LKPPA
LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
ARSITEKTURAL
TUGAS AKHIR SARJANA STRATA – 1
BUKU I
SUBSTANSI LKPPA
PENYUSUN
Buku ini, terutama, ditujukan bagi Mahasiswa Peserta Tugas Akhir pada Program Studi Arsitektur, Fakultas
Teknik, Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Diharapkan, kehadiran buku ini akan dapat membantu Mahasiswa di
dalam penyusunan LKPPAnya, meningkatkan mutu LKPPA, dan memperlancar penulisan LKPPA sehingga
dapat mempersingkat waktu tempuh LKPPA. Selain itu, diharapkan, kehadiran buku ini akan dapat
memperlancar pengelolaan/penyelenggaraan kegiatan Tugas Akhir serta meningkatkan mutu
penyelenggaraannya. Dengan demikian, efisiensi internal akan dapat semakin meningkat.
Buku I Pedoman Penyusunan LKPPA ini merupakan bagian pertama dari dua buah buku yang tergabung di
dalam Buku Pedoman Penyusunan LKPPA. Buku I ini memuat penjelasan tentang substansi LKPPA, sedangkan
Buku II memuat penjelasan mengenai pedoman teknis penulisan LKPPA.
Buku Pedoman Penyusunan LKPPA ini merupakan salah satu dari rangkaian Buku Pedoman Tugas Akhir—
yang terdiri atas Tata Laksana Tugas Akhir, Pedoman Penyusunan LKPPA, Pedoman Studio Tugas Akhir, dan
Tata Laksana Pendadaran—pada Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Atma Jaya
Yogyakarta. Buku Tata Laksana Tugas Akhir memuat Penjelasan mengenai Keterkaitan Tugas Akhir dengan
Studio Arsitektur, Periodisasi Tugas Akhir, Proses dan Prosedur serta Persyaratan Penempuhan Tugas Akhir,
dan Tata Kelola Administratif maupun Teknis Tugas Akhir. Buku Pedoman Studio Tugas Akhir memuat
Peraturan Studio Tugas Akhir, Target dan Materi serta Lingkup Pekerjaan Studio Tugas Akhir, dan Tata Kelola
Administratif maupun Teknis Studio Tugas Akhir. Buku Tata Laksana Pendadaran memuat Buku Tata Tertib dan
Etika Pendadaran dan Tata Kelola Administratif maupun Teknis Pendadaran Tugas Akhir.
Manusia adalah insan yang tidak sempurna. Demikian juga halnya dengan hasil-karyanya. Ibarat pepatah yang
berbunyi “tidak ada gading yang tidak retak”, demikian pula dengan hasil karya manusia. “Kesempurnaan yang
hakiki dan abadi hanya akan ditemukan di dalam diri-Nya”. Besar kemungkinannya, tulisan di dalam buku ini
masih sangat jauh dari kesempurnaan. Namun, dengan segala ketidaksempurnaannya—dan dengan berpijak
pada prinsip “kesempurnaan manusia terletak pada pemahaman akan ketidaksempurnaannya”, semoga buku ini
dapat bermanfaat.
Buku ini dapat diselesaikan dan dipublikasikan atas dorngan dan bantuan dari Pengurus Fakultas Teknik UAJY
dan Pengurus Program Studi Arsitektur FT UAJY. Kepada mereka, tidak lupa, diucapkan terima kasih.
Pagina
Pagina
ASAS-ASAS ILMU
SEDERHANA (SIMPLICITY)
TERURAI SECARA JELAS
MUDAH DICERNAI/DIPAHAMI
TERURAI SECARA LUGAS
PANGGAH / KONSEKUEN (CONSEQUENCE)
TERPADU DALAM SUATU URUTAN
TERANGKAI UTUH SECARA PADU
• KON/CON = TOTAL
• SEQUENCE = BERURUTAN
KEHEMATAN (PARSIMONY)
TO THE POINT
ADA RELEVANSINYA
SINGKAT TETAPI MUDAH DIMENGERTI
Pemikiran Ilmiah
FALSAFAH ILMU
RADIKAL
RADIX = AKAR
URAIAN DILAKUKAN SECARA MENDASAR
URAIAN TENTANG UNSUR OBYEK YANG ASASI
URAIAN TENTANG UNSUR OBYEK YANG HAKIKI
RASIONAL
RATIO = AKAL
DAPAT DITERIMA OLEH AKAL BUDI (MASUK DI AKAL)
SISTEMATIS (HISTEMATIS)
SIS = PADUAN
MATIS = MENDUDUKKAN
SETIAP BAGIAN/URAIAN DITEMPATKAN SESUAI DENGAN
URUTANNYA SEHINGGA MEMBENTUK KESATUAN YANG UTUH DAN
TERPADU
ANCANGAN
LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK
KESIMPULAN
KELAYAKAN PENGADAAN
PROYEK
PENGADAAN FASILITAS
PENGADAAN PROYEK
ATAS DASAR KEBUTUHAN MASYARAKAT ATAU ANGGOTA MASYARAKAT
LOGIKA DI DALAM PENARIKAN KESIMPULAN (1)
KEBUTUHAN AKAN
FASILITAS
FASILITAS
FASILITAS YANG
TERSEDIA
1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 TAHUN
ANALISIS
KEBUTUHAN
PERBANDINGAN
ANTARA AKAN FASILITAS > FASILITAS
TERSEDIA
YANG
KEBUTUHAN AKAN
FASILITAS DAN PERTUMBUHAN KEBUTUHAN
KETERSEDIAAN AKAN FASILITAS >0
FASILITAS
KESIMPULAN
FASILITAS TERKAIT MASIH AKAN DIBUTUHKAN.
PROYEK LAYAK DIBANGUN
PENGADAAN PROYEK
ATAS DASAR KEBUTUHAN MASYARAKAT ATAU ANGGOTA MASYARAKAT
LOGIKA DI DALAM PENARIKAN KESIMPULAN (2)
FASILITAS
KEBUTUHAN AKAN
FASILITAS YANG
1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 TAHUN
ANALISIS
PERBANDINGAN KEBUTUHAN FASILITAS YANG
ANTARA AKAN FASILITAS = TERSEDIA
KEBUTUHAN AKAN
FASILITAS DAN PERTUMBUHAN KEBUTUHAN
KETERSEDIAAN
FASILITAS
AKAN FASILITAS >0
KESIMPULAN
FASILITAS TERKAIT MASIH AKAN DIBUTUHKAN.
PROYEK LAYAK DIBANGUN
PENGADAAN PROYEK
ATAS DASAR KEBUTUHAN MASYARAKAT ATAU ANGGOTA MASYARAKAT
LOGIKA DI DALAM PENARIKAN KESIMPULAN (3)
FASILITAS YANG
1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 TAHUN
ANALISIS
PERBANDINGAN KEBUTUHAN FASILITAS YANG
ANTARA AKAN FASILITAS < TERSEDIA
KEBUTUHAN AKAN
FASILITAS DAN PERTUMBUHAN KEBUTUHAN
KETERSEDIAAN
FASILITAS
AKAN FASILITAS >0
KESIMPULAN
PERLU PREDIKSI UNTUK MENGETAHUI “KAPAN”
PROYEK TERKAIT AKAN MULAI DIBUTUHKAN
PROYEK BELUM TENTU LAYAK DIBANGUN
PENGADAAN PROYEK
ATAS DASAR KEBUTUHAN MASYARAKAT ATAU ANGGOTA MASYARAKAT
LOGIKA DI DALAM PENARIKAN KESIMPULAN (4)
FASILITAS
KEBUTUHAN AKAN
FASILITAS YANG
1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 TAHUN
ANALISIS
PERBANDINGAN KEBUTUHAN FASILITAS YANG
ANTARA AKAN FASILITAS > TERSEDIA
KEBUTUHAN AKAN
≈
FASILITAS DAN PERTUMBUHAN KEBUTUHAN
AKAN FASILITAS 0
KETERSEDIAAN
FASILITAS
KESIMPULAN
FASILITAS TERKAIT MASIH AKAN DIBUTUHKAN.
PROYEK LAYAK DIBANGUN
PENGADAAN PROYEK
ATAS DASAR KEBUTUHAN MASYARAKAT ATAU ANGGOTA MASYARAKAT
LOGIKA DI DALAM PENARIKAN KESIMPULAN (5)
FASILITAS YANG
1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 TAHUN
ANALISIS
PERBANDINGAN
ANTARA
KEBUTUHAN
AKAN FASILITAS ≈ FASILITAS YANG
TERSEDIA
KEBUTUHAN AKAN
≈
FASILITAS DAN PERTUMBUHAN KEBUTUHAN
AKAN FASILITAS 0
KETERSEDIAAN
FASILITAS
KESIMPULAN
PENAMBAHAN FASILITAS TERKAIT SUDAH TIDAK
DIBUTUHKAN.
PROYEK TIDAK LAYAK DIBANGUN
PENGADAAN PROYEK
ATAS DASAR KEBUTUHAN MASYARAKAT ATAU ANGGOTA MASYARAKAT
LOGIKA DI DALAM PENARIKAN KESIMPULAN (6)
FASILITAS YANG
1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006
ANALISIS
PERBANDINGAN KEBUTUHAN FASILITAS YANG
ANTARA AKAN FASILITAS < TERSEDIA
KEBUTUHAN AKAN
≈
FASILITAS DAN PERTUMBUHAN KEBUTUHAN
AKAN FASILITAS 0
KETERSEDIAAN
FASILITAS
KESIMPULAN
PENAMBAHAN FASILITAS TERKAIT SUDAH TIDAK
DIBUTUHKAN.
PROYEK TIDAK LAYAK DIBANGUN
PENGADAAN PROYEK
ATAS DASAR KEBUTUHAN MASYARAKAT ATAU ANGGOTA MASYARAKAT
LOGIKA DI DALAM PENARIKAN KESIMPULAN (7)
FASILITAS
KEBUTUHAN AKAN
FASILITAS YANG
1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 TAHUN
ANALISIS
PERBANDINGAN KEBUTUHAN FASILITAS YANG
ANTARA AKAN FASILITAS > TERSEDIA
KEBUTUHAN AKAN
FASILITAS DAN PERTUMBUHAN KEBUTUHAN
KETERSEDIAAN
FASILITAS
AKAN FASILITAS <0
KESIMPULAN
KEBUTUHAN AKAN
FASILITAS
FASILITAS YANG
1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 TAHUN
ANALISIS
PERBANDINGAN
ANTARA
KEBUTUHAN
AKAN FASILITAS ≈ FASILITAS YANG
TERSEDIA
KEBUTUHAN AKAN
FASILITAS DAN PERTUMBUHAN KEBUTUHAN
KETERSEDIAAN
FASILITAS
AKAN FASILITAS <0
KESIMPULAN
PENAMBAHAN FASILITAS TERKAIT SUDAH TIDAK
DIBUTUHKAN.
