DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
JURUSAN KEPERAWATAN
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Aplikasi
Perencanaan Diruang Rawat.
Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan
bantuan berbagai pihak dan rekan-rekan, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu Kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu
dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang
ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi,
membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja
organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen, karena
tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain tak akan dapat berjalan.
Memikirkan masalah sebagai sesuatu hal yang buruk adalah suatu hal yang mudah
untuk dilakukan, karena kita jarang mengartikan frase mengambil keuntungan dari sebuah
situasi sama halnya dengan kita mengartikan frase memperbaiki sebuah situasi yang buruk.
Kita akan memperhitungkan peraihan kesempatan kedalam pemecahan masalah dengan
mendefinisikan masalah sebagai suatu kondisi atau peristiwa yang merugikan atau memiliki
potensi untuk merugikan bagi sebuah perusahaan atau yang menguntungkan atau memiliki
potensi untuk menghasilkan keuntungan. Selama proses pemecahan masalah, manajer akan
terlibat dalam pengambilan keputusan. Di kehidupan sehari-hari kita sebenarnya kehidupan
yang selalu bersangkutan dengan keputusan. Keputusan merupakan kesimpulan terbaik yang
diperoleh setelah melakukan musyawarah. Pengambilan keputusan sangat penting dalam
manajemen dan merupakan tugas utama dari seorang pemimpin.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini, yaitu:
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini, yaitu:
2. Hierarki Perencanaan
Terdapat banyak tipe perencanan dan sebagian besar organisasi membuat rencana
dalam bentuk hierarki. Dalam bentuk ini, rencana teratas mempengaruhi semua rencana di
bawahnya. Seperti digambarkan dalam piramida hierarki (Gambar 2.1), hierarki melebar pada
tingkatan lebih bawah yang menggambarkan banyaknya jumlah komponen perencanaan.
Selain itu, komponen perencanaan pada hierarki teratas lebih umum dibandingkan
dibawahnya yang lebih spesifik.
M
isi Fil
osofi
Tujuan
umum
Tujuan
khusus
Kebij
akan
Pro
sedur
A
turan
3. Tujuan perencanaan
Douglas menyusun hal berikut sebagai alasan untuk perencanaan:
f) Hal tersebut berdasarkan berdasarkan masa lalu dan akan datang, sehingga
membantu menurunkan elemen perubahan
g) Hal tersebut dapat digunakan untuk menemukan kebutuhan untuk berubah.
4. Manfaat perencanaan
Manfaat perencanaan Adapun manfaat perencanaan antara lain:
e) Memudahkan koordinasi.
f) Membuat tujuan lebih khusus, lebih terperinci dan lebih mudah dipahami.
5. Syarat perencanaan
Peryaratan perenecanaan menurut Simamora (2012) yaitu:
Perencanaan yang baik perlu persyaratan factual atau realistis. Hal ini berarti
perencanaan harus sesuai dengan fakta dan wajar untuk dicapai dalam kondisi tertentu yang
dihadapi keperawatan.
b) Logis atau rasional
Perencanaan juga harus memenuhi syarat logis atau rasional. Hal ini berarti
perencanaan keperawatan harus bisa masuk akal sehingga dapat dijalankan.
c) Fleksibel
Perencanaan yang baik bukan berarti kaku dan kurang fleksibel. Perencanaan yang
baik justru perencanaan yang dapat disesuaikan dengan kondisi dimasa datang, sekalipun
tidak berarti perencanaan dapat diubah seenaknya.
d) Komitmen
Perencanaan yang baik harus melahirkan komitmen bagi seluruh anggota dalam
organisasi untuk berupaya mencapai tujuan organisasi.
e) Komprehensif
Perencanaan yang baik juga memenuhi syarat komprehensif, artinya menyeluruh dan
mengakomodasi aspek-aspek secara langsung maupun tidak langsung dalam organisasi.
6. Komponen perencanaan
Menurut Nursalam (2011) manajemen keperawatan terdiri atas beberapa komponen
yang saling berinteraksi. Pada umumnya suatu sistem dicirikan oleh 5 elemen, yaitu: input,
proses, output, control dan mekanisme umpan balik. a)Input
Input dalam proses manajemen keperawatan antara lain berupa informasi, personel,
peralatan dan fasilitas. Proses pada umumnya merupakan kelompok manajer dan tingkat
pengelola keperawatan tertinggi sampai keperawatan pelaksana yang mempunyai tugas dan
wewenang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan
dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan.
