Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ALAT INDUSTRI KIMIA

ALAT PENCAMPURAN

Disusun Oleh :

Kelompok 1

Wa Ode Dian Sendu Pramesti 09220160003

Siti Zulfikar Sahra 09220160007

Nasra Kiramang 092201600

A. Ira Yulistianingsih 092201600

Suci Rahmadani 092201600

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat
dan hidayah-Nya sehingga tugas makalah “ALAT PENCAMPURAN ” ini dapat
terselesaikan sebagai tugas untuk mata kuliah Alat Industri Kimia.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah
membantu tim penyusun, untuk menyusun makalah ini, sebagaimana yang telah
diharapkan. Ucapan terima kasih juga, terkhusus kepada Dosen yang telah
mengajarkan, membimbing, dan mendampingi mata kuliah Alat Industri Kimia ini
dengan baik.
Tim penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan. Kami berharap kritik dan saran dari para pembaca
untuk menjadi masukan bagi tim penulis agar menjadi masukkan untuk
kedepannya.

Makassar, 19 Maret 2019

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 2

1.3 Tujuan ........................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Mixing Solid-Solid ...................................................... 3

2.2 Mekanisme Mixing Solid ............................................................. 5

2.3 Jenis Alat Mixing Solid ................................................................. 6

2.4 Aplikasi Mixing Solid ................................................................. 10

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ............................................................................ …..12

3.2 Saran ........................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam sebuah industi, mesin merupakan peralatan yang sangat vital
dimana mesin-mesin tersebut menentukan kualitas dan optimalitas suatu
industry. Untuk dapat bersaing dalam pemasaran produk,dan untuk dapat
memperoleh keuntungan yang layak, Industri harus bekerja secara efektif
dan efisien. Cara kerja demikian hanya dapat dicapai bila industry tersebut
didukung oleh sistem manajemen yang baik dan juga bantuan mesin dan alat
penunjang produksi yang tepat.
Proses pencampuran adalah suatu proses yang penting dilakukan
dalam industry, bahkan mesin pencampur ditemukan di hampir semua
industry pengolahan pangan maupun non pangan mulai dari pencampuran
yang sederhana sampai pencampuran yang rumit seperti pada industry
farmasi. Mesin pencampur dapat digolongkan dalam kategori mesin
pengolah dalam suatu industri yang menunjang proses pengolahan bahan
menjadi produk.
Tujuan operasi pencampuran adalah bergabungnya bahan menjadi
suatu campuran yang sedapat mungkin memiliki kesamaa penyebaran yang
sempurna. Berhubungan secara fisik bahan-bahan yang ada di alam tersedia
dalam berbagai bentuk fasa, maka secara teoritis banyak sekali variasi
pencampuran bahan yang mungkin timbul. Karena adanya kesamaan dalam
beberapa gal maka secara sederhana berbagai jenis pencampuran bahan-
bahan itu dapat dikelompokan menjadi tiga, yaitu : pengadukan bahan cair
termasuk suspensi bahan padat didalamnya, pencampuran bahan bersifat
viscous,dan pencampuran bahan partikel padat. Dalam makalah ini
difokuskan pada pencampuran bahan padat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan mixing solid-solid ?
2. Bagaimana mekanisme mixing solid-solid ?
3. Apa saja alat mixing solid ?
4. Bagaimana aplikasi alat mixing solid ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu mixing solid-solid.
2. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme mixing solid-solid.
3. Untuk mengetahui apa saja alat mixing solid.
4. Untuk mengetahui aplikasi dari alat mixing solid.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Mixing Solid-Solid


