Anda di halaman 1dari 8

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Jiwa dengan Skizofrenia

A. Pengkajian
1. Identitas
Sering ditemukan pada usia dini atau muncul pertama kali pada masa
pubertas.
2. Keluhan Utama
Keluhan utama yang menyebabkan pasien dibawa ke rumah sakit
biasanya akibat adanya kumunduran kemauan dan kedangkalan emosi.
3. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi sangat erat terkait dengan faktor etiologi yakni
keturunan, endokrin, metabolisme, susunan syaraf pusat, kelemahan ego.
4. Psikososial
a. Genogram
Orang tua penderita skizofrenia, salah satu kemungkinan anaknya 7-
16 % skizofrenia, bila keduanya menderita 40-68 %, saudara tiri
kemungkinan 0,9-1,8 %, saudara kembar 2-15 %, saudara kandung
7-15 %.
b. Konsep Diri
Kemunduran kemauan dan kedangkalan emosi yang mengenai
pasien akan mempengaruhi konsep diri pasien.
c. Hubungan Sosial
Klien cenderung menarik diri dari lingkungan pergaulan, suka
melamun, berdiam diri.
d. Spiritual
Aktifitas spiritual menurun seiring dengan kemunduran kemauan.
5. Status Mental
a. Penampilan Diri
Pasien tampak lesu, tak bergairah, rambut acak-acakan, kancing baju
tidak tepat, resliting tak terkunci, baju tak diganti, baju terbalik
sebagai manifestasi kemunduran kemauan pasien.
b. Pembicaraan
Nada suara rendah, lambat, kurang bicara, apatis.
c. Aktifitas Motorik
Kegiatan yang dilakukan tidak bervariatif, kecenderungan
mempertahankan pada satu posisi yang dibuatnya sendiri
(katalepsia).
d. Emosi
Emosi dangkal
e. Afek
Dangkal, tak ada ekspresi roman muka.
f. Interaksi Selama Wawancara
Cenderung tidak kooperatif, kontak mata kurang, tidak mau menatap
lawan bicara, diam.
g. Persepsi
Tidak terdapat halusinasi atau waham.
h. Proses Berfikir
Gangguan proses berfikir jarang ditemukan.
i. Kesadaran
Kesadaran berubah, kemampuan mengadakan hubungan dengan dan
pembatasan dengan dunia luar dan dirinya sendiri sudah terganggu
pada taraf tidak sesuai dengan kenyataan (secara kualitatif).
j. Memori
Tidak ditemukan gangguan spesifik, orientasi tempat, waktu, orang
baik.
k. Kemampuan penilaian
Tidak dapat mengambil keputusan, tidak dapat bertindak dalam
suatu keadaan, selalu memberikan alasan meskipun alasan tidak jelas
atau tidak tepat.
l. Tilik diri
Tak ada yang khas.
6. Kebutuhan Sehari-hari
Pada permulaan penderita kurang memperhatikan diri dan keluarganya,
makin mundur dalam pekerjaan akibat kemunduran kemauan. Minat
untuk memenuhi kebutuhannya sendiri sangat menurun dalam hal makan,
BAB/BAK, mandi, berpakaian, intirahat tidur.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Isolasi sosial
2. Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi
C. Rencana Keperawatan
No. Diagnosa
Tujuan Strategi Pelaksanaan Pasien Strategi Pelaksanaan Keluarga
Keperawatan
1. Isolasi sosial Setelah SP I P SP I K
dilakukan 1. Mengidentifikasi penyebab 1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga
tindakan isolasi sosial klien. dalam merawat klien.
keperawatan 3 x 2. Berdiskusi dengan klien 2. Memberikan kesempatan pada klien untuk
60 menit, klien tentang keuntungan mempraktekkan cara berkenalan dengan satu
dapat berinteraksi dengan orang lain. orang.
berinteraksi 3. Berdiskusi degan klien tentang 3. Membantu klien memasukkan kegiatan
dengan orang kerugian tidak berinteraksi berbincang-bincang dengan orang lain sebagai
lain baik secara dengan orang lain. salah satu kegiatan harian klien.
individu maupun 4. Mengajarkan klien cara
secara berkenalan dengan satu orang.
berkelompok 5. Menganjurkan klien
dengan kriteria memasukkan kegiatan
hasil : berbincang-bincang dengan
1. Klien dapat orang lain dalam kegiatan
membina harian.
hubungan SP II P SP II K
saling 1. Mengevaluasi jadwal 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
percaya. kegiatan harian klien. 2. Memberikan kesempatan kepada klien untuk
2. Dapat 2. Memberikan kesempatan mempraktekkan cara berkenalan dengan satu
menyebutkan kepada klien untuk orang.
keuntungan mempraktekkan cara 3. Membantu klien memasukkan dalam kegiatan
berhubungan berkenalan dengan satu harian.
dengan orang orang.
lain. 3. Menganjurkan klien
3. Dapat memasukkan kegiatan
menyebutkan berbincang-bincang dengan
kerugian orang lain sebagai salah satu
tidak kegiatan harian klien
berhubungan
dengan orang SP III P SP III K
lain. 1. Mengevaluasi jadwal 4. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
4. Dapat kegiatan harian klien. 5. Memberikan kesempatan kepada klien untuk
berkenalan 2. Memberikan kesempatan mempraktekkan cara berkenalan dengan dua
dan bercakap- kepada klien untuk orang atau lebih.
cakap dengan mempraktekkan cara 6. Membantu klien memasukkan dalam kegiatan
orang lain. berkenalan dengan dua orang harian.
5. Terlibat atau lebih.
dalam 3. Menganjurkan klien
aktivitas memasukkan kegiatan dalam
sehari-hari. kegiatan harian.

