PEDOMAN
PENGORGANISASIAN GIZI
0
BAB I
PENDAHULUAN
Rumah Sakit Pertamina Prabumulih berdiri sejak kurang lebih pada tahun 1940, masih
berupa Balai Pengobatan dimana waktu itu kegiatan Perminyakan Indonesia masih
dikelola oleh Perusahaan Belanda dengan nama N.V. De Betaafsche Petroleum
Maatschappij atau yang dikenal dengan BPM kemudian dikelola PT. Shell yang mana
pada era 60-an mengalami masa kejayaan di Prabumulih. Pada tahun 1962 pengelolaan
lapangan Prabumulih dialihkan ke PN. Permina dan pada tahun 1965 Pemerintah RI
membeli seluruh asset Shell dalam jangka waktu 5 tahun terhitung mulai Januari 1966.
RS Pertamina Prabumulih sendiri yang sekarang sudah menginjak usia ke-65 tahun telah
beberapa kali mengalami perubahan fisik bangunan maupun pengelolaan kegiatan
pelayanan kesehatan. Sejak diserahkan N.V De Betaafsche Petroleum Maatschappij atau
yang lebih dikenal dengan nama BPM pada tanggal 21 Juli 1950, RS Pertamina
Prabumulih yang saat ini beralamat di Jalan Kesehatan No. 100 Komplek Pertamina
Prabumulih, Sumatera Selatan. Walaupun dalam lingkungan PERTAMINA yang masih
tetap identik dengan RS Perusahaan, RS Pertamina Prabumulih pernah dibawah
pengelolaan RS Pertamina Plaju sebagai RS Induk dan sekitar tahun 1995 RS Pertamina
Pendopo menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari RS Pertamina Prabumulih namun
RS Pertamina Pendopo diubah statusnya menjadi Poliklinik Pendopo.
Pada tanggal 1 Oktober tahun 1999, RS Pertamina Prabumulih diserahkan pengelolaan
dari Operasi Eksplorasi dan Produksi (OEP) Prabumulih ke PT RSPP berdasarkan surat
perjanjian pengelolaan asset & layanan kesehatan No. SPK-1853/C0000/97-B1 tanggal
31 Desember 1997, bersambung dengan Addendum No. 752/C0000/99-S0 tanggal 12
Juli 1999.
Pengelolaan RS Pertamina Prabumulih dibawah naungan PT. RSPP yang pada tanggal
08 Agustus 2002, berubah menjadi PT. PERTAMINA BINA MEDIKA (PERTAMEDIKA)
mengubah paradigma lama dari cost center menjadi profit center. Sehingga RS
Pertamina Prabumulih menyusun strategi dan mindset baru menjadi perusahaan
pelayanan kesehatan yang memberikan jasa layanan kesehatan bagi pegawai
perminyakan & keluarganya dan masyarakat luas yang berorientasi kepada kepuasan
Stakeholder (Pelanggan, Mitra Kerja,Pekerja & Pemegang Saham)
Rumah Sakit Pertamina Prabumulih (RSPPbm) adalah rumah sakit tipe C yang
merupakan unit usaha dari PT Pertamina Bina Medika (PERTAMEDIKA). RSPPbm
berlokasi di jalan Kesehatan No. 100, Komperta Prabumulih, Sumatera Selatan, sekitar
97 kilometer dari Palembang. Keberadaan RSPPbm cukup strategis yang secara
geografis menjadi transiter dunia usaha antara Provinsi Sumatera Selatan dengan Kota
Baturaja dan Kabupaten Muaraenim.
1
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT PERTAMINA PRABUMULIH
Pelayanan rawat jalan disampaikan kepada pasien melalui 1 Instalasi Gawat Darurat, 13
poliklinik yang terdiri dari 2 layanan poliklinik Umum, 8 layanan poliklinik spesialis dan 3
layanan poliklinik Gigi dan Mulut, yang dilayani oleh dokter, baik dokter umum, dokter
spesialis dan dokter gigi, yang memiliki 8 ruang konsultasi dan pemeriksaan fisik.