Pencampuran Powder (Mixing Solid-Solid) adalah proses di mana dua
atau lebih dari dua zat padat bercampur dalam mixer dengan gerakan terus
menerus dari partikel-partikel. Tujuan utama dari objek operasi
pencampuran adalah untuk menghasilkan campuran massal yang bila dibagi
ke dalam dosis yang berbeda, setiap unit dosis harus berisi proporsi yang
benar dari masing-masing bahan. Tingkat pencampuran akan meningkat
dengan lamanya waktu proses yang dilakukan.
Tujuan Mixing:
1. Untuk memastikan bahwa ada keseragaman komposisi antara bahan-
bahan campuran yang dapat ditentukan dengan mengambil sampel dari
bahan massal dan menganalisis mereka, yang harus mewakili
keseluruhan komposisi campuran
2. Untuk memulai atau meningkatkan reaksi fisik atau kimia misalnya
difusi, pembubaran, dan lain-lain
Faktor-faktor yang mempengaruhi solid mixing adalah sifat seperti
distribusi ukuran partikel, kerapatan, bentuk, dan karakteristik partikel
(seperti muatan elektrostatik) dapat membuat pencampuran sangat sulit.
Bahkan, sifat-sifat bahan mendominasi pencampuran operasi. Karakteristik
yang paling sering diamati dalam padatan adalah sebagai berikut:
1. Distribusi ukuran butiran.
Ini menceritakan persentase dari materi dalam rentang ukuran yang
berbeda.
2. Bulk density.
Ini adalah berat per satuan volume kuantitas partikel padat, biasanya
dinyatakan dalam kilogram per meter kubik (Pound per kaki kubik).
Hal ini tidak konstan dan dapat dikurangi dengan aerasi dan meningkat
getaran atau kemasan mekanik.
3. Benar kepadatan.
Kepadatan sebenarnya dari bahan padat biasanya dinyatakan dalam
kilogram per meter kubik (pound per kaki kubik). Ini, dibagi dengan
densitas air, sama dengan berat jenis.
4. Bentuk partikel.
Beberapa jenis pelet, bentuk telur, blok,bola, serpih, keripik, batang,
filamen, kristal, atau bentuk yang tidak beraturan.
5. Karakteristik permukaan.
Ini termasuk luas permukaan dan kecenderungan untuk mengadakan
muatan statis.
6. Karakteristik aliran.
Sudut istirahat dan segi yang karakteristik terukur yang tes standar
yang tersedia (misalnya, ASTM B213-48 Uji, Alir Logam Bubuk, dll).
Sebuah curam sudut istirahat akan menunjukkan kurang segi. Istilah
"pelumasan" kadang-kadang digunakan untuk partikel padat untuk
sesuai dengan kasar viskositas fluida.
7. Kerapuhan.
Keerapuhan adalah kecenderungan bahan untuk masuk ke ukuran yang
lebih kecil dalam perjalanan penanganan. Ada tes kuantitatif dirancang
khusus untuk bahan tertentu seperti batu bara yang dapat digunakan
untuk memperkirakan properti ini. Abrasivitas dari salah satu bahan di
atas yang lain juga harus dipertimbangkan.
8. Sifat aglomerasi.
Hal ini mengacu pada apakah partikel eksis secara independen atau
mematuhi satu sama lain dalam kelompok. Jenis dan tingkat energi
yang digunakan selama pencampuran dan kerapuhan dari aglomerat
akan mempengaruhi tingkat kerusakan menggumpalkan dan dispersi
partikel.
9. Moisture atau isi cairan padat.
Seringkali sejumlah kecil cair ditambahkan untuk pengurangan debu
atau persyaratan khusus (seperti minyak untuk kosmetik). Bahan yang
dihasilkan mungkin masih memiliki penampilan padat kering daripada
pasta.
10. Kerapatan, viskositas, dan tegangan permukaan
Ini adalah sifat pada suhu operasi dari cairan apa pun ditambahkan.
11. Sensitifitas Bahan terhadap Suhu.
Setiap efek yang tidak biasa karena perubahan suhu yang mungkin
terjadi (seperti panas reaksi) harus diperhatikan.