PROYEK TIDAK LAYAK DIBANGUN
PENGADAAN PROYEK
ATAS DASAR KEBUTUHAN MASYARAKAT ATAU ANGGOTA MASYARAKAT
LOGIKA DI DALAM PENARIKAN KESIMPULAN (9)
FASILITAS YANG
FASILITAS
KEBUTUHAN AKAN
1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 TAHUN
ANALISIS
PERBANDINGAN KEBUTUHAN FASILITAS YANG
ANTARA
KEBUTUHAN AKAN
AKAN FASILITAS < TERSEDIA
KESIMPULAN
PENAMBAHAN FASILITAS TERKAIT SUDAH TIDAK
DIBUTUHKAN.
PROYEK TIDAK LAYAK DIBANGUN
PENGADAAN PROYEK
DENGAN LANDASAN “PENAWARAN” KARENA ADANYA
POTENSI OBYEK
ANALISIS
PERBANDINGAN ANTARA
KONDISI OBYEK DAN OBYEK LAIN YANG SEJENIS
UNTUK KELAYAKAN PENGADAAN PROYEK
KESIMPULAN
KELAYAKAN PENGADAAN
PROYEK
PENGADAAN FASILITAS
PENGERTIAN ISTILAH
PERENCANAAN:
Planus (Latin) = bidang datar
Masih dalam tahap “awal”, mendahului tahap perancangan, masih
“global”, (kadang-kadang disalah-persepsikan sebagai “makro”)
Planning (Ing) = perencanaan
Di dalam arsitektur, diartikan sebagai: gagasan idiel (ide dasar)
pewujudan (“pengujudan”) obyek studi, misalnya: tata guna.
PERANCANGAN:
De-sign = tanda
Rancang (Melayu Kuno) = patok
Penegasan tanda, konkrit, jelas, (kadang-kadang disalah-persepsikan
sebagai “mikro”)
Di dalam arsitektur, diartikan sebagai: pewujudan (“pengujudan”) dan
perwujudan (“perujudan”) tata letak dan tata rupa rancangan.
KONSEP:
Kon-sep
Con (Latin) = utuh, terpadu, lengkap
Capere/Cepere (Yunani) = lahir, kelahiran
Konsep = (Buah pikiran) yang (telah) LAHIR secara UTUH,
LENGKAP, TERPADU
Konsep = Buah pikiran yang (telah) lahir
= Buah pikiran yang sudah me-“wujud” atau sudah
“memperlihatkan” kejelasan, bukan masih janin, bukan sekadar
buah pikiran yang masih sangat abstrak.
MISI:
Tugas/Fungsi yang dipikul atau yang harus/akan dipertanggungjawabkan
Apa cita-cita luhurnya?
MAKSUD (PURPOSE):
Hasil akhir yang ingin dicapai, berkaitan dengan manfaat
CITA-CITA:
Hasil yang ingin diraih; kondisi ideal yang sangat diharapkan.
Seperti apa kondisi ideal yang diharapkan?
PEDOMAN PENYUSUNAN SUBSTANSI
LKPPA
LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
ARSITEKTURAL
TUGAS AKHIR SARJANA STRATA – 1
PENYUSUN
SAMPUL BUKU:
SAMPUL DEPAN
PUNGGUNG BUKU (SAMPUL SAMPING)
JAKET BUKU:
HALAMAN JUDUL
SURAT PERNYATAAN (Keaslian tulisan)
LEMBAR PENGABSAHAN (Dosen pembimbing & Ketua prodi)
INTISARI (maksimal 300 kata ?)
KATA HANTAR / PRAKATA (satu spasi)
DAFTAR ISI (satu spasi)
DAFTAR TABEL (satu spasi, jika diperlukan)
DAFTAR GAMBAR / FOTO / SKETSA (satu spasi, jika diperlukan)
PENDAHULUAN
TINJAUAN HAKIKAT OBYEK STUDI PENEMPATANNYA
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIKAL DAPAT DISESUAIKAN
DENGAN KEBUTUHAN
TINJAUAN KAWASAN/WILAYAH
ANALISIS PERENCANAAN
ANALISIS PENEKANAN STUDI PENEMPATANNYA
DAPAT DISESUAIKAN
ANALISIS PROGRAMATIK DENGAN KEBUTUHAN
ANALISIS PERANCANGAN (kajian pewujudan tata letak dan tata rupa rancangan)
ANALISIS PENEKANAN STUDI PENEMPATANNYA
DAPAT DISESUAIKAN
ANALISIS PROGRAMATIK DENGAN KEBUTUHAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Gambar-gambar Hasil Rancangan yang dikerjakan di Studio TGA
Laporan Perancangan
Lain-lain (JIKA DIPERLUKAN)
1
BAGIAN
SAMPUL
2
SAMPUL
Bagian ini tidak diperhitungan sebagai bagian Isi LKPPA. Isi bagian sampul:
SAMPUL DEPAN
PUNGGUNG BUKU (SAMPUL SAMPING)
ARSITEKTURAL
XXX
PUNGGUNG BUKU LKPPA
XXX
SAMPUL-DEPAN
UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA TEKNIK (S-1)
DISUSUN OLEH:
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
XXX
NPM: XX.01.XXXXX
FAKULTAS TEKNIK
XXXX (TAHUN)
Gambar 1
Bagian-bagian Sampul Buku LKPPA
3
SAMPUL DEPAN
Sampul Depan terdiri atas delapan (8) atau sembilan (9) bagian yang disusun berdasarkan format
yang ditentukan. Format Sampul Depan dapat dilihat di dalam lampiran. Bagian-bagian pada Sampul
Depan adalah:
o Peranan Buku LKPPA
o Judul LKPPA
o Sub-Judul Skrispi (jika diperlukan)
o Kategori Hasil Karya (Buku) LKPPA
o Tujuan Penulisan Buku LKPPA
o Identitas Penyusun Buku LKPPA
o Logo Universitas Atma Jaya Yogyakarta
o Identitas Program Studi
o Tahun Pengabsahan Buku LKPPA
JUDUL LKPPA
Bagian ini menjelaskan tentang tipologi bangunan dan lokasinya, misalnya HOTEL RESOR DI
TELAGA MENJER — KABUPATEN WONOSOBO.
SUB-JUDUL LKPPA
Bagian ini tidak mutlak ada pada setiap LKPPA. Penulisan bagian ini dilakukan jika diperlukan saja.
DISUSUN OLEH:
XXX (NAMA)
IDENTITAS PENYUSUN BUKU LKPPA
NPM:
LOGO
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
IDENTITAS PROGRAM STUDI
Identitas Program Studi yang memberikan
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR Penugasan Penyusunan Buku LKPPA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
XXXX (TAHUN)
TAHUN PENGABSAHAN
Tahun Penyelesaian Penulisan Buku LKPPA
PUNGGUNG BUKU LKPPA
SAMPUL-DEPAN
ARSITEKTURAL
UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA TEKNIK (S-1)
DISUSUN OLEH:
XXX
PADA PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
NPM: XX.01.XXXXX
FAKULTAS TEKNIK
XXXX (TAHUN) 5
LOGO UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
TAHUN PENGABSAHAN
Bagian ini merupakan penjelasan mengenai Tahun Penyelesaian Penulisan Buku LKPPA. Tahun
yang dicantumkan adalah tahun takwim, bukan tahun akademik.
BIDANG II: KATEGORI HASIL KARYA TULIS DAN IDENTITAS PROGRAM STUDI
Bagian ini merupakan penjelasan mengenai Kategori Hasil Karya (Buku) LKPPA di dalam Konteks
Tugas Akhir. Kalimat yang dituliskan pada bagian ini adalah:
TUGAS AKHIR SARJANA STRATA – 1;
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
(lihat Penjelasan Rinci di dalam Lampiran)
6
BIBIR-ATAS PUNGGUNG BUKU
(tidak diberi garis tepi)
BIDANG I:
Kosong
BIDANG II:
KATEGORI HASIL KARYA TULIS
Diisi dengan tulisan:
TUGAS AKHIR SARJANA STRATA – 1
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
(lihat Penjelasan Rinci)
BIDANG III:
JUDUL DAN SUB-JUDUL LKPPA
(lihat Penjelasan Rinci)
BIDANG IV:
IDENTITAS PENYUSUN
Diisi dengan tulisan:
DISUSUN OLEH:
XXX (Nama Penyusun)
NPM: xx.01.xxxx (NPM Penyusun)
(lihat Penjelasan Rinci)
BIDANG V:
KODE KOLEKSI UPT PERPUSTAKAAN
Kosong (disediakan untuk penulisan kode koleksi
UPT Perpustakaan UAJY)
BIDANG VI:
LOGO UAJY DAN TAHUN KELULUSAN
Logo UAJY, dan
Tahun Pengabsahan Buku LKPPA
(lihat Penjelasan Rinci)
XXXX
BIDANG VII:
PUNGG
(TAHUN) Kosong
PUNGGUNG BUKU LKPPA
UNG
7
BIDANG III: JUDUL DAN SUB-JUDUL LKPPA
Bagian ini menjelaskan tentang tipologi bangunan dan lokasinya, misalnya HOTEL RESOR DI
TELAGA MENJER — KABUPATEN WONOSOBO. Sub-Judul tidak mutlak ada pada setiap LKPPA;
penulisan bagian ini dilakukan jika diperlukan saja.
(lihat Penjelasan Rinci di dalam Lampiran)
8
BAGIAN
9
JAKET BUKU LKPPA
Bagian ini tidak diperhitungan sebagai bagian Isi LKPPA. Bagian ini diperhitungkan sebagai bagian awal
LKPPA—yang biasanya diberi nomor pagina dengan Angka Romawi—namun nomor pagina pada
lembar-lembar jaket buku ini tidak ditampilkan/dicantumkan. Dengan kata lain, pada jaket buku tidak
terdapat nomor pagina, namun jaket buku diperhitungkan untuk pemberian nomor pagina bagian-bagian
lainnya—khususnya untuk bagian-bagian lain yang nomor paginanya disusun dengan Angka Romawi.