Pelayanan rawat inap disampaikan melalui unit-unit rawat inap yang berlokasi di 6 ruang
perawatan yang secara keseluruhan memiliki 100 tempat tidur (97 tempat tidur untuk
anak dan dewasa serta 3 inkubator untuk bayi) yang klasifikasi dikelompokan menjadi
kelas VVIP, VIP A, VIP B, VIP C, kelas I, kelas II, dan kelas III. Ruang perawatan dilayani
oleh satu orang perawat Kepala regu jaga dan satu orang dokter umum sebagai Dokter
Ruangan, serta empat tim perawat untuk memberikan perawatan 24 jam penuh.
Fasilitas utama lain adalah fasilitas medis khusus yaitu ruang rawat Intensive Care Unit
(ICU), yang terdiri dari 5 (lima) tempat tidur, serta alat-alat diagnostik khusus yaitu :
Audiometer, spirometer, tens dan USG 3D/4D.
Satu penunjang lainya adalah Sistem Informasi manajemen Rumah Sakit (SIM-RSPPbm)
terintegrasi berbasis Sybase.
RSPPbm didukung oleh 319 orang pekerja yang terdiri dari 137 orang PWTT, 44 orang
PWT, 24 orang mitra dan 114 orang outsourching.
2
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN
RUMAH SAKIT PERTAMINA PRABUMULIH
3
3. Kebijakan Mutu RS Pertamina Prabumulih.
Akreditasi KARS merupakan jembatan untuk menjadikan RS Pertamina
Prabumulih sebagai rumah sakit yang memberikan pelayanan yang memuaskan
pelanggan, kinerja yang paripurna, propesionalisme pelaksanaan dan
peningkatan mutu berkesinambungan.
4
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI
RUMAH SAKIT PERTAMINA PRABUMULIH
5
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI UNIT GIZI
Direktur RSPPbm
Wadir Medis
Penunjang Medis
Struktur Organisasi
Outsourching
Petugas Dapur
Pemasak Gudang
6
BAB VI
URAIAN JABATAN
SEBUTAN JABATAN : Pws.Gizi
UNIT/BAGIAN/INSTALASI : Unit Gizi
RUMAH SAKIT/KOORPORAT : RSPPbm/PT. PERTAMEDIKA
IKHTISAR JABATAN:
Biaya (Merencanakan, mengkoordinir, mengawasi dan mengevaluasi penyelenggaraan
kegiatan sebagai berikut:
1. Merencanakan penyediaan, pengolahan dan penyaluran makanan, antara lain :
Menyusun kecukupan gizi pasien.
Menyusun standar makanan pasien.
Menyusun anggaran belanja.
Menyusun menu dan pedoman menu.
2. Merencanakan anggaran belanja untuk peralatan dan perlengkapan dapur.
3. Merencanakan macam dan jumlah tenaga untuk melaksanakan pelayanan.
4. Mengkoordinirkan dengan petugas dapur tentang pelaksanaan penyediaan,
pengolahan dan penyaluran makanan.
5. Melaksanakan pengawasan pelaksanaan pelayanan makanan yang dilakukan
petugas dapur.
6. Mengawasi, mengendalikan, mengkoordinasikan serta mengevaluasi pelaksanaan
pelayanan gizi di ruang rawat inap dan rawat jalan, sehingga pasien rawat inap dan
rawat jalan mendapatkan pelayanan gizi sesuai standar yang telah ditetapkan.
7. Mengawasi, mengevaluasi makanan pasien dan melakukan kegiatan pelayanan gizi
di ruang rawat inap, agar pasien rawat inap mendapatkan makanan sesuai dengan
diet yang diberikan oleh dokter, pasien mengerti tentang diet yang sedang dijalankan
sehingga pasien mendapat kecukupan gizi yang optimal.
TUGAS POKOK:
1. Menyusun rencana kerja dan anggaran belanja Unit Gizi.
2. Mengkaji dan merencanakan jumlah dan jenis peralatan dapur sesuai dengan
kebutuhan.
3. Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan administrasi.
4. Mengatasi permasalahan bersama unit kerja lain yang ada kaitannya dengan
pelayanan gizi.
5. Menyusun rencana kerja dan anggaran biaya peralatan makan/minum pasien.
6. Menyelenggarakan, mengadakan koordinasi, analisa dan pengawasan atas kegiatan
pelayanan gizi rawat inap dan rawat jalan.
7. Melaksanakan perhitungan jumlah porsi makan pasien setiap hari.
8. Melaksanakan konsultasi gizi di ruang rawat inap dan rawat jalan sesuai dengan diet
yang diberikan dokter.
9. Memeriksa makanan yang akan diberikan ke pasien rawat inap.
10. Membuat laporan kegiatan pelayanan gizi setiap hari.
11. Melakukan asuhan nutrisi.
12. Melakukan visit ke pasien.
13. Monitoring peralatan makan/minum pasien setiap bulan.
14. Melaksanakan konsultasi gizi di ruang rawat inap dan rawat jalan sesuai dengan diet
yang diberikan dokter.
15. Monitoring pasien dengan kasus tertentu
TANGGUNG JAWAB :
Pengawasan : Kelancaran pelayanan gizi pasien.
7
Material : Penyediaan material sesuai dengan kebutuhan.
Keuangan : Realisasi dana sesuai otorisasi.
Peralatan : Penyediaan dan pemanfaatan secara efisien dan efektif.
Administrasi : Tertib administrasi di Unit Gizi, konsultasi gizi pasien rawat inap dan
rawat jalan.
SPESIFIKASI JABATAN :
1. Pendidikan Formal Yang Diperlukan : D3 Gizi
2. Surat Registrasi : STR Gizi
3. Kursus Latihan Yang Harus Diikuti
Penanggulangan Bahaya kebakaran
Kebersihan tangan (Hand Hiegine)
BPS (Basic Patient Safety)
BLS (Basic Life Suport)
Customer Service
Dietetik
TANGGUNG JAWAB :
Pengawasan : Pengkoordinasian kegiatan pengadaan makanan.
Material : Memberi paraf dokumen yang menyangkut permintaan dan
pengeluaran barang.
Keuangan : Memberi paraf dokumen biaya makan per bulan.
Peralatan : Penetapan jenis, jumlah, dan kualiatas kebutuhan di Unit Gizi.
Administrasi : Tertib administrasi bagian gizi, konsultasi gizi pasien rawat inap
dan jalan.
8
WEWENANG:
1. Menolak menggunakan makanan dan kelengkapannya yang tidak sesuai dengan diit
pasien setelah dikonfirmasikan dengan ahli gizi.
2. Menolak menyajikan makanan dan minuman yang tidak sesuai dengan diit pasien
TANGGUNG JAWAB:
1. Tersedianya seluruh kebutuhan makan dan minum pasien tepat pada waktu yang
telah ditentukan dan sesuai dengan diit pasien.
2. Terjaganya kerapihan dan kebersihan area kerja.
3. Menunjukkan sikap yang baik sebagai seorang pramusaji dihapan pasien, keluarga
pasien, dokter, perawat maupun atasan.
HUBUNGAN KERJA:
1. Gudang/Store: untuk penyediaan bahan-bahan makanan non produksi (tissue, plastic
wrapping, dll)
2. Pemasak: untuk penyediaan makanan hasil produksi disajikan
PERSYARATAN JABATAN:
1. Pendidikan Formal yang diperlukan : SMU/ SMK
2. Kursus, latihan kerja yang harus diikuti :
Penanggulangan Bahaya kebakaran
Kebersihan tangan (Hand Hiegine)
9
2. Tersedianya hidangan sebelum waktu penyajian makanan.
HUBUNGAN KERJA:
Gudang Makanan: untuk pengadaan makanan
PERSYARATAN JABATAN:
1. Pendidikan Formal yang diperlukan : SMU sederajat
2. Kursus, latihan kerja yang harus diikuti :
Penanggulangan Bahaya kebakaran
Kebersihan tangan (Hand Hiegine)
10
RUMAH SAKIT/KORPORAT : RSPPbm/PT. PERTAMEDIKA
IKHTISAR JABATAN
TUGAS POKOK:
1. Terselesaikannya seluruh orderan makan dan minum pasien pada waktu yang telah
ditentukan dan sesuai dengan diit pasien.
