PEDOMAN
PELAYANAN UNIT REKAM MEDIS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lahimya rekam medis berjalan sejajar dengan lahimya ilmu kedokteran
karenanya sejak Zaman Batu {Paleolithic) lebih kurang 25.000 SM di Spanyol
rekam medis telah ada, tetapi dalam bentuk yang primitif sekali berupa pahatan
pada dinding gua.
Pada zaman Mesir Kuno {Egyptian Period) telah dikenal Dewa Thoth ahli
pengobatan yang dianggap Dewa Kebijaksanaan dikenal sebagai dewa
berkepala iblis. Ia mengarang 36- 42 buah buku. Diantaranya 6 buku mengenai
masalah kedokteran (tubuh manusia, penyakit, obat-obatan penyakit mata dan
kebidanan)
Pada zaman Yunani dikenal Aesculapius yang dianggap sebagai dewa
kedokteran dan mempunyai tongkat dililit ular yang hingga kini masih dipakai
sebagai simbol ilmu kedokteran diseluruh dunia. Aesculapius melakukan praktek
ilmu kedokteran di Delphi, bekas reruntuhan kuilnya berada di dekat gunung
Pama Zeus.
Pada 460 SM dikenal Hippocrates yang hingga kini disebut sebagai Bapak
Ilmu Kedokteran. Ia yang mulai mengesampingkan ramalan dan pengobatan
secara mistik dengan praktek kedokteran secara ilmu pengetahuan modem.
Hipocrates yang membuat sumpah Hipocrates dan banyak menulis tentang
pengobatan penyakit, dengan observasi penelitian yang cermat dan sampai kini
dianggap benar. Hasil pemeriksaan pasiennya (rekam medis) diajarkan pada
Putra Hipocrates Thesalius, Racon, dan Dexxippus yang hingga kini masih dapat
dibaca oleh para dokter. Kecermatan cara kerja Hipocrates dalam pengelolaan
rekam medisnya sangat menguntungkan para dokter sekarang.
Pada zaman Islam dikenal dokter-dokter yang beragama Islam dan
praktek di rumah sakit Persia (Iran) antara lain Imam Gozali (Rhazes) tahun 865
- 925 SM, yang telah menulis banyak buku kedokteran, antara lain mengenai
pengobatan penyakit cacar “Treatise on Smallpox and Measles” yang
merupakan buku pertama yang membahas penyakit menular. Ia juga merupakan
dokter pertama yang menggunakan alkohol dan usus kambing untuk menjahit
luka. Kemudian Ibnu Sina (Avicena) hidup 980-1037 M yang bekerja
berdasarkan tulisan Hipocrates dan menggabungkan dengan sumber-sumber
kedokteran lainnya yang ia dapat. Ia telah menggunakan sistem pencatatan
klinis yang baik.
Pada abad XVIII Benyamin Franklin dari USA mempelopori berdirinya rumah
SUl f -
sakit Pennsylvania di Philadelpia (1752). Rekam medis sudah ada pada tahun 1873
dan indeks pasien baru disimpan.
Tahun 1771 Rumah Sakit New York dibuka, pada tahun 1793 register pasien
dikerjakan. Tahun 1862 mulai dicoba menggunakan indeks penyakit. Pada tahun
1914 istilah-istilah kepenyakitan baru dapat diterangkan.
Pada tahun 1801 Rumah Sakit Umum Massacussect di Boston dibuka.
Rumah Sakit ini telah memiliki rekam medis dan katalog lengkap. Tahun 1871 mulai
diinstruksikan bahwa pasien dirawat hams dibuat KIUP (Kartu Indeks Utama
Pasien). Tahun 1870-1893 Library Bureu mulai mengerjakan penelitian katalog
pasien. Tahun 1895 -1867 Ny. Grece Whiting Myerors terpilih sebagai Presiden
pertama dari Association of Record Librarian of North America. Ia adalah ahli
medical record pertama di rumah sakit.