10
HALAMAN JUDUL
Isi Halaman Judul sama dengan isi Sampul-Depan Buku LKPPA. (lihat penjelasan tentang “Sampul
Depan Buku LKPPA”)
SURAT PERNYATAAN
Pada hakikatnya, Lembar Surat Pernyataan memuat pernyataan Penyusun bahwa hasil karya Tugas
Akhir—berupa Landasan Konseptual Perencanaan dan Perencangan Arsitektural (LKPPA) beserta
Gambar Rancangan dan Laporan Perancangan—yang dibuatnya merupakan hasil karya yang asli
dikerjakannya sendiri, dan memuat kesanggupan Penyusun untuk menerima akibat-sanksi dari
ketidak-aslian hasil karya tersebut.
SUBSTANSI:
Menjelaskan Identitas Penyusun sebagai Pembuat dan Penandatangan serta Penanggungjawab
Surat Pernyataan
Menjelaskan Judul Tugas Akhir
Memuat kalimat pernyataan bahwa “hasil karya Tugas Akhir tersebut benar-benar hasil karya
yang dikerjakan oleh Pembuat Surat Pernyataan”
Memuat kalimat pernyataan bahwa “pernyataan, gagasan, maupun kutipan—baik langsung
maupun tidak langsung—yang bersumber dari tulisan atau gagasan orang lain yang digunakan
di dalam hasil karya Tugas Akhir tersebut telah pertanggungjawabkan melalui catatan perut atau
pun catatan kaki dan daftar pustaka, sesuai norma dan etika penulisan yang berlaku”
Memuat kalimat pernyataan bahwa “Apabila kelak di kemudian hari terdapat bukti yang
memberatkan bahwa sebagian atau seluruh hasil karya tersebut merupakan plagiasi maka
Pembuat Surat Pernyataan bersedia untuk menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku di
kalangan Program Studi Arsitektur – Fakultas Teknik – Universitas Atma Jaya Yogyakarta; gelar
dan ijazah yang telah saya peroleh akan dinyatakan batal dan akan saya kembalikan kepada
Universitas Atma Jaya Yogyakarta”
Memuat pernyataan bahwa “Surat Pernyataan tersebut dibuat dengan sebenar-benarnya dan
sesungguh-sungguhnya, dan dengan segenap kesadaran maupun kesediaan untuk menerima
segala konsekuensinya”
Memuat tanggal pembuatan Surat Pernyataan
Memuat meterai sesuai ketentuan yang berlaku—yang akan disampaikan pada saat
pengumuman hasil pendadaran
Memuat nama dan tandatangan Penyusun/Penulis LKPPA sebagai Pembuat Surat Pernyataan
11
LEMBAR PENGABSAHAN
Berupa lembar pernyataan dari institusi yang menyatakan bahwa Dokumen Tugas Akhir—yang
terdiri dari LKPPA dan Gambar Desain—telah diujikan di hadapan Tim Penguji (mantan
Pembimbing) dan dinyatakan telah memenuhi sebagian persyaratan pengajuan yudisium untuk
mencapai derajat Sarjana Teknik (S1) pada Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik UAJY.
SUBSTANSI:
Menjelaskan Hakikat Lembar Pengabsahan sebagai Pernyataan Pengabsahan Dokumen Tugas
Akhir pada Program Studi Arsitektur FT – UAJY
Menjelaskan Judul Tugas Akhir
Menjelaskan Identitas Penyusun
Memuat kalimat pernyataan:
“Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji LKPPA pada tanggal xx xxxxxxxxx xxxx dan Tim
Penguji Pendadaran pada tanggal xx xxxxxxxxx xxxx
dan dinyatakan telah memenuhi sebagian persyaratan pengajuan yudisium untuk mencapai
derajat Sarjana Teknik (S1) pada Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Atma
Jaya Yogyakarta”
Memuat Identitas dan tanda tangan pengabsahan oleh:
o Dosen Penguji (mantan Pembimbing)
o Ketua Program Studi Arsitektur FT – UAJY
o Dekan Fakultas Teknik – UAJY
Memuat tanggal pengabsahan oleh Dekan Fakultas Teknik – UAJY
Memuat cap-stempel pengabsahan pada tanda tangan Dekan Fakultas Teknik – UAJY
12
BAGIAN
INTISARI
13
INTISARI
Bagian ini merupakan penjelasan ringkas mengenai intisari isi LKPPA, mencakup:
o Inti permasalahan yang dituangkan di dalam LKPPA,
o Penyimpulan tujuan dan pembahasan serta hasil pembahasan di dalam LKPPA,
o Penjelasan tentang judul LKPPA,
o Pekerjaan-pekerjaan yang telah dilaksanakan,
o Hasil-hasil yang telah diperoleh,
o Pembandingannya—baik berupa persamaan maupun perbedaan—dengan hasil yang didapat
pada LKPPA-LKPPA atau publikasi-publikasi sejenis yang telah pernah ada sebelumnya,
o Gambaran singkat mengenai isi LKPPA.
Uraian bagian ini tidak boleh melampaui 300 kata, atau maksimal 1 halaman. Substansi dan formatnya
disesuaikan dengan Pedoman Tugas Akhir Arsitektur, Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik – UAJY.
Bagian ini diketik satu spasi.
Bagian ini tidak diperhitungan sebagai bagian Isi LKPPA. Bagian ini diperhitungkan sebagai bagian awal
LKPPA, dan diberi nomor pagina dengan Angka Romawi.
14
BAGIAN
KATA HANTAR
15
KATA HANTAR
Bagian ini merupakan rangkaian kata-kata dari penyusun yang mencakup:
o Alasan-alasan pembuatan LKPPA,
o Ucapan terima kasih atau penghargaan dari penyusun kepada orang-orang atau lembaga-
lembaga yang telah mebantunya di dalam penyusunan LKPPA; sekaligus menjelaskan sumber-
sumber bahan ataupun sumber-sumber masukan di dalam proses penyusunannya,
o Manfaat yang diharapkan penulis dengan pembuatan LKPPA tersebut.
Bagian ini tidak diperhitungan sebagai bagian Isi LKPPA. Bagian ini diperhitungkan sebagai bagian awal
LKPPA, dan diberi nomor pagina dengan Angka Romawi. Bagian ini diketik satu spasi.
16
BAGIAN
17
DAFTAR ISI, DAFTAR TABEL, DAN DAFTAR GAMBAR
Bagian ini tidak diperhitungan sebagai bagian Isi LKPPA. Bagian ini diperhitungkan sebagai bagian awal
LKPPA, dan diberi nomor pagina dengan Angka Romawi.
Daftar Tabel tidak mutlak disajikan pada setiap LKPPA. Jika jumlah tabelnya ‘cukup’ banyak, LKPPA
tersebut perlu dilengkapi dengan Daftar Tabel agar mempermudah pembaca di dalam mencari tabel-
tabel yang akan dibacanya.
Daftar Gambar juga tidak mutlak disajikan pada setiap LKPPA. Jika jumlah gambarnya ‘cukup’ banyak,
LKPPA tersebut perlu dilengkapi dengan Daftar Gambar agar mempermudah pembaca di dalam mencari
tabel-tabel yang akan dibacanya.
18
BAGIAN
PENDAHULUAN
19
PENDAHULUAN
Bagian ini diperhitungan sebagai Bab I dari keseluruhan Isi LKPPA. Substansinya berupa
pengembangan dari substansi “Proposal Tugas Akhir”.
20
LATAR BELAKANG
Latar belakang proposal mencakup dua hal, yakni latar belakang pengadaan proyek dan latar
belakang permasalahan. Latar belakang pengadaan proyek lebih bersifat sebagai latar belakang
penentuan judul proyek. Latar belakang permasalahan lebih bersifat sebagai latar belakang
penekanan desain.
Latar Belakang memuat:
LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK
LATAR BELAKANG PENEKANAN STUDI
HAKIKAT/ESENSI:
LATAR BELAKANG Merupakan landasan yang
PENGADAAN PROYEK menunjukkan bahwa proyek yang
diajukan layak dibangun/diadakan
Merupakan pertanggungjawaban
PRINSIP DASAR akan kelayakan pengadaan proyek
LATAR BELAKANG
PENGADAAN PROYEK
ISI/SUBSTANSI
Landasan Penentuan (Judul) Proyek
Landasan Penentuan Tempat—Kota
atau Kabupaten—Keberadaan
Proyek
Gambar 4
Esensi dan Substansi Latar Belakang Pengadaan Proyek
21
Latar belakang ini dapat berasal dari salah satu atau lebih dari tiga pemicunya, yakni:
issue(s) dalam masyarakat,
gagasan individual (perancang), dan
kebijakan atau program yang berasal dari lembaga tertentu.
Yang dimaksud dengan issue(s) dalam masyarakat adalah isyu-isyu atau pernyataan-pernyataan
yang pernah dimuat dalam media mass cetak mau pun elektronika—yang tidak bersifat sebagai
suatu berita peristiwa, baik yang berasal dari seorang tokoh masyarakat atau redaktur atau opini
masyarakat—yang belum atau tidak disertai dengan pembuktian ilmiah. Issue(s) ini dapat diangkat
sebagai masukan dalam melahirkan gagasan untuk pengadaan proyek. Namun, keabsahannya perlu
dikaji sebelum issue(s) tersebut dirumuskan menjadi rekomendasi pengadaan proyek. Dalam hal ini,
pengkajian issue(s) tersebut menjadi semacam ‘studi kelayakan’ yang harus diajukan di dalam
latarbelakang pengadaan proyek—yang dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah. (lihat diagram
“Proses Pengambilan Keputusan dalam Penentuan Kelayakan Pengadaan Proyek Tugas Akhir
Arsitektur”)
STUDI SURAT
KELAYAKAN KEPUTUSAN ANALISIS
PENGADAAN
PROYEK PENGUJIAN
KEBIJAKAN REKOMENDASI
GAGASAN PENGADAAN
LEMBAGA PROYEK
PENENTUAN JUDUL
DATA
Gambar 5
Proses Pengambilan Keputusan
dalam Penentuan Kelayakan Pengadaan Proyek Tugas Akhir Arsitektur
22
Pada kenyataannya, tanpa adanya issue{s} pun seorang perancang dapat saja mempunyai suatu
gagasan untuk mengusulkan pengadaan suatu proyek/bangunan, jika menurutnya proyek tersebut
perlu diadakan. Untuk itu, gagasan tersebut harus dibuktikan secara ilmiah melalui suatu kajian.
Pengkajian gagasan tersebut menjadi semacam studi kelayakan—yang harus diajukan di dalam latar
belakang pengadaan proyek yang dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah. (lihat diagram
"Proses Pengambilan Keputusan dalam Penentuan Kelayakan Pengadaan Proyek Tugas Akhir
Arsitektur”).
