Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

HUKUM PERUSAHAAN

OLEH :

Anak Agung Ayu Diah Pradnya Paramitha (1704551112)


Ida Ayu Indira Wahyu Prameswari Putri Guntur (1704551117)

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2019
1. Bandingkan bentuk perusahaan yang akan saudara buat antara perusahaan yang tidak berbadan
hukum dengan perusahaan yang berbadan hukum.

2. Dari bentuk perusahaan yang akan saudara buat tersebut bagaimana akibat hukumnya kalau
timbul masalah dikemudian hari?

Jawab:

A. Pengertian

Perseroan Terbatas (PT) (bahasa Belanda: Naamloze Vennootschap) adalah suatu badan hukum
untuk menjalankan usaha yang memiliki modal terdiri dari saham-saham, yang pemiliknya
memiliki bagian sebanyak saham yang dimilikinya. Karena modalnya terdiri dari saham-saham
yang dapat diperjualbelikan, perubahan kepemilikan perusahaan dapat dilakukan tanpa perlu
membubarkan perusahaan.

Perseroan terbatas merupakan badan usaha dan besarnya modal perseroan tercantum dalam
anggaran dasar. Kekayaan perusahaan terpisah dari kekayaan pribadi pemilik perusahaan sehingga
memiliki harta kekayaan sendiri. Setiap orang dapat memiliki lebih dari satu saham yang menjadi
bukti pemilikan perusahaan. Pemilik saham mempunyai tanggung jawab yang terbatas, yaitu
sebanyak saham yang dimiliki. Apabila utang perusahaan melebihi kekayaan perusahaan, maka
kelebihan utang tersebut tidak menjadi tanggung jawab para pemegang saham. Apabila perusahaan
mendapat keuntungan maka keuntungan tersebut dibagikan sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan. Pemilik saham akan memperoleh bagian keuntungan yang disebut dividen yang
besarnya tergantung pada besar-kecilnya keuntungan yang diperoleh perseroan terbatas.

Persekutuan Komanditer (commanditaire vennootschap atau CV) adalah suatu persekutuan


yang didirikan oleh seorang atau beberapa orang yang mempercayakan uang atau barang kepada
seorang atau beberapa orang yang menjalankan perusahaan dan bertindak sebagai pemimpin.

Dari pengertian di atas, sekutu dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

 Sekutu aktif atau sekutu Komplementer, adalah sekutu yang menjalankan perusahaan dan
berhak melakukan perjanjian dengan pihak ketiga. Artinya, semua kebijakan perusahaan
dijalankan oleh sekutu aktif. Sekutu aktif sering juga disebut sebagai persero kuasa atau
persero pengurus.
 Sekutu Pasif atau sekutu Komanditer, adalah sekutu yang hanya menyertakan modal dalam
persekutuan. Jika perusahaan menderita rugi, mereka hanya bertanggung jawab
sebatas modal yang disertakan dan begitu juga apabila untung, uang mereka memperoleh
terbatas tergantung modal yang mereka berikan. Status Sekutu Komanditer dapat disamakan
dengan seorang yang menitipkan modal pada suatu perusahaan, yang hanya menantikan hasil
keuntungan dari inbreng yang dimasukan itu, dan tidak ikut campur dalam kepengurusan,
pengusahaan, maupun kegiatan usaha perusahaan. Sekutu ini sering juga disebut sebagai
persero diam.

B. Perbedaan
Berikut ini adalah beberapa perbedaan antara Perseroan Terbatas (PT) dengan Perseroan
Komanditer (CV) :

1. Bentuk Perusahaan dan Dasar Hukumnya


- Perseroan Terbatas (PT)
Bentuk perusahaan yang berbadan hukum yang pendiriannya harus sesuai dengan
peraturan tertulis dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Bentuk
perusahaan ini menjadi yang paling banyak digunakan di Indonesia. Sebab dapat
digunakan untuk usaha dalam skala kecil, menengah, atau skala besar sekalipun.
- Perseroan Komanditer (CV)

Bukan usaha berbadan hukum karena tidak ada peraturan tertentu yang mengaturnya. Pada
umumnya, CV banyak dipilih untuk kegiatan Usaha Kecil Menengah (UKM).

