Anda di halaman 1dari 7

Serapan Hara N, P, K Pada Daun Tanaman Jagung Manis (Zea mays L.

Saccharata Strut) Yang Diberi Pupuk Organik Cair

Delvi Kasim1, Novri Y. Kandowangko 2,Jusna Ahmad3


Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Gorontalo

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui serapan unsur hara Nitrogen, Fosfor, Kalium pada daun tanaman
jagung manis (Zea mays L. Saccharata Strut) yang diberi pupuk organik cair. Metode yang digunakan
merupakan metode eksperimen. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) fakorial
tunggal dengan 4 taraf perlakuan yaitu: 0, 1,0; 1,5 dan 2,0 L pupuk organik cair/ petak yang diulang
sebanyak 3 kali. Parameter yang diamati yaitu serapan Nitrogen, Fosfor, Kalium pada daun tanaman jagung
manis (Zea mays L. Saccharata Strut) pada saat vegetatif maksimum. Pengukuran Nitrogen dengan metode
Kjeldhal, Fosfor menggunakan metode Olsen, Kalium dengan metode Flame Photometri. Hasil penelitian
menunjukan bahwa serapan hara Nitrogen pada daun tanaman jagung yang diberi pupuk organik cair
dengan dosis 1,0 dan 1,5 (L/petak) termasuk kategori cukup sedangkan pada perlakuan kontrol dan dosis
pupuk organik cair 2 L/petak termasuk kategori rendah. Untuk serapan Fosfor dan Kalium pada daun
tanaman jagung pemberian pupuk organik cair dengan dosis yang berbeda menunjukan hasil yang tidak
berbeda.

Kata kunci: Pupuk organik cair, serapan unsur hara N, P, K., jagung manis.

PENDAHULUAN manis memerlukan input hara yang memadai


Jagung manis merupakan komoditas pertanian (Rukmana, 2007).
yang sangat digemari oleh masyarakat, karena Untuk memenuhi unsur hara yang dibutuhkan
rasanya yang enak dan manis serta mengandung oleh tanaman jagung dalam meningkatkan
karbohidrat, sedikit protein dan lemak. Hal tersebut produktivitas tanaman jagung dapat dilakukan
yang menjadikan semakin tingginya permintaan dengan usaha penerapan teknologi bercocok
terhadap jagung manis. Usaha pengembangan tanaman yang baik, diantaranya dengan melakukan
jagung manis di Indonesia mempunyai prospek yang pemupukan yang berimbang yang memenuhi unsur
cukup baik, hal ini dilihat dari meningkatnya hara yang diperlukan tanaman. Salah satu jenis
permintaan pasar yang cukup tinggi sekitar 5 % pupuk yang sering digunakan sebagai pupuk adalah
pertahunnya, namun produksi jagung manis di pupuk organik cair (POC).
Indonesia masih terbilang rendah (Pratikta, 2013). Menurut Parnata (2004), pupuk organik cair
Tanaman jagung memerlukan panas dan lembab adalah pupuk yang kandungan bahan kimianya
dari waktu tanam sampai selesai pembuahan. maksimum 5% karena itu, kandungan N, P dan K
Syarat tumbuh bagi tanaman jagung manis yakni pupuk organik cair relativ rendah. Pupuk organik cair
cahaya matahari cukup atau tidak ternaungi. Salah memiliki beberapa keuntungan yaitu mengandung
satu faktor pembatas pertumbuhan tanaman jagung zat tertentu seperti mikroorganisme yang jarang
manis adalah hara. Keadaan hara di dalam tanah terdapat pada pupuk organik padat, pupuk organik
sangat menentukan hasil jagung manis. Untuk cair dapat mengaktifkan unsur hara yang ada dalam
mencapai hasil yang optimum tanaman jagung pupuk organik padat.