2.2 Mekanisme Mixing Solid


Pencampuran padat dicapai dengan kombinasi dari satu atau lebih dari
mekanisme berikut :
1. Pencampuran Konvektif
Pencampuran konvektif dapat terjadi dengan memutar bidang serbuk
dengan pisau-pisau pedang atau dayung, dengan sekrup yang berputar.
2. Pencampuran Shear
Proses pencampuran yang terjadi akibat gaya dalam dari partikel
sehingga mampu menghasilkan aliran laminer
3. Pencampuran difusi
Selama mekanisme ini, pencampuran terjadi dengan proses difusi oleh
gerakan acak dari partikel dalam bubuk dan menyebabkan bubuk
mampu mengubah posisi relatif .
Kondisi untuk mencampur dalam The theory of powder mixing
menunjukkan kondisi yang harus diamati dalam operasi pencampuran :
1. Mixer volume: mixer harus tersedia ruang yang cukup untuk pelebaran
bed . Overfilling mengurangi efisiensi dan dapat mencegah meratanya
pencampuran .
2. Mekanisme Mixing: mixer harus menerapkan gaya geser yang cocok
untuk membawa pencampuran lokal dan gerakan konvektif untuk
memastikan bahwa sebagian besar bahan melewati daerah ini.
3. Waktu Pencampuran: Pencampuran harus dilakukan padawaktu yang
tepat, karena tingkat pencampuran akan mendekati batas nilai
keseimbangannya asimtotik. Oleh karena itu, ada waktu yang optimal
pada pencampuran untuk setiap situasi tertentu, harus diketahui bahwa
kondisi quilibrium mungkin tidak mewakili pencampuran terbaik jika
pemisahan telah terjadi.

2.3 Jenis Alat Mixing Solid


Pada umumnya, untuk mencampur bahan-bahan berpartikel padat
digunakan mesin pencampur yang lebih ringan dari pada bahan viscos dan
memiliki tenaga lebih tingi dari pada alat pencampur bahan cair. Kebutuhan
daya alat ini umumnya berukuran sedang.
1. Ribbon Mixer
Ribbon mixer terdiri dari silinder horizontal yang di dalamnya
dilengkapi dengan ”screw” berputar dan pengaduk pita berbentuk
heliks. Pada dasarnya terdiri dari palung berbentuk casing dengan
bawah berbentuk setengah lingkaran, dipasang dengan horizontal
longitudinal batang yang sudah terpasang lengan.
Cara kerja:
Dua pita yang bergerak berlawanan dirakit pada sumbu yang
sama. Yang satu menggerakkan padatan perlahan kesatu arah,
sedangkan yang lain menggerakkannya dengan cepat ke arah lain.
Pita-pita bisa kontinyu maupun terputus-putus. Pencampuran
dihasilkan oleh turbulensi yang diinduksi oleh pengaduk yang beraksi
berlawanan, jadi tidak oleh gerakan lamban padatan sepanjang rongga
aduk. Beberapa ribbon mixer beroperasi secara batch yaitu dengan
membuat padatan sekaligus dan mengaduknya sampai tercampur rata.
Ribbon mixer tipe lain bekerja secara kontinu yaitu bahan padatan
diumpankan pada salah satu ujung rongga aduk dan dikeluarkan pada
ujung lainnya.
Gambar 1. Alat Ribon Mixer
Ribbon mixer adalah pencampur yang efektif untuk tepung-
tepungan yang tidak mengalir dengan sendirinya. Beberapa unit batch
memiliki kapasitas yang sangat besar sehingga mampu memuat
sampai 9000 galon bahan padat.
2. Double Cone Mixer
Double cone mixer merupakan alat pencampur yang cocok untuk
bahan halus dan rapuh. Penggunaan energi dalam pencampurannya
kecil. Untuk spesifikasi alat ini adalah kapasitas alat ini dari 2 sampai
100.000 liter dan muatannya bekerja secara otomatis. Keuntungan dari
double cone mixer ini adalah mudah digunakan untuk pencampuran
berbahan halus, higienis dan mudah dibersihkan. Jenis mixer yang
digunakan pada Alexanderwerk mixer dinamakan spiral yaitu cocok
untuk tepung, makanan kental, membutuhkan viskositas tinggi.
Gambar 3. Double Cone Mixer
Cara kerja :
Bahan yang sudah dimasukkan ke dalam chamber akan di aduk.
Blande berputar berlawanan arah dengan chamber sehingga
pencampuran bahan-baha yang diaduk akan bertabrakan dan hasilnya
menjadi homogen.
Komponen-komponen pada Alexanderwerk mixer : motor
berfungsi untuk menghasilkan tenaga penggerak, rotor berfungsi
sebagai menghasilkan putaran dan tempat untuk bertumpunya
pengaduk, penyangga wadah berfungsi untuk menyangga wadah
tempat menyimpan bahan. Selain itu terdapat tombol on/off berfungsi
untuk menghidupkan atau mematikan mesin, pengatur kecepatan
berfungsi untuk mengatur kecepatan putaran pengaduk, display
kecepatan berfungsi untuk menunjukkan kecepatan yang digunakan
oleh pengaduk, lengan pengaduk (Hook) berfungsi untuk mengaduk
bahan agar terjadi pencampuran, dan terakhir wadah bahan untuk
meletakkan bahan yang akan dicampurkan.
3. Vertical Double Rotary Mixer
Vertical Double Rotary Mixer, yaitu alat yang terdiri dari dua
kerucut yang berputar pada porosnya. Untuk memperoleh produk
dengan kualitas optimum, maka dalam proses mixing harus
memperhatikan sifat-sifat fisik dari partikel seperti aerasi, fiability,
explosifitas, dan adheren terhadap permukaan .Alat ini merupakan alat
pencampur sederhana, penggunaan energi dalam pencampurannya
kecil dan cocok digunakan untuk mencampur bahan yang halus dan
rapuh. Adapun kelebihan dan keuntungan dari alat ini adalah mudah
digunakan untuk bahan-bahan halus, higienis dan mudah dibersihkan,
Prinsip kerjanya seperti ribbon blender dengan multi shear
deflector plate untuk perbaikan efesiensi sehingga granula dan bubuk
(tepung) bebas mengalir, dan kehilangan produk dapat diminimalkan.