Pada abad XX rekam medis bam menjadi pusat perhatian secara khusus
pada beberapa rumah sakit dan perkumpulan ikatan dokter/rumah sakit di negara-
negara barat. Tahun 1902 American Hospital Association untuk pertama kalinya
melakukan diskusi rekam medis. Tahun 1905 beberapa buah pikiran dokter
diberikan untuk perbaikan rekam medis. Tahun 1905 Dokter George Wilson seorang
dokter kebangsaan Amerika dalam rapat tahunan American Medical Association ke
56 membacakan naskahnya : “A Clinical Chart for The Record of Patient in Small
Hospital “ yang kemudian diterbitkan dalam Journal of American Association pada
23 September1905. Isi naskah itu adalah tentang pentingnya nilai medical record
yang lengkap isinya demi kepentingan pasien maupun bagi pihak mmah sakit.
Berikut adalah perkembangan selanjutnya :
B. Tujuan Pedoman
Tujuan Pedoman Pedoman Pelayanan Rekam Medis adalah untuk
memberi arah bagaimana pelayanan rekam medis harus dilakukan, dengan
demikian merupakan hal pokok yang menjadi dasar untuk menentukan atau
melaksanakan kegiatan pelayanan rekam medis.
a. Aspek Administrasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena isinya
menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggungjawab
sebagai tenaga medis dan paramedis dalam pencapaian tujuan pelayanan
kesehatan
b. Aspek Medis
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medis, karena catatan
tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan
pengobatan/perawatan yang harus diberikan kepada seorang pasien.
c. Aspek Hukum
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena isinya
menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar
keadilan, dalam rangka usaha menegakakan hukum serta penyediaan
bahan tanda bukti untuk menegakkan keadilan.
d. Aspek Keuangan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang, karena isinya
mengandung data/informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek
keuangan.
e. Aspek Penelitian
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya
menyangkut data/informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek
penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dibidang kesehatan.
f. Aspek Pendidikan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinya
menyangkut data/informasi tentang perkembangan kronologis dan
kegiatan pelayanan medis yang diberikan kepada pasien. Informasi
tersebut dapat dipergunakan sebagai bahan/referensi pengajaran di
bidang profesi si pemakai.
g. Aspek Dokumentasi
SUl f -
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya
menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dapat
dipakai sebagai bahan pertangungjawaban dan laporan rumahsakit.
Selanjutnya, dengan majunya teknologi informasi, kegunaan rekam
medis dapat dilihat dalam 2 kelompok besar (Dick et al., 1997, him. 77-79)
Pertama, yang paling berhubungan langsung dengan pelayanan pasien
(primer). Kedua, yang berkaitan dengan lingkungan seputar pelayanan
pasien namun tidak berhubungan langsung secara spesifik (sekunder).
1) Edukasi
a) Mendokumentasikan pengalaman profesional di bidang
kesehatan
2) Peraturan (regulasi)
a) Bukti pengajuan perkara ke pengadilan (litigasi)
a. Sebagai alat komunikasi antara dokter dan tenaga ahli lain yang telah
memberikan pelayanan, pengobatan dan perawatan kepada pasien.
1. Pemaparan isi rekam medis hanya boleh dilakukan oleh dokter yang merawat
pasien dengan ijin tertulis pasien.
- Identitas pasien
- Diagnosis
- Rencana penatalaksanaan
b. Isi Rekam medis untuk pasien rawat inap dan perawatan satu hari
sekurang- kurangnya memuat:
- Identitas pasien
- Diagnosis
- Rencana penatalaksaan
- Ringkasan pulang
- Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu
yang memberikan pelayanan kesehatan
- Identitas pasien
- Diagnosis
- Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu
yang memberikan pelayanan tindak lanjut
- Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu
yang memberikan pelayanan kesehatan
e. Isi rekam medis untuk pelayanan dokter spesialis atau dokter gigi
spesialis dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
merawatnya.
