Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu sifat penting dari permukaan zat adalah adsorpsi. Seperti halnya
kinetika kimia, kinetika adsorpsi juga berhubungan dengan laju reaksi.
Hanya saja, kinetika adsorpsi lebih khusus, yang hanya membahas sifat
penting dari permukaan zat. Adsorpsi digunakan untuk menyatakan bahwa
zat lain yang terserap pada zat itu, misalnya karbon aktif dapat menyerap
molekul asam asetat dalam larutannya. Tiap partikel adsorban dikelilingi
oleh molekul yang diserap karena terjadi interaksi tarik-menarik. Zat-zat
yang terlarut dapat diadsorpsi oleh zat padat, misalnya CH3COOH oleh
karbon aktif, NH3 oleh karbon aktif, fenolftalein dari larutan asam atau basa
oleh karbon aktif, Ag+ atau Cl- oleh AgCl. C lebih baik menyerap non
elektrolit dan makin besar BM semakin baik. Zat anorganik lebih baik
menyerap elektrolit. Adanya pemilihan zat yang diserap menyebabkan
timbulnya adsorpsi negatif. Dalam larutan KCl, H2O diserap oleh arang
darah, hingga konsentrasi naik. Partikel sol padat ditempatkan dalam zat
cair atau gas, maka partikel zat cair atau gas akan terakumulasi. Fenomena
ini juga disebut adsorpsi. Jadi adsorpsi terkait dengan penyerapan partikel
pada permukaan zat. Partikel koloid sol memiliki kemampuan untuk
mengadsorpsi partikel pendispersi pada permukaanya. Daya adsorpsi
partikel koloid tergolong besar Karena partikelnya memberikan sesuatu
permukaan yang luas. Sifat ini telah digunakan dalam berbagai proses
seperti penjernihan air. Adsorben ialah zat yang melakukan penyerapan
terhadap zat lain (baik cairan maupun gas) pada proses adsorpsi. Adsorben
yang paling banyak dipakai untuk menyerap zat-zat dalam larutan adalah
arang. Zat ini banyak dipakai di pabrik untuk menghilangkan zat-zat warna
dalam larutan. Penyerapan bersifat selektif, yang diserap hanya zat terlarut
atau pelarut sangat mirip dengan penyerapan gas oleh zat padat. Ketika
pelarut yang mengandung zat terlarut tersebut kontak dengan adsorben,
terjadi perpindahan massa zat terlarut dari pelarut ke permukaan adsorben,
sehingga konsentrasi zat terlarut di dalam cairan dan di dalam padatan akan
berubah terhadap waktu dan posisinya dalam kolom adsorpsi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan adsorpsi dan adsorben?
2. Apa yang mempengaruhi besar kecilnya adsorpsi?
3. Bagaimana proses adsorpsi arang aktif?
4. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi proses adsorpsi?
5. Bagaimana aplikasi metode adsorpsi dalam kehidupan sehari-hari?

1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian adsorpsi dan adsorben
2. Untuk mengetahui apa saja yang mempengaruhi besar kecilnya
adsorpsi
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses
adsorpsi
4. Untuk mengetahui aplikasi metode adsorpsi dalam kehidupan
sehari-hari.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Adsorbsi
Adsorpsi merupakan suatu proses penyerapan oleh padatan tertentu
terhadap zat tertentu yang terjadi pada permukaan zat padat karena adanya
gaya tarik atom atau molekul pada permukaan zat padat tanpa meresap
kedalam. Bila gas atau uap bersentuhan dengan permukaan padatan yang
bersih, maka gas atau uap tadi akan teradsorpsi pada permukaan padatan
tersebut. Permukaan padatan disebut sebagai adsorben, sedangkan gas atau
uap disebut sebagai adsorbat. Semua padatan dapat menyerap gas atau uap
pada permukaan. Banyak gas yang teradsorpsi yang bergantung pada suhu
dan tekanan gas serta luas permukaan padatan. Padatan yang paling efisien
adalah padatan yang sangat porous seperti arang dan butiran padatan yang
sangat halus. Proses adsorpsi dapat terjadi karena adanya gaya tarik atom
atau molekul pada permukaan padatan yang tidak seimbang. Adanya gaya
ini, padatan cenderung menarik molekul-molekul lain yang bersentuhan
dengan permukaan padatan, baik fasa gas atau fasa larutan kedalam
permukaannya. Akibatnya konsentrasi molekul pada permukaan menjadi
lebih besar dari pada dalam fasa gas zat terlarut dalam larutan. Pada
adsorpsi interaksi antara adsorben dengan adsorbat hanya terjadi pada
permukaan adsorben. Pada dasarnya, suatu adsorben harus memiliki luas
permukaan spesifik yang tinggi, yaitu memiliki pori-pori berdiameter kecil
agar proses retensi partikel adsorbat oleh adsorben berlangsung lebih
efektif. Secara spesifik, ukuran pori juga menentukan adsorpsi suatu
senyawa tertentu dalam larutan. Jika ukuran pori adsorben semakin kecil
maka kemampuan adsorpsinya semakin besar, dengan anggapan bahwa
komponen yang teradsorpsi dapat memasuki rongga porinya. Jumlah
adsorben yang makin banyak akan memberikan luas permukaan yang makin
besar bagi adsorbat untuk terdesorpsi. Selain itu makin banyak jumlah
adsorben juga akan memberi kesempatan kontak yang makin besar dengan
molekul-molekul adsorbat.
Gambar 1. ilustrasi proses absorbsi dan adsorbsi

