RKS BTN BATAM - Final PDF
RKS BTN BATAM - Final PDF
Manajemen Konstruksi
Konsultan Perencana
BAB 1
PEKERJAAN ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BANK MILIK YKP-BTN di BATAM
Jl. Engku Putri Batam Center - Batam
BAB
1
PEKERJAAN ARSITEKTUR
1. Lingkup
Persyaratan Teknis Umum ini merupakan persyaratan dari segi teknis yang
secara umum berlaku untuk seluruh segi teknis yang secara umum berlaku untuk
seluruh bagian pekerjaan dimana persyaratan ini bisa diterapkan.
Persyaratan Teknis ini membentuk suatu kesatuan dengan Persyaratan Teknis
Khusus I dan secara bersama-sama merupakan persyaratan dari segi teknis bagi
seluruh bagian pekerjaan sebagaimana diungkapkan dalam satu atau lebih dari
dokumen-dokumen berikut ini :
Gambar-gambar Pelelangan/Pelaksanaan
Persyaratan teknis Umum/Khusus
Perincian Volume pekerjaan/Perincian Penawaran
Dokumen-dokumen Pelelangan/Pelaksanaan yang lain
Dalam hal dimana bagian dari Persyaratan Teknis ini, yang tidak dapat diterapkan
pada satu dokumen pun dari pasal 1.2. diatas maka bagian dari Persyaratan
Teknis Umum tersebut dengan sendirinya dianggap tidak berlaku.
2. Referensi
Atas seluruh bagian pekerjaan dalam perjanjian kerja ini, kecuali secara khusus
dipersyaratkan lain dalam satu atau lebih dokumen dari dokumen
pelelangan/pelaksanaan, berlaku :
Undang-undang/Keputusan Presiden
Peraturan/Surat Keputusan dari Departemen/Intansi yang berwenang
Peraturan Daerah
Standar/Norma/Pedoman
Yang berlaku di Indonesia untuk bagian pekerjaab yang bersangkutan dimana
tersebut tapi terbatas pada yang berikut ini :
Subyek Referensi
Umum : Peraturan Bangunan Nasional Th. 1978
Bahan-bahan Umum : NI-3 Th. 1956
Kapur Bahan Bangunan : NI-7
Semen Portland : NI-8
Bata Merah : NI-10
Umum : NI-18
Tras dan Semen Merah : NI-20
Semen Portland : SII.0013-81
Bata Merah : SII.0021-78
Kapur Bahan Bangunan : SII.0024-80
Logam : SII.0085-75
Semen Pozolan Kapur : SII.0131-75
Semen Portland Pozolan : SII.0146-75
Besi Tuang Kelabu : SII.0148-76
Baja Karbon : SII.0163-76
Logam : SII-0148-76
Baja Siku : SII.0163-77
Las Pipa : SII.0164-77
Besi Tuang Kelabu : SII.0167-77
Kawat Las : SII.0192-78
Besi Strip : SII.0193-78
Paku : SII.0194-81
Pengantar Tembaga dan Aluminium: SII.0206-78
Umum : SII.0242-80
Umum : SII.0260-79
Cat Dasar Meni : SII.0283-80
Semen : SII.0287-80
Logam : SII.0291-80
Pipa Baja Karbon : SII.0295-80
Pipa Union : SII.0296-80
Baja Karbon Cor : SII.0297-80
Besi Cor : SII.0298-80
Paku Keling : SII.0299-80
Baja Siku : SII.0300-80
Baja : SII.0302-80
Besi Cor : SII.0303-80
Logam : SII.0318-80
Logam : SII.0319-80
Sekrup : SII.0320-80
Baja Tulang : SII.0321-80
Logam : SII.0392-80
Logam : SII.0393-80
Logam : SII.0394-80
Logam : SII.0395-80
Logam : SII.0396-80
Logam : SII.0397-80
Logam : SII.0398-80
Logam : SII.0399-80
Besi Tulang Kelabu : SII.0400-80
Logam : SII.0401-80
Logam : SII.0402-80
Logam : SII.0403-80
Aluminium Trusi : SII.0405-80
Kunci : SII.0406-80
Engsel : SII.0407-80
Kunci : SII.0408-80
Kunci : SII.0409-80
Baja : SII.0410-80
Cat : SII.0480-81
Cat : SII.0481-81
Cat : SII.0482-81
Cat : SII.0483-81
Cat : SII.0484-81
Cat : SII.0485-81
Cat : SII.0486-81
Cat : SII.0487-81
Cat : SII.0488-81
Cat : SII.0489-81
Cat : SII.0490-81
Cat : SII.0491-81
Cat : SII.0492-81
Cat : SII.0493-81
Logam : SII.0494-81
Besi dan Baja : SII.0541-81
Cat : SII.0544-81
Cat : SII.0546-81
Cat : SII.0548-81
Cat : SII.0549-81
Cat : SII.0550-81
Cat : SII.0551-81
Mur dan Baut : SII.0552-81
Baja : SII.0693-82
Baja : SII.0694-82
Aluminium : SII.0695-82
Dalam hal ini dimana bagian pekerjaan yang persyaratan teknisnya tidak diatur
dalam persyaratan teknis umum/khusus maupun salah satu dari ketentuan yang
disebutkan dalam pasal 2.1. diatas, maka untuk bagian perkerjaan tesebut
pemborong harus mengajukan salah satu dari persyaratan-persyaratan berikut ini
guna disepakati oleh Konsultan MK untuk dipakai sebagai pedoman persyaratan
teknis :
Standar/Norma/Kode/Pedoman yang bisa diterapkan pada bagian pekerjaan
bersangkutan, yang diterbitkan oleh Instansi/ Institusi/ Asosiasi
Profesi/Asosiasi Produsen/ Lembaga pegujian ataupun Badan-badan yang
bersifat internasional ataupun nasional dari Negara lain, sejauh bahwa atas
hal tersebut diperoleh kesepakatan dari Konsultan MK.
Brosur teknis dari Produsen yang didukung oleh Sertifikat dari lembaga
pengujian yang diakui secara nasional dan Internasional.
3. Bahan
3.1 Baru / Bekas
Kecuali diterapkan lain secara khusus,maka semua bahan yang dipergunakan
dalam/untuk pekerjaan ini harus merupakan bahan yang baru, penggunaan bahan
bekas hanya bisa diperkenankan dengan izin tertulis dari Konsultan MK atas
persetujuan Pemberi Tugas.
3.2 Tanda Pengenal
Dalam hal ini dimana pabrik/produsen bahan mengeluarkan tanda pengenal untuk
produk/bahan yang dihasilkannya, ataupun sebagai pengenal
kwalitas/kelas/kapasitas, maka semua bahan dari pabrik/produsen yang
digunakan dalam pekerjaan ini harus mengandung tanda pengenal tersebut,
kecuali ditetapkan lain oleh Konsultan MK. Bahan sejenis dengan fungsi yang
berbeda harus diberi tanda pengenal untuk membedakan satu abahn dari bahan
lain. Tanda pengenal ini bisa berupa warna atau tanda-tanda lain yang mana
harus sesuai dengan referensi pada Pasal 2 Persyaratan Teknis Umum ini kalau
ada diatur disana, atau dalam hal dimana tidak/belum ada pengatur yang jelas
mengenai hal itu, hal ini harus dilaksakan sesuai dengan petunjuk dari Konsultan
MK.
3.3 Merk dagang dan kesetarafan
Peyebutan sesuatu merk dagang bagi suatu bahan/produk didalam persyaratan
teknis, secara umum harus dimengerti sebagai persyaratan kesetarafan kwalitas
penampilan (performance) dari bahan/produk tersebut, yang mana dinyatakan
dengan kata-kata :”atau yang setaraf”.
Kecuali secara khusus disyaratkan lain, maka penggunaan bahan/produk lain
yang dapat dibuktikan mempunyai kwalitas penampilan yang setaraf dengan
bahan/produk yang memakai merk dagang yang disebutkan dapat diterima sejauh
bahwa untuk itu sebelumnya telah diperoleh persetujuan tertulis dari Konsultan
MK atas kesetarafan tersebut.
Dalam hal yang demikian, jumlah contoh yang harus diserahkan kepada
Konsultan MK harus ditambah seperlunya sesuai dengan kebutuhan tambahan
tersebut.
Pada waktu Konsultan MK sudah tidak lagi membutuhkan contoh yang disetujui
tersebut untuk pemeriksaan bahan/produk bagi pekerjaan, Pemborong berhak
meminta kembali contoh tersebut untuk dipasangkan pada pekerjaan.
Waktu Persetujuan Contoh
Adalah tanggung jawab dari Pemborong/Supplier untuk mengajukan contoh pada
waktunya, sedemikian sehingga pemberian persetujuan atas contoh tersebut tidak
akan menyebabkan keterlambatan jadwal pengadaan bahan.
Untuk bahan/produk yang persyaratannya tidak dikaitkan dengan kesetarafan
pada sesuatu merek dagang tertentu, keputusan atas contoh akan diberikan oleh
Konsultan MK dalam waktu tidak lebih 10 (sepuluh) hari kerja.
Dalam hal dimana persetujuan tersebut akan melibatkan keputusan tambahan
diluar persyaratan teknis (seperti penentuan model, warna, dll), maka keseluruhan
keputusan akan diberikan dalam waktu tidak lebih dari 21 (dua puluh satu) hari
kerja.
Untuk bahan/produk yang bersifat pengganti (subtitusi), keputusan persetujuan
akan diberikan oleh Konsultan MK dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak
diterimanya dengan lengkap seluruh bahan-bahan pertimbangan.
Untuk bahan/produk yang bersifat peralatan/perlengkapan ataupun produk lain
yang karena sifat/jumlah/harga pengadaan tidak memungkinkan untuk diberikan
contoh dalam bentuk baham/produk jadi, permintaan persetujuan bisa diajukan
berdasarkan brosur dari produk tersebut, yang mana harus dilengkapi dengan :
- Spesifikasi teknis lengkap yang dikeluarkan oleh pabrik/Produsen.
- Surat-surat seperlunya dari agen/Importir, sesuai petunjuk Konsultan MK,
seperti surat Jaminan Suku Cadang dan jasa purna penjualan (After Sales
Servis) dll.
- Catalog untuk warna, pekerjaan penyelesaian (finishing) dll.
- Sertifikat-sertifikat pengujian/penetapan kelas dll dan, dokumen-dokumen
lain sesuai dengan petunjuk Konsultan MK.
Dalam susunan/tumpukan dan dengan pengkondisian lingkungan, dengan
pengamatan, dan dengan accesbilitas yang baik sesuai dengan ketetapan untuk
masing-masing bahan/produk dalam persyaratan ini tidak jelas, sesuai dengan
petunjuk Konsultan MK.
Pemborong yang akan memakai bahan/produk bertanggung jawab bahwa selama
dalam penyimpanan, bahan/produk tersebut tetap berada dalam kondisi layak
untuk dipakai dlam pekerjaan, Konsultan MK berhak untuk memerintahkan agar:
- Bahan /produk tersebut segera diperbaiki sehingga kembali menjadi
layak untuk dipakai atau
- Dalam hal dimana perbaikan tidak lagi memungkinkan, supaya
bahan/produk tersebut segera dikeluarkan dari lapangan untuk diganti
dengan memenuhi persyaratan dalam waktu 7 (tujuh) hari sudah
termasuk koordinasi dengan dan persetujuan Owner.
Untuk bahan/produk yang mempunyai umur pemakaian yang tertentu,
penyimpanan harus dikelempokan menurut umur pemakaian tersebut, yang mana
harus dinyatakan dengan tanda pengenal dengan ketentuan sebagai berikut :
- Terbuat dari kaleng atau kertas yang tidak akan rusak selama
penggunaan ini
- Berukuran minimal 40 cm x 60 cm
- Huruf berukuran minimal terbaca dari jauh
4. Pelaksanaan
4.1 Rencana Pelaksanaan
Dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak ditandatangani SPK oleh kedua belah pihak,
pemborong harus menyerahkan kepada Konsultan MK.
Program kerja yang terdiri dari :
- Jadwal pelaksanaan rinci (Network Planning & barchart)
- Jadwal Pengadaan bahan
- Jadwal ketenagaan
- Jadwal peralatan
Metode pelaksanaan yang terperinci
Tabel sub paket dan milestone (kalau ada)
Tabel atau daftar pay item
Kelengkapan administrasi lainya yang akan ditentukan kemudian oleh Konsultan
MK dan akan memeriksa rencana kerja pemborong tersebut diatas memberikan
tanggapan atas dalam waktu paling lama 2 (dua ) minggu.
Pemborong harus memasukan kembali atas rencana kerja kalau Konsultan MK
meminta diadakannya perbaikan/penyempurnannya atas rencana kerja tadi paling
lambat 4 (empat) hari sebelum dimulainya waktu pelaksanaan.
Pemborong tidak dibenarkan memulai suatu pelaksanaan pekerjaan sebelum
adanya persetujuan dari Konsultan MK atas rencana kerja ini, kecuali dapat
dibuktikan bahwa Konsultan MK telah lalai dalam kewajiban untuk memeriksa
rencana kerja pemborong tepat pada waktunya, maka kegagalan pemborong
untuk memulai pekerjaan sehubungan dengan belum adanya rencana kerja yang
disetujui Konsultan MK sepenuhnya merupakan tanggung jawab dari pemborong.
4.2 Gambar Kerja
Gambar kerja harus diajukan kepada Konsultan MK untuk mendapatkan
persetujuan dan gambar-gambar harus diserahkan dalam rangkap 2 (dua)
4.3 Rencana Harian, Mingguan, Bulanan
Selambat-lambatnya setiap sore hari pemborong harus meneyerahkan rencana
kerja harian, yang berisi rencana pelaksanaan dari berbagai bagaian pekerjaan
yang akan dilaksanankan keesok harinya.
Selambat-lambatnya pada setiap hari sabtu dalam masa dimana pelasanaan
berlangsunng, pemborong berkewajiban untuk menyerahkan kepada Konsultan
MK suatu rencana minggunan yang berisi rencana pelaksanaan dari nberbagai
pekerjaan yang akan diloaksanakan dalam minggu berikutnya.
Selambat-lambatnya pada minggu terahir dari setiap bulan pemborong
berkewajiban menyerahkan kepada Konsultan MK suatu rencana bulanan yang
menggambarkan dalam garis besarnya berbagai rencana pelasanaan dari
berbagai pekerjaan yang direncanakan dalam bulan berikutnya.
Oleh Kontraktor tanda-tanda tetap ini harus dijaga dan dipelihara selama
pembangunan.
f. Penetapan ukuran dan sudut-sudut siku tetap dijaga dan diperhatikan dengan
ketelitian yang sebesar-besarnya antara lain dengan mempergunakan alat-alat
waterpas dan theodolit.
g. Piket-piket untuk mengadakan sumbu-sumbu (as) dan tinggi tidak boleh lebih
kecil dari 10 x 10 cm yang terbuat dari balok kayu kwalitas klas 1.
h. Pelaksanaan pengukuran agar memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
- Garis sempadan dan patok patok yang sah dikerjakan oleh Kontraktor dan
disyahkan oleh Dinas Tata Kota Pemda Setempat dinyatakan dalam sebuah
Berita Acara.
- Pelaksanaan ini jika terdapat kelambatan, tidak akan dapat dipakai alasan
untuk penundaan waktu pembangunan; semua biaya adalah tanggung
jawab Kontraktor.
- Level Lantai dasar bangunan ini adalah setinggi kurang lebih +2.40 m dari
permukaan jalan utama. Peil lantai ini kita sebut kurang lebih ±0.00 m,
selanjutnya peil ini yang dijadikan pegangan pada waktu pelaksanaan.
- Pengukuran siku hanya dilakukan dengan alat teropong Waterpas atau
Theodolit.
- Pengukuran siku dengan benang secara azas segitiga Phytagoras tidak
diperkenankan.
- Kebenaran pengukuran-pengukuran horizontal maupun vertical sepenuhnya
adalah tanggung jawab Kontraktor.
- Kesalahan pengukuran harus segera diperbaiki, dan akibat-akibat yang
terjadi karenanya (misalnya pembongkaran) harus ditanggung oleh
Kontraktor.
4. Pengukuran Lapangan dan Pematokan
Lokasi proyek ditentukan oleh perencana dan Konsultan MK dilapangan dan
selanjutnya pemborong harus memulai pekerjaan dari garis – garis dasar dan
patok – patok yang telah disetujui / Konsultan MK dan bertanggung jawab penuh
atas pengukuran – pengukuran yang dibuatnya.
Pemborong melaporkan ke Konsultan MK terhadap pengecekan pengukuran
terhadap patok – patok utama.
5. Pekerjaan Persiapan
Pemberitahuan
Sebelum memulai Pekerjaan Persiapan, Pelaksana Pekerjaan harus
memberitahukan kepada Konsultan MK guna pemeriksaan awal dan izin
pelaksanaan pekerjaan waktu pemberitahuan 2 X 24 jam sebelum memulai
Pekerjaan.
Direksi Keet
Pembuatan Direksi Keet harus ditempatkan ditempat strategis sehingga mudah
dalam mengawasi pekerja bangunan. Bangunan Direksi Keet berukuran 4 X 8
meter terdiri ruang kerja Pemborong Pekerjaan/Kontraktor/sub Kontraktor,
Konsultan MK dan ruang rapat dengan daya tampung 20 orang.
Ruang-ruang tersebut harus dilengkapi antara lain:
Khusus untuk beton jumlah air yang digunakan untuk membuat adukan disesuaikan
dengan jenis pekerjaan beton, dapat ditentukan dengan ukuran isi atau ukuran
berat serta harus dilakukan dengan tepat.
1.2. PASIR URUG
Pasir untuk pengurugan, peninggian dan lain-lain tujuan, harus lebih bersih dan
keras. Pasir laut untuk maksud-maksud tersebut dapat digunakan dengan syarat
harus dicuci dahulu dan seizin Konsultan MK atau memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam PUBI-1970/NI-3.
1.3. PASIR PASANG
Pasir untuk adukan pasangan, adukan plesteran dan beton bitumen, harus
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PBI-1971/NI-2 sebagai berikut :
Butiran butiran harus tajam dan keras, tidak dapat dihancurkan dengan jari.
Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5 %.
Butiran butirannya harus dapat melalui ayakan berlubang persegi 3 mm.
Pasir laut tidak boleh dipergunakan.
1.4. PASIR BETON
Pasir untuk pekerjaan beton harus memenui syarat-syarat yang ditentukan dalam
PBI-1971/NI-3 diantaranya yang paling penting :
Butir butir harus tajam, keras tidak dapat dihancurkan dengan jari dan pengaruh
cuaca.
Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5 %.
Pasir harus terdiri dari butiran butiran yang beraneka ragam besarnya, apabila
diayak dengan ayakan 150, maka sisa butiran di atas 4 mm, minimal 2 % dari
berat sisa butiran butiran di atas ayakan 1 mm minimal 10 % dari berat sisa
butiran butiran di atas ayakan 0,25 mm, berkisar antara 80 % sampai dengan 90
% dari berat.
Pasir laut tidak boleh digunakan.
Syarat-syarat tersebut harus dibuktikan dengan pengujian di laboratorium.
1.5. BATU BELAH (BATU KALI)
Batu belah ( Batu kali ) harus keras, padat dan tidak boleh mengandung padas atau
tanah. Batu belah untuk keperluan pekerjaan yang tampak (pasangan batu muka
atau pasangan tanpa plesteran) bentuk atau muka batu harus dipilih dan tidak boleh
memperlihatkan tanda-tanda lapuk dan berpori.
1.6. KERIKIL DAN BATU PECAH
a. Kerikil adalah butiran butiran mineral yang harus dapat melalui ayakan
berlubang persegi 76 mm tertinggal di atas ayakan berlubang 5 mm.
b. Batu pecah adalah butiran butiran mineral hasil pecahan batu alam yang dapat
melalui ayakan berlubang persegi 76 mm dan tertinggal di atas ayakan
berlubang persegi 2 mm.
c. Kerikil dan batu pecah untuk beton harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam PBI-1971/NI-2 atau PUBI-1970 NI-3 diantaranya harus terdiri
dari butir butir yang keras, tidak berpori, tidak pecah/hancur oleh pengaruh
cuaca.
d. Kerikil dan batu pecah harus keras, bersih serta sesuai besar butirannya dan
gradasinya bergantung pada penggunaannya. Kerikil dan batu pecah tidak
boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % warnanya harus hitam mengkilap
keabu-abuan.
1.7. SPLIT
Split adalah batu pecah yang harus dapat melalui ayakan berlubang persegi 25 mm
dan tertinggal di atas ayakan berlubang persegi 2 mm.
Split untuk beton harus memenuhi syarat yang dibutuhkan dalam PBI-1971/NI-2
diantaranya :
Harus terdiri dari butir butir yang keras tidak berpori, tidak pecah/ hancur oleh
pengaruh cuaca.
Split harus bersih tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 %.
Ukuran split untuk pekerjaan ini ditentukan 2 X 3 cm.
Syarat-syarat tersebut di atas harus dinyatakan laboratorium.
1.8. PORTLAND CEMENT
a. Portland Cement (PC) yang digunakan harus PC, sejenis (NI-8) dan masih
dalam kantong yang utuh atau baru serta memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam PBI-71/NI-2.
b. Bila menggunakan PC, yang telah disimpan lama harus diadakan pengujian
lebih dahulu oleh laboratorium yang berkompeten.
c. Dalam pengangkutan PC, ke tempat pekerjaan harus dijaga agar tidak menjadi
lembab, dan penempatannya harus di tempat yang kering.
d. PC yang sudah membatu (menjadi keras) dan “Sweeping” tidak boleh dipakai.
1.9. KAYU
Pada Umumnya kayu harus bersifat baik dan sehat dengan ketentuan, bahwa
segala sifat dari kekurangan-kekurangan yang berhubungan dengan pemakaiannya
tidak akan merusak atau mengurangi nilai konstruksi, memenuhi syarat -syarat
yang ditentukan dalam PKKI -1961.
Mutu kayu ada 2 (dua) macam yaitu mutu A dan mutu B.
Yang dimaksud dengan mutu A adalah kayu yang memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
Harus kering udara (kadar lengas 5 %).
Besar mata kayu tidak melebihi 1/6 dari lebar balok dan juga tidak boleh lebih
dari 3,5 cm.
Balok tidak boleh mengandung mata yang lebih besar 1/10 dari tinggi balok.
Retak dalam arah radial tidak boleh melebihi ¼ tebal kayu, dan retak-retak
menurut lingkaran tidak boleh melebihi 1/5 tebal kayu.
Miring arah serat (tangensial) tidak boleh lebih dari 1/10.
Yang dimaksud dengan kayu mutu B adalah kayu yang tidak termasuk dalam
mutu A, tetapi memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
Kadar lengas kayu 30 %.
Besar mata kayu tidak melebihi ¼ dari lebar balok dan juga tidak boleh lebih
dari 5 %.
Balok tidak mengandung wanvlak yang lebih besar 1/10 dari tinggi balok.
Retak-retak dalam arah radial tidak boleh lebih dari 1/3 tebal kayu dan retak-
retak menurut lingkaran tumbuh tidak boleh melebihi ¼ tebal kayu.
Miring arah serat (tangensial) tidak boleh lebih dari 1/7.
Bahan-bahan kayu yang berlapis
Teakwood harus berkualitas baik corak maupun serat harus terpilih dan
warnanya merata, yang dihasilkan dari kayu terpilih yang baik.
Plywood/triplek harus berkualitas baik corak maupun serat harus terpilih dan
warnanya merata, dengan susunan lapisan yang padat.
1.10. BAJA TULANG BETON DAN KAWAT PENGIKAT
a. Jenis baja besi tulangan harus dihasilkan dari pabrik-pabrik baja yang dikenal
dan yang berbentuk batang batang polos atau batang-batang yang diprofil (besi
ulir) harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan dalam PUBI-1970/NI-
3.
b. Mutu baja besi tulangan yang dipakai misalnya U.39, U.24 dan seterusnya
tergantung ditentukannya yang penting harus dinyatakan oleh laboratorium yang
berkompeten dan biaya ditanggung oleh Kontraktor.
c. Kawat pengikat harus terbuat dari baja besi dengan diameter minimum 1 mm
yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak bersepuh seng.
1.11. BETON
Kecuali pada mutu beton Bo dan B1, pada mutu-mutu beton lainnya campuran
beton yang dipilih harus sedemikian rupa sehingga menghasilkan kekuatan tekan
karakteristik yang disyaratkan untuk beton yang bersangkutan. Yang dimaksud
dengan kekuatan tekan karakteristik adalah kekuatan tekan dari sejumlah besar
hasil-hasil pemeriksaan benda uji kemungkinan adanya kekuatan tekan yang
kurang dari itu terbatas sampai 5 % saja.
Campuran Beton
Campuran beton menggunakan perbandingan berat.
Beton mutu Bo untuk pekerjaan dapat dipakai setiap campuran yang lazim
digunakan untuk pekerjaan struktural.
Beton mutu K125 sampai dengan K175 untuk pekerjaan ini pada umumnya dapat
dipakai campuran 1 Pc : 2 pasir : 3 split.
Kekentalan adukan beton
Kekentalan adukan beton harus diperiksa dengan pengujian slump dengan kerucut
Abraham.
Nilai nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton harus menurut tabel PBI-1971/NI-
2.
1.12. BATA MERAH
Persyaratan bata merah harus memenuhi persyaratan seperti tertera dalam NI-10
atau dengan syarat-syarat sebagai berikut :
Bata merah harus satu pabrik, satu ukuran, satu warna, satu kualitas.
Ukuran yang digunakan :
Panjang 24 cm, lebar 11,5 cm, tebal 5,2 cm atau
permukaan lantai dan toilet, daerah basah dan daerah lain yang sesuai
dengan gambar, digunakan adukan rapat air dengan campuran 1 pc : 3 pasir.
b. Batu bata ringan yang digunakan bata ringan dengan kualitas terbaik yang
disetujui Pemberi Tugas/. Sebelum digunakan bata ringan harus dibersikan
dulu dari dubu dan kotoran yang melekat dan dipilih yang memiliki sudut yang
baik.
c. Setelah bata terpasang dengan aduk, nat/siar-siar harus dikerok sedalam 1
cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air. Pasangan
dinding bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu dan
siar-siar telah dikerok serta dibersihkan.
d. Pemasangan dinding bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri maksimum
24 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis. Bidang dinding bata
½ batu yang luasnya lebih dari 12 m2 harus ditambahkan kolom dan balok
penguat (kolom praktis) dengan ukuran 15 X 15 cm dengan tulangan pokok 4
∅ 12 mm, beugel ∅ 8 - 20 cm, jarak antara kolom 3 m.
e. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan
beton (kolom) harus diberi penguat stek stek besi beton ∅ 8 mm, jarak 40 cm,
yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan
bagian yang ditanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm,
kecuali ditentukan lain.
f. Tidak diperkenankan memasang bata ringan yang patah dua melebihi 5%.
Bata yang patah lebih dari 2 tidak boleh digunakan.
g. Pasangan bata ringan untuk dinding ½ batu harus menghasilkan dinding
finish setebal 13,5 cm dan untuk dinding 1 batu finish adalah 30 cm.
Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus.
2.1.3. Contoh Bahan
a. Sebelum kontraktor melakukan pekerjaan pasangan, kontraktor harus
memberikan contoh-contoh material: bata ringan dan pasir untuk mendapat
persetujuan dari Pemberi Tugas/MK.
b. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Pemberi Tugas/ akan dipakai sebagai
standard/pedoman untuk memeriksa/menerima material yang dikirim oleh
Kontraktor ke site.
c. Kontraktor diwajibkan membuat gudang penyimpanan contoh-contoh bahan
material yang telah disetujui oleh Pemberi Tugas/MK.
2.1.4. Syarat-syarat Pengiriman dan Penyimpanan Barang
Selain bata merah, pasir, dan air, bahan-bahan yang dikirim ke site dalam
keadaaan tertutup atau dalam kantong-kantong yang masih disegel dan berlabel
pabrik, bertuliskan type dan tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak cacat.
Bahan harus diletakkan di tempat yang kering, berventilasi baik, terlindung,
bersih.
Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan bahan-bahan yang disimpan baik
sebelum dan selama pelaksanaan. Bila ada hal-hal yang tidak pada tempatnya,
bahan rusak Kontraktor harus menggantinya.
2.1.5. Pengujian Kualitas Pekerjaan
a. Kontraktor harus menguji semua pekerjaan menurut syarat-syarat teknis
maupun dari pabrik ataupun dari uraian di atas.
Tulangan beton harus diikat dengan kawat beton untuk menjamin besi
tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran dan harus bebas dari
papan acuan atau lantai kerja dengan memasang selimut beton sesuai
dengan ketentuan dalam PBI.1971.
Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari
lapangan kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Pemberi
Tugas/MK.
2.3. PENGECORAN BETON
a. Cara pengadukan harus menggunakan beton molen takaran untuk semen,
pasir dan split harus disetujui terlebih dahulu oleh Pemberi Tugas/MK.
b. Pengecoran harus dilakukan sebaik mungkin dengan menggunakan alat
penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan
terjadinya cacad pada beton seperti kropos dan sarang split yang dapat
memperlemah konstruksi.
c. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari
berikutnya maka tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh Pemberi
Tugas/.
2.4. PEKERJAAN ACUAN/BEKISTING
a. Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah
ditetapkan/diperlukan dalam gambar.
b. Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan perkuatan cukup
kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan tetap pada kedudukan selama
pengecoran.
c. Acuan harus rapat dan tidak bocor, permukaannya rata, bebas dari kotoran
kotoran seperti serbuk gergaji, potongan potongan kayu, tanah dan
sebagainya, sebelum pengecoran dilakukan diteliti terlebih dahulu
bekistingnya dan harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan beton.
d. Tiang-tiang acuan di atas papan atau baja untuk memudahkan pemindahan
perletakan, tiang-tiang tidak boleh disambung lebih dari satu. Tiang-tiang
dari dolken ∅ 8 –10 cm.
e. Tiang-tiang satu dengan lain harus diikat dengan palang papan/balok secara
menyilang. Pembukaan acuan baru dibuka setelah memenuhi syarat-syarat
yang dicantuan dalam PBI.1971.
2.4.1. Pekerjaan Pembongkaran Acuan/Bekisting
Pembongkaran bekisting hanya boleh dilaksanakan dengan izin tertulis dari
Pemberi Tugas/.
Setelah bekisting dibuka, tidak diizinkan mengadakan perubahan apapun pada
permukaan beton tanpa persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas/.
b. Pekerjaan sub lantai beton tumbuk ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/
ditunjukkan dalam gambar sebagai dasar dari finishing lantai.
3.1.2. Persyaratan Bahan
a. Sub lantai beton tumbuk : dengan campuran 1 pc : 3 Pasir : 5 split.
Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan :
PBI.1971 (NI-2) PUBB.1956 dan (NI-8).
b. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya, untuk mendapatkan persetujuan dari Pemberi Tugas/.
c. Kontraktor harus menyediakan 2 (dua) ketentuan dan persyaratan teknis
operatif dari pabrik sebagai informasi bagi Pemberi Tugas/. Material lain yang
tidak terdapat pada daftar di atas akan tetapi dibutuhkan untuk
menyelesaikan/penggantian dalam pekerjaan ini, harus baru, kualitas terbaik
dari jenisnya dan harus disetujui oleh Pemberi Tugas/.
3.1.3. Syarat-syarat cara pelaksanaan
a. Untuk pasangan yang langsung di atas tanah, tanah yang akan pasang lantai
harus dipadatkan sehingga terdapat permukaan yang rata dan untuk
memperoleh daya dukung tanah yang maksimal, dipergunakan alat timbris.
b. Pasir urug di bawah lantai yang disyaratkan harus keras, bersih dan bebas
alkali, asam maupun bahan organik lainnya. Tebal yang disyaratkan 10 cm atau
sesuai dengan gambar dan disiram dengan air kemudian ditimbris untuk
memperoleh kepadatan yang maksimal.
c. Di atas pasir urug diberi floor lantai setebal 5 cm atau beton rabat dengan
campuran 1:3:5 (lihat gambar).
d. Untuk pasangan di atas plat beton tumbuk (lantai tingkat), plat beton diberi
lapisan plester (screed) campuran 1 pc : 3 pasir setebal 2 cm dengan
memperhatikan kemiringan lantai.
e. Sebagian sub lantai dari beton tumbuk dilakukan sehingga benar-benar rata
dengan kemiringan lantai.
3.1.4. Contoh Bahan
a. Sebelum dilakukan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh-contoh
material, untuk medapatkan persetujuan dari Pemberi Tugas/.
b. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Pemberi Tugas/ akan dipakai standard
pedoman untuk memeriksa atau menerima material yang dikirim Kontraktor ke
site.
c. Kontraktor diwajibkan membuat tempat penyimpanan yang telah disetujui oleh
Pemberi Tugas/.
3.1.5. Syarat-syarat Penerimaan dan Penyimpanan Bahan
a. Material/bahan yang harus didatangkan ke tempat pekerjaan harus berkualitas
baik dan tidak bercacad. Beberapa bahan tertentu masih dalam kantong/
kemasan aslinya yang masih tersegel dan berlabel pabriknya.
b. Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung dan tertutup, kering tidak
lembab dan bersih, sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.
c. Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai
dengan jenisnya.
c. Air harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 9,
AFNOR P18-303 dan NZS-3121/1974.
d. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan yang
tercantum dalam PBI 1971 (NI-2) PUBI 1982 dan (NI-8).
3.2.3. Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya, untuk mendapatkan persetujuan .
b. Lantai screed dilaksanakan bila dasar lantai yang merupakan beton tumbuk
atau plat beton, telah dibersihkan dari segala kotoran debu dari pengaruh
pekerjaan lain.
c. Bahan lantai screed merupakan campuran dari bahan PC dan pasir yang
memenuhi syarat-syarat seperti yang telah ditentukan
d. Lapisan atas finish lantai screed adalah acian PC tanpa campuran bahan lain,
yang dilapiskan keseluruh permukaan lantai dan diratakan, tebal acian minimum
2 mm setelah diratakan dan dilDANAPAINTSnkan, atau bahan/material lain
sesuai yang disebutkan/disyaratkan dalam gambar atau penunjuk .
e. Tebal adukan lantai screed termasuk acian minimal dibuat 3 cm atau sesuai
dengan yang ditentukan oleh , terbuat dari aduk dengan campuran 1 pc : 3
pasir. Permukaan lantai screed harus betul-betul rata, kecuali bila disyaratkan
lain, bebas cacat (retak-retak).
f. Sebagai persiapan sebelum lantai screed dilakukan, alas lantai screed harus
dibersihkan dengan disikat kawat dan air supaya agregate muncul dan memberi
ikatan yang baik dengan screed. Cara lain adalah membuat permukaan beton
menjadi kasar dengan cara yang disetujui . Setelah dibersihkan, alas lapisan
dibasahi (satu malam) dan setelah kering dilapis cairan semen (air semen)
maksimum 20 menit, selanjutnya screed dicor.
g. Untuk screeding daerah yang luas di atas 25 m2 mixing harus mengikuti syarat-
syarat mixing untuk beton (Mechanical mixing dan weight batcher harus
digunakan).
h. Pengecoran dilakukan sekaligus, untuk daerah yang luas pengecoran mengikuti
lajur selebar 3 m dan pengecoran sebuah lajur hanya boleh dilakukan 24 jam
setelah lajur sebelahnya selesai dicor. Permukaan ujung dari lajur screed yang
terdahulu harus dibasahi dahulu dengan air semen sebelum lajur sebelahnya
dicor.
3.2.4. Perataan dan Compaction
Screed harus dicompact dengan beam vibrator dan perhatian harus diberikan
pada ujung-ujung yang sering tertinggal. Bila perataan diperlukan (untuk finishing
yang membutuhkannya) perataan dengan papan screed harus menunggu min.
1,5 jam maksimum 2,5 jam untuk menghindari debu pendebuan permukaan
screed. Toleransi perbedaan antara 2 jalur maksimum 1 mm. Screed harus
dibasahi selama 7 hari :
Untuk pemasangan bahan-bahan finishing lantai dapat dilakukan minimum 4
(empat) minggu.
b. Selain pasir dan air, yang dikirim ke site dalam keadaan tertutup, atau kantong
yang masih disegel dan berlebel dari pabriknya, bertuliskan type dan
tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak bercacat.
c. Bahan-bahan diletakkan ditempat yang kering berventilasi baik terlindung dan
bersih. Pemborong bertanggung jawab atas kerusakan bahan-bahan yang
disimpan baik sebelum maupun selama pelaksanaan.
d. Bila ada hal-hal yang tidak pada tempatnya, bahan rusak dan hilang.
Pemborong harus menggantinya dengan persetujuan Pemberi Tugas/ MK
atas biaya Pemborong.
3.3.4. Pengujian Kualitas Pekerjaan
a. Sebelum dilaksanakan pemasangan, Pemborong diwajibkan memberikan
pada Pemberi Tugas/ MK “Certificate Test” bahan homogenous tile dari
produsen atau pabrik.
b. Bila tidak ada Certificate Test, maka Pemborong harus melakukan pengujian
atas bahan di Laboratorium, yang akan ditunjuk kemudian.
c. Hasil pengujian dari laboratorium diserahkan pada Pemberi Tugas/ MK
secepatnya.
d. Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan tersebut, menjadi
tanggung jawab Pemborong.
3.3.5. Syarat-Syarat Pengamanan Pekerjaan
Bahan yang telah terpasang dihindarkan dari injakan selama 3 x 24 jam setelah
pemasangan. Bila terjadi kerusakan Pemborong diwajibkan untuk
memperbaikinya dengan tidak mengurangi kualitas pekerjaan.
Material washtafel Toilet yang digunakan :
Top Table Washtafel menggunakan finishing Granite ukuran menyesuaikan
(polished).
d. Bidang lantai yang terpasang harus benar benar rata dengan memperhatikan
kemiringan lantai untuk memudahkan pengaliran.
e. Pola pemasangan Keramik harus sesuai dengan gambar gambar detail atau
yang sesuai dengan petunjuk Pemberi Tugas/MK.
f. Lebar siar-siar harus sama dan ke dalaman maksimum 3 mm membentuk
garis lurus atau sesuai dengan gambar/petunjuk Pemberi Tugas/. Siar-siar
diisi dengan bahan pengisi berwarna grout semen berwarna, warna sesuai
petunjuk dari Pemberi Tugas/MK.
g. Pemotongan material lantai harus menggunakan alat pemotong khusus sesuai
dengan petunjuk MK. Material yang sudah terpasang harus dibersihkan dari
segala macam noda yang melekat sehingga benar benar bersih. Sebelum
Keramik dipasang, terlebih dahulu harus direndam dalam air sampai jenuh.
3.3.7. Contoh Bahan
a. Kontraktor harus memberikan contoh-contoh semua material, untuk
mendapatkan persetujuan dari Pemberi Tugas/ MK. Contoh-contoh yang telah
disetujui oleh Pemberi Tugas/ akan dipakai sebagai standard/pedoman untuk
memeriksa/menerima material yang dikirim oleh Kontraktor ke site.
b. Kontraktor diwajibkan membuat tempat penyimpanan contoh-contoh yang
telah disetujui di Direksi Keet.
3.3.8. Syarat-Syarat Pengiriman dan Penyimpanan Bahan
a. Selain pasir dan air, yang dikirim ke site dalam keadaan tertutup, atau kantong
yang masih disegel dan berlabel dari pabriknya, bertuliskan type dan
tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak bercacat.
b. Bahan-bahan diletakkan di tempat yang kering berventilasi baik, terlindung
dan bersih. Bahan keramik yang telah terpasang dihindarkan dari injakan
selama 3 X 24 jam setelah pemasangan
c. Bila terjadi kerusakan Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan
tidak mengurangi kualitas pekerjaan.
3.4. PEKERJAAN KARPET TILE
3.4.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi persediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, dan
alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini untuk
mendapatkan hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna
b. Pekerjaan lantai carpet tile ini dilakukan sebagai finishing pada area:
- Ruang kerja Brach manager
- Ruang rapat
3.4.2. Persyaratan Bahan
a. Bahan: Karpet Tile produk dalam negeri yang bermutu baik, Ex. SMJ atau
setara dan disetujui oleh MK.
- Ukuran 50x50 cm
- Bahan 100% B.C.F 6.0 Nylon
- Kontruksi : tufted Pattern loop pile
- Total Berat: 148 oz/sqyd (5,032 gm/sqm)
- Total tebal: 0,276 inch (7,0 mm)
b. Bahan perekat karpet yang digunakan sesuia dengan yang disyaratkan oleh
pabrik Yang bersangkutan.
c. Pola pemakaian ditentukan/ ditunjuk pada gambar, bahan-bahan yang
dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya ( minimal 3 contoh ) untuk mendapatkan persetujuan dari .
d. Contoh-contoh bahan harus disertai dengan ketentuan dan persyaratan teknis
operatif dari pabrik yang bersangkutan sebagai informasi bagi .
e. Material lain yang tidak terdapat pada daftar diatas tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini harus baru, kualitas
terbaik dari jenisnya dan disetujui oleh . Material tersebut sudah termasuk
dalam biaya pelaksanaan pekerjaan ini, tampa adanya tambahan biaya.
f. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan
ASTM dan sesuai ketentuan-ketentuan dari pabrik yang bersangkutan
3.4.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Bahan harus disimpan dalam tempat yang terlindung dan tertutup/kering tidak
lembab.
b. Lantai dasar carpet adalah lapisan sceed yang telah rata dan telah difinish
acian PC. Lantai harus benar-benar rata, halus dan kering dengan
kelembaban 5%.
c. Lapisan sceed dari adukan 1PC : 3 PS dan finish acian dari bahan aci PC
murni.
d. Penyesuain temperatur ruangan dilakukan selama 24 jam. Permukaan lantai
harus bersih/bebas dari segala macam kotoran, butir-butir pasir,
minyak/lemak, aspal dan lain-lain.
e. Bahan perekat dan cara pemasangan sesuai dengan yang telah disyaratkan
dari pabrik yang bersangkutan, penyimpanan hanya boleh bila telah disetujui
oleh MK.
f. Arah pemasangan sesuai dengan pola carpet atau sesuai detail gambar (shop
drawing dari kontraktor yang telah disetujui MK). Perlu diperhatihan adanya
perataan pemasangan pada sudut-sudut tepi pertemuan.
g. Carpet yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala noda-noda yang
melekat sehingga betul-betul bersih.
h. Diperhatikan pemasangan carpet pada tepi/sudut yang berhubungan dengan
dinding/partisi/kosen, pada ambang pintu dan pada sambungan dengan
material lain, terutama diperhatikan didalam hal kerapihan dan sistem
penjepitnya.
g. Untuk permukaan yang datar/flat, diberikan toleransi yang tidak lebih dari 5
mm dalam area m2.
h. Kontraktor bertanggung jawab atas penentuan prosedur/cara perbaikan dan
hal hal lain yang terjadi selama pelaksanaan, selama bukan kesalahan
Pemilik, seperti plesteran retak, rusak selama waktu pelaksanaan dan
perbaikan yang tidak dapat diterima, atau disetujui Pemberi Tugas/.
i. Potong, tambal, perbaikan dan point up plester seperti yang diperlukan
dengan plester yang baru. Tambal, padatkan dengan permukaan harus
ditutup/disambung. Kontraktor bertanggung jawab atas segala perbaikan yang
diadakan setelah berkonsultasi dengan Pemberi Tugas/ sampai perbaikan
tersebut dapat diterima, atas beban Kontraktor.
4.2.2. Contoh Bahan
a. Sebelum dilaksanakan, Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material
untuk mendapatkan persetujuan dari Pemberi Tugas/.
b. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Pemberi Tugas/ akan dipakai
standard/pedoman untuk menerima/memeriksa material yang dikirim oleh
Kontraktor ke site.
c. Kontraktor diwajibkan membuat tempat penyimpanan contoh-contoh material
yang telah disetujui di Direksi Keet.
4.2.3. Syarat-syarat Pengiriman dan Penyimpanan Bahan
a. Setelah pasir dan air, bahan yang dikirim ke site dalam keadaan tertutup atau
kantong yang masih disegel dan berlabel pabriknya, yang bertuliskan type dan
tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak bercacat. Bahan-bahan
diletakkan di tempat yang kering berventilasi baik, terlindung dan bersih.
b. Kontraktor harus bertanggung jawab atas segala kerusakan bahan-bahan
yang disimpan baik sebelum dan selama pelaksanaan. Kontraktor harus
bertanggung jawab atas segala kerusakan bahan-bahan yang disimpan baik
sebelum dan selama pelaksanaan.
c. Bila ada hal hal yang tidak pada tempatnya, bahan rusak, hilang. Kontraktor
diharuskan mengganti dengan persetujuan Pemberi Tugas/ atas biaya
Kontraktor.
4.2.4. Pengujian Kualitas Pekerjaan
Kontraktor harus menguji semua pekerjaan menurut syarat-syarat teknis dari
pabrik atau menurut uraian di atas. Pemberi Tugas/ berhak meminta pengujian
ulang bila dianggap perlu. Peralatan untuk pengujian disediakan oleh Kontraktor.
Dalam hal pengujian yang tidak dilakukan dengan baik atau kurang memuaskan,
maka biaya pengujian ulang adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor.
4.2.5. Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan
Selama 3 (tiga) hari tempat Kontraktor harus dilindungi dari jamahan
orang/benturan keras.
Kontraktor diwajibkan melindungi pekerjaan tersebut, dari kerusakan yang
diakibatkan oleh Kontraktor yang lain. Bila terjadi kerusakan, Kontraktor
diwajibkan memperbaikinya dengan tidak mengurangi kualitas pekerjaan, seluruh
biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
f. Akhir bagian rangka harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup,
rivet, stap dan harus cocok, Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas
dan bentuk yang sesuai dengan gambar.
g. Angkur-angkur untuk rangka/kusen aluminium lerbuat dari steel plate setebal
minimal 2 mm dan ditempatkan pada interval 600 mm.
h. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti karat
stainles steel, sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus
kedap air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar 100 kg/m2.
Celah antara kaca dan sistern kosen aluminium harus ditutup oleh sealant.
i. Untuk fitting hard ware dan reinforcing matenals yang mana rangka aluminium
akan kontak dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan metal yang
bersangkutan harus diberi lapisan chromium untuk menghindari kontak korosi.
j. Toleransi pemasangan kosen aluminium di satu sisi dinding adalah 10-25 mm
yang kemudian diisi dengan beton ringan/grout.
k. Khusus untuk pekerjaan jendela geser aluminium agar diperhatikan sebelum
rangka kosen terpasang. Permukaan bidang dinding horizontal (pelubangan
dinding) yang melekat pada ambang bawah dan atas harus waterpass.
b. Batu alam yang digunakan adalah batu alam hitam dua muka dipasang pada
tempat-tempat seperti dinyatakan dalam dokumen gambar, atau mengikuti
petunjuk Konsultan MK.
c. Cara penempatan, bentuk, volume serta detail-detail ukuran-ukuran lainnya
sesuai dengan yang tercantum dalam dokumen gambar dan bill of quantity.
Ketentuan-ketentuan dan persyaratan-persyaratan lainnya berlaku semua
ketentuan dan persyaratan untuk pekerjaan finishing material pelapis dinding
atau mengikuti ketentuan dan persyaratan untuk pekerjaan lain yang sejenis
pada spesifikasi ini.
4.9.2. Persyaratan Bahan :
a. Jenis Batu alam yang digunakan adalah Batu Hitam/ Batu Candi / Batu
Andesit.
b. Permukaan batu tidak boleh menampakkan cacat, retak-retak, bagian
permukaan terlepas, berlubang-lubang atau cacat-cacat kotor.
c. Ukuran yang dipakai akan ditentukan kemudian, sisi harus siku-siku.
4.9.3. Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Batu alam yang dipakai ukuran dan lokasi pemasangan seperti dinyatakan
pada dokumen gambar atau mengikuti petunjuk Konsultan MK.
b. Sebelum melaksanakan pekerjaan Kontraktor diharuskan menyampaikan
contoh material batu alam yang akan dipergunakan kepada untuk
memperoleh persetujuannya.
c. Pemasangan batu alam harus dilaksanakan oleh orang/tukang yang benar-
benar ahli untuk memperoleh hasil yang baik dan memuaskan.
d. Untuk keperluan pemotongan/sambungan/lasan harus menggunakan mesin
pemotong kwalitas baik, agar diperoleh hasil pemotongan yang baik dan
memuaskan.
e. Ketentuan-ketentuan dan persyaratan-persyaratan lainnya berlaku semua
ketentuan dan persyaratan untuk pekerjaan, material pelapis dinding lainnya
atau mengikuti ketentuan dan persyaratan untuk pekerjaan lain yang sejenis
pada spesifikasi ini.
Bekerja sama dengan jenis pekerjaan lain sehingga seluruh pekerjaan terlaksana
dengan sempurna.
2. Sifat
Mampu memproduksi detail-detail permukaan yang halus.
Tahan terhadap cuaca / iklim
Mampu merendam suara karena percikan air hujan.
Sangat tahan untuk kemungkinan munculnya retak-retak.
Tidak boleh terjadi gelombang, cembungan atau cekungan.
Tidak berkarat atau berjamur.
Ukuran : Sesuai gambar toleransi 5 mm.
Bentuk : Sesuai gambar
Rangka/braket : Baja dicat anti karat
Beban angin : Dapat menahan beban angin 1.0 kN/m2
Kebocoran air : Tidak bocor pada tekanan s/d 25 kg f/m2
Kebocoran udara : Maksimum 2 m2/jam pada setiam m2
penampang bidang pada 35 kg/m2 tekanan diffential.
4.10.2. Pelaksanaan
a. Pemborong diwajibkan untuk memberikan terlebih dahulu:
1) Desain teknis lengkap dengan cara fabrikasi (berdasarkan gambar
perencanaan)
2) Cara penguatan angker-angker
3) Data lengkap prosedur instalasi.
4) Shop drawing
5) Sertifikat yang menunjukkan jaminan dari pabrik
c. Sesuai campuran serat YAG dipakai dengan kadar 3-5%. Bahan baku GRC terdiri
atas semen, pasir halus, polimer, YAG, dan air.
d. Bahan yang diproses pabrik harus diseleksi terlebih dahulu dengan seksama
sesuai dengan bentuk toleransi, ukuran ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan
pewarnaan yang diisyaratkan.
e. Semua bahan yang tiba disite harus dalam keadaan sempurna, tidak cacat. Bila
ada bahan yang cacat atau tergores atau mengalami perubahan bentu, maka
bahan ini tidak dapat diterima dan harus dikeluarkan dari site dalam waktu
maksimal 2 x 24 jam, atas biaya pemborong.
g. Sambungan satu rangka dengan yang lain harus menggunakan baut (stainless
steel), tidak diperkenankan menggunakan sistem las. Apabila terpaksa
menggunakan las (pada bagian-bagian yang sulit menggunakan baut) harus
mendapat izin tertulis dari Konsultan MK.
h. Konstruksi, sambungan las harus dihaluskan dan dilapis dengan lapisan anti karat
(Zinchromate) ex DANAPAINTS.
i. Semua baja bekas pemotongan harus diberi lapisan anti karat (zinchromate).
Apabila terjadi proses kodensasi di dalam ruang tersebut harus dimungkinkan
pembuangannya melalui saluran yang tersedia dalam sistem drainase.
j. Permukaan panel dan ornamen GRC sebelah dalam harus bersih dari segala
kotoran, debu, minyak, jamur dan sebagainya.
k. Semua bidang panel yang membentuk sudut harus terdiri dari satu bagian dan
tidak diperkenalkan membuat sambungan pada pertemuan sudut kecuali
tercantum dengan jelas pada gambar.
m. Semua bahan harus dibuat / distil pabrik secara maksimal dengan teliti sesuai
gambar dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung-jawabkan,
sehingga pekerjaan di lapangan hanya pemasangan saja. Hasil akhir yang
dikehendaki:
n. Permukaan panel dan ornamen GRC, harus rata, lurus, tidak melengkung dan
tidak bergelombang.
dan persyaratan untuk pekerjaan lain yang sejenis pada spesifikasi ini serta
mengikuti petunjuk Konsultan MK.
Keterangan Tabel :
Kaca lembaran tidak boleh melebihi toleransi yang diizinkan.
Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut siku-siku serta
tepi potongan yang rata dan lurus. Toleransi kesikuan maksimum yang
diperkenankan adalah 12 mm/m.
Cacat-cacat kaca lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai dengan
ketentuan di bawah ini :
5.2.1. Mutu A
Kaca lembaran tebal 12 mm.
Gelembung :
Untuk ukuran luas kaca lembaran minimum 1,114 m2/lb. Panjang gelembung 5
sampai 15 mm maksimum 3, panjang gelembung 15 sampai 25 mm maksimum 2,
jumlah panjang gelembung-gelembung yang diperbolehkan maksimum 50 mm.
Untuk ukuran luas kaca lembaran minimum 0,418 m2/lb. Panjang gelembung 15
sampai 25 mm maksimum 1, jumlah panjang gelembung-gelembung yang
diperbolehkan maksimum 30 mm. Untuk ukuran luas kaca lembaran minimum
Keterangan Tabel :
Pemeriksaan cacat-cacat kaca lembaran di atas untuk menentukan mutu-
mutunya, dilakukan dengan mata telanjang pada jarak 50 cm dari contoh (kaca
lembaran yang diperiksa).
5.3. Persyaratan Bahan :
a. Bahan kaca untuk daun pintu dan jendela (exterior dan interior) digunakan
bronze tinted float glass, produk dalam negeri merk Asahi Mas atau dari
produk lain yang setara yang disetujui Konsultan MK. Jenis kaca, Tebal kaca,
pemasangan dan ukuran sesuai kebutuhan atau sesuai yang ditunjukkan
dalam dokumen gambar.
b. Kaca yang digunakan dari mutu AA, serta harus memenuhi persyaratan dalam
PUBI 1982 pasal 63 dan SII 0189-78.
c. Ukuran pemotongan kaca pada tempat pemasangan seperti yang ditunjukkan
dalam dokumen gambar.
9 Toleransi
9 Panjang dan lebar
9 Untuk ukuran panjang dan lebar dengan toleransi yang diizinkan kira-kira
2,0 mm.
9 Kesikuan
d. Pemotongan kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai
sudut siku serta tepi potongan yang rata dan lurus, toleransi kesikuan
maksimum 1,5 mm permeter panjang.Toleransi ketebalan kaca lembaran tidak
boleh lebih dari 0,3 mm.
e. Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang berisi
gas yang terdapat pada kaca), bebas dari komposisi kimia yang dapat
menganggu pandangan, bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca
baik sebagian atau seluruh tebal kaca), bebas dari gumpilan tepi (tonjolan
pada sisi panjang dan lebar kearah keluar/masuk), bebas dari benang (string)
dan gelombang (wave), benang adalah cacat garis timbul yang tembus
pandangan, gelombang adalah permukaan kaca yang berubah dan
menganggu pandangan, bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan
goresan. Bebas awan (permukaan kaca yang mengalami kelainan
kebeningan), bebas dari goresan (luka garis pada permukaan kaca), bebas
lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).
c. Kontraktor harus menyerahkan shop drawing untuk disetujui dan diparaf oleh
Pemberi Tugas/Konsultan MK.
6.1.3. Persyaratan Bahan
A. Gypsum Board
1. Daerah yang dipasang langit-langit gypsum board adalah semua langit -
langit yang sesuai dalam gambar perencanaan.
2. Bahan : Gypsum Board ex. Jayaboard
Ukuran : Standar 120 x 240 cm
Tebal : 9 mm
Warna : Polos
Finishing : Dicat Dulux Pentalite warna Brilliant White
Rangka : Metal Furing ex. Prometama
B. Gypsum Tile
1. Daerah yang dipasang langit – langit gypsum tile adalah semua langit –
langit yang sesuai dalam gambar perencanaan.
2. Bahan : Gypsum Tile ex. Jayaboard
Ukuran : Standar 60 x 120 cm
Tebal : 9 mm
Warna : Putih
Rangka : Metal Purring ex. Prometama
C. Calsium Board
1. Daerah yang dipasang langit – langit Calsium Board adalah semua langit –
langit yang sesuai dalam gambar perencanaan.
2. Bahan : Calsium Board ex. Calsi Board
Ukuran : Standar 120 x 240 cm
Tebal : 6 mm
Kemampuan : Tahan lembab, kedap suara
Warna : Polos
Finishing : Dicat Dulux Pentalite warna Brilliant White
Rangka : Rangka Hollow
D. Ceiling Metal
1. Daerah yang dipasang langit – langit ruang luar/ teritisan lantai atap yang
sesuai dalam gambar perencanaan.
2. Type ; Linear Ceiling System
Bahan : Colorbond tebal 0.4 mm
Stringer : Galvanis tebal 0.7 mm
Ukuran : 84 mm
Warna : Silver
3. Produk : JOF Metal
l. Untuk fitting hard ware dan reinforcing materials yang mana kosen aluminium
akan kontak dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan metal yang
bersangkutan harus diberi lapisan chromium untuk menghindari kontak korosi.
m. Toleransi pemasangan kosen aluminium di satu sisi dinding adalah 10. 25 mm
yang kemudian diisi dengan beton ringan/grout.
n. Khusus untuk pekerjaan jendela geser aluminium agar diperhatikan sebelum
rangka kosen terpasang. Permukaan bidang dinding horizontal (pelubanqan
dinding) yang melekat pada ambang bawah dan atas harus waterpass.
o. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoron udara terutama pada
ruang yang dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat
digunakan synthetic rubber atau bahan dari synthetic resin. Penggunaan ini
pada swing door dan double door.
p. Sekeliling tepi kosen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi
sealant supaya kedap air dan suara.
q. Tepi bawah ambang kosen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan air
hujan.
7.3. PEKERJAAN DAUN PINTU RANGKA KAYU LAPIS HPL
(HIGH PRESURE LAMINATING)
7.3.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan - bahan, peralatan dan
alat-alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai
hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan daun pintu rangka kayu lapis HPL meliputi seluruh detail yang
dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar dan disetujui Konsultan MK.
7.3.2. Persyaratan Bahan
a. Daun Pintu :
- Menggunakan HPL ex. Pelangi type. Yang sesuai dan disetujui Konsultan
MK.
b. Rangka daun pintu :
- Menggunakan Kayu Kamper dengan dimensi sesuai yang ditunjukan pada
gambar/detail yang disetujui Konsultan MK.
c. Accessories :
- Segala peralatan pelengkap ( sekrup, angkur) harus digalvanis, atau
sesuai yang disyaratkan dari pabrik yang bersanqkutan.
7.3.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti
gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang -
lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, layout, penempatan, cara
pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesual gambar.
b. Sebelum pelaksanaan dimulai, penimbunan bahan - bahan pintu di tempat
pekerjaan harus dl tempatkan pada ruang I tempat dengan sirkulasi udara
yang baik, tidak terkena cuaca l'3ngsung dan terlindung dari kerusakan dan
kelembaban.
c. Harus di perhatikan semua sambungan siku untuk rangka pintu dan penguat
lain agar tetap terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga
kerapihan , tidak boleh ada lubang-Iubang atau cacat bekas penyetelan.
d. Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas. persetujuan ,
tanpa meninggalkan bekas lecet pada permukaan rangka yang tampak. Untuk
daun pintufjendela kaca setelah dipasang harus rata, tidak bergelombang,
tidak melincang dan semua peralatan dapat ber fungsi dengan baik.
7.4. PEKERJAAN DAUN JENDELA KACA RANGKA ALUMUNIUM
7.4.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini melipuli penyediaan tenaga kerja, bahan - bahan, peralatan dan
alat-alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapal lercapai
hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan daun jendela kaca rangka alumunium meliputi seluruh detail yang
dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar yang disetujui Direksi/ Konsultan MK.
7.4.2. Persyaratan Bahan
1. Rangka pintu dan jendela :
Menggunakan profil alumunium ex. YKK atau setara dengan finish natural
anodized yang diselujui Konsultan MK.
2. Bahan panel:
a. Untuk panil di gunakan bahan kaca dari produk dalam negeri ex Asahi
Mas atau setara, mutu AA, dan yang memenuhi persyaratan dalamPUBI
82 pasal63 & SII 0189·78.
b. Digunakan kaca berwarna atau clear (sesuai yang dinyatakan gambar)
tebal minimum 6 mm untuk bagian dalam (interior) dan tebal 8 mm untuk
bagian luar (exterior) yang disetujui Konsultan MK.
3. Accessories:
Segala peralatan pelengkap ( sekrup, angkur) harus digalvanis, atau sesuai
yang disyaratkan dari pabrik yang bersangkutan.
7.4.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor di wajibkan untuk meneliti
gambar - gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang
lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, layout I penempatan, cara
pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
b. Sebelum pelaksanaan dimulai, penimbunan bahan - bahan pintu di tempat
pekerjaan harus di tempatkan pada ruang I tempat dengan sirkulasi udara
yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan
kelembaban.
Harus di perhatikan semua sambungan siku untuk rangka pintu dan penguat
lain agar tetap terjamin kekuatannya dengan memperhatikan Imenjaga
kerapihan, tidak boleh ada lubang-Iubang atau cacat bekas penyetelan,
c. Jika aiperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan ,
tanpa meninggalkan bekas cacat pada permukaan rangka yang tampak.
Untuk daun pintu/jendeJa kaca setelah dipasang harus rata, dan semua
peralatan dapat ber fungsi dengan baik.
i. Seliap engsel daun pintu harus terpasang lenqkap sempurna dan harus
sesuai dengan produk pabrik yang mengeluarkan.
j. Sernua sistem dan mekanismenya harus berfungsi dengan sempurna.
k. Daun pintu harus dapat dibuka dengan sernpurna apabila terjadi kemacetan,
harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya Kontraktor.
l. Perrnukaan rangka dari pintu-pintu baja harus dibersihkan diratakan dan
dihaluskan sebelum diberi finishing.
m. Sebelum dicat, pintu dan rangkanya diberi phosphate treatment.
n. Setelah terpasang, belum boleh untuk tempat lalu lalang sampai cukup kokoh
berdiri di tempatnya.
7.6. PEKERJAAN PINTU BESI LIPAT & AKORDEON
7.6.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat - alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaansehinggadapat tercapai
hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan pembuatan pintu besi lipat & akordeon ini meliputi seluruh detail
yang dinyatakan/ ditunjukkan dalam gambar.
7.6.2. Persyaratan Bahan
a. Digunakan black steel dengan mutu ST37 atau yang disetujui Konsultan MK.
b. Stainless steel tersebut harus memenuhi persyaratan ASTM A36.
c. Pengelasan sambungan harus baik dan rata memenuhi persyaratan ASTM
A53 type E.
d. Pintu besi lipat & akordeon menggunakan bahan batangan masif dari black
steel kotak 16 mm dan plat besi tabal 1,1 mm, panjang dan lebarnya
disesuaikan dengan gambar rencana.
e. Digunakan pada ruang Remis/mobil uang.
7.6.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Pintu dipasang/digantung pada tempat yang sudah tersedia di atas pintu.
Pemasangan harus kuat dan baik, untuk mendapatkan hasil yang sempuma
system pemasangannya, mengikuti petunjuk dari produk tesebut.
b. Kunci atau grendel dipasang sesuai ketentuan dan spesifikasi dari pabrik
pembuatnya.
7.7. PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
7.7.1. Lingkup Pekerjaan
a. Yang termasuk dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-
bahan, perlengkapan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan hingga dapat tercapainya hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.
b. Meliputi pengadaan, pemasangan, pengamanan dan perawatan dari seluruh
alat-alat yang dipasang pada daun pintu dan daun jendela serta seluruh detail
yang di sebutkan/ditentukan dalam gambar.
- Sign Plate SP003 HDL DKS & SP 015 DKS S/S SSS
- Engsel ES S/S EL
Pintu satu daun ruang kerja dan ruang lainnya menggunakan acsesories :
- Engsel ES S/S EL
Pintu dua daun ruang kerja dan ruang lainnya menggunakan acsesories :
- Engsel ES S/S EL
- Engsel ES S/S EL
- Engsel ES S/S EL
- Engsel ES S/S EL
- Engsel ES S/S EL
Spesifikasi Panel
- Terdiri dari lapisan multiplex 9mm, fin wall paper dengan lapisan kedap
suara glass wool 2”, rangka metal dan kayu solid
Spesifikasi Rail
- Accesories terdiri dari kunci, engsel, pull handle dan lainnya yang
sesuai dengan standart dari pabrik yang ditentukan
- Engsel ES S/S EL
4. Door Closer yang digunakan type hidrolic, outomatic back check dengan
'adjustable force'. Pengatur kecepatan closing dan latch, dikehendaki jenis
'hold - open', yaitu pintu dapat menutup secara regular dan dapat berhenti
dalam posisi terbuka dengan sudut buka tertentu seperti yang di kehendaki
ruang-ruang yang membutuhkan seperti yang tertera pada pelengkap gambar.
7.7.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Semua peralatan yang akan di gunakan dalam pekerjaan ini, sebelum
dipasang terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada Konsultan MK
untuk mendapatkan persetujuan.
b. Pengajuan/penyerahan harus disertai brosur/ spesifikasi dari pabrik yang
bersangkutan.
c. Apabila dianggap perlu, Direksi Konsultan MK dapat meminta mengadakan
tes-tes laboratorium yang di lakukan terhadap contoh bahan yang diajukan
sebagai dasar persetujuan.
Cat untuk langit-langit gypsum dan beton menggunakan produk Mowilex VIP.
Cat untuk sisi dalam gedung (interior) menggunakan produk Mowilex VIP.
.
8.1.3. Persyaratan Standard/Kualitas Bahan
Pengecatan seluruh pekerjaan harus sesuai dengan NI-3 dan NI-4 atau sesuai
dengan spesifikasi dari pabrik cat yang digunakan.
Standard dari bahan dan prosedur cat ditentukan pabrik pembuat cat dan
Kontraktor tidak dibenarkan merubah standard dengan jalan mencampur dan
mencairkan yang tidak sesuai dengan instruksi pabrik atau tanpa seizin dari
Pemberi Tugas/Konsultan MK.
Pengujian
Kontraktor diwajibkan membuktikan keaslian cat dari pabrik tersebut di atas
mengenai kemurnian dari cat-cat yang akan dipergunakan.
Pembuktian berupa :
9 Segel Kaleng.
9 Test Laboratorium.
9 Hasil akhir pengecatan.
Hasil dari test kemurnian ini harus mendapat rekomendasi tertulis dari produsen
untuk diketahui oleh Pemberi Tugas/Konsultan MK.
8.1.4. Pengiriman dan Penyimpanan Bahan
a. Bahan harus didatangkan dari tempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan
tidak cacat. Beberapa bahan tertentu harus masih di dalam kotak aslinya yang
masih tersegel dan berlabel pabriknya.
b. Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung dan tertutup, kering, tidak
lembab dan bersih, sesuai dengan yang dipersyaratkan.
c. Tempat penyimpanan bahan harus cukup untuk proyek ini, bahan ditempatkan
dan dilindungi sesuai dengan jenisnya.
d. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap kerusakan bahan selama
pengiriman, penyimpanan, dan pelaksanaan.
e. Disamping tindakan pengamanan yang umum dalam penyimpanan bahan-
bahan bangunan, untuk beberapa jenis cat dan bahan jenis lainnya di bawah
ini harus diberi pengamanan khusus terhadap bahaya kebakaran dan
keracunan, antara lain sebagai berikut :
Spritus Petroleum.
Cellulose Thiner.
Cat Cellulose.
Spritus Putih.
Polyuretahane.
Spritus Methylate.
Chlorinated Rubber Thiner.
Parafin.
Cat Minyak.
Creosote.
Cat Bitumen.
f. Dalam menggunakan bahan tersebut di dalam ruang harus mengikuti petunjuk
sebagai berikut :
Harus tersedia alat pemadam kebakaran portable yang sesuai dan kotak
P3K dalam jarak yang dekat. Ruang harus cukup mempunyai ventilasi
yang baik.
Jangan berdekatan dengan api atau motor listrik yang mengeluarkan
kembang api.
Keluarkan barang dari gudang hanya dalam jumlah yang segera
diperlukan.
Jangan dibiarkan kaleng terbuka terlalu lama.
Tidak dibenarkan meninggalkan kaleng bekas di tempat pekerjaan.
g. Dalam jumlah bahan melebihi 50 liter maka penyimpanan harus diperhatikan
petunjuk sebagai berikut :
Bila di luar harus terlindung terhadap penyinaran matahari langsung.
Bila di dalam ruang, maka ruang tersebut mempunyai persyaratan sebagai
berikut :
Mempunyai kemiringan minimal 2 % dan mempunyai drain berikut
penampung cairan tumpah.
Gudang harus dibuat dari bahan tahan api.
Atap gudang harus dibuat sedemikian sehingga mudah hancur, untuk
menghindari efek ledakan.
Pintu harus minimal 5 cm tebalnya dan harus membuka keluar.
Terhadap Pengracunan.
Untuk cat timah, termasuk dalam kategori ini adalah cat yang kadar
timahnya melebihi 5% dalam keadaan basah dan 1% dalam keadaan
kering.
Harus disimpan tersendiri dan diberi identifikasi.
Tidak diperkenankan memakai cat ini dalam gudang tertutup dan untuk
tempat anak-anak.
Kotoran kupasan harus dibuang sebelum kering.
Penggunaan bahan pelarut berikut harus dalam ruangan, harus diadakan
ventilasi yang cukup untuk mengimbangi pengurangan oksigen.
Minyak alkali polyurethane, cat epoxy, cat cellulose bitumen, spirtus
penghapusan cat vernish minyak dan spirtus.
8.1.5. Syarat-Syarat Pelaksanaan.
a. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada Pemberi
Tugas/Konsultan MK beserta ketentuan/persyaratan/jaminan pabrik untuk
mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak disetujui harus diganti tanpa
biaya tambahan.
a. Untuk dinding interior dipakai Dulux Pearl Glow warna Lake Stone, minimum 2
lapis atau setaraf.
b. Untuk dinding eksterior dipakai Dulux Color Dove weathershield 40140,
minimum 2 lapis atau setaraf.
c. Untuk dinding eksterior (bagian portal gedung) dipakai Dulux Color Medici
Grey 50 BG 46/020 weathershield, minimum 2 lapis atau setaraf.
8.2.4. Pengerjaan.
a. Dinding siap dicat harus di-sealer terlebih dahulu. Sealer yang dipakai adalah
produk ICI atau setara. Sebelum dinding di-sealer, plesteran harus betul-betul
kering, tidak ada retak-retak dan Kontraktor harus minta persetujuan Pemberi
Tugas/.
b. Lapisan sealer dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata,
sesudah 1(satu) minggu sealer terpasang dan percobaan warna telah disetujui
Direksi Lapangan, bidang plamuur diampelas dengan ampelas besi halus No.
00, kemudian dibersihkan dengan bulu ayam sampai bersih betul. Selanjutnya
dinding dicat dengan menggunakan roller. Untuk permukaan dimana
pemakaian roller tidak memungkinkan dipakai kuas yang baik/halus.
c. Setiap kali lapisan akhir dilaksanakan, dihindarkan terkena sentuhan selama
½ jam. pengecatan ulang dilakukan paling sedikit setelah 2 jam kemudian.
Pekerjaan Cat Kolom, Balok, dan Plat Beton yang tampak.
8.2.5. Persyaratan Pekerjaan.
a. Sebelum memulai pekerjaan Kontraktor wajib meneliti apakah profil-profil,
ukuran yang diminta dalam gambar sudah terpenuhi dalam pekerjaan
plesteran/betonnya. Seluruh bidang permukaan harus rata.
b. Permukaan acian harus kering, bersih dari noda lemak/minyak dan noda-noda
lain yang melekat.
c. Semua cacat, keropos dibersihkan dahulu kemudian diplester adukan 1 pc : 3
pasir, setelah plesteran kering, seluruh permukaan diaci rata dan halus,
setelah acian ini benar-benar kering, baru pekerjaan pengecatan dilakukan.
d. Permukaan acian harus kering, bersih dari noda lemak/minyak dan noda-noda
lain yang melekat.
8.3. PENGECATAN LANGIT-LANGIT DAN BIDANG LAIN
8.3.1. Lingkup Pekerjaaan
Termasuk dalam lingkup pekerjaan adalah pengecatan seluruh langit-langit plat
beton, gypsum, kayu dan logam seperti yang tertera dalam gambar dan sesuai
petunjuk Pemberi Tugas/.
8.3.2. Persyaratan Pekerjaan.
Persyaratan baru boleh dilaksanakan setelah pemasangan langit-langit disetujui
oleh Pemberi tugas/ terpasang sesuai pola dalam gambar, tidak ada unit
terpasang retak atau pecah, sambungan dan hubungan dengan material lain
sudah sempurna.
Permukaan harus kering, bersih dari noda lemak serta bersih dari noda-noda lain
yang melekat.
8.3.3. B a h a n
a. Langit-langit
Bahan untuk dasar : ICI Dulux, atau setara, kemudian dilakukan pengecatan
akhir dengan menggunakan cat Dulux Pentalite warna Brilliant White
dikerjakan dengan roller.
Pengendalian bahan dan alat-alat lainnya dalam pekerjaan ini, harus
memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.
b. Partisi Gypsum
Cat untuk partisi gypsum menggunakan produk Dulux Pearl Glow warna Lake
Stone, minimum 2 lapis atau setaraf.
c. Kusen
Semua kusen pintu dan jendela yang terbuat dari allumunium merupakan
Allumunium finish Natural Anodized.
d. Lis Kaca Tampak Gedung
Semua lis kaca pada tampak gedung merupakan allumunium finish Natural
Anodized.
8.3.4. Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Semua bidang pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat, (retak,
lubang dan pecah-pecah).
b. Pengecatan tidak dapat dilakukan selama masih adanya perbaikan pada
bidang pengecatan. Bidang pengecatan harus bebas dari debu, lemak,
minyak dan kotoran-kotoran lain yang dapat merusak atau mengurangi
kualitas pengecatan.
c. Pengecatan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas/ .
d. Contoh bahan yang telah disetujui oleh Pemberi Tugas/, dipakai sebagai
standard dari pemeriksaan/menerima bahan yang dikirim oleh Kontraktor ke
tempat pekerjaan.
e. Percobaan-percobaan bahan dan warna harus dilakukan oleh Kontraktor
untuk mendapat persetujuan Pemberi Tugas/, sebelum pekerjaan
dimulai/dilakukan serta pengerjaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
disyaratkan oleh pabrik yang bersangkutan.
f. Hasil pekerjaan harus baik, warna harus merata, tidak terdapat noda-noda
pada permukaan pengecatan. Harus dihindarkan terjadinya kerusakan akibat
dari pekerjaan-pekerjaan lain.
g. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam pengerjaan
dan perawatan/kebersihan pekerjaan sampai penyerahan pekerjaan.
h. Bila terjadi ketidaksempurnaan dalam pengerjaan, atau kerusakan, Kontraktor
harus memperbaiki/mengganti dengan bahan yang sama kualitasnya tanpa
adanya tambahan biaya.
i. Kontraktor harus menyediakan tenaga-tenaga kerja terampil / berpengalaman
seperti yang disyaratkan dari pabrik, sehingga dapat tercapainya kualitas
pekerjaan yang baik.
8.4. PENGECATAN LOGAM
8.4.1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi seluruh pekerjaan pengecatan logam seperti tercantum dalam gambar
spesifikasi ini di lokasi yang ditentukan tetapi tidak terbatas pada pengecatan
railing tangga dan rangka atap.
8.4.2. B a h a n
a. Digunakan produk DANAPAINTS atau yang setara yang disetujui.Untuk logam
yang tampak.
Cat Primer : Quick Drying Metal Primer Chromate A 540-49020 atau yang
setaraf.
Cat dasar : Undercoat A 543-101.
Cat akhir : Synthetic supergloss A 365 atau yang setara
masing-masing 2 sampai 3 lapis dan tertutup dengan baik.
b. Untuk alumunium digunakan alumunium paint A 338-2212 atau yang setara.
c. Untuk logam lain : DANAPAINTS supergloss A 365 atau yang setara masing-
masing 2 sampai 3 lapis dan tertutup dengan baik.
d. Untuk logam yang tidak terlihat
Cat Primer : Quick Drying Metal Primer Chromate A 540-49020 atau yang
setaraf, sebanyak minimum 2 lapis (sampai tertutup dengan
baik).
8.4.3. Cara Pelaksanaan
a. Permukaan besi/baja/alumunium harus bersih dan bebas dari karat, retak dan
kotoran lain.
b. Pembersihan dengan Blat Cleaning adalah cara yang terbaik. Jika kerak (mill
scales) dibiarkan untuk beberapa lama pada permukaannya, maka
pembersihan dengan sikat baja atau secara mekanis boleh juga dipakai.
c. Pengerokan dengan sikat baja hanya dilakukan bila keadaan mendesak, serta
disetujui Pemberi Tugas/.
Pengiriman dan Penyimpanan Bahan.
a. Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak
bercacad. Beberapa bahan tertentu harus masih berada di dalam kotak/
kemasan aslinya yang masih tersegel dan berlabel pabriknya.
b. Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung dan tertutup, kering tidak
lembab dan bersih, sesuai dengan persyaratan pabrik.
c. Tempat penyimpanan bahan harus cukup untuk proyek ini, bahan ditempatkan
dan dilindungi sesuai dengan jenisnya.
d. Pemborong bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan
penyimpanan. Bila ada kerusakan Pemborong wajib mengganti atas biaya
pemborong.
8.4.4. Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan.
a. Bahan-bahan baja profil dihindarkan/dilindungi dari hujan dan lain-lain. Baja
yang sudah terpasang dilindungi dari kemungkinan cacat/rusak yang
diakibatkan dari pekerjaan-pekerjaan lain.
b. Bila terjadi kerusakan, Pemborong diwajibkan untuk memperbaikinya dengan
tidak mengurangi kualitas pekerjaan. seluruh biaya perbaikan menjadi
tanggung jawab Pemborong.
c. Pengecatan Marka Jalan dan Garis Batas Parkir Dengan Roadline Paint
Lingkup Pekerjaan.
Persiapan Permukaan.
Hendaknya permukaan dibersihkan dari debu, minyak dan kotoran-kotoran
lainnya.
Persiapan Cat
Sebelum digunakan hendaknya diaduk dahulu dengan sempurna. Jika
diperlukan dapat diencerkan dengan Roadline Paint Thinner sampai 5%.
Pemakaian
Dianjurkan dengan memakai kuas.
Peringatan Khusus
Cat ini terdiri dari cairan yang mudah menguap dan mudah terbakar, karena
itu usahakan ventilasi yang cukup dan pemakaian di dekat api supaya
dihindarkan.
Persyaratan bahan.
Jenis : Chlorinate Rubber + Alcyd Resin
Corak : Semi gloss.
Peringatan : Debu tidak menempel : 10 menit
Pengecer : Roadline Paint Thiner.
Ketebalan : 40 -50 Microns.
Warna : Putih, Kuning(yellow taxi), ditentukan kemudian
8.5. PENGECATAN KAYU
8.5.1. Lingkup Pekerjaan
Termasuk dalam pekerjaan ini adalah meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan, yang peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan termasuk
pengangkutan bahan ke tempat/lokasi pekerjaan yang baik dan sempurna.
Dilakukan meliputi seluruh pengecatan daun pintu.
Persyaratan Pekerjaan.
Bahan : Cat produk DANAPAINTS atau setara.
Chemical Resistance : Konsisten pada NI-4, tidak luntur, cepat kering, anti
jamur, tahan terhadap cuaca, kilap tidak tajam serta
memenuhi persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.
8.5.2. Syarat-syarat Cara Pelaksanaan
a. Sebelum dilakukan pengecatan di permukaan kayu maka harus benar-banar
diperhatikan dari :
b. Profil yang diminta sesuai dalam gambar sudah dilakukan berdasarkan peil-
peil yang ditentukan.
c. Permukaan kayu harus rata dan sempurna sesuai dengan pola yang telah
ditentukan.
d. Permukaan kayu tidak terjadi lubang-lubang atau cacad-cacad yang lain.
Seluruh bidang pengecatan harus bersih dari segala noda-noda atau kotoran
/debu.
e. Selanjutnya kayu dicat dengan menggunakan alat semprot dimana
disesuaikan dengan keadaan lokasinya.
f. Penggunaan alat-alat dari kualitas yang terbaik dari jenisnya yang telah
disetujui oleh Konsultan MK.
g. Setiap kali lapisan cat pada cat akhir dilakukan harus dihindarkan terjadinya
sentuhan-sentuhan selama ½ jam sampai 2 jam.
h. Pengecatan akhir pada cat akhir dilakukan secara ulang paling sedikit 2 jam
kemudian. Pengecatan akhir dilakukan minimal 2 (dua) lapis sehingga
diperoleh hasil pengecatan yan baik dan rata warnanya.
8.5.3. Contoh Bahan
a. Sebelum pekerjaan dilakukan, Pemborong harus dapat memberikan contoh-
contoh material yang akan dilakukan untuk mendapatkan persetujuan dari
Konsultan MK.
b. Pemborong harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan persyaratan teknis
operatif dari pabrik sebagai informasi bagi Konsultan MK.
c. Material lain yang tidak terdapat pada ketentuan di atas, tetapi diperlukan
untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus dari bahan
baru, kualitas baik dari jenisnya serta harus disetujui oleh Konsultan MK.
d. Seluruh peraturan-peraturan yang diperlukan, agar disediakan Pemborong ke
site.
e. Contoh-contoh bahan yang telah disetujui, akan dipakai sebagai
standart/pedoman untuk memeriksa/menerima material yang dikirim oleh
Pemborong ke site.
f. Pemborong diwajibkan membuat tempat penyimpanan untuk contoh bahan
yang telah disetujui di Kunsultan MK.
8.5.4. Pengujian Kualitas Pekerjaan
a. Sebelum pekerjaan pengecatan dilakukan Pemborong diwajibkan kepada
Pemberi Tugas/ Konsultan MK “Certificate test” bahan cat dari produsen/
pabrik.
b. Apabila tidak ada certificate Test, maka Kontrakor harus melakukan pengujian
dari bahan cat di laboratorium yang ditentukan Direksi Konsultan MK.
c. Hasil pengujian dari laboratorium harus segera diserahkan kepada Pemberi
Tugas/ Konsultan MK.
d. Hasil pengujian dari laboratorium harus segera diserahkan kepada Pemberi
Tugas/ Konsultan MK.
e. Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan tersebut, menjadi
tanggung jawab Pemborong sepenuhnya tanpa tambahan biaya.
8.5.5. Syarat Pengamanan Pekerjaan.
a. Pekerjaan pengecatan yang telah dikerjakan harus terhindar dari jamahan
selama 3 x 24 jam setelah pengerjaan.
b. Bidang pengecatan harus dilindungi dari kemungkinan terjadinya cacad yang
diakibatkan dari pekerjaan lain.
c. Seluruh biaya perbaikan dan penggantian bahan tersebut, adalah tanggung
jawab Pemborong sepenuhnya tanpa adanya tambahan biaya Pemberi
Tugas.
- Kitchen Sink
- Kran T30AR13V7N
- Kran T23BQ13N
- Kran Kran T26-13
- Floor Drain TX1B
d. Cradle Beton, pipa-pipa ini harus didukung oleh suatu “Cradle beton di tempat
sesuai dengan gambar atau tempat-tempat yang ditunjukkan oleh Pemberi
Tugas/. Beton ini terdiri dari campuran 1 pc : 3 pasir : 5 split.
e. Untuk sambungan-sambungan “T” harus dipakai sambungan jadi buatan
pabrik.. Pemotongan pipa untuk dipakai sebagai sambungan tidak
diperkenankan kecuali untuk hal-hal istimewa atas persetujuan Pemberi
Tugas/.
f. Lubang-lubang orang (man hole/bak kontrol) harus dibuat dari batu bata/batu
kali dengan rangka dan penutup dari beton bertulang serta sesuai dengan
gambar.
g. Untuk bagian yang bersilang dengan jalan di atasnya, maka hole ini dibuat
dari batu kali kedap air dengan rangka dan penutup dari beton bertulang,
sesuai dengan gambar serta mengikuti petunjuk Pemberi Tugas/.
h. Rangka dan penutup harus diberi tanda pengenal dan harus dipasang
sehingga permukaan atas dan penutup akan rata atau lebih tinggi dari
permukaan tanah.
Sambungan Pipa.
Jenis pemakaian yang diperkenankan untuk pemakaian tertentu, disesuaikan
dengan spesifikasi pengelasan pada pekerjaan baja.
13.3. Syarat-Syarat Pelaksanaan
Persyaratan Umum.
a. Semua bahan sebelum dipasang (dan sesudah dipasang) harus ditunjukkan
kepada Pemberi Tugas//Arsitek beserta ketentuan/ persyaratan pabrik, untuk
mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas sesuai pengarahan dan saran MK.
b. Bahan yang tidak disetujui harus diganti atas beban Pemborong, tanpa biaya
tambahan sampai dapat disetujui oleh Pemberi MK
c. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan, maka bahan
pengganti harus mendapat persetujuan Pemberi Tugas/ berdasarkan contoh
yang diajukan oleh Pemborong.
d. Sebelum pemasangan dimulai, Pemborong harus meneliti gambar-gambar
yang ada, kondisi lapangan termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan,
cara pemasangan dan detail-detail sesuai dengan gambar.
e. Kecuali peralatan/bahan yang tampak pada gambar, Pemborong tidak
diperkenankan untuk memasang bahan lain tanpa persetujuan dari MK.
f. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, Pemborong tidak
diperkenankan untuk memasang bahan lain tanpa persetujuan dari MK.
g. Pemborong tidak diperkenankan memulai pekerjaan di suatu tempat dalam
hal ada kelainan/perbedaan di tempat itu, sebelum kelainan tersebut
diselesaikan.
h. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pengecekan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan.
i. Pemborong wajib memperbaiki/mengganti bila ada kerusakan yang terjadi
selama masa pelaksanaan dan masa pemeliharaan, atas biaya Pemborong
selama kerusakan bukan diakibatkan oleh tindakan Pemberi Tugas/.
Kualifikasi Pemborong
a. Pemborong yang akan melaksanakan pekerjaan ini harus menunjukkan izin
usaha yang harus dipunyai oleh Pemborong sesuai dengan bidang pekerjaan
yang akan dikerjakan.
b. Pengalaman kerja dalam bidang yang akan dikerjakan.
c. Daftar peralatan dan tenaga ahli yang akan mengerjakan proyek/pekerjaan ini.
d. Tempat penyimpanan bahan mentah dan jadi cukup untuk proyek ini dan
memenuhi syarat-syarat.
e. Penunjukan tempat/perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang
perkayuan bila tidak melakukan sendiri.
f. Pemborong harus mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat pada uraian
dan syarat-syarat maupun yang tercantum dalam gambar-gambar atau
peraturan-peraturan yang berlaku baik di dalam maupun yang berasal dari
luar negeri.
Buis beton dipasang sesuai ukuran yang tercantum dalam gambar rencana dan
diletakkan diatas pasir urug yang dipadatkan. Kwalitas buis beton harus memenuhi
persyaratan AASHO Standard M 86 dengan mutu beton K-175 dan setelah disetujui
oleh Direksi.
Gorong-gorong
Gorong-gorong dibuat dari pasangan batu kali yang pekerjaannya dilakukan
mengikuti petunjuk Konsultan MK. Type maupun ukuran dan lokasi seperti yang
tercantum pada gambar rencana. Penutup dibuat dari beton bertulang yang ukuran
serta konstruksinya sesuai dengan yang tercantum dalam gambar rencana. Mutu
beton K-175 dengan besi tulangan U – 24 serta sesuai syarat pekerjaan beton dan
mengikuti petunjuk Direksi Lapangan.
Bak Kontrol
Terdapat dua jenis pekerjaan bak kontrol, yaitu bak kontrol tanpa penutup dan bak
kontrol dengan penutup (Grill besi). Bak kontrol terbuat dari pasangan batu dengan
ukuran-ukuran serta lokasi penempatannya seperti tercantum pada gambar
rencana. Grill terbuat dari besi bermutu tinggi yang telah disetujui Konsultan MK.
Ukuran-ukuran sesuai dengan yang tercantum didalam gambar rencana.
Saluran Tembusan:
Saluran tembusan dimaksudkan untuk mengalirkan air hujan dari jalan kedalam
terbuka disamping jalan. Saluran tembusan dibuat untuk jalan yang ada saluran
terbuka disampingnya sesuai yang tertera pada gambar rencana dan menurut
petunjuk Direksi lapangan. Jarak antara masing-masing tembusan adalah 5-8
meter.
Pekerjaan Galian:
Pekerjaan galian yang dimaksud disini adalah pekerjaan galian untuk pembuatan
saluran-saluran dan bangunan-bangunan untuk drainase. Pekerjaan ini termasuk
pekerjaan untuk mengisi kembali lubang-lubang galian sebelumnya dengan material
yang baik, membuang kelebihan material pengeringan yang perlu, pemompaan,
melindungi membuat batas-batas tepi konstruksi dan pembongkaran yang perlu
sehubungan dengan itu. Disini tidak dibedakan antara galian pada bahan tanah
biasa maupun galian tanah batu. Pada galian batu, alat yang dipergunakan harus
terlebih dahulu mendapat persetujuan Direksi Lapangan.
Kontraktor harus mmberitahukan Direksi Lapangan pada waktunya sebelum mulai
mengerjakan galian, sehingga penampang, peil dan pengukurannya dapat
dilakukan pada keadaan tanah yang belum terganggu.
Tidak ada tambahan biaya / pembayaran untuk pekerjaan galian ini, akan tetapi
harus sudah termasuk harga satuan dari masing-masing bangunan konstruksi yang
memerlukan galian tersebut sebagaimana tercantum dalam penawaran.
d. Biaya untuk hal ini ditanggung Kontraktor, tidak dapat di-klaim sebagai
pekerjaan tambah. Prosedur pelaksanaan harus sesuai dengan spesifikasi
pabrik.
Pekerjaan Sealant
Sepanjang permukaan yang akan diberi sealant harus kering betul, bersih, bebas
dari debu, minyak, lemak, pecahan atau bubuk adukan, partikel bahan/material
yang terlepas maupun noda dan kotoran lainnya. Permukaan bahan harus sudah
difinish.
Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini di dalam ruangan tertutup karena
sealant memerlukan kelembaban atmosfir untuk mengeras.
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan cara
pemasangan dan jenis sealant yang dibedakan berdasarkan macam / jenis material
yaitu :
Material Keramik/Kaca
Material Metal
Material kayu
Material Beton
Permukaan aduk plesteran dan lain-lain
Kontraktor harus mengikuti semua persyaratan / spesifikasi pabrik. Kontraktor
harus melaksanakan pekerjaan ini dengan cermat dan teliti sehingga sealant yang
terpasang mempunyai permukaan yang rapih, halus, rata permukaan dan bersih
dari segala noda, kotoran maupun goresan.
Pekerjaan Grouting
Persiapan Permukaan
Metal yang tertanam telah diberi cat dasar atau cat anti karat, terkecuali untuk baja
stainless steel, persyaratan ini tidak berlaku. Permukaan lubang pada beton
maupun pasangan batu bata harus bersih dan bebas dari debu, minyak, lemak,
pecahan atau bubuk adukan / semen, partikel bahan/material yang terlepas
maupun noda dan kotoran lainnya
Sebelum pemberian grouting, permukaan lubang harus dibasahi terlebih dahulu
tetapi tidak diperkenankan ada butiran air diatas permukaan tersebut pada waktu
pelaksanaan grouting.
Pelaksanaan
Aduk grouting diisikan dari satu arah menerus hingga seluruh celah / lubang
tertutup padat, tidak ada rongga, rata permukaan agar tidak terbentuk rongga
udara.
Apabila celah/lubang berukuran kecil, pengisian aduk grouting dapat
mempergunakan corong/alat lain.
Perawatan /curing dan Perbaikan
Permukaan aduk grouting harus dilindungi dari pengeringan dan pengerasan yang
terlalu cepat dengan cara ditutup dengan kain basah.
Pekerjaan Waterproofing
Persiapan permukaan
Bekisting pada bagian / sisi bawah pelat lantai dan pelat atap beton harus sudah
dilepas agar tidak menghambat butir-butir air dalam beton untuk keluar.
Perawatan beton minimum telah melewati 7 hari dari yang diisyaratkan pekerjaan
beton structural.
Permukaan harus betul-betul kering sebelum pelaksanaan lapisan waterprooting.
Seluruh permukaan harus sudah bebas dari minyak, retak atau lubang, serbuk,
beton, debu gumpalan / aduk beton, atau bagian-bagian yang menonjol tajam,
permukaan halus dan rata. Retak, lubang yang tidak berguna dan sebagainya
harus ditutup dengan adukan kedap air 1 PC hingga padat dan diratakan
permukaannya.
Pekerjaan Waterproofing Lembaran
Lapisan Dasar/Primer
Pelaksanaan dengan semprot atau kuas dengan daya tutup 6 – 8 M2 perliter.
Lapisan Dasar/Primer harus langsung ditutup dengan lembaran Waterproofing.
Jika dalam suatu hari kerja ada area yang telah diberi lapisan dasar/primer tetapi
belum sempat ditutup dengan lembaran waterproofing maka areal tersebut harus
diberi lapisan dasar/primer kembali pada hari kerja berikutnya.
Lapisan Lembaran Waterproofing Permukaan horizontal
Lembar waterproofing harus dipasang mulai titik terendah permukaan ke arah titik
tertingi
Tumpang tindih (overlap) antara lapisan minimum 65 mm dan atau sesuai dengan
spesifikasi pabrik.
Pemasangan berlangsung dari gulungan, ditekan dengan roller (berat + 35 KG dan
lebar + 70 cm) dengan seksama, menerus, dan secara merata sehingga tidak
terdapat gelembung udara.
Permukaan Vertikal
lembaran waterproofing harus dipasang dari titik terendah hingga titik tertinggi
menerus dalam 1 (satu) lembar, kemudian baru dipasang lapisan baru.
Tumpang tindih (overlap) antara lapisan minimum 65 mm dan atau sesuai dengan
spesifikasi pabrik
Pemasangan berlangsung dari gulungan, ditekan dengan roller (berat + / - 35 KG
dan lebar + 70 cm) dengan seksama, menerus, dan secara merata sehingga tidak
terdapat gelembung udara.
Jika diperlukan, dapat memakai paku beton ukuran terkecil untuk mengikat.
Pertemuan Sudut/Dinding/Parapet
Semua pertemuan sudut harus dibuat tumpul 45 derajat, yaitu dengan menutup
sepanjang sudut tersebut dengan aduk kedap air 1 PC : 3 PS, selanjutnya
pelaksanaan pekerjaan waterproofing.
Lubang Pipa Talang
Setiap lubang pipa talang harus dikerjakan dua lapis lembaran waterproofing.
Lapisan Pertama, lembaran waterproofing di dinding lubang ke bawah sejauh
minimal 150 mm, kemudian dari bibir lubang kesegala arah sejauh minimal 150
mm.
kawat duri pengaman pada bagian atas tembok setinggi 50 cm. Kawat duri
pengaman yang digunakan adalah besi dengan ukuran yang akan ditentukan
kemudian oleh Pemberi Tugas / .
Untuk pagar depan menggunakan besi yang akan ditentukan kemudian oleh
Pemberi Tugas / .
3. Pekerjaan kansteen, paving, pedestrian, car stopper, garis parkir, Trotoar,
tiang bendera dan bak sampah
a. Pekerjaan Kansteen
Kansteen yang digunakan adalah beton pra cetak mutu K 225 produk dalam
negeri ex. Conblock Indonesia atau setara. Ukuran 15 x 25 x 40 cm.
b. Pekerjaan Paving Block
Paving Block yang digunakan adalah beton pra cetak mutu K 300 produk
dalam negeri ex. Conblock Indonesia atau setara. Bentuk persegi empat
dengan tebal 6 cm.
c. Pekerjaan Grass Block
Grass Block yang digunakan adalah beton pra cetak mutu K 300 produk
dalam negeri ex. Conblock Indonesia atau setara. Ukuran 20 x 40 tebal 8
cm.
d Pekerjaan Pedestrian
Pedestrian / jalur pejalan kaki menggunakan Paving Block
e. Pekerjaan Car Stopper
Car Stopper yang digunakan adalah beton pracetak mutu K300 ukuran
15x20x40 cm
f. Pekerjaan Garis Parkir
Garis Parkir mengunakan cat Road Line. Lebar garis parkir adalah 12 cm
dan panjang garis parkir adalah 300 cm.
g. Pekerjaan Trotoar
Trotoar luar pagar mengunakan paving block dari beton pra cetak mutu K
300 produk dalam negeri ex. Conblock Indonesia atau setara. Bentuk paving
akan ditentukan kemudian oleh atas persetujuan pemberi tugas.
h. Pekerjaan Tiang Bendera
Tiang bendera mengunakan stainless steel. Tinggi tiang bendera adalah 500
cm dari dasar lantai. Ukuran tiang akan ditentukan dalam gambar oleh atas
persetujuan pemberi tugas.
i. Pekerjaan Bak Sampah
Bak sampah terbuat dari dinding bata dengan tinggi 120 cm. Ukuran dan
detail lihat gambar.
16.3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Pekerjaan Tanaman
1. Penanaman Rumput
Macam rumput yang dipasang adalah Rumput Gajah.
Peil permukaan rumput yang terpasang disesuaikan dengan gambar
lansekap.
Pekerjaan Tanah :
a. Dalam pekerjaan tanah tersebut meliputi galian tanah untuk pondasi,
pemadatan dasar galian, urugan tanah kembali setelah selesai pemasangan
pondasi serta urugan pasir bawah pondasi.
b. Pekerjaan galian tanah dilakukan sesuai letak, ukuran dan bentuk seperti
yang ditunjukkan dalam gambar, serta dilakukan setelah disetujui . Dasar
galian harus merupakan bagian yang padat, tidak ada lubang tanaman, tidak
ada sampah, tidak ada Lumpur/tanah lembek. Bila terjadi hal tersebut diatas
harus diganti/diisi/diurug dengan bahan tanah urug yang memenuhi
persyaratan/ketentuan , sedang lumpur yang ada harus diangkat.
c. Urugan tanah kembali dilakukan setelah mendapat persetujuan . Digunakan
tanah bekas galian yang ada. Tanah sisa galiah harus dibersihkan dari
lokasi pekerjaan. Pembersihan dan pembuangan tanah sisa galian dari
lokasi pekerjaan adalah tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
d. Dasar galian diurug/dilapis dengan pasir urug yang dipadatkan, pemadatan
dilakukan dengan mesin pemadat/stemper, sehingga mencapai tebal 10 cm
atau sesuai yang disyaratkan dalam gambar. Untuk memenuhi persyaratan
kepadatan yang maksimum, pasir urug harus disiram dengan air.
e. Pasir urug yang digunakan harus bersih dari kotoran, batu-batuan serta
memenuhi persyaratan dalam NI-3.
Pasangan Batu bata
a. Sebagai pondasi dan dinding pagar digunakan pasangan batu bata yang
bermutu baik, buatan lokal serta memenuhi persyaratan dalam NI-10.
Digunakan batu bata ukuran kecil serta disetujui oleh .
b. Pasir yang digunakan harus dari bahan yang bermutu baik, bebas kotoran
dari butir-butir yang tajam serta memenuhi persyaratan dalam NI-3 dan
PVBI 1982.
c. Air adukan harus bersih tidak mengandung asam basa, bebas dari zat-zat
yang dapat merusak / menurunkan mutu pekerjaan dan memenuhi
persyaratan dalam NI-3.
d. Batu bata sebelum dipasang harus direndam dalam bak air sampai jenuh.
Pasangan batu bata dengan adukan campuran 1 pc : 5 pasir pasang,
dengan bentuk dan ukuran sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
e. Permukaan pasangan batu bata sebelum dilapis dengan bahan finishing
harus disiram dengan air sampai jenuh.
Pipa Saluran
a. Didalam pasangan dinding batu bata setiap jarak 80 cm dipasang saluran air
dari bahan pipa PVC diameter ¾ “
b. Alat-alat bantu yang digunakan harus buatan pabrik dengan mutu yang
sesuai dengan bahan pipa yang digunakan.
c. Pekerjaan kansteen, paving, pedestrian, car stopper, garis parkir, Trotoar,
tiang bendera dan bak sampah
Pekerjaan Kansteen
a. Alas pemasangan kansteen adalah adukan dengan campuran 1 pc : 3 pasir
pasang, dengan ketebalan sesuai dalam gambar.
h. Car stopper yang rusak selama pelaksanaan dan masa pemeliharaan harus
segera diganti dengan mutu yang sama tanpa adanya tambahan biaya.
Pekerjaan Garis Parkir
a. Pekerjaan pengecatan garis parkir baru dapat dilakukan setelah mendapat
ijin dari .
b. Dalam melakukan pekerjaan pengecatan garis parkir, Kontraktor harus
memperhatikan gambar dengan seksama dan meminta saran dari .
c. Permukaan yang akan dicat harus bersih dari berbagai macam kotoran,
debu, air, minyak dan lain sebagainya.
d. Garis parkir yang dicat harus lurus dengan lebar garis adalah 12 cm dan
panjang garis adalah 300 cm.
e. Kontraktor harus menggunakan alat bantu penutup seperti tripleks untuk
menutupi daerah yang tidak terkena cat, sehingga hasil pengecatan akan
rapih, lurus dan tegas.
f. Setelah pengecatan selesai Kontraktor harus memberikan
penghalang/penutup pada bagian yang telah dicat, agar tidak diinjak/dilalui
oleh orang/pejalan kaki minimal selama 12 jam sejak dilakukan pengecatan
garis parkir.
g. Kontraktor harus melakukan pengecatan ulang jika ditemukan ada bagian
pengecatan yang tidak sempurna / cacat dikarenakan gangguan pada saat
cat belum kering maupun kesalahan dalam melakukan pekerjaan
pengecatan garis parkir. Pengecatan ulang dilakukan oleh kontraktor tanpa
adanya tambahan biaya.
Pekerjaan Trotoar
a. Alas pemasangan paving adalah pasir urug, dengan ketebalan sesuai dalam
gambar.
b. Pekerjaan pemasangan paving harus sesuai dengan apa yang ditunjukan
dalam gambar.
c. Pemasangan paving dapat dilakukan setelah mendapat ijin dari .
d. Paving yang retak-retak, gompal pinggir dan sudut-sudutnya tidak
diperkenankan untuk dipasang.
e. Permukaan pasangan paving harus rata, pertemuan antara satu dengan
lainnya harus pas tanpa ada pengeseran. Bagian-bagian tertentu yang tidak
menghendaki bahan utuh, harus dibuat sesuai ukuran yang diperlukan
dengan mutu yang sama (K.300).
f. Pola penyusunan paving sesuai yang ditunjukkan dalam gambar serta
petunjuk .
g. Jarak pemasangan paving (naad/siar-siar) dibuat sesuai yang ditunjukkan
dalam detail atau petunjuk . Naad/siar-siar diidi aduk dengan campuran 1 pc
: 3 pasir pasang, dan dirapihkan, dihaluskan/diaci dibuat cekung.
h. Paving yang rusak selama pelaksanaan dan masa pemeliharaan harus
segera diganti dengan mutu yang sama tanpa adanya tambahan biaya.
Pekerjaan Tiang Bendera
Persiapan Pekerjaan :
e. Pembuatan topi tiang bendera dari plat stainless steel, bentuk setengah
bola diameter 4,2 cm atau sesuai dengan gambar, dibuat termasuk penutup
bawah topi dari jenis dan tebal bahan yang sama.
f. Sambungan bahan tiang dilakukan dengan las listrik dengan persyaratan
harus memenuhi ketentuan dalam AWS atau AISC spesification. Untuk
sambungan yang menggunakan baut dan mur, bahan yang digunakan harus
memenuhi persyaratan dalam ANSI-B27, type A.
g. Adapun permukaan pondasi beton yag tampak difinish dengan bahan cat
yang bermutu baik, produk ICI atau dari produk lainnya yang disetujui oleh .
h. Pada tiang bendera harus dipasang penangkal petir, bahan, mutu dan cara
pemasangan dari pekerjaan ini akan ditentukan dalam uraian dan syarat-
syarat khusus untuk pekerjaan ini.
Pekerjaan Bak Sampah
a. Sebagai pondasi dan dinding pagar digunakan pasangan batu bata yang
bermutu baik, buatan lokal serta memenuhi persyaratan dalam NI-10.
Digunakan batu bata ukuran kecil serta disetujui oleh .
b. Pasir yang digunakan harus dari bahan yang bermutu baik, bebas kotoran
dari butir-butir yang tajam serta memenuhi persyaratan dalam NI-3 dan
PVBI 1982.
c. Air adukan harus bersih tidak mengandung asam basa, bebas dari zat-zat
yang dapat merusak / menurunkan mutu pekerjaan dan memenuhi
persyaratan dalam NI-3.
d. Batu bata sebelum dipasang harus direndam dalam bak air sampai jenuh.
e. Pasangan batu bata dengan adukan campuran 1 pc : 5 pasir pasang,
dengan bentuk dan ukuran sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
f. Permukaan pasangan batu bata sebelum dilapis dengan bahan finishing
harus disiram dengan air sampai jenuh.
1 Pekerjaan Lantai a. Lantai Granit Ex. Italy (Import) Imperial Red 60x60cm Entrance, Banking Hall, Costumer Service, Teller
b. Lantai Homogenous Granito 1) Salsa Crystal Pearl White 60x60cm & 30x30cm Banking Hall, Costumer Service Lt.1, Teller
2) Crystal Brick 40x40cm Loan Servis lt.2 dan tangga umum
3) Salsa Crystal Black
f. Pembatas pola lantai Stainless AISI 24 Japan Fin.Hairline 5x20mm Banking Hall Lt.1 dan Loan Servis Lt.2
g. Plint Homogenous Granito 1) Salsa Crystal Pearl White 12X60cm Banking Hall, Costumer Service Lt.1, Teller
Loan Servis lt.2
i. Plint kayu Nyatoh Fin.Melamik 1,2x120cm area keramik 40x40cm Lt.1, Lt.2, lt.3 dan Lt.4
2 Pekerjaan Dinding a. Dinding Bata Ringan Hebel Plester aci & Fin.Cat Seluruh bangunan
b. Dinding Bata merah Lokal Plester aci & Fin.Cat Sebagian ruang dalam dan ruang luar
e. Lantai Granit Ex. Italy (Import) Imperial Red 80x60cm/Varian Fasade Lt. dasar ( muka dan samping kanan & kiri )
h. Batu Hitam/ Batu Candi /Batu Andesit - Area Ramp Parkir ke Basement, Lansekap halaman
.
3 Pekerjaan Partisi a. Partisi Gypsum (Full Partition) Jaya Board Fin.Wallpaper - Ruang Kerja Lt.1, Lt.2, Lt.3 & Lt.4
c. Partisi Kaca Clear w/ Rangka Alumunium - Fin.Sticker Sandblast - Loan Servis Lt.2, Sekretaris
4 Pekerjaan Kaca/Curtain Wall a. Kaca Stopsol Reflective Asahi Mas 2) Super silver dark blue 8mm Finishing Curtain wall Exterior
5 Pekerjaan Langit-langit a. Plafond Gypsum Jaya Board 1) Gypsum Board 120x240cm Banking Hall, Teller, Costumer Servis, Nasabah Prima
Hall SDB, Floor Manager, Head Teller, ATM
Lobby Lift, Loan Servis, Branch Manager, Sekretaris,
R.Rapat, R.DBM, Ruang Serbaguna
Jaya Board 2) Gypsum Tile 60x120cm Ruang Kerja Staff Lt.1, Lt.2, Lt.3
Calsi Board 3) Calsium Carbonate 120x240cm Toilet,R.Wudhu,Janitor
JOF METAL 4) Metal Ceiling Linier 8,4mm Teritisan Atap
6 Pekerjaan Kusen a. Kusen Alumunium YKK-Alumico Indonesia Fin.Natural Anodized - Kusen Pintu Ruang Kerja
Kusen Kayu NYatoh Fin. Melamik - Kusen Pintu Ruang Serbaguna
b. Plat Baja Mosler, Bostinco Fin.Cat Duco - Pintu Besi/Fire Door
7 Pekerjaan Daun Pintu&Jendela a. Kaca Clear Tempered Frameless Asahi Mas Fin.Sticker Sandblast 12mm Entrance Lt.1 & Load Servis Lt.2
b. Daun Pintu w/ Rangka Kayu Kamper HPL ex.Pelangi Fin.HPL - Pintu Toilet & Kamuflase Back drop teller
c. Daun Pintu w/ Rangka Kayu Kamper Fin.Melamik - Pintu Ruang Kerja
d. Daun Pintu w/ Rangka Alumunium YKK-Alumico Indonesia Fin.Natural Anodized - Jendela Curtain Wall
e. Pintu Besi/Fire Door Mosler, Bostinco Fin.Cat Duco - Pintu Tangga ,R. Dokumen Pokok, R. Panel R.Utilitas
f. Pintu besi lipat & akordeon Lokal Fin.Cat Duco - Parkir Remise di Semibasement
8 Pekerjaan Alat penggantung, pengunci & Accessories Dekson Dekson - Seluruh Pintu dan Jendela
9 Pekerjaan Pengecatan a. Cat Dinding Eksterior Mowilex Mowilex Weathercoat - Seluruh dinding eksterior samping & belakang
e. Cat Marka Jalan Danapaints Roadline Paints - Parkir Semibasement & halaman
11 Pekerjaan Penutup Atap a. Atap Zingalum Brown Lysaght Zincalume Brown - Atap
Glass Wool, Alumunium Foil & waremest
a. Railling Pipa Stainlessteel Fin.Natural Stainless steel Varian Tangga Lobby, Ramp Handicap dan Railing Pagar Void
b. Railling Pipa Black Steel Fin.Cat Besi warna silver Varian Tangga Darurat dan Remise/khasanah
BAB 2
PEKERJAAN STRUKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BANK MILIK YKP-BTN di BATAM
Jl. Engku Putri Batam Center - Batam
BAB
2
PEKERJAAN STRUKTUR
1. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, alat-alat ukur dan lain lain
yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek ini antara lain pengukuran, pagar
proyek, direksi keet, bouwplank, pembersihan lahan proyek, izin-izin lingkungan,
asuransi, listrik dan air kerja, dokumentasi proyek dan pekerjaan lainnya seperti
tercantum di dalam Bill of Quantity (BQ). Termasuk juga di dalam lingkup pekerjaan
ini adalah pengukuran ulang batas-batas lahan dan posisi bangunan sesuai dengan
rencana. Secara prinsip, Kontraktor wajib mempersiapkan segala hal yang
berkaitan dengan proyek ini, agar pekerjaan dapat berjalan sesuai dengan rencana.
2. Persiapan lahan proyek.
2.1 Pembersihan bekas bangunan lama.
Sebelum pekerjaan dilaksanakan Kontraktor harus melakukan pembersihan lahan
dari bekas bangunan lama. Dengan demikian pekerjaan dapat dilaksanakan
dengan lancar dan sesuai dengan jadual.
2.2 Alat Ukur/ Theodolit.
Pengukuran dilakukan selama pekerjaan berlangsung mulai dari awal sebelum
pekerjaan dilaksanakan hingga akhir untuk membuat Gambar Terlaksana (As Built
Drawings). Pengukuran harus dilakukan dengan referensi as-as bangunan pada
kedua arah utama bangunan. Untuk itu Kontraktor harus mengadakan alat ukur
lengkap yang sudah dikalibrasi dan bersertifikat kalibrasi yang masih berlaku,
termasuk ahli ukur yang berpengalaman sehingga setiap saat siap untuk
mengadakan pengukuran ulang jika diperlukan.
2.3 Bouwplank.
Setelah pengukuran (setting out) selesai, maka Kontraktor wajib membuat
bouwplank. Bouwplank harus dibuat dari material yang disetujui oleh Konsultan MK
dan harus rata. Bouwplank harus ditempatkan pada lokasi yang bebas dari
gangguan selama pekerjaan berlangsung dan mudah terlihat. Pada bouwplank
dibuat tanda-tanda dengan warna jelas yang menyatakan as-as bangunan lengkap
dengan level/peil-peil yang menyatakan ketinggian. Umumnya bouwplank terbuat
dari papan berukuran 2 X 20 cm.
2.4 Rencana kerja berhubungan dengan lahan.
Proyek ini terletak berdekatan dengan bangunan yang masih digunakan oleh
Pemberi Tugas dan tidak boleh terganggu selama pekerjaan pembangunan
berlangsung. Kepada Kontraktor akan diserahkan suatu lahan proyek dengan
batas-batas yang jelas. Kontraktor di dalam penawarannya wajib mengusulkan
rencana kerjanya secara jelas, meliputi antara lain mencakup penempatan direksi
keet, gudang, jalan kerja dan hal lain yang berhubungan dengan proyek ini, agar
pekerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan jadual yang disepakati. Kontraktor
3. Gudang
3.1 Material dan peralatan yang digunakan harus tersimpan secara aman dan
baik, bebas dari air dan pengaruh cuaca lainnya. Kontraktor wajib membuat
gudang dengan ukuran yang memadai, memiliki sirkulasi udara yang baik.
3.2 Lokasi gudang harus diatur sedemikian rupa sehingga memiliki akses yang
baik dan mudah terjangkau baik dari luar maupun dalam proyek.
Untuk keperluan kerja, Kontraktor perlu dan wajib menyediakan air, listrik
kerja dan juga alat komunikasi baik untuk internal proyek, maupun untuk
hubungan ke luar, sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan dengan lancar.
Biaya yang timbul sudah harus dipertimbangkan di dalam penawaran.
5.3 Fire extinguisher dan alat pemadam kebakaran lainnya harus ditempatkan
pada direksi keet dan juga gudang seperti tersebut di atas.
Dasar galian harus rata/ waterpas dan bebas dari akar-akar tanaman atau bahan-
bahan organis lainnya. Selanjutnya dasar galian harus dipadatkan sesuai dengan
persyaratan yang berlaku.
1.2.6 Air pada galian.
Muka air tanah letaknya lebih kurang sesuai soil test di bawah muka tanah asli.
Kontraktor harus mengantisipasi hal ini di dalam penawarannya dan wajib
menyediakan pompa air atau pompa lumpur dengan kapasitas yang memadai
untuk menghindari genangan air dan lumpur pada dasar galian. Kontraktor harus
merencanakan secara benar, kemana air tanah tersebut harus dialirkan, sehingga
tidak terjadi genangan air/ banjir pada lokasi di sekitar proyek. Di dalam lokasi
galian harus dibuat drainasi yang baik agar aliran air dapat dikendalikan selama
pekerjaan berlangsung.
1.2.7 Struktur pengaman galian dan pelindung galian.
Jika galian yang harus dilakukan ternyata cukup dalam, maka Kontraktor harus
membuat pengaman galian sedemikian rupa sehingga tidak terjadi kelongsoran
pada tepi galian. Galian terbuka hanya diizinkan jika diperoleh kemiringan lebih
besar dari 1 : 2 (vertikal : horisontal). Sisi galian harus dilindungi dengan adukan
beton yang diperkuat dengan jaring tulangan segera setelah galian dilakukan.
Sebelum adukan beton terpasang, maka galian tersebut harus dilindungi dengan
material kedap air seperti lembaran terpal/kanvas sehingga sisi galian tersebut
selalu terlindung dari hujan maupun sinar matahari. Kelongsoran yang terjadi
akibat galian tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.
1.2.8 Perlindungan benda yang dijumpai.
Kontraktor harus melindungi atau menyelamatkan benda-benda yang dijumpai
selama pekerjaan galian berlangsung. Selanjutnya Kontraktor harus melaporkan
hal tersebut kepada Konsultan MK. Kecuali disetujui untuk dipindahkan, benda-
benda tersebut harus tetap berada di tempatnya dan kerusakan yang terjadi akibat
kelalaian Kontraktor harus diperbaiki/diganti oleh Kontraktor.
1.2.9 Urutan galian pada level berbeda.
Jika kedalaman galian berbeda satu dengan lainnya, maka galian harus dimulai
pada bagian yang lebih dalam dahulu dan seterusnya.
Jika di bawah dasar galian dijumpai akar tanaman atau tanah organis, maka dasar
galian tersebut harus dibersihkan dari hal tersebut di atas, dan bekas galian
tersebut harus diisi dengan material urugan yang memenuhi syarat.
Pada lokasi urugan harus diberi patok-patok, ketinggian sesuai dengan ketinggian
rencana. Untuk daerah-daerah dengan ketinggian tertentu, dibuat patok dengan
warna tertentu pula.
3. Sistem drainase.
Kontraktor harus membuat saluran sementara sedemikian rupa sehingga seluruh
lokasi dapat terus dalam kondisi kering/ bebas dari air. Pengeringan dilakukan
dengan bantuan pompa air. Sistem drainase yang direncanakan harus disetujui
oleh Konsultan MK. Dan sistem drainase tersebut harus selalu dijaga selama
pekerjaan berlangsung agar dapat berfungsi secara effektif untuk menanggulangi
air yang ada.
4. Kotoran dan lumpur dan bahan organis.
Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur atau kotoran, sampah dan
material sejenis. Pengurugan tidak dapat dilakukan jika kotoran tersebut belum
dikeluarkan dari lokasi pekerjaan.
5. Uji Kepadatan Optimum di laboratorium.
Uji Kepadatan Optimum harus mengikuti ketentuan ASTM.D-1557 atau AASHTO.
Hasil uji ini digunakan untuk menentukan cara pemadatan di lapangan. Uji yang
dilakukan antara lain :
a. "Density of soil inplace by sand-cone method" AASHTO.T.191.
b. "Density of soil inplace by driven cylinder method " AASHTO.T.204.
c. "Density of soil inplace by the rubber ballon method" AASHTO.T.205.
7. Toleransi kerataan.
Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian dan pengurugan
adalah ± 50mm terhadap kerataan yang ditentukan.
8. Level akhir.
Hasil test dilapangan harus tertulis dan diketahui oleh Konsultan MK. Semua hasil-
hasil pekerjaan harus diperiksa kembali terhadap patok-patok referensi untuk
mengetahui sampai dimana kedudukan permukaan tanah tersebut.
9. Perlindungan hasil pemadatan.
Bagian permukaan yang telah dinyatakan padat harus dipertahankan, dijaga dan
dilindungi agar jangan sampai rusak akibat pengaruh luar misalnya basah oleh air
hujan, panas matahari dan sebagainya. Perlindungan dapat dilakukan dengan
dengan menutupi permukaan dengan plastik.
1. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, serta
pengangkutan untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton sesuai dengan yang
tercantum dalam gambar, serta pekerjaan yang berhubungan dengan beton, seperti
acuan, besi beton dan admixtures. Juga termasuk di dalam lingkup pekerjaan ini
adalah pengamanan baik pekerja maupun fasilitas lain di sekitar sehingga
pekerjaan dapat berjalan dengan lancar dan aman.
2. Peraturan – Peraturan.
Kecuali ditentukan lain di dalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar
pelaksanaan digunakan peraturan sebagai berikut :
• Tata cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SK SNI 03-
2847-2002).
• Tata cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SK SNI T-15-
1991-03).
• Tata cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SK SNI T-15-
1991-03).Tata Cara Perencanaan Ketahanan Beban Gempa Untuk Bangunan
Gedung (SNI 03 -1726 - 2002)
• Pedoman Beton 1989 (SKBI – 1.4.53.1988).
• Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung 1983.
• Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur
Tembok Bertulang untuk Gedung 1983.
• Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)/NI-3.
• Peraturan Portland Cement Indonesia 1972/NI-8.
• Mutu dan Cara Uji Semen Portland (SII 0013-81).
• Mutu dan Cara Uji Agregat Beton (SII 0052-80).
• ASTM C-33 Standard Specification for Concrete Agregates.
• Baja Tulangan Beton (SII 0136-84).
• Jaringan Kawat Baja Las untuk Tulangan Beton (SII 0784-83).
• American Society for Testing and Material (ASTM).
• Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat.
• Petunjuk Perencanaan Struktur Bangunan untuk Pencegahan Bahaya
Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung (SKBI-2.3.53.1987 UDC :
699.81 : 624.04).
3. Keahlian dan Pertukangan.
Kontraktor harus membuat beton dengan kualitas pekerjaan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang disyaratkan, antara lain ukuran, mutu dan
pengamanannya selama pelaksanaan. Semua pekerjaan beton harus dilakukan
oleh tenaga ahli yang berpengalaman selama pekerjaan tersebut berlangsung,
termasuk tenaga ahli untuk acuan/ bekisting, sehingga dapat mengantisipasi segala
kemungkinan yang terjadi. Selain itu, Kontraktor wajib menggunakan tukang yang
berpengalaman, sehingga sudah paham dengan pekerjaan yang sedang
dilaksanakan, terutama pada saat dan setelah pengecoran berlangsung. Semua
tenaga ahli dan tukang tersebut harus mengawasi pekerjaan sampai pekerjaan
perawatan beton selesai dilakukan. Untuk itu paling lambat 10 hari sebelum
pekerjaan dimulai Kontraktor harus mengusulkan metode kerja dan harus disetujui
oleh Konsultan MK. Jika dipandang perlu, maka Konsultan MK berhak untuk
menunjuk tenaga ahli di luar yang ditunjuk Kontraktor untuk membantu
mengevaluasi semua usulan Kontraktor, dan semua biaya yang timbul menjadi
beban Kontraktor.
4. Persyaratan Bahan.
4.1 Semen.
Semen yang boleh digunakan untuk pembuatan beton harus dari jenis semen yang
ditentukan dalam SII 0013-81 atau Standar Umum Bahan Bangunan Indonesia
1986, dan harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan dalam standar
tersebut. Semua semen yang akan dipakai harus dari satu merek yang sama dan
dalam keadaan baru. Jika semen yang dikirim adalah dalam kantong semen, maka
selama pengangkutan, semen harus terlindung dari hujan. Semen harus
terbungkus dalam sak (kantong) asli dari pabriknya dan dalam keadaan tertutup
rapat. Semen harus disimpan di gudang dengan ventilasi yang baik, tidak lembab
dan diletakkan pada tempat yang tinggi, sehingga tidak menyentuh lantai dan
aman dari kemungkinan yang tidak diinginkan. Semen tersebut tidak boleh
ditumpuk lebih dari 10 sak. Sistem penyimpanan semen harus diatur sedemikian
rupa, sehingga semen tersebut tidak tersimpan terlalu lama. Semen yang diragukan
mutunya dan rusak akibat salah penyimpanan, seperti membatu, tidak diizinkan
untuk dipakai. Bahan yang telah ditolak harus segera dikeluarkan dari lapangan
paling lambat dalam waktu 2 (dua) hari atas biaya Kontraktor.
4.2 Agregat.
Pada pembuatan beton, ada dua ukuran agregat yang digunakan, yaitu agregat
kasar/batu pecah dan agregat halus/ pasir beton. Kedua jenis agregat ini
disyaratkan berikut ini.
1. Agregat kasar. Ukuran besar butir nominal maksimum agregat kasar harus tidak
melebihi 1/5 jarak terkecil antara bidang samping dari cetakan, atau 1/3 dari tebal
pelat, atau ¾ jarak bersih minimum antar batang tulangan, berkas batang tulangan
atau tendon pratekan atau 30 mm. Gradasi dari agregat tersebut secara
keseluruhan harus sesuai dengan yang disyaratkan oleh ASTM agar tidak
terjadinya sarang kerikil atau rongga dengan ketentuan sebagai berikut :
2. Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari bahan-
bahan organis, lumpur dan kotoran lainnya. Kadar lumpur harus lebih kecil dari 4 %
berat. Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya
dan apabila diayak harus memenuhi syarat sbb. :
sisa di atas ( % berat )
Ayakan 4.00 mm ≥ 02
Ayakan 1.00 mm ≥ 10
Ayakan 0.25 mm 80 – 95
1. Semua kualitas beton dominan K350 harus sesuai dengan yang ditentukan di
dalam gambar rencana.