1
Pupuk organik cair memiliki fungsi memperbaiki Menurut penelitian Fahmi et al. (2010), bahwa
kondisi tanah, memacu penyerapan unsur hara oleh tanaman jagung yang mengalami defisiensi unsur N
tanaman dan meningkatkan kualitas pertumbuhan menunjukkan pertumbuhan yang lambat, kelihatan
tanaman, serta tidak meninggalkan unsur kimia lemah, daunnya berwarna hijau terang hingga
yang berbahaya jika tanaman yang dipupuk tersebut kuning. Defisiensi unsur P menunjukkan gejala
dikonsumsi (Widyastuti, 2001). seperti perrtumbuhan yang lambat, lemah, daun
Jagung menghendaki tanah yang subur untuk berwarna hijau tua dan defisiensi K pada tanaman
dapat berproduksi dengan baik. Hal ini dikarenakan jagung dapat menyebabkan bercak khlorosis tepi
tanaman jagung membutuhkan unsur hara terutama daun, kemudian berkembang terjadi nekrosis bagian
nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K) dalam jumlah ujung tepi antara tulang daun, gejala berawal pada
yang banyak (Balai Besar Pengkajian dan daun-daun dewasa, daun-daun bisa keriting dan
Pengembangan Teknologi Pertanian, 2008). melengkung. Batang bisa kecil dan lemah dengan
Unsur hara nitrogen (N) merupakan komponen bagian ruas memendek, jagung defisiensi K ruas-
integral dari banyak senyawa dan terkait dengan ruas bisa membusuk akibat serangan jamur yang
aktivitas fotosintesis. Nitrogen (N) merupakan berada dalam tanah, hal ini dibarengi dengan
komponen penting dari asam amino dan protein. batang lemah dan rebah.
Selain unsur hara nitrogen (N) unsur hara fosfor (F)
Bahan dan Metode
memiliki banyak fungsi penting dalam kehidupan
tanaman yang berperan dalam penyimpanan energi Penelitian dilakukan di Desa Talulobutu Selatan,
dan transfer tunggal paling penting. Jumlah besar Kec. Tapa, Kab. Bone Bolango, Provinsi Gorontalo.
Fosfor ditemukan dalam biji dan dianggap penting Waktu Penelitian: Waktu pelaksanaan penelitian
untuk pembentukan biji (Sutedjo, 2010). selama 55 hari mulai dari bulan Juni- Juli 2017.
Fosfor (P) merupakan unsur hara esensial Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
tanaman. Tidak ada unsur lain yang dapat timbangan analitik (digunakan untuk menimbang),
mengganti fungsi didalam tanah. Fungsi penting Pisau (digunakan untuk memotong), oven
fosfor yaitu sebagai proses fotosintesis, respirasi, (digunakan untuk mengeringkan), kamera
transfer dan penyimpanan energi, dan pembelahan (digunakan untuk dokumentasi), kertas label
sel-sel. Kadar P di dalam dibawah kadar N dan K, (digunakan untuk memberi identitas sampel),
yaitu sekitar 0,1 hingga 0,2 %. Unsur hara nitrogen kantong sampel (digunakan untuk mengisi sampel),
(N) yang diserap tanaman jagung sekitar 55-60%, Atomic Absorpsion Spektofotometri (AAS)
fosfor (F) sekitar 20% dan kalium (K) sekitar 50-70% (digunakan untuk mengukur kandungan unsur K),
(Winarso, 2005). spektrofotometer (digunakan untuk mengukur
Unsur fosfor (P) yang berperan penting dalam kandungan unsur P), alat titrasi (digunakan untuk
transfer energi di dalam sel tanaman, mendorong mengukur kandungan unsur N).
perkembangan akar dan pembuahan lebih awal, Bahan jagung manis (Zea mays L. Sccaharata
memperkuat batang sehingga tidak mudah rebah, Strut). Varietas Bonanza F1 dan pupuk organik cair.
serta meningkatkan serapan N pada awal Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen
pertumbuhan. Unsur kalium (K) juga sangat dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok
berperan dalam pertumbuhan tanaman misalnya (RAK) faktorial tunggal dengan 4 taraf perlakuan
untuk memacu translokasi karbohidrat dari daun ke dan pengulangan sebanyak 3 kali sehingga terdapat
organ tanaman (Aguslina, 2004). 12 unit percobaan. Perlakuan yang diberikan yaitu
M0= Kontrol (Tanpa pemberian pupuk organik cair),
2
M1= 1 Liter/ petak pupuk organik cair, M2= 1,5 Liter/
petak pupuk organik cair, dan M3= 2 Liter/ petak 3.5
3.13 3.03
pupuk organik cair. 2.85 3.04
3
Parameter yang diamati serapan hara N, P, K 2.61 2.57
2.39 2.41
2.5