Input yang dapat mengukur pada bahan alat sistem prosedur atau orang yang
memberikan pelayanan misalnya jumlah dokter, kelengkapan alat, prosedur tetap dan lain-
lain.
b) Output
Elemen lain dalam pendekatan sistem adalah output atau keluaran yang umumnya
dilihat dan hasil atau kualitas pemberian asuhan keperawatan dan pengembangan staf, serta
kegiatan penelitian untuk menindaklanjuti hasil atau keluaran.
Output yang menjadi tolak ukur pada hasil yang dicapai, misalnya jumlah yang
dilayani, jumlah pasien yang dioperasi, kebersihan ruangan.
c) Control
Control dalam proses manajemen keperawatan dapat dilakukan melalui penyusunan
anggaran yang proporsional, evaluasi penampilan kerja perawat, pembuatan prosedur yang
sesuai standar dan akreditasi.
d) Mekanisme umpan balik
Proses adalah suatu rangkaian tindakan yang mengarah pada suatu tujuan. Di dalam
proses keperawatan, bagian akhir mungkin berupa sebuah pembebasan dari gejala, eliminasi
resiko, pencegahan komplikasi, argumentasi pengetahuan atau ketrampilan kesehatan dan
kemudahan dari kebebasan maksimal. Di dalam proses manajemen Keperwatan, bagian akhir
adalah perawatan yang efektif dan ekonomis bagi semua kelompok pasien.
Proses yang dapat mengukur perubahan pada saat pelayanan misalnya kecepatan
pelayanan, pelayanan dengan rumah dan lain-lain.
7. Perumusan visi
Istilah lain dari visi adalah mimpi, cita-cita. Visi merupakan dasar untuk membuat
suatu perencanaan sehingga harus disusun secara singkat, jelas, dan mendasar, serta harus
ada batasan waktu pencapaiannya. Visi merupakan pernyataan yang berisi tentang mengapa
organisasi pelayanan keperawatan dibentuk. Contoh visi ruang perawatan “Menjadi Ruang
Anak yang Mampu Menyelenggarakan Pelayanan Keperawatan Secara Profesional Tahun
2015”.
8. Perumusan Misi
Misi adalah uraian yang berisi pernyataan-pernyataan operasional guna mencapai visi
yang telah ditetapkan. Contoh misi ruang perawatan yaitu memberikan asuhan keperawanan
kepada klien secara komperehensif. Ini dapat meliputi peningkatan konsep perawatan
mandiri, sehingga tersebut harus meliputu definisi keperawatan dan perawatan mandiri
seperti didefinisikan oleh perawat profesional.
9. Perumusan filosofi
Peryataan tertulis dari filosofi menunjukkan nilai-nilai dan keyakinan yang
menyangkut administrasi keperawatan dan praktik keperawatan dalam institusi atau
organisasi. Ini mengemukakan pandangan praktisi dan manajer perawat tetang apa yang
mereka yakini dari manajemen dan praktik keperawatan. Pernyataan ini mengemukakan
keyakinan mereka sebagaimana misi atau tujuan dicapai, memberikan arahan ke arah
akhirnya.
Pernyataan filosofi adalah abstrak dan terdiri dari nilai-nilai kemanusiaan seperti klien
atau pasien dan sebagai pekerja, tentang pekerjaan yang akan dikerjakan oleh pekerja
keperawatan untuk klien atau pasien, tentang perawatan mandiri, tentang keperawatan
sebagai profesi, tentang pendidikan untuk mendapatkan kompetensi pekerja keperawatan,
dan tentang lingkungan atau komunitas dimana pelayanan keperawatan diberikan. Karakter
dan kekuatan pelayanan disusun dengan perencanaan yang meliputi pernyataan tujuan dan
filosofi, satu dari yang lainnya, untuk divisi organisasi, departemen atau pelayanan, dan
ruangan atau unit.
Contoh filosofi ruang perawatan yaitu pasien adalah manusia sebagai individu yang
unik bermartabat.
Perkiraan jumlah tenaga juga dapat didasarkan atas waktu perawatan tidak langsung.