D. Batasan Operasional
1. Managemen Rekam Medis
Adalah kegiatan penyelenggaraan rekam medis di RS. Muhammadiyah
Lamongan yang terdiri dari koding, indeksing, assembling, penyimpanan
rekam medis, pendistribusian rekam medis dan pelaporan rekam medis.
2. Rekam Medis
Adalah keterangan baik yang tertulis maupun terekam tentang identitas,
anamnese, penentuan fisik laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan
tindakan medik yang diberikan kepada pasien, dan pengobatan baik yang
dirawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat
darurat”.
3. Admission
SUl f -
Adalah tempat penerimaan / pendaftaran pasien rawat inap.
4. Registrasi
Adalah tempat penerimaan / pendaftaran pasien rawat jalan.
5. Tracer
suatu metode yang digunakan sebagai pengendali berkas rekam medis,
pengendali yang dimaksud adalah dengan adanya tracer maka dapat
diketahui keberadaan berkas rekam medis yang telah keluar dari ruang
penyimpanan rekam medis. Tracer secara umum diartikan sebagai lembar
perunut yaitu suatu lembaran dengan kualitas kertas tebal dan tidak mudah
sobek yang didalamnya memuat informasi mengenai tanggal keluar berkas
rekam medis, tempat / peminjam berkas rekam medis, nama petugas rekam
medis dan tanggal kembali berkas rekam medis.
6. ICD-10
Adalah kepanjangan dari International Classification of Disease Ten Revision.
ICD-10 digunakan untuk mengkode diagnosa penyakit pasien rawat jalan
maupun rawat inap
7. ICD-9-CM
Adalah kepanjangan dari International Classification of Disease Ninth
Revision Clinical Modification. ICD-9-CM digunakan untuk
mengkode/mengklasifikasikan tindakan atau prosedur pasien rawat jalan
maupun rawat inap
8. Kartu berobat
Adalah kartu yang diberikan kepada pasien dimana isi kartu tersebut
adaalah nomor rekam medis dan nama pasien. Kartu tersebut digunakan
untuk mempermudah pencarian kembali rekam medis pasien yang akan
berobat.
E. LANDASAN HUKUM
Unit Rekam Medis di RSUD Muara Beliti adalah merupakan bagian
yang harus terselenggara sesuai dengan :
1. Permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang rekam medis merupakan
landasan hukum yang harus dipedomani bagi semua tenaga medis dan para
medis serta tenaga kesehatan lainnya yang terlibat di dalam
penyelenggaraan rekam medis.
2. Undang Undang no 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran ( Pasal 46-47
tentang rekam medis dan pasal 48 tentang wajib simpan rahasia
kedoketeran)
3. Permenkes no 290/MENKES/PER/III/2008 Tentang persetujuan tindakan
SUl f -
kedokteran
4. Undang Undang No 44 tahun 2009 tentang Rumah sakit
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
6. Peraturan Pemerintah No.32 tahun 1996 tentang tenaga rekam medis.
7. Keputusan Menteri Kesehatan no 377/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar
Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan.
8. Surat Keputusan Menkes RI No.034/BIRHUP/1972. Ada kejelasan bagi
rumah sakit menyangkut kewajiban untuk menyelenggarakan rekam medis
dengan kegiatannya menunjang pelayanan medis yang diberikan kepada
pasien, meliputi membuat rekam medis berdasarkan ketentuan yang telah
ditetapkan, serta merawat statistik yang telah up to date. Melalui peraturan-
peraturan tentang rekam medis, diharapkan rumah sakit dapat
menyelenggarakan rekam medis berjalan sebagaimana yang diharapkan.
5. SK Dir Jen Yan Medik tahun 1996, Nomor : YM.00.03.2.2. 1296 Revisi Pedoman
Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit.