2. Ketentuan Pendirian
- Perseroan Terbatas (PT)

Minimal 2 (dua) orang terlibat dalam pendiriannya. Keduanya adalah Warga Negara
Indonesia (WNI). Namun, dalam aturan Penanaman Modal Asing (PMA), Warga Negara
Asing (WNA) diperbolehkan sebagai pendiri.

- Perseroan Komanditer (CV)

Tidak memungkinkan WNA sebagai pendirinya. Sama seperti PT, butuh minimal 2 (dua)
orang WNI terlibat dalam pendirian CV.
3. Pemakaian Nama Perusahaan
- Perseroan Terbatas (PT)

Perihal pemakaian nama telah diatur secara khusus dalam Pasal 16 UU No. 40 Tahun 2007,
yaitu:

 Nama Perseroan harus didahului dengan frasa “Perseroan Terbatas” atau disingkat
PT. Contoh: PT Xyz.
 Nama Perseroan tidak boleh sama atau mirip dengan nama “PT” yang sudah ada
dan berdiri di wilayah Republik Indonesia seperti yang diatur PP No 26 Tahun
1998.

- Perseroan Komanditer (CV)

Tidak ada peraturan yang secara khusus mengatur hal tersebut. Artinya, nama Perseroan
bisa saja memiliki kemiripan atau kesamaan antara satu CV dengan CV lainnya.

4. Modal Perusahaan
- Perseroan Terbatas (PT)

Perihal modal usaha yang digunakan telah diatur dalam UU No. 40 Tahun 2007 yang
menyatakan bahwa modal dasar perseroan ditentukan sebagai berikut:

 Modal dasar minimal Rp50.000.000, kecuali ditentukan lain oleh undang-undang


atau peraturan yang mengatur tentang pelaksanaan kegiatan usaha tersebut di
Indonesia.
 Dari modal dasar tersebut, minimal 25% atau sebesar Rp12.500.000 harus sudah
ditempatkan dan disetor para pendiri perseroan selaku pemegang saham perseroan.

- Perseroan Komanditer (CV)

Dalam pendirian CV, hal ini tidak diatur dengan ketentuan khusus. Artinya, tidak
disebutkan besaran modal dasar yang wajib dimiliki dan juga disetorkan pendirinya. Hal
ini kemudian menjadi dasar untuk beberapa poin berikut ini.

 Tidak ada sistem kepemilikan saham dalam CV.


 Besarnya modal awal juga tidak ditentukan secara khusus sehingga penyetoran
modal ini dapat ditentukan dan dicatat secara mandiri pendiri perusahaan. Terkait
dengan bukti penyetoran modal yang dilakukan Pesero Aktif dan Pesero Pasif, bisa
diatur dalam perjanjian khusus yang disepakati semua pihak.

5. Maksud dan Tujuan serta Kegiatan Usaha


- Perseroan Terbatas (PT)

Bisa melakukan semua kegiatan usaha yang sesuai dengan maksud serta tujuan
pendiriannya, seperti;

 PT nonfasilitas meliputi kegiatan usaha Perdagangan, Pembangunan (Kontraktor),


Perindustrian, Pertambangan, Pengangkutan Darat, Pertanian, Percetakan,
Perbengkelan, dan Jasa.
 PT usaha khusus yang meliputi berbagai kegiatan usaha, seperti Forwarding,
Perusahaan Pers, Perfilman dan Perekaman Video, Radio Siaran Swasta,
Pariwisata, Pengangkutan Udara Niaga, Perusahaan Bongkar Muat, Ekspedisi
Muatan Kapal Laut, Ekspedisi Muatan Kapal Udara, dan Pelayaran.
 Serta berbagai jenis usaha lainnya.