a. Membuat rekap permintaan makan pagi untuk pasien setiap harinya sesuai diit
pasien.
b. Memastikan seluruh perlengkapan order taker seperti menu pasien, form rekapan,
dll.
c. Mengatasi keluhan pelanggan lalu melaporkan kepada ahli gizi/ Supervisor untuk
menindak lanjuti keluhan tersebut.
2. Terjaganya kerapihan dan kebersihan area kerja
a. Memastikan alat dan area kerja dalam keadaan bersih.
3. Menunjukkan sikap yang baik sebagai seorang order taker dihadapan pelanggan
maupun atasan.
a. Bersikap ramah dan selalu tersenyum bila berhadapan dengan pasien, keluarga
pasien, dokter, perawat maupun atasan.
b. Selalu dalam kondisi siap membantu terhadap kebutuhan pelanggan dalam
lingkup kerjanya.
WEWENANG:
Menolak permintaan pasien yang tidak sesuai dengan diit pasien dan standar menu
setelah konfirmasi dengan ahli gizi.
TANGGUNG JAWAB:
1. Terselesaikannya seluruh orderan makan dan minum pasien pada waktu yang telah
ditentukan dan sesuai dengan diit pasien.
2. Terjaganya kerapihan dan kebersihan area kerja
3. Menunjukkan sikap yang baik sebagai seorang order taker dihadapan pelanggan
maupun atasan.
HUBUNGAN KERJA:
1. Ahli Gizi: untuk pengambilan keputusan mengenai permintaan pasien di luar menu
standard an diit pasien.
2. Administrasi: untuk penyediaan perlengkapan order taker seperti menu, form-form
pasien dll.
3. Pramusaji: untuk mengetahui informasi pasien baru, perubahan diet.
PERSYARATAN JABATAN:
1. Pendidikan Formal yang diperlukan: SMU sederajat
2. Kursus, latihan kerja yang harus diikuti:
Penanggulangan Bahaya kebakaran
Kebersihan tangan (Hand Hiegine)
11
a. Melakukan pemesanan barang kebutuhan operasional kepada supplier dengan
mengacu pada batasan mutu dan jumlah dengan menggunakan format Purchase
Request (PR).
b. Menerima dan menyeleksi barang-barang kebutuhan operasional yang dikirim
oleh supplier menurut jenis, mutu dan jumlahnya.
c. Memeriksa apakah barang yang datang sesuai permintaan .
2. Terlaksananya proses penyimpanan dan pengadaan barang operasional dengan baik.
a. Melakukan usulan dan pembelian jika barang-barang yang sudah dipesan.
b. Terlaksananya tertib administrasi gudang dengan baik.
WEWENANG: -
TANGGUNG JAWAB:
1. Terlaksananya pemesanan dan penerimaan barang dari supplier yang sesuai dengan
kebutuhan operasional dan menggunakan prosedur yang telah ditentukan.
2. Terlaksananya proses penyimpanan dan pengadaan barang operasional dengan baik.
3. Terlaksananya tertib administrasi gudang dengan baik.
HUBUNGAN KERJA :-
PERSYARATAN JABATAN :
1. Pendidikan Formal yang diperlukan : SMU
2. Kursus, latihan kerja yang harus diikuti :
Penanggulangan Bahaya kebakaran
Kebersihan tangan (Hand Hiegine)
3. Pengalaman yang diperlukan : Pengalaman kerja sebagai administrasi
minimal 1 tahun.