2. Untuk memastikan bahwa kualitas beton rencana dapat tercapai, Kontraktor harus
melakukan percobaan sesuai dengan yang disyaratkan oleh peraturan yang
berlaku. Untuk itu harus diadakan trial-mix di laboratorium.
3. Jika tidak ditentukan secara khusus, maka untuk lantai kerja, kolom praktis, ring
balok, lantai kerja dan beton non struktur lainnya harus menggunakan beton mutu
K-175
Untuk beton kedap air atau beton pada kondisi lingkungan khusus, maka harus
dipenuhi syarat pada Table 4.5.1 Pedoman Beton Indonesia.
Tabel 4.5.1. Ketentuan minimum untuk beton kedap air.
Jenis Struktur Kondisi lingkungan Faktor air Jumlah semen
berhubungan semen minimum
dengan maksimum (kg/m3)
Beton Bertulang Air tawar/ payau 0.50 290
Air laut 0.45 360
Beton Pratekan Air tawar/ payau 0.50 300
Air laut 0.45 360
5.1 Umum.
1. Ketentuan dan syarat yang tertulis di bawah ini merupakan ringkasan dari Pedoman
Beton 1989, sehingga jika terjadi perbedaan interpretasi atau hal lain yang
bertentangan harus dikembalikan kepada ketentuan dari Pedoman Beton.
2. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk melaksanakan segala pengujian
termasuk mempersiapkan contoh benda uji dengan jumlah sesuai yang
disyaratkan. Kontraktor harus menyerahkan hasil pengujiannya setelah hasil uji
diperoleh untuk persetujuan oleh Konsultan MK.
3. Jika pengujian dan pelaksanaan tidak memenuhi syarat, maka Kontraktor harus
melaksanakan pengujian ulang dengan campuran yang lain dan selanjutnya
mengevaluasi kembali hasil uji tersebut hingga diperoleh hasil yang diinginkan.
4. Semua pengujian dan pemeriksaan di lapangan harus dilakukan sesuai dengan
pengarahan Konsultan MK.
5. Untuk semua bahan semen dan besi beton yang dikirim ke lapangan, Kontraktor
harus mendapatkan salinan sertifikat pengujian dari pabrik, dimana pengujian
dilakukan secara berkala, dengan cara pengujian sesuai dengan spesifikasi ini.
3. Jika menggunakan beton readymix, maka peralatan yang disebut (a) dan (b) di atas
harus disiapkan di pabrik beton readymix.
1. Kontraktor harus melaksanakan pengujian atas agregat yang akan digunakan untuk
menghasilkan beton seperti yang disyaratkan. Jumlah minimum untuk pengujian
agregat yang dipakai untuk pekerjaan beton adalah sebagai berikut :
Tipe Pengujian Minimum satu contoh
Sieve analysis Setiap minggu
Moisture content Setiap minggu
Clay, silt dan kotoran Setiap hari
Kadar organis Setiap minggu
Kadar Chlorida dan Sulfat Setiap 500 m3 beton
2. Jika hasil pembuatan beton yang dilakukan oleh Kontraktor tidak memuaskan,
maka Konsultan MK berhak untuk meminta pengujian tambahan dengan beban
biaya Kontraktor. Dan sebaliknya mungkin jumlah pengujian dapat dikurangi jika
hasil yang diperoleh ternyata memuaskan.
∑( fc − fcr )
2
S=
N −1
Jumlah Benda Uji (N)- buah Faktor Pengali – S
≤ 15 1.16
20 1.08
25 1.03
≥ 30 1.00
2. Kuat tekan rata-rata - f’cr Target f’cr yang digunakan sebagai dasar dalam
menentukan proporsi campuran beton harus diambil sebagai nilai yang terbesar
dari formula berikut ini :
f’cr = fc’ + 1.64 S atau f’cr = fc’ + 2.64 S - 40 kg/cm2.
3. Kuat tekan sesungguhnya. Tingkat kekuatan suatu beton dikatakan tercapai
dengan memuaskan, jika kedua syarat berikut dipenuhi :
a. Nilai rata-rata dari semua pasangan hasil uji yang masing-masing terdiri dari 4
hasil uji kuat tekan tidak kurang dari (fc’ + 0.82 S).
b. Tidak satupun dari hasil uji tekan (rata-rata dari 2 benda uji) mempunyai nilai
dibawah 0.85 fc’.
Bila salah satu dari kedua syarat di atas tidak dipenuhi, maka harus diambil langkah
untuk meningkatkan rata-rata hasil uji kuat tekan berikutnya atas rekomendasi
KONSULTAN MK.
dengan disaksikan oleh Konsultan MK sebanyak 2 buah untuk setiap 20 ton untuk
masing-masing diameter besi beton. Uji besi beton terdiri dari uji tarik dan uji lentur.
2. Pengujian mutu besi beton juga akan dilakukan setiap saat bilamana dipandang
perlu oleh Konsultan MK. Contoh besi beton yang diambil untuk pengujian tanpa
disaksikan Konsultan MK tidak diperkenankan dan hasil uji dianggap tidak sah.
Semua biaya uji tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
3. Benda uji harus diberi tanda dengan kode yang menunjukkan tanggal pengiriman,
lokasi terpasang, bagian struktur yang bersangkutan dan lain-lain data yang perlu
dicatat.
4. Jika akibat suatu alasan, seperti hasil uji yang kurang memuaskan, maka Konsultan
MK berhak untuk meminta pengambilan contoh benda uji lebih besar dari yang
ditentukan di atas, dengan beban biaya ditanggung oleh Kontraktor.
6.1 Slump
Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, yang jika tidak ditentukan secara
khusus adalah antara 5 - 12 cm. Cara uji slump sebagai berikut. Beton diambil
sebelum dituangkan ke dalam cetakan beton (bekisting). Cetakan slump
dibasahkan dan ditempatkan di atas permukaan yang rata. Cetakan diisi sampai
kurang lebih sepertiganya. Kemudian beton tersebut ditusuk-tusuk 25 kali dengan
besi beton diameter 16 mm, panjang 30 cm dengan ujung yang bulat. Pengisian
dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya. Setiap lapisan ditusuk-
tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk sampai dengan satu lapisan di
bawahnya. Setelah bagian atas diratakan, segera cetakan diangkat perlahan-lahan
dan diukur penurunannya.
akibat pemeriksaan tersebut harus segera diperbaiki dalam waktu 1X24 jam dan
selanjutnya Kontraktor harus mengajukan izin lagi untuk dapat melaksanakan
pengecoran. Tidak dibenarkan adanya penambahan waktu akibat koreksi yang
timbul, kecuali ditentukan lain oleh Pemberi Tugas/Konsultan MK. Persetujuan
untuk melaksanakan pengecoran tidak berarti membebaskan Kontraktor dari
tanggung jawab sepenuhnya atas ke tidaksempurnaan ataupun kesalahan yang
timbul. Sebelum pengecoran dilakukan harus dipastikan dan dikoordinasikan
dengan Konsultan MK bahwa semua peralatan yang akan tertanam di dalam beton
sudah terletak pada tempatnya, dan semua kotoran sudah dibersihkan dari lokasi
pengecoran. Demikian pula untuk siar pelaksanaan sudah harus dilaksanakan
sesuai dengan persyaratan.
3. Pemadatan kembali
Jika permukaan beton mengalami keretakan dalam kondisi masih plastis, maka
beton tersebut harus dipadatkan kembali sesuai dengan rekomendasi Konsultan
MK agar retak tersebut dapat dihilangkan.
1. Tujuan perawatan
Perawatan beton bertujuan antara lain untuk menjaga agar tidak terjadi kehilangan
zat cair pada saat pengikatan awal terjadi, dan mencegah penguapan air dari
beton pada umur beton awal, dan juga mencegah perbedaan temperatur dalam
beton yang dapat menyebabkan terjadinya keretakan dan penurunan kualitas
beton. Perawatan beton harus dilakukan begitu pekerjaan pemadatan beton selesai
dilakukan. Untuk itu harus dilakukan perawatan beton sedemikian sehingga tidak
terjadi penguapan yang cepat terutama pada permukaan beton yang baru
dipadatkan.
2. Lama perawatan
Permukaan beton harus dirawat secara baik dan terus menerus dibasahi dengan
air bersih selama minimal 7 hari segera setelah pengecoran selesai. Untuk elemen
vertikal seperti kolom dan dinding beton, maka beton tersebut harus diselimuti
dengan karung yang dibasahi terus menerus selama 7 hari.
4. Acuan metal
Setiap acuan yang terbuat dari metal, beton ataupun material lain yang sejenis,
harus didinginkan dengan air sebelum pengecoran dilakukan. Acuan tersebut harus
dihindari dari terik matahari langsung, karena sifatnya yang mudah menyerap dan
mengantarkan panas. Perlakuan yang kurang baik akan menyebabkan retak-retak
yang parah pada permukaan beton.
5. Curing compound
Cara lain yang banyak digunakan saat ini adalah dengan menggunakan curing
compound. Jenis dan tipe curing compound yang akan digunakan harus disetujui
oleh Konsultan MK. Harus diperhatikan agar tidak terjadi penurunan temperatur
yang cepat pada permukaan beton sehingga dapat menyebabkan keretakan pada
permukaan beton.
1. Alat Monitoring
Untuk pekerjaan beton dengan tebal lebih dar 600 mm, Kontraktor harus
menyediakan peralatan yang dibutuhkan untuk mengukur dan memonitor segala
kejadian yang mungkin terjadi selama pekerjaan beton berlangsung. Monitoring
dilakukan minimal selama 7 hari terhitung sejak pengecoran selesai. Kontraktor
wajib menyediakan alat pengukur temperatur yang akan diletakkan pada dasar
beton, di dalam beton dan di permukaan beton dengan jarak vertikal antara alat
ditetapkan maksimal 50 cm. Sedangkan jarak horisontal antara titik satu dengan
lainnya maksimal 10 meter. Lokasi alat pengukur dan metode pengukuran suhu
tersebut harus diusulkan kepada Konsultan MK untuk mendapatkan persetujuan.
2. Perbedaan temperatur
Umumnya permukaan beton tidak harus didinginkan secara mendadak, yang
terpenting adalah tidak terjadi perbedaan temperatur yang besar (> 20o C) antara
permukaan dan inti beton, dan beton harus dihindarkan dari sinar matahari
langsung ataupun tiupan angin.
3. Material Bantu.
Disamping peralatan juga dibutuhkan material pembantu yang mungkin dapat
dicampur ke dalam beton maupun yang akan digunakan pada saat perawatan
beton untuk mencegah terjadinya penguapan yang terlalu cepat.
4. Lebar retak
Suatu struktur beton pasti akan mengalami suatu retakan. Dan lebar retak yang
diizinkan maksimal sebesar 0.004 kali tebal selimut beton.
6. Hal-hal lain
Beberapa hal yang harus diperhatikan baik sebelum, selama maupun sesudah
pengecoran beton adalah :
a. Usahakan agar semua material dasar yang digunakan tetap dalam kondisi
terlindung dari sinar matahari, sehingga temperatur tidak tinggi pada saat
pencampuran dimulai.
b. Air yang akan digunakan harus didinginkan, misalnya dengan mengganti
sebagian air dengan es, sehingga temperatur menjadi lebih rendah.
c. Semen yang digunakan mempunyai hidrasi rendah.
d. Jika mungkin, tambahkan nitrogen cair ke dalam campuran beton.
e. Waktu antara pengadukan beton dan pengecoran harus dibatasi maksimal 2
jam.
f. Lakukan pengecoran bertahap sedemikian rupa, misalnya dengan membuat
siar pelaksanaan secara horisontal pada beton yang tebal, sehingga tebal satu
lapis pengecoran menjadi kurang lebih 1 meter, dan perbedaan temperatur
dapat dikontrol.
g. Jika mungkin, diusulkan pengecoran dilakukan pada malam hari dimana
temperatur lapangan sudah lebih rendah dibandingkan pada siang hari.
h. Harus disiapkan isolasi panas yang merata pada seluruh permukaan beton
yang terbuka untuk mencegah tiupan angin dan menjaga agar temperatur tidak
terlalu berbeda pada seluruh penampang beton.
i. Lakukan perawatan awal segera setelah pemadatan selesai, dan harus
diteruskan sampai sistem isolasi terpasang seluruhnya.
j. Sediakan pelindung sehingga permukaan beton terlindung dari sinar matahari
dan angin. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat dinding pada sekeliling
daerah pengecoran dengan plastik atau material sejenis, demikian juga pada
bagian atasnya.
2. Penyimpanan
Besi beton harus disimpan pada tempat yang bersih dan ditumpu secara baik
sehingga tidak merusak kualitasnya. Tempat penyimpanan harus cukup terlindung
sehingga kemungkinan karat dapat dihindarkan.
4. Bebas karat
Pemasangan dan penyetelan berdasarkan elevasi yang sesuai dengan gambar dan
harus sudah diperhitungkan toleransi penurunannya. Sebelum besi beton
dipasang, permukaan besi beton harus bebas dari karat, minyak dan lain-lain yang
dapat mengurangi lekatan besi beton.
5. Selimut beton
Besi beton harus dilindungi oleh selimut beton yang sesuai dengan gambar standar
ditail. Sebagai catatan, pemasangan tulangan-tulangan utama tarik/tekan
penampang beton harus dipasang sejauh mungkin dari garis tengah penampang,
sehingga pemakaian selimut beton yang melebihi ketentuan-ketentuan tersebut
diatas harus mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan MK.
6. Penjangkaran
Pemasangan rangkaian besi beton yaitu kait-kait, panjang penjangkaran,
penyaluran, letak sambungan dan lain-lain harus sesuai dengan gambar standar
yang terdapat dalam gambar rencana. Apabila ada keraguan tentang ini maka
Kontraktor harus meminta klarifikasi kepada Konsultan MK.
pertemuan. Pembesian harus ditunjang dengan beton tahu atau penunjang besi,
spacers atau besi penggantung seperti yang ditunjukkan pada gambar standar atau
dicantumkan pada spesifikasi ini. Penunjang-penunjang metal tidak boleh
diletakkan berhubungan dengan acuan. Ikatan dari kawat harus dimasukkan ke
dalam penampang beton, sehingga tidak menonjol pada permukaan beton.
8. Sengkang-sengkang.
Untuk menjamin bahwa perilaku elemen struktur sesuai dengan rencana, maka
sengkang harus diikat pada tulangan utama dan jaraknya harus sesuai dengan
gambar. Akhiran/ kait sengkang harus dibuat seperti yang disyaratkan di dalam
gambar standar agar sengkang dapat bekerja seperti yang diinginkan. Demikian
juga untuk besi pengikat yang digunakan untuk pengikat tulangan utama.
9. Beton tahu
Beton tahu harus digunakan untuk menahan jarak yang tepat pada tulangan, dan
minimum mempunyai kekuatan beton yang sama dengan beton yang akan dicor.
Jarak antara beton tahu ditentukan maksimal 100 cm.
7.1. Umum
1. Kontraktor harus membuat acuan yang dapat dipertanggung jawabkan secara
struktur baik kekuatan, stabilitas maupun kekakuannya serta layak untuk
digunakan. Acuan merupakan suatu bagian pekerjaan struktur yang berguna untuk
membentuk struktur beton agar sesuai dengan gambar rencana
2. Jenis acuan harus sesuai dengan yang disyaratkan di dalam spesifikasi ini.
Kontraktor dapat mengusulkan alternatif acuan dengan catatan bahwa harus
2. Release Agents
Release agent harus merupakan material yang memenuhi ketentuan berikut ini :
Cream emulsion
Neat oil dengan ditambahkan surfactant
Release agent kimiawi yang tidak merusak beton.
Release agent harus disimpan dan digunakan sesuai dengan ketentuan pabrik
pembuatnya. Kontraktor harus memastikan bahwa release agent yang digunakan
cocok dengan bahan finish yang akan digunakan. Dan jika permukaan beton
merupakan finishing atau umum disebut beton exposed maka Kontraktor harus
memastikan bahwa permukaan beton yang dihasilkan sesuai dengan yang
1. Struktur acuan
Acuan berikut elemen pendukungnya harus dianalisa sedemikian rupa, sehingga
mampu memikul beban ke semua arah yang mungkin terjadi (kuat), tanpa
mengalami deformasi yang berlebihan (kaku), dan juga harus memenuhi syarat
stabilitas. Deformasi dibatasi tidak lebih dari 1/360 bentang. Peninjauan terhadap
kemungkinan beban di luar beban beton juga harus dipertimbangkan, seperti
kemungkinan beban konstruksi, angin, hujan dan lain lain. Semua analisa dan
perhitungan acuan berikut elemen pendukungnya harus diserahkan kepada
Konsultan MK untuk mendapatkan persetujuannya, sebelum pekerjaan dilakukan.
2. Dimensi acuan
Semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar struktur adalah ukuran bersih
penampang beton, tidak termasuk plester/finishing. Tambahan elemen tertentu
seperti bentuk/ profil khusus yang tercantum di dalam gambar arsitektur juga harus
diperhitungkan baik sebagai beban maupun dalam analisa biaya.
3. Gambar kerja
Kontraktor harus membuat gambar kerja khusus acuan berdasarkan analisa yang
dilakukannya. Gambar kerja tersebut harus lengkap disertai ukuran dan ditail-ditail
sambungan yang benar dan selanjutnya diserahkan kepada Konsultan MK untuk
persetujuannya. Tanpa persetujuan tersebut Kontraktor tidak diperkenankan untuk
memulai pembuatan acuan di lapangan.
4. Tanggung jawab
Walaupun sudah disetujui oleh Konsultan MK, tanggung jawab sepenuhnya atas
kekuatan, kekakuan dan stabilitas acuan menjadi tanggung jawab sepenuhnya
Kontraktor. Jika terjadi hal-hal yang tidak sesuai dengan perkiraan ataupun
kekeliruan yang mengakibatkan timbulnya biaya tambah, maka semua biaya
tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor. Acuan harus dibuat sesuai dengan
yang dibuat di dalam gambar kerja. Pelaksanaan yang tidak sesuai dengan gambar
kerja harus segera dibongkar.
5. Stabilitas acuan
Semua acuan harus diberi penguat datar dan silang sehingga kemungkinan
bergeraknya acuan selama pelaksanaan pekerjaan dapat dihindari. Konsultan MK
berhak untuk meminta Kontraktor untuk memperbaiki acuan yang dianggap tidak/
kurang sempurna dengan beban biaya Kontraktor.
6. Inspeksi Konsultan MK
Susunan acuan dengan penunjang-penunjang harus diatur sedemikian rupa
sehingga memungkinkan dilakukannya inspeksi dengan mudah oleh Konsultan MK.
7. Ditail acuan
Penyusunan acuan harus sedemikian rupa hingga pada waktu pembongkarannya
tidak menimbulkan kerusakan pada bagian beton yang bersangkutan.
8. Jumlah pemakaian
Acuan hanya diperbolehkan dipakai maksimum 3 (tiga) kali, kecuali ditentukan lain
oleh Konsultan MK. Acuan yang akan digunakan berulang harus dipersiapkan
sedemikian rupa sehingga dapat dijamin permukaan acuan tetap rapih dan bersih.
9. Akurasi
Acuan harus dapat menghasilkan bagian konstruksi yang ukuran
kerataan/kelurusan, elevasi dan posisinya sesuai dengan gambar-gambar
konstruksi. Toleransi ukuran dan posisi harus sesuai dengan yang tercantum di
dalam spesifikasi ini.
14. Scaffolding
Pada prinsipnya semua penunjang acuan harus menggunakan steger besi
(scaffolding). Scaffolding tersebut harus cukup kuat dan kaku dan diatur agar
mudah diperiksa oleh Konsultan MK.
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, maka semua acuan untuk balok dan pelat,
harus dipersiapkan dengan memakai anti lendut dengan besar sbb. :
Lokasi % terhadap bentang
Di tengah bentang balok 0.3
Di ujung balok kantilever 0.5
Seperti diuraikan di atas, Kontraktor dapat mengusulkan alternatif jenis acuan yang
akan dipakai, dengan melampirkan brosur/gambar acuan tersebut beserta
perhitungannya untuk mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan MK. Dengan
catatan bahwa alternatif acuan tersebut tidak merupakan kerja tambah dan tidak
menyebabkan kelambatan dalam pekerjaan. Sangat diharapkan agar Kontraktor
dapat mengajukan usulan acuan yang dapat mempersingkat waktu pelaksanaan
tanpa mengurangi/membahayakan mutu beton dan sesuai dengan peraturan-
peraturan yang berlaku.
8. Beton Pratekan (DITIADAKAN)
8.1. Umum
1. Kontraktor harus mengajukan manufaktur yang digunakan untuk memproduksi
balok prestress pratekan, diafragma maupun plat dek pracetak untuk jembatan
penyebrangan. Jika terdapat perbedaan produk manufaktur tersebut dengan
gambar rencana, maka pihak kontraktor harus membuktikan bahwa produk
tersebut dapat dipertanggung jawabkan secara struktur baik kekuatan, stabilitas
maupun kekakuannya serta layak untuk digunakan yang dibuktikan melalui
perhitungan yang diajukan ke Konsultan MK.
2. Pekerjaan ini harus dilakukan oleh kontraktor atau sub kontraktor yang
perpengalaman mengaplikasikan balok pratekan Pretension.
2. Metode Konstruksi
Pekerjaan ini meliputi pengajuan metode konstruksi oleh kontraktor atau
subkontraktor. Agar pelaksanaan pekerjaan berjalan dengan aman, sedemikian
sehingga area dibawahnya aman untuk dilalui baik kendaraan maupun orang,
metode ini harus diajukan oleh konsultan Mk sebelum pekerjaan dimulai.
2. Toleransi Bentuk
Lebar total kurang dari 600 mm : ± 3 mm
Lebar total lebih besar dari 600 mm : ± 5 mm
Tinggi total : ± 5 mm
3. Ketidaksikuan
Penampang melintang : bidang-bidang yang berdampingan tidak boleh tidak siku lebih
dari 5 mm per meter atau total 4 mm.
Penampang memanjang : lereng ujung bidang tidak boleh menyimpang dari yang
disyaratkan berikut ini :
Panjang total : ± 5 mm
bidang sampai
400 mm
4. Lendutan
Nilai kelendutan unit sejenis yang digunakan pada bentang yang sama harus terletak
dalam rentang maksimum 20 mm untuk kondisi dan pera-watan yang sama, dan
sebagainya.
5. Kelengkungan
Sumbu memanjang tidak boleh menyimpang dalam arah melintang dari suatu garis
lurus yang menghubungkan titik pusat ujung-ujung elemen lebih dari 6 mm atau 0,06
% panjang yang ditentukan, dipilih yang lebih besar.
6. Puntir
Rotasi sudut setiap penampang relatif terhadap suatu penampang ujung harus tidak
boleh lebih dari 5 mm per meter untuk tepi yang sedang diperiksa.
7. Kabel
1. Tenaga Ahli Kontraktor atau sub kontraktor harus menyediakan tenaga ahli
yang berpengalaman dalam mengerjakan pekerjaan ini.
2. Pengukuran
Kontraktor atau sub kontraktor harus melakukan pengukuran ulang posisi jembatan
penyeberangan dan apabila terdapat perbedaan ukuran maupun posisi dengan
kondisi dilapangan maka harus mendapat persetujuan Konsultan Mk terlebih
dahulu. Seluruh elemen elemen struktur jembatan harus berada pada posisi yang
benar pada posisi yang benar maka dibutuhkan titik kontrol untuk pengukuran
horizontal maupun vertikal, Titik-titik kontrol survei sebaiknya berada dekat dengan
lokasi jembatan tetapi bebas dari arena kegiatan, hal ini dimaksud untuk
menghindari kemungkinan adanya pergeseran posisi akibat aktivitas pekerjaan
termasuk pengoperasian dari peralatan. Untuk itu letak titik-titik kontroltersebut
harus selalu dicek secara teratur. Penentuan titik – titik kontrol ini dan hasil
pengukuran horizontal maupun vertikal harus diajukan kepada konsultam MK untuk
disetujui.
3. Pengankatan
Pengangkatan harus dilakukan pada titik – titik sling yang telah ditentukan dalam
gambar rencana atau kontraktor/subkontraktor dapat mengajukan posisi titik angkat
dengan membuktikan secara perhitungan.
Kontraktor harus menetapkan titik duga untuk mengukur perpanjangan dan tekanan
dongkrak samapai dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan.
Kabel harus ditegangkan secara bertahap dengan kecepatan yang tetap. Gaya dalam
kabel harus diperoleh dari pembacaan pada dua buah arloji atau alat pengukur
tekanan yang menyatu dengan peralatan tersebut. Perpanjangan kabel dalam gaya
total yang disetujui tidak boleh melampaui 5 % dari perhitungan perpanjangan yang
disetujui. Bilamana perpanjangan yang diperlukan tidak dapat dicapai maka gaya
dongkrak dapat ditingkatkan sampai 75 % dan beban yang ditetapkan untuk kabel.
Bilamana perbedaan pemuluran antara yang diukur dengan yang dihitung, lebih dari 5
%, maka tidak perlu dilakukan penarikan lebih lanjut sampai perhitungan dan
peralatan tersebut diperiksa.
Penegangan harus dari salah satu ujung, kecuali disebutkan lain dalam Gambar atau
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Bilamana tarikan ke dalam (pull-in) kabel pada penjangkaran akhir lebih besar dari
yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka beban harus dilepas secara bertahap
dengan kecepatan tetap dan penarikan kabel dapat diulangi.
Kabel harus disuntik dalam waktu 24 jam sesudah penarikan kabel selesai dilakukan
kecuali jika ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan.
Lubang penyuntikan harus diuji dengan diisi air bertekanan 8 kg/cm2 selama satu jam
sebelum penyuntikan. Selanjutnya selongsong harus dibersihkan dengan air dan
udara bertekanan.
Interval waktu antar pencucian tidak boleh melebihi dari 3 jam. Peralatan tersebut
harus mampu mempertahankan tekanan pada selongsong yang telah disuntik sampai
penuh dan harus dilengkapi dengan katup yang dapat terkunci tanpa kehilangan
tekanan dalam selongsong. Pertama-tama air dimasukkan ke dalam alat pencampur,
kemudian semen. Bilamana telah dicampur sampai merata, jika digunakan, maka
aditif akan ditambahkan. Pengadukan harus dilanjutkan sampai diperoleh suatu
kekentalan yang merata. Rasio air - semen pada campuran tidak akan melebihi 0,45
menurut takaran berat kecuali ditentu-kan lain oleh Direksi Pekerjaan. Pencampuran
tidak boleh dilakukan secara manual. Penyuntikan harus dikerjakan dengan cukup
lambat untuk menghindari timbulnya segre-gasi adukan. Cara penyuntikan adukan
harus sedemikian hingga dapat menjamin bahwa seluruh selongsong terisi penuh dan
penuh di sekeliling kabel. Grouting harus dapat mengalir dari ujung bebas selongsong
sampai kekentalannya ekivalen dengan grouting yang disuntikkan. Lubang masuk
harus ditutup dengan rapat. Setiap lubang grouting harus ditutup dengan cara yang
serupa secara berturut-turut dalam arah aliran. Setelah suatu jangka waktu yang
semestinya, maka penyuntikan selanjutnya harus dilaksanakan untuk mengisi setiap
rongga yang mungkin ada.
Selongsong penyuntikan tidak boleh terpengaruh oleh goncangan atau getaran dalam
waktu 1 hari setelah penyuntikan.
Tidak kurang dari 2 hari setelah penyuntikan, permukaan adukan dalam penyuntikan
dan lubang pembuangan udara harus diperiksa dan diperbaiki sebagaimana
diperlukan.
Kabel tidak boleh dipotong dalam waktu 7 hari setelah penyuntikan. Ujung kabel
harus dipotong sedemikian rupa sehingga minimum terdapat selimut beton setebal
3 cm pada ujung balok (end block).
1. Lingkup Pekerjaan.
1.1. Umum
Tiang pancang yang dipakai pada pekerjaan tiang pancang tekan (injection atau/press
pile) struktur ini adalah tiang pancang beton hollow silinder pracetak pratekan (spun
pile) berdiameter luar 500 mm .
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan penempatan dan penetrasi atau penekanan
tiang pancang sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi .
Sebelum digunakan, tiang-tiang ini harus diperiksa apakah sudah memenuhi syarat-
syarat yang telah ditentukan.
Tiang-tiang pancang harus diangkat pada titik-titik yang telah ditentukan oleh
manufaktur tiang. Tiang pancang diperkenankan untuk disambung, dan
kekuatan sambungan tiang pancang harus setara atau lebih baik daripada
kekuatan penampang tiang pancang.
Pekerjaan las dalam keadaan cuaca buruk/hujan dapat dilakukan dengan persetujuan
Konsultan MK, jika telah diambil langkah-langkah pengamanan terhadap pengaruh
cuaca buruk.
Bagian yang telah selesai dilas harus bersih dari goresan-goresan, sisa-sisa bahan
las dan cacat-cacat lain, yang ada selama pelaksanaan.
Jika menurut pandangan Konsultan MK bagian-bagian yang dilas mempunyai
kesalahan-kesalahan geometrik yang akan menimbulkan penumpukan tegangan atau
”notch effect” karena tidak tepatnya letak las, maka Kontraktor harus memperbaikinya
dengan cara mengikir.
Perbaikan dengan cara mengulangi pekerjaan las diatasnya tidak diijinkan. Jika untuk
memperbaiki kesalahan tersebut diatas dianggap perlu menambah las, maka
pelaksanaannya harus mendapat persetujuan Pemberi Tugas/Pengawas Lapangan.
Pekerjaan las harus diperiksa atau disaksikan oleh Pemberi Tugas/Pengawas
Lapangan atau wakil yang ditunjuknya sesuai dengan persyaratan JIS Z 3146.
Pengawasan visual mencangkup pengecekan pemasangan sambungan yang dilas,
apakah sudah lurus dan mengikuti persyaratan pekerjaan las mengenai sudut-sudut
lekukan dan permukaan-permukaan bagian yang dilas.
Konsultan MK dapat memerintahkan setiap sambungan las untuk diperiksa atau diuji
dengan cara ultrasonik, jika uji tersebut dianggap perlu olehnya. Dalam hal ini,
Kontraktor harus mempersiapkan segala sesuatunya agar uji dapat dilaksanakan
secepatnya.
1.4 Penekanan Tiang Pancang
Pekerjaan ini harus dilakukan oleh kontraktor atau sub-kontraktor yang
berpengalaman dalam mengaplikasikan tiang pancang tekan (injection atau
pressing pile)
Selama pelaksanaan penekanan, tiang-tiang harus diperhatikan dengan teliti
terhadap kemungkinan berputar atau miring dan jika terlihat gejala seperti tersebut
di atas, maka harus langsung diperbaiki agar dapat terjamin bahwa tiang secara
tepat dan pada posisi yang benar. Pengecekan terhadap posisi dan ketegakan
dapat dilakukan dengan alat theodolit 2 arah. Jika selama penekanan tiang rusak,
dalamnya pemancangan kurang atau lebih dari panjang rencana, Kontraktor harus
segera menghentikan penekanan(pressing) dan memberitahukan kepada Konsultan
MK dan meminta petunjuk selanjutnya untuk penyelesaiannya.
Tiang-tiang harus ditekan secara sentris dan harus secara efektif diarahkan dan
ditahan pada posisi yang betul atau dijepit atau di-clamp dan ditekan sampai
kedalaman + 1.5 m. Semua tiang harus ditekan dengan dihadiri oleh Konsultan MK.
Tiang harus disokong dengan baik menggunakan ikatan-ikatan penahan sementara
(form work) untuk mencegah jatuhnya atau tergesernya tiang pancang akibat
kondisi tanah di tempat pemancangan yang buruk. Ikatan-ikatan penahan
sementara dapat diberikan dengan cara menyokong dua tiang pancang yang telah
ditekan. Ikatan-ikatan itu dibiarkan sampai konstruksi selesai.
Tiang yang rusak atau cacat harus diperbaiki atas biaya Kontraktor sendiri.Tiang
harus ditekan sehingga ujung bawah tiang mencapai elevasi yang direncanakan
dan juga mempunyai daya dukung rencana untuk pembebanan tetap, yang selama
pemancangan dapat dicek melaui pembacaan tekanan/manometer sehingga
mencapai tekanan sesuai yang disyaratkan.
Kedalaman rencana tiang didasarkan atas hasil percobaan penekanan tiang dan
keputusan teknis Konsultan MK.
Dalam hal syarat-syarat test yang diperintahkan Konsultan MK tidak dapat dicapai,
maka Konsultan MK dalam memerintahkan untuk menambah jumlah tiang sehingga
beban maksimum yang diperuntukkan setiap tiang tidak melampaui daya dukung
yang diijinkan, atau membuat perubahan pada rencana susunan tiang bila dianggap
perlu.
Kontraktor harus berhati – hati dalam melaksanakan pemancangan pada daerah
dengan konfigurasi tiang dalam jumlah yang banyak pada daerah lift. Kontraktor
harus mengajukan metode konstruksi seperti alur pemancangang kepada konsultan
Mk sebelum pekerjaan dimulai.
1.5 Penekanan Tiang Percobaan
Untuk mendapatkan kepastian daya dukung dan panjang tiang yang direncanakan
akan dilakukan pemancangan tiang percobaan sebanyak 2 buah tiang terpakai dan
disetujui oleh Konsultan MK.
Pada pelaksanaan penekanan tiang percobaan akan dilakukan pencatatan
(recording) untuk mendapatkan data-data yang akan digunakan untuk analisis daya
dukung tiang seperti dibawah ini:
Daya Dukung Ijin = 200 % Beban Kerja (Brooms)
Pembacaan Tekanan yang mewakili beban kerja pada alat Penekan Minimum
Untuk tercapainya Daya Dukung Ijin yang diinginkan 55 Ton adalah 110 ton untuk
tiang dengan diameter 400 mm dan 90 Ton adalah 180 Ton untuk tiang dengan
diameter 500 mm.
Data penetrasi selama penekanan tiang, digunakan dalam rumus-rumus daya
dukung tiang diatas.
1.6 Pemotongan Ujung Tiang
Pemotongan ujung tiang pancang beton dilakukan dengan menggunakan alat pile
cutter.
Ujung tiang pancang yang tertanam dalam kepala tiang (pile cap) adalah 100 mm
sesuai dengan gambar rencana. Sisa strand dan rebars dimasukkan sebanyak-
banyaknya sesuai dengan.
Tiang pancang beton harus dikupas sampai pada elevasi yang sedemikian
sehingga tulangan rebars dan prategang yang tertinggal akan masuk ke dalam pile
cap dengan kedalaman relatif sesuai gambar rencana. Untuk memperkuat
penyambungan tiang pancang ke pile cap, maka diperlukan tulangan tambahan
dengan jumlah sesuai gambar rencana, yang ditumpu dengan beton yang dicor
ditempat setelah tiang pancang terpancang sedemikian rupa sehingga cor beton
tersebut tidak jatuh kedalam ruang didalam tiang pancang. Dalam hal ini Kontraktor
dapat menggunakan kayu penyangga dibawah cor beton dan kawat penggantung
agar kayu tersebut tidak jatuh kedalam rongga tiang pancang saat pengecoran
dilakukan. Gambar detail hubungan tiang pancang dengan pile cap dapat dilihat di
gambar rencana.
Tiang pancang beton harus dikupas sampai pada elevasi yang sedemikian
sehingga kawat prategang yang tertinggal akan masuk ke dalam pile cap dengan
kedalaman relatif sesuai gambar rencana.
Pengupasan beton harus dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah pecahnya
atau kerusakan lainnya pada sisa tiang. Setiap beton yang retak atau cacat harus
dipotong dan diperbaiki dengan beton baru yang direkatkan sebagaimana mestinya
dengan beton yang lama.
Sisa bahan potongan tiang, yang menurut pendapat Konsultan MK, tidak perlu
diamankan, harus dibuang..
1.7 Pencatatan Penekanan
Catatan-catatan yang dibuat harus meliputi hal-hal seperti tersebut dibawah ini dan
disusun dalam formulir yang ditentukan oleh Konsultan MK. Dari catatan yang
didapat harus dibuat grafik dan diserahkan kepada Konsultan MK.
Catatan seperti diatas harus dibuat untuk semua tiang pancang.
Hal-hal yang harus dibuat recordnya adalah:
a) Nomor tiang (jika ada)
b) Diameter atau ukuran tiang pancang
c) Panjang unit tiang
d) Tanggal dan waktu penekanan
e) Nama petugas pencatat
f) Data-data (particular) dari peralatan penekan (injection) yang lengkap.
g) Dalamnya penetrasi (penurunan tiang) sesuai dengan tekanan yang diberikan.
Keterangan :
1. Penekanan (pressing) harus memberikan indikasi perolehan daya dukung tiang
yang diajukan oleh kontraktor atau sub – kontraktor kepada Pemberi tugas atau
wakilnya.
2. Pada lokasi dekat bangunan lama penetrasi harus diambil 50% sehingga dari
pada penetrasi jauh dari bangunan lama sampai dicapai penetrasi yang
disyaratkan.
h) Merk dan tipe alat tekan (injection atau press), kapasitas tekan maksimum
i) Waktu mulai dan selesai penekanan (pressing)
j) Penyimpangan-penyimpangan pada waktu penetrasi (Injetion/Pressing)
k) Besarnya penurunan sendiri dan tiang
l) Dokumentasi Berupa Foto Kedalaman Tiang Dan Bacaan Manometer atau tekanan
pada saat tercapainya tekanan yang disyaratkan.
Catatan yang lengkap seperti disebutkan diatas harus dibuat untuk satu dari tiap
lima tiang yang ditekan, tetapi records mengenai dalamnya penetrasi (penurunan
tiang) sesuai dengan tekanan yang diberikan harus dibuat untuk semua tiang yang
ditekan (inject/pressing). Tiang Harus diberi tanda tiap 50 cm yang menandakan
elevasi penetrasi untuk memudahkan pembuatan record.
1.8Toleransi Pada Tiang
Tiang-tiang harus tekan dengan cara yang tepat dan toleransi deviasi kepala-kepala
tiang dengan elevasi yang telah ditentukan adalah sebagai berikut:
a) Untuk kepala tiang, deviasi maximum yang diijinkan untuk sumbu tiang adalah 10
cm pada semua arah.
b) Deviasi maximum yang diijinkan untuk tiang yang terpancang terhadap arah vertikal
adalah 0,20.
Dinamic Loading Test, Dengan Menggunakan Pile Driving Analyzer (PDA)
Umum
Proses dynamic loading test adalah dengan memasang strain tranducers dan
accelerameter di bagian atas tiang pancang, kemudian hasilnya dianalisis dengan
Pile Dynamic Analyzer (PDA).
PDA dilaksanakan terhadap 2 (dua) titik tiang pancang tekan percobaan dengan
lokasi tiang yang akan dilakukan test PDA harus sama dengan lokasi tiang untuk axial
loading test, sehingga daya dukung dari kedua test tersebut dapat dibandingkan.
Loading test jenis ini harus dilaksanakan mengikuti standard ASTM D 4845-89 dan
harus dilaksanakan oleh Kontraktor atau Subkontraktor yang mempunyai peralatan
khusus dan sudah berpengalaman dalam mengerjakan test semacam ini .
Berat minimum dari palu yang digunakan adalah 1% dari (satu persen) dari daya
dukung batas dari tiang yang direncanakan atau 200% dari daya dukung ijin.
Sehingga berat palu untuk daya dukung ijin 90 ton (diameter 500 mm) adalah seberat
1.8 ton .
Perlengkapan Test dan Cara Pelaksanaan Test
Untuk pembuatan welding working platform untuk menempelkan alat-alat sensor PDA
pada tiang, pemboran lubang kecil pada tiang untuk memasang strain transducers
dan accelerometer, gambarnya harus disiapkan oleh Kontraktor atau Subkontraktor
dan disampaikan kepada Pemberi Tugas/Pengawas Lapangan untuk memperoleh
persetujuan.
Cara pelaksanaan test harus dijelaskan secara tertulis dilengkapi dengan gambar-
gambar yang diperlukan, dan harus diajukan kepada Konsultan MK untuk
memperoleh persetujuan.
Pengukuran, Analisis Data dan Laporan
Dengan beban dinamis yang datang dari tekanan, pada metode ini harus mampu
mengukur secara otomatis strain dan acceleration dari gelombang yang ditimbulkan
melalui strain transducers dan accelerometer, dan hasil pengukuran direkam oleh
PDA dan disimpan dalam disket atau langsung dianalisis di tempat yang memberikan
daya dukung tiang saat itu juga pada layar monitor.
Data yang disimpan dalam disket segera dianalisis dengan komputer dan harus dapat
memberikan distribusi besaran tahanan tanah sepanjang tiang dan respons tiang.
Axial Loading Test (Proving Test)
a. Pengujian-pengujian aksial atau axial proving test-test harus dilakukan pada 2
(dua) titik tiang yang tersebar dan semua titik tiang kerja.Tujuan pengujian ini
adalah untuk memastikan bahwa standar bahan, pengerjaan dan perencanaan
telah dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi ini.
Beban maksimum pengujian pembuktian ini harus 200% dan Design Load.
Pemberi Tugas/Pengawas Lapangan akan menunjukkan tiang-tiang mana yang
akan diuji setelah diselesaikannya pekerjaan pemancangan terhadap tiang-tiang
yang diragukan kekuatannya.