Seringkali, gagasan mengenai pengadaan suatu proyek berasal dari pemilik atau pemakai proyek
bangunan tersebut. Pemilik atau pemakai tersebut pada umumnya, akan menelaah kelayakan
gagasannya—mungkin, dengan menunjuk konsultan atau terjun langsung sebagai penelaah. Jika
pengadaan studi kelayakan tersebut diserahkan kepada penyusun proposal (TGA)—sebagai
konsultan—maka proses studi kelayakan ini harus diajukan pula dalam latar belakang pengadaan
proyek TGA. Jika tugas pengadaan studi keLayakan ini diserahkan kepada konsultan lain atau
dilakukan oleh pemilik atau pun calon pemakai bangunan maka penyusun proposal (TGA) cukup
melampirkan salinan surat keputusan yang berisi pernyataan bahwa proyek tersebut akan dibangun.
Dalam hal ini, proyek tersebut telah menjadi program/kebijakan, dan penyusun proposal bertindak
sebagai perancang bagi pemilik/pemakai yang menjadi kliennya; proses mulai dari gagasan—melalui
studi kelayakan dan penyimpulan—sampai dengan perumusan program/kebijakan pengadaan
proyek tidak menjadi lingkup tugas perancangnya. (lihat diagram “Proses Pengambilan Keputusan
dalam Penentuan Kelayakan Pengadaan Proyek Tugas Akhir Arsitektur ").
Ringkasnya, usulan pengadaan proyek yang berasal dari issue(s} dalam masyarakat mau pun
gagasan individual penyusun proposal (TGA) harus memuat substansi studi kelayakan yang
dilakukan sendiri oleh penyusun proposal—yang diajukan dalam latar belakang pengadaan proyek.
Usulan pengadaan proyek yang berasal dari program atau kebijakan—yang sudah diuji keabsahan
oleh pihak lain—cukup diwakili dengan salinan surat keputusan atau surat keterangan yang sudah
disahkan.
Latar belakang Penekanan Studi merupakan landasan atau dasar argumentasi yang menghantar ke
arah rumusan penekanan studi yang akan diajukan, yang termaktub di dalam Rumusan
Permasalahannya; merupakan pertanggungjawaban akan kelayakan penekanan studi yang akan
diajukan.
Latar belakang ini merupakan landasan atau dasar argumentasi yang menghantar ke arah rumusan
permasalahan dalam proyek yang diajukan; merupakan pertanggungjawaban akan kelayakan
permasalahan proyek. Oleh karena itu latar belakang penekanan studi harus mempunyai landasan
yang kuat dan dapat dipertanggungiawabkan secara ilmiah.
Dalam kenyataan, issue(s) dapat menjadi pemicu kemunculan permasalahan atau menjadi latar
belakang penekanan studi. Namun, dalam konteks ilmiah, issue(s) ini harus dibuktikan secara ilmiah
dan harus merupakan esensi obyek studi terkait. Latar belakang penekanan studi yang hanya
beranjak dari issue(s) semata merupakan latar belakang penekanan studi yang kurang berdasar.
Dengan prinsip bahwa penekanan studi yang tidak “esensial” bukan merupakan penekanan studi
23
yang berdasar dan bahwa pemecahan penekanan studi yang tidak esensial hanyalah pemecahan
yang bersifat sementara dan/atau tidak lengkap atau tidak utuh serta bersifat fragmentaris, latar
belakang penekanan studi ini harus beranjak dari esensi obyek studi. Singkatnya, latarbelakang
penekanan studi harus beranjak dari esensi obyek studi terkait.
Dalam pernyataan ‘latar belakang penekanan studi harus beranjak dari esensi obyek studi terkait’,
terdapat pengertian bahwa syarat yang mutlak dipenuhi adalah latar belakang ini harus berasal dari
esensi fungsi obyek studi tersebut. Penelusuran akan esensi fungsi proyek dalam latar belakang
penekanan studi ini mengisyaratkan bahwa rumusan penekanan-studinya akan menjadi spesifik dan
sesuai dengan tuntutan fungsi obyek studi terkait.
TABEL 1
PRINSIP DASAR KARAKTERISTIK PENEKANAN STUDI
PRINSIP KARAKTERISTIK
ESENSIAL beranjak dari esensi/hakikat fungsi obyek studi terkait
(HAKIKI) permasalahan yang akan menjadi penekanan kajian (penekanan studi) harus
memiliki landasan argumentatif yang kokoh
pemecahan permasalahan yang akan menjadi penekanan kajian (penekanan
studi) tersebut tidak bersifat sementara dan/atau tidak lengkap/utuh dan atau
tidak bersifat fragmentaris
perlu dikaitkan dengan esensi kondisi atau situasi di sekitar obyek studi terkait
SPESIFIK bersifat khusus, tidak ada duanya atau tidak ada yang sama dengannya
(UNIK) permasalahan yang yang akan menjadi penekanan kajian (penekanan studi)
pada obyek studi tersebut tidak akan berlaku juga pada jenis obyek studi yang
lain
ILMIAH harus mempunyai landasan argumentatif yang kuat dan dapat
dipertanggungiawabkan secara material dan formal
Untuk perumusan penekanan studi, esensi fungsi ini perlu dikaitkan dengan esensi kondisi atau
situasi di sekitar obyek studi tersebut. Pada tahap berikutnya, jika terdapat unsur-unsur lain—seperti
esensi misi atau filosofi yang diemban dalam pengadaan proyek—yang dapat/akan memunculkan
permasalahan maka unsur-unsur tersebut dapat dipergunakan juga sebagai wahana tambahan
pemerkokoh latar belakang penekanan studi.
Dalam penelusuran esensi fungsi obyek studi dan penelusuran—disertai dasar argumentasi—
penekanan studi, antara lain, mencakup pencarian jawaban terhadap pertanyaan:
o Apa (tuntutan) sesungguhnya obyek studi tersebut?
o Siapa pengguna obyek studi tersebut?
24
o Kapan obyek studi tersebut akan dipergunakan?
o Di mana obyek studi tersebut akan didirikan?
Permasalahan dapat muncul apabila terdapat kesenjangan atau upaya untuk meraih kondisi yang
bersifat ideal. Dengan kata lain, latar belakang penekanan studi dapat berpijak pada salah satu dari
dua hal tersebut, atau dapat berpijak pada kedua-duanya. Dengan bertolak dari pandangan ini,
tampak jelas bahwa penekanan-studi arsitektural yang dituntut dalam analisis dapat mencakup salah
satu dari dua jenis permasalahan tersebut atau kedua-duanya secara utuh. Baik menyangkut
kesenjangan atau pun upaya untuk meraih kondisi yang bersifat ideal, pemunculan penekanan studi
harus beranjak dari esensi obyek studi dan harus jelas terungkap dalam latar belakang penekanan
studi.
PEMICU
IDEALISASI
KESENJANGAN PERMASALAHAN
Gambar 6
Pemicu Kemunculan Permasalahan
Kesenjangan mengisyaratkan akan adanya konflik. Konflik akan muncul jika terdapat kesenjangan
antara kondisi ideal yang diharapkan dengan fakta, atau kesenjangan antara kondisi ideal yang
dituntut oleh salah satu unsur tertentu dengan kondisi ideal yang dituntut oleh unsur tertentu lainnya,
atau kesenjangan antara fakta-fakta. Untuk itu, dalam latar belakang penekanan studi, perlu
penelusuran mengenai tuntutan-tuntutan yang muncul dari esensi fungsi proyek tersebut agar
rumusan permasalahan akan menjadi jelas dan agar analisis penekanan-studinya menjadi tuntas
dan akurat.
Jika arah penekanan studi pada kesenjangan atau konflik, dalam latar belakang penekanan studi,
perlu penelusuran akan kedudukan sumber kesenjangan atau konflik tersebut. Konflik bisa bersifat
both and (semua sumber konflik muncul secara bersamaan secara setara dan harus dipecahkan
secara setara) atau either or (semua sumber konflik muncul bersamaan dan harus dipecahkan
namun ada salah satu yang harus ditekankan). Untuk itu, kedudukan konflik ini harus ditelusuri
secara baik dan utuh agar rumusan permasalahan akan menjadi jelas sehingga arah pemecahan
konflik dapat ditentukan dengan baik. Sebagai gambaran, dalam analisisnya, konflik akan dapat
dipecahkan melalui salah satu dari tiga cara—yakni penyejajaran, penyesuaian, atau
penggabungan—yang harus dipilih secara tepat; dan, pemilihan cara pemecahan konflik ini akan
dapat dilakukan dengan baik jika sudah ditelusuri secara baik dalam latar belakang penekanan studi
dan ditentukan secara jelas dalam rumusan permasalahannya.
Upaya untuk meraih kondisi yang bersifat ideal mengisyaratkan akan adanya upaya untuk
menggapai hasil yang lebih baik dari kondisi yang telah ada. Dalam pernyataan ini, hasil yang diraih
tersebut tidak hanya lebih baik dari yang telah ada namun harus memenuhi standar untuk disebut
sebagai hasil yang baik. Untuk itu, dalam latar belakang penekanan studi, perlu penelusuran dan
evaluasi mengenai kondisi yang telah ada agar rumusan permasalahan akan menjadi jelas dan agar
analisis penekanan-studinya menjadi tuntas dan akurat.
25
RUMUSAN PERMASALAHAN
Rumusan permasalahan merupakan pernyataan/pertanyaan ringkas yang memperlihatkan
permasalahan yang dihadapi dalam perancangan proyek, yang akan ditelaah/ dianalisis. Rumusan
ini harus jelas dan baik.
Contoh Rumusan Permasalahan yang berwujud pertanyaan:
Bagaimana wujud rancangan bangunan XXX ...?
Rumusan permasalahan harus memperlihatkan orientasi studi yang sesuai untuk bidang arsitektur,
berupa perancangan proyek. Kalimatnya harus memuat target studi berupa hasil rancangan—
misalnya wujud rancangan, tata ruang, atau tampilan bangunan.
Contoh Rumusan Permasalahan yang sesuai untuk bidang arsitektur:
o Bagaimana wujud rancangan bangunan XXX ...?
o Wujud rancangan bangunan XXX harus bersuasana ...!
o Bagaimana wujud tampilan bangunan XXX ...?
o Wujud tampilan bangunan XXX harus bersuasana ...!
o Tata letak dan tata rupa bangunan XXX akan diwujudkan bersuasana ...!
o Bagaimana tata letak dan tata rupa bangunan XXX ...?
Bilamana rumusan ini sudah disetujui oleh pembimbing, dalam proses penulisan, rumusan ini tidak
boleh diganti. Penggantian permasalahan akan meyebabkan proposal gugur. Perubahan pada
rumusan permasalahan—tanpa menyebabkan proposal menjadi gugur—hanya dapat terjadi
bilamana perubahan rumusan permasalahan tersebut berupa pemertajaman saja.
Permasalahan yang berwuiud konflik mengisyaratkan bahwa analisis harus diarahkan pada
pemecahan konflik tersebut. Keberhasilan analisis dan konsep pemecahan permasalahan tersebut
akan dinilai dari keberhasilan pemecahan konfliknya. Namun konsep pemecahan konflik tersebut
harus memenuhi standar untuk disebut sebagai hasil yang baik, yang dapat menjembatani berbagai
konflik dan sekaligus memenuhi standar untuk disebut sebagai hasil yang baik dalam konteks
keterpaduan dan holistik. Untuk itu, rumusan permasalahan harus secara jelas memperlihatkan
konflik yang akan dicarikan pemecahannya agar analisis permasalahannya menjadi terarah dan
tuntas serta akurat.
Permasalahan yang berwuiud upaya untuk meraih kondisi yang bersifat ideal mengisyaratkan bahwa
analisis harus diarahkan pada pencarian hasil yang lebih baik dari kondisi yang telah ada dan
standar atau kriteria untuk disebut sebagai hasil yang baik. Keberhasilan analisis dan konsep
pemecahan permasalahan tersebut akan dinilai dari keberhasilan pencarian 'standar atau kriteria
tersebut. Untuk itu, rumusan permasalahan harus secara jelas memperlihatkan hal yang akan
dicarikan pemecahan kondisi terbaiknya agar analisis permasalahannya menjadi terarah dan tuntas
serta akurat.
26
Muatan Rumusan Permasalahan:
Isi rumusan, selain menunjukkan permasalahan umum secara eksplisit juga menunjukkan
penekanan studi
Penekanan Studi memuat:
o Tipologi Bangunan atau Obyek Studi
o Lokasi Obyek Studi
o Target Kualitas Desain Obyek Studi
o Materi Studi (Bagian-bagian Obyek Studi yang akan diolah sebagai Penekanan Studi)
o Landasan Filosofis atau Ideologi Aliran atau Pendekatan yang akan digunakan di dalam
menggapai target studi
27
Contoh pengungkapan Materi Studi yang dicantumkan di dalam Penekanan Studi:
o Bagaimana wujud rancangan bangunan kantor sewa di Yogyakarta yang bersuasana
formal melalui pengolahan tatanan ruang luar dan ruang dalamnya melalui ...?
o Bagaimana tatanan ruang luar dan ruang dalam taman rekreasi remaja di Yogyakarta
yang bersuasana atraktif ...?
o Bagaimana tata rupa dan tata letak bangunan retret di Yogyakarta yang bersuasana
meditatif ...?
o Bagaimana tatanan ruang dalam dan ruang luar Lembaga Pemasyarakatan di
Yogyakarta yang ...?
o Bagaimana tatanan ruang luar Monumen Peringatan Perjuangan Kemerdekaan di
Yogyakarta yang ...?
o Bagaimana wujud tampilan bangunan kantor sewa di Yogyakarta yang berkarakter
formal ...?
o Tampilan bangunan Gereja Katolik XXX di Yogyakarta yang dirancang harus
mengungkapkan ekspresi monumental ...!
o Tampilan bangunan Kantor Pengadilan Tinggi di Yogyakarta yang dirancang harus
mengungkapkan ekspresi keadilan hukum ...!
29
TARGET STUDI BERUPA ‘SEMANTIKA’ SUASANA
Target Studi yang menyangkut suasana merupakan target suasana yang ingin dicapai pada wujud
obyek studi (‘semantika’ suasana wujud), tanpa mempersoalkan kehadiran pemakainya. Target Studi
yang menyangkut suasana obyek studi mencakup target suasana ruang dalam atau pun suasana
ruang luar pada bangunan/obyek studi. Contoh Target Studi yang berkaitan dengan suasana obyek
studi:
o Suasana Sakral,
o Suasana Akrab,
o Suasana Hikmat,
o Suasana Agung,
o Suasana Rekreatif,
o Suasana Ceria,
o Suasana Komunikatif
Contoh pengungkapan Target Studi—yang menyangkut suasana—yang dicantumkan di
dalam Penekanan Studi:
o Bagaimana tatanan ruang luar dan ruang dalam bangunan Vihara Maitreya di Yogyakarta
yang bersuasana sakral melalui pendekatan ...?
o Bagaimana tatanan ruang luar dan ruang dalam Taman Cerdas di Yogyakarta yang
bersuasana rekreatif melalui pendekatan ...?
o Bagaimana tatanan ruang luar dan ruang dalam bangunan Multi Media di Yogyakarta
yang bersuasana komunikatif melalui pendekatan ...?
o Bagaimana tatanan ruang luar dan ruang dalam bangunan Hotel Resor di Wonosobo
yang bersuasana alamiah melalui pendekatan ...?
o Bagaimana tatanan ruang luar dan ruang dalam bangunan Hotel Resor di Wonosobo
yang selaras dengan alam dan memvisualisasikan filosofi Hindu Jawa melalui ...?
o Bagaimana tatanan ruang luar dan ruang Pusat Meditasi di Kaliurang yang bersuasana
tenang melalui pendekatan ...?
LANDASAN FILOSOFIS
Yang dimaksud dengan ‘Landasan Filosofis’—yang dicantumkan di dalam penekanan studi—adalah
landasan yang berasal dari nilai-nilai filosofis yang dikutip dari suatu sumber tertentu atau yang
berasal dari filosofi pribadi, yang akan dijadikan dasar pijakan untuk mencapai target yang diajukan
di dalam penekanan studi.
Landasan Filosofis di dalam Penekanan Studi, dapat berupa:
Landasan Filofis-Religius,
Landasan Filosofis-Sosiologik,
Landasan Filosofis-Perancangan, atau
Landasan Filosofis-Pribadi
LANDASAN FILOSOFIS-RELIGIUS
Yang dimaksud dengan ‘Landasan Filosofis-Religius’ adalah landasan yang berasal dari nilai-nilai
filosofis yang terkandung pada suatu religi tertentu, yang dikutip untuk dijadikan dasar pijakan untuk
mencapai target studi yang dicantumkan di dalam penekanan studi. Contoh Landasan Filosofis-
Ideologis—yang diajukan di dalam Penekanan Studi:
○ Landasan Filosofi “Islami” (Filosofi di dalam Islam),
○ Landasan Filosofi “Purusa dan Prakrti” (Filosofi di dalam Hinduisme),
○ Landasan Filosofi “Vâstu-Purusa Mandala” (Filosofi di dalam Hinduisme dan Buddhisme),
○ Landasan Filosofi “Stupa” (Filosofi di dalam Buddhisme),
○ Landasan Filosofi “Harmika” (Filosofi di dalam Buddhisme),
o Landasan Filosofi “Dharma Chakra” (Filosofi di dalam Buddhisme),
o Landasan Filosofi “Trinitas” (Filosofi Kristiani),
o Landasan Filosofi “Buddhisme”,
32
o Landasan Filosofi “Hinduisme”
o Landasan Filosofi “Kosmologi Buddhisme”,
o Landasan Filosofi “Kosmologi Hinduisme”,
o Landasan Filosofi “Kosmologi Taoisme”,
o Landasan Filosofi “Kosmologi Confusianisme”
Contoh pengungkapan Landasan Filosofis—yang menyangkut Filosofis-Religius—yang
dicantumkan di dalam Penekanan Studi:
o Bagaimana wujud tampilan bangunan Gereja Katolik XXX di Yogyakarta yang
mengungkapkan ekpresi sakral berdasarkan Landasan Filosofi Trinitas ...?
o Bagaimana wujud tampilan bangunan Vihara Maitreya di Yogyakarta yang
memperlihatkan ekspresi nilai-nilai kosmogenitas berdasarkan Landasan Filosofi Stupa
dan Cross ...?
o Bagaimana wujud tampilan bangunan Vihara Buddhayana di Yogyakarta yang
memperlihatkan ekspresi nilai-nilai kosmogenitas berdasarkan Landasan Filosofi
Dharma-Chakra ...?
o Bagaimana tatanan ruang luar dan ruang dalam Vihara Buddhayana di Yogyakarta yang
memperlihatkan ekspresi kosmogenitas berdasarkan Landasan Filosofi Harmika ...?
o Bagaimana wujud tampilan bangunan Pusat Studi Hindu di Yogyakarta yang
memperlihatkan ekspresi nilai-nilai kosmogenitas berdasarkan Landasan Filosofi
Purusa dan Prakrti ...?
o Bagaimana tatanan ruang luar dan ruang dalam Hotel Resor di Wonosobo yang selaras
dengan alam dan memvisualisasikan filosofi Hindu Jawa berdasarkan Landasan Filosofi
Vâstu-Purusa Mandala ...?
o Bagaimana tatanan ruang luar dan ruang dalam Kelenteng XXX di Yogyakarta yang
memperlihatkan ekspresi nilai-nilai harmoni kehidupan berdasarkan Landasan Filosofi
Confusianisme ...?
o Bagaimana tatanan ruang luar dan ruang dalam Kelenteng XXX di Yogyakarta yang
mengekspresikan nilai harmoni kehidupan berdasarkan Landasan Filosofi Taoisme ...?
