kecemasan orang tua
dengan memberikan informasi yg jelas
 Libatkan orang tua dlm perawatan anak selama di
RS
 Memberikan dorongan kpd keluarga untuk
melibatkan anggota keluarga lain dalam perawatan
anak
QnA
1. Adinda : kenapa pd Ibu hamil yg berusia lebih dr 40
tahun lebih rentan thd PDA
2. Tika : kenapa ibu hamil yg alcoholism lebih rentan hdp
PDA
3. Nada : kenapa ibu dgn rubella beresiko pda
4. Ema : apakah gejala pd anak tsb terjadi terus-menerus
atau tidak
5. Dwi : apa saja yg harus diperhatikan dlm merawat anak
dgn PDA
6. Tyas : apakah anak dgn PDA harus ditangani dgn operasi
7. Meida : bagaimana cara kita mengetahui anak tsb
hipertensi pulmonal
1. Apakah setiap pasien PDA memiliki riwayat lahir premature?
 Jawaban : tidak semua, karena pasien PDA bukan hanya disebabkan
karena kelahiran premature tp ada penyebab lain yang
menyebabkan terjadinya PDA. Tetapi bayi yang lahir premature dua
kali lebih beresiko mengalami PDA disbanding dengan bayi yg lahir di
usia normal.
2. Apa yang menyebabkan hipertrofi ventrikel kiri pada hipertensi
pulmonal?
 Jawaban : Ventrikel kiri memompakan darah dalam jarak yang
panjang ke seluruh bagian tubuh dengan tekanan yang tinggi dan
resistensi terhadap aliran darah yang besar. Jadi, kerja ventrikel kiri lebih
keras dibanding ventrikel kanan untuk memelihara aliran darah pada
tingkat yang sama. Untuk perbedaan fungsional inilah secara anatomi
dinding ventrikel kiri lebih tebal dibanding ventrikel kanan (Tortora,
2009), normalnya ventrikel kiri memiliki ketebalan kira-kira tiga kali
ketebalan ventrikel kanan (Malouf et al., 2008). Karena adanya
kebocoran pada ductus arteriosus, maka darah dari aorta mengalir ke
arteri pulmonalis yang tekanannya lebih rendah. Dari kebocoran tsb,
ventrikel kiri jd bekerja lebih keras dalam memompa darah.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai