PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(PMA) menjadi salah satu sumber pembiayaan yang penting bagi wilayah yang
sedang berkembang dan mampu memberikan kontribusi yang cukup besar bagi
mengatakan:
Kerjasama antara modal asing dan nasional dapat diadakan dalam bidang
usaha yang terbuka bagi modal asing. Kerjasama ini cenderung menggunakan bentuk
perusahaan joint venture. Kesepakatan antara investor asing dan nasional dituangkan
dalam perjanjian joint venture, yang selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam
1
David Kairupan, Aspek Penanaman Modal Asing di Indonesia, (Jakarta: Kharisma Putra Utama,
2013), hal. 15.
2
Budiman Ginting, Hukum Investasi: Perlindungan Hukum Pemegang Saham Minoritas dalam
Perusahaan Penanaman Modal Asing. (Medan: Pustaka Bangsa Press, 2007), hal. 1.
mempunyai manfaat yang cukup luas (multiplier effect). Manfaat yang dimaksud
yakni kehadiran investor asing dapat menyerap tenaga kerja dinegara penerima
modal, dapat menciptakan demand bagi produk dalam negeri sebagai bahan baku,
menambah devisa apalagi investor asing yang berorientasi ekspor, dapat menambah
penghasilan negara dari sektor pajak, adanya alih teknologi (transfer of technology)
Indonesia terefleksi dalam tujuan yang tertera dalam Undang-Undang No. 25 Tahun
2007 tentang Penanaman Modal sebagai landasan hukum positif bagi kegiatan
penanaman modal di Indonesia. Pasal 3 Ayat (2) Undang-Undang No. 25 Tahun 2007
yaitu:
3
Sentosa Sembiring, Hukum Investasi, (Bandung: Nuansa Aulia, 2007), hal. 23-24.
dalam negeri, tetapi juga dari luar negeri. Hal itu menyebabkan penanaman modal
asing menjadi salah satu sumber pendanaan luar negeri yang strategis dalam
pada gilirannya diharapkan berdampak pada pembukaan lapangan kerja secara luas. 4
modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk
para pihak yang ikut serta dalam Penanam modal yaitu “perseorangan atau badan
usaha yang melakukan penanaman modal yang dapat berupa penanam modal dalam
keadaan bagi ekonomi maupun politik Indonesia, dimana investasi melalui modal
asing secara langsung lebih baik dari pada penarikan dana melalui pinjaman luar
negeri sebab melalui penanaman modal asing secara langsung, pertumbuhan ekonomi
4
Ibid., hal. 15.
bagi negara, kegiatan penanaman modal secara langsung menghasilkan manfaat yang
tujuan penanaman modal dengan sifat yang permanen/ jangka panjang menciptakan
Negeri (PMDN) yang pada dasarnya juga memberikan efek positif terhadap
Penanaman Modal, yang dimaksud dengan Penanaman Modal Dalam Negeri adalah
Indonesia yang dilakukan oleh Penanam Modal Dalam Negeri dengan menggunakan
Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal dapat dilakukan dengan tiga
cara, yaitu; melalui pendirian perusahaan PMA, melalui pembelian saham dan
Pembelian saham atas suatu perusahaan bukan PMA atau perseroan terbatas
oleh pihak asing atau perusahaan PMA dapat mengakibatkan status perusahaan target
yang sahamnya dibeli tersebut berubah menjadi PMA. Jual beli saham tersebut
perseroan terbatas secara umum haruslah memenuhi ketentuan Pasal 58 dan Pasal 59
atau pemegang saham lain, dan dalam jangka waktu tiga puluh hari terhitung sejak
pemegang saham penjual dapat menawarkan dan menjual sahamnya kepada pihak
atas saham yang memerlukan persetujuan Organ Perseroan atau penolakannya harus
diberikan secara tertulis dalam jangka waktu paling lama sembilan puluh hari
Pada sisi lain pembelian saham oleh pihak asing juga tidak dapat dilalukan
untuk dijalankan. Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2014 tentang Daftar Bidang
modal asing. Perpres tersebut juga mengatur mengenai pembatasan kepemilikan asing
PMDN tidak dapat dilepaskan dengan ketentuan bidang usaha apa yang
PMA boleh memiliki saham di bidang usaha tersebut, maka tidak seluruh saham
Permasalahan lain yang timbul dari pembelian saham atas perusahaan PMDN
Hak suara yang dimiliki seorang pemegang saham minoritas tentu saja tidak
namun dikarenakan kepemilikan saham yang kecil pemegang saham minoritas selalu
pihak asing tentu saja menjadi kajian yang menarik sehingga dalam hal ini sangat
perlu dan penting untuk diteliti untuk melihat sejauh mana peraturan-peraturan yang
ada dapat memberikan kepastian hukum dalam proses jual beli saham suatu
perusahaan PMDN oleh pihak asing dan juga sejauh mana peraturan-peraturan yang
B. Rumusan Masalah
dibeli (diakuisisi) oleh warga negara asing atau badan hukum asing?