Axial loading test pada tiang pancang dimaksudkan untuk menentukan respons
tiang pancang terhadap suatu pembebanan tekan statis. Beban tersebut bekerja
secara aksial pada tiang pancang yang bersangkutan.
Persyaratan mengenai hal ini harus sesuai dengan ASTM D. 1 143-81.
Jumlah axial loading test ini ditetapkan 2 (dua) buah ”Used Pile”.
Kontraktor harus mempersiapkan blok-blok beton yang secukupnya untuk
pembebanan sedemikian rupa sehingga percobaan dengan beban yang
disyaratkan dapat dilakukan dengan baik.
Syarat-syarat pelaksanaan loading test mencangkup hal-hal sebagai berikut:
- Prosedur pembebanan.
- Peralatan untuk pengadaan beban.
- Prosedur untuk mengukur penurunan.
- Laporan hasil testing.
b. Resultan beban-beban percobaan harus sejenis dengan sumbu memanjang tiang
pancang.
Beban percobaan total harus sebesar 200% dari Design Load untuk suatu
Proving Test. Pembebanan dilakukan mengikuti prosedur ”Slow Maintained Load
Test” dengan Cyclic Loading berdasarkan ASTM D. 1 143-81.
c. Peralatan untuk pengadaan dan penerapan beban tekan yang diketahui besarnya
terhadap tiang pancang harus dibuat sedemikian rupa hingga beban dapat
bekerja axial menurut sumbu tiang guna menghindari pembebanan eksentris.
Suatu Test Plate baja dengan tebal minimum 2,5 cm sesuai beban yang
bersangkutan harus dipasang diatas pile cap guna mendapat dukungan penuh.
Test Plate tersebut diatas harus dipasang diatas pile cap dengan grup
berkekuatan tinggi yang cepat mengeras. Test Plate harus dipasang secara
sentris terhadap tiang pancang dan tegak lurus pada sumbu memanjang tiang.
Ram Jack Hydrolis harus diletakkan sentris pada test plate dengan suatu bearing
plate baja diantara atas Jack Ram dan bidang dasar Test Beam. Bearing Plate
harus mempunyai ukuran cukup untuk menampung Ram Jack serta mendukung
bidang dasar Test Beam sebaik-baiknya.
Dengan menggunakan Jack Hydrolis untuk beban percobaan, maka Jacking
sistemnya yang terdiri dari Ram Hydrolis, Coupling, pompa Hidrolis dan Pressure
Gauge harus dikalibrasi terlebih dahulu sehingga pembebanan dapat dikontrol
dalam batas 5% dari beban total.
Semua alat ukur seperti dial gauges dan pressure gauges harus dikalibrasi oleh
badan instansi pemerintah yang berwenang.
Sertifikat kalibrasi hanya berlaku untuk satu proyek dan untuk waktu satu bulan.
Kapasitas dial gauges yang digunakan minimum 50 mm dengan ketelitian 0,10
mm.
Pompa/Jack Hydrolis harus mempunyai pengatur otomatis untuk menjaga
tetapnya besar beban pada waktu terjadi penurunan tiang.
Penempatan beban percobaan pada tiang dengan menggunakan Jack Hydrolis
dan Platform yang diberi beban.
Test Beam baja yang kokoh harus ditempatkan diatas Base Plate, ujung-ujung
Test Beam tersebut didukung oleh Cribbing sementara dengan Clearance yang
cukup diantaranya Base Plate dan bidang dasar Test Beam. Clearance tersebut
diperlukan untuk menampung penempatan Test Jack, Bearing Plate dan
instrumentasi lainnya.
Suatu Platform harus ditempatkan diatas Test Beam dan Cross Beam harus
didukung oleh Cribbing.
Jarak bebas antara dukungan platform dengan tiang pancang percobaan
sekurang-kurangnya 1,50m.
Platform sekurang-kurangnya harus dapat menampung beban sebesar 10%
diatas maksimum Anticipated Design Load yang direncanakan.
Beban yang ditempatkan diatas Platform dapat berupa blok-blok beton, batang-
batang, batu-batu, tanah, tangki air dan sebagainya.
d. Semua Reference Beam harus ditunjang secara mandiri dengan dukungan yang
kokoh didalam tanah. Jarak bebas antara kaki Reference Beam dengan tiang
percobaan harus lebih besar atau sama dengan 2,5 m. Salah satu kaki dari tiap
Reference Beam harus tetap (dilas) dan yang lainnya harus bebas memuai dan
menyusut.
Reference Beam harus cukup kaku untuk mencegah lendutan yang berlebihan
dan harus ada hubungan melintangnya untuk menambah kekakuan.
Untuk mengukur penurunan aksial tiang percobaan, dipergunakan alat pengukur
berupa Dial Gauge.
Dua buah Reference Beam masing-masing pada setiap sisi percobaan harus
ditempatkan sedemikian rupa hingga searah dengan Test Beam.
Hendaknya ditempatkan atau dipasang 4 buah Dial Gauges yang ditempatkan
pada tiang percobaan secara diametral. Masih dibutuhkan 2 buah Dial Gauges
untuk mengukur gerakan horizontal yang ditempatkan tegak lurus satu dari yang
lain.
e. Laporan mengenai hasil loading test harus mencangkup hal-hal sebagai berikut:
• Nomor referensi tiang pancang tekan.
• Kedalaman ujung tiang pancang tekan.
• Nomor referensi lubang pemboran penyelidikan tanah terdekat.
• Tanggal penetrasi tiang pancang tekan.
• Kedudukan akhir dari tiang pancang tekan.
• Data tentang lapisan pendukung yang dapat diperkirakan.
• Grafik beban 1 settlement.
• Grafik beban 1 waktu.
• Beban kerja yang disyaratkan untuk tiang tekan.
• Settlement total pada ujung tiang pancang tekan akibat beban kerja (dari data
pengujian).
• Settlement sisa pada ujung tiang tekan akibat beban kerja (dari data
pengujian).
• Faktor keamanan terhadap kegagalan geser umum (dari data pengujian).
• Faktor keamanan terhadap settlement sisa tertentu (dari data pengujian).
Laporan teknis percobaan beban tiang hanya dapat diterima apabila ditandatangani
oleh Soil Engineer dari pihak pemberi tugas atau wakilnya.
Penyambungan Tiang Pancang
Proses penyambungan tiang pancang:
a) Elevasi pelat penyambung (joint plate) berada minimal 75 cm dari muka tanah.
b) Tiang pancang diangkat dan ditaruh pada kepala tiang pancang yang lain
dibawahnya.
c) Ujung bawah tiang didudukkan diatas kepala tiang yang pertama sedemikian rupa
sehingga sisi-sisi pelat sambung kedua tiang telah berhimpit dan menempel
menjadi satu.
d) Penyambungan dilakukan dengan cara pengelasan penuh di sekeliling pertemuan
kedua pelat ujung.
e) Tempat sambungan tiang pancang ditutup dengan material epoxy untuk
mencegah korosi pelat sambungan.
Selesai penyambungan, penekanan dapat dilanjutkan seperti yang dilakukan
pada batang pertama.
PEKERJAAN WATERPROOFING
1. Umum.
1.1 Pasal ini mengatur pelaksanaan pekerjaan waterproofing berikut segala peralatan
pendukung yang dibutuhkan seperti tercantum dalam gambar struktur dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari spesifikasi pekerjaan beton.
1.2 Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor yang berpengalaman untuk
pekerjaan ini dan harus disetujui oleh Konsultan MK. Kontraktor harus mempunyai
tenaga ahli yang berpengalaman untuk melaksanakan pekerjaan ini, sehingga
dapat mengatasi seluruh permasalahan yang timbul di lapangan dengan cepat dan
benar.
1.3 Kontraktor harus melampirkan struktur organisasi dan Kontraktor harus
mengeluarkan surat pernyataan yang menjamin bahwa personil yang diajukan
benar-benar berada di lokasi proyek selama pekerjaan berlangsung.
1.4 Kontraktor harus melampirkan metode pelaksanaan serta alat-alat yang akan
digunakan dalam proyek ini dengan memperhatikan urutan dan kecepatan
pekerjaan.
1.5 Kontraktor wajib mempersiapkan peralatan tersebut di lokasi pekerjaan tepat pada
waktunya sehingga tidak menghambat pekerjaan lainnya.
2. Lingkup Pekerjaan
2.1 Tenaga kerja, material dan perlengkapannya.
Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan ini sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi ini. Termasuk di
dalam pekerjaan ini adalah pelindung waterproofing yang terbuat dari adukan
setebal 50 mm.
2.2 Lokasi waterproofing.
Waterproofing ini digunakan pada atap beton yang berhubungan dengan udara
luar, seperti atap beton Kantin, dan lantai atap di luar atap metal. Selain itu juga
waterproofing harus dipasang pada,dinding/lantai basement , lift pit, lantai yang
berfungsi sebagai taman dan dinding beton seperti tercantum di dalam gambar
rencana.
2.3 Garansi.
Pekerjaan waterproofing ini harus dijamin kesempurnaannya dengan suatu masa
garansi selama 10 (sepuluh) tahun, terhitung sejak serah terima yang menyatakan
bahwa struktur tersebut bebas bocor. Garansi tersebut meliputi garansi dari pihak
Kontraktor dan juga dari pihak Pemasok waterproofing yang dibuat secara legal
dan jelas.
2.4 Pengujian hasil pekerjaan.
Hasil pelaksanaan pekerjaan harus diuji untuk mengetahui bahwa pekerjaan sudah
dilakukan dengan benar. Pengujian dilakukan dengan cara yang umum dilakukan
untuk menguji hasil pekerjaan ini dan hal ini sudah harus dipertimbangkan di dalam
penawarannya.
3. Persyaratan Bahan
3.1 Standar Bahan.
Standar dari bahan dan prosedur yang ditentukan oleh pabrik sesuai dengan yang
disyaratkan di dalam spesifikasi ini. Tidak diperkenankan mengganti tipe bahan
dengan bahan lain sehingga tidak sesuai dengan standar bahan yang sudah
ditentukan.
3.2 Waterproofing membran.
Waterproofing membran harus terbuat dari bahan bituminous yang diperkuat
dengan serat poliester dengan tebal minimum 3 mm. Pemasok yang disyaratkan
adalah Fosroc, Sika atau MBT.
3.3 Contoh bahan.
Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan, brosur lengkap dan jaminan pemasok
yang menegaskan bahwa material tersebut dapat disediakan sesuai dengan yang
sudah disepakati.
3.4 Pengujian
1. Untuk membuktikan bahwa material tersebut memenuhi syarat, maka
Kontraktor wajib mengadakan uji bahan tersebut pada laboratorium yang
ditunjuk Konsultan MK. Untuk ini Kontraktor harus memperoleh rekomendasi
dari laboratorium sebelum memulai pekerjaan.
7.2 Pengujian harus dilakukan dengan merendam beton kedap air tersebut terus
menerus selama 48 jam dan harus dipastikan tidak terjadi kebocoran pada masa
ini.
7.3 Jika hasil uji dinyatakan gagal, maka Kontraktor harus segera memperbaiki segala
kebocoran yang terjadi, dan setelah itu pengujian harus diulangi hingga dicapai
hasil yang baik. Segala biaya yang timbul akibat kegagalan ini sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
BAB
3
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
a. U m u m.
Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan umum. Apabila ada
klausul dari persyaratan ini yang dituliskan kembali dalam persyaratan
umum ini, berarti menuntut perhatian khusus pada klausul-klausul tersebut
atau bukan berarti menghilangkan klausul-klausul lainnya dari syarat-
syarat umum.
Gambar-gambar dan spesifikasi perencanaan ini merupakan satu kesatuan
dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan
atau bahan, maupun peralatan yang diperlukan agar instalasi ini dapat
bekerja dengan baik dan hanya dinyatakan dalam salah satu gambar
perencanaan atau spesifikasi perencanaan saja.
Kontraktor harus tetap melaksanakannya sesuai dengan standard teknis
yang berlaku.
b. Gambar-gambar.
i. Gambar perencanaan tidak menunjukan semua accessories dan
fixture secara terperinci, walaupun tidak digambarkan atau
disebutkan secara spesifik harus dipasang oleh Kontraktor, sehingga
sistem dapat bekerja secara sempurna.
ii. Gambar layout instalasi menunjukkan secara umum tata letak dari
peralatan. Sedang pemasangan harus dikerjakan dengan
memperhatikan kondisi dilapangan. Gambar Arsitektur dan Struktur
harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan.
iii. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor wajib membuat gambar kerja
dan detail (shop drawing) yang harus dikoordinasikan dengan
Konsultan MK untuk mendapatkan persetujuan. Setiap shop drawing
yang diajukan Kontraktor untuk disetujui Konsultan MK, dianggap
bahwa Kontraktor telah mempelajari situasi dan telah mengadakan
kordinasi dengan pekerjaan yang lainnya.
iv. Kontraktor harus membuat catatan-catatan yang cermat dari
penyesuaian-penyesuaian pelaksanaan pekerjaan di lapangan,
catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam gambar (kalkir) dan
tiga set lengkap gambar blue print sebagai gambar sesuai
pelaksanaan (as built drawing) As built drawings harus diserahkan
segera setelah selesai pekerjaan.
c. Koordinasi.
i. Kontraktor pekerjaan instalasi dalam melaksanakan pekerjaan ini,
harus bekerja sama dengan Kontraktor bidang atau disiplin lainnya,
agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan
jadwal waktu yang telah ditentukan.
ii. Koordinasi yang baik perlu diadakan untuk mencegah agar pekerjaan
yang satu tidak menghalangi / menghambat pekerjaan lainnya.
ini termasuk pula peralatan khusus yang diperlukan untuk testing dari
sistem ini sesuai yang dianjurkan oleh pabrik, juga harus disediakan
Kontraktor.
f. Peralatan yang disebut dengan Merk dan Pengganti.
Bahan-bahan, perlengkapan, peralatan, accosseries dan lain-lain yang
disebut dan dipersyaratkan didalam RKS, maka Kontraktor wajib
mengadakan sesuai dengan peralatan / merk tersebut diatas.
Penggantian dapat dilakukan dengan persetujuan dan ketentuan- ketentuan
dari Perencana serta Pemberi Tugas.
g. Perlindungan Pemilik.
Atas penggunaan bahan material, sistem dan lain-lain oleh Kontraktor,
Pemilik dijamin dan dibebaskan dari segala claim ataupun tuntutan yuridis
lainnya.
vi. Jika pada masa pemeliharaan tersebut, Kontraktor instalasi ini tidak
melaksanakan atau tidak memenuhi teguran- teguran atas perbaikan,
penggantian, kekurangan selama masa pemeliharaan maka
j. Laporan
i. Laporan Harian
Kontraktor wajib membuat Laporan Harian dan Laporan Mingguan
yang memberikan gambaran dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan
dilapangan secara jelas. Laporan tersebut dibuat dalam rangkap 3
(tiga) meliputi:
¾ Kegiatan fisik.
¾ Catatan dan Perintah Konsultan Pengawas yang disampaikan
baik secara lisan maupun tertulis.
¾ Hal-hal yang menyangkut masalah :
Ö Material (masuk/ditolak)
Ö Jumlah tenaga kerja
Ö Kedaan cuaca
Ö Pekerjaan tambah/kurang
ii. Pembuatan keet, kantor, gudang dan los kerja ini dapat dilaksanakan
bila terlebih dahulu mendapatkan izin dari Pemberi Tugas.
o. Penjagaan
ii. Daya listrik baik untuk keperluan penerangan maupun untuk sumber
tenaga/ daya kerja harus diusahakan oleh Kontraktor.
ii. Peti PPPK dengan isinya yang selalu lengkap, guna keperluan
pertolongan pertama pada kecelakaan.
2.1. Umum
Pekerjaan sistem elektrikal meliputi pengadaan semua bahan, peralatan dan
tenaga kerja, pemasangan, pengujian, perbaikan selama masa pemeliharaan dan
training bagi calon operator, sehingga seluruh sistem elektrikal dapat beropersi
dengan sempurna.
Kabel feeder utama 1000 V AC NYY dari panel Control Genset menuju ke
Panel LVMDP
Dalam gambar kerja ini dengan jelas terlihat dan dijamin bekerjanya alat-
alat/peralatan didalam sistem secara keseluruhan.
viii. Proteksi.
Semua bahan dan peralatan sebelum dan sesudah pemasangan harus dilindungi
terhadap cuaca dan dijaga selalu dalam keadaan bersih. Semua pipa pelindung
kabel dalam tanah yang menembus keluar dinding pondasi batas luar bangunan,
harus ditutup rapat pada ujung-ujungnya dengan sealant untuk mencegah
masuknya air tanah dan ujung kabelnya harus ditutup rapat.
ix. Pengecatan.
Semua peralatan dan bahan yang dicat, yang lecet karena pengapalan,
pengangkutan atau pemasangan harus segera ditutup dengan dempul dan di cat
dengan warna yang sama, sehingga nampak seperti baru kembali.
x. Garansi.
xi. Tambahan.
Kontraktor harus menyediakan peralatan tambahan (accesories) yang tidak
ditunjukan dalam gambar dan persyaratan teknis ini, tetapi perlu untuk menunjang
terselenggaranya sistem secara lengkap, baik dan rapi sehingga sistem dapat
beroperasi dengan baik dan sempurna.
3.1. Type
Switchgear harus dibuat sesuai dengan standard IEC atau standard international
lainnya seperti :
i. NFC Perancis
ii. VDE/DIN Jerman
iii. NEMA USA
iv. BS Inggris
v. JIS Jepang
Tegangan kerja : 20 KV
Tegangan isolasi : 24 KV
Tegangan test (50 Hz) menit : 50 KV
Impulse withstand voltage : 125 KV
Frekwensi : 50 Hz
Arus nominal busbar : 400 Amp.
Max. kondisi hubung singkat sistem : 500 MVA
3.4. Konstruksi
Switchgear harus dapat dioperasikan dengan aman oleh petugas.
Misalnya seperti :
a. Pekerjaan normal seperti pengoperasian saklar pemisah, saklar daya,
pemasangan kembali indikator-indikator gangguan, pengecekan tegangan,
pengecekan hubungan fasa dari satu buah saluran supply yang masuk.
a. U m u m
Panel-panel/kubikel dibuat dari plat baja, tebal tidak kurang dari 2,30 mm.
dengan ukuran standard, sehingga dapat ditukar-tukar bagian-bagiannya dan
dapat diperluas dengan mudah. Masing-masing terpisah satu sama lain
dengan plat pemisah.
b. Komposisi
Setiap kubikel terdiri dari bagian sebagai berikut :
Hal-hal dibawah ini harus dihubungkan pada rel pentanahan dengan kawat
tembaga berpenampang 50 mm2.
Rangkaian pentanahan harus tahan terhadap arus hubung singkat sebesar 14,5
KA, selama 1 detik tanpa mengalami kerusakan.
3.10. Finishing
Semua mur dan baut harus tahan karat dan dilapisi cadmium. Semua
bagian-bagian dari baja harus bersih dan harus dilindungi terhadap karat.
Pengecatan finish dilakukan dengan empat lapis warna abu- abu atau warna lain
yang disetujui.
3.12. Garansi
Suatu sertifikat pengujian harus diserahkan oleh pabrik. Bila peralatan mengalami
kegagalan-kegagalan dalam pengujian yang dipersyaratkan diatas,maka pabrik -
bertanggung jawab terhadap peralatan yang diserahkan, sampai peralatan
tersebut memenuhi persyratansetelah mengalami pengujian ulang dan sertifikat
pengujian telah diterima dan disetujui oleh Konsultan Perencana.
3.13. Pengujian
Pengujian ini perlu dilakukan bila pabrik tidak menunjukkan sertifikat pengujian
tersebut, meliputi :
a. Tegangan primer : 20 KV
b. Tegangan sekunder : 400/231 V
c. Vector group : Dyn-5
d. Titik netral harus dikeluarkan dan disediakan terminal netral dengan sistem
pentanahan terpisah.
e. Kenaikan suhu maksimum kumparan 65 C.
f. Tap tiga phasa disisi primer lebih kurang 2,5%-5% dalam 5 step dan
kedudukan dari tap harus dibaca dengan jelas.
g. Tegangan hubung singkat adalah 5% pada temperatur 75 0C dengan toleransi
10%.
h. Tingkat kebisingan tidak boleh melebihi 52 dB dengan toleransi 2 dB.
i. Impedance : 5,5%
j. Total loses maximum 6,600 Watt.
4.4. Konstruksi
Transformator merupakan trafo minyak (oil trafo) yang terdiri dari pendinginan
dengan minyak.
Inti terdiri dari baja high grade cold rolled electrical sheet steel.
1. HV Porcelain Bushing on Cover
10. Oil Filter Valve
2. LV Proceilain Bushing on Cover
11. Plug in Bushing 50mm c/w
3. Oil Level Indicator
straight connector on cover
4. Thermometer w/o Contact
12. DGPT – 2 / RIS
5. Manual Off-load Tap Charger
13. Buchhollz Relay
6. Name Plate
14. Thermowell
7. Radiator
15. Samping Valve.
8. Drain Valve
16. Roller
9. Liting lug
Papan Nama
Data yang harus dicantumkan pada papan nama adalah sebagai berikut :
Ö Type trafo
Ö Nama pabrik
Ö Tahun pembuatan
4.5. Garansi
Pabrik pembuat trafo harus memberikan garansi terhadap semua trafo yang akan
dipasang. Sertifikat pengujian dari pabrik harus disertakan pada penyerahan trafo,
sertifikat tersebut harus menunjukkan, bahwa trafo yang bersangkutan adalah
sesuai dengan standard-standard yag berlaku.
Bila trafo yang bersangkutan mengalami kegagalan dalam pangujian, maka pabrik
bertanggung jawab atas trafo tersebut sampai memenuhi syarat setelah diadakan
pengujian ulangan dan diterima baik oleh Konsultan MK.
5.1. Standard
Kabel dan perlengkapan harus direncanakan dan dibuat mengikuti standar dan
ketentuan yang berlaku dari PUIL 2000 dan EIC terbitan yang terachir, disamping
itu juga harus mengikuti peraturan-peraturan terakhir dari :
a. VDE / DIN : Jerman
b. NEMA : USA
c. BS : Inggris
d. PLN / LMK : Indonesia
5.2. Karakteristik Sistem
a. Tegangan antar phasa : 20 KV
b. Tegangan kontinue sistem : 24 KV
c. Test tegangan impuls : 125 KV
d. Frekwensi : 50 Hz
e. Rating daya hubungan singkat
pada jaringan : 500 MVA
5.3. Konstruksi Kabel
a. Konduktor dari bahan tembaga stranded
b. Insulasi XLPE
c. Lapisan semi konduktor sebelah dalam warna hitam
d. Lapisan semi konduktor sebelah luar warna hitam.
e. Metallic screen dari pita tembaga
f. Birder dari pita polyester
g. Selubung terluar dari PVC warna merah.
5.4. Pengujian / Testing
a. Factory Test.
i. Pengetesan Individual
Pengetesan ini dilakukan pada setiap potong kabel dan terdiri dari
pengetesan sebagai berikut :
¾ Pengetesan ukuran tahanan hantaran
¾ Pengetesan dielektrik
¾ Pengukuran loss factor
b. Site Test.
5.5. Garansi
Sertifikat pengetesan dari pabrik pembuat kabel harus disertakan pada
penyerahan kabel.
la kabel yang bersangkutan mengalami kegagalan dalam pengetesan, maka
pabrik pembuat kabel dan kontraktor bertanggung jawab atas kabel tersebut,
sampai kabel tersebut dapat berhasil dalam pengetesan ulang dan diterima baik
oleh Konsultan Pengawas.
Dalam lingkup ini termasuk seluruh pekerjaan yang tertera di dalam gambar dan
spesifikasi teknis ini maupun tambahan- tambahan lainnya.
b. Panel-panel lainnya yang tidak tertulis di dalam spesifikasi teknis ini, tetapi
tercantum dalam gambar rencana.
6.4. Bus-bar/Rel
Bus-bar minimal harus dari bahan tembaga yang lapisan luarnya dilapis dengan
lapisan perak, dengan ukuran sesuai dengan kemampuan arus 150% dari arus
beban terpasang yang ukurannya disesuaikan dengan ukuran PUIL (daftar No.
630 - D1 - D4 / PUIL 2000).
Semua bus-bar/rel harus dicat sesuai dengan kode warna dalam PUIL 2000
sebagai berikut :
a. Phasa : merah, kuning, hitam
b. Netral : biru
c. Ground : hijau-kuning
Serta dipegang oleh isolator dengan kuat dan baik pada kerangka panel.
Semua bus-bar/ rel harus dicat dengan warna yang sesuai dengan yang
disebutkan pada PUIL2000.
Cat tersebut harus tahan terhadap panas sampai dengan temperatur 75 derajat
Celcius.
Bus-bar disusun oleh isolator dengan baik untuk sistem 3 phasa 4 kawat seperti
ditunjuk dalam gambar. Setiap panel harus mempunyai bus-bar netral yang
diisolir terhadap tanah, sebuah bus-bar pentanahan yang selanjutnya diklem
dengan kuat pada frame panel dan dilengkapi dengan klem untuk pentanahan.
¾ Merah : start
¾ Hijau : stop
¾ Orange : fault
Khusus untuk hydrant, dan pompa-pompa harus dilengkapi dengan alat starting
automatic dan WLC.
Hydrant harus dapat start secara automatic. Bila panel hydrant mendapat signal
dari Master Control Fire Alarm.
6.7. Konstruksi Panel harus dilengkapi dengan contactor dan relay-relay yang
berhubungan dengan Control.
a. Panel tegangan rendah harus dapat dioperasikan dengan aman oleh petugas,
misalnya seperti pengoperasian saklar daya (MCCB/ACB), pemutus tenaga
(CB).,pemasangan kembali indikator-indikator, pengecekan tegangan,
pengecekan gangguan dan sebagainya.
b. Panel tegangan rendah terdiri dari lemari - lemari yang digunakan untuk
pemasangan peralatan-peralatan atau penyambungan- penyambungan.
Setiap lemari hanya dapat dibuka bila semua peralatan bertegangan dalam
lemari tersebut telah off / mati.
c. Peralatan yang merupakan bagian dari sistem pengaman/interlock harus
dibuat sedemikian rupa, sehingga tidak mungkin terjadi kecelakaan akibat
kesalahan- kesalahan operasi yang dibuat oleh petugas.
d. Panel / kubikel dibuat dari pelat baja tebal tidak kurang dari 2,00 mm dan
diberi penguat besi siku atau besi kanal dengan ukuran standard, sehingga
dapat dipertukarkan dan diperluas dengan mudah dan masing-masing
terpisah satu sama lain dangan alat pemisah.
e. Tiap kubikel terdiri dari bagian sebagai berikut :
¾ Ruangan busbar disebelah atas dilengkapi dengan penutup yang dapat
dilepaskan dengan baut setelah switchgear dimatikan.
¾ Ruangan peralatan dilengkapi dengan pintu disebelah muka, yang
dihubungkan dengan sebuah handel pembuka peralatan sedemikian rupa,
sehngga hanya dapat dibuka bila bagian dalam ruangan tersebut telah
off/mati.
f. Finishing dari panel harus dilaksanakan sebagai berikut:
¾ Semua mur dan baut harus tahan karat, dilapis cadmium.
¾ Semua bagian dari baja harus bersih dan harus dilindungi dari karat
setelah pengelasan, kemudian secepatnya harus dilindungi terhadap karat
dengan cara galvanisasi atau "Chromium Plating atau dengan zinc
chromite primer.
¾ Pengecatan finish dilakukan dengan empat lapis cat oven warna abu-abu
atau warna lain yang disetujui Owner.
g. Circuit breaker kapasitas sampai 1000 A harus dari type Moulded Case Circuit
Breaker (MCCB), sedangkan untuk kapasitas 1000 A keatas memakai type Air
Circuit Breaker (ACB) jenis draw-out type.
Manually operated dilengkapi mekanisme operasi yang trip free dari type
Quick make, Quick break.
CB/MCCB/ACB yang dipasang pada daerah main interlock harus dari jenis 4
(empat) pole dan dapat dioperasikan dengan satu motor listrik (motor
operated breaker), untuk cabang-cabang lainnya motorized circuit breaker
diberikan notasi M seperti terdapat pada gambar.
CB/MCCB/ACB harus dari merk MG, atau SIEMENS dan KM.
h. Panel/kubikel harus dilengkapi dengan Relay pengaman terhadap kesalahan
hubungan ke tanah (earth/ground foult relay) dan kelengkapan relay
pengaman lainnya (over current relay, reverse power relay dan lain-lain)
seperti terdapat pada gambar.
Main bus-bar dalam panel harus dipasang horizontal dibagian atas dan
mempunyai kemampuan hantar arus kontinu minimal sebesar 1,5 (satu
o. Type panel-panel yang digunakan adalah indoor untuk panel yang besar type
floor mounted, sedangkan untuk panel yang kecil mengunakan type wall
mounted.
p. Pendidikan dan Latihan
Kepada tiga orang yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas tentang Operasi dan
Perawatan lengkap dengan 5 copy operating/Maintenance dan Repair
Manual. Segala sesuatunya atas biaya Kontraktor.
7.1. Umum
Kabel daya tegangan rendah yang dipakai adalah bermacam-macam ukuran dan
type yang sesuai dengan gambar rencana (NYA, NYM, NYY , NYFGbY dan FRC
0,6/1KV dan Fire Resisten Cable), kabel Daya tegangan rendah ini harus sesuai
dengan standard SII atau SPLN.
a. Bahan
Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi
peraturan PUIL/LMK. Semua kabel/kawat harus baru dan harus jelas ditandai
dengan ukurannya, jenis kabelnya, nomor dan jenis pintalannya.
b. Splice/Pencabangan
Tidak diperkenankan adanya "splice" ataupun sambungan-sambungan baik
dalam Feeder maupun cabang- cabang, kecuali pada outlet atau kotak-kotak
penghubung yang bisa dicapai (acceptable).
Semua sambungan kabel baik didalam junction box, panel ataupun tempat
lainnya harus mempergunakan connector yang terbuat dari tembaga yang
diisolasi dengan porselen atau bakelit ataupun PVC, yang diameternya
disesuaikan dengan diameter kabel.
c. Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk pencabangan,hubungan dan lain-lain seperti karet,
PVC, asbes, tape sintetis, resin, splice case, compostion dan lain-lain harus
dari type yang disetujui, untuk penggunaan, lokasi voltage dan lain-lain
tertentu itu harus dipasang memakai cara yang disetujui menurut anjuran
perwakilan Pemerintah dan atau Manufacturer.
d. Penyambungan Kabel
¾ Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak
penyambung yang khususuntuk itu (misalnya junction box dan lain-lain).
Kontraktor harus memberikan brosur-brosur mengenai cara-cara
penyambungan yang dinyatakan oleh pabrik kepada Konsultan Pengawas.
¾ Bila kabel dipasang tegak lurus dipermukaan yang terbuka, maka harus
dilindungi dengan pipa baja dengan tebal 0,3 mm .... maksimal 2,5 mm.
Cable Ladder, Cable Tray dan Cable Trunking, harus terbuat dari material Hot
Rolled Steel Sheet, minumum ketebalan 2,00 mm dan 1,6 mm untuk Cable
Tray dan Tranking serta diproses Standard Finishing dengan Hot Dipp
Galvanized, ketebalanpelapisan (coating) 80 micron.
Cable Ladder, Cable Tray dan Cable Trunking, harus dilengkapi dengan Flat
Wise Elbow, Outside Riser, Inside Riser, Hanger dan Bracket serta
perlengkapan lainnya.
Junction box yang terlihat dipakai ex. Jerman, tutup blank plate stainless
steel, type "star point" MK, three star atau setara.
Ujung pipa kabel yang masuk dalam panel dan junction box harus
dilengkapi dengan socket/ lock nut, sehingga pipa tidak mudah tercabut
dari panel. Bila tidak ditentukan lain, maka setiap kabel yang berada
pada ketinggian muka lantai sampai dengan 2 m, harus dimasukkan
dalam pipa PVC dan pipa harus diklem ke bangunan pada setiap jarak
50 cm.
¾ Kabel yang ditanam langsung dalam tanah harus dilindungi dengan bata
merah dan diberi pasir, ditanam minimal sedalam 80 cm.
¾ Untuk kabel yang melewati jalan raya ditanam sedalam 100 cm dan
dilapisi pipa galvanized.
¾ Alas galian (lubang) dilapisi dengan pasir kali setebal 10 cm, kemudian
kabel diletakkan diatasnya diberi bata dan akhirnya ditutup dengan tanah
urug.
8.2. Fixture lampu TL1x36W dan TL1x18W, kap kristal untuk wasthafel +switch.
8.3. Fixture lampu TL2x36 Watt type V-Shave, dengan plat baja di cat dasar
tahan karat dan difinish dengan powder coating.
8.4. Fixture lampu dengan TL 1x36 watt type TKO (Surface mounted) Khusus
untuk lampu Inderect dengan sistem pemasangan dimiringkan, type lampu
yang dipakai type 33 atau warna kuning.
8.5. Fixture Lampu TL 2x36 Watt type TKI (Recessed Mounting) dengan kap
Kristal rata dengan plafon..
8.6. Fixture lampu dengan TL 1x 36 watt type TKO, khusus untuk tangga darurat
ditambahkan Batteray Nicad dengan Kap. Acrilic.
8.7. Fixture lampu dengan tulisan EXIT (harus ada penunjuk arah). TL 1x10 VA
type EXIT GREEN termasuk Batteray Nicad.
8.8. Fixture Lampu Down light, steel body, polished gilt aluminioum reflector,
polyamide cover dengan lampu PL 1x18 W.( (18 Watt) dengan diameter
dalam 150 mm.
Tampa Nicad maupun dengan Nicad batteray
8.9. Fixture Lampu Down light, steel body, polished golt aluminioum reflector,
polyamide cover dengan lampu PAR warna putih atau kuning 60 watt
dengan diameter dalam 175 cm.
8.11. Down light type Tabung, steel body, polished gilt aluminioum reflector,
polyamide cover dengan lampu PL 1x18 W.( (20VA) dengan diameter dalam
150 mm. tinggi 205 mm, pemasangan outbow.
c. Type rumah dan lampu tahan air dan benturan sesuai dengan pasangan luar.
d. Lampu dapat digerakkan vertikal 180o.
e. Merk lampu dari Philips.
f. Dudukan lampu diatas Pos Jaga.
b. Saklar atau Stop Kontak dinding terpasang pada junction box metal dengan
menggunakan baut, pemasangan dengan cakar yang mengambang tidak
diperbolehkan.
b. Kode Warna insulasi kabel harus mengikuti ketentuan PUIL sebagai berikut :
i. Fasa 1 : merah
ii. Fasa 2 : kuning
iii. Fasa 3 : hitam
iv. Netral : biru
v. Tanah (ground) : hijau-kuning
a. Pipa instalasi pelindung kabel instalasi yang dipakai adalah pipa PVC khusus
listrik.
b. Pipa, elbow, socket, junction box, clamp dan accessories lainnya harus sesuai
yang satu dengan yang lainnya, yaitu tidak kurang dari 3/4" diameter.
c. Pipa flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak sambung
(junction box) dan armature lampu.
Sedangkan pipa untuk instalasi penerangan dan stop kontak dengan pipa
PVC, khusus untuk listrik High Impact conduit-heavy gauge, minimum
diameter 20 mm.
Semua material yang disupply dan dipasang oleh Kontraktor harus baru dan material
tersebut harus cocok untuk dipasang didaerah tropis.Material-material harus dari produk
dengan kwalitas baik dan dari produksi yang terbaru. untuk material- material yang
disebutkan dibawah ini, maka Pemilik harus menjamin bahwa barang tersebut adalah
baik dan baru dengan jalan menunjukkan surat order pengiriman dari dealer/agen/pabrik.
a. Peralatan Panel : switch, circuitbreker, alat ukur dan kontaktor.
b. Peralatan Lampu : armature, bola lampu, ballast , kapasitas dan fitting.
c. Peralatan Instalasi : stop kontak, saklar, saklar- hotel dan Grid switch.
10.1. Umum.
a. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi penyediaan, pengujian dan perbaikan selama masa
pemeliharaan dari sistem penangkal petir yang lengkap sesuai spesifikasi
ini, serta pengurusan izin dari badan yang berwenang (Jawatan
Keselamatan Kerja).
i. Terminal Udara
ii. Penghantar
iii. Pentanahan
iv. Izin dari Instansi yang berwenang
v. Pekerjaan lain yang menunjang pekerjaan-pekerjaan diatas
b. Referensi
Pekerjaan harus dilakukan mengikuti standard dan peraturan yang berlaku
dari Jawatan Keselamatan Kerja atau standard/ peraturan yang dikeluarkan
dari pabrik.
c. Material
Material yang digunakan dalam sistem penangkal petir dalam keadaan baik
dan sesuai dengan yang dimaksudkan serta disetujui oleh Direksi
Lapangan. Daftar material, katalog dan shop drawing harus diserahkan
kepada Direksi Lapangan sebelum dilakukan pemasangan. Material atau
alat-alat yang tidak sesuai dengan spesifikasi ini akan ditolak.
d. Gambar-gambar kerja
Gambar-gambar kerja menunjukan secara umum tata letak peralatan dan
Instalasinya, penyesuaian harus dilakukan dilapangan, karena keadaan
sebenarnya seperti jarak-jarak dan ketinggian ditentukan oleh kondisi
lapangan.
e. Gambar-gambar sesuai pelaksanaan (As built drawing).
Kontraktor harus membuat catatan yang cermat dari penyesuaian-
penyesuaian di lapangan. Catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam
satu set gambar lengkap (kalkir) sebagai gambar-gambar sesuai
pelaksanaan (As built drawing). As built drawing harus diserahkan kepada
Direksi setelah pekerjaan ini selesai dilaksanakan.
f. Standard dan Peraturan.
Seluruh pekerjaan harus diselenggarakan mengikuti standard dan peraturan
yang berlaku. Disamping itu harus ditaati pula peraturan dan hukum
setempat yang ada kaitannya dengan pekerjaan ini.
d. Pentanahan.
Tempat elektroda pentanahan harus dibuatkan bak kontrol dari beton.
Sambungan antara elektroda dengan kabel coaxial harus dapat dilepas dan
dipasang kembali dengan sistem Cadweld, Sistem pentanahan dipasang /
diletakan sesuai dengan yang ditunjukan pada gambar.
e. Pemasangan/Pelaksanaan
Cara-cara pemasangan Penangkal Petir sistem ini harus sesuai dengan
petunjuk-petunjuk dan spesifikasi pabrik.
ii. Pemegang konduktor/klem harus terbuat dari bahan yang sama dengan
konduktor untuk mencegah terjadinya elektrolisa jika terkena air.
iii. Sambungan-sambungan :
1. Sambungan yang diperlukan haruslah menjamin kontak yang baik
dan tidak mudah terlepas.
2. Sambungan sedapat mungkin mengurangi kerugian-kerugian tipis
akibat adanya sambungan.
iv. Pelindung mekanis
Down konduktor harus dilindungi terhadap kerusakan mekanis dengan
pipa PVC type AW, seperti pada gambar rencana.
f. Pemeriksaan
Sistem Penangkal Petir akan diperiksa oleh Konsultan MK untuk
memastikan dipenuhinya spesifikasi ini.
Semua bagian dari instalasi ini harus diperiksa oleh Konsultan Pengawas
terlebih dahulu sebelum tertutup atau tersembunyi.
Setiap bagian yang tidak sesuai dengan syarat-syarat spesifikasi dan
gambar-gambar harus segera diganti, tanpa membebankan tambahan biaya
pada Owner.
iii. Tingkat kebisingan suara diluar Genset type Bonnet & Sound proof)
pada jarak 3 meter harus diukur tidak lebih dari 70 dB.
(Pengukuran dilakukan pada malam hari).
Training tentang operasi dan perawatan tersebut harus lengkap dengan 5 (lima)
set copi buku Operating Maintenance, Repair Manual Book serta sampai
mendapatkan certificat resmi yang dikeluarkan oleh Manufacturer. Segala
sesuatunya atas biaya Kontraktor.
11.10 After Sales Service
Kontraktor harus melampirkan didalam penawarn, tentang daftar alamat di
Indonesia dari badan perwakilan dan workshop dari merk diesel genset yang
ditawarkan, serta jaminan bahwa workshop tersebut mampu memberikan jasa
purna jual (after sales service) terhadap type diesel genset yang ditawarkan.
Sistem tersebut diatas harus dapat dicapai untuk site kondisi sebagai berikut
Ambient temperatur : 35 derajat C.
Humidity : ± 80%
Sealevel : 5-10 meter di
Atas permukaan laut.
b. Mesin Diesel
i. Mesin diesel harus dapat mengeluarkan tenaga minimum secara
konstan untuk menggerakkan Generator dengan kapasitas daya
listrik output minimum 400 KVA standby output.
ii. Kecepatan normal Mesin Diesel adalah 1500 rpm, dan peralatan
pengontrolan putaran harus dipasang pada kontrol panel Genset
seperti Governor / Engine Speet Control type Elektronic dilengkapi
dengan elektronic speet otomatic fine ajustment.
vii. Peralatan berikut ini harus sudah termasuk didalam paket Mesin
Diesel antara lain :
Pengukur suhu minyak pelumas.
Petunjuk suhu minyak pelumas.
Pengatur suhu air pendingin.
Batteray Charger.
Kunci Stater.
Alat pengukur batteray dan lampu penunjuk.
c. Alternator ( Generator ).
i. Karakteristik
Rated out put 400 KVA, Standby (minimal)
4 pole generator, out put voltage 230/400 volt, 3 phasa, 50 Hz.