KADAR UNSUR
Data yang diperoleh dianalisis dengan Analisis Of
2 N
Variance (ANOVA) untuk melihat ada tidaknya
P
pengaruh pupuk organik cair terhadap serapan hara 1.5
0.87 0.91 K
nitrogen, posfor, kalium pada daun tanaman jagung 1 0.88 0.87

manis (Zea mays L. Saccharata Strut). Jika F hitung


0.5
lebih besar dari F tabel, maka uji dilanjutkan dengan
0
uji BNT pada taraf 5% untuk melihat ada tidaknya M0 M1 M2 M3
perbedaan dari setiap perlakuan (Hanafiah, 2012). PERLAKUAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar Rata-rata Setiap Perlakuan
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Hasil rata-rata yang didapat dari hasil analisis
serapan hara pada setiap perlakuan M0, M1, M2
Penelitian ini dilakukan di lahan yang terletak di
dan M3. Bahwa serparan hara K lebih tinggi
Desa Talulobutu Selatan, Kecamatan Tapa,
dibandingkan serparan hara N, dan P. Dapat dilihat
Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo.
bahwa rata-rata serapan N dari beberapa perlukan
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai
lebih tinggi pada M1 yakni 2.61. Rata-rata hasil
bulan Juli tahun 2017. Penanaman dilakukan pada
analisis serapan hara P lebih tinggi pada M2 yakni
tanggal 1 Juni 2017 dan pengambilan data
0.91 dimana hasil serapan P berdasarkan perlakuan
dilakukan tanggal 25 Juli 2017. Pengambilan data
M0, M1, dan M3 tidak berbeda nyata. Dan untuk
dilakukan pada saat jagung berumur 55 hari.
serapan unsur hara K lebih tinggi pada perlakuan
Hasil analisis tanah awal pada lokasi penelitian
M1.
menunjukkan kandungankadar air 4,38%, N-total
Pembahasan
0,25 termasuk kriteria sangat rendah, kandungan
Berdasarkan hasil analisis data ANAVA
P2O5 0,31 ppm termasuk kriteria sangat rendah, dan
pengaruh pupuk organk cair yang diberikan pada
K2O 0, 37 ppm termasuk kriteria sangat rendah.
tanaman jagung manis untuk melihat serapan hara
Data analisis tersebut menjelaskan bahwa
N, P dan K tidak menunjukan hasil yang berbeda
kandungan unsur makro N, P, dan K pada tanah
nyata, dilihat pada tabel 4.2 data yang dihasilkan >α
yang dijadikan lokasi penelitian masih sangat
(0.05). Hasil analisis tanah PT PG Tolanguhula
rendah sehingga perlu adanya penambahan unsur
menunjukan bahwa perhitungan hasil analisis tanah
hara secara eksternal untuk menunjang
di lokasi penelitian bahwa tanah awal mengandung
pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis yaitu
serapan hara N, P, K rendah setelah melakukan
dengan penambahan pupuk organik. Berdasarkan
penanaman dan aplikasi pupuk, hasil dari analisis
data BMKG Kab. Bone Bolango, Kec. Tapa rata-rata
tanah menunjukan serapa hara N, P, K tinggi, dan
curah hujan untuk 265 mm. Sedangkan parameter
untuk hasil analisis daun tanaman jagung serapan
lingkungan untuk pH tanah 6,1, suhu 260C, dan
hara N, P, K tidak berbeda nayata. Hasil rata-rata
kelembapan 73%.
serapan hara N, P, K dari setiap perlakuan
Hasil Penelitian
menunjukan bahwa serapan hara N rendah dan
serapan hara P dan K cukup tinggi. Hal ini
dikarenakan pada vase pertumbuhan vegetatif
3
tanaman sangat membutuhkan N dan pada vase memberikan pengaruh yang nyata terhadap serapan
pertumbuhan generatif tumbuhan sangat N pada batang tanaman sorgum. Namun hasil
membutuhkan P dan K. analisis dengan teknik isotop 15N menunjukan
Salisbury (1995), menyatakan bahwa tinggi bahwa POC memiliki kontribusi dalam menyumbang
tanaman kacang berbiji semuanya menunjukan laju serapan N pada batang sorgum. Dalam batang
penambatan tertinggi setelah pembungaan ketika tanaman sorgum kontribusi yang diberikan POC
permintaan N didalam biji dan buah yang sedang mencapai 6.14% dari keseluruhan serapan N pada
berkembang meningkat. N yang diangkut dari organ batang atau 0.12 gN/2 tanaman sedangkan N
vegetatif ke buah jauh lebih sedikit daripada yang sisanya sebesar 89.5% berasal dari tanah. Tanah
diperoleh buah dalam jangka waktu yang sama. memberikan sumbangan N lebih besar terhadap
Kebutuhan N tambahan pada biji tumbuhan kacang tanaman sorghum bila dibandingkan dengan POC
biasanya diperoleh dari penambatan N di bintil akar diduga karena sumbangan nitrogen atmosfir yang
selama perkembangan biji. Walaupun demikian memasuki sistem tanah lebih banyak melalui
kebutuhan N pada tanaman kacangan sangat besar perantaraan jasad renik penambat N, hujan dan
sehingga kehilangan N dari daun. Penembatan N kilat.
menyediakan hanya sekitar seperempat samapai Hasil peneitian Silva (2010), perlakuan kombinasi
separuh dari N total pada beberapa kacangan pupuk organik dan pupuk standar tidak berpengaruh
bebijian dewasa yang tumbuh pada tanah dengan nyata terhadap serapan hara N, P, dan K tanaman,
kesuburan normal sisa separuh sampai tiga namun serapan hara N, P, K tersebut cenderung
perempat diserap sebagai NO3- atau NH4+ dari lebih tinggi pada kombinasi perlakuan
tanah, terutama selama periode pertumbuhan 100%PO+75%S dibandingkan dengan kombinasi
vegetatif. Meskipun demikian , hasil tanaman perlakuan pemupukan lain.
kacang bebijian biasanya tidak dapat ditingkatkan Salah satu syarat faktor yang sangat
dengan pupuk nitrogen, sebab penambatan N2 mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan dan hasil
menurun sejalan dengan penambahan jumlah pupuk dari serpan hara yakni curah hujan. Sesuai dengan
nitrogen yang diserap. data curah hujan pada saat penanaman sampai