- Perseroan Komanditer (CV)

Dalam hal ini, CV memiliki keterbatasan dan hanya bisa melakukan berbagai kegiatan
usaha yang terbatas pada bidang tertentu saja, seperti Perdagangan, Pembangunan
(Kontraktor) sampai dengan Gred 4, Perindustrian, Perbengkelan, Pertanian, Percetakan,
dan Jasa.

6. Kepengurusan
- Perseroan Terbatas (PT)

Harus memiliki minimal 2 (dua) orang pengurus yang bertindak sebagai Direksi dan
Komisaris. Namun, khusus untuk perseroan terbuka, diwajibkan untuk memiliki minimal
2 (dua) orang anggota direksi. Jika ternyata Direksi dan Komisaris lebih dari satu orang,
satu di antaranya dapat diangkat menjadi seorang Komisaris Utama atau Direktur Utama.
Di dalam PT, pengurus juga bisa menjadi seorang pemegang saham, kecuali hal ini telah
diatur secara khusus sejak awal. Pengangkatan dan pemberhentian pengurus PT, akan
dilakukan berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

- Perseroan Komanditer (CV)

Sementara kepengurusan di dalam CV akan dilakukan minimal 2 (dua) orang, yakni Pesero
Aktif dan Pesero Pasif.

7. Proses Pendirian dan Akta Pendirian


- Perseroan Terbatas (PT)

Pendiriannya membutuhkan waktu yang cukup lama. Sebab proses ini harus mendapatkan
pengesahan dari Menteri Hukum dan HAM RI serta mengikuti berbagai prosedur yang
cukup panjang. Hal ini juga menyebabkan jumlah biaya yang dibutuhkan akan menjadi
jauh lebih besar.

- Perseroan Komanditer (CV)


Pendiriannya dapat berjalan dengan lebih singkat. Hal ini memang tidak membutuhkan
pengesahan khusus dan biaya yang dibutuhkan juga akan jauh lebih murah.

Dari bentuk perusahaan diatas bagaimana akibat hukumnya kalau timbul masalah di
kemudian hari?

A. Akibat Hukum Jika Terjadi Kepailitan Terhadap PT (Perseroan Terbatas)

Akibat hukum bagi Perseroan Terbatas selama kepailitan Dalam kepailitan badan hukum
Perseroan Terbatas, beroperasi atau tidaknya perseroan setelah putusan pailit dibacakan
tergantung pada cara pandang kurator terhadap prospek usaha perseroan pada waktu yang akan
datang. Hal ini dimungkinkan karena berdasar ketentuan di dalam Pasal 104 UUK dan PKPU
yang berbunyi :

(1)Berdasarkan persetujuan panitia kreditor sementara, kurator dapat melanjutkan usaha


debitur yang dinyatakan pailit walaupun terhadap pernyataan putusan pailit tersebut
diajukan kasasi atau peninjauan kembali.

(2)Apabila dalam kepailitan tidak diangkat panitia kreditur, kurator memerlukan izin
hakim pengawas untuk melanjutkan usaha sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).

Berdasar bunyi pasal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kepailitan Badan Hukum
Perseroan Terbatas di Indonesia tidak secara otomatis membuat perseroan kehilangan haknya
untuk mengurus dan menguasai harta kekayaan perseroan tersebut karena kepailitan perseroan
terbatas menurut hukum Indonesia tidak menyebabkan terhentinya operasional perseroan.

Kepailitan tidak mengakibatkan debitor kehilangan kemampuannya untuk melakukan


perbuatan hukum yang menyangkut dirinya, kecuali apabila perbuatan itu menyangkut pengurusan
dan pengalihan harta bendanya yang telah ada. Apabila menyangkut harta benda yang akan
diperolehnya, debitor tetap dapat melakukan perbuatan hukum menerima harta benda tersebut,
namun tetap menjadi bagian dari harta pailit.

Putusan pernyataan pailit mengakibatkan mengubah status hukum seseorang atau suatu
badan hukum menjadi tidak cakap melakukan perbuatan hukum. Sejak putusan penyataan pailit
diucapkan tindakan pengurusan dan pengalihan harta benda debitor menjadi wewenang dari
kurator. Gugatan-gugatan hukum yang menyangkut hak dan kewajiban berkenaan dengan harta
kekayaan debitor pailit tersebut harus diajukan terhadap atau oleh kurator. Dengan kata lain,
gugatan menyangkut harta kekayaan debitor tidak lagi diajukan kepada debitor tetapi harus
diajukan kepada kurator. Demikian pula sebaliknya gugatan terhadap pihak lain tidak lagi diajukan
oleh debitor tetapi oleh kurator.

Contoh Kasus PT. Nikko Securuties vs PT. Gema Widia Statindo Komputer. Dalam kasus
tersebut meskipun gugatan debitur pailit (Gema Widia) ditolak, status debitur yang berada dalam
keadaan pailit tidak dijadikan pertimbangan hukum. Seharusnya, sejak diajukan bukti bahwa
debitur telah pailit, otomatis gugatan tersebut ditolak. Kecuali gugatan tersebut diajukan oleh
kurator.
Akibat Hukum jika terjadi kepailitan terhadap CV (Perseroan Komanditer)

CV bukanlah suatu badan hukum, sehingga pertanggungjawaban atas CV tersebut adalah terhadap
pribadi dari sekutu aktif dalam CV tersebut hingga harta pribadinya. Sedangkan, sekutu pasif hanya
bertanggung jawab sebatas modal yang disetorkan saja.Dalam hal adanya kerugian yang diderita oleh CV
namun harta dari CV tersebut tidak cukup untuk menutupnya, maka kerugian tersebut menjadi tanggung
jawab dari Sekutu aktif.

Dari apa yang diterangkan di atas dapat kita lihat ada dua macam sekutu yakni;

a.Sekutu Aktif/pengurus (Sekutu Komplementer), berhak memasukan modal, namun tugas


pokoknya adalah melakukan pengurusan terhadap persekutuan tersebut di mana tanggung
jawab dari para sekutu aktif tersebut bertanggung jawab hingga harta pribadinya secara
keseluruhan

b.Sekutu Komanditer (pasif), berkewajiban menyerahkan uang, benda dan atau tenaga
sebagaimana telah diperjanjikan sebelumnya yang kemudian mendapatkan keuntungan dari
persekutuan tersebut berdasarkan besaran modal yang telah disetorkannya. Tanggung jawab
persekutuan komanditer terbatas hanya sampai dengan jumlah uang yang telah disanggupi untuk
disetorkannya.

Sekutu komanditer tidak boleh melakukan pengurusan layaknya sekutu aktif. Dalam hal sekutu
komanditer turut serta melakukan pengurusan CV, maka tanggung jawab Sekutu Komanditer dapat
diperluas hingga harta pribadinya. Hal ini sebagaimana diatur di dalam Pasal 20 dan Pasal 21 KUHD.

CV yang dinyatakan pailit oleh keputusan Pengadilan Niaga bukan berarti telah berhenti sama
sekali segala kegiatan yang berkaitan dengan urusan persekutuan. Apabila kegiatan itu menguntungkan
harta pailit, maka dimungkinkan persekutuan melakukan aktifitasnya walaupun hanya sekedar untuk
melanjutkan transaksi-transaksi yang dulu telah berlangsung, bukan membuka atau memulai transaksi yang
baru.

CV yang telah dinyatakan pailit, dan harta benda CV tidak mencukupi untuk pelunasan utang-utangnya,
maka harta benda pribadi sekutu komplementer dapat di pertanggungjawabkan untuk melunasi utang
perusahaan. Sebaliknya harta benda para sekutu komanditer tetap aman atau dengan kata lain sekutu
komanditer tidak bertanggung jawab untuk melunasi utang perusahaan. Resiko yang diterima sekutu
komanditer hanya sebatas pada harta benda yang dimasukkan ke dalam CV.