Beberapa tahun belakangan ini proses adsorpsi banyak mendapatkan


perhatian, seperti proses penyimpanan gas yang sedang banyak
dikembangkan. Teknologi ini tentu dapat membantu masalah penggunaan
energi terbarukan yang masih terkendala dalam hal transportasi dan
penyimpanan. Pentingnya proses ini menjadi pemicu dilakukannya banyak
penelitian mengenai proses adsorpsi mulai dari segi mekanisme sampai
dengan pengembangan adsorben yang digunakan dalam proses adsorpsi.
Proses adsorpsi dibedakan menjadi 3 tahap yaitu: tahap adsorpsi yaitu tahap
dimana terjadi proses adsorpsi adsorbate tertahan pada permukaan adsorbent
(tertahannya gas atau uap atau molekul pada permukaan padatan). Pada
proses adsorpsi umumnya dilakukan untuk senyawa organic dengan berat
molekul (BM) lebih besar dari 46 dan dengan konsentrasi yang kecil..
Semakin besar BM maka proses adsorpsi akan semakin baik. Tahap
selanjutnya adalah tahap desorpsi. Tahap ini merupakan kebalikan pada
tahap adsorpsi, dimana adsorbate dilepaskan dari adsorbent (lepasnya gas
atau uap atau molekul pada permukaan padatan). Desorpsi dapat dilakukan
dengan beberapa cara, diantarnya adalah: Menaikkan temperature adsorbent
di atas temperature didih adsorbent, dengan cara mengalirkan uap panas/
udara panas atau dengan pemansan. Menambahkan bahan kimia atau secara
kimia dan menurunkan tekanan. Dan tahap terakhir adalah tahap recovery.
Tahap ini merupakan tahap pengolahan dari gas, uap atau molekul yang
telah di desorpsi (Gambar 1).

2.2 Kinetika Adsobsi


Seperti halnya kinetika kimia, kinetika adsorpsi juga berhubungan
dengan laju reaksi. Hanya saja, kinetika adsorpsi lebih khusus, yang hanya
membahas sifat penting dari permukaan zat. Kinetika adsorpsi yaitu laju
penyerapan suatu fluida oleh adsorben dalam suatu jangka waktu tertentu.
Kinetika adsorpsi suatu zat dapat diketahui dengan mengukur perubahan
konsentrasi zat teradsorpsi tersebut, dan menganalisis nilai k (berupa
slope/kemiringan) serta memplotkannya pada grafik. Kinetika adsorpsi
dipengaruhi oleh kecepatan adsorpsi. Kecepatan adsorpsi dapat
didefinisikan sebagai banyaknya zat yang teradsorpsi per satuan waktu.