Loveles (1987), menyatakan bahwa aplikasi pemupukan sangat tinggi yaitu pada kisaran
tumbuhan berbunga harus memperoleh N dalam 246mm/bulan. Nilai curah hujan yang cukup tinggi
bentuk kombinasi beberapa organisme (terutama apabila dibandingkan dengan distribusi hujan yang
bakteri tertentu, ganggang hijau-biru, dan beberapa ideal bagi pertumbuhan jagung yaitu 200 mm/bulan
jamur) yang mampu menambat nitrogen bebas, dapat berpotensi menyebabkan pencucian pada
yaitu dengan menggunakan nitrogen molekuler dari unsur hara yang terdapat di dalam tanah
atmosfer sebagai titik awal sintesis protein dan (Prihatman, 2000).
senyawa organik nitrogen lain. Pencucian yang intensif berjalan sangat lanjut
Rata-rata serapan hara P dari setiap perlakuan pada tanah tersebut akan mengakibatkan hilangnya
antara lain 0.87, 0.88, 0.91 dan 0.87 hal ini beberapa unsur hara. Unsur-unsur hara yang dapat
menunjukan bahwa serapan hara P tinggi dan untuk hilang karena pencucian akan terbawa dalam
serapan hara K disetiap perlakuan antara lain 2.87, proses tersebut dan hilang dalam profil tanah.
3.13, 3.04 dan 3.03 dari hasil tersebut menunjukan Diantara unsur hara yang mudah hilang adalah
serapan hara K tinggi. nitrogen (N). Rendahnya ketersediaan N bagi
Sejalan dengan penelitian Bachtiar dkk (2013), tanaman akan menyebabkan tanaman mengalami
bahwa pemberian pupuk organik cair (POC) tidak kekurangan/defisiensi N yang pada gilirannya akan
4
menghambat tumbuh kembangnya tanaman dapat diabsorpsi oleh tanaman juga akan
(Hasanudin, 2003). meningkat, disertai dengan pembentukan senyawa-
Pemberian N pada tanaman akan mendorong senyawa organik dalam jaringan
pertumbuhan organ-organ yang berkaitan dengan tanaman jika sebaliknya maka jumlah yang
fotosinteis yaitu daun. Tanaman yang cukup didapat oleh tanaman rendah.
mendapat N akan membentuk daun yang memiliki Sutoro et al (1988), pernah melaporkan bahwapu
helaian lebih luas dengan kandungan klorofil yang puk N sangat dibutuhkan jagung pada tanah dengan
lebih tinggi, sehingga tanaman mampu kadar N-total kurang dari 0,4%. Selanjutnya jagung
menghasilkan karbohidrat/asimilat dalam jumlah memberikan respons terhadap pupuk apabila kada
yang cukup unutk menopang pertumbuhan vegetatif P-tersedia dalam tanah kurang dari 87,32 mg.kg-1.
(Wijaya, 2008). Sedangkan tanah dengan kadar K-dd kurang dari
Kosentrasi N di daun berhubungan erat dengan 0,43 cmol.kg-1 tanah, jagung perlu dipupuk. Proses
laju fotosintesis dan produksi biomassa. Jika N fiksasi N pada daun berhubungan dengan
diaplikasikan cukup ke tanaman, maka kebutuhan fotosintesis transportasi unsur hara dan difusi
unsur makro lain seperti P dan K meningkat. Dalam osmosis. Pupuk organik cair mentransfirmasi unsur
penelitian yang dilakukan unsur N rendah sehingga hara N untuk untuk pertumbuhan tanaman.
kebutuhan unsur hara P dan K rendah. Hal ini Unsur hara P lebih banyak dimanfaatkan oleh
dikarenakan syarat pertumbuhan tanaman jagung akar dan batang. Fungsi P didalam tanah tidak
tidak sesuai. mudah diuraikan oleh mikroba sehingga daya tahan
Tanaman yang mengalami defisiensi N tumbuh dari unsur hara P sangat baik untuk pertumbuhan
kerdil, daun muda berwarna hijau pucat, dan apabila atau penguatan batang dan akar tanaman. Akar
kelebihan N hasil tanaman tidak sesuai dengan tanaman jagung adalah akar tunggang tanaman
harapan (bunga, buah), tanaman menjadi lebih jagung memerlukan unsur hara P pada saat proses
rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Pada pembentukan batang. Fungsi daun dalam menyerap
tanaman yang kekurangan P pertumbuhan luas dan unsur hara P, yakni unsur hara didalam tanah
terhambat, karena terjadi penurunan tekanan mengandalkan yang namanya aliran masa yang
hidrolik akar. Dan untuk tanaman yang kekurangan dibantu oleh intersepsi akar sehingga diserap oleh
K cepat layu, dan tanaman tersebut tidak mampu akar menuju kebatang dalam membantu
menghasilkan fotosintesis secara optimal. Gejala pertumbuhan daun. Unsur hara K sangat dibutuhkan
defisiensi K dapat dilihat pertama kali pada daun- dalam pertumbuhan bunga dan buah (Generatif)
daun tua. Peran N dalam pertumbuhan vegetatif salah satu masalah yang terjadi dimana hubungan
tanaman yang akan mendorong pertumbuhan unsur hara K dengan serapan hara pada daun akan
organ-organ yang berkaitan dengan fotosintesi, unsur hara K terjadi antar pelepah dan helian daun.
kebutuhan P untuk menunjang pertumbuan optimal Dalam serapan hara K dalam fungsi daun yakni
tanaman berkisar dari 0,3 samapai 0,5% dari berat dapat memacu pertumbuhan buah pada pelepah
kering tanaman selama periode pertumbuhan daun atau ketiak daun, sehingga fungsi K dalam
vegetatif tanaman. Dan K pada umumnya diserap daun membantu proses pembuahan yang muncul
oleh tanaman dalam jumlah besar pada stadium pada ketiak daun. Jika unsur hara pada pupuk
pertumbuhan vegetatif, namun pada spesies organik cair tidak didalam kompleks serapan tanah
tertentu (Wijaya, 2008). akar bisa memanjang yang namanya interpsepsi
Mengel et al (2001), menyatakan bahwa bila hara yang dimana unsur hara akan dicari oleh akar. Jika
makro dalam tanah meningkat maka jumlah yang hal ini tidak bisa maka akan terjadi difusi osmosis.
5
Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil analisis data ANAVA bahwa DAFTAR PUSTAKA