Berdasarkan penelitian perawat dirumah sakit, Grace Detroit dalam Gillies (1994),
menyatakan bahwa rata-rata waktu yang dibutuhkan perawatan tidak langsung adalah 36
menit/klien/hari. Dipihak lain, menurut Wolfe dan Young (1965) dalam buku yang sama
merupakan sebesar 60 menit/klien/hari.
Selain cara diatas, waktu pendidikan kesehatan dapat juga digunakan sebagai dasar
penghitungan kebutuhan tenaga. Menurut Gillies (1994), waktu yang dibutuhkan untuk
melakukan pendidikan kesehatan berkisar 15 menit/ klien/hari.
Menghitung waktu yang dibutuhkan dalam perawatan klien per hari, perlu
menjumlahkan ketiga cara tersebut yaitu perawatan langsung, waktu perawatan tidak
langsung dan waktu pendidikan kesehatan. Selanjutnya jumlah tenaga yang di butuhknan di
hitung berdasarkan beban kerja perawat.
Hal-hal yang perlu di pertimbangkan dalam menentukan beban kerja perawat yaitu:
1) Jumlah klien yang di rawat setiap hari/ bulan/ tahun di unit tersebut.
Keterangan :
Metode keempat adalah metode Thailand dan Filipina yang didasarkan pada jumlah
jam perawatan yang dibutuhkan per pasien, harm kerja perawat dalam 1 tahun, dan Jumlah
jam kerja dalam 1 tahun. Jumlah jam perawatan per pasien terbagi dalam unit rawat inap
selama 24 jam yang terdiri dari penyakit dalam (3,4 jam), bedah (3,5 jam), campuran bedah
dari penyakit dalam (3,4 jam), post-partum (3 jam), bayi neonatus (2,5 jam), dan anak (4 jam)
sehingga rata-rata jam perawatan yang dibutuhkan per pasien selama 24 jam adalah 3 jam,
unit rawat jalan yang jam perawatan per pasiennya adalah 0,5 jam, kamar operasi untuk
rumah sakit kelas A dan B (5-8 jam/24 jam), untuk rumah sakit tipe C dan D (3 jam), dan
kamar bersalin sebanyak 5-8 jam. Hari kerja efektif perawatan dalam 1 tahun diperinci
berdasarkan jumlah hari dalam 1 tahun (365 hari), jumlah hari kerja nonefektifdalam 1 tahun
(jumlah ghari minggu 52 hari, libur nasional 12 hari, dan cuti bulanan 12 hari), jumlah hari
efektif dalam 1 tahun yaitu 365-76=289 hari, dan jumlah hari efektif perminggu yaitu
289:7=41 minggu. Jumlah jam kerja efektif dalam 1 tahun yaitu jam kerja dalam 1 tahun
yaitu 41 minggu x 40 jam = 1640 jam/tahun.
Cara perhitungan kebutuhan tenaga perawat dapat menggunakkan rumus berikut :
1)Unit Rawat Inap (URI)
Jumlah jam perawatan x 52 minggu x 6 hari x jumlah kunjungan koreksi 25%
Selanjutnya dapat dihitung jumlah tenaga secara keseluruhan dan penjumlahan URI,
URJ, KBd/O dan KB.
Metode lain yang dapat digunakan untuk menghitung kebutuhan tenaga adalah
dengan metode perhitungan ISN (Indicator Staff Need). Dasar yang digunakan dalam metode
ini adalah beban kerja dan tiap-tiap unit atau institusi.
Setiap unit harus memproyeksikan kegiatan atau keluaran yang akan dihasilkan pada
masa mendatang. Tiga faktor yang mendasari formula ISN, yaitu :
a) Indicator beban kerja. Indicator ini merupakan pembilang dan sebagai faktor
variable dalam formula ISN yang dihitung berdasarkan hasil pelaksanan yang
dicapai oleh masing-masing kategori tenaga selama satu tahun kalender. Untuk
tenaga yang sama yang bertugas pada institusi yang berbeda akan memiliki beban
kerja dan kapasitas yang berbeda pula.
b) Bobot (weighting).
c) Kapasitas tenaga.
Berikut merupakan salah satu contoh perhitungan tenaga berdasarkan salah satu
metode di atas (Gillies, 1994).