2.3 Adsorben
Adsorben ialah zat yang melakukan penyerapan terhadap zat lain
(baik cairan maupun gas) pada proses adsorpsi. Umumnya adsorben bersifat
spesifik, hanya menyerap zat tertentu. Dalam memilih jenis adsorben pada
proses adsorpsi, disesuaikan dengan sifat dan keadaan zat yang akan
diadsorpsi. Kriteria-kriteria adsorben yang baik (Atkins 1997), antara lain:
memiliki selektivitas tinggi untuk proses pemisahan, memiliki kapasitas
tinggi untuk meminimalisasi jumlah adsorben yang diperlukan, memiliki
sifat fisik dan sifat kimia yang mendukung proses perpindahan massa secara
cepat, memiliki stabilitas kimia dan termal, serta sifat kelarutan yang rendah
terhadap fluida yang kontak dengan adsorben, memiliki ketahanan secara
fisik dan mekanik, tidak memiliki kecenderungan untuk mendorong
terjadinya reaksi-reaksi kimia yang tidak dikehendaki, memiliki
kemampuan untuk diregenerasi, memiliki harga yang relatif murah.
Beberapa jenis adsorben yang biasa digunakan yaitu : 1. Silika gel
Merupakan bahan yang terbuat dari add treatment dari larutan sodium silikat
yang dikeringkan. Luas permukaanya 600-800 m2/g dengan diameter pori
antara 20-50Á. Gel silika cocok digunakan untuk mengadsorpsi gas dehidrat
dan untuk memisahkan hidrokarbon. Silika gel cenderung mengikat
adsorbat dengan energy yang relative lebih kecil dan membutuhkan
temperatur yang rendah untuk proses desorpsinya, dibandingkan jika
menggunakan adsorben lain seperti karbon atau zeolit. Kemampuan
desorpsi silika gel meningkat dengan meningkatnya temperatur. Silika gel
terbuat dari silika dengan ikatan kimia mengandung air kurang lebih 5%.
Pada umumnya temperatur kerja silika gel sampai pada 200°C, jika
dioperasikan lebih dari batas temperatur kerjanya maka kandungan air
dalam silika gel akan hilang dan menyebabkan adsorpsinya hilang. Bentuk
butiran silika gel yang banyak digunakan untuk proses adsorpsi seperti pada
Gambar 2.

Gambar 2. Silika Gel 2

Karbon aktif Adsorben yang paling banyak dipakai untuk menyerap


zat-zat dalam larutan adalah arang. Karbon aktif yang merupakan contoh
dari adsorpsi, yang biasanya dibuat dengan cara membakar tempurung
kelapa atau kayu dengan persediaan udara (oksigen) yang terbatas. Tiap
partikel adsorben dikelilingi oleh molekul yang diserap karena terjadi
interaksi tarik menarik. Zat ini banyak dipakai di pabrik untuk
menghilangkan zat-zat warna dalam larutan. Penyerapan bersifat selektif,
yang diserap hanya zat terlarut atau pelarut sangat mirip dengan penyerapan
gas oleh zat padat. Karbon aktif merupakan zat padat amorf yang
mempunyai luas permukaan internal dan volume pori yang sangat besar.
Karbon aktif dapat digunakan sebagai adsorben dalam proses adsorpsi.
Karbon umumnya memiliki daya adsorpsi yang rendah terhadap zat warna.
Daya adsorpsi tersebut dapat ditingkatkan dengan cara mengaktifkan karbon
dengan menggunakan uap atau bahan kimia. Proses pengaktifan karbon
dilakukan dengan tujuan untuk memperbesar luas permukaan karbon
dengan cara membuka pori-pori yang tertutup sehingga memperbesar
kapasitas adsorpsi terhadap zat warna. Pori-pori dalam karbon umumnya
mengandung tar, hidrokarbon, dan zat-zat organik lainnya seperti fixed
carbon, abu, air, persenyawaan yang mengandung nitrogen dan sulfur.
Bahan kimia yang dapat digunakan sebagai bahan pengaktif karbon adalah
HNO3, H3PO4, sianida, Ca(OH)2, CaCl2, Ca3(PO4)2, NaOH, Na2SO4,
SO2, ZnCl2, Na2CO3, dan uap air pada suhu tinggi. Unsur-unsur mineral
dari senyawa-senyawa kimia pengaktif yang ditambahkan akan meresap ke
dalam karbon dan membuka permukaan yang mula-mula tertutup oleh
komponen kimia sehingga luas permukaan karbon yang aktif bertambah
besar. Bentuk butiran karbon aktif dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Karbon aktif 3