Gambar 4. Alat Vertical Double Rotary Mixer


Alat ini cocok digunakan untuk mencampur bahan yang
berbentuk biji-bijian atau granula. Pencampuran dengan menggunakan
Vertical Double Rotary Mixer pada umumnya adalah bahan padat
(solid mixing) yang banyak diaplikasikan di berbagai bidang industri.
4. Mixer molen.
Mixer molen biasa dijumpai pada tempat yang sedang
melakukan pembangunan. Biasanya digunakan sebagai alat pengaduk
semen untuk bahan dasar bangunan. Prinsip kerja dari alat ini sama
seperti mixer yang lain. Pada alat ini berbentuk seperti pisang molen,
dimana di dalamnya terdapat pengaduk yang menempel dengan
permukaan dari bejana alat tersebut.
Cara Kerja :
Ketika bahan dimasukan, maka alat akan berputar searah sesuai
dengan pengaturan, kemudian bahan tersebut akan teraduk setelah
bahan bersentuhan dengan pengaduk yang berada di dalam molen.
Hasil dari alat ini tidak menghasilkan produk yang sangat halus. Pada
praktikum dijelaskan bentuk dari molen ini, molen ini berbentuk
seperti gerobak dengan bejana berbentuk molen yang menempel pada
gerobak. Pada saat keadaan diam, lubang bejana menghadap ke posisi
atas, kemudian bahan dikeluarkan dengan cara mengarahkan lubang
bejana tersebut kearah bawah maka bahan akan tumpah atau keluar ke
bawah. Proses mixing ini banyak dijumpai di industri seperti industri
pembuatan roti, kue dan lain-lain .