Diketahui, kondisi tenaga keperawatan di salah satu Rs “XY” berdasarkan laporan
tahunan tahun 1995 sebagai berikut. 1.Bagian UPI, rata-rata pasien/hari adalah 2,6
2. Bagian bedah, rata-rata/hari adalah 44,7
Ditanyakan, berapa tenaga keperawatan yang dibutuhkan untuk bagian UPI, bagian
bedah, dan abagian non-bedah/ non-UPI berdasarkan data di atas?
Dijawab:
1) Asumsi A (jumlah jam kerja tenaga keperawatan perhari) untuk bagian UPI
adalah 7 jam dan B (jumlah pasien rata-rata perhari) adalah 2,6 ; A bedah = 5 jam
dengan B = 44,7 ; dan A non-bedah / non UPI = 4 jam dengan B = 211,3
2) Asumsi jumlah hari tidak kerja per tahun sebagai berikut.
a. UPI = 4 orang
Rencana bulanan adalah rencana yang berisi kegiatan dalam satu bulan. Rencana
bulanan ini harus disinkronkan dengan rencana harian. Rencana bulanan dapat dibuat oleh
kepala ruang dan ketua tim/ perawat primer.
c) Rencana tahunan
Rencana tahunan adalah rencana yang dibuat setiap tahun sekali. Rencana tahunan
disusun berdasarkan hasil evaluasi kegiatan tahun sebelumnya. Rencana tahunan dibuat oleh
kepala ruang.
Ada dua jenis perencanaan, yaitu:
1. Analisis Situasi
Jika keperawatan ingin berhasil, jangan takut untuk berpikir besar. Oleh karena itu,
keperawatan harus memulai bertindak berdasarkan tujuan. Perawat sebagai manusia
seringkali melewatkan hal-hal semestinya perawat lakukan dan melakukan hal-hal yang
mestinya perawat lewatkan. Hal ini terjadi karena sebagian besar perawat lupa merumuskan
tujuan dari setiap langkah yang diambilnya sehingga sering kali terjadi perawat tersesat
ditengah jalan dan hanya berputar-putar. Selalu diperlukan upaya untuk memusatkan
konsentrasi organisasi layanan keperawatan untuk melihat apa yang diinginkanya, bagaimana
cara mencapainya dan melakukan evaluasi sejauh mana hal tersebut terlaksana.
Proses manajemen merupakan proses yang holistik, melibatkan banyak sisi yang akan
saling berinteraksi. Sebagai langkah, langkah teknis yang dapat dilaksanakan adalah
bagaimana keperawatan dapat memetakan masalah dengan suatu metode analisis tertentu
seperti SWOT< TOWS dan analisis “tulang ikan”.
Berdasarkan hasil analisa maka perlu untuk membuat tim kerja dengan pembagian
tugas dari masing-masing personel. Sebagai contoh untuk pengelolaan di ruang rawat inap,
maka diselenggarakan pengorganisasian dengan pembagian peran sebagai berikut :
1. Kepala Ruangan.
2. Perawat Primer.
3. Perawat Asosiet.
Adapun penetapan tugas perawat diatas harus sesuai dengan visi dan misi Rumah
sakit atau Puskesmas, hasil penyelenggaraan model asuhan keperawatan sebelumnya,
bagaimana kekuatan sumber daya yang ada dan sarana serta prasarana yang telah
diidentifikasi pada pengumpulan data sebelumnya.
b) Rencana Strategi Perencanaan
Pada tahap ini organisasi yang sudah terbentuk mulai merencanakan bagaimana
rencana strategis yang akan dijalankan untuk mencapai tujuan didalam Manajemen
Keperawatan. Organisasi mulai menentukan dan mendiskusikan bentuk dan penerapan
praktek keperawatan yang professional, bagaimana format dan pendokumentasian, mengatur
kebutuhan tenaga perawat, mengatur tugas dan wewenang dari masingmasing perawat di
ruangan, jadwal kerja dari masing-masing perawat, bagaimana mensupervisi perawat,
bagaimana system kepemimpinannya, instalasi instalasi yang menunjang idalam proses
keperawatan seperti farmasi, radiologi, laboratorium, gizi (jalur opersional). Hubungan
dengan bagian-bagian lain yang turut mendukung didalam organisasi rumah sakit ini
(anggaran, karyawan, non medis).
