Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Fraktur adalah setiap patah tulang, biasanya disebabkan oleh traumaatau tenaga
fisik Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang ditandai oleh rasa nyeri,
pembengkakan, deformitas, gangguan fungsi, dan krepitasi (Doenges, 2000).
Fraktur adalah suatu patahan pada kontinuitas struktur tulang. Patahan tadi mungkin
taklebih dari suatu retakan, suatu pengisutan atau primpilan korteks; biasanya patahan lengkap
dan fragmen tulang bergeser. Kalau kulit diatasnya masih utuh, keadaan ini disebut fraktur
tetutup (atau sederhana) kalau kulit atau salah satu dari rongga tubuh tertembus keadaan ini
disebut fraktur terbuka (atau compound) yang cendrung untuk mengalami kontaminasi dan
infeksi (A,Graham,A & Louis, S, 2005).
Fraktur dapat terjadi di semua bagian tulang, tidak hilang kemungkinan dapat terjadi di
patella yang merupakan tulang sesamoid yang melekat kuat pada perpanjangan otot quadrisep.
Sehingga dapat disimpulkan dari pengertian di atas bahwa fraktur patella adalah suatu gangguan
integritas tulang yang ditandai dengan rusak atau terputusnya kontinuitas jaringan tulang karena
adanya tekanan yang berlebihan di tempurung lutut (Stanley, 2011).
Penyebab terbanyak fraktur adalah kecelakaan, baik itu kecelakaan kerja, kecelakaan lalu lintas
dan sebagainya. Tetapi fraktur juga bisa terjadi akibat faktor lain seperti proses degeneratif dan
patologi (Depkes RI, 2005).
Fraktur patella adalah suatu gangguan integritas tulang yang ditandai dengan rusak atau
terputusnya kontinuitas jaringan tulang karena adanya tekanan yang berlebihan di tempurung
lutut (Stanley, 2011). Fraktur patella merupakan suatu gangguan integritas tulang yang ditandai
dengan rusaknya atau terputusnya kontinuitas jaringan tulang dikarenakan tekanan yang
berlebihan yang terjadi pada tempurung lutut pada kaki.
Badan kesehatan dunia (WHO) mencatat pada tahun 2011-2012 terdapat 5,6 juta orang
meninggal dunia dan 1,3 juta orang menderita fraktur akibat kecelakaan lalu lintas.
Data Korlantas Polri (2014) menyebutkan, selama Januari – November 2014 jumlah
angka kecelakaan di Indonesia mencapai 85.765 kejadian, sedangkan sepanjang 2013 menyentuh
100.106 kejadian.

1
2

Menurut Depkes RI 2011, dari sekian banyak kasus fraktur di Indonesia, fraktur pada
ekstremitas bawah akibat kecelakaan memiliki prevalensi yang paling tinggi diantara fraktur
lainnya yaitu sekitar 46,2%. Dari 45.987 orang dengan kasus fraktur ekstremitas bawah akibat
kecelakaan, 19.629 orang mengalami fraktur pada tulang femur, 14.027 orang mengalami fraktur
cruris, 3.775 orang mengalami fraktur tibia, 9.702 orang mengalami fraktur pada tulang-tulang
kecil di kaki dan 336 orang mengalami fraktur fibula.

1.2 Rumusan Masalah


Fraktur patella adalah suatu gangguan integritas tulang yang ditandai dengan rusak atau
terputusnya kontinuitas jaringan tulang karena adanya tekanan yang berlebihan di tempurung
lutut (Stanley, 2011). Fraktur terbuka (atau compound) yang cendrung untuk mengalami
kontaminasi dan infeksi (A,Graham,A & Louis, S, 2005).
Apakah tindakan asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien dengan fraktur pada lutut
(patella) ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui asuhan dan tindakan keperawatan pada pasien dengan fraktur pada lutut
(patella)
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui konsep dasar fraktur patella
2. Mengetahui konsep asuhan keperawatan pada pasien dengan fraktur patella
3. Mengetahui dan mengindentifikasi laporan kasus pasien dengan fraktur patella

Anda mungkin juga menyukai