saham (akuisisi) bukan PMA oleh warga negara asing atau badan hukum
asing?
C. Tujuan Penelitian
dengan pembelian saham secara akuisisi pada perusahaan bukan PMA oleh
saham (akuisisi) bukan PMA oleh warga negara asing atau badan hukum
asing.
D. Manfaat Penelitian
berikut manfaatnya:
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
bukan PMA maupun PMA baik masyarakat Indonesia atau pihak asing di
Indonesia.
E. Keaslian Penelitian
Berdasarkan data yang ada dan melalui penelusuran yang telah dilakukan di
Universitas Sumatera Utara maka penelitian yang berkenaan dengan judul “Akibat
Hukum Pembelian Saham Perusahaan Bukan Penanaman Modal Asing Oleh Warga
Dari beberapa tulisan yang pernah ditulis tersebut diatas, secara umum
pembahasan yang akan ditulis tidaklah memiliki kesamaan. Namun kesamaan bisa
saja timbul akibat sumber kutipan atau buku-buku yang menjadi sumber metode
ilmiah dan terbuka atas masukan serta saran-saran yang membangun dan apabila
dikemudian hari ternyata penelitian ini melanggar asas-asas keilmuan tersebut maka
dipergunakan karena pada dasarnya pengalihan hak atas saham kepada Warga Negara
Asing atau Badan Hukum Asing didasarkan pada hubungan hukum perjanjian antara
para pihak. Perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih
persetujuan (tertulis atau dengan lisan) yang dibuat oleh dua pihak atau lebih, masing-
masing bersepakat akan menaati apa yang tersebut dalam persetujuan itu 6. Sedangkan
dimana seseorang berjanji kepada orang lain atau dimana dua orang atau lebih saling
Mertokusumo adalah hubungan hukum antara kedua orang yang bersepakat untuk
menimbulkan akibat hokum, dua pihak sepakat untuk menentukan peraturan atau
kaedah atau hak-hak dan kewajiban yang mengikat mereka untuk ditaati atau
dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau
lebih.
harus ada agar suatu perbuatan hukum dapat disebut dengan perjanjian yang sah,
yaitu kesepakatan, kecakapan, obyeknya tertentu dan sebab yang halal. Keempat
unsur tersebut selanjutnya oleh ilmu hukum digolongkan ke dalam dua unsur pokok
5
Guse Prayudi, Seluk Beluk Perjanjian Yang Penting Untuk Diketahui: Mulai Dari A-Z,
(Yogyakarta: Pustaka Pena, 2007), hal. 1.
6
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Indonesia, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat
Bahasa), hal. 580.
7
Op. Cit, hal. 1.
8
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum (Suatu Pengantar), (Yogyakarta: Liberty, 2003), hal.
34.
membuat dan melakukan kesepakatan apa saja dengan siapa saja, selama mereka
KUHPerdata tersebut. Setiap orang dapat secara bebas membuat perjanjian selama
memenuhi syarat sahnya perjanjian dan tidak melanggar hukum, kesusilaan, serta
ketertiban umum. Menurut Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata, “semua perjanjian yang
dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya.