c) Pengaturan dan Kegiatan
Pada tahap ini setelah semua rencana strategis disusun maka mulai dilakukan
penentuan kegiatan apa saja yang harus dilakukan dan kapan waktunya. Sebagai contoh
dibawah ini akan diberikan rencana kegiataan kelompok dalam penerapan model asuhan
keperawatan professional yang akan dilakukan dalam satu bulan
M Uraian rencana kerja
inggu
1) Pembuatan struktur organisasi kelompok
2) Orientasi ruangan dan perkenalan
3) Analisa situasi dan perumusan masalah
4) Penyusunan progam kerja
5) Penyusunan proposal pelaksanaan model
asuhan keperawatan professional
6) Penyusunan jadwal dan rancangan pembagian peran
1 dalam penerapan model praktek keperawatan
professional
7) Penyusunan format pengkajian khusu dan sistim
dokumentasi asuhan keperawatan.
8) Penyusunan proposal, prosedur sentralisasi obat dan
kelengkapan administrasinya.
9) Penyusunan format supervise
10) Penyusunan format penunjang kegiatan lainnyaa seperti
format kegiatan harian
11) Uji coba peran
1) Penerapan model asuhan keperawatan professional :
aplikasi peran, pendelegasian tugas dan proses
dokumentasi keperawatan
2) Penyempurnaan format kajian dan dokumentasi
II keperawatan
3) Penyelengaraan supervise keperawatan
4) Penyelenggaraan sentralisasi obat
5) Persiapan penyelengaraan rotasi dinas 24 jam
1) Penerapan model asuhan keperawatan professional :
aplikasi peran, pendelegasian tugas, dan
III proses dokumentasi keperawatan
2) Penerapan semua progam
3) Penyelengaraan rotasi 24 jam
Dalam kegiatan pendokumentasian, hal yang perlu dipersiapkan antara lain bentuk
sistim dokumentasi keperawatan, format pengkajian, format perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasinya. Termasuk didalam pesiapan ini adalah mengevaluasi kesesuaian format yang
dipergunakan selama ini berdasarkan criteria : apakah sudah sesuai dengan standar
dokumentasi keperawatan, apakah mudah atau dipahami semua perawat yang ada di ruangan,
apakah efisien dan efektif dalam pelaksanaannya. Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut
kemudian ditentukan tentang model pendokumentasian yang sesuai.
e) Persiapan Evaluasi
Evaluasi meliputi penentuan teknik evaluasi, pembuatan alat evaluasi dan sekaligus
didalamnya adalah pendokumentasian hasil kegiatannya secara umum.
Fungsi perencanaan pelayanan dan asuhan keperawatan dilaksanakan oleh kepala
ruang. Swanburg (2000) menyatakan bahwa dalam keperawatan, perencanaan membantu
untuk menjamin bahwa klien akan menerima pelayanan.
1) Lingkup Manajemen Keperawatan (Suyanto, 2008) terdiri dari:
3. Biaya/anggaran
4. Sistem informasi
5. Karu secara terus menerus belajar dan menguasai pengetahuan manajemen yang
digunakan untuk menyelesaikan masalah manajerial.
6. Karu berasumsi bahwa perawat pelaksana memerlukan peningkatan kompetensi.
7. Organisasi tetap eksis melalui upaya karu melakukan
perubahan/pembaharuan.
Adapun lingkup kegiatan kepala ruangan (Huber, 2006) yaitu:
c. Mengelola keuangan
E. Perencanaan Efektif
1. Pelaksanaan Strategi Dan Rencana Yang Efektif
Banyak topik yang dibahas dalam bagian ini yang langsung berkaitan dengan proses
pelaksanaan rencana dan tugas-tugas organisasi. Mengingat latar belakang informasi yang
relavan ini, sekarang kita dapat memusatkan perhatian pada beberapa aspek kunci. Pada
umumnya, lebih banyak perhatian dicurahkan kepada perencanaan dari pada pelaksanaan.
Perencanaan itu merupakan kegiatan intelektual atau pemikiran, sedangkan pelaksanaan itu
berorientasi pada tindakan.Pelaksanaan perlu menghimpun sumber daya, menstrukturkan
hubungan kerja, memadukan fungsi, dan mengawasi kegiatan-kegiatan yang berdasarkan
kebijaksanaan, rencana dan prosedur.