12
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA
Manajemen
Rawat Inap Bisnis Laboratorium
Layanan
IGD
Umum
Administrasi
Keuangan
Medis
Farmasi Logistik
SDM Radiologi
HSE
13
Keterkaitan Hubungan Kerja Unit Gizi dengan Unit Lain.
1. Unit Rawat Inap
Pasien yang dirawat di Unit rawat inap mendapatkan makanan dari Unit Gizi sesuai
dengan preskripsi diet yang dberikan oleh Dokter Penanggungjawab Pasien.
Permintaan makanan pasien rawat inap seperti permintaan makanan pasien baru,
perubahan diet dan pembatalan makanan pasien pulang diisi oleh perawat dan
disampaikan ke unit pengadaan makanan melalui pramusaji. Pasien yang
memerlukan asuhan gizi oleh Dietisien berasal dari rawat inap.
4. Kamar Bedah
Dokter yang melakukan tindakan operasi diluar jam kerja di Instalasi Kamar Bedah
mendapatkan fasilitas makanan .
5. Administrasi Medis
Pasien yang mendapatkan konseling dan edukasi Gizi di rawat inap dan rawat jalan
harus dilakukan entry data dan biaya oleh Ahli Gizi yang membutuhkan data BOR
setiap bulan dari bagian Admiistrasi Medis.
6. Farmasi
Informasi dari bagian farmasi melalui kepala ruangan rawat inap bila ada
penggunaan obat-obatan yang berinteraksi dengan makanan.
7. Radiologi
Unit Gizi menyiapkan Diet khusus untuk pasien rawat inap yang akan dilakukan
pemeriksaan radiologi dengan diet khusus. Bagian Radiologi dapat memberikan
prosedur diet persiapan tindakan ke Unit Gizi.
8. Laboratorium
Pasien Klinik Gizi yang membutuhkan pemeriksaan laboratorium akan dibuatkan
formulir permintaan pemeriksaan oleh dokter, yang diserahkan ke petugas
laboratorium. Unit Gizi bekerjasama dengan Laboratorium untuk Swap alat makan
dan dinding/lantai untuk mengetahui jumlah koloni mikroorganisme di ruang
pengadaan makanan.
9. Layanan Umum
Kebutuhan barang umum, alat makan dan alat tulis kantor disuplai oleh bagian
Layanan Umum dengan menggunakan formulir permintaan barang umum.
14
11. Keuangan
Berkaitan dengan pengajuan anggaran belanja dalam satu tahun dan monitoring
pengendalian pembiayaan di Unit Gizi.
12. Logistik
Semua kebutuhan material yang dibutuhkan oleh Unit Gizi disediakan melalui
bagian logistik.
14. HSE
Unit Gizi bekerja sama dengan bagian HSE untuk pemeriksaan berkala kelayakan
sumber air, pencahayaan dan kebisingan. Bagian HSE melakukan sosialisasi secara
berkala tentang keselamatan dan kecelakaan kerja, pencegahan dan pengendalian
bahaya kebakaran serta penanganan sampah.
15. SDM
Berkaitan dengan pengajuan pendidikan dan pelatihan pekerja di Unit Gizi serta
yang berhubungan dengan administrasi kepegawaian.
15
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
16
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI
A. LATAR BELAKANG
Memasuki era globalisasi yang ditandai dengan adanya persaingan pada berbagai
aspek, diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas tinggi agar mampu
bersaing dengan Negara lain. Pelayanan gizi merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan di rumah sakit, yang saling menunjang dan tidak dapat
dipisahkan dengan pelayanan lain. Pelayanan gizi yang bermutu di rumah sakit akan
membantu proses penyembuhan pasien, yang berarti pula memperpendek hari rawat
sehingga dapat menghemat biaya pengobatan.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu pelayanan gizi
adalah dengan memberikan pemahaman yang benar terhadap pelayanan gizi rumah
sakit dengan cara memperkenalkan system kerja yang ada seperti Struktur
Organisasi, Standar Operasional Prosedur, Standar Asuhan Gizi, tanggung jawab,
hak dan kewajiban, serta pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan. Maka
orientasi pekerja baru mutlak harus dilaksanakan untuk mempersiapkan pekerja di
Unit Gizi untuk melakukan pekerjaannya.
