HUKUM PERUSAHAAN
OLEH :
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2019
1. Bandingkan bentuk perusahaan yang akan saudara buat antara perusahaan yang tidak berbadan
hukum dengan perusahaan yang berbadan hukum.
2. Dari bentuk perusahaan yang akan saudara buat tersebut bagaimana akibat hukumnya kalau
timbul masalah dikemudian hari?
Jawab:
A. Pengertian
Perseroan Terbatas (PT) (bahasa Belanda: Naamloze Vennootschap) adalah suatu badan hukum
untuk menjalankan usaha yang memiliki modal terdiri dari saham-saham, yang pemiliknya
memiliki bagian sebanyak saham yang dimilikinya. Karena modalnya terdiri dari saham-saham
yang dapat diperjualbelikan, perubahan kepemilikan perusahaan dapat dilakukan tanpa perlu
membubarkan perusahaan.
Perseroan terbatas merupakan badan usaha dan besarnya modal perseroan tercantum dalam
anggaran dasar. Kekayaan perusahaan terpisah dari kekayaan pribadi pemilik perusahaan sehingga
memiliki harta kekayaan sendiri. Setiap orang dapat memiliki lebih dari satu saham yang menjadi
bukti pemilikan perusahaan. Pemilik saham mempunyai tanggung jawab yang terbatas, yaitu
sebanyak saham yang dimiliki. Apabila utang perusahaan melebihi kekayaan perusahaan, maka
kelebihan utang tersebut tidak menjadi tanggung jawab para pemegang saham. Apabila perusahaan
mendapat keuntungan maka keuntungan tersebut dibagikan sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan. Pemilik saham akan memperoleh bagian keuntungan yang disebut dividen yang
besarnya tergantung pada besar-kecilnya keuntungan yang diperoleh perseroan terbatas.
Sekutu aktif atau sekutu Komplementer, adalah sekutu yang menjalankan perusahaan dan
berhak melakukan perjanjian dengan pihak ketiga. Artinya, semua kebijakan perusahaan
dijalankan oleh sekutu aktif. Sekutu aktif sering juga disebut sebagai persero kuasa atau
persero pengurus.
Sekutu Pasif atau sekutu Komanditer, adalah sekutu yang hanya menyertakan modal dalam
persekutuan. Jika perusahaan menderita rugi, mereka hanya bertanggung jawab
sebatas modal yang disertakan dan begitu juga apabila untung, uang mereka memperoleh
terbatas tergantung modal yang mereka berikan. Status Sekutu Komanditer dapat disamakan
dengan seorang yang menitipkan modal pada suatu perusahaan, yang hanya menantikan hasil
keuntungan dari inbreng yang dimasukan itu, dan tidak ikut campur dalam kepengurusan,
pengusahaan, maupun kegiatan usaha perusahaan. Sekutu ini sering juga disebut sebagai
persero diam.
B. Perbedaan
Berikut ini adalah beberapa perbedaan antara Perseroan Terbatas (PT) dengan Perseroan
Komanditer (CV) :
Bukan usaha berbadan hukum karena tidak ada peraturan tertentu yang mengaturnya. Pada
umumnya, CV banyak dipilih untuk kegiatan Usaha Kecil Menengah (UKM).
2. Ketentuan Pendirian
- Perseroan Terbatas (PT)
Minimal 2 (dua) orang terlibat dalam pendiriannya. Keduanya adalah Warga Negara
Indonesia (WNI). Namun, dalam aturan Penanaman Modal Asing (PMA), Warga Negara
Asing (WNA) diperbolehkan sebagai pendiri.
Tidak memungkinkan WNA sebagai pendirinya. Sama seperti PT, butuh minimal 2 (dua)
orang WNI terlibat dalam pendirian CV.
3. Pemakaian Nama Perusahaan
- Perseroan Terbatas (PT)
Perihal pemakaian nama telah diatur secara khusus dalam Pasal 16 UU No. 40 Tahun 2007,
yaitu:
Nama Perseroan harus didahului dengan frasa “Perseroan Terbatas” atau disingkat
PT. Contoh: PT Xyz.
Nama Perseroan tidak boleh sama atau mirip dengan nama “PT” yang sudah ada
dan berdiri di wilayah Republik Indonesia seperti yang diatur PP No 26 Tahun
1998.
Tidak ada peraturan yang secara khusus mengatur hal tersebut. Artinya, nama Perseroan
bisa saja memiliki kemiripan atau kesamaan antara satu CV dengan CV lainnya.
4. Modal Perusahaan
- Perseroan Terbatas (PT)
Perihal modal usaha yang digunakan telah diatur dalam UU No. 40 Tahun 2007 yang
menyatakan bahwa modal dasar perseroan ditentukan sebagai berikut:
Dalam pendirian CV, hal ini tidak diatur dengan ketentuan khusus. Artinya, tidak
disebutkan besaran modal dasar yang wajib dimiliki dan juga disetorkan pendirinya. Hal
ini kemudian menjadi dasar untuk beberapa poin berikut ini.
Bisa melakukan semua kegiatan usaha yang sesuai dengan maksud serta tujuan
pendiriannya, seperti;
Dalam hal ini, CV memiliki keterbatasan dan hanya bisa melakukan berbagai kegiatan
usaha yang terbatas pada bidang tertentu saja, seperti Perdagangan, Pembangunan
(Kontraktor) sampai dengan Gred 4, Perindustrian, Perbengkelan, Pertanian, Percetakan,
dan Jasa.
6. Kepengurusan
- Perseroan Terbatas (PT)
Harus memiliki minimal 2 (dua) orang pengurus yang bertindak sebagai Direksi dan
Komisaris. Namun, khusus untuk perseroan terbuka, diwajibkan untuk memiliki minimal
2 (dua) orang anggota direksi. Jika ternyata Direksi dan Komisaris lebih dari satu orang,
satu di antaranya dapat diangkat menjadi seorang Komisaris Utama atau Direktur Utama.
Di dalam PT, pengurus juga bisa menjadi seorang pemegang saham, kecuali hal ini telah
diatur secara khusus sejak awal. Pengangkatan dan pemberhentian pengurus PT, akan
dilakukan berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Sementara kepengurusan di dalam CV akan dilakukan minimal 2 (dua) orang, yakni Pesero
Aktif dan Pesero Pasif.
Pendiriannya membutuhkan waktu yang cukup lama. Sebab proses ini harus mendapatkan
pengesahan dari Menteri Hukum dan HAM RI serta mengikuti berbagai prosedur yang
cukup panjang. Hal ini juga menyebabkan jumlah biaya yang dibutuhkan akan menjadi
jauh lebih besar.
Dari bentuk perusahaan diatas bagaimana akibat hukumnya kalau timbul masalah di
kemudian hari?
Akibat hukum bagi Perseroan Terbatas selama kepailitan Dalam kepailitan badan hukum
Perseroan Terbatas, beroperasi atau tidaknya perseroan setelah putusan pailit dibacakan
tergantung pada cara pandang kurator terhadap prospek usaha perseroan pada waktu yang akan
datang. Hal ini dimungkinkan karena berdasar ketentuan di dalam Pasal 104 UUK dan PKPU
yang berbunyi :
(2)Apabila dalam kepailitan tidak diangkat panitia kreditur, kurator memerlukan izin
hakim pengawas untuk melanjutkan usaha sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).
Berdasar bunyi pasal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kepailitan Badan Hukum
Perseroan Terbatas di Indonesia tidak secara otomatis membuat perseroan kehilangan haknya
untuk mengurus dan menguasai harta kekayaan perseroan tersebut karena kepailitan perseroan
terbatas menurut hukum Indonesia tidak menyebabkan terhentinya operasional perseroan.