pemberian pupuk organik cair terhadap serapan
Aguslina, L. 2004. Dasar Nutrisi Tanaman. Rineka
hara N, P, K pada daun tanaman jagung manis Cipta.20 hlm. Jakarta.
(Zea mays L. Saccharata Strut, tidak menunjukan
Aulia, Nuansa, 2010. Pedoman Bertanam Jagung.
hasil yang berbeda nyata. Tim Karya Tani Mandiri: Bandung.
2. Perbedaan perlakuan pupuk organik cair yang
Bachtiar Taufiq, Refina Ellya, Anggreani Pipit, Zain
efektif terhadap serapan hara N, P, K pada daun Maulydia Nur, Sugoro Irwan. Pengaruh Pupuk
tanaman jagung manis (Zea mays L. Saccharata Organik Cair Terhadap Konstribusi Nitrogen
Yang Ditentukan Dengan Teknik Isotop 15N
Strut) diperoleh pada perlakuan M1 dengan dosis Dan Pertumbuhan Tanaman Sorgum
pupuk organik cair sebanyak 1 L/petak. (Sorghum bicolor L). Universitas Al-Azhar.
Jakarta. Vol. 4. 2013.
Saran
Penulis menyarankan bahwa perlu dilakukan Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan
Teknologi Pertanian. 2008. Teknologi
penelitian lebih lanjut mengenai dosis optimum yang Budidaya Jagung. Badan Penelitian dan
dicobakan pada pupuk organik cair terhadap Pengembangan Pertanian. Lampung