Gambar 5. Mixer Molen


Alat ini umumnya digunakan untuk mengaduk bahan padat
ataupun yang memiliki viskositas tinggi. Bagian yang ada pada alat ini
hampir sama dengan tipe ribbon hanya saja impeller pada alat ini
umumnya tidak sampai pada dasar wadah. Sehingga kapasitas sari
bahan yang dimasukkan haruslah sesuai sehingga hasil yang
didapatkan dapat homogen. Pada seafast alat ini digunakan untuk
campuran beras dan jagung. Kapasitas pada alat ini sangat bervariasi.
Di seafast sendiri kapasitas alat tersebut adalah 15-20 kg.

2.4 Aplikasi Mixing Solid


Pencampuran dua atau lebih dari bahan padat banyak dijumpai yang
akan menghasilkan produk komersial industri kimia. Pencampuran bahan
pewarna dengan bahan pewarna lainnya atau dengan bahan penolong untuk
menghasilkan nuansa warna tertentu atau warna yang cemerlang.Alat yang
digunakan untuk pencampuran bahan padat dengan padat dapat berupa
bejana-bejana yang berputar, atau bejana-bejana berkedudukan tetap tapi
mempunyai perlengkapan pencampur yang berputar, ataupun pneumatik.
Sedangkan pada bidang farmasi Aplikasinya berupa :
1. Pencampuran bubuk dalam proporsi yang bervariasi sebelum granulasi
atau tablet
2. Pencampuran kering dari bahan untuk kompresi langsung di tablet
3. Pencampuran kering bubuk dalam kapsul dan campuran bubuk
4. Pencampuran bubuk dalam kosmetik dalam pembuatan bedak wajah,
serbuk gigi
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pencampuran Powder (Mixing Solid-Solid) adalah proses di mana dua
atau lebih dari dua zat padat bercampur dalam mixer dengan gerakan
terus menerus dari partikel-partikel. Terutama, objek operasi
pencampuran adalah untuk menghasilkan campuran massal yang bila
dibagi ke dalam dosis yang berbeda, setiap unit dosis harus berisi
proporsi yang benar dari masing-masing bahan.
2. Pencampuran padat dicapai dengan kombinasi dari satu atau lebih dari
mekanisme Pencampuran Konvektif, Pencampuran Shear,
Pencampuran difusi.
3. Alat mixing solid diantaranya adalah Ribon, Double cone, vertical
double rotary, dan mixer molen.
4. Aplikasi mixing solid umumnya pada industry farmasi namun industry
pangan dan non pangan seperti industry kimia juga menggunakan
mixing untuk pencampuran bahan baku.

3.2 Saran
Diperlukan adanya motivasi dan kreatifitas untuk mengembangkan
alat-alat untuk mencampurkan ukuran partikel dengan alat yang lebih efektif
dari pada yang sebelumnya serta adanya penggabungan antara alat untuk
mixing solid dan alat-alat dalam industry lainnya sehingga lebih kompleks.
DAFTAR PUSTAKA

Agrawal, S.S dan Bhatt, Bhawna. 2007. Mixing.New Dehli : Institute of


Pharmaceutical Science and Research.
Anonim. 2008. Ribbon Mixer.http://www. kemutec ribbon. htm
Anonim. 2006. Penerapan Mixer di Industri (Terhubung berkala)
http://www.digilib.its.ac.id
Pangan. Bogor : Depdikbud. Direktorat jendral Pendidikan tinggi PAU IPB.
Wiranatakusumah, Aman et al. 1992. Petunjuk Peralatan dan Unit ProsesIindustri