Brushles exiter
Insulation class H
Rasio interference filter
Over voltage protection with adjustable time delay to avoid
nuisance tripping.
i. Type Panel
Panel tegangan rendah harus tahan terhadap udara lembab dn panas
untuk pasangan dalam (indoor).
Seluruh komponen harus di-finish sesuai dengan kondisi tropis. Panel
adalah type tertutup (enclosed) dan free standing.
ii. Standard
Panel harus dibuat mengikuti syarat/standard dalam PUIL atau
standard-standard international lainnya (IEC, VDE/ DIN, BS, NFC,
NEMA, JIS).
e. Kontrol Panel
Kontrol panel yang dipasang berdiri diatas lantai dengan diberi pondasi serta
peralatan yang termasuk dalam panel sebagai berikut :
12.1 Umum
i. Pengisi dari mobil supply bahan bakar, pipa dilengkapi dengan flow oil
meter.
ii. Pengisian ke tangki harian.
iii. Pipa over flow dari tangki harian.
iv. Pipa drain main tank yang dilengkapi dengan strainer
v. dan gate valve.
vi. Pipa vent.
vii. Fuel gauge
viii. Penyediaan dan pemasangan tangki harian, support tangki harian dan
dilengkapi dengan gelas pengukur, lubang tempat pembersih dan
pipa-pipa :
xi. Penyediaan pompa elektrik dan pompa tangan untuk pengisian bahan
bakar ke tangki harian.
xiii. Penyediaan bak kontrol untuk lubang pipa pengukuran bahan bakar.
xiv. Penyediaan bak kontrol untuk suatu saat jika diperlukan untuk membuka
penutup main tank.
d. Semua bak kontrol harus dibuat lengkap dengan penutup yang dapat
dibuka guna pengontrolan.
e. Tangki harian maupun main tank harus dilengkapi dengan pipa ventilasi,
pipa drain dan main hole.
f. Tangki bahan bakar harian include didalam genset Silent Type.
g. Tangki bahan bakar main tank terbuat dari besi plat 8 mm, yang diberi
penulangan dengan besi siku 120x120x12mm.
Cara pengerjaannya sama seperti cara pengerjaan tangki harian.
Kapasitas tanki bulanan (main tank) 4000 liter.
Main Tank selesai dilas dibersihkan dengan memakai sikat kawat,
kemudian dibersihkan, lalu dicat dengan cat menie besi setelah kering lalu
dicat lagi dengan cat aluminium.
h. Khusus untuk Main tank, karena diletakkan di luar bangunan, sehingga
diatasnya harus dibuatkan lubang diameter 1 1/2" dan dipasang potongan
pipa sepanjang ± 0,5 m, kemudian dilas ke dinding tangki tersebut dan
bagian atas dari pipa diberi tutup (plug) yang dapat dibuka pada waktu
akan dimasukkan batang pengukur bahan bakar.
i. Tangki harian harus dipasang Float valve yang akan mengontrol motor
pompa pengisian bahan bakar.
j. untuk Main Tank harus diberi pipa penguras (drain).
Untuk pipa penguras main tank harus dihubungkan dengan gear pump
(pompa minyak) yang dapat menyedot keseluruhan minyak dari Main
tank.
Pipa penguras sebelum dipasang di gear pump harus melalui strainer dan
gate valve.
k. Pengisian bahan bakar dari main tank ke tangki harian dengan gear pump
dan di back up dengan manual hand pump.
l. Semua instalasi pipa bahan bakar harus ditest dengan dua kali daya
kerjanya.
m. Tangki harian dan main tank harus ditest dengan jaminan dari Kontraktor.
a. Plat tangki bahan bakar main tank terbuat dari besi plat dengan ketebalan
8 mm. Kapasitas : 5000 liter.
b. Gate valve dan check valve
Motor pompa minyak/gear pump untuk motor pompa pengisian dan untuk
motor pengurasan :
Motor :
i. Merk : AEG atau setara
ii. Daya : disesuaikan kebutuhan, minimal 1,5 HP
iii. Putaran : ± 1.500 rpm
iv. Tegangan : 220 V
v. Frequency : 50 Hz
vi. Kapasitas : Disesuaikan kebutuhan minimal 30 l/menit
viii. Total head : Disesuaikan kebutuhan minimal 12 m
a. Pipa :
Pipa untuk bahan bakar dari jenis black steel, medium class,
ukuran-ukuran pipa disesuaikan dengan gambar perencanaan.
14.8 Pengadaan, pemasangan pekerjaan lainnya yang menunjang elektronic ini dapat
beroperasi dengan baik ( seperti pekerjaan Connection Cable, kabel rack, support
equitment dan accesories lainnya).
Standard dan Referensi yang digunakan disini adalah sesuai dengan standard.
15.1 Peraturan Pemerintah/Pemerintah Daerah tentang pemasangan Instalasi
Komunikasi dalam Gedung.
15.2 Peraturan PT. TELKOM tentang syarat-syarat penyambungan Telepon.
15.3 Peraturan Pemerintah/Pemerintah Daerah tentang Pemasangan Sistem Deteksi
dan Alarm Kebakaran dalam Gedung.
15.4 Peraturan Departemen Pekerjaan Umum SKBI - 3.4.53.1987 UDC : 699.81 :
614.84 tentang pemasangan sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran untuk
Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung.
15.5 Peraturan pemerintah/Pemerintah Daerah tentang pemasangan Instalasi Sound
System dalam Gedung.
Juga dijadikan standard pegangan antara lain :
¾ Standard CCITT.
¾ Standard NF.PA
¾ Standard yang dikeluarkan oleh pabrik
17 G a r a n s i.
Semua pekerjaan, bahan dan perlengkapan harus digaransikan selama 12 (dua
belas) bulan. Semua perlengkapan, bahan dan pekerjaan yang tidak baik harus
secepatnya diganti atau diperbaiki oleh Kontraktor, tampa biaya tambahan dengan
material merk / type yang sama.
16 Finishing
Semua material yang dipasang harus sudah difinishing setelah terpasang adalah
disyaratkan dan ini mencakup segala perbaikan pada material tersebut, maupun
pekerjaan lainnya sebagai akibat pemasangan instalasi, termasuk didalamnya
perbaikan, pengecetan kembali,pembersihan, dan lain-lain.
17 P A B X.
17.4 Kapasitas PABX sebanyak 110 ports, untuk 16 port melayani Analog trunk
line DTT, 100 port extention analog dan 8 port extention digital.
Power :
− Tegangan 220 / 240 V, 50 Hz.
− Rectifier / Charger 24 Vdc harus mampu untuk
40 A.
4. Batteray 24 Vdc untuk 8 jam dan harus mampu untuk 200
Ah.
Kondisi Kerja :
− Temperatur : 5 - 40 C
− Humidity : 20 - 80 %.
PABX
Kapasitas port : minimal 150
Jumlah port per slot/card : 24
Kompalibitas dengan modul 16 port : bisa
Kompatibilitas dengan modul 24 port : cisa
Kapasitas trunk analog / card : 24 port
Kapasitas trunk digital : 8 port per card
Kapasitas extension analog : 24,16
Kapasitas extension digital :8
Jangkauan extention
Analog : 20.000 m
Digital : 1000 m
Console Operator : 800 m
Pemograman: ada
Penyimpangan Cadangan : Magnetic opticard disk
Sistem Operasi : Unix
Sistem Pengendali : Store Programe mab
Controller
Switching Network : PCMTDM bykebps
Tehnologi Signaling : DTMF,Dial
pulse.Codes Digital
Tehnologi pengkondisian : Digital a-low
ISDN Pra trunk : Bisa
DID Merk : Bisa
Komunikasi data : Bisa
Aplikasi Sistem
Voice Mail : Bisa
Fax server : Bisa
Aoutomatic call distribution : Bisa
Multi Tennant : Bisa
Call charge Camputing : Bisa
Video Comfetence : Bisa
AFD : Bisa
Fasilitas di ex tension
Call transfer : Bisa
Call Back : Bisa
Call waiting/ second call : Bisa
Call pic-up : Bisa
Cal Hold : Bisa
Call Forwading/division : Bisa
16.1. Umum
Pengertian sistem Fire Alarm disini adalah sistem deteksi awal terjadinya
kebakaran yang akan memberikan indikasi secara audio maupun visual, dari
mana kebakaran itu berasal, sehingga dapat diambil tindakan pengamanan sedini
mungkin untuk memadamkan kebakaran.
Fire alarm merupakan suatu kesatuan sistem yang dikontrol dari peralatan sistem
kontrol.
Dalam lingkup termasuk seluruh pekerjaan yang tertera didalam gambar dan
spesifikasi teknis, maupun tambahan- tambahan lainnya, sehingga sistem siap
dioperasikan dan dapat beroperasi secara baik.
a. Pengadaan dan pemasangan satu sistem master control fire alarm ( Semi
Addressable ) dengan annuciator, batteray dan charger, Rectifier,
grounding dan Accesories.
b. Pengadaan dan pemasangan Central Fire Alarm (MCFA) Semi
Addressible lengkap dengan indikasi lokasi, display, LED, tombol set dan
reset, alarm bell ,
c. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kontrol untuk Pressurized
Fan, Flow Swith, Panel LVMDP.
Pengadaan dan pemasangan termination box fire alarm.
d. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai jenis detector,
manual break glass, BEL Indicating lamp, auxiliaria contact dan relay serta
lampu indicator setiap pintu kamar.
e. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai jenis kabel utama
dan kabel distribusi.
f. Pengadaan testing dan commissioning.
g. Pekerjaan-pekerjaan lainnya yang menunjang sistem ini agar dapat
beroperasi dengan baik.
Panel kontrol utama ini harus jenis addressable yang terdiri dari CPU
Mikroprosessor, PSU dan Analog Ring Loop Module. CPU dapat
berhubungan dengan peralatan – peralatan kontrol berikut ini untuk
membentuk sebuah sistem yang kompak: modul – modul ( seperti zone
modul, signal modul dan kontrol modul ) fire alarm, printer, annunciator
dan peralatan kontrol lainnya.
MCFA harus memiliki fungsi – fungsi berikut ini:
¾ Supervisi terhadap seluruh zone modul dan signal modul baik dari
sisi kabel putus (open circuit) maupun kabel hubung singkat (short
circuit)
¾ Mendeteksi detektor yang aktif dan menampilkan lokasi dari kondisi
alarm tersebut
¾ Mengoperasikan secara manual (ON/OFF) dari masing – masing
alamat modul dan detektor yang telah diprogram
¾ Tampilan pada panel harus menggunakan Liquid Crystal Display
Alphanumerik dan LED indikator dengan kode warna yang berbeda
serta tombol – tombol operasi untuk mengontrol sistem fire alarm
b. Ketentuan Bahan & Peralatan
6. Alarm Bell
7. Alarm Lamp
11 Bahan instalasi
¾ pipa conduit
¾ dos penyambungan elbouw dan socket
¾ klem
¾ cable rack
17.1. UMUM
Standard dan Peraturan.
Seluruh pekerjaan instalasi tata suara harus dilaksanakan mengikuti peraturan
dan standard yang berlaku :
e. Spesifikasi Teknis :
¾ Paging System.
Mixer Pre Apmplifier /Booster dilengkapi dengan :
Call station module (CSM)
Blank Panel Set (PBS)
Zone Relay Module (ZRM)
Output
Nominal output level : 1 V (3 dB V + 3 dB)
Muted output level : - 80 dB + 3 dB
Output impedence
Symetrical : < 200 ohm
Load Impendance Symmetrical > 2 k ohm
Speech Filter
AT 300 Hz : -3 dB+ +1/-3B
Afternation/ octave : 6 dB + 1 dB
Signal to noise ratio : > 54 dB
¾ Input :
Maximum input : 22 dB (balance)
: 15 dB (unbalance)
Input impendance : 12 k ohm
¾ Output :
Maximum output level : 22 dB (balance)
:15 dB (unbalance)
j. Ceiling loadspeaker
¾ Fleksible power selection with 3 setting
¾ 95 dB max, sound pressure level
¾ Ratax power : 3 watt
¾ Effective frequency range ( -10 dB): 100 Hz to 14 Khz
u. Cara Instalasi.
¾ Peralatan Utama
Semua peralatan utama dari sound system hendaknya dipasang
dalam rack equitment yang ditempatkan suatu ruangan tertentu
secara rapi sehingga peralatan bisa berfungsi dengan baik, sistem
pemanggilan (paging desk), yang sudah dilengkapi dengan
pre-amp, zone selector dan lain-lain, ditempatkan dimeja operator
(Recepsionis).
¾ Instalasi Kabel.
Semua kabel yang ditarik harus dimasukkan kedalam pipa PVC dan
dipasang sejajar, harus dijaga jaraknya terhadap instalasi arus kuat
(misalnya berjarak 30 cm).
Kabel catu untuk setiap loudspeaker mempergunakan shilded wire 3
x 1,5mm2 atau setaraf, setiap kabel catu yang menuju loundspeaker
harus dikeluarkan lewat Tee Doos.
¾ Instalasi Loudspeaker
Pemasangan ceiling speaker harus disesuaikan dalam keadaan
ruangan dan dipasang serapi mungkin.
Pemasangan dan perletakan Attenuator harus disesuaikan dengan
tata letak dan tata guna ruangan.
Peralatan, bahan dan pengerjaan yang tidak baik harus diganti dan
diperbaiki oleh Kontraktor untuk dicoba dan didemonstrasikan
kembali.
w. Gambar-gambar
Gambar-gambar instalasi sound sistem menunjukan secara khusus teknis
pekerjaan instalasi sound sistem dimana didalamnya dinyatakan
besar-besarannya serta spesifikasi tertentu lainnya yang wajib dipenuhi.
x. Koordinasi Pekerjaan
Untuk melancarkan pekerjaan, maka Kontraktor harus mengkordinasikan
pelaksanaan pekerjaannya dengan pihak disiplin lainnya sebelum
pekerjaan dimulai. Gangguan dan konflik haruslah dihindari.
y. Daftar Bahan.
Dalam waktu tidak lebih dari 30 (tiga puluh) hari setelah Kontraktor
menerima pemberitahuan meneruskan pekerjaan, kecuali apabila ditunjuk
lain oleh Pengawas.
Dalam gambar kerja ini dengan jelas harus terlihat dan dijamin bekerjanya
alat-alat / peralatan-peralatan didalam sistem secara keseluruhan.
dd. G a r a n s i.
Semua pekerjaan bahan dan perlengkapan harus digaransikan selama
360 (tiga ratus enam puluh) hari.
Semua perlengkapan, bahan dan pengerjaan yang tidak baik harus
secepatnya diganti atau diperbaiki oleh Kontraktor tampa biaya tambahan
dengan material merk/type yang sama.
4.1. Camera
Peralatan camera digunakan adalah camera baru dan camera eksisting
terdiri dari ; Indoor Fixed Camera, Indoor P/T/Z Camera, Indoor Speed
Dome Camera, Outdoor Fixed Camera, Outdoor P/T/Z Camera dan
Outdoor Speed Dome Camera.
DVR akan ditempatkan pada 19” rack cabinet, untuk keyboard dan
mouse akan diletakkan dimeja console dilengkapi dengan KVM
Switch kapasitas 8 port, sehingga cukup menggunakan satu
pasang keyboard dan mouse untuk mengontrol semua DVR
termasuk PC Sistem Integrasi
c.. Monitor
Monitor yang digunakan adalah tipe 20.1” LCD Monitor untuk DVR,
monitor harus mempunyai bentuk yang ringkas dengan frame yang
tipis. Mempunyai resolusi tinggi 1280 x 1024 pixels dengan pixel
pitch yang rapat . Monitor nantinya akan ditempatkan pada console
yang terdiri dari monitor console dan meja operator
4.3. SPESIFIKASI
1. CAMERA
Spesifikasi teknis Camera adalah :
a. Fixed Camera 15” Bit Image Devise : 1/2 “ CCD ( Color With
Night Mode )Resolution : 540 TVL
Lens : DC Iris ,Varifocal.10mm–40mm
Sensitivity : 0.018 Lux ( Color )
Communication : Bilinx
Feature : 15 Bit DSP Technology
Superb Sensitivity IR Sensitivity at night
S/N Ratio : 50 dB
Temperature Operating : -20 ˚C to 50 ˚C
Electronic Shutter : Automatic, 1/50 to 1/500000 Sec
Safety : UL
HOUSING
Enclosure Protection : NEMA-4, IP55
Contruction : Aluminium and Advanced Polymer
Temperature : -30 ˚C to 50 ˚C
Safety : UL
Kabel koaksial untuk CCTV minimal harus dari tipe U/RG-59 yang dibuat dari 22
AWG stranded (7x30), 0.30” bare copper dan 95% bare copper braid shield
foam polyethylene insulation dengan black PVC jacket, seperti merek Belden,
Teldor dan Epan.
Tabel karakteristik kabel koaksial video:
Umum
Spesifikasi ini menjelaskan persyaratan bagi kabel video signal harus
memenuhi persyaratan dan standard NEC, IEC, STEL-K.
Sifat umum yang akan dilayani adalah sebagai berikut :
¾ Nominal Impendance : 75 Ohm ± 2%
¾ Nominal Capacitance : 53 PF/m
¾ Nominal Attenuation at 20°C at 900 MHz : 20.04 dB/100 meter.
Konstruksi
Kabel harus terdiri atas :
¾ Inner conductor : Copper
¾ Patent : Polyethylene
¾ Dielectric : Foam HDPE
¾ Tape : Aluminium polyester aluminium
¾ Screening : Duofoil+Tinned copper
¾ Jacket : Black PVC.
Kabel koaksial untuk CCTV minimal harus dari tipe U/RG-6 yang dibuat dari
18 AWG solid, 0.40” bare copper, duofoil+tinned copper braid shield gas
injected foam HDPE insulation, dengan black PVC jacket, seperti merek
Belden, Teldor dan Epan.
Tabel karakteristik kabel koaksial video:
Konstruksi
Kabel harus terdiri atas :
¾ Kabel daya harus dari kabel tipe heavy thermoplastic flexible yakni
tipe NYYHY ukuran 3 x 1,5mm², dari Supreme, Kabelindo atau
Tranka. Penghantar terbuat dari kawat tembaga yang dipilin atau
tembaga compact yang dipilih.
Umum
Spesifikasi ini menjelaskan persyaratan bagi kabel kontrol harus memenuhi
persyaratan Fire Safety Rating IEC 60332-1 dan standard TIA TSB -36, TIA /
EIA – 568 - A, UL, ETL
Konstruksi
f. Konduit.
¾ Konduit untuk kabel-kabel dalam gedung harus dari pipa uPVC tipe high
impact yang memenuhi standar BS 6099, merk produk Ega dan Clipsal,
dengan diameter sesuai petunjuk Gambar Kerja.
¾ Kabel yang ditanam dalam tanah, di bawah atau melintang jalan dan
perkerasan harus ditempatkan dalam konduit yang terbuat dari pipa baja
lapis galvanis kelas medium standar SNI 07-0039-1987, merk produk
Matsushita dan Nippon Steel dengan diameter sesuai Gambar Kerja.
¾ Konduit fleksibel harus terbuat dari pipa lentur uPVC yang memenuhi
standar BS 4607, digunakan pada tempat-tempat tertentu sesuai petunjuk
dalam Gambar Kerja. Konduit fleksibel ini harus tahan cuaca, panas, tidak
mudah pecah, serta kedap air dan debu.
Persyaratan Pemasangan.
a. Kabel-kabel instalasi terdiri dari 2 (dua) macam yaitu kabel daya dan kabel
sinyal. Seluruh kabel daya menggunakan jenis kabel jenis NYYHY 3 x
1,5mm2 yang diinstalasikan ke setiap peralatan yang ada pada setiap lantai.
Sedangkan kabel sinyal dibagi menjadi 3 (tiga) jenis yang terdiri dari kabel
sinyal video (coaxial cable) dalam ruang, luar ruang dan kabel sinyal data
Fiber Optic (FO).
Persyaratan Bahan-Bahan.
a. Semua bahan yang disuplai dan dipasang oleh Kontraktor harus baru dan
bahan tersebut khusus untuk pemasangan di daerah tropis, serta sebelum
pemasangan harus mendapat persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas,
Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.
b. Kontraktor harus bersedia mengganti bahan yang tidak disetujui karena
menyimpang dari spesifikasi atau hal lainnya, di mana penggantian tersebut
tanpa biaya ekstra.
Komponen-komponen dari bahan, yang mungkin sering diganti, harus dipilih
yang mudah diperoleh di pasaran bebas.
Pemasangan Kabel.
a. Luar Bangunan.
⋅ Kabel daya, kabel koaksial dan kontrol haruslah dilindungi dengan pipa baja
lapis seng sedemikian rupa sehingga kabel itu cukup terlindung terhadap
kerusakan mekanis dan kimiawi yang mungkin timbul pada tempat kabel
tersebut dipasang. Kabel ini akan dipergunakan untuk ESS dan saling
berhubungan dengan peralatan peralatan yang ada di ruang kontrol.
⋅ Pada area tanpa perkerasan kabel ditanam minimal 600mm dari permukaan
tanah dan harus diletakkan di dalam pasir, di atas galian tanah yang stabil,
kuat, rata dan bebas dari batu-batuan dengan ketentuan tebal lapisan pasir
tidak kurang dari 100mm. Sebagai timbunan perlindungan, di atas urukan
pasir harus dipasang beton atau batu bata pelindung.
⋅ Pada area di bawah perkerasan beton, kabel ditanam minimal 150mm dari
finish grade.
⋅ Kabel-kabel yang ditanam melintang jalan harus ditempatkan dalam konduit
pipa baja lapis seng/galvani atau PVC, seperti ditentukan dalam Spesifikasi
Teknis ini, dengan diameter sesuai Gambar Kerja.
Pemasangan dan jenis konduit yang dipilih sesuai petunjuk dalam Gambar
Kerja.
Pekerjaan galian, urukan kembali dan pemadatan yang dibutuhkan untuk
penanaman kabel harus dilaksanakan sesuai ketentuan.
⋅ Letak penanaman kabel harus ditandai dengan patok tanda kabel yang kuat,
jelas dan tepat di mana beradanya lokasi jalur kabel tersebut.
.Ada dua tipe perletakan konduit bawah tanah :
(1) konduit yang ditidurkan yang disebut konduit tanam langsung
(2) conduit yang ditidurkan di dalam beton yang disebut duct banks
. Cabel trench (saluran kabel) harus dibuat dengan
mempertimbangkan adanya penambahan kabel untuk masa yang
akan datang dengan cara sebagai berikut :
(1) minimal 5% (space area untuk satu jalur kabel) yang diestimasikan
untuk masa mendatang atau berdasarkan jumlah kabel yang ada.
(2) Jarak untuk kabel yang akan datang hendaklah diposisikan di atas
kabel yang ada dalam saluran.
. Jarak antar konduit minimal 25mm dari sisi luar konduit yang berukuran
25mm (1 inci).
. Jarak antara kabel kontrol dengan kabel power tegangan rendah minimal
30 cm dan jarak antara kabel kontrol dengan kabel tegangan menengah
minimal 2 m.
. Tidak diperkenankan adanya sambungan kabel di sepanjang jalur kabel.
b. Dalam Bangunan.
4. Conduit.
a. Tidak diizinkan adanya sambungan kabel dalam conduit atau
pelindung kabel.
b. setiap conduit yang ditanam didalam lantai beton, kedalaman
minimum 50mm dari permukaan lantai beton dan penempatan sisi
ujung conduit tegak lurus terhadap dinding.
c. Draw wire (kawat pancingan kabel) harus terpasang pada semua
sparing conduit pvc.
d. eluruh kabel harus terpaang didalam conduit atau flexible conduit.
5. Pengkabelan.
a. Kabel tidak direkomendasi terpasang dalam kondisi tertarik,
b. Pengkabelan tidak dibenarkan untuk disambung sesuai
ketentuan disain Structured Cabling System (SCS).
c. Persyaratan yang harus diperhatikan jarak antara kabel data
dengan kabel tenaga dengan ketentuan tabel sbb :
Jaringan kabel Kabel Tampa Kabel dengan
tenaga pelindung pelindung
Rating (kVA) Jarak antar kabel Jarak antar kabel
(mm) (mm)
R<1 300 25
1<R<2 450 50
2<R<5 600 150
R>5 1500 300
Keterangan :
6. System Desain.
a. Lokasi kerja jaringan system.
► Kontraktor harus menyediakan kabel/kawat sebagai
konektor antara terminal dengan outlet.
► Kabel data (Cat.6).
• Seluruh kabel data UTP Cat.6 memiliki separator
masing-masing spare terdiri dari 8 kawat isolasi 4
AWG, jenis solid, mempunyai 4 kode warna yang
tidak mudah terbakar.
• Kedua ujung kawat harus terpasang dengan flug
modul 8 posisi (RJ 45).
• Seluruh spesifikasi plug modul dari FCC CFR 4 part
68 subpart F dan IEC 603-7 dan dilapisi dengan
emas setebal 50 micro inchi pada bagian konektor.
• Seluruh kawat modul terbungkus dengan isolasi
yang kuat dan ringan.
• Tersedia kawat standard patch cord dengan ukuran
panjang standard 3,5,7,10,15,20 feet.
Spesifikasi kelistrikan:
● Maksimum DC resistan, 9.38 ohms / 100m.
● maksimum kapasitas antar kawat : 17.5 pF/ft
(56pF /m).
● karakteristik impendansi: 100 ohms+15% pada
Frek. 1-100 MHz.
● Kawat yang digunakan hantarannya telah diuji
standar giga bit dan dijamin oleh principle.
► Pengkabelan horizontal.
● kontraktor harus menyediakan kabel horizontal
untuk menghubungkan tiap outlet dengan sistem
jaringan backbone pada lantai yang sama.
● Type kabel Unshield Twisted pair (UTP) 4 pair
dengan separator masing-masing spare, jenis isolasi
PVC sesuai standar EIA/TIA 568, TSB-36,SB-40.
● Selain pemasangan kabel UTP, harus diperhatikan
ketegangan kabel dan radius standar 1 inch tekukan
kabel.
● Jaringan kabel antara terminal dan outlet tidak
diizinkan adanya sambungan.
● Kabel UTP Cat.6 – 4pair harus termasuk dalam
daftar Under Writter’s Laboratorium type CMR dan
CMP.
● Kabel UTP Cat.6-4pair harus mengikuti standar :
- Kategori 6-EIA/TIA TSB-36 sesuai dengan IEEE
802.5.
d. Kabel data UTP Category 6 (Cat. 6) Seluruh instalasi kabel data – UTP
Cat.6 harus diinstalasi dalam uPVC conduit diameter min. 20 mm, untuk
membedakan instalasi data dengan instalasi kabel lainnya, setiap
conduit dengan jarak 1,5 meter diberi cat warna yang tertentu.
8. Equitment Room.
a. Back bone / kabel fiber optic AMP F/O 2x(cable 4-core indoor
50/125 μm MM (multimode), kabel dari seluruh lantai menuju lantai
1 ruang server/computer.
b. Lightcrimp SC connector multimode, ceramic ferrule.
c. SC coupler duplex
d. Patch Panel for C coupler duplex (8 port x banyaknya lantai)
e. Consumable kit
f. F/O patch cord SC-SC 10 feet 50/125 μm MM (multimode)
g. Peralatan perlengkapan dan accessories.
9. Outlet
a. Outlet yang disediakan oleh pemborong tipe RJ-45 untuk kabel UTP
Cat.6
b. Standard outlet modul untuk jack 8 pin terpasang cocok dengan flush
monting standard
c. Setiap faceplate harus dipasang dengan outlet RJ-45
d. Outlet harus dikonfigurai ulang untuk penggunaan yang berbeda jika
diperlukan.
e. Outlet harus cocok dengan penggunaan EIA/TIA 568 Cat.6
f Kabel yang menuju outlet harus dipasang dari bawah outlet.
g. Outlet tidak boleh ditempatakan dilokasi yang memungkinkan resiko
kerusakan
h. Faceplate harus tertutup untuk mengurangi resiko terkontaminasi
dengan debu atau lainnya
j. Setiap faceplate harus terpasang dengan inbow box
k. Nama plate harus bersih dan berisi informasi nomor socket, nomor
outlet, lantai dan cabinet
l. Kategori 6 : Modular jack. Data informasi outlet untuk 100 ohm 22 –
26 AWG kabel tembaga harus berisi :
Ö Tersedia warna hitam,putih, abu-abu, kuning gading dan
kuning gading terang
Ö Mampu memuat minimum 2 dari 8 posisi / 8 penghantar modul
jack
Ö Mampu menerima minimum 200 re-terminasi tanpa terjadi
penurunan sinyal.
Ö Modular jack compatible untuk standard TIA 568A atau 568B
Ö Mudah dipindah-pindahkan dengan faceplate tetap berada
ditempatnya dan jack / plug dapat melewati faceplate tanpa
mengubah terminalnya
Ö Terdapat pintu yang berengsel untuk area yang sangat
terkontanminasi dengan debu
Ö Memberi identitas jaringan dengan kode warna
Ö Dibuat dengan ketahanan terhadap tekanan dan panas
Tersedia kabel serabut ScPT versi 100 ohm
m. Spesifikasi :
ANSI, TIA, EIA-568 dan ISO/IEC 11801 category 6
n. Faceplate
Ö Faceplate dapat digunakan baik untuk fiber ataupun
tembaga atau coaxial.
Ö Label identitas jaringan di tutup dengan platik transparan
Ö Kabel jumper
• Pemborong harus menyediakan kabel jumper
untuk sambungan silang dan interkoneksi di
blok terminal
• Tipe kabel jumper yang digunakan harus
mengikuti EIA/TIA Cat.6 dan blok terminal
harus digunakan seperti punch atau patch
panel atau LIU
• Kabel sambungan diberi kode warna dan
tersedia veri 1, 2, 3 dan 4 pairs dengan
panjang 3 ft sampai 10 ft
• Patch cord harus terpasang label untuk
mencegah kerusakan akibat tertukarnya
kabel.
• Patch cord :
• Pemborong harus menyediakan patch cord
untuk panel dan terminal block.
• Patch cord Cat. 6.
o Semua patch cord UTP/ScTP Cat.6
terdiri dari atas 8 isolasi 24 AWG, kabel
tembaga terserabut, 4 kode warna
o Semua ujung patch panel cord
dipasang plug modular 8 position angle
free (type RJ-45) seuai standard T568A
atau T568B
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
URUTAN HASIL
NO ITEM PEKERJAAN URAIAN SPESIFIKASI MEREK
KLARIFIKASI
I. TENAGA LISTRIK
Tangki Bahan Bakar a. Tangki Bulanan 4000 Liter ( plat 8mm) 1 Lokal
d. Transformator / : IP 34 1 Philips
2 Osram
3 Siemens
e. Capasitor 1 Philips
2 Notocon
3 Siemens
g. Stater 1 Philips
2 Atco
3 Siemens
11 Stop Kontak dan Saklar a. Jenis : Stop Kontak 1 phasa 1 Clipsal M-2000
2 MK (type delux)
3 National
4 Berker III-80
Cable Coaxial
b. Cable Coaxial 1 System 3000
2 Erico
III. UNTERUPTED POWER SUPLLY True on line c/w Batteray Nicad 1 Chloride
Duration 15 minites 2 Salicru
3 Vector
BAB
4
PEKERJAAN MEKANIKAL
PASAL 1. UMUM
Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan teknis. Apabila ada klausal dari
persyaratan ini yang dituliskan kembali, berarti menuntut perhatian khusus pada klausal-
klausal tersebut dan apabila menghilangkan klausal-klausal tersebut atau bukan berarti
menghilangkan klausal-klausal lainnya dari syarat - syarat umum.
Gambar-gambar dan spesifikasi perencanaan ini merupakan satu kesatuan dan tidak
dapat dipisah-pisahkan. Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau bahan atau
peralatan yang diperlukan agar instalasi ini dapat bekerja dengan baik dan hanya
dinyatakan dalam salah satu gambar perencanaan atau spesifikasi perencanaan saja,
Kontraktor harus tetap melaksanakannya sesuai dengan standart teknis yang berlaku.
PASAL 2. GAMBAR-GAMBAR
2.2. Gambar-gambar instalasi menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan
instalasi. Sedang pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi
dari proyek dan gambar-gambar arsitektur dan struktur/sipil harus dipakai sebagai
referensi untuk pelaksanaan dan detail “finishing“ dari proyek.
PASAL 3. KOORDINASI
3.1. ontraktor pekerjaan instalasi dalam melaksanakan pekerjaan ini harus bekerja
sama dengan Kontraktor bidang atau disiplin lainnya agar seluruh pekerjaan dapat
berjalan dengan lancar sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditentukan.
3.2. Koordinasi yang baik perlu diadakan untuk mencegah agar pekerjaan yang satu
tidak menghalangi / menghambat pekerjaan lainnya.
4.1. Kontraktor harus memiliki Surat Ijin Instalasi dari instansi terkait dan apabila tidak
memilikinya maka Kontraktor diharuskan untuk membuat surat pernyataan kerja
sama (bermeterai) dengan Sub Kontraktor yang mempunyai Surat Ijin Instalasi
tersebut.
4.2. Kontraktor harus mempunyai pengalaman yang cukup dalam untuk melaksanakan
pekerjaan instalasi air conditioning dan ventilasi yang sejenis atau pada bangunan
bertingkat.
5.1. Dalam waktu tidak lebih dari 30 (tiga puluh) hari setelah Kontraktor menerima
pemberitahuan meneruskan pekerjaan, kecuali apabila ditunjuk lain oleh Konsultan
MK dan Perencana. Kontraktor diharuskan menyerahkan daftar dari material-
material yang akan digunakan. Daftar ini harus dibuat rangkap 4 (empat) yang di
dalamnya tercantum nama-nama dan alamat manufacturer katalog dan
keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu oleh Konsultan MK Dan
Perencana. Persetujuan oleh Konsultan MK dan Perencana akan diberikan atas
dasar di atas.
5.2. Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang akan dipasang kepada
Konsultan MK dan Perencana. Semua biaya yang berkenaan dengan penyerahan
dan pengembalian contoh-contoh ini adalah menjadi tanggungan Kontraktor.
5.3. Bahan yang digunakan adalah sesuai dengan yang dimaksud di dalam spesifikasi
teknis ini dan harus dalam keadaan baru. Pekerjaan haruslah dilakukan oleh
orang-orang yang ahli.
5.4. Kontraktor diwajibkan untuk mengecek kembali atas segala ukuran / kapasitas
peralatan (equipment) yang akan dipasang. Apabila terdapat keragu-raguan
Kontraktor harus segera menghubungi Konsultan MK dan Perencana untuk
berkonsultasi.
5.5. Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas equipment yang sebelumnya tidak
dikonsultasikan dengan Konsultan MK dan Perencana, apabila terjadi kekeliruan
maka hal tersebut menjadi beban tanggung jawab Kontraktor, untuk itu pemilihan
equipment dan material harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan MK dan
Perencana.
6.1. Kontraktor pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran-
pengukuran yang dianggap perlu untuk memeriksa / mengetahui apakah seluruh
instalasi yang dilaksanakan dapat berfungsi dengan baik dan telah memenuhi
persyaratan-persyaratan yang berlaku.
6.2. Kontraktor harus melakukan semua pengetesan seperti yang dipersyaratkan disini
dan mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem yang disaksikan oleh
Konsultan MK dan Perencana. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang
perlu untuk percobaan tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor.
6.3. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang diperlukan dalam kegiatan testing
tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor. Hal ini termasuk pula peralatan
khusus yang diperlukan untuk testing dari sistem ini seperti yang dianjurkan oleh
pabrik yang juga harus disediakan oleh Kontraktor.
7.1. Bahan-bahan, perlengkapan, peralatan, accessories dan lain-lain yang disebut dan
dipersyaratkan dengan nama dalam persyaratan ini, maka Kontraktor wajib
menyediakan sesuai dengan peralatan/merk tersebut di atas.
7.2. Penggantian dapat dilakukan dengan persetujuan dan ketentuan - ketentuan dari
Konsultan MK dan Perencana.
8.1. Atas penggunaan material, sistem dan lain-lain oleh Kontraktor, pemilik dijamin
dan dibebaskan dari segala claim ataupun tuntutan yuridis lainnya.
9.1. Jika semua peralatan-peralatan yang sesuai dengan spesifikasi ini sudah dikirim
dan dipasang dan telah memenuhi ketentuan-ketentuan pengetesan dengan baik,
kontraktor harus melaksanakan pengujian secara keseluruhan dari peralatan-
peralatan yang terpasang dan jika sudah ditest dan ternyata memenuhi fungsi-
fungsinya sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari kontrak, maka seluruh unit
lengkap dengan peralatannya dapat diserahkan kepada pemilik dengan
dilampirkan berita acara test lapangan yang disetujui Konsultan MK dan
Perencana.
10.1. Peralatan-peralatan instalasi harus digaransikan selama satu tahun terhitung dari
penyerahan kedua.
10.2. Selama masa garansi, Kontraktor pekerjaan instalasi ini diwajibkan untuk
mengatasi segala kerusakan-kerusakan dari instalasi yang dipasangnya tanpa ada
biaya tambahan.
10.3. Selama masa garansi tersebut, Kontraktor pekerjaan instalasi ini masih harus
menyediakan tenaga-tenaga yang diperlukan yang dapat dihubungi setiap saat.
10.4. Penyerahan pekerjaan pertama baru dapat diterima setelah dilengkapi dengan
bukti-bukti hasil pemeriksaan atas instalasi dengan pernyataan, baik yang
ditandatangani bersama oleh instalatur yang melaksanakan pekerjaan tersebut
dan Konsultan MK dan Perencana serta dilampirkan sertifikat pengujian yang
sudah disahkan oleh badan instansi yang berwenang.
10.5. Jika pada masa garansi tersebut, Kontraktor pekerjaan instalasi tidak
melaksanakan atau tidak memenuhi teguran-teguran atas perbaikan, penggantian,
kekurangan selama masa garansi, maka Konsultan Perencana dan MK berhak
menyerahkan pekerjaan perbaikan / kekurangan tersebut pada pihak lain atas
biaya dari Kontraktor yang melaksanakan pekerjaan instalasi tersebut.
Training tentang operasi dan perawatan tersebut harus lengkap dengan 5 (lima)
set operating maintenance and repair manual books sehingga para
petugas/operator dapat mengoperasikan dan melaksanakan pemeliharaan.
10.7. Material / peralatan utama atau beberapa peralatan assesoris tertentu yang akan
dipasang harus disertai dengan :
PASAL 11. L A P O R A N
a) Kegiatan fisik.
b) Catatan dan perintah Konsultan MK dan Perencana yang disampaikan baik
secara lisan maupun tulisan.
c) Hal - hal yang menyangkut masalah :
• Material (masuk/ditolak).
• Jumlah tenaga kerja.
• Keadaan cuaca.
• Pekerjaan tambah/kurang.
12.2. Penangung jawab tersebut harus berada di tempat pekerjaan selama jam kerja
dan pada saat diperlukan dalam pelaksanaan atau pada saat yang dikehendaki
oleh Konsultan MK dan Perencana. Petunjuk dan perintah Konsultan di dalam
pelaksanaan harus disampaikan langsung kepada pihak Kontraktor melalui
penangung jawab Kontraktor.
13.2. Dalam merubah gambar rencana tersebut, Kontraktor harus menyerahkan gambar
perubahan yang dimaksud untuk Konsultan MK dan Perencana sebanyak rangkap
lima untuk disetujui.
13.3. Pengaduan dan perubahan material, gambar rencana dan lain sebagainya harus
diajukan oleh Kontraktor kepada Konsultan MK dan Perencana secara tertulis.
Perubahan-perubahan material dan gambar rencana yang mengakibatkan
pekerjaan tambah kurang harus disetujui secara tertulis oleh Konsultan MK dan
Perencana.
14.1. Pembobokan tembok, lantai dinding dan sebagainya yang dilakukan dalam rangka
pemasangan instalasi maupun pengembaliannya seperti keadaan semula adalah
termasuk pekerjaan Kontraktor yang bersangkutan.
14.2. Pembobokan hanya dapat dilaksanakan setelah mendapat izin tertulis dari
Konsultan MK dan Perencana.
14.3. Pengelasan, pengeboran dan sebagainya pada konstruksi bangunan hanya dapat
dilaksanakan setelah memperoleh izin/persetujuan tertulis dari Konsultan MK dan
Perencana.
15.1. Pekerjaan listrik yang termasuk pekerjaan instalasi ini adalah seluruh sistem listrik
secara lengkap, sehingga instalasi ini dapat bekerja dengan sempurna dan aman.
15.2. Pekerjaan tersebut harus dapat menjamin bahwa pada saat penyerahan pertama
(serah terima pekerjaan pertama), instalasi pekerjaan tersebut sudah dapat
dipergunakan pemilik.
16.2. Pekerjaan pemeliharaan dan pemeriksaan rutin tersebut harus dilaksanakan tidak
kurang dari dua minggu sekali.
17.1. Kontraktor diperbolehkan untuk membuat keet, kantor, gudang dan los kerja di
halaman tempat pekerjaan untuk keperluan pelaksanaan tugas administrasi
lapangan, penyimpanan barang/bahan serta peralatan kerja dan sebagai
area/tempat kerja (peralatan pekerjaan kasar) dimana pelaksanaan tugas instalasi
berlangsung.