serapan hara N, P , K pada tanaman jagung manis Budiman Haryanto. 2014. Budidaya Jagung
(Zea mays L. Varietas Saccharata Strut) sehingga Organik. Jakarta: Pustaka Baru Pusta

dapat memperbaiki teknik budidaya pertanian dan Fahmi Arifin. Syamsudin. Utami H. Radjagukguk
mengurangi penggunaan pupuk anorganik yang Bostang. 2010. Pengaruh Interaksi Hara
Nitrogen dan Fosfor Terhadap Pertumbuhan
berlebihan. Tanaman Jagung (Zea mays L) Pada Tanah
Regosol dan Latosol. Berita Biologi. Fakultas
Pertanian. Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta.

Gardner. P Franklin., Pearce Brent R., Mitchell L.


Roger., 1991. Buku Fisiologi Tanaman
Budidaya. Universitas Indonesia. Jakarta.

Hadisuwito, Sukamto. 2012. Membuat Pupuk


Kompos Cair. Jakarta: PT Agro Media
Pustaka.

Hasanudin, 2003. Peningkatan Ketersediaan dan


Serapan N dan P Serta Hasil
Tanaman Jagung Melalui Inokulasi Mikoriza,
Azotobakter dan Bahan Organik Pada Ultisol.
J. Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia. 5(2): 83-89.

Isnaini M. 2006. Pertanian Organik. Kreasi Wacana.


Yogyakarta.

Jones, Jr, Benton, Benjamin Wolf, Harry A, Mills.