Zeolit Zeolit mengandung kristal zeolit yaitu mineral aluminosilicate


yang disebut sebagai penyaring molekul. Mineral aluminosilicate ini
terbentuk secara alami. Zeolit buatan dibuat dan dikembangkan untuk tujuan
khusus, diantaranya 4A, 5A, 10X, dan 13X yang memiliki volume rongga
antara 0.05 sampai 0.3 cm3/gram dan dapat dipanaskan sampai 500° C
tanpa harus kehilangan mampu adsorpsi dan regenerasinya. Zeolit 4A
(NaA) digunakan untuk mengeringkan dan memisahkan campuran
hydrokarbon. Zeolit 5A (CaA) digunakan untuk memisahkan Cylic
hydrocarbon. Zeolit 10X (CaX) dan 13X (NaX) memiliki diameter yang
lebih besar sehingga dapat mengadsorbsi adsorbat pada umumnya. Bentuk
butiran zeolit dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Zeolit 4

Alumina Aktif Alumina aktif cocok digunakan untuk mengadsorpsi


gas kering dan Liquid. Luas permukaannya 200-500 m2/g dan diameter
porinya 20-140Á.

Gambar 5. Alumina Aktif


2.4 Jenis Adsorbsi
Adsorpsi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu adsorpsi fisika
(disebabkan oleh gaya Van Der Waals (penyebab terjadinya kondensasi gas
untuk membentuk cairan yang ada pada permukaan adsorben) dan adsorpsi
kimia (terjadi reaksi antara zat yang diserap dengan adsorben, banyaknya
zat yang teradsorbsi tergantung pada sifat khas zat padatnya).
1. Adsorbsi Fisika
Berhubungan dengan gaya Van der Waals. Apabila daya tarik
menarik antara zat terlarut dengan adsorben lebih besar dari daya tarik
menarik antara zat terlarut dengan pelarutnya, maka zat yang terlarut
akan diadsorpsi pada permukaan adsorben. Adsorpsi ini mirip dengan
proses kondensasi dan biasanya terjadi pada temperatur rendah pada
proses ini gaya yang menahan molekul fluida pada permukaan solid
relatif lemah, dan besarnya sama dengan gaya kohesi molekul pada fase
cair (gaya van der waals) mempunyai derajat yang sama dengan panas
kondensasi dari gas menjadi cair, yaitu sekitar 2.19-21.9 kg/mol.
Keseimbangan antara permukaan solid dengan molekul fluida biasanya
cepat tercapai dan bersifat reversible. Contohnya adsorpsi oleh karbon
aktif. Karbon aktif merupakan senyawa karbon yang diaktifkan dengan
cara membuat pori pada struktur karbon tersebut. Aktivasi karbon aktif
pada temperatur yang tinggi akan menghasilkan struktur berpori dan
luas permukaan adsorpsi yang besar. Semakin besar luas permukaan,
maka semakin banyak substansi terlarut yang melekat pada permukaan
media adsorpsi.
2. Adsorbsi Kimia
Yaitu reaksi yang terjadi antara zat padat dengan zat terlarut yang
teradsorpsi. Adsorpsi ini bersifat spesifik dan melibatkan gaya yang
jauh lebih besar daripada Adsorpsi fisika. Panas yang dilibatkan adalah
sama dengan panas reaksi kimia. Menurut Langmuir, molekul
teradsorpsi ditahan pada permukaan oleh gaya valensi yang tipenya
sama dengan yang terjadi antara atom-atom dalam molekul. Karena
adanya ikatan kimia maka pada permukaan adsorbent akan terbentuk
suatu lapisan atau layer, dimana terbentuknya lapisan tersebut akan
menghambat proses penyerapan selanjutnya oleh batuan adsorbent
sehingga efektifitasnya berkurang. Contohnya Ion exchange.

