PENDAHULUAN
2.3 Adsorpsi
Adsorpsi adalah peristiwa pengumpulan molekul-molekul suatu zat
pada permukaan zat lain akibat adanya ketidakseimbangan dan karena
adanya gaya tarik antar atom atau molekul pada permukaan zat padat.
Adsorpsi digolongkan menjadi adsorpsi kimia dan adsorpsi fisika, keduanya
dibedakan berdasarkan homogenitas adsorben dan adsorbat, energi adsorpsi,
reversibilitas, dan ketebalan lapis adsorben. Beberapa faktor yang
berpengaruh terhadap adsorpsi adalah konsentrasi, luas permukaan, suhu,
faktor ukuran partikel, pH dan waktu kontak. Adsorpsi bersifat selektif,
karena yang diadsorpsi hanya zat terlarut atau pelarut. Jumlah zat yang
diserap tegantung pada konsentrasi zat terlarut dan ketergantungan jumlah
zat yang diserap pada konsentrasi kesetimbangan disebut isoterm adsorpsi
(Yustinah & Hartini, 2011)..
Adsorpsi adalah proses pemisahan komponen-komponen tertentu
dalam fasa cair atau gas melewati suatu permukaan padat yang disebut
adsorben, sedangkan komponen-komponen yang diserap disebut adsorbat
(Wardhani dan Aini, 2016; Yusuf, 2013, La Ifa et al 2017). Adsorpsi adalah
suatu proses penyerapan suatu gas atau cairan pada permukaan padatan atau
fasa padat antarmuka. Proses ini melibatkan fasa padat (adsorben, material
biologi) dan fasa cair (pelarut, air) yang mengandung zat terlarut yang akan
diserap (adsorban/zatwarna/logamberat).
Secara umum adsorpsi adalah proses pemisahan komponen tertentu
dari satu fasa fluida (larutan) ke permukaan zat padat yang menyerap
(adsroben). Pemisahan terjadi karena perbedaan bobot molekul atau
porositas, menyebabkan sebagian molekul terikat lebih kuat pada permukaan
dari pada molekul lainnya. Adapun syarat-syarat untuk berjalannya suatu
proses adsorbsi, yaitu terdapat :
1. Zat yang mengadsorbsi (adsorben),
2. Zat yang teradsorbsi (adsorbat),
3. Waktu pengocokan sampai adsorbsi berjalan seimbang.
Adsorpsi dapat digolongkan dalam dua jenis, yaitu adsorpsi secara
kimia dan secara fisika. Adsorpsi secara kimia (kemisorbsi) adalah adsorbsi
yang terjadi karena adanya gaya-gaya kimia dan diikuti oleh reaksi kimia.
Adsorpsi jenis ini mengakibatkan terbentuknya ikatan secara kimia,
sehingga diikuti dengan reaksi berupa senyawa baru. Pada kemisorbsi
permukaan padatan sangat kuat mengikat molekul gas atau cairan sehingga
sukar untuk dilepas kembali, sehingga proses kemisorbsi sangat sedikit.
Adsorpsi fisika (fisiosorbsi) adalah adsorpsi yang terjadi karena adanya
gaya-gaya fisika. Adsorpsi ini dicirikan adanya kalor adsorpsi yang kecil (10
kkal/mol). Molekul-molekul yang diadsorpsi secara fisik tidak terikat secara
kuat pada permukaan dan biasanya terjadi pada proses reversible yang cepat,
sehingga mudah diganti dengan molekul lain (Yustinah & Hartini, 2011).
Adsorpsi dapat terjadi karena adanya energy permukaan dan gaya
tarik-menarik permukaan. Sifat dari masing-masing permukaan berbeda,
tergantung pada susunan dalam molekul-molekul zat. Setiap molekul dalam
interior dikelilingi oleh molekul-molekul lainnya, sehingga gaya tarik
menarik antar molekul akan sama besar, setimbang ke segala bagian.
Sedangkan untuk molekul dipermukaan hanya mempunyai gaya tarik kearah
dalam (Asip, Mardhiah, & Husna, 2008).