LANDASAN FILOSOFIS-SOSIOLOGIK
Yang dimaksud dengan ‘Landasan Filosofis-Sosiologik’ adalah landasan yang berasal dari nilai-nilai
filosofis yang terkandung pada suatu masyarakat tertentu, yang mungkin saja bersifat eksklusif atau
pun dapat bersifat universal, yang dikutip untuk dijadikan dasar pijakan untuk mencapai target studi
yang dicantumkan di dalam penekanan studi. Contoh Landasan Filosofis-Sosiologik—yang diajukan
di dalam Penekanan Studi:
o Landasan Filosofi “Harmoni Kosmos”,
o Landasan Filosofi “Feng-Shui”,
o Landasan Filosofi “Yin-Yang”,
o Landasan Filosofi “Keseimbangan Kosmologis dan Kosmogonis”,
o Landasan Filosofi “Keseimbangan Kosmogenitas”,
o Landasan Filosofi “Arsitektur sebagai Citra Daur Kehidupan”, atau
o Landasan Filosofi “Harmoni Kosmos”,
o Landasan Filosofi “Humanistik”,
o Landasan Filosofi “Kejawen”,
o Landasan Filosofi “Deterministik”
33
Contoh pengungkapan Landasan Filosofis—yang menyangkut Filosofis-Sosiologik—yang
dicantumkan di dalam Penekanan Studi:
o Bagaimana wujud tampilan bangunan Vihara Maitreya di Yogyakarta yang
memperlihatkan ekspresi nilai-nilai kosmogenitas berdasarkan Landasan Filosofi
Harmoni Kosmos ...?
o Bagaimana tatanan ruang luar dan ruang dalam Hotel Resor di Wonosobo yang selaras
dengan alam dan memvisualkan filosofi Hindu Jawa berdasarkan Landasan Filosofi
Vashtu-Purusa-Mandala ...?
o Bagaimana tatanan ruang luar dan ruang dalam Hotel Resor di Wonosobo yang selaras
dengan alam dan memvisualisasikan filosofi Hindu Jawa berdasarkan Landasan Filosofi
Kejawen ...?
o Bagaimana tatanan ruang luar dan ruang dalam Kelenteng XXX di Yogyakarta yang
memperlihatkan ekspresi nilai-nilai harmoni kehidupan dan kosmos berdasarkan
Landasan Filosofi Yin-Yang ...?
o Bagaimana tatanan ruang luar dan ruang dalam Kelenteng XXX di Yogyakarta yang
memperlihatkan ekspresi nilai-nilai harmoni kehidupan dan kosmos berdasarkan
Landasan Filosofi Feng Shui ...?
o Bagaimana tatanan ruang luar dan ruang Pusat Meditasi di Kaliurang yang bersuasana
tenang berdasarkan Landasan Filosofis Hakikat dan Esensi Chakra ...?
LANDASAN FILOSOFIS-PERANCANGAN
Yang dimaksud dengan ‘Landasan Filosofis-Perancangan’ adalah landasan yang berasal dari nilai-
nilai filosofis tertentu yang perlu dipedomani di dalam perancangan, yang dikutip untuk dijadikan
dasar pijakan untuk mencapai target studi yang diajukan di dalam penekanan studi. Contoh
Landasan Filosofis-Perancangan—yang dicantumkan di dalam Penekanan Studi:
o Landasan Filosofi “Bentuk mengikuti fungsi”,
o Landasan Filosofi “Less is more”,
o Landasan Filosofi “Less is bore”,
o Landasan Filosofi “Fungsi mengikuti bentuk”,
o Landasan Filosofi “Bentuk dan fungsi adalah identik”,
o Landasan Filosofi “Bentuk memperlihatkan fungsi”,
o Landasan Filosofi “Bentuk mengacu pada fungsi”,
o Landasan Filosofi “Bentuk mengikuti fungsi struktur”,
o Landasan Filosofi “Bentuk memperlihatkan kegunaan dan struktur”,
o Landasan Filosofi “Bentuk mendahului fungsi”,
o Landasan Filosofi “Bentuk memperlihatkan kejujuran tampilan”,
o Landasan Filosofi “Kejujuran harus diungkapkan pada tampilan rancangan”,
o Landasan Filosofi “Tampilan bangunan harus mencerminkan keadaan bagian dalamnya”,
o Landasan Filosofi “Bangunan harus serasi, selaras, dan seimbang dengan lingkungannya”,
o Landasan Filosofi “Hubungan antar ruang dapat mempengaruhi dan menentukan hubungan
sosial antar pemakainya”,
o Landasan Filosofi “Tujuan utama di dalam perancangan arsitektur adalah memperbaiki skala
manusiawi pada bangunan dan kota”,
o Landasan Filosofi “Rancangan arsitektur harus memperlihatkan nilai jaman”,
o Landasan Filosofi “Kesatuan antara bangunan dengan bumi tempat-berpijaknya”
34
Contoh pengungkapan Landasan Filosofis—yang menyangkut Filosofis-Perancangan—yang
dicantumkan di dalam Penekanan Studi:
o Bagaimana tatanan ruang dalam bangunan Pusat Pendidikan dan Penelitian Autisme di
Yogyakarta agar kondisi udara dan suara serta cahaya sesuai dengan persyaratan fisik
dan psikis anak autis berdasarkan landasan filosofis “bentuk mengikuti fungsi” ...?
o Bagaimana tatanan ruang luar dan ruang dalam Kelenteng XXX di Yogyakarta yang
memperlihatkan ekspresi nilai-nilai harmoni kehidupan dan kosmos berdasarkan
landasan filosofis “kesatuan antara bangunan dengan bumi tempat-berpijak” ...?
o Bagaimana tatanan ruang luar dan ruang Pusat Meditasi di Kaliurang yang bersuasana
tenang berdasarkan landasan filosofis “rancangan harus serasi, selaras, dan
seimbang dengan lingkungannya” ...?
o Bagaimana tatanan ruang luar dan ruang dalam bangunan Vihara Maitreya di Yogyakarta
yang bersuasana sakral berdasarkan landasan filosofis “bagian luar harus
mencerminkan keadaan bagian dalamnya” ...?
o Bagaimana tatanan ruang luar dan ruang dalam Taman Cerdas di Yogyakarta yang
bersuasana rekreatif berdasarkan landasan filosofis “less is bore” ...?
o Bagaimana tatanan ruang luar dan ruang dalam bangunan Multi Media di Yogyakarta
yang bersuasana komunikatif berdasarkan landasan filosofis “rancangan arsitektur
harus memperlihatkan nilai jaman” ...?
o Bagaimana tatanan ruang luar dan ruang dalam bangunan Hotel Resor di Wonosobo
yang bersuasana alamiah berdasarkan landasan filosofis “rancangan harus serasi,
selaras, dan seimbang dengan lingkungannya” ...?
o Bagaimana tatanan ruang luar dan ruang Pusat Meditasi di Kaliurang yang bersuasana
tenang berdasarkan landasan filosofis “keserasian dengan lingkungan” ...?
o Bagaimana tatanan ruang luar dan ruang dalam bangunan Terminal Udara Internasional
di Yogyakarta yang memberi kejelasan serta kelancaran sirkulasi bagi penumpang serta
barang berdasarkan landasan filosofis “kejujuran harus diungkapkan pada tampilan
rancangan” ...?
o Bagaimana tata rupa Taman Cerdas di Yogyakarta yang menggairahkan berdasarkan
landasan filosofis “bangunan bagaikan tumbuh keluar dari dalam tanah” ..?
o Bagaimana tata rupa bangunan Children Center di Yogyakarta yang dinamis berdasarkan
landasan filosofis “bangunan memperlihatkan ekspresi struktur” ...?
LANDASAN FILOSOFIS-PRIBADI
Yang dimaksud dengan ‘Landasan Filosofis-Pribadi’ adalah landasan filosofi yang dibentuk oleh diri
sendiri atas dasar argumentasi-ilmiah, untuk dijadikan dasar pijakan untuk mencapai target studi
yang diajukan di dalam penekanan studi. Contoh Landasan Filosofis-Pribadi—yang dicantumkan di
dalam Penekanan Studi:
o Landasan Filosofi “Bentuk adalah Harmoni Kehidupan”,
o Landasan Filosofi “Bentuk memperlihatkan Irama Jiwani”,
o Landasan Filosofi “Fungsi di Atas Segalanya”,
o Landasan Filosofi “Struktur memperlihatkan Kekuatan Hidup”,
o Landasan Filosofi “Fungsi dan Bentuk serta Struktur adalah Satu”
35
Contoh pengungkapan Landasan Filosofis—yang menyangkut Filosofis-Pribadi—yang
dicantumkan di dalam Penekanan Studi:
o Bagaimana tatanan ruang luar dan ruang Pusat Meditasi di Kaliurang yang bersuasana
tenang berdasarkan landasan filosofis “rancangan harus memperlihatkan irama
jiwani” ...?
o Bagaimana tatanan ruang dalam bangunan Pusat Pendidikan dan Penelitian Autisme di
Yogyakarta agar kondisi udara dan suara serta cahaya sesuai dengan persyaratan fisik
dan psikis anak autis berdasarkan landasan filosofis “fungsi di atas segalanya” ...?
o Bagaimana tatanan ruang luar dan ruang Pusat Meditasi di Kaliurang yang bersuasana
tenang berdasarkan landasan filosofis “bentuk adalah harmoni kehidupan” ...?
o Bagaimana tata rupa bangunan Multi Media di Yogyakarta yang bersuasana komunikatif
berdasarkan landasan filosofis “fungsi dan bentuk serta struktur adalah suatu
kesatuan” ...?
o Bagaimana tata rupa Taman Cerdas di Yogyakarta yang menggairahkan berdasarkan
landasan filosofis “bangunan adalah ekspresi kebebasan heterogenitas individual
di dalam kesatuan komunitas” ..?
o Bagaimana tatanan ruang luar dan ruang dalam Pusat Meditasi di Kaliurang yang
memperlihatkan ekspresi nilai-nilai harmoni kehidupan dan kosmos berdasarkan
landasan filosofis “manusia sebagai bagian integral kosmos” ...?
o Bagaimana tatanan ruang luar dan ruang dalam bangunan Hotel Resor di Wonosobo
yang bersuasana alamiah berdasarkan landasan filosofis “rancangan harus
memperlihatkan citra lingkungannya” ...?
o Bagaimana tatanan ruang luar dan ruang dalam bangunan Terminal Udara Internasional
di Yogyakarta yang memberi kejelasan serta kelancaran sirkulasi bagi penumpang serta
barang berdasarkan landasan filosofis “rancangan harus berperan sebagai indeks
bagi pemakai” ...?
o Bagaimana tata rupa bangunan Children Center di Yogyakarta yang dinamis berdasarkan
landasan filosofis “bangunan memperlihatkan ekspresi daur kehidupan” ...?
LANDASAN IDIEL
Yang dimaksud dengan ‘Landasan Idiel’—yang dicantumkan di dalam penekanan studi—adalah
landasan yang berasal dari gagasan yang dikutip dari suatu sumber tertentu atau yang berasal dari
gagasan pribadi, yang akan dijadikan dasar pijakan untuk mencapai target yang diajukan di dalam
penekanan studi.