17.2. Pembuatan keet, kantor, gudang dan los kerja ini dapat dilaksanakan bila terlebih
dahulu mendapatkan izin dari Pemberi Tugas.
PASAL 18. K E A M A N A N
18.2. Di bawah koordinasi Pemberi Tugas yang meneliti masuknya personil/pekerja dan
semua lalu lintas yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan.
19.1. Pada kantor, los kerja, gudang dan tempat-tempat pelaksanaan pekerjaan yang
dianggap perlu harus diberi penerangan yang cukup.
19.2. Daya listrik baik untuk keperluan penerangan maupun untuk sumber tenaga/daya
kerja harus disediakan oleh Kontraktor.
20.1. Selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung, kantor, gudang, los kerja dan tempat
pekerjaan dilaksanakan dalam bangunan harus selalu dalam keadaan bersih.
20.3. Peraturan-peraturan yang lain tentang ketertiban akan dikeluarkan oleh Konsultan
MK dan Perencana pada waktu pelaksanaan.
22.1. Jika terjadi kecelakaan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini,
maka Kontraktor diwajibkan segera mengambil segala tindakan guna kepentingan
para korban serta melaporkan kejadian tersebut kepada instansi dan departemen
yang bersangkutan/berwenang. Dalam hal ini polisi dan departemen tenaga kerja
akan mempertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
22.2. Peti PPPK dengan isinya yang selalu lengkap guna keperluan pertolongan
pertama pada kecelakaan harus selalu ada di tempat pekerjaan.
22.1. Pimpinan harian pada pelaksanaan pekerjaan oleh Kontraktor harus diserahkan
kepada penyelenggara kepala dengan kualifikasi ahli, berpengalaman dan
mempunyai wewenang penuh untuk mengambil keputusan.
22.2. Site Manager harus berada di tempat pekerjaan selama jam-jam kerja dan setiap
saat yang diperlukan Pemberi Tugas.
22.4. Kontraktor diwajibkan untuk menjalankan disiplin yang ketat terhadap semua
pekerja (buruh) dan pegawainya kepada mereka yang melanggar terhadap
peraturan umum, mengganggu ataupun merusak ketertiban, berlaku tidak wajar,
melakukan perbuatan yang merugikan terhadap pelaksanaan pekerjaan harus
segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan atas perintah pengawas harian. Bila
Kontraktor lalai, maka akan dikenakan tindakan sesuai dengan yang dimaksud
dalam pasal denda.
PASAL 23. P E N G A W A S A N
23.1. Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan adalah dilakukan oleh
Konsultan MK dan Perencana.
23.2. Pada setiap saat Konsultan MK dan Perencana atau petugas-petugasnya harus
dapat mengawasi, memeriksa dan menguji setiap bagian pekerjaan, bahan dan
peralatan. Kontraktor harus mengadakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan.
23.3. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengamatan
Konsultan MK dan Perencana adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Bertanggung jawab atas segala kejadian dalam hubungan kerja, baik antara
kontraktor dengan karyawan/pekerja maupun Pemberi Tugas sesuai dengan
undang-undang/peraturan-peraturan yang sah dan berlaku. Bertanggung jawab
atas segala sesuatu yang berkaitan dalam hubungan kerja antara kontraktor dan
segenap karyawan serta undang-undang / peraturan-peraturan yang telah
ditetapkan dalam undang-undang perburuhan.
a) Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi air bersih, instalasi air kotor,
instalasi air bekas, instalasi vent dan instalasi air hujan lengkap dengan
assessories dan bak kontrol sesuai gambar rencana dan spesifikasi.
b) Pemasangan dan penyambungan instalasi pipa PDAM dari Meter Air PDAM ke
Ground Reservoir lengkap dengan bak kontrol, stop valve dan assessoris lainnya.
d) Pengadaan dan pemasangan instalasi Sewage Treatment Plant (STP) dan Septic
Tank (ST) dengan system Anaerobic-Aerobic (Biofiltration) sesuai dengan
gambar dan spesifikasi.
e) Pengadaan dan pemasangan instalasi Roof Tank (RT), lengkap dengan base
frame, pondasi, Water Level Control (WLC), instalasi listrik dan instalasi
pemipaan sesuai dengan gambar dan spesifikasi.
g) Pengadaan dan pembuatan saluran drainase luar, sumur resapan air hujan dan
bak-bak kontrol sesuai gambar dan spesifikasi.
i) Pengetesan dan pengujian dari seluruh instalasi plumbing yang terpasang kecuali
sanitary.
k) Pembuatan shop drawing bagi instalasi yang akan dipasang dan pembuatan as
built drawing, manual operation dan pemeliharaan bagi instalasi yang telah
terpasang.
d) Pengujian terhadap kebocoran dan tekanan dari sistem plumbing air bersih
secara keseluruhan dan mengadakan pengamatan sampai sistem berjalan baik
sesuai dengan yang dikehendaki yaitu suatu sistem instalasi yang sempurna dan
terpadu.
e) Desinfeksi.
Sebelum sistem penyediaan air bersih atau bagian dari sistem ini dipakai harus
dilakukan cara desinfeksi sebagai berikut :
1.3. Lingkup Pekerjaan Instalasi Air Kotor, Air Bekas dan Ventilasi.
b) Pengadaan dan pemasangan instalasi pemipaan dari setiap alat sanitasi sampai
ke saluran air buangan (riool) maupun ke sumur resapan.
c) Memperbaiki semua kerusakan, semua galian yang diakibatkan baik oleh adanya
bobokan-bobokan, galian-galian maupun oleh kecerobohan para pekerjanya.
d) Pengujian sistem instalasi pemipaan terhadap kebocoran dan tekanan dari sistem
instalasi plumbing air kotor, air bekas dan vent secara keseluruhan dan
mengadakan pengamatan sampai seluruh sistem bekerja dengan baik sesuai
dengan yang dikehendaki yaitu suatu sistem yang sempurna dan terpadu.
1.5. Koordinasi.
a) Spesifikasi dan gambar rencana ini tidak menunjukkan secara detail berbagai
item pekerjaan dari peralatan-peralatan maupun penyambungan-
penyambungannya.
e) Setiap pekerjaan yang disebutkan dalam spesifikasi ini, tetapi tidak ditunjukkan
dalam gambar atau sebaliknya harus dilengkapi dan dipasang seperti pekerjaan
lain yang disebut oleh spesifikasi dan ditunjukkan dalam gambar.
1.7. Pengajuan-Pengajuan.
c) Prosedur pemasangan yang dikeluarkan oleh pabrik (jika ada) dari peralatan-
peralatan yang akan dipasang.
1.8. R e v i e w.
a) Apabila pekerjaan telah selesai dilaksanakan dan setelah serah terima pertama,
Kontraktor wajib menyerahkan gambar-gambar instalasi terpasang sebanyak 3
set cetak biru dan 1 set transparant.
2.2. Kontraktor pekerjaan ini harus mempunyai SIPP wilayah setempat sesuai dengan
klasifikasi yang dipersyaratkan dan surat ijin/pass dari PDAM dan Dinas Pemadam
Kebakaran setempat.
2.3. Cara-cara pemasangan & penggunaan peralatan utama maupun pembantu harus
sesuai dengan persyaratan pabrik pembuat peralatan tersebut.
2.4. Gambar kerja yang diminta oleh Konsultan Manajemen harus dipenuhi segera agar
pekerjaan tidak terhambat, dan sebelum dilaksanakan harus ada persetujuan dari
Konsultan Manajemen Konstruksi.
2.5. Jaminan peralatan utama yang dipasang harus sesuai dengan jaminan dari pabrik
pembuat.
2.6. Supplier dari peralatan yang dipakai sepenuhnya berada dalam tanggung jawab
Kontraktor pekerjaan ini.
2.7. Pekerjaan listrik yang termasuk dalam pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan
PUIL dan persyaratan pekerjaan instalasi listrik.
2.8. Semua pekerjaan Sipil (pondasi, thrust block, bak kontrol dan lain-lain) yang harus
dibuat oleh Kontraktor pekerjaan ini harus mengikuti spesifikasi pekerjaan sipil
(pasangan bata, beton dan sebagainya).
2.9. Kontraktor sistem instalasi harus dilengkapi dengan buku petunjuk operasi dan
pemeliharaan sebanyak 5 set.
2.11. Jika terjadi gambar dan spesifikasi bertentangan maka spesifikasi yang lebih
mengikat.
2.12. Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan
instalasi. Sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi
proyek. Gambar-gambar arsitektur dan struktur harus dipakai sebagai referensi
untuk pelaksanaan dan detail "finishing" dari proyek.
2.14. Persyaratan umum pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan persyaratan dalam
pasal pekerjaan plumbing di muka.
2.15. Kontraktor dianggap telah cukup mengerti dan mengetahui akan isi dan maksud dari
peraturan-peraturan dan syarat-syarat di atas.
Air bersih yang bersumber utama dari instalasi PDAM Kota dengan menggunakan
jaringan instalasi pemipaan langsung dialirkan ke dalam ground water tank (GWT)
gedung. Dari ground water tank, air bersih ini dengan menggunakan Pompa
Transmisi dialirkan ke dalam roof tank di lantai atap gedung. Kemudian dari roof tank,
air bersih didistribusikan ke setiap unit fixture pada masing-masing lantai dengan
system gravitasi. Sedangkan untuk melayani 2 (dua) lantai teratas menggunakan
pompa penguat (booster pump) agar tekanan air keluar unit-unit fixture pada lantai
tersebut sesuai dengan yang dipersyaratkan. Sebagai cadangan sumber air bersih
didapat dari instalasi Deep Well (jika memungkinkan).
Pada prinsipnya air buangan/bekas yang berasal dari toilet seperti dari floor drain,
washtafel dan sink pantry dibuat satu jalur pipa dan 1 (satu) jalur pipa lagi untuk air
kotor yang berasal dari closet. Untuk itu digunakan 2 (dua) pipa datar dan 2 (dua)
pipa tegak. Selanjutnya air kotor dan air bekas tersebut disalurkan ke instalasi
Sewage Treatment Plant (STP).
Pada dasarnya air hujan dari atap bangunan disalurkan melalui pipa-pipa tegak
sampai ke bak kontrol yang ada di lantai dasar.
Dari bak kontrol ini, air hujan disalurkan ke saluran drainase yang ada di sekeliling
gedung untuk selanjutnya dialirkan ke lokasi pembuangan akhir/saluran kota yang
sebelumnya melalui sumur resapan.
b) Apabila sesuatu bagian dari instalasi akan tertutup oleh tembok atau konstruksi
bangunan lain, maka bagian dari instalasi tersebut harus diuji dengan cara yang
sama seperti di atas sebelum ditutup dengan tembok atau bagian bangunan
tersebut (ceiling, ceramik dan lain-lain).
a) Apabila pada waktu pemeriksaan atau pengujian ternyata ada kerusakan atau
kegagalan dari suatu bagian dari instalasi atau bahan dari instalasi, maka
Kontraktor harus mengganti bagian atau bahan yang rusak atau gagal tersebut
dengan biaya kontraktor dan pemeriksaan/pengujian dilakukan lagi sampai
memuaskan pengawas.
c) Semua katup dalam sistem pipa yang sedang mengalami proses desinfeksi
tersebut harus dibuka dan ditutup beberapa kali selama jangka waktu 4 jam.
5.1. Peraturan-Peraturan/Persyaratan.
c) Kontraktor dianggap telah cukup mengerti dan mengetahui akan isi dan maksud
dari peraturan-peraturan dan syarat-syarat tersebut di atas.
5. Sistem pengolahan air kotor dan air bekas yang direncanakan adalah
“Biofiltration dengan contact anaerobic-aerobic system“ dengan kapasitas
pengolahan adalah : 20,0 m3/day dan 1,0 m3/day.
7. Proses ini merupakan aliran continue. Air limbah (all domestic waste water)
pertama-tama dialirkan ke dalam anaerobic chamber untuk menguraikan
8. Proses equalisai berfungsi untuk menyetarakan debit aliran air agar dalam
proses mikrobiologis tidak terjadi fluktuasi aliran yang akan berakibat
kurang optimalnya proses biologis oleh mikro organisme.
10. Untuk proses biofiltration digunakan 3 unit blower untuk equalisasi, aerasi
dan backwash. Udara dari blowers dimasukkan kedalam air melalui non
clogging air diffuser, ataupun type aerator lain yang khusus untuk proses
ini.
11. Electrical control panel STP selain berisi alat-alat kontrol untuk proses
tersebut juga termasuk chlorine feeder dan exhaust fan. Panel ini
diletakkan di dalam ruang blower.
a) Pipa plumbing air bersih ini harus menggunakan pipa dari bahan galvanized steel
pipe (GIP) class medium.
c) Fitting harus dari material yang sama dengan pipa di atas (yang dikeluarkan oleh
pabrik yang sama).
f) Bak kontrol untuk valve dibuat dari pasangan bata dengan adukan kuat dan tutup
beton, lihat RKS Struktur.
5.4. Pekerjaan Instalasi Air Kotor, Air Bekas, Ventilasi dan Air Hujan.
a) Semua pipa air kotor, air bekas, vent dan air hujan, baik pipa utama maupun pipa
cabang terbuat dari bahan PVC dengan tekanan kerja 10 kg/ standar JIS K 6741–
1975, JIS K-6742-1979 Klass AW (VP) setara produksi Pralon, Rucika, Wavin
dan pipa untuk vent dari bahan PVC dengan tekanan kerja 10 Kg/cm2 kelas AW
standar JIS produksi setara Pralon, Rucika dan Wavin. Kecuali pipa-pipa yang
menyeberang pada jalan-jalan umum dan tempat parkir terbuat dari Galvanized
Iron Pipe (GIP) Class medium.
b) Fitting-fitting untuk pemipaan ini juga terbuat dari bahan dan merk yang sama
(Ex. Jepang untuk fitting PVC).
c) Floor drains dan clean out dari bahan stainless steel. (Lihat RKS arsitektur).
a) Sambungan pipa air bersih dengan sambungan ulir/screwed untuk pipa diameter
2,5" ke bawah dan untuk diameter 3" ke atas dipakai sambungan flanged dengan
bahan yang sesuai jenis bahan pipa (flange dipasang maksimal setiap 2 batang
pipa).
c) Selanjutnya untuk katup Ø 2½” ke atas dipakai katup penutup yang bahannya
dari besi tuang (cast iron) dengan seri 150 dengan sistem sambungan
menggunakan flanged junction.
d) Untuk katup Ø ¾” ke bawah dipakai katup type bola (globe valve). Untuk katup
yang lebih besar dari Ø 3/4" dipakai katup pintu (gate valve). Untuk
sambungan-sambungan pipa, socket Bonch Bend, Tee dan lain-lain pada
jaringan air limbah dan vent dipakai bahan yang sepabrik dengan pipanya atau
yang disetujui oleh Konsultan Perencana dan MK.
c) Untuk fitting-fitting, sambungan harus dari jenis standard yang dikeluarkan oleh
pabrik dan telah disetujui oleh Pengawas.
d) Sistem sambungan bisa memakai Ring Gasket/ Rubber Ring joint, untuk dimensi
Ø 2" digunakan lem/solvent cement atau yang disetujui Konsultan Perencana dan
Konsultan MK.
a) Semua fixtures harus dipasang dengan baik dan di dalamnya bebas dari kotoran
yang akan mengganggu aliran atau kebersihan air dan harus terpasang dengan
kokoh (rigid) ditempatnya dengan tumpuan yang mantap dari bahan beton.
b) Semua fixtures, fitting dan pipa-pipa air pemasangannya harus rapih, kuat dalam
kedudukannya dan tidak mengganggu pada waktu pemasangan dinding
porselent dan sebagainya.
d) Untuk pipa-pipa yang tekanan airnya tinggi/ pipa induk dipasang blok - blok dari
beton dengan campuran yang kuat dan dipasang setiap ada sambungan pipa,
tee, elbow, valve dan sebagainya.
f) Pada setiap pipa penyatu yang disambungkan pada tiap- tiap fixture atau
equipment harus dipasang valve sesuai dengan gambar perencanaan.
c) Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur dan
harus memungkinkan adanya expansi teknis dari pipa dan mengurangi transmisi
vibrasi sampai batas minimal.
f) Pipa-pipa vertikal harus ditumpu dengan clem dan dibaut dengan jarak tidak lebih
dari 3 m.
6.5. Valve-valve.
a) Penempatan dari valves, floor drain, clean out dan equipment serta peralatan lain
harus sedemikian rupa sehingga terlindung, mudah dicapai dan tidak
menggangu.
b) Semua valve-valve adalah setaraf merk Kitazawa, Toyo, Crane, Danfoss Socla
yang disetujui dan bilamana mungkin seluruh valve yang terpasang adalah dari
satu pabrik.
c) Water valve sampai dengan Ø 2" adalah jenis "screwed bronze body", type gate
valve, non-rising steam.
d) Water valve Ø 2,5" ke atas adalah type butterfly valve body cast iron, end
connection : Lug type, Steam : 316 stainless steel, seat : Buns N or EPDM,
actuator dan water valve Ø < 4" gear operation dan Flanged steel body.
e) Check valve sampai dengan Ø 2" adalah jenis "screwed bronze body".
a) Galian pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman dan kemiringan yang
tepat. Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang
pipa terletak/tertumpu dengan baik.
b) Untuk pipa-pipa air bersih dan pipa-pipa air limbah tidak boleh diletakkan pada
lubang-lubang yang sama. Kemiringan pipa air limbah + 2,0%.
d) Apabila dijumpai perletakan pipa melintasi jalan kendaraan atau tempat parkir,
maka pipa pada bagian pengurukan teratas harus dilindungi dengan balokan
beton tulang setebal 10 cm yang dipasang sedemikian rupa sehingga balok beton
tidak tertumpu pada pipa, untuk selanjutnya diurug sampai padat.
f) Pipa harus dicat dengan flincote tiga kali dan dibalut dengan isolasi PVC
sebelum ditanam.
g) Pada sambungan antara pipa pada bangunan & pipa pada instalasi luar yang
di tanam dalam tanah atau pada titik defleksi harus menggunakan Fleksible
Joint, guna mencegah kepatahan apabila ada pergerakan dari bangunan.
a) Pipa tegak yang menuju ke fixtures dan pipa vent harus dimasukkan dalam
tembok/lantai, kontraktor harus membuat alur-alur atau lubang yang diperlukan
pada tembok sesuai dengan kebutuhan pipa.
b) Setelah pipa dipasang dan diklem harus ditutup kembali sehingga pipa tidak
kelihatan dari luar. Cara-cara penutupan kembali harus seperti semula dengan
finishing yang rapih sehingga tidak terlihat bekas-bekas dari pembobokan.
a) Semua pipa yang terbuka karena belum tersambung dengan equipment atau
fixtures harus ditutup dengan cap/dop atau plug, sehingga tidak memungkinkan
masuknya kotoran atau lainnya yang tidak diinginkan.
6.11. Sleeve-sleeve.
a) Untuk pipa-pipa yang menembus beton (sloop, plat lantai, dinding atau balok)
harus dibuat sleeve sebelum beton-beton dicor.
b) Slevee dibuat dari galvanized steel pipe, rongga antara pipa instalasi dan slevee
harus ditutup rapat dengan bahan elastis sehingga tidak terjadi kebocoran.
a) Floor drain dan clean out harus disambung dengan pipa secara ulir dan
membentuk sudut 45o dengan pipa utama, dan dilengkapi dengan “P” trap dan
brass strainer yang dapat dibuka sewaktu-waktu untuk pembersihan.
b) Roof drains terdiri dari pipa yang ditanam rata dengan permukaan dan
mempunyai bentuk yang berfungsi sediment bowl serta dihubungkan dengan
sistem ulir.
6.13. Pembersihan.
a) Semua bagian logam yang tidak terlindung dinding harus bebas dari lemak dan
kotoran-kotoran lainnya.
b) Untuk bagian yang dilapisi chromium untuk nikel harus digosok bersih atau
mengkilap, setelah pemasangan instalasi selesai seluruhnya.
6.14. Pengecatan.
a) Semua pipa dari besi/baja yang tidak tertanam di dalam tanah/tembok yang
dilapisi dengan TAR (Tar Corted) harus dicat dua lapis "chellac" dan lapis
chromium atau Nikel harus dapat dikenal dengan warna-warna cat yang
warnanya sesuai dengan color coding dan tanda arah aliran atau ditentukan oleh
Konsultan.
b) Semua pipa yang akan ditanam dalam tanah harus dilapisi beturut turut adalah
lapisan aspal, lapisan goni dan lapisan aspal.
c) Semua valve harus diberi tanda yang menyebutkan nomor indentifikasi dari jenis
zat yang melewati.
6.15. Pengujian.
a) Setelah semua pipa dan perlengkapannya terpasang harus diuji dengan tekanan
hydrostatik selama 24 jam terus menerus tanpa terjadi penurunan tekanan.
d) Testing pemipaan harus dilaksanakan sebelum pipa tertutup dengan tanah (untuk
pipa di luar gedung) atau tertutup dengan plesteran/dinding dan sebelum langit
- langit di daerah yang bersangkutan terpasang dan sebelum fixture terpasang.
Untuk sistem air kotor, air bekas, vent dan air hujan harus diuji terhadap
kebocoran sesuai dengan petunjuk Konsultan MK.
Pada garis besarnya pekerjaan ini adalah starter motor dan sistem kontrol yang
meliputi pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut :
c) Pengadaan dan pemasangan kabel daya dari starter motor ke box terminal
motor.
d) Pengadaan dan pemasangan kabel control :
Seluruh pekerjaan listrik harus dilaksanakan mengikuti standart dalam PUIL terbitan
terakhir.
Semua bahan yang akan dipasang harus baru, dalam keadaan baik dan sesuai
dengan yang dimaksud dalam spesifikasi. Kontraktor harus menempatkan di
lapangan secara full time seorang koordinator yang ahli dalam bidang listrik,
berpengalaman dalam pekerjaan yang serupa dan dapat mewakili Kontraktor dengan
predikat baik. Tenaga pelaksana lainnya harus sudah berpengalaman dan sudah
biasa menangani pekerjaan instalasi listrik dengan baik, aman dan rapi.
8.1. Peralatan dan instalasi ini harus dijamin berfungsi dengan baik selama 1 (satu)
tahun terhitung sejak saat Penyerahan Pertama Pekerjaan.
8.2. Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama 6 (enam) bulan terhitung sejak
saat Penyerahan Pertama Pekerjaan.
8.3. Selama masa pemeliharaan ini Kontraktor pekerjaan instalasi ini wajib mengatasi
segala kerusakan peralatan dan instalasi yang dipasangnya tanpa ada tambahan
biaya.
8.4. Selama masa pemeliharaan tersebut Kontraktor pekerjaan instalasi ini masih harus
menyediakan tenaga-tenaga yang diperlukan. Dalam masa ini Kontraktor masih
bertanggung jawab penuh terhadap seluruh instalasi yang telah dilaksanakan.
8.5. Pekerjaan baru dapat diterima setelah dilengkapi dengan bukti-bukti hasil
pemeriksaan baik yang ditanda tangani bersama oleh Instalatir yang melaksanakan
pekerjaan tersebut dan Konsultan serta jika perlu disahkan oleh Dinas Keselamatan
Kerja.
8.6. Jika dalam masa pemeliharaan tersebut Kontraktor pekerjaan instalasi ini tidak
melaksanakan teguran-teguran atas perbaikan / penggantian / kekurangan selama
masa pemeliharaan maka Konsultan berhak menyerahkan pekerjaan
perbaikan/kekurangan tersebut kepada pihak lain atas biaya Kontraktor pekerjaan
instalasi tersebut.
2.2. Kontraktor pekerjaan ini harus mempunyai SIPP wilayah setempat sesuai dengan
klasifikasi yang dipersyaratkan dan surat ijin/pass dari PDAM dan Dinas Pemadam
Kebakaran setempat.
2.3. Cara-cara pemasangan & penggunaan peralatan utama maupun pembantu harus
sesuai dengan persyaratan pabrik pembuat peralatan tersebut.
2.4. Gambar kerja yang diminta oleh Konsultan Manajemen harus dipenuhi segera agar
pekerjaan tidak terhambat, dan sebelum dilaksanakan harus ada persetujuan dari
Konsultan Manajemen Konstruksi.
2.5. Jaminan peralatan utama yang dipasang harus sesuai dengan jaminan dari pabrik
pembuat.
2.6. Supplier dari peralatan yang dipakai sepenuhnya berada dalam tanggung jawab
Kontraktor pekerjaan ini.
2.7. Pekerjaan listrik yang termasuk dalam pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan
PUIL dan persyaratan pekerjaan instalasi listrik.
2.8. Semua pekerjaan Sipil (pondasi, thrust block, bak kontrol dan lain-lain) yang harus
dibuat oleh Kontraktor pekerjaan ini harus mengikuti spesifikasi pekerjaan sipil
(pasangan bata, beton dan sebagainya).
2.9. Kontraktor sistem instalasi harus dilengkapi dengan buku petunjuk operasi dan
pemeliharaan sebanyak 5 set.
2.11. Jika terjadi gambar dan spesifikasi bertentangan maka spesifikasi yang lebih
mengikat.
2.12. Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan
instalasi. Sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi
proyek. Gambar-gambar arsitektur dan struktur harus dipakai sebagai referensi
untuk pelaksanaan dan detail "finishing" dari proyek.
2.14. Persyaratan umum pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan persyaratan dalam
pasal pekerjaan plumbing di muka.
2.15. Kontraktor dianggap telah cukup mengerti dan mengetahui akan isi dan maksud dari
peraturan-peraturan dan syarat-syarat di atas.
a) Pipa-pipa untuk pemadam kebakaran hydrant, baik pipa utama maupun pipa
cabang dengan bahan black steel pipe class schedule 40 setaraf produksi Bakrie
& Brothers, PPI, Spindo.
c) Hydrant pillar + hose realnya dan siamese connection merk Appron, Yamato,
Servvo, Chubb atau setaraf.
d) Hydrant box setaraf dengan Appron, Yamato, Servvo atau Chubb dilengkapi
dengan landing valve, nozzle, kopling vanderheiden dan coupling machino.
c) Valve-valve kontrol untuk sprinkler dan kepala sprinkler dari merk Victaulic,
Preussag, Vicking, Automatic.
g) Sprinkler yang dipakai disini dari jenis glass bulb dengan temperatur pecah 68 0C
(untuk ruang kerja dan parkir), 93 0C untuk ruang pantry (dapur) dibuat dari
chromium plated brass yang dilengkapi dengan flushing flange.
3. Selanjutnya untuk katup Ø 2½” ke atas dipakai katup penutup yang bahannya
dari besi tuang (cast iron) dengan seri 225 dengan sistem sambungan
menggunakan flanged junction.
4. Untuk katup Ø ¾” ke bawah dipakai katup type bola (globe valve). Untuk
katup yang lebih besar dari Ø ¾” dipakai katup pintu (gate valve).
b) Penggantungan/Penumpu Pipa/Klem-klem.
2. Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur dan
harus memungkinkan adanya expansi teknis dari pipa dan mengurangi
transmisi vibrasi sampai batas minimal.
5. Pipa-pipa vertikal harus ditumpu dengan diklem dan dibaut dengan jarak tidak
lebih dari 3 m.
• Valve sampai ukuran diameter 2" adalah type gate valve bronze body, end
screw, non rising steam, class 225 merk : Danfoss Socla, Crane, Kitz,
Toyo.
• Valve diameter 2½” sampai dengan 4" adalah Butterfly Valve Body : Cast
Iron, End Connection : Lug Type, Steam : 316, stainless steel, seat : Buns
N or EPDM, actuator, Valve diameter dari 5" keatas adalah Gear Operation
bertekanan kerja 225 psi.
• Valve dari class 225, merk Danfoss Socla, Crane, Kitz, Toyo.
2. Check Valve.
• Check Valve diameter mulai dari 2" ke bawah adalah type bronze body,
end screw class 225 (anti water hammer).
• Check Valve diameter 2½” ke atas adalah type water dual plate body :
cast, plate : stainless steel 316, seal : EPDM, TRIM AND SPRING,
stainless steel 316 (anti water hammer).
• Valve dari class 225, merk Danfoss Socla, Crane, Kitz, Toyo.
3. Strainer.
Strainer diameter dari 2" ke bawah adalah type bronze body, end screwed.
Strainer gasket adalah stainless steel screen. Strainer adalah screwed cap.
Strainer diameter mulai dari 2½” ke atas adalah cast iron body, end
flanged.
Strainer dari class 225, merk Danfoss Socla, Crane, Kitz, Toyo.
• Tekanan kerja 225 psi dan cocok untuk temperatur dan tekanan dari
sistem.
5. Safety Valve dari bahan body FC 20 (Cast Iron), valve disc & seat : SC 513
(stainless steel), spring : spring steel connection, flange class 15 Kg /
Konsultan Pengawas dan Perencana.
Merk : Fushiman, Desbordes, Honeywell, Danfoss Socla, Samyang
9. Instalasi Pengabelan :
• Konduit tersebut harus dibuat dari bahan heavy duty berlapis galvanized
lengkap dengan junction box, adaptor dan konduit flexible berlapis
galvaniz.
1. Galian pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman dan kemiringan
yang tepat. Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh
panjang pipa tertumpu dengan baik.
4. Apabila dijumpai perletakan pipa melintasi jalan kendaraan atau tempat parkir,
maka pipa pada bagian pengurukan teratas harus dilindungi dengan balokan
beton bertulang setebal 10 cm / Konsultan Pengawas dan Perencana yang
dipasang sedemikian rupa sehingga balok beton tidak tertumpu pada pipa
untuk selanjutnya diurug sampai padat.
6. Pipa harus dicat dengan flincote tiga kali dan dibalut goni sebelum ditanam.
1. Semua pipa yang terbuka karena belum tersambung dengan equipment atau
fixtures harus ditutup dengan cap atau plug.
g) Pipa Mendatar.
h) Sleeves.
1. Untuk pipa-pipa yang menembus beton (sloop, plat lantai, dinding atau balok)
harus dibuat sleeve, sebelum beton-beton dicor.
2. Sleeve dibuat dari galvanized steel pipe, rongga antara pipa instalasi dan
sleeve harus ditutup rapat dengan bahan elastis sehingga tidak terjadi
kebocoran.
i) Pembersihan.
• Semua bagian logam yang tidak terlindung dinding harus bebas dari lemak
dan kotoran-kotoran lainnya.
• Untuk bagian yang dilapisi chromium / nikel harus digosok bersih atau
mengkilap, setelah pemasangan instalasi selesai seluruhnya.
j) Pengecatan.
• Semua pipa dari besi / baja yang tidak tertanam di dalam tanah / tembok yang
dilapisi dengan TAR (Tar Corted) harus dicat dua lapis "chellac" dan lapis
chromium atau Nikel harus dapat dikenal dengan warna-warna cat yang
warnanya sesuai dengan color coding dan tanda arah aliran atau ditentukan
oleh Konsultan, pipa yang kelihatan dan yang tidak kelihatan (di atas
plafond/dalam shaft) harus anti karat dan dicat.
• Semua pipa yang akan ditanam dalam tanah harus dilapisi dengan isolasi
PVC, yaitu berturut turut lapisan aspal, lapisan PVC dan lapisan aspal.
• Semua valve harus diberi tanda yang menyebutkan nomor identifikasi dari
jenis zat yang melewatinya.
k) Pengujian.
Paket pompa fire hydrant harus memenuhi ketentuan NFPA-20 standart. Semua
pompa yang dipasang diusahakan dari satu merk yang sama.
Pompa fire hydrant merupakan paket unit yang terdiri dari pompa utama electric
pump, engine pump, jockey pump dan katup-katup kontrol untuk melayani
hydrant pillar di luar gedung, hydrant box di dalam gedung pada setiap lantai.
Kapasitas :
500 USGpm.
Head :
80 m.
Jumlah :
1 unit .
Motor :
(Electric Hydrant Pump + Jockey Pump), horizontal case,
TEFC class F insulation, class B Temp. rise, 220/380 V, 3
phase, 50 Hz.
Controller : NFPA standart dengan star delta starter system, individual
control untuk masing-masing pompa, wall mounted.
Base plate : Common - Fabricated steel.
Coupling : Flexible type.
Pump, motor and accessories have mounted on the base plate.
Type : Vertical multi line / multi stage, cast iron casing, novyl
impeller, stainless steel shaft, mechanical seal type
Kapasitas : 25 USGpm.
Head : 100 m.
Jumlah : 1 (satu) unit.
Motor : (Electric hydrant pump + Jockey Pump) horizontal atau
vertical case, TEFC class F insulation, class B Temp. rise,
220/380 V, 3 Ph, 50 Hz NFPA standart. Power rating to
NFPA-20 requirement.
Controller : NFPA standart dengan star delta starter system, individual
control untuk masing- masing pompa, wall mounted.
Base plate : Common - Fabricated steel.
Coupling : Flexible type.
Type :
Horizontal centrifugal pump, end suction back pullout type,
cast iron casing, bronze impeller, stainless steel shaft, gland
packing seal type.
Kapasitas : 500 USGpm.
Head : 80 m.
Jumlah : 1 (satu) unit.
Diesel Eng. : Industrial type, water cooled, modified to NFPA-20
requirement, NFPA 20 Power rating to NFPA-20
requirement.
Merk : Catter Pillar, Fire Driver Cummins, IVECO, Clark.
Controller : NFPA Standard dengan star delta starter system, individual
control untuk masing- masing pompa, wall mounted.
Base plate : Common - Fabricated steel.
Coupling : Flexible type.
Pump, diesel engine and accessories have mounted on the base plate.
Pompa-pompa ini masing-masing dilengkapi dengan pressures switch dan
pressure gauge yang distel sesuai dengan kebutuhan dan peraturan yang
berlaku.
b) Electric Control.
Panel kontrol merupakan kelengkapan unit sistem fire hydrant pump yang dapat
mengatur kerja pompa secara automatic baik jockey pump sebagai pompa
pembantu maupun pompa utama penggerak elektrik yang diatur melalui
pressure switch dan sumber listrik diambil dari PLN. Kontraktor harus
menyediakan panel-panel pompa termasuk pemasangan, penarikan kabel dari
panel induk ke sub panel & dari panel ke pompa-pompa.
Box terbuat dari plat baja (mild steel) dengan tebal plat ± 2 mm setaraf Appron,
Yamato, Servvo, Chubb.
Dimensi box :
• Tinggi : + 125 cm.
• Lebar : + 75 cm.
• Tebal : + 18 cm.
• Color : Merah, Oven painted 1500 C.
• Finishing : top coat powder coating
• Lengkap dengan alarm bell, indicator lamp, fire hose reel, nozzle dan hydrant
valve
d) Hydrant Pillar.
Lengkap dengan main valve berikut fire hose + outdoor hydrant box, coupling
machino dan landing valve vander heiden.
Dimensi box, Tinggi : 95 cm.
Lebar : 66 cm.
Tebal : 20 cm.
Lengkap dengan kanvas dan nozzlenya ukuran Ø 2½” x 30 m dan bak kontrol.
Penempatannya harus jelas terlihat di atas permukaan tanah.
e) Siamese Connection.
Terbuat dari brass + coupling vander heiden, check valve dan bak kontrol.
f) Pressure Tank.
• Pressure tank yang digunakan kapasitas 500 liter. Tekanan kerja 15 bar,
Test 20 Kg/cm2.
• Perlengkapannya adalah :
9 Pressure switch.
9 Manometer/pressure gauge.
9 Safety valve.
9 Pile glass.
9 Gate valve untuk drain.
9 Automatic air release valve.
Dipakai kualitas yang terbaik yaitu manometer air raksa lengkap dengan alat-alat
penunjuk yang jelas.
h) Ground Reservoir
Untuk pekerjaan ini masuk lingkup pekerjaan struktur hanya tinggal memasang
instalasi pipa dari pompa ke ground reservoir dan peralatan-peralatannya (alat
bantu dan alat penunjuk volume).
Pompa sprinkler dikombinasi dengan pompa hydrant yang terdiri dari pompa utama
electric pump, jockey pump, engine pump, ditambah alarm valve springkler untuk
melayani titik-titik kepala springkler pada masing-masing lantai yang dimulai dari
lantai dasar sampai lantai paling atas.
• Sprinkler control valve set terdiri dari dua main control yaitu main control valve
(MCV) dan branch control valve (BCV).
• Main control valve set harus dipasang setiap maximum 1000 kepala sprinkler
untuk sistem ini.
• Main control valve set harus mampu memberikan signal listrik kepada kontrol
alarm system maupun dengan mechanical alarm gong apabila terjadi suatu
aliran air sebesar 1 kepala sprinkler.
• Main control valve set antara lain harus terdiri dari peralatan sebagai berikut :
• Branch control valve set harus dipasang seperti tertera dalam gambar
perencanaan dan spesifikasi.
• Branch control valve set harus mampu memberikan signal listrik kepada
control alarm system apabila terjadi aliran air sebesar satu kepala springkler.
• Branch control valve set antara lain harus terdiri dari peralatan sebagai
berikut :
• Sprinkler flushing harus dipasang dibagian ujung branch main pipe atau
branch sub main pipe.
• Sprinkler flushing dimaksud untuk membuang air mati dalam jaringan pipa
sprinkler.
• Sprinkler flushing terdiri dari pipa drain diameter 25 mm yang di tap dari ujung
branch main atau sub main ke sprinkler drain melalui valve.
c) Kepala Springkler.
• Head/kepala sprinkler yang dipakai adalah yang bagus dan baik mutunya.
• Sprinkler yang dipakai disini dari jenis glass bulb dengan temperatur pecah 68
0
C (untuk ruang kantor dan parkir), 93 0C untuk ruang pantry (dapur) dibuat
dari chromium plated brass yang dilengkapi dengan flushing flange.
a) Jockey Pump.
Apabila terjadi kebocoran pada instalasi atau fire hydrant bekerja yang akan
mengakibatkan penurunan tekanan pada instalasi sampai … bar maka jockey
pump akan on dan akan off pada tekanan … bar (otomatis).
Apabila tekanan masih turun sampai tekanan … bar maka pompa utama electric
pump akan on dan jockey pump akan off (otomatis).
b) Electric Pump.
Akan bekerja apabila tekanan pada instalasi turun sampai … bar, pompa ini
akan bekerja selama listrik masih hidup dan akan off pada tekanan mencapai …
bar secara otomatis/manual.
Apabila listrik PLN putus/mati maka engine pump akan hidup secara otomatis
menggantikan electric pump.
c) Engine Pump.
Setelah 10 detik dari pemutusan listrik PLN sedangkan tekanan pada instalasi
hydrant di bawah … bar maka engine pump akan bekerja secara otomatis dan
akan off setelah tekanan … bar atau persediaan air di ground reservoir habis,
engine pump akan off secara manual/otomatis.
• Semua pompa fire hydrant akan off secara otomatis apabila persediaan air
sudah habis (ground water tank persediaan untuk pemadam kebakaran telah
kosong).
• Setiap pompa yang bekerja atau mati dibuat suatu indikator berupa lampu
yang diletakkan di dalam panel kontrol.
• Kontraktor harus membuat panel listrik dan panel kontrol lainnya yang
diperlukan dalam instalasi fire hydrant ini dan menghubungkannya dengan
panel listrik yang sudah disediakan di ruang pompa.
• Pompa yang akan dipilih mempunyai agen tunggal di Indonesia yang ditunjuk
secara resmi oleh pabrik pompa tersebut.
• Alat-alat bantu pompa (installation fire) yang tidak diproduksi oleh pabrik
pompa itu sendiri harus dipasok oleh pabrik atau agen dari pompa tersebut.
• Agen tunggal pompa tersebut harus mempunyai tenaga ahli dibidang pompa
kebakaran (pemasangan dan perbaikan) sesuai dengan ketentuan NFPA-20.
• Pompa yang akan dipasang minimal sudah tiga tempat dipasang di Indonesia
dan berfungsi baik sampai sekarang.
• Agen tunggal pompa harus bersedia menjamin mendatangkan tenaga ahli bila
diperlukan oleh Pemberi Tugas apabila ada perbaikan-perbaikan baik dalam
rangka pemeliharaan ataupun sesudah habis masa pemeliharaan.
• Dalam hal testing dan commisioning Kontraktor/tenaga ahli dari pompa harus
mempunyai alat-alat bantu yang lengkap untuk keperluan ini.
5.1. Peralatan dan instalasi ini harus dijamin berfungsi dengan baik selama 1 (satu)
tahun terhitung sejak saat Penyerahan Pertama Pekerjaan.
5.2. Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama 6 (enam) bulan terhitung sejak
saat Penyerahan Pertama Pekerjaan.
5.3. Selama masa pemeliharaan ini Kontraktor pekerjaan instalasi ini wajib mengatasi
segala kerusakan peralatan dan instalasi yang dipasangnya tanpa ada tambahan
biaya.
5.4. Selama masa pemeliharaan tersebut Kontraktor pekerjaan instalasi ini masih harus
menyediakan tenaga-tenaga yang diperlukan. Dalam masa ini Kontraktor masih
bertanggung jawab penuh terhadap seluruh instalasi yang telah dilaksanakan.
5.5. Pekerjaan baru dapat diterima setelah dilengkapi dengan bukti-bukti hasil
pemeriksaan baik yang ditanda tangani bersama oleh Instalatir yang melaksanakan
pekerjaan tersebut dan Konsultan serta jika perlu disahkan oleh Dinas Keselamatan
Kerja.
5.6. Jika dalam masa pemeliharaan tersebut Kontraktor pekerjaan instalasi ini tidak
melaksanakan teguran-teguran atas perbaikan / penggantian / kekurangan selama
masa pemeliharaan maka Konsultan berhak menyerahkan pekerjaan
perbaikan/kekurangan tersebut kepada pihak lain atas biaya Kontraktor pekerjaan
instalasi tersebut.
a) Pengadaan dan pemasangan pemadam api dini (portable and trolly fire
extinguisher), lengkap dengan tabung, media pemadam, bracket, nozzle, trolly
dan assessoris lainnya.
b) Di tiap lantai digunakan beberapa buah fire extinguisher type multi purpose
kapasitas 4,5 kg setaraf Yamato, Gunnebo, Servvo, Chubb. Bahan yang dipakai
Chemical Dry Powder. Penempatan unit-unit fire extinguisher di tiap lantai di
lengkapi dengan box yang terbuat dari rangka aluminium dan dinding clear
glass, bracket, nozzle, gantungan dan kunci pengaman.
c) Sedangkan untuk ruang genset, ruang panel dan ruang pompa digunakan Trolly
Fire Extinguisher dengan bahan CO2. dengan kapasitas 23 kg serta dilengkapi
dengan trolly, bracket dan nozzle.
Lingkup pekerjaan yang termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pengadaan, pemasangan
dan testing sampai berjalan dengan baik dari semua peralatan dan semua kelengkapan
lainnya seperti instalasi pemipaan, instalasi listrik, instalasi ducting, peralatan kontrol dan
sebagainya sesuai dengan persyaratan teknis berikut ini :
1.2. Testing dan balancing seluruh instalasi Air Conditioning dan fan.
1.3. Memberikan service dan maintenance terhadap seluruh peralatan selama masa
pemeliharaan.
1.5. Mendidik para operator yang ditunjuk oleh pemilik bangunan tentang tata cara
pengoperasian, service dan maintenance sistem AC dengan benar dengan materi
teori dan praktek.
1.6. Memberikan gambar instalasi yang terpasang (As Built Drawing), buku petunjuk cara
operasi, service dan maintenance kepada Pemberi Tugas dan Konsultan Perencana
sebanyak 5 (lima) set dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
1.7. Memberi garansi terhadap peralatan atau mesin yang dipasang untuk sistem instalasi
ini.
1.8. Sistem pengkondisian udara dengan ventilating fans untuk ruang-ruang yang tidak
dikondisikan dengan AC, yaitu :
a) Untuk toilet pria dan wanita, toilet direksi, pantry dan lain-lain.
b) Instalasi pengaliran udara dengan ducting, grille (EAG) dan lain-lain.
c) Dudukan-dudukan termasuk peredam-peredam suara.
d) Mengadakan testing dan balancing serta perbaikan-perbaikan yang diakibatkan
oleh pekerjaan ini dan lain-lain.
1.9. Sarana-sarana penunjang lainnya yang berhubungan dengan pekerjaan ini, yaitu :
Dalam melaksanakan pekerjaan ini kontraktor harus mengacu pada standard-standard baik
internasional maupun nasional yang memungkinkan kenyamanan bagi penghuni dan
peralatan-peralatan/perangkat yang ada didalamnya maupun bagi para pekerja yang
melaksanakan pekerjaan ini sehingga dapat bekerja dengan baik.
Dalam pelaksanaan proyek ini, pihak kontrakror harus melihat bahwa pekerjaan ini
dilakukan dengan tanpa mengganggu peralatan/perangkat-perangkat yang ada di
gedung. Untuk itu beberapa langkah berikut ini perlu untuk dilakukan :
3.2. Langkah ke dua adalah mengadakan konsultasi dengan pihak Konsultan MK yang
telah ditunjuk oleh pihak pemberi tugas tentang detail desain, perencanaan detail
pelaksanaan kontruksi dari sistem AC. Jika Pemberi Tugas belum setuju dengan
perencanaan kontraktor, karena dianggap tidak sesuai dengan RKS dan Desain
yang telah ditentukan konsultan, maka harus mengadakan perubahan sesuai
dengan permintaan dan hasil diskusi dengan pihak Pemberi Tugas. Pihak Pemberi
Tugas berhak memutuskan untuk merubah sedikit dari desain yang telah
ditentukan oleh konsultan seandainya terjadi perubahan bentuk dan ukuran fisik
dari gedung, sehingga tidak memungkinkan desain dari konsultan diterapkan.
3.3. Langkah ke tiga adalah seandainya pihak Pemberi Tugas setuju dengan
Perencana, Kontraktor berhak untuk melakukan pekerjaannya dengan memasang
terlebih dahulu peralatan-peralatan yang telah disiapkan dan diperiksa bersama
dengan pihak Pemberi tugas / Konsultan MK, baik dari segi spesifikasi peralatan
maupun Bill Of Quantity (BQ).
3.4. Langkah ke empat adalah jika pihak kontraktor akan memasang unit-unit AC
seperti Outdoor Unit (OU), Indoor Unit (IU), Fan dan assesorisnya, maka pihak
kontraktor, Konsultan MK dan pemberi tugas harus mengadakan diskusi tentang
cara terbaik untuk pemasangan tersebut.
3.7. Langkah ke tujuh adalah pihak kontraktor dan Konsultan MK disaksikan oleh
Pemberi Tugas mengadakan pengujian semua unit AC dan ventilasi mekanis
bersama-sama.
3.8. Langkah ke delapan adalah pihak kontraktor harus membuat laporan tentang
semua pekerjaan yang telah dilakukan kepada pihak Konsultan MK.
4.1. Perencanaan sistem air conditioning dan ventilasi harus mengacu pada data-data
meteorologi setempat.
a. Sistem AC yang dikehendaki adalah Air Cooled Split Type (Split Duct, Ceiling
cassette dan Wall Mounted Type), sistem ini adalah Self Contained dimana
Outdoor Unit (compressor, condensor) dan Indoor Unit (Evaporator, Fan, kontrol-
kontrol) terpisah, Satu Outdoor Unit (OU) hanya dapat dihubungkan dengan satu
Indoor Unit (IU). Outdoor Unit ditempatkan di luar ruangan (udara terbuka) dan
Indoor Unit ditempatkan di dalam ruangan.
a) Lingkup Pekerjaan.
Lingkup pekerjaan untuk butir ini adalah pengadaan dan pemasangan AC Split
seperti ditunjukkan pada gambar-gambar rencana yang melengkapi dokumen
ini.
b) Umum.
• Keseluruhan peralatan AC harus dari kwalitas yang terbaik dan baru sama
sekali (belum pernah dipakai).
• Mencantumkan merk dan type unit yang ditawarkan pada B.Q. (Bill of
Quantity). Melampirkan brosur dari tiap-tiap unit yang ditawarkan dan pada
brosur tersebut harus diberi tanda yang menjelaskan mengenai pemilihan unit,
kapasitas, daya listrik, ukuran-ukuran, berat kerja, suhu dan volume udara dan
lain-lain spesifikasi unit AC.
c) Outdoor Unit.
• Split system air conditioning yang digunakan adalah dari type air cooled split
dan air cooled condensing unit. Pemasangan seluruh peralatan ini harus
sesuai dengan schedule dari pabrik pembuatnya.
• Outdoor Unit dari type air cooled secara utuh berasal dari assembling pabrik
(factory assembled) terhadap semua komponen, pengabelan listrik dan
control, pemipaan refrigerant, leakage testing untuk seluruh sistem.
• Konstruksi outdoor unit harus mengikuti konsep modular dan dipilih hanya 1
(satu) type/model. Out door unit diletakkan di atap gedung dan letaknya
diatur berderet sehingga memudahkan pada waktu pemasangan,
perawatan, perbaikan dan identifikasinya.
• Kabinet harus terbuat dari pelat baja yang digalvanis yang tahan karat dan
diberi lapisan cat dasar serta di cat luar sebanyak dua kali, dirancang
khusus untuk penempatan diluar gedung sehingga tahan terhadap cuaca
udara luar.
• Kondensor harus dari jenis “cross fin type” dengan effisiensi perpindahan
panas yang tinggi, lengkap dengan electronic expansion valve, solenoid
valve, check calve, filter drier dan kelengkapan lainnya.
• Outdoor unit harus dilengkapi dengan dua buah pemisah oli (oil separator)
yang dipasang pada tiap-tiap sisi keluar (discharge line) compressor
sehingga oli dapat dicegah tidak terbawa bersama refrigerant ke sistem
pemipaan.
• Condensor fan harus dari jenis “propeller type” dengan arah aliran udara
keatas (vertical) yang terbuat dari pelat baja yang digalvanized sehingga
tahan terhadap udara luar.
d) Indoor Unit.
• Kabinet nharus terbuat dari pelat baja yang di galvanized yang tahan karat
dan direncanakan untuk penempatan didalam gedung yaitu digantung di
atas plafon masing-masing lantai.
• Pada sisi dalam dari kabinet harus diberi lapisan isolasi panas yang juga
sebagai peredam suara dari bahan glass fiber dengan ketebalan minimal 1
inch.
± 0,092 m2 (1,5 HP) sampai dengan ± 0,335 m2 (5 HP), atau sesuai standar
pabrik.
• Evaporator harus dari jenis “cross fin type” dengan efisiensi perpindahan
panas yang tinggi, lengkap dengan expansion valve, filter drier dan
kelengkapan lainnya. Expansion valve darus dapat mengatur aliran
refrigerant sesuai dengan beban pendinginan yang terjadi.
• Fan harus dari jenis “Forward Curva Centrifugal Fan” dan harus mampu
pada external static pressure maksimum 1,5 in.wg pada putaran tinggi
dengan arah aliran udara horizontal blown trough atau sesuai standard
pabrik.
• Fan harus mempunyai 3 (tiga) putaran kecepatan (low, medium, high) dan
hanya 2 (dua( putaran kecepatan yang bekerja untuk wall type.
• Power supply yang diperlukan harus 220V/1ph/50Hz, untuk wall type untuk
split duet 380V/3ph/50Hz.
• Indoor unit harus dilengkapi filter udara dari jenis “resin nett” dengan
effisiensi 50% yang mudah dilepas dan dicuci agar mudah pada waktu
perawatan. Filter harus asli buatan pabrik dan sudah menjadi satu kesatuan
yang dirancang khusus untuk indoor unit bersangkutan sehingga tidak
terjadi kebocoran udara.
• Indoor unit harus dilengkapi dengan bak penampung air kondensasi (drain
pan) yang sudah merupakan satu kesatuan dari unit AC yang berasal dari
pabrik pembuatnya.
• Satu local controller harus dapat digunakan untuk mengontrol satu unit
indoor unit.
a) Lingkup Pekerjaan.
Lingkup pekerjaan untuk butir ini adalah pengadaan dan pemasangan fan
seperti ditunjukkan pada gambar- gambar rencana yang melengkapi dokumen
ini.
b) Umum.
• Dasarnya semua fan harus mempunyai noise level yang rendah dalam
operasinya dan dalam batas yang normal.
c) Spesifikasi Teknis.
CENTRIFUGAL FAN
• Fan dari jenis centrifugal forward curve atau backward curve (airfoil) dan
direncanakan suatu putaran yang tenang dengan komponen – komponen
sebagai berikut :
¾ Volute casing dari galvanized steel.
¾ Impeller dari mid steel.
¾ Shaft dari mid steel.
• Pelumasan memakai grease ball atau roller bearing.
• Fan dan motor duduk pada suatu rangka dudukan (base frame) dengan
posisi motor dapat diatur untuk ketegangan tali kipas (bila motor dan fan
tidak terhubung langsung).
AXIAL FAN
• Material fan :
¾ Casing dari hot dipped galvanized steel.
¾ Impeller dari aluminium die-cast.
¾ Shaft dari carbon steel.
¾ Pelumasan dari grease ball bearing.
• Fan dari type propeller untuk dinding maupun ceiling kecuali bila dinyatakan
ceiling fan dari type centrifugal seperti ditunjukkan dalam gambar.
• Untuk fan dinding yang berhubungan dengan luar lengkap dengan automatic
shutter dari jenis aluminium.
• Untuk high-pressure fan, rangka terbuat dari baja yang dicat anti karat
dengan impeller dari aluminium die-cast.
• Untuk intake atau pressurized fan bila diperkirakan akan terkena air hujan
harus dipasang canopy lengkap dengan galvanized wire mesh. Bahan
canopy dari galvanized sheet BJLS 80.
• Rangka dudukan fan pada dinding dari baja dengan baut-baut yang tahan
karat.
c) Pemasangan Pipa
1) Pipa Refrigerant.
• Semua pipa diletakkan diatas rak dan harus ditumpu / digantung pada
konstruksi bangunan. Konstruksi dari penggantungan harus dibuat kotak
sehingga letak pipa tidak berubah dan dapat mengurangi transmisi
getaran sedikit mungkin.
• Semua welding albow harus dari jenis long radius kecuali pada tempat-
tempat tertentu yang tidak mungkin.
• Pipa drain tegak (didalam shaft) pada bagian paling atas harus
dihubungkan dengan udara luar hal ini untuk mencegah tekanan negative
didalam pipa.
• Tidak boleh ada pipa yang ditumpu atau digantungkan satu sama lainnya.
• Untuk semua pipa yang lurus dan panjangnya diatas 30 meter dan
ditempat-tempat tertentu harus dilengkapi dengan bangunan pemuai
(expansion joint)
4) Bahan Isolasi Pipa Refrigerant.
• Pipa refrigerant gas (Suction dan Discharger) harus diisolasi panas dari
bahan (insuflex) dengan ketebalan minimum 12,7 mm dengan koefisien
perpindahan panas maksimum 0,045 kcal/m.h. 0C.
• Setelah diberi isolasi panas kemudian kedua pipa (gas dan liquid)
digabung dan dibalut dengan menggunakan type yang kedap air.
• Untuk pipa yang terletak diluar bangunan harus dilindungi terhadap cuaca
sehingga tidak langsung terkena panas atau air hujan, atau diberi lapisan
metal cladding / jacketing.
• Seluruh pipa drainage harus diberi isolasi, bahan isolasi dari polyyuchane
foarm (insuflex atau setara dengan ketebalan minimum 12,7 mm.
b) Umum.
• Jika tidak diterangkan secara khusus istilah ducting secara umum berarti
pekerjaan duct, fitting, dumper, support dan lain-lain komponen/ accessories
yang diperlukan untuk melengkapi instalasi ini.
• Jalur-jalur ducting yang terlihat pada gambar rencana adalah gambar dasar
yang menunjukkan route dari ukuran ducting. Contractor wajib
menyesuaikan dengan keadaan setempat (shop drawing) dan dengan jalur-
jalur instalasi lainnya berikut detail dan potongan-potongan yang diperlukan.
c) Konstruksi Duct.
• Ducting system tersebut dari galvanized iron sheet atau baja lapis seng BJLS,
diberi penguat yang baik dan ditumpu/digantung pada konstruksi bangunan
secara kokoh.
• Seluruh duct segi empat (rectangular duct) harus digantung dengan syarat-
syarat sebagai berikut :
• Seluruh duct dengan ukuran sisi lebih dari 20 inch (500 mm) harus dipatah
silangkan (cross broken) serta diberi lapisan besi penguat. Rangka besi
penguat yang harus dipasang pada sisi-sisi duct.
• Pada setiap percabangan duct harus diberi splitter dumper agar aliran udara
dapat diatur dan dikunci pada kedudukannya sesuai dengan kebutuhan.
Bahan splitter dumper dari BJLS 80.
• Pada main supply dan main return duct harus dibuat lubang pengetesan untuk
mengukur temperature serta static dan velocity pressure. Ditutup kembali
setelah selesai dengan plastic probe.
• Semua elbow harus dari type long radius elbow, jari-jari dalam sama dengan
lebar duct. Untuk keadaan dimana harus menggunakan short radius elbow
harus mencapai turning vanes.
• Isolasi ducting supply dan return yang berada di dalam ruangan harus diberi
isolasi dari bahan fibre glass (Glass wool) dengan ketebalan minimum 25 mm
(1”) dan densitas 24 kg/m3 serta memiliki konduktivitas panas 0,26 btu/h setara
merk : Top Woll, AB Woll.
• Isolasi ducting supply dan return yang berada di lantai paling atas/ langsung
di bawah atap atau berada di luar ruangan harus diberi isolasi dari bahan
fibreglass (glass wool) dengan ketebalan 50 mm (2”) dan densitas 24 kg/m3.
Setara merk : Top Woll, AB Woll.
• Pada bagian luar dari isolasi glass wool harus dibalut dengan bahan vapor
barrier seperti aluminium foil dua sisi yang tahan api, merk : insfoil Type 430,
AB Foil, Top Foil dengan thickness 0,21 mm dan Gramuge : 200 g/m2,
Nominal Mass = 15 kg / roll.
• Pada bagian luar isolasi dalam dari glass wool harus dibalut dengan bahan
glass cloath dan dijepit dengan pin.
• Diffuser dan grille terbuat dari bahan aluminium yang dicat bakar dengan
warna akan ditentukan oleh Konsultan Perencana pada saat pelaksanaan.
• Flexible round duct untuk sambungan duct ke Integrated Diffuser/ Diffuser dan
Grille dibuat dari bahan aluminium dilapisi glass wool Type INS 2425 dan
aluminium Foil Double Side Fire Resistant.
g) Plenum.
h) Louver.
• Louver boleh dari terbuat dari bahan galvanized atau aluminium sesuai dengan
gambar dengan ketebalan 1 mm. Setiap pemasangan louver harus dilengkapi
dengan bird (insect) screen pada bagian dalamnya. Luas effektif louver harus
lebih besar dari 50 % luas permukaan.
a) Lingkup Pekerjaan.
Lingkup pekerjaan dalam butir ini adalah pengadaan dan pemasangan seluruh
instalasi listrik, pengabelan, panel- panel dan instrumentasi kontrol sesuai gambar
rencana yang melengkapi dokumen ini.
b) Umum.
Jalur –jalur kabel dan perletakan panel dan motor seperti yang terlihat pada
gambar rencana adalah gambar dasar yang menunjukkan route dan lokasi
panel serta instrument kontrol. Kontraktor wajib menyesuaikan dengan shop
drawing dan dengan jalur-jalur instalasi lainnya berikut detail yang diperlukan
serta wajib mengikuti peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh :
c) Spesifikasi Teknis.
1) Peralatan Listrik.
MOTOR LISTRIK.
Semua motor listrik mempunyai power factor minimum 0,8, putaran motor
max. 1.450 Rpm (memenuhi standart NEMA, B.S, DIN, dan JIS).
PANEL-PANEL
• Panel – panel tenaga harus dari merk yang sama dengan yang digunakan
pada instalasi listrik dan dibuat dari plat besi setebal 2 mm, dilengkapi
dengan kunci Yale atau setaraf. Pengecatan dengan cat dasar dan duco
minimum 2 kali. Warna finishing ditentukan kemudian.
2) Wiring.
• Wiring untuk instalasi listrik dan control harus dipasang dalam metal conduit
JIS Standart (Maruichi dan National) dan diklem dengan rapi.
• Kabel yang dipasang di dalam tanah jenis NYFGbY dan harus dipasang
sekurang-kurangnya sedalam 75 cm dengan pasir sebagai alas dan
pelindung, kemudian dilindungi dengan batu pelindung sebelum diurug
kembali.
• Pada route kabel, setiap 50 m dan setiap belokan supaya diberi tanda
adanya galian kabel dan tanda arah kabel.
• Untuk kabel yang menyeberangi selokan, jalan raya atau instalasi lainnya
harus dilindungi dengan pipa galvanis.
d) Material dan peralatan yang akan dipasang harus dijamin 100% baru, sesuai
dengan spesifikasi dan bebas cacat/ kerusakan yang terlihat maupun yang
tersembunyi.
e) Apabila pekerjaan yang telah terpasang kemudian terbukti bahwa material atau
peralatan tersebut ternyata bekas dan telah dipakai sebelumnya atau tidak
sesuai dengan persyaratan, maka Pihak Pemberi Tugas berhak untuk
memerintahkan kontraktor untuk membongkar pekerjaan tersebut dan
mengganti dengan bahan atau peralatan baru tanpa adanya penambahan dari
Pihak Pemberi Tugas.
a) Pondasi.
• Semua pondasi beton yang diperlukan untuk mesin-mesin pendingin (AC), fan,
panel-panel termasuk dalam pekerjaan Kontraktor AC dan dikoordinasikan
dengan Kontraktor sipil dan mengikuti petunjuk-petunjuk pabrik pembuat
peralatan tersebut.
b) Pengecatan.
• Semua pipa-pipa besi yang terpasang harus dicat dasar (kecuali pipa galvanis)
sebelum dicat finish, demikian juga dengan support, hanger, mur dan baut.
• Untuk penggantungan penyangga setelah dicat dasar harus dicat dengan cat
aluminium.
• Semua peralatan yang disebabkan oleh gangguan cuaca atau karat yang
merusak sebagian atau seluruh cat aslinya harus dicat lagi dengan warna yang
sesuai secara keseluruhan.
b) Mengukur dan menyetel aliran udara, suhu dan kelembaban udara, tegangan dan
rpm mesin, tekanan mesin dan lain-lain.
d) Membersihkan dan merawat seluruh sistem AC dan fan yang ada pada
bangunan.
c) Mesin lift harus didudukan pada batang profil baja yang harus dibentangkan
antara balok beton dengan balok beton yang telah tersedia.
i) Pengadaan dan pemasangan pekerjaan sipil yang terkait dengan instalasi lift,
yaitu : penyesuaian shaft lift, pemasangan separator beam, bobokan untuk
tombol-tombol, pondasi-pondasi, tangga, dll.
l) Menyerahkan buku manual untuk service dan maintenance yang asli untuk
masing-masing lift sebanyak 3 copy dalam bahasa Indonesia dan Inggris.
n) Lain-lain.
2.2. Cara-cara pemasangan & penggunaan peralatan utama maupun pembantu harus
sesuai dengan persyaratan pabrik pembuat peralatan tersebut.
2.3. Gambar kerja yang diminta oleh Konsultan Manajemen harus dipenuhi segera agar
pekerjaan tidak terhambat, dan sebelum dilaksanakan harus ada persetujuan dari
Konsultan Manajemen Konstruksi.
2.4. Jaminan peralatan utama yang dipasang harus sesuai dengan jaminan dari pabrik
pembuat.
2.5. Supplier dari peralatan yang dipakai sepenuhnya berada dalam tanggung jawab
Kontraktor/Vendor pekerjaan ini.
2.6. Pekerjaan listrik yang termasuk dalam pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan
PUIL dan persyaratan pekerjaan instalasi listrik.
2.7. Semua pekerjaan Sipil yang harus dibuat oleh Kontraktor pekerjaan ini harus
mengikuti spesifikasi pekerjaan sipil.
2.8. Kontraktor sistem instalasi harus dilengkapi dengan buku petunjuk operasi dan
pemeliharaan sebanyak 5 set.
2.10. Jika terjadi gambar dan spesifikasi bertentangan maka spesifikasi yang lebih
mengikat.
2.11. Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan
instalasi. Sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi
proyek. Gambar-gambar arsitektur dan struktur harus dipakai sebagai referensi
untuk pelaksanaan dan detail "finishing" dari proyek.
2.12. Mengadakan ijin-ijin dari Instansi terkait tentang penggunaan elevator (lift) antara
lain dari Departemen Tenaga Kerja dan lain-lain. Selama pelaksanaan, Kontrak
harus betul-betul ditaati.
2.13. Kontraktor dianggap telah cukup mengerti dan mengetahui akan isi dan maksud dari
peraturan-peraturan dan syarat-syarat di atas.
a) Pelaksanaan pekerjaan instalasi lift ini harus dilakukan oleh Agen Resmi dari
produk yang dipakai didalam pekerjaan, memahami dan mampu melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan ketentuan pemasangan dari pabrik pembuatnya.
b) Semua sistem peralatan lift harus memenuhi syarat sesuai dengan cara
pengujian yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah setempat atau ketentuan-
ketentuan yang tercantum dalam ANSI 17-1.
c) Semua peralatan yang dipakai harus dalam kondisi yang baik (tidak cacat
mekanis, fungsi dan finishing), dalam keadaan baru dan dapat berfungsi
sebagaimana mestinya dengan mengesahkan Bill of Loading, Certificate of
Original dari pabrik pembuat dan lain-lain bila diperlukan.
Pekerjaan ini harus dilaksanakan di bawah pengawasan dan koordinasi tenaga ahli
dan dilakukan oleh tenaga kerja yang telah berpengalaman dan mengerti akan
teknik-teknik instalasi lift dan pengujiannya.
PASAL 4. PENYERAHAN
1. Letak peralatan-peralatannya.
2. Hubungan – hubungan kerjanya dari tiap peralatan dengan alat-alat lain.
3. Diagram beban-bebannya.
b) Hoistway dengan perlengkapannya yang menyangkut :
1. Tali pengangkat.
2. Rel-rel lintasan termasuk kerangka penyangga.
3. Kekuatan sesuai dengan jaminan keselamatan.
4. Ukuran berat tiap meter dari rel-rel yang dipakai.
a) Surat Keterangan lengkap tentang syarat jaminan tahan api dari alat-alat sistem
lift.
b) Surat ijin pemasangan dan pengoperasian lift dari pihak yang berwenang.
c) Diagram instalasi listrik untuk peralatan lift.
d) Daftar no. spares parts untuk ke seluruh sistem.
e) Buku petunjuk pemeliharaan meliputi :
1. Alat-alat bagian sistem lift.
2. Pelumasan-pelumasan/pemeliharaan priodik.
3. Peraturan-peraturan pemeliharaan dari seluruh sistem lift. Dibuat dalam
bahasa Indonesia sebanyak 5 (lima) set.
f) Gambar-gambar yang sesuai dilaksanakan (as built drawing) sebanyak 1 (satu)
set gambar-gambar kalkir dan 4 (empat) set copy.
Dalam rangka pelaksanaan pekerjaan peralatan utama seperti mesin lift, kereta,
panel-panel dan lain-lain peralatan yang harus diangkut dan diangkat dengan
peralatan dan metode yang memadai baik kapasitas maupun jumlahnya.
Pengangkutan dan pengangkatan harus dilakukan dan diawasi oleh tenaga ahli
5.2. Perlindungan.
Semua bahan dan peralatan sebelum dan sesudah pemasangan harus dilindungi
terhadap cuaca dan dijaga selalu dalam keadaan bersih.
Selain dari hasil pekerjaannya, kontraktor juga harus melakukan upaya perlindungan
terhadap pekerjaan lain yang mungkin terpengaruh atau terganggu oleh akibat
kegiatan pelaksanaannya.
a) Jumlah lift yang dipasang 1 (satu) unit passengger lift dan 1 (satu) unit
dumbwaiter standard mutu lift MITSUBISHI, HITACHI, TOSHIBA.
b) Jumlah lantai yang dilayani lift penumpang yaitu 5 (lima) lantai dari lantai semi
basement sampai dengan lantai 3 (tiga) dengan jarak kerja lift ± 17 m. Jumlah
pemberhentian dan pembukaan 5 (lima) stop dari lantai semi basement, dasar,
1, 2 dan 3.
c) Jumlah lantai yang dilayani dumbwaiter yaitu 2 (dua) lantai dari lantai semi
basement sampai dengan lantai dasar dengan jarak kerja lift ± 4 m. Jumlah
pemberhentian dan pembukaan 2 (dua) stop dari lantai semi basement sampai
lantai dasar.
1. Pelayanan kerja lift adalah sistem Simplex Full Collective (sistem ini harus
bisa dikombinasikan dengan BAS (apabila diperlukan) dengan waktu
program pengiriman dapat berubah dan flexible, oleh karena itu perlu
dilengkapi dengan modul-modul kerja berikut sistemnya.
2. Semua pemanggilan dari hall akan dicatat oleh setiap kereta, maksudnya
satu kali tekan tombol naik atau turun kereta akan mencatat panggilan
tersebut dan kereta harus dengan segera bergerak melayani pemesanan
dari suatu lantai tanpa menanti berakhirnya suatu selang waktu tertentu.
3. Kereta bergerak keatas menjawab urutan panggilan dari hall dan dari dalam
kereta, jawaban akan diurut satu per satu sampai panggilan terakhir
(tertinggi) dan arah perjalanan selanjutnya berbalik otomatis menjawab
panggilan turun/kebawah.
Dan apabila pada saat yang sama sekaligus ada dua pesanan yang
berlawanan di lantai terakhir yang dalam pelayanan karena pesanan kereta,
maka arah yang ditempuh oleh kereta selanjutnya setelah kereta yang
bersangkutan sampai di lantai tersebut haruslah arah meneruskan
perjalanan selanjutnya (Directional preference).
4. Jika tidak ada panggilan lagi yang dicatat, kereta kembali ke lantai 1 (satu)
untuk menunggu panggilan.
5. Kereta hanya boleh berhenti pada lantai tempat pemanggilan dan lantai yang
dituju bila pemberhentian kereta ditempat pemanggilan belum dilalui, kereta
bergerak ke atas menjawab urutan panggilan dari hall dan dalam kereta
diikuti sampai panggilan yang tertinggi lagi.
7. Setiap kereta lift harus dapat diset sedemikian rupa sehingga kereta yang
dimaksudkan hanya dapat melayani beberapa lantai yang diinginkan pada
waktu jam sibuk (pagi, siang dan sore).
8. Nudging, setiap kereta dalam keadaan tertentu harus dapat ditahan dan
distandbykan pada satu lantai. Kereta lainnya harus dapat bekerja tidak
terganggu dengan adanya pemblokiran tersebut (sistem pelayanan dengan
segera memisahkan kereta yang bersangkutan dari group kerja sistem).
9. Sistem harus dapat juga memaksa penutupan pintu dengan kecepatan yang
lebih lambat, apabila pintu tersebut ditahan untuk menutupnya melampaui
batas waktu tertentu. Sementara itu, suatu buzzer peringatan harus berbunyi
sebagai tanda teguran kepada orang yang menahan penutupannya pintu.
10. Inspection service harus disediakan suatu sakelar khusus yang ditempatkan
diatas kereta untuk menjalankan lift dalam keadaan inspeksi (perjalanan
dengan perjalanan lambat).
11. Apabila kereta telah berbeban penuh, maka dalam perjalanan (naik/turun)
hanya berhenti pada tempat tujuan. Tempat pemanggilan akan dilalui tanpa
berhenti (di bypass) dan catatan panggilan di hall tersebut akan dijawab oleh
kereta berikutnya (load nonstop).
12. Pintu hoist-way dan pintu kereta harus hanya dapat terbuka bila kedudukan
kereta sesuai dengan kedudukan landing (kecuali untuk maksud-maksud
tertentu) atau Releaveling device.
13. Pembukaan pintu hoist-way, pembukaan pintu kereta dan waktu landing
kereta harus selalu sinkron (sistem interlock). Pintu-pintu ini hanya akan
terbuka apabila kereta yang bersangkutan telah betul-betul berhenti dan
kereta hanya akan bergerak apabila pintu yang bersangkutan telah
betul-betul tertutup dan harus ada light ray 2 beam.
14. Apabila suatu ketika sumber tenaga listrik mengalami gangguan (terputus),
maka kereta-kereta harus dapat digerakkan secara normal untuk mencapai
tempat landing terdekat.
• Harus ada tanda dengan lampu (indicator lamp) di dalam kereta yang
menyatakan power supply sedang terganggu.
• Lampu penerangan ruangan kereta harus tetap menyala/emergency
light.
• Ventilasi mekanis tetap berjalan.
• Harus ada ARD (Automatic Resque Device).
15. Pintu-pintu hoist-way dan pintu-pintu kereta ialah pintu geser horizontal dan
dua daun pintu (two panel’s center opening).
Dilengkapi dengan peralatan-peralatan pengaman sehingga tidak
memungkinkan penumpang terjepit pintu.
17. Di tiap lantai harus diberi tombol pemanggil dengan arah tujuan yang
bertanda lampu untuk semua lantai (lampu tetap menyala apabila panggilan
belum terpenuhi).
Papan lampu tanda yang menunjukkan tempat kedudukan kereta dan tanda
dengan berbunyi yang memberitahukan kereta datang (Hall Gong).
19. Persyaratan lainnya yang harus dipasang untuk lift penumpang ini :
• Terbuat dari Stainless steel hair line finish. Dilengkapi sistem komunikasi
intercom untuk berkomunikasi di dalam dan di luar kereta.
• Dilengkapi juga dengan hand rail (pegangan), bentuk dan warnanya harus
dikonsultasikan dahulu.
• Deluxe Design.
• Terbuat dari plat baja minimum setebal 1,6 mm yang dicat anti karat.
• Ketinggian langit-langit kereta ini tidak kurang dari 2.300 mm dengan double
ceiling, lengkap dengan pintu darurat & safety switch.
• Memakai suspended ceiling yang dipasang dengan memakai suspended
hangers.
• Lampu yang terpasang sesuai dengan type yang biasa dipergunakan pada
merk tersebut lengkap dengan penerangan darurat.
• Terdapat Exhaust Grille dengan Exhaust Fan diletakkan di atas kereta.
• Penomoran lantai bangunan ditentukan sebagai berikut : B,D,1 .... s/d 3 (di
dalam kereta dan di luar kereta pada lantai setiap lantai)
k) Operating Panel :
• Terdapat satu buah yang terletak pada sisi kanan dari pintu kereta.
• Micro touch button yang dipakai sesuai merk yang ditawarkan, sedangkan
penunjukkan posisi kereta harus dengan sistem LED (Light Emiting Diode).
• Setiap panel operasi kereta (Car Operating Panel) harus terdapat peralatan
sebagai berikut :
Untuk memberhentikan lift pada tiap lantai yang dituju dengan toleransi
maksimum sebesar 5 mm dari level lantai yang bersangkutan.
• Landing door :
• Door sills :
Terletak dibawah pintu terbuat dari Extruded Aluminium Natural Color yang
didudukan pada beton yang telah disediakan.
• Hall Indicator/button :
Indicator dan tombol operasi kereta di hall berupa vertical type dengan
Indicator dengan sistem Push button / push button yang dipasang pada setiap
lantai.
Khusus untuk group lift penumpang, hall indicator / button dipasang diantara
pintu lift. Pada lantai bawah hanya Touch Button untuk operasi ke atas dan
lantai paling atas hanya untuk operasi ke bawah. Pada lantai lainnya 2 buah
micro push button ke atas dan ke bawah.
• Buffer :
9 Buffer yang dipakai harus dari spring buffer jika lift bergerak cepat dari
puncak hoistway pit, buffer dilengkapi peredam kejutan.
9 Untuk setiap lift minimum dipergunakan dua buah buffer dimana satu
buah untuk car buffer dan yang lain untuk counter weight buffer.
9 Buffer ini ditempatkan diatas suatu pondasi beton yang akan disediakan
oleh Kontraktor Lift. Setiap buffer harus dilengkapi dengan safety switch
yang dihubungkan ke panel kontrol.
9 Besaran buffer yang bisa menahan dan meredam kejutan disesuaikan
dengan type lift yang akan dipasang.
• Counter Weight :
• Position Indicator :
9 Untuk setiap lift terdapat 1 buah terletak di atas pintu untuk lantai dasar
dan di samping pintu untuk lantai typical.
9 Harus dilengkapi dengan petunjuk arah perjalanan kereta & gong yang
hanya menyala & berbunyi pada saat kedatangan kereta.
9 Mesin penggerak kereta lift terdiri dari motor arus bolak balik 3 phase 380
volt 50 Hz dengan AC variable voltage dan variable frequency dilengkapi
dengan AC gearless/helical gearless dan pully serta deflection pully.
• Control System.
9 Jenis alat kontrol yang harus dipakai adalah AC VVVF (AC gear)
9 Control system juga akan menjalankan motor penggerak pintu kereta lift
pada lantai yang dituju dan akan membuat kereta lift berhenti secara
langsung (Direct Floor Approach) dengan toleransi maksimum 5 mm dari
level lantai yang dituju baik pada keadaan beban penuh maupun beban
minimum.
• R o p e.
9 Rope yang dipakai adalah kawat baja dengan inti henep/manila atau
sesuai dengan spesifikasi pabrik.
• Safety Devices.
- Safety gear sebanyak dua buah (kiri dan kanan) yang terletak di bagian
atas dan di bawah kereta akan mengadakan pengereman di rail dan
micro switch yang ada disana akan menyebabkan panel kontrol
mematikan mesin penggerak.
- Dan bila kecepatan governor jatuh peralatan ini akan bekerja untuk
mengamankan dengan perlambatan dan memberhentikan kereta lift.
9 Pengaman terhadap hilangya sumber daya listrik, baik dari PLN maupun
dari Diesel Genset, maka sumber daya listrik yang berasal dari bettery
dengan DC inverter akan memberhentikan kereta elevator pada lantai
terdekat secara bergantian dan kemudian berhenti dengan pintu terbuka
dengan automatic resque device (ARD).
Dan dilengkapi Emergency car light yaitu power supply dari Nicad
batteries/rechargeable dipakai untuk penerangan darurat dalam kereta jika
sumber listrik padam.
9 Panel kontrol ini adalah dari jenis Free Standing Close Type dengan
lubang ventilasi secukupnya dan dilengkapi dengan exhaust fan serta
hanya dilayani dari depan saja.
9 Panel kontrol akan diletakkan di atas suatu pondasi yang akan disediakan
oleh Kontraktor Lift.
9 Box panel harus terbuat dari plat baja setebal 2 mm minimum dengan
rangka penguat dan cat anti karat dan fire proof.
9 Semua kabel yang masuk atau keluar panel ini harus dilengkapi dengan
kabel gland.
- Rail yang dipakai harus terbuat dari profil baja T dengan ukuran lebar,
ketinggian, berat nominal, ketebalan flange minimum dan maksimum,
slope pada flange dan lain-lain sesuai dengan merk yang ditawarkan.
- Sambungan rail terbuat dari plat baja tebal minimal 5/8" dan panjang 12"
yang dipasang dengan mur baut sebanyak 4 buah di setiap sisinya
sesuai dengan standard pabrik.
- Rail yang dipakai harus terbuat dari profil baja T dengan lebar,
ketinggian, berat nominal, ketebalan minimum dan maksimum, slope
pada flange dan lain-lain sesuai dengan merk yang ditawarkan.
- Rail harus diklem pada bracket dengan memakai sliding slip dan mur
baut yang disesuaikan dengan kekuatannya.
- Sambungan rail terbuat dari plat baja tebal minimum ½” dan panjang 12"
yang dipasang dengan mur baut sebanyak 4 buah pada tiap sisinya
sesuai dengan standard pabrik.
- Rail harus dilapisi dengan bahan anti karat dan pemegang harus
memenuhi persyaratan yang ditentukan dari pabrik.
7.2. Kabel-kabel yang digunakan harus dalam keadaan baru 100% ukuran dan type
kabel memenuhi syarat spesifikasi yang diminta, yaitu produksi kabelindo, kabel
metal, tranka, atau setara.
7.3. Tarikan kabel harus diusahakan tidak nampak dari luar dan penarikannya harus
aman dan rapi.
7.4. Pembobokan lantai-lantai beton yang ditembus oleh kabel ini menjadi tanggung
jawab Kontraktor, begitu juga perbaikan/finishingnya.
7.5. Tarikan kabel yang berada di atas plafond harus diklem pada jalur kabel yang
berbentuk tangga(kabel tray/ladder) dan diklem pada plat beton.
Begitu pula kabel yang berada di bawah plafond menyusur tembok dengan jalur
kabel yang berbentuk tangga yang ditanam/diklem pada tembok dengan flamco
galvanized system.
Pengkleman-pengkleman tersebut dipasang pada tiap jarak 1/2 m. Pemasangan
kabel-kabel tersebut harus kuat, aman dan rapi.
7.6. Letak panel utama berada di ruang elektrikal dan sub panel lift di ruang mesin lift.
Sub panel diruang mesin lift bisa digunakan buatan dalam negeri dengan
ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
7.7. Begitu juga mengenai instalasi listrik yang berada di dalam ruang lift semuanya
harus tidak tampak dari luar (terbenam)/protektor.
7.8. Semua komponen masing-masing sistem kontrol harus melalui pengetesan (cold
test) sebelum disatukan.
7.10. Intercom dengan 2 master station di ruang mesin lift dan di ruang BAS ground floor
dengan cabang pada masing-masing kereta untuk semua lift.
Sistem ini memungkinkan penumpang untuk berkomunikasi dengan orang di luar
kereta pada kejadian macet.
Di dalam operasinya setiap cabang dapat memanggil master station dan setiap
master station dapat memanggil setiap cabang.
Sumber daya untuk intercom ini diambil dari battery yang dilengkapi dengan
automatic charger yang juga digunakan untuk melayani lampu penerangan darurat.
langsung dengan building automation atau fire alarm yang berupa point status dan
lain-lain.
8.2. Peralatan tambahan yang diperlukan walaupun tidak digambarkan atau disebutkan
dalam RKS harus disediakan oleh Kontraktor sehingga instalasi bekerja dengan baik
dan sempurna dan dapat dipertanggungjawabkan tanpa tambahan biaya.
8.3. Sehabis masa pemeliharaan Kontraktor/agen tunggal lift tersebut harus menjamin
terhadap suku cadang dan teknisi bila diperlukan.
8.4. Pekerjaan sipil yang harus dibuatkan untuk keperluan-keperluan lift dan escalator
menjadi tanggungan kontraktor lift dan untuk pelaksanaannya bisa dikoordinasikan
dengan kontraktor sipil.
8.5. Agar disiapkan hook untuk maintenance tiap ruang mesin dan ukuran kekuatan
hook/cantelan ini agar disesuaikan dengan mesin lift yang akan dipasang.