Anda mungkin juga menyukai

  • Wirausahan Nani
    Wirausahan Nani
    Dokumen15 halaman
    Wirausahan Nani
    Dyand Narcissus OrchidLibra
    Belum ada peringkat
  • Ujian Hasil
    Ujian Hasil
    Dokumen20 halaman
    Ujian Hasil
    Dyand Narcissus OrchidLibra
    Belum ada peringkat
  • ISI Hasil Edit
    ISI Hasil Edit
    Dokumen53 halaman
    ISI Hasil Edit
    Dyand Narcissus OrchidLibra
    Belum ada peringkat
  • Bab 3 Proposal
    Bab 3 Proposal
    Dokumen6 halaman
    Bab 3 Proposal
    Dyand Narcissus OrchidLibra
    Belum ada peringkat
  • Data Ekspor Impor Etilen Glikol
    Data Ekspor Impor Etilen Glikol
    Dokumen2 halaman
    Data Ekspor Impor Etilen Glikol
    Dyand Narcissus OrchidLibra
    Belum ada peringkat
  • Proposal CPO
    Proposal CPO
    Dokumen26 halaman
    Proposal CPO
    Dyand Narcissus OrchidLibra
    Belum ada peringkat
  • F09dpr PDF
    F09dpr PDF
    Dokumen115 halaman
    F09dpr PDF
    Satrio Febriansyah
    Belum ada peringkat
  • Proposal Penelitian
    Proposal Penelitian
    Dokumen13 halaman
    Proposal Penelitian
    Dyand Narcissus OrchidLibra
    Belum ada peringkat
  • Tugas Pap Tangki-1
    Tugas Pap Tangki-1
    Dokumen11 halaman
    Tugas Pap Tangki-1
    Dyand Narcissus OrchidLibra
    Belum ada peringkat
  • Cat Tembok
    Cat Tembok
    Dokumen20 halaman
    Cat Tembok
    Dyand Narcissus OrchidLibra
    Belum ada peringkat
  • Aik Absorpsi
    Aik Absorpsi
    Dokumen10 halaman
    Aik Absorpsi
    Dyand Narcissus OrchidLibra
    Belum ada peringkat
  • ABSORP
    ABSORP
    Dokumen11 halaman
    ABSORP
    Dyand Narcissus OrchidLibra
    Belum ada peringkat
  • Perancangan Alat Proses
    Perancangan Alat Proses
    Dokumen12 halaman
    Perancangan Alat Proses
    Ruriw Indobroker Serang
    Belum ada peringkat
  • Vessel Cap
    Vessel Cap
    Dokumen17 halaman
    Vessel Cap
    Aris Purniawan
    100% (1)
  • Makalah Transportasi
    Makalah Transportasi
    Dokumen25 halaman
    Makalah Transportasi
    Dyand Narcissus OrchidLibra
    Belum ada peringkat
  • ABSORP
    ABSORP
    Dokumen11 halaman
    ABSORP
    Dyand Narcissus OrchidLibra
    Belum ada peringkat
  • MAkalah AIK Transportation
    MAkalah AIK Transportation
    Dokumen10 halaman
    MAkalah AIK Transportation
    Dyand Narcissus OrchidLibra
    Belum ada peringkat
  • Ekstraksi Cair-Cair OTK 3 PDF
    Ekstraksi Cair-Cair OTK 3 PDF
    Dokumen88 halaman
    Ekstraksi Cair-Cair OTK 3 PDF
    Dyand Narcissus OrchidLibra
    Belum ada peringkat
  • AIK Adsorbsi
    AIK Adsorbsi
    Dokumen14 halaman
    AIK Adsorbsi
    Dyand Narcissus OrchidLibra
    Belum ada peringkat
  • Laporan Dinamika Proses Fix-1
    Laporan Dinamika Proses Fix-1
    Dokumen40 halaman
    Laporan Dinamika Proses Fix-1
    Dyand Narcissus OrchidLibra
    Belum ada peringkat
  • AIK Adsorbsi
    AIK Adsorbsi
    Dokumen17 halaman
    AIK Adsorbsi
    Dyand Narcissus OrchidLibra
    Belum ada peringkat
  • AIK Adsorbsi
    AIK Adsorbsi
    Dokumen17 halaman
    AIK Adsorbsi
    Dyand Narcissus OrchidLibra
    Belum ada peringkat