“Semua perjanjian” berarti perjanjian apapun, diantara siapapun. Dalam Pasal 1338
KUHPerdata pada intinya memberikan kebebasan bagi tiap-tiap subjek hukum untuk
melakukan kontrak dengan muatan materi yang disepakati oleh kedua belah pihak,
freedom of the parties), kebebasan berkontrak merupakan alasan yang ideal bagi
tidak adanya perbuatan yang tidak adil yang dilakukan terhadap sebagian besar
Kontrak yang dilakukan para pihak meskipun adanya suatu kebebasan dalam
hal materi kontraknya, namun harus adanya suatu batas-batas yang melekat
umum (public policy), kepatutan serta kesusilaan atau tidak melanggar itikad baik
serta undang-undang.
Pembelian saham yang merupakan perbuatan ekonomis bagi para pihak, dan
menimbulkan aturan serta menciptakan hak dan kewajiban tersebut selanjutnya juga
tidak terlepas dari peraturan yang bersifat khusus, dimana untuk melakukan jual beli
saham tidak terlepas dari aturan jual beli saham dalam sebuah perusahaan.
Pembelian saham perusahaan bukan PMA, merupakan suatu sistem jual beli
Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA). Pasal 5 Ayat (3) Undang-
Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal menjelaskan bahwa penanam
modal dalam negeri dan penanam modal asing yang melakukan penanaman modal
dalam bentuk Perseoran Terbatas dilakukan dengan membeli saham. Aturan jual beli
saham ini tidak dapat dilepaskan dengan syarat sahnya perjanjian yang disesuaikan
bergerak ini sifatnya adalah kebendaan yang dapat berpindah atau dipindahkan. 10
10
P.N.H Simanjuntak.Pokok-Pokok Hukum Perdata Indonesia. (Jakarta: Penerbit Djambatan),
hal. 206.
bergerak itu yaitu suatu barang bergerak yang dapat berpindah sendiri atau karena
dipindahkan. 11 Mengenai jenis dari benda bergerak tersebut, telah dirangkum dengan
jelas dalam Pasal 510 sampai dengan Pasal 518 KUHPerdata, yaitu:
2. Yang dianggap sebagai barang bergerak seperti hak pakai hasil dan hak pakai
barang bergerak, hak atas bunga, perikatan dan tuntutan, bukti saham atau saham,
dalam pasal ini adalah dianggap sebagai barang bergerak, Pasal 512 KUHPerdata
5. Istilah mebel atau perabotan rumah tangga meliputi segala sesuatu yang menurut
6. Semua istilah rumah yang ada didalam rumah disebut sebagai benda bergerak,
7. Segala perhiasan rumah disebut sebagai benda bergarak, Pasal 517 KUHPerdata.
8. Istilah 'rumah yang bermebel’ atau 'rumah beserta mebelnya’ hanya meliputi
perhiasan rumah.
11
Pasal 509 KUHPerdata.
dilakukan mengingat benda memiliki ciri cara pemindahan yang berlainan. 12 Menurut
Subekti, bahwa benda memiliki sifat melekat, yaitu mengikuti benda bila ini
karena benda: 14
1. Dapat dipindahkan
Semua hak kebendaaan dapat dipindahkantangankan, kecuali hak pakai dan
hak mendiami. Jadi orang yang berhak tidak dapat menentukan bahwa tidak dapat
dipindahtangankan. Namun orang yang berhak juga dapat menyanggupi bahwa ia
tidak akan memperlainkan barangnya. Akan tetapi, berlakunya oleh Pasal 1337
KUHPerdata yaitu tidak berlaku jika tujuannya bertentangan dengan kesusilaan.
2. Asas individualiteit
Objek dari hak kebendaan selalu suatu barang yang dapat ditentukan. Artinya
orang hanya dapat sebagai pemilik barang yang berwujud yang merupakan kesatuan:
rumah, meubel, hewan. Jadi orang tidak dapat mempunyai hak kebendaan di atas
barang-barang yang ditentukan menurut jenis dan jumlahnya.