Mencapai sasaran dalam sistem manusia itu membutuhkan kepemimpinan pribadi
yang efektif. Strategi yang mungkin berhasil karena dorongan, semangat dan kepemimpinan
yang cemerlang yang menghasilkan komitmen dan usaha. Strategi yang sehat mungkin pula
hancur karena kurangnya kepemimpinan dan peserta organisasi hanya mengikuti arus saja.
Sasaran yang nyata adalah menggabungkan strategi yang sehat dengan pelaksanaan yang
terampil (skill fullimplementation) melalui kepemimpinan yang efektif.
Individu sering tidak mau dan tidak mampu merencana sebab hambatan personal
untuk memaknakan partisipasi dalam perencanaan. Pada hal perencanaan efektif memerlukan
masukan dan partisipasi aktif dari anggota organisasi secara individual. Hambatan utama
dalam perencanaan efektif yang berasal dari hambatan individual memprioritaskan masalah-
masalah sehari-hari kekurangan dari ketrampilan perencanaan, reluktansi menentukan
rencana dan tujuan, resistansi personal untuk perubahan. Hambatan kedua ditemukan pada
tingkat organisasional, termasuk dalam hambatan organisasional ini adalah kendala tentang
sumber-sumber, kendala berupa keterbatasan informasi yang dapat, resintesi organisasional
untuk berubah.
Handoko merincikan hambatan-hambatan perencanaan yang efektif, yaitu sebagai
berikut:
a. Kurang pengetahuan tentang organisasi
Para manajer tidak dapat menetapkan tujuan-tujuan yang berarti bagi satuan-satuan
kerja mereka tanpa mempunyai pengetahuan tentang pekerjaan satuan kerja dan organisasi
secara keseluruhan.
b. Kurang pengetahuan tentang lingkungan
Dalam organisasi banyak operasi-operasi yang hanya berlangsung dalam saat tertentu
saja yang tidak akan berulang pada saat-saat yang lain, namun perlu direncanakan. Para
manajer sering melupakan hal ini.
e. Biaya
Bila manajer kurang percaya diri, maka mereka akan ragu- ragu dalam menetapkan
tujuan yang menantang. Para manajer seharusnya merasa bahwa mereka dan kelompok
kerjanya mempunyai kemampuan untuk mencapai tujuan organisasi.
h. Ketidaksediaan untuk menyingkirkan tujuan- tujuan alternative
Para manajer sering sulit untuk menerima kenyataan bahwa mereka tidak dapat
mencapai semua hal yang penting baginya. Akibatnya, mereka mungkin menjadi enggan
untuk organisasi terikat pada satu tujuan karena terlalu menyakitkan untuk menyingkirkan
berbagai alternatif lainya.
Kasus Pemicu dan Pembahasan
Aplikasi Perencanaan di Ruang Rawat
Kasus:
Pada salah satu ruangan di rumah sakit RSUD Kalbar bernama ruangan G, mengalami
banyak keluhan, dari hasil survey didapatkan pelayanan ruangan G sangat buruk, mulai dari
tidak ketelatenan dan ketepatan datang saat dinas, hingga pelayanan ke pasien secara
langsung, salah satu pasien mengungkapkan ketidak puasaan tersebut seperti kurangnya
senyum, terlalu kasar dalam tindakan dan hal lain sebagainya serta bertentangan dan tidak
sesuai apa yang dicantumkan pada visi misi di rumah sakit khususnya diruangan G tersebut,
sehingga bagian dari rumah sakit tersebut menegur kepala ruangan di ruangan G, dengan
meminta pertanggungjawaban dan pembenahan pada bawahannya, apa yang akan kamu
lakukan bila menjadi seorang kepala ruangan dari ruangan G tersebut.
1. Pembahasan :
Pada sebuah perencanaan terdapat hierarki perencanaan yang dimulai dari misi,
filosofi, tujuan umum, tujuan khusus, kebijakkan, prosedur dan aturan.
2. Analisa masalah:
Visi RSUD KALBAR : "menjadi rumah sakit terbaik, mandiri dan profesional"
Pada kasus menyebutkan bahwa kurangnya pelayanan pada ruangan G yang tidak
sesuai dengan visi misi dari rumah sakit tersebut yang tercantum pada misi nomor 1 dan misi
ruangan G sehingga kepala ruangan dituntut untuk menyelesaikan hal tersebut, dengan
mengadakan atau mengumpulkan beberapa perawat yabg bertugas diruangan itu, dari hasil
yang didapatkan kepala ruangan ternyata masalah utamanya adalah kekurangan tenaga atau
aparatur kesehatan, yang tidak sebanding sehingga terjadilah ketidaknyamanan pasien, dari
pelayanan yang kasar, kurang senyum dan judes, kepala ruangan mencatat dan mensurvey
kembali beberapa pasien dan beberapa perawat untuk mendukung alasan tersebut, setelah
alasan tersebut didapatkan, diajukanlah kepada direktur RSUD kalbar untuk kolaborasi
penanganan masalah agar cepat selesai, dengan cara penambahan perawat dirungan G bisa
didapat dari ruangan lainnya yang kurang pasien tetapi banyak perawatnya, ataupun perawat
yang berkompeten pada bidang penyajit tertentu atau dengan mengurangi jumlah pasien dan
pengoperan pasien ke ruangan yang sesuai dan memadai.
Untuk perawat atau petugas kesehatan yang datangvterlambat saat dinas pada ruangan
G, kepala ruangan menetapkan aturan tertulis yaitu pendendaan datang terlambat sebesar
Rp20.000,- per orang dan /terlambatan dengan ditambah tambahan jam dinas sebanyak 100
menit /terlambatan, misalnya terlambat 1 menit bertambah 10 menit jam lepas dinas berlaku
kelipatan.
Setelah itu kepala ruangan membuat sebuah peraturan yang disampaiakan saat
pertemuan untuk tetap mengingat dan menegakkan apa yang sudah tertulis dan tertuang
dalam visi, misi dan motto pada ruangan G juga menjaga nama baik di RSUD kalbar yaitu :
a. Selalu menerapkan senyum, sapa, sopan, santun kepada semua pasien dalam
keadaan apapun walau kita mengetahui batasan yang ada pada diri kita
b. Menanyakan dan mengecek terlebih dahlu apakah bed dan pasien sesuai dengan
perawat yang ada, bila sedang overload mintalah pertolongan pada perawat UGD
untuk mencari ruangan lainnya yanh sesuai dan memadai
c. Memberikan pelayanan sepenuh hati dengan menerapkan disiplin waktu datang
dinas tepat waktu
d. Hargai pendapat sesama teman sejawat untuk mengindari konflik yang dapat
tercipta dari emosi masing - masing
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Perencanaan dalam keperawatan merupakan upaya dalam meningkatkan
profesionalisme pelayanan keperawatan sehingga mutu pelayanan keperawatan dapat
dipertahankan, bahkan ditingkatkan. Dengan melihat pentingnya fungsi perencanaan,
dibutuhkan perencanaan yang baik dan professional.
Fungsi perencanaan manajemen keperawatan di ruang rawat inap yang dilaksanakan
oleh kepala ruangan melibatkan seluruh personil mulai dari perawat pelaksana, ketua tim, dan
kepala ruangan. Sebelum melakukan perencanaan terlebih dahulu dianalisa dan dikaji sistem,
strategi organisasi, sumber-sumber organisasi, kemampuan yang ada, aktifitas spesifik dan
prioritas.
Proses manajemen merupakan proses yang holistic, melibatkan banyak sisi yang akan
saling berinteraksi. Sebagai langkah awal dari proses ini, langkah teknis yang dapat dipelajari
adalah bagaimana keperawatan mampu memetakan masalah dengan suatu metode analisis
tertentu seperti mengguanakan analisis SWOT dan TOWS.
B. Saran
Kami menyarankan kepada pembaca agar makalah ini dapat dimengerti dan dipahami
dengan baik, sehingga kita dapat mengetahui tentang menyusun perencanaan manajemen
keperawatan suatu unit ruang rawat dan puskesmas. Agar dapat menjadi pedoman buat kita
sebagai perawat.
DAFTAR PUSTAKA
Asmuji. 2014. Manajemen Keperawatan: Konsep dan Aplikasi. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
_____.____. HTTPS://ID.SCRIBD.COM/DOC/304966442/ISI-MANKEP-FIX-
RABU