B. TUJUAN
Memberikan pengetahuan tentang ruang lingkup pekerjaan di Unit Gizi kepada
pekerja baru PWTT RSPPbm dan pekerja Outsourching.
C. SASARAN
Sasaran dari Program Orientasi Pekerja Baru di Unit Gizi adalah:
a. Pekerja baru mengetahui tentang Misi & Tujuan, Sasaran Mutu dan Struktur
Organisasi Unit Gizi.
b. Pekerja baru memahami tentang Job Discription-nya.
c. Pekerja baru mengetahui Standar Operasional Prosedur.
d. Pekerja baru mengetahui ruang lingkup pekerjaan di Unit Gizi.
D. PENANGGUNGJAWAB
Penanggungjawab pelaksanaan kegiatan adalah: Pws Gizi.
F. ANGGARAN
Anggaran Rp 0,-
G. PENUTUP
Orientasi merupakan kegiatan yang diberikan kepada pekerja PWTT dan pekerja
outsourching baru yang akan bekerja di Unit Gizi. Orientasi dilaksanakan dengan
tujuan mengenalkan tata kerja yang ada dan diharapkan dapat segera beradaptasi
pada waktu bertugas di lapangan.
17
BAB X
PERTEMUAN/RAPAT
Kegiatan penyelenggaraan makanan merupakan bagian dari kegiatan Unit Gizi di
RumahSakit.Sasarannyaadalah pasien, karyawan yang memerlukan makanan diit.Dalam
pelaksanaannya, Unit gizi berkaitan dengan bagian-bagian lain danmelayani bagian-
bagian lain. Koordinasi dengan bagian terkait diwujudkan dalam bentuk rapat.
A. Tujuan
1. Menyelesaikan masalah-masalah yang ada
2. Menyelesaikan masalah-masalah baru
3. Memberikaninformasi
4. Sebagai feed back
B. Pelaksanaan
1. Persiapan
- Menentukan undangan
- Mempersiapkan tempat dan fasilitas yang diperlukan
- Membuat undangan melalui surat/lisan (telpon)
- Menentukan jadwal
- Menentukan topik
2. Pelaksanaan
- Memimpin rapat sesuai topiK dalam undangan
- Membuat notulen rapat
- Membahas rapat terdahulu
- Membahas penemuan masalah baru
- Menyampaikan informasi-informasi
C. Jenis Rapat
1 Rapat Koordinasi
2 Rapat Pimpinan
3 Rapat Insidentil
18
BAB XI
PELAPORAN
A. PENGERTIAN
Pelaporan merupakan sistim atau metode yang dilakukan untuk melaporkan segala
bentuk kegiatan yang ada terkait dengan pemberian pelayanan di Unit Gizi.
B. JENIS LAPORAN
Jenis laporan yang dikerjakan di Unit gizi adalah:
1. Laporan Harian
2. Laporan Bulanan
Laporan bulanan dibuat oleh Pws Gizi berupa Laporan BOR, Jumlah porsi yang
dilayani.
3. Laporan Tahunan
Laporan tahunan dibuat oleh Pws.Gizi.
1. Laporan Kinerja keuangan Unit Gizi , terdiri dari:
a. Biaya:
Penyediaaan makanan pasien rawat inap, makan/minum karyawan dan
rapat/acar
2. Laporan kinerja operasional Unit Gizi, terdiri dari:
a. Pengadaan makanan
b. Hasil kuesioner daya terima makanan pasien rawat inap,
c. Revisi siklus menu makanan
d. Konsultasi gizi rawat inap
e. Asuhan gizi pasien rawat inap
3. Evaluasi pencapaian RKAP Unit Gizi
a. Operasional: efisiensi biaya makan pasien rawat inap, meningkatkan efisiensi
pelayanan gizi, sara, peralatan dan perlengkapan diarea produksi.
19