Landasan Idiel di dalam Penekanan Studi, dapat berupa:
Landasan Ideologis,
Landasan Idiel Desain
LANDASAN IDEOLOGIS
Yang dimaksud dengan ’Landasan Ideologis‘—yang dicantumkan di dalam penekanan studi—
adalah landasan yang berasal dari ideologi suatu aliran tertentu, yang dikutip untuk dijadikan dasar
pijakan untuk mencapai target studi yang diajukan di dalam penekanan studi. Pencantuman suatu
36
‘landasan ideologis’ tertentu di dalam penekanan studi menunjukkan bahwa analisisnya akan
menekankan pada penggunaan ideologi—falsafah atau pandangan ‘hidup’, yang bersifat sangat
mendasar—suatu aliran sebagai landasan studi. Contoh Landasan Ideologis—yang dicantumkan di
dalam Penekanan Studi:
o Landasan Ideologi “Arsitektur Kontemporer”,
o Landasan Ideologi “Arsitektur Metabolik”,
o Landasan Ideologi “Arsitektur Metafisikal”,
o Landasan Ideologi “Arsitektur Vernakuler”,
o Landasan Ideologi “Art Deco”,
o Landasan Ideologi “Art Nouveau”,
o Landasan Ideologi “Arts and Crafts”,
o Landasan Ideologi “Bauhaus”,
o Landasan Ideologi “Birokratikisme”,
o Landasan Ideologi “Blaue Reiter” atau “Blue Rider”,
o Landasan Ideologi “Brutalisme”,
o Landasan Ideologi “Camp”,
o Landasan Ideologi “Dadaisme”,
o Landasan Ideologi “De Stijl”,
o Landasan Ideologi “Dekonstruktivisme”,
o Landasan Ideologi “Determinisme”,
o Landasan Ideologi “Eksistensialisme,
o Landasan Ideologi “Ekspresionisme”,
o Landasan Ideologi “Empirisme”,
o Landasan Ideologi “Fantastikisme”,
o Landasan Ideologi “Fauvisme”,
o Landasan Ideologi “Fenomenologisme”
o Landasan Ideologi “Fungsionalisme Geometrik”,
o Landasan Ideologi “Fungsionalisme Utilitarian”,
o Landasan Ideologi “Fungsionalisme”,
o Landasan Ideologi “Futurisme”,
o Landasan Ideologi “Humanisme”,
o Landasan Ideologi “Klasikisme”,
o Landasan Ideologi “Konstruktivisme”,
o Landasan Ideologi “Kontekstualisme”,
o Landasan Ideologi “Kosmologisme”,
o Landasan Ideologi “Kubisme”,
o Landasan Ideologi “Late-Modernism”,
o Landasan Ideologi “Meta-Art”,
o Landasan Ideologi “Metamorfisme”,
o Landasan Ideologi “Modernisme Fungsional”,
o Landasan Ideologi “Modernisme Internasional”,
o Landasan Ideologi “Mutualisme”,
o Landasan Ideologi “Naturalisme”,
o Landasan Ideologi “Organikisme”,
o Landasan Ideologi “Pasca-Modernisme”,
o Landasan Ideologi “Pluralisme”,
o Landasan Ideologi “Positivisme”,
o Landasan Ideologi “Pragmatisme”,
37
o Landasan Ideologi “Purisme”,
o Landasan Ideologi “Rasionalisme”,
o Landasan Ideologi “Regionalisme”,
o Landasan Ideologi “Romantikisme”,
o Landasan Ideologi “Secession”,
o Landasan Ideologi “Strukturalisme”,
o Landasan Ideologi “Supersensualisme”,
o Landasan Ideologi “Surealisme”,
o Landasan Ideologi “Tradisionalisme”,
o Landasan Ideologi “Utilitarianisme”,
Contoh pengungkapan Landasan Idiel—yang menyangkut Idiel-Ideologis—yang dicantumkan
di dalam Penekanan Studi:
o Bagaimana tatanan ruang dalam bangunan Pusat Pendidikan dan Penelitian Autisme di
Yogyakarta agar kondisi udara dan suara serta cahaya sesuai dengan persyaratan fisik
dan psikis anak autis berdasarkan landasan ideologis Utilitarianisme ...?
o Bagaimana tatanan ruang luar dan ruang dalam Kelenteng XXX di Yogyakarta yang
memperlihatkan ekspresi nilai-nilai harmoni kehidupan dan kosmos berdasarkan
landasan ideologis Fenomenologis ...?
o Bagaimana tatanan ruang luar dan ruang Pusat Meditasi di Kaliurang yang bersuasana
tenang berdasarkan landasan ideologis Kontekstualisme ...?
o Bagaimana tatanan ruang luar dan ruang dalam bangunan Vihara Maitreya di Yogyakarta
yang bersuasana sakral berdasarkan landasan ideologis Fungsionalisme ...?
o Bagaimana tatanan ruang luar dan ruang dalam Taman Cerdas di Yogyakarta yang
bersuasana rekreatif berdasarkan landasan ideologis Dadaisme ...?
o Bagaimana tatanan ruang luar dan ruang dalam bangunan Multi Media di Yogyakarta
yang bersuasana komunikatif berdasarkan landasan ideologis Kontemporerisme ...?
o Bagaimana tatanan ruang luar dan ruang dalam bangunan Hotel Resor di Wonosobo
yang bersuasana alamiah berdasarkan landasan ideologis Naturalisme ...?
o Bagaimana tatanan ruang luar dan ruang Pusat Meditasi di Kaliurang yang bersuasana
tenang berdasarkan landasan ideologis Arsitektur Metafisikal ...?
o Bagaimana tatanan ruang luar dan ruang dalam bangunan Terminal Udara Internasional
di Yogyakarta yang memberi kejelasan serta kelancaran sirkulasi bagi penumpang serta
barang berdasarkan landasan ideologis Brutalisme ...?
o Bagaimana tata rupa Taman Cerdas di Yogyakarta yang menggairahkan berdasarkan
landasan ideologis Supersensualisme ..?
o Bagaimana tata rupa bangunan Children Center di Yogyakarta yang dinamis berdasarkan
landasan ideologis Ekspresionisme ...?
LANDASAN IDIEL-DESAIN
Yang dimaksud dengan ’Landasan Idiel Desain‘—yang dicantumkan di dalam penekanan studi—
adalah landasan yang berasal dari gagasan suatu aliran tertentu, yang dikutip untuk dijadikan dasar
pijakan untuk mencapai target studi yang diajukan di dalam penekanan studi. Berbeda dengan
38
‘landasan ideologis’ yang menekankan pada penggunaan ideologi—falsafah atau pandangan
‘hidup’, yang bersifat sangat mendasar—dari suatu aliran sebagai landasan studi, ‘landasan idiel
desain’ menekankan pada penggunaan idea atau gagasan desain—yang bersifat lebih operasional,
sebagai operasionalisasi-ideologis desain—dari suatu aliran untuk dijadikan sebagai landasan studi.
Pencantuman suatu ‘landasan idiel desain’ tertentu di dalam penekanan studi menunjukkan bahwa
analisisnya akan menekankan pada penggunaan idea atau gagasan desain—yang bersifat lebih
operasional, sebagai operasionalisasi-ideologis desain—suatu aliran sebagai landasan studi.
Contoh Landasan Idiel Desain—yang dicantumkan di dalam Penekanan Studi:
o Gagasan Desain “Arsitektur Kontemporer”,
o Gagasan Desain “Arsitektur Metabolik”,
o Gagasan Desain “Arsitektur Metafisikal”,
o Gagasan Desain “Arsitektur Vernakuler”,
o Gagasan Desain “Art Deco”,
o Gagasan Desain “Art Nouveau”,
o Gagasan Desain “Arts and Crafts”,
o Gagasan Desain “Birokratikisme”,
o Gagasan Desain “Blaue Reiter” atau “Blue Rider”,
o Gagasan Desain “Brutalisme”,
o Gagasan Desain “Camp”,
o Gagasan Desain “Dadaisme”,
o Gagasan Desain “De Stijl”,
o Gagasan Desain “Dekonstruktivisme”,
o Gagasan Desain “Determinisme”,
o Gagasan Desain “Eklektikisme”.
o Gagasan Desain “Eksistensialisme,
o Gagasan Desain “Ekspresionisme”,
o Gagasan Desain “Fantastikisme”,
o Gagasan Desain “Fauvisme”,
o Gagasan Desain “Fungsionalisme Geometrik”,
o Gagasan Desain “Fungsionalisme Utilitarian”,
o Gagasan Desain “Fungsionalisme”,
o Gagasan Desain “Futurisme”,
o Gagasan Desain “Humanisme”,
o Gagasan Desain “Klasikisme”,
o Gagasan Desain “Konstruktivisme”,
o Gagasan Desain “Kontekstualisme”,
o Gagasan Desain “Kosmologisme”,
o Gagasan Desain “Kubisme”,
o Gagasan Desain “Late-Modernism”,
o Gagasan Desain “Meta Art”,
o Gagasan Desain “Metamorfisme”,
o Gagasan Desain “Modernisme Fungsional”,
o Gagasan Desain “Modernisme Internasional”,
o Gagasan Desain “Mutualisme”,
o Gagasan Desain “Naturalisme”,
o Gagasan Desain “Organikisme”,
o Gagasan Desain “Parametrik”,
39
o Gagasan Desain “Pasca-Modernisme”,
o Gagasan Desain “Pluralisme”,
o Gagasan Desain “Pragmatisme”,
o Gagasan Desain “Purisme”,
o Gagasan Desain “Rasionalisme”,
o Gagasan Desain “Regionalisme”,
o Gagasan Desain “Revivalisme”,
o Gagasan Desain “Romantikisme”,
o Gagasan Desain “Secession”,
o Gagasan Desain “Strukturalisme”,
o Gagasan Desain “Supersensualisme”,
o Gagasan Desain “Surealisme”,
o Gagasan Desain “Tradisionalisme”,
o Gagasan Desain “Utilitarianisme”,
Contoh pengungkapan Landasan Idiel—yang menyangkut Gagasan Desain—yang
dicantumkan di dalam Penekanan Studi:
o Bagaimana tatanan ruang dalam bangunan Pusat Pendidikan dan Penelitian Autisme di
Yogyakarta agar kondisi udara dan suara serta cahaya sesuai dengan persyaratan fisik
dan psikis anak autis berdasarkan gagasan desain Utilitarianisme ...?
o Bagaimana tatanan ruang luar dan ruang dalam Kelenteng XXX di Yogyakarta yang
memperlihatkan ekspresi nilai-nilai harmoni kehidupan dan kosmos berdasarkan
gagasan desain Fenomenologis ...?
o Bagaimana tatanan ruang luar dan ruang Pusat Meditasi di Kaliurang yang bersuasana
tenang berdasarkan gagasan desain Kontekstualisme ...?
o Bagaimana tatanan ruang luar dan ruang dalam bangunan Vihara Maitreya di Yogyakarta
yang bersuasana sakral berdasarkan gagasan desain Fungsionalisme ...?
o Bagaimana tatanan ruang luar dan ruang dalam Taman Cerdas di Yogyakarta yang
bersuasana rekreatif berdasarkan gagasan desain Dadaisme ...?
o Bagaimana tatanan ruang luar dan ruang dalam bangunan Multi Media di Yogyakarta
yang bersuasana komunikatif berdasarkan gagasan desain Kontemporerisme ...?
o Bagaimana tatanan ruang luar dan ruang dalam bangunan Hotel Resor di Wonosobo
yang bersuasana alamiah berdasarkan gagasan desain Naturalisme ...?
o Bagaimana tatanan ruang luar dan ruang Pusat Meditasi di Kaliurang yang bersuasana
tenang berdasarkan gagasan desain Arsitektur Metafisikal ...?
o Bagaimana tatanan ruang luar dan ruang dalam bangunan Terminal Udara Internasional
di Yogyakarta yang memberi kejelasan serta kelancaran sirkulasi bagi penumpang serta
barang berdasarkan gagasan desain Brutalisme ...?
o Bagaimana tata rupa Taman Cerdas di Yogyakarta yang menggairahkan berdasarkan
gagasan desain Supersensualisme ..?
o Bagaimana tata rupa bangunan Children Center di Yogyakarta yang dinamis berdasarkan
gagasan desain Ekspresionisme ...?