Benda bergerak memiliki makna bahwa benda tersebut dapat berpindah atau
dapat dipindahkan. Berpindah atau dapat dipindahkan memiliki arti bahwa benda
tersebut berpindah atau dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat yang lain tanpa
mengubah wujud dari benda tersebut. Berbeda dengan peralihan benda bergerak yang
12
P.N.H Simanjuntak. Op. Cit., hal. 211.
13
Subekti. Pokok-Pokok Hukum Perdata, (Jakarta: Intermasa, 1987), hal. 87.
14
Sri Soedewi Masjchoen Sofwan. Hukum Perdata: Hukum Benda, (Yogyakarta: Liberty,
1981), hal. 36-40.
dalam Pasal 1338 KUHPerdata, memberikan peluang yang besar bagi setiap orang
untuk menentukan jenis perjanjian termasuk dalam perjanjian jual beli saham
tersebut. Dengan kata lain, perjanjian jual beli saham telah dilindungi oleh
KUHPerdata khususnya dalam Pasal 1338, akan tetapi tetap saja tidak dapat keluar
penjelasan pasal yang sama disebutkan kepemilikan atas saham sebagai benda
dipertahankan terhadap setiap orang. Karena saham tergolong sebagai benda bergerak
dari kekayaan suatup erseroan, maka saham dapat dipakai sebagai jaminan
kebendaan. Dimana pada prinsipnya sistem hukum jaminan terdiri dari jaminan
Indonesia, dimana setiap orang atau badan hukum, warga negara dalam negeri juga
warga negara asing dapat menanamkan modalnya baik secara langsung maupun tidak
dimaksudkan adalah dengan adanya batasan dari bentuk-bentuk usaha yang terbuka
dan boleh untuk dijalankan bagi warga negara dalam negeri atau yang terbuka untuk
luar negeri.
perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia karena menurut sejarah dari Barat,
Aspek dominan dalam konsep barat tentang hak asasi manusia menekankan
eksistensi hak dan kebebasan yang melekat pada kodrat manusia dan statusnya
sebagai individu, hak tersebut berada diatas negara dan diatas semua organisasi
politik dan bersifat mutlak sehingga tidak dapat diganggu gugat. Karena konsep ini,
maka sering kali dilontarkan kritik bahwa konsep Barat tentang hak-hak asasi
sosial dan hak-hak ekonomi serta hak kultural, terdapat kecenderungan mulai
15
Ibid., hal. 41.
dan ”rule of the law”. Dengan menggunakan konsepsi Barat sebagai kerangka
adalah prinsip pengakuan dan perlindungan terhadap harkat dan martabat manusia
perlindungan hukum baru diberikan ketika masalah atau sengketa sudah terjadi,
sehingga perlindungan hukum yang diberikan oleh Peradilan Umum bertujuan untuk
bersifat represif. 16
dalam sebuah perusahaan bukan PMA yang sahamnya dibeli oleh warga negara asing
atau badan hukum asing, contohnya Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang
16
Philipus M. Hadjon, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia, (Surabaya: Bina Ilmu,
1987), hal. 38.
saham minoritas dalam sebuah perusahaan bukan PMA yang sahamnya dibeli oleh
2. Kerangka Konsep
Pentingnya suatu kerangka konsep dalam sebuah tulisan karya ilmiah agar
adanya konsep sebuah tujuan tulisan dapat tersusun baik sehingga memungkinkan
untuk memperjelas istilah yang nantinya akan dipakai dan ditulis. Kerangka konsep
perusahaan. 17
17
M. Irsan Hasanuddin, & Indra Surya, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, (Jakarta: Prenada,
2006), hal. 188.
18
Iswi Hariyani, Sefianto, cita yustisia, Marger, Konsolidasi, Akuisisi, & Pemisahan Perusahaan,
(Jakarta: Transmedia Pustaka, 2011), hal. 173.
perdagangan. 21
dalam negeri. 22
negeri. 23
19
Ibid.