2.5 Faktor yang Mempengaruhi Adsorbsi


1. Waktu
Waktu kontak yang lebih lama memungkinkan proses difusi dan
penempelan molekul adsorbat berlangsung lebih baik.
2. Karakteristik Adsorben
Semakin luas permukaan adsorben maka makin banyak adsorbat
yang terserap.Selain itu, ukuran partikel merupakan syarat yang penting
dari suatu adsorben. Dimana makin kecil ukuran partikel maka makin
cepat proses adsorbsinya.
3. Kelarutan Adsorbat
Senyawa yang mudah larut mempunyai afinitas yang kuat untuk
larutannya sehingga lebih sukar untuk teradsorbsi dibandingkan
senyawa yang sukar larut.
4. Ukuran dan Berat Molekul Adsorbat
Semakin besar ukuran molekul adsorben maka semakin besar
kemungkinan molekul adsorbat untuk masuk.
Semakin kecil berat molekul adsorbat, maka laju adsorbsi akan
meningkat karena kemampuan dari adsorbat untuk berpindah dari fase
cairan ke padatan (adsorben) yang meningkat.
5. Temperatur
Semakin tinggi suhu atau temperatur maka kecepatan adsorbsi
juga akan meningkat.
6. Kecepatan Pengadukan
Kecepatan pengadukan yang besar akan menyebabkan semakin
bertambahnya kesempatan kontak antara adsorbat dengan adsorben
sehingga laju adsorbsi meningkat.
2.6 Aplikasi Adsorbsi di Industri
1. Penjernihan Air
Karbon aktif banyak digunakan dalam proses penjernihan air. Air
yang berasal dari berbagai sumber seperti sungai, danau, air tanah dari
sumur,dan lain-lain umunya masih mengandung kontaminan-
kontaminan seperti bakteri, virus, dan bahan-bahan organik lainnya.
Oleh karena itu diperlukan penjernihan air minum dengan karbon aktif
untuk menghilangkan kontaminan dan bahan organik lain sehingga air
minum menjadi aman unutk dikonsumsi.
2. Pengolahan Limbah Cair Industri
Limbah cair industri biasanya mengandung padatan-padatan
tersuspensi, mikroorganisme berbahaya, kontaminan organik maupun
anorganik beracun yang harus dihilangkan sebelum limbah tersebut
dibuang ke lingkungan. Pada pengolahan limbah tersier, karbon aktif
digunakan untuk menghilangkan zat-zat berbahaya dan bahan organik
lainnya yang masih tersisa dalam limbah cair.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adsorbsi merupakan proses akumulasi adsorbat pada pemukaan
adsorben yang disebebkan oleh gaya tarik antar molekul atau suatu akibat
dari medan gaya pada permukaan padatan (adsorben) yang menarik
molekul-molekul gas, uap atau cairan.adsorben ialah zat yang melakukan
penyerapan terhadap zat lain (baik cairan maupun gas) pada proses adsorbsi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses adsorbsi diantaranya adalah
waktu, karakteristik adsorben, kelarutan adsorbat, ukuran dan berat molekul
adsorbat, temperatur serta kecepatan pengadukan. Beberapa contoh aplikasi
metode adsorbsi dalam industri yaitu seperti penjernihan air dan pengolahan
limbah industri cair.

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih terdapat banyak
kekurangan dan ketidaksempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan pada penulisan berikutnya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Fasdilah, Rasdin Juradin, Adil Aksa Syarif, dkk. 2017. Alat Industri Kimia
Adsorbsi. Makassar: Universitas Muslim Indonesia
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Alat Industri Kimia. Tak lupa
pula kita kirimkan shalawat dan taslim kepada junjungan Nabi besar Muhammad
SAW karena beliaulah yang telah membawa kita dari alam yang gelap menuju
alam yang terang benderang seperti pada saat ini. Ucapan terima kasih kepada
pihak-pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini, atas dukungan moral
dan materi yang diberikan, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Ir. Nurjannah, ST., MT., IPM sebagai dosen pembimbing mata
kuliah Alat Industri Kimia.
2. Serta teman-teman yang ikut membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami mengharapkan makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat untuk
pembaca, dan apabila ada kekurangan mohon dimaafkan. Penulis menyadari
bahwa dalam penulisan ini masih terdapat banyak kekurangan dan
ketidaksempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik
yang sifatnya membangun demi kesempurnaan pada penulisan berikutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Makassar, 7 Mei 2019

Kelompok 1 Kelas C1

Anda mungkin juga menyukai

  • Wirausahan Nani
    Wirausahan Nani
    Dokumen15 halaman
    Wirausahan Nani
    Dyand Narcissus OrchidLibra
    Belum ada peringkat
  • Ujian Hasil
    Ujian Hasil
    Dokumen20 halaman
    Ujian Hasil
    Dyand Narcissus OrchidLibra
    Belum ada peringkat
  • ISI Hasil Edit
    ISI Hasil Edit
    Dokumen53 halaman
    ISI Hasil Edit
    Dyand Narcissus OrchidLibra
    Belum ada peringkat
  • Bab 3 Proposal
    Bab 3 Proposal
    Dokumen6 halaman
    Bab 3 Proposal
    Dyand Narcissus OrchidLibra
    Belum ada peringkat
  • Data Ekspor Impor Etilen Glikol
    Data Ekspor Impor Etilen Glikol
    Dokumen2 halaman
    Data Ekspor Impor Etilen Glikol
    Dyand Narcissus OrchidLibra
    Belum ada peringkat
  • Proposal CPO
    Proposal CPO
    Dokumen26 halaman
    Proposal CPO
    Dyand Narcissus OrchidLibra
    Belum ada peringkat
  • F09dpr PDF
    F09dpr PDF
    Dokumen115 halaman
    F09dpr PDF
    Satrio Febriansyah
    Belum ada peringkat
  • Proposal Penelitian
    Proposal Penelitian
    Dokumen13 halaman
    Proposal Penelitian
    Dyand Narcissus OrchidLibra
    Belum ada peringkat
  • Makalah AIK New
    Makalah AIK New
    Dokumen16 halaman
    Makalah AIK New
    Dyand Narcissus OrchidLibra
    Belum ada peringkat
  • Tugas Pap Tangki-1
    Tugas Pap Tangki-1
    Dokumen11 halaman
    Tugas Pap Tangki-1
    Dyand Narcissus OrchidLibra
    Belum ada peringkat
  • Aik Absorpsi
    Aik Absorpsi
    Dokumen10 halaman
    Aik Absorpsi
    Dyand Narcissus OrchidLibra
    Belum ada peringkat
  • ABSORP
    ABSORP
    Dokumen11 halaman
    ABSORP
    Dyand Narcissus OrchidLibra
    Belum ada peringkat
  • Vessel Cap
    Vessel Cap
    Dokumen17 halaman
    Vessel Cap
    Aris Purniawan
    100% (1)
  • Cat Tembok
    Cat Tembok
    Dokumen20 halaman
    Cat Tembok
    Dyand Narcissus OrchidLibra
    Belum ada peringkat
  • Laporan Dinamika Proses Fix-1
    Laporan Dinamika Proses Fix-1
    Dokumen40 halaman
    Laporan Dinamika Proses Fix-1
    Dyand Narcissus OrchidLibra
    Belum ada peringkat
  • Perancangan Alat Proses
    Perancangan Alat Proses
    Dokumen12 halaman
    Perancangan Alat Proses
    Ruriw Indobroker Serang
    Belum ada peringkat
  • ABSORP
    ABSORP
    Dokumen11 halaman
    ABSORP
    Dyand Narcissus OrchidLibra
    Belum ada peringkat
  • MAkalah AIK Transportation
    MAkalah AIK Transportation
    Dokumen10 halaman
    MAkalah AIK Transportation
    Dyand Narcissus OrchidLibra
    Belum ada peringkat
  • AIK Adsorbsi
    AIK Adsorbsi
    Dokumen17 halaman
    AIK Adsorbsi
    Dyand Narcissus OrchidLibra
    Belum ada peringkat
  • Ekstraksi Cair-Cair OTK 3 PDF
    Ekstraksi Cair-Cair OTK 3 PDF
    Dokumen88 halaman
    Ekstraksi Cair-Cair OTK 3 PDF
    Dyand Narcissus OrchidLibra
    Belum ada peringkat
  • Makalah Transportasi
    Makalah Transportasi
    Dokumen25 halaman
    Makalah Transportasi
    Dyand Narcissus OrchidLibra
    Belum ada peringkat
  • AIK Adsorbsi
    AIK Adsorbsi
    Dokumen17 halaman
    AIK Adsorbsi
    Dyand Narcissus OrchidLibra
    Belum ada peringkat