40
LANDASAN ANCANGAN/PENDEKATAN PERANCANGAN
Yang dimaksud dengan “Landasan Ancangan Perancangan“—yang dicantumkan di dalam
penekanan studi—adalah landasan yang berasal dari ancangan yang dikutip dari suatu sumber
tertentu atau yang berasal dari gagasan pribadi, yang dijadikan dasar pendekatan untuk mencapai
target studi yang diajukan di dalam penekanan studi.
Ancangan/Pendekatan Perancangan di dalam Penekanan Studi, dapat berupa:
Ancangan/Pendekatan (Tiruan) Tekstual, atau
Ancangan/Pendekatan Pribadi
42
LANDASAN ANCANGAN/PENDEKATAN PRIBADI
Yang dimaksud dengan ‘Landasan Ancangan/Pendekatan Pribadi” adalah landasan ancangan yang
berasal dari gagasan pribadi untuk dipedomani di dalam perancangan, yang dijadikan dasar
pendekatan untuk mencapai target studi yang dicantumkan di dalam penekanan studi. Landasan
pendekatan ini dapat berasal dan/atau dikonkretisasikan dari landasan filosofis—atau landasan
lainnya.
TUJUAN
Secara etimologis, di dalam konteks ini, istilah ‘tujuan’ diterjemahkan dari kata ‘goal’. Dengan
demikian, istilah ‘tujuan’ diartikan sebagai target akhir atau hasil akhir yang ingin diraih.
Di dalam konteks Tugas Akhir Arsitektur pada Program Studi Arsitektur FT – UAJY, istilah ‘tujuan’
diartikan sebagai hasil akhir (kualitas desain) yang ingin dicapai melalui penekanan studi. Istilah
‘tujuan’ diartikan sebagai hasil akhir yang ingin diraih melalui usaha analisis penekanan studi.
Dengan kata lain, ‘tujuan’ menyangkut jawaban akan pertanyaan: “Seperti apa kondisi akhir yang
diharapkan berkaitan dengan penekanan studinya?”
Misi pengadaan proyek tidak termasuk sebagai bagian dari tujuan dalam konteks Tugas Akhir. Misi
pengadaan proyek lebih tepat jika menjadi bagian dari latar belakang pengadaan proyek. Demikian
juga dengan maksud dan arah pengadaan proyek.
Hasil tugas Tugas Akhir Arsitektur—seperti pembuatan landasan konseptual dan pembuatan desain
fisik proyek terkait—tidak termasuk sebagai bagian dari tujuan dalam konteks Tugas Akhir Arsitektur.
Hal ini lebih tepat jika dinyatakan sebagai tugas peserta Tugas Akhir Arsitektur yang sudah diketahui
umum dan sudah menjadi tuntutan output Tugas Akhir Arsitektur sehingga tidak perlu ditulis lagi
dalam proposal Tugas Akhir Arsitektur.
SASARAN
Secara etimologis, di dalam konteks ini, istilah ‘sasaran’ diterjemahkan dari kata ‘objective(s)’.
Dengan demikian, istilah ‘sasaran’ diartikan sebagai target/hasil antara atau rincian target/hasil yang
ingin diraih.
Di dalam konteks Tugas Akhir Arsitektur pada Program Studi Arsitektur FT - UAJY, istilah ‘sasaran’
diartikan sebagai rincian hasil akhir (kualitas desain) yang ingin dicapai melalui penekanan studi.
Istilah ‘sasaran’ diartikan sebagai penegasan lebih rinci akan tujuan yang telah dirumuskan, atau
sesuatu yang nyata dan dapat dicapai dengan segera melalui usaha analisis penekanan studi. Atau,
secara singkat, ‘sasaran’ diartikan sebagai rincian ‘tujuan’. Dengan kata lain, sasaran menyangkut
jawaban akan pertanyaan: "Seperti apa rincian target yang diharapkan, berkaitan dengan penekanan
studinya?"
43
Dengan melihat ‘posisi’nya bagi proses peraihan target hasil akhir, di dalam konteks Tugas Akhir
Arsitektur pada Program Studi Arsitektur FT – UAJY, Sasaran adalah:
o Rincian hasil (kualitas desain) akhir—di dalam konteks totalitas hasil akhir—yang ingin dicapai
melalui penekanan studi, atau
o Rincian hasil (kualitas desain) per tahap—di dalam proses peraihan hasil akhir—yang ingin
dicapai melalui penekanan studi.
Sebagai rincian hasil akhir (kualitas desain)—di dalam konteks totalitas hasil akhir—yang ingin
dicapai melalui penekanan studi, ‘sasaran’ dapat diartikan sebagai uraian rinci akan ‘tujuan’ yang
ingin dicapai melalui penekanan studi—tanpa memperlihatkan proses yang akan dilalui di dalam
peraihan tujuan tersebut.
KETERANGAN:
SASARAN SASARAN
TUJUAN
Tujuan diartikan sebagai
hasil akhir (kualitas desain)
yang ingin dicapai melalui
penekanan studi
TUJUAN SASARAN
Sasaran diartikan sebagai
rincian hasil akhir (kualitas
desain)—di dalam konteks
SASARAN SASARAN totalitas hasil akhir—yang
ingin dicapai melalui
SASARAN penekanan studi
Gambar 7
Sasaran sebagai Rincian Tujuan
Sebagai rincian hasil per tahap (kualitas desain)—di dalam proses peraihan hasil akhir—yang ingin
dicapai melalui penekanan studi, ‘sasaran’ dapat diartikan sebagai uraian rinci akan ‘tujuan’ yang
ingin dicapai melalui penekanan studi—dengan memperlihatkan proses yang akan dilalui di dalam
peraihan tujuan tersebut.
SASARAN KETERANGAN:
SASARAN TUJUAN
SASARAN TUJUAN
SASARAN Tujuan diartikan sebagai
hasil akhir (kualitas desain)
yang ingin dicapai melalui
penekanan studi
SASARAN
Sasaran diartikan sebagai
rincian hasil (kualitas
PROSES PROSES PROSES PROSES desain) per tahap—di dalam
TAHAP I TAHAP II TAHAP-TAHAP TAHAP proses peraihan hasil
SELANJUTNYA TERAKHIR akhir—yang ingin dicapai
melalui penekanan studi
Gambar 8
Sasaran sebagai Rincian Hasil di dalam Proses Peraihan Tujuan
44
LINGKUP STUDI
Pengertian istilah "lingkup studi" tidak sama dengan pengertian istilah "lingkup pembahasan”.
Substansi lingkup pembahasan adalah batasan mengenai materi dan pendekatan yang dilakukan di
dalam pembahasan seluruh isi LKPPA. Substansi lingkup studi adalah batasan mengenai materi dan
pendekatan yang dilakukan di dalam analisis, yang dimaksudkan untuk mencari penyelesaian
penekanan studi yang dicantumkan di dalam rumusan permasalahan.
MATERI STUDI
Materi studi merupakan batasan mengenai aleman dan/atau komponen dan/atau unsur arsitektural
yang ditelaah dalam bagian analisis permasalahan. Pemilihan materi studi ini, tentu saja, harus
diselaraskan dengan penekanan studi yang dicantumkan di dalam rumusan permasalahan. Materi
Studi yang dicantumkan di dalam Penekanan Studi menunjuk bagian-bagian obyek studi yang akan
diolah sebagai Penekanan Studi. Materi Studi yang dicantumkan di dalam Penekanan Studi harus
meliputi:
o lingkup substantial,
o lingkup temporal, dan
o lingkup spatial.
LINGKUP SPATIAL
Lingkup Spatial menunjuk bagian-bagian ruang pada obyek studi yang akan diolah sebagai
penekanan studi. Penentuan bagian-bagian ruang pada bangunan atau obyek studi ini akan
berpengaruh pada pembatasan ruang lingkup analisis dan aplikasinya pada bagian-bagian ruang di
dalam bangunan atau obyek studi—yang berkaitan dengan analisis Penekanan Studi. Contoh
Materi Studi yang berkaitan dengan Lingkup Spatial:
Bagian-bagian obyek studi yang akan diolah adalah:
o Ruang Luar dari bagian obyek studi yang akan diolah sebagai Penekanan Studi
o Ruang Dalam dari bagian yang akan diolah sebagai Penekanan Studi
o Ruang Luar dan Ruang Dalam dari bagian yang akan diolah sebagai Penekanan Studi
o Ruang Komunal dari bagian yang akan diolah sebagai Penekanan Studi
Contoh pengungkapan Lingkup Spatial—yang dicantumkan di dalam Materi Studi:
o Bagian-bagian obyek studi yang akan diolah sebagai penekanan studi adalah ruang luar
dan ruang dalam
o Bagian-bagian obyek studi yang akan diolah sebagai penekanan studi adalah ruang luar
LINGKUP SUBSTANSIAL
Lingkup Substansial menunjuk materi dari bagian-bagian ruang pada obyek studi yang akan diolah
sebagai penekanan studi. Penentuan materi dari bagian-bagian ruang pada bangunan atau obyek
45
studi ini akan berpengaruh pada substansi analisis dan aplikasinya pada bagian-bagian ruang di
dalam bangunan atau obyek studi—yang berkaitan dengan substansi Penekanan Studi. Contoh
Materi Studi yang berkaitan dengan Lingkup Substansial:
o Elemen-elemen/Komponen-komponen Arