HALUSINASI
Kelompok 3
2. Definisi
1) Perubahan persepsi: halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana
klien mengalami perubahan persepsi sensori, seperti merasakan sensasi palsu
berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan, atau penghiduan. Klien
merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Selain itu, perubahan persepsi
sensori tentang suatu objek, gambaran, dan pikiran yang sering terjadi tanpa
adanya rangsangan dari luar meliputi semua sistem penginderaan (pendengaran,
penglihatan, penciuman, perabaan, atau pengecapan) Cook dan Fontaine (1987).
2) Individu menginterpretasikan stresor yang tidak ada stimulus dari lingkungan
(Depkes RI, 2008).
3) Suatu keadaan di mana seseorang mengalami perubahan pada pola stimulus yang
mendekat (yang diprakarsai secara internal dan eksternal) disertai dengan suatu
pengurangan berlebih-lebihan atau kelainan berespons terhadap stimulus
(Towsend, 1998).
4) Kesalahan sensori persepsi dari satu atau lebih indra pendengaran, penglihatan,
taktil, atau penciuman yang tidak ada stimulus eksternal (Antai Otong, 1995).
5) Gangguan penyerapan/presepsi pasca indra tanpa adanya rangsangan dari luar.
Gangguan ini dapat terjadi pada sistem pengindraan pada saat kesadaran individu
tersebut panuh dan baik. Gangguan ini dapat terjadi pada saat klien dapat
menerima rangsangan dari luar dan dari individu sendiri. Dengan kata lain klien
berespon terhadap rangsangan yang tidak nyata, yang hanya dirasakan oleh klien
dan tidak dapat dibuktikan (Wilson, 1983).
3. Etiologi, Faktor Predisposisi dan Faktor Presipitasi
1) Faktor predisposisi
Faktor predisposisi adalah faktor resiko yang memengaruhi jenis dan jumlah
sumber yang dapat dibangkitkan oleh individu untuk mengatasi stres. Diperoleh
baik dari klien maupun keluarganya. Faktor predisposisi dapat meliputi faktor
perkembangan, sosiokultural, biokomia, psikologi, dan genetik.
a. Faktor Perkembangan
Jika tugas perkembangan mengalami hambatan dan hubungan interpersonal
terganggu, maka individu akan mengalami stres dan kecemasan
b. Faktor Sosiokultural
Berbagai faktor di masyarakat dapat menyebabkan seseorang merasa
disingkirkan, sehingga orang tersebut merasa kesepian di lingkungan yang
membesarkannya.
c. Faktor Biokimia
Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa. Jika seseorang
mengalami stres yang berlebihan, maka di dalam tubuhnya akan dihasilkan
suatu zat yang dapat bersifat halusinogenik neurokomia seperti buffofenon dan
dimethytransferase (DMP).
d. Faktor Psikologis
Hubungan interpersonal yang tidak harmonis serta adanya peran ganda
bertentangan yang sering diterima oleh seseorang akan mengakibatkan stres
dan kecemasan yang tinggi dan berakhir pada gangguan orientasi realitas.
e. Faktor Genetik
Gen yang berpengaruh dalam skizoprenia belum diketahui, tetapi hasil studi
menunjukkan bahwa faktor keluarga menujukkan hubungan yang sangat
berpengaruh pada penyakit ini.
2) Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi yaitu stimulus yang dipersepkan oleh individu sebagai
tantangan, ancaman, atau tuntutan yang memelurkan energi ekstra untuk
menghadapinya. Adanya rangsangan dari lingkungan, seperti partisipasi klien
dalam kelompok, terlalu lama tidak diajak berkomunikasi, objek yang ada di
lingkungan, dan juga suasana yang sepia atau terisolasi sering menjadi pencetus
terjadinya halusinasi. Hal tersebut dapat meningkatkan stres dan kecemasan yang
merangsang tubuh mengeluarkan zat halusonigenik.
4. Tanda dan Gejala
Berikut ini akan dijelaskan mengenai ciri-ciri yang objektif dan subjektif pada klien
dengan halusinasi.
Jenis Halusinasi Data Objektif Data Subjektif
Halusinasi dengar (klien Bicara atau tertawa sendiri Mendengar suara-suara
mendengar suara atau bunyi Marah-marah tanpa sebab atau kegaduhan
yang tidak ada hubungannya Mendekatkan telinga ke arah Mendengar suara yang
dengan stimulus yang nyata tertentu ngajak bercakap-cakap
atau lingkungan). Menutup telinga Mendengar suara
menyuruh melakukan
sesuatu yang berbahaya
Halusinasi Penglihatan Menunjuk-nunjuk ke arah Melihat bayangan, sinar,
(klien melihat gambaran tertentu bentuk geometris, kartun,
yang jelas atau samar Ketakutan pada sesuatu yang melihat hantu atau monster.
terhadap adanya stimulus tidak jelas
yang nyata dari lingkungan
dan oranmg lain tidak
melihatnya).
Halusinasi Penciuman Mengendus-endus seperti Membaui bau-bauan seperti
(klien mencium suatu sedang membaui bau-bauan bau darah, urin, feses, dan
bauyang muncul dari tertentu. terkadang bau-bau tersebut
sumber tertentu tanpa Menutup hidung menyenangkan bagi klien.
stimulus yang nyata).
Halusinasi Pengecapan Sering meludah Merasakan rasa seperti darah,
(klien merasakan sesuatu Muntah urine, atau feses.
yang tidak nyata,sering
meludah biasanya
merasakan rasa makanan
yang tidak enak).
Halusinasi Perabaan Menggaruk-garuk Mengatakan ada serangga
(klien merasakan sesuatu permukaan kulit di permukaan kulit
pada kulitnya tanpa ada Merasakan seperti tersengat
stimulus yang nyata). listrik.
Halusinasi Kinestetik Memegang kakinya yang Mengatakan badannya
(klien merasa badannya dianggapnya bergerak melayang di udara
bergerak dalam suatu sendiri.
ruangan atau anggota
badannya bergerak)
Halusinasi Fiseral Memegang badannya yang Mengatakan perutnya
(perasaan tertentu timbul dianggap berubah bentuk menjadi mengecil setelah
dalam tubuhnya) dan tidak normal seperti minum soft drink.
biasanya.
6. Diagnosis Keperawatan
Perubahan persepsi sensori: halusinasi.