Harta kekayaan CV adalah jaminan bagi pelunasan hutang terhadap kreditor persekutuan. Setiap
tindakan sekutu komplementer yang mengakibatkan berkurangnya harta kekayaan persekutuan, akan
membawa sekutu komplementer tersebut kepada kewajiban untuk bertanggung jawab secara pribadi atas
kekurangannya tersebut.

Anda mungkin juga menyukai

  • HPI
    HPI
    Dokumen2 halaman
    HPI
    Indira Prameswari
    Belum ada peringkat
  • Hukum Jaminan
    Hukum Jaminan
    Dokumen2 halaman
    Hukum Jaminan
    Indira Prameswari
    Belum ada peringkat
  • Matriks Agraria
    Matriks Agraria
    Dokumen6 halaman
    Matriks Agraria
    Indira Prameswari
    Belum ada peringkat
  • Hukum Dagang
    Hukum Dagang
    Dokumen1 halaman
    Hukum Dagang
    Indira Prameswari
    Belum ada peringkat
  • HK Pajak
    HK Pajak
    Dokumen10 halaman
    HK Pajak
    Indira Prameswari
    Belum ada peringkat
  • Pidana Lanjutan Take Home
    Pidana Lanjutan Take Home
    Dokumen2 halaman
    Pidana Lanjutan Take Home
    Indira Prameswari
    Belum ada peringkat
  • Etika Dan Profesi
    Etika Dan Profesi
    Dokumen11 halaman
    Etika Dan Profesi
    Indira Prameswari
    100% (1)
  • PKM Ai
    PKM Ai
    Dokumen10 halaman
    PKM Ai
    Indira Prameswari
    Belum ada peringkat
  • Problem Task 3 Ham Lanjutan
    Problem Task 3 Ham Lanjutan
    Dokumen10 halaman
    Problem Task 3 Ham Lanjutan
    Indira Prameswari
    Belum ada peringkat
  • HTN
    HTN
    Dokumen16 halaman
    HTN
    Indira Prameswari
    Belum ada peringkat
  • Pengertian Dan Ruang Lingkup Hukum Agrar
    Pengertian Dan Ruang Lingkup Hukum Agrar
    Dokumen6 halaman
    Pengertian Dan Ruang Lingkup Hukum Agrar
    Indira Prameswari
    Belum ada peringkat
  • Buku Ajar Acara Perdata PDF
    Buku Ajar Acara Perdata PDF
    Dokumen55 halaman
    Buku Ajar Acara Perdata PDF
    Indira Prameswari
    Belum ada peringkat
  • SPP Pendekatan
    SPP Pendekatan
    Dokumen5 halaman
    SPP Pendekatan
    Indira Prameswari
    Belum ada peringkat
  • 98 Uu 010
    98 Uu 010
    Dokumen63 halaman
    98 Uu 010
    Tubagus Syaqief Harizansyah
    Belum ada peringkat
  • Filsafat Fix
    Filsafat Fix
    Dokumen3 halaman
    Filsafat Fix
    Indira Prameswari
    Belum ada peringkat
  • Resume Bedah Buku
    Resume Bedah Buku
    Dokumen10 halaman
    Resume Bedah Buku
    Indira Prameswari
    Belum ada peringkat
  • Hak Kekayaan Intelektual
    Hak Kekayaan Intelektual
    Dokumen8 halaman
    Hak Kekayaan Intelektual
    Indira Prameswari
    Belum ada peringkat
  • Haki Rahasia Dagang
    Haki Rahasia Dagang
    Dokumen5 halaman
    Haki Rahasia Dagang
    Indira Prameswari
    Belum ada peringkat
  • HK Pajak
    HK Pajak
    Dokumen10 halaman
    HK Pajak
    Indira Prameswari
    Belum ada peringkat