Beberapa contoh adsorben (zat penjerap) yang dapat digunakan pada
proses adsorpsi adalah karbon aktif, silika dan alumina, zeolit, arang tulang,
dan oksida-oksida logam (Mulyono & Kusuma, 2010).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses adsorpsi yaitu (Asip,
Mardhiah, & Husna, 2008) :
1. Proses pengadukan
Kecepatan adsorpsi selain dipengaruhi oleh film diffusion dan pore
diffusion juga dipengaruhi oleh pengadukan. Jika proses pengadukan
relatif kecil maka adsorbant sukar menembus lapisan film antara
permukaan adsorben dan film diffusion yang merupakan faktor
pembatas yang memperkecil kecepatan penyerapan. Dan jika
pengadukan sesuai maka akan menaikkan film diffusion sampai titik
pore diffusion yang merupakan faktor pembatas dalam sistem batch
dilakukan pengadukan yang tinggi
2. Karakteristik Adsorbant
Adsorpsi dipengaruhi oleh dua sifat permukaan yaitu energi
permukaan dan gaya tarik permukaan. Oleh karena itu sifat fisik yaitu
ukuran partikel dan luas permukaan merupakan sifat yang terpenting dari
bahan yang akan digunakan sebagai adsorben
3. Kelarutan adsorbant
Proses adsorpsi terjadi pada molekul-molekul yang ada dalam
larutan harus dapat berpisah dari cairannya dan dapat berikatan dengan
permukaan adsorben. Sifat unsur yang terlarut mempunyai gaya tarik-
menarik terhadap cairannya yang lebih kuat bila dibandingkan dengan
unsur yang sukar larut. Dengan demikian unsur yang terlarut akan lebih
sulit terserap pada adsorben bila dibandingkan dengan unsur yang tidak
larut.
2.6 Adsorben
Luasnya permukaan spesifik, sangat mempengaruhi besarnya kapasitas
penyerapan dari adsorben. Semakin luas permukaan spesifik dari adsorben,
maka semakin besar pula kemampuan penyerapannya. Volume
adsorben membatasi jumlah dan ukuran pori-pori pembentuk permukaan
dalam (internal surface) yang menentukan besar atau kecilnya permukaan
penyerapan spesifik. Karakteristik adsorben yang dibutuhkan untuk
adsorpsi :
1. Luas permukaannya besar, sehingga kapasitas adsorpsinya tinggi.
2. Memiliki aktifitas terhadap komponen yang diadsorp.
3. Memiliki daya tahan guncang yang baik.
4. Tidak ada perubahan volume yang berarti selama proses adsorpsi dan
desorpsi.
Macam-macam adsorben yang umum digunakan, antara lain :
a. Silika gel
c. Zeolit
Zeolit mengandung kristal zeolit yaitu mineral aluminosilicate
yang disebut sebagai penyaring molekul. Mineral aluminosilicate ini
terbentuk secara alami. Zeolit buatan dibuat dan dikembangkan untuk
tujuan khusus, diantaranya 4A, 5A, 10X, dan 13X yang memiliki
volume rongga antara 0.05 sampai 0.30 cm3/gram dan dapat dipanaskan
sampai 500 °C tanpa harus kehilangan mampu adsorpsi dan
regenerasinya. Zeolit 4A (NaA) digunakan untuk mengeringkan dan
memisahkan campuran hydrocarbon. Zeolit 5A (CaA) digunakan untuk
memisahakan paraffins dan beberapa Cyclic hydrocarbon. Zeolit 10X
(CaX) dan 13X (NaX) memiliki diameter pori yang lebih besar sehingga
dapat mengadsorpsi adsorbat pada umumnya. Bentuk butiran zeolit
adalah seperti gambar 2. 4.
Keterangan Alat :
1. Statif
2. Kolom kromatografi
3. Elenmeyer
b. Bahan
Bahan yang digunakan yaitu :
1. CPO (Crude Palm Oil)
2. Kuit biji mete
3. HCl (Asam Klorida)
4. H3PO4 (Asam Phospat)
5. Kertas saring
CPO
Pemanasan kotoran
Hasil Pemanasan
Minyak CPO +
Kulit biji mete
(Proses Adsorpsi)
Hasil Adsorpsi
Analisa Karakteristik
Minyak Hasil Adsorpsi