20
Munir Fuady, Hukum Tentang Akuisisi, Take Over dan LBO (Berdasarkan Undang-
Undang Nomor 40 Tahun 2007), (Bandung: PT Citra Aditya Bakti:2008), hal. 3.
21
Molengraaff dalam buku, Sudaryat Permana, Bikin Perusahaan Itu Gampang, (Yogyakarta:
MedPress, 2009), hal. 2.
22
Pasal 1 angka 2 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 Tentang
Penanaman Modal, Ketentuan Umum.
23
Pasal 1 angka 3Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman
Modal, Ketentuan Umum.
warga negara asing, badan usaha asing, badan hukum asing dan bukan
warga Indonesia. 24
sendiri. 25
G. Metode Penelitian
akibat pembelian saham suatu perusahaan bukan PMA oleh pihak asing serta
prosedur dalam pembelian saham tersebut, dengan demikian diperoleh jawaban bagi
permasalahan yang sedang diteliti. Suatu penelitian tidak dapat dikatakan penelitian
apabila tidak memiliki metode penelitian karena tujuan dari penelitian adalah untuk
Oleh karena itu penelitian ini menggunakan metode penelitian yang dikenal dalam
penelitan hukum.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian tesis ini dapat diuraikan
sebagai berikut:
24
http://dkbuisness.blogspot.com.
25
R. Subekti
26
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum cetakan ke-3, (Jakarta: Penerbit Sinar Grafika, 2011),
hal. 17.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum
analisis yuridis normatif pada hakekatnya menekankan pada metode deduktif sebagai
pegangan utama, yaitu proses berpikir mulai dari pernyataan yang umum menuju
peryataan yang khusus (spesifik) dengan menggunakan logika yang dapat diterima. 28
jawaban terkait dengan akibat hukum pembelian saham suatu perusahaan bukan
PMA oleh pihak asing. Jenis metode penelitian hukum normatif sering juga disebut
dengan penelitian hukum kepustakaan yang mana bahan pustaka atau data sekunder
Sifat dari penelitian tesis ini adalah deskriptif analitis yaitu penelitian yang
dalam hal ini yang berkaitan dengan pembelian saham suatu perusahaan bukan PMA
27
Johny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, (Surabaya: Bayumedia,
2008), hal. 282.
28
Moh. Mahfud MD, Taufiq Ismail, Sri Sultan Hamengkubuwana X, Prosiding Kongres
Pancasila IV, Yogyakarta: 2012, hal. 232.
29
Soerjono Seokanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Singkat
cetakan ke-13, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada), hal. 13-14.
30
Soerjono Seokanto. Pengantar Penelitian Hukum. (Jakarta: UI Press, 1986), hal. 63.
atau antara Undang-Undang yang satu dengan Undang-Undang yang lain dan
seterusnya. Oleh karena penelitian tesis ini didasarkan pada pendekatan undang-
undang (statute approach) maka materi yang digunakan untuk penelitian lebih lanjut
2. Sumber data
dipergunakan data sekunder yang mana sumber data hukum sekunder ini terdiri dari
Bahan hukum primer dari penilitian ini terdiri dari Undang-Undang No. 25
Peraturan Presiden No. 39 Tahun 2014 tentang Daftar Bidang Usaha yang
Modal.
bidang hukum dan artikel dari internet yang berkaitan dengan penelitian
ini.
c. Bahan hukum tersier dalam penelitian ini diperoleh dari Kamus Hukum,
studi pustaka yang memiliki arti bahwa data yang diperoleh melalui penelusuran
berupa bahan hukum positif, pendapat-pendapat atau tulisan para ahli atau pihak lain
berupa informasi baik dalam bentuk formal maupun melalui naskah resmi.
4. Analisis data
pekerjaan penafsiran dan konstruksi. 31 Data yang diperoleh dari hasil penelitian
penjelasan dalam bentuk interpretasi yang dituangkan dalam suatu kalimat atau teks
diperoleh.
maka dapat dilakukan penfasiran dengan metode interpretasi yang dikenal dalam ilmu
hukum. Hasil dari interpretasi yuridis ini diharapkan dapat menjawab segala
31
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2003), hal. 195.