2. Resiko Setelah SP I P SP I K
perubahan dilakukan 1. Mengidentifikasi situasi yang 1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga
persepsi tindakan dapat menimbulkan dalam merawat klien.
sensori : keperawatan 3 x halusinasi. 2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, dan
halusinasi 60 menit,klien 2. Mengidentifikasi situasi yang jenis halusinasi beserta proses terjadinya
dapat mengenal dapat menimbulkan halusinasi.
dan menggontrol halusinasi klien. 3. Menjelaskan cara merawat klien dengan
halusinasi 3. Mengidentifikasi respon klien halusinasi.
dengan kriteria terhadap halusinasi klien.
hasil : 4. Mengajarkan klien
1. Klien dapat memasukkan cara
membina menghardik ke dalam
hubungan kegiatan harian.
saling percaya SP II P SP II K
2. Klien dapat 1. Mengevaluasi jadwal 1. Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat
mengenal kegiatan harian klien. klien dengan halusinasi.
halusinasinya 2. Melatih klien mengendalikan 2. Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat
3. Klien dapat halusinasinya dengan cara langsung kepada klien dengan halusinasi.
mengontrol bercakap-cakap dengan orang
halusinasinya lain.
4. Klien dapat 3. Menganjurkan klien
dukungan memasukkan kegiatan
keluarga bercakap-cakap ke dalam
dalam jadwal kegiatan harian.
mengontrol SP III P SP III K
halusinasinya 1. Mengevaluasi jadwal 1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di
5. Klien dapat kegiatan harian klien. rumah termasuk minum obat.
memanfaatkan 2. Melatih klien mengendalikan 2. Menjelaskan follow up klien setelah pulang.
obat untuk halusinasinya dengan cara
mengatasi melakukan kegiatan.
halusinasinya. 3. Menganjurkan klien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian.
SP IV P
1. Mengevaluasi jadwal
kegiatan harian klien.
2. Memberikan penkes tentang
penggunaan obat secara
teratur.
3. Menganjurkan klien
memasukkan dalam jadwal
harian kegiatan.

Anda mungkin juga menyukai