Putusan pernyataan pailit mengakibatkan mengubah status hukum seseorang atau suatu
badan hukum menjadi tidak cakap melakukan perbuatan hukum. Sejak putusan penyataan pailit
diucapkan tindakan pengurusan dan pengalihan harta benda debitor menjadi wewenang dari
kurator. Gugatan-gugatan hukum yang menyangkut hak dan kewajiban berkenaan dengan harta
kekayaan debitor pailit tersebut harus diajukan terhadap atau oleh kurator. Dengan kata lain,
gugatan menyangkut harta kekayaan debitor tidak lagi diajukan kepada debitor tetapi harus
diajukan kepada kurator. Demikian pula sebaliknya gugatan terhadap pihak lain tidak lagi diajukan
oleh debitor tetapi oleh kurator.
Contoh Kasus PT. Nikko Securuties vs PT. Gema Widia Statindo Komputer. Dalam kasus
tersebut meskipun gugatan debitur pailit (Gema Widia) ditolak, status debitur yang berada dalam
keadaan pailit tidak dijadikan pertimbangan hukum. Seharusnya, sejak diajukan bukti bahwa
debitur telah pailit, otomatis gugatan tersebut ditolak. Kecuali gugatan tersebut diajukan oleh
kurator.
Akibat Hukum jika terjadi kepailitan terhadap CV (Perseroan Komanditer)
CV bukanlah suatu badan hukum, sehingga pertanggungjawaban atas CV tersebut adalah terhadap
pribadi dari sekutu aktif dalam CV tersebut hingga harta pribadinya. Sedangkan, sekutu pasif hanya
bertanggung jawab sebatas modal yang disetorkan saja.Dalam hal adanya kerugian yang diderita oleh CV
namun harta dari CV tersebut tidak cukup untuk menutupnya, maka kerugian tersebut menjadi tanggung
jawab dari Sekutu aktif.
Dari apa yang diterangkan di atas dapat kita lihat ada dua macam sekutu yakni;
b.Sekutu Komanditer (pasif), berkewajiban menyerahkan uang, benda dan atau tenaga
sebagaimana telah diperjanjikan sebelumnya yang kemudian mendapatkan keuntungan dari
persekutuan tersebut berdasarkan besaran modal yang telah disetorkannya. Tanggung jawab
persekutuan komanditer terbatas hanya sampai dengan jumlah uang yang telah disanggupi untuk
disetorkannya.
Sekutu komanditer tidak boleh melakukan pengurusan layaknya sekutu aktif. Dalam hal sekutu
komanditer turut serta melakukan pengurusan CV, maka tanggung jawab Sekutu Komanditer dapat
diperluas hingga harta pribadinya. Hal ini sebagaimana diatur di dalam Pasal 20 dan Pasal 21 KUHD.
CV yang dinyatakan pailit oleh keputusan Pengadilan Niaga bukan berarti telah berhenti sama
sekali segala kegiatan yang berkaitan dengan urusan persekutuan. Apabila kegiatan itu menguntungkan
harta pailit, maka dimungkinkan persekutuan melakukan aktifitasnya walaupun hanya sekedar untuk
melanjutkan transaksi-transaksi yang dulu telah berlangsung, bukan membuka atau memulai transaksi yang
baru.
CV yang telah dinyatakan pailit, dan harta benda CV tidak mencukupi untuk pelunasan utang-utangnya,
maka harta benda pribadi sekutu komplementer dapat di pertanggungjawabkan untuk melunasi utang
perusahaan. Sebaliknya harta benda para sekutu komanditer tetap aman atau dengan kata lain sekutu
komanditer tidak bertanggung jawab untuk melunasi utang perusahaan. Resiko yang diterima sekutu
komanditer hanya sebatas pada harta benda yang dimasukkan ke dalam CV.
Harta kekayaan CV adalah jaminan bagi pelunasan hutang terhadap kreditor persekutuan. Setiap
tindakan sekutu komplementer yang mengakibatkan berkurangnya harta kekayaan persekutuan, akan
membawa sekutu komplementer tersebut kepada kewajiban untuk bertanggung jawab secara pribadi atas
kekurangannya tersebut.