6. Kebijakan Pelayanan Rekam Medis RSUD Muara Beliti
SUl f -
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Jumlah 11
B. Distribusi Ketenagaan
SDM Unit Rekam Medis RSUD Muara Beliti berjumlah 11 orang sesuai dengan
struktur organisasi unit rekam medis.
Adapun pendistribusian SDM Unit Rekam Medis adalah sebagai berikut :
Unit Rekam Medis terbagi menjadi beberapa kegiatan yaitu :
1 Pengolahan Data (Assembling, Koding Penyakit)
2 Filling (Penyimpanan Dan Pendistribusian rekam Medis)
3 Statistik dan pelaporan
4 Pendaftaran
C. Pengaturan Jaga
Rekam Medis RSUD Muara Beliti dibagi menjadi dua sub bagian yaitu
sub bagian pendaftaran dan pengelolaan berkas serta sub bagian Pengolahan
data dan pelaporan. Adapun penempatan staf dan pengaturan shift pada
bagian rekam medis RSUD Muara Beliti dapat dijabarkan dalam tabel berikut:
Koordinator
DIII Fisioterapi Non shit 1
Pendaftaran
Koordinator
Sarjana Kesehatan Masyarakat
Pengolahan Data Non shift 1
(Pelatihan Rekam Medis)
dan Pelaporan
Staf Filling
(Penyimpanan dan
DIII Keperawatan Non shift 1
Distribusi Berkas
RM)
Jumlah 11
BAB III
STANDAR FASILITAS
gudang gudang
1. Ruangan
a. Gedung Lokasi
1) Lokasi rekam medis RSUD Muara Beliti terletak di Instalasi
Rawat Jalan
2) Lokasi Unit Rekam Medis harusnya berdekatan dengan bagian
pendaftaran.
3) Lokasi harus strategis sehingga pengambilan dan distribusi
rekam medis lancar.
b. Ruangan
1) Ruang kerja harus memadai bagi kepentingan staf,
penyimpanan berkas rekam medis dan penempatan peralatan.
SUl f -
2) Ruangan penyimpanan dan ruang pengelolaan data harus
terpisah/ ada sekat.
3) Ruangan harus cukup menjamin bahwa berkas rekam medis
aktif dan non aktif tidak hilang, rusak/diambil oleh yang tidak
berhak.
4) Ruang penyimpanan harus menampung berkas rekam medis
aktif selama 5 tahun dan berkas rekam medis in aktif selama 2
tahun.
5) Ruangan penyimpanan harus terpisah antara Berkas rekam
medis aktif dan non aktif.
6) Ruangan rekam medis terdiri dari ruang kerja dan ruang
penyimpanan berkas rekam medis yaitu :
a. Ruang kerja terdiri dari :
Meja tempat melakukan kegiatan penyiapan berkas
rekam medis.
Meja tempat melakukan kegiatan pengolahan data
rekam medis.
Meja/lemari sortir berkas rekam medis.
Tempat melakukan kegiatan pelaporan dan statistik.
Kursi sesuai jumlah petugas.
Meja sesuai jumlah petugas.
b. Ruang penyimpanan berkas rekam medis terdiri dari :
Ruang penyimpanan berkas rekam medis aktif.
Ruang penyimpanan berkas rekam medis in aktif.
Dibawah ini merupakan kebutuhan Ruang, Fungsi dan Luas Ruang serta
Kebutuhan Fasilitas di Unit Rekam Medis:
C. Fasilitas Ruangan
Dibawah ini merupakan daftar standar fasilitas yang harus dimiliki oleh
Unit Rekam Medis RSUD Muara Beliti.
ATK DAN FASILITAS LAIN
No Nama Alat Jumlah
2. Komputer 4 buah
3. Printer 4 buah
Sesuai
4. Lemari penyimpanan berkas rekam medis
kebutuhan
Sesuai
5. Lemari arsip pelaporan
kebutuhan
SUl f -
6. AC/ AC Sentral 2/2
7. Telepon 3
8 Lampu emergency -
9. APAR 1
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
f - p£ < vl 1-