1991. Plants Analysis Handbook. Printed In
The United States Of Amerika.

Kasno. A., Rostaman Tia. 2013. Serapan Hara dan


Peningkatan Produktivitas Jagung dengan
Aplikasi Pupuk NPK Majemuk. Penelitian
Pertanian Tanaman Pangan. Balai Penelitian
Tanah. Bogor. Vol. 32 No. 3

6
Loveless A.R. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Sutedjo, M.M. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan E
Untuk Daerah Tropika. PT Gramedia. Jakarta. disi Revisi. Rineka Cipta. Jakarta

Syafruddin, Nurhayati dan R. Wati. 2012. Pengaruh


Mengel, K., E.A. Kirkby, H. Kosegarten and T. Jenis Pupuk terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Appel, 2001. Principles of Plant Beberapa Varietas Jagung Manis (Zea mays
Nutrition. 5th Ed., Kluwer Academic Publ., L. Saccharata Sturt). Jurnal Floratek.
London..
Widyastuti, N. dan D. Tjokrokusumo. 2001. Peranan
Parnata, Ayub.S.2004. Pupuk Organik Cair Aplikasi Beberapa Zat Pengatur Tumbuh (ZPT)
dan Manfaatnya. Jakarta: Agro Media Tanaman pada Kultur Invitro. Jurnal Sains
Pustaka. dan Teknologi Indonesia 3 (5).

Pratikta Danny, Hartatik Sri, Wijaya A.K. 2013 Wijaya. K.A. 2008. Nutrisi Tanaman Sebagai
Pengaruh Penambahan Pupuk NPK Penentu Kualitas Hasil Dan Resistensi Alami
Terhadap Produksi Beberapa Aksesi Tanaman. Jakarta.
Tanaman Jagung (Zea mays L.). Universitas
Jembe: Agroteknologi. Berkala Ilmiah Winarso Sugeng. 2005. Kesuburan Tanah Dasar
pertanian. Vol.1(2). Dan kesehatan Dan kualitas Tanah.
Yogyakarta: Gafa Media.
Prihatman, K. 2000. Budidaya Pertanian Jagung
(Zea mays L.) Sistem Informasi Manajemen Yani,A.R. 2009. Pengaruh Pemberian Dosis Pupuk
Pembangunan di Perdesaan. Jakarta: Proyek. NPK Mutiara 16-16-16 Terhadap
PEMD. BAPPENAS. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung
Manis. Universitas Andalas. Padang.
Puspadewi Shinta, Sutari Wawan, Kusumiyati. 2014
Pengaruh Kosentrasi Pupuk Organik Cair Zulkarnain. 2013. Budidaya Sayuran Teropis.
(POC) Dan Dosis Pupuk N, P, K Terhadap Jakarta: PT Bumi Aksar
Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Jagung
Manis (Zea mays saccharata Sturt.) Kultur
Talenta: Universitas Padjadjaran Mahasiswa:
Agroteknologi. Agric. Sci. J. Vol. I (4) : 197-
207.

Rukmana Rahmat R. 2007 Jagung Budidaya


Pacapanen Dan Penganekaragaman Pangan.
Semarang. CV. Aneka Ilmu.

Salisbury B Frank & Cleon W Ross.1995. Fisiologi


Tumbuhan Jilid 2. ITB Bandung.

Silva. 2010. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik


Pada Produksi Dan Serapan Hara Jagung
Manis (Zea mays) Dilatosol. Darmaga
Depertemen Ilmu Tanah Dan Sumber Daya
Lahan. Fakultas Pertanian: Pertanian Bogor.

Sutanto. R., 2002. Penerapan Pertanian Organik.


Fakultas Pertanian. Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta.

Suntoro dan Astuti Puji. 2014 Pengaruh Waktu


Pemberian Dan Dosis Pupuk NPK Pelangi
Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung
Manis Varietas Sweet Boys (Zea Mays
Saccharata Sturt). Samarinda: Agroteknologi,
Fakultas Pertanian. Jurnal Agrifor. Vol.13(2).
213-222.

Susetya Darma. 2006. Panduan Lengkap Membuat


Pupuk Organik Untuk Tanaman.
Yogyakarta. Pustaka Baru Press.

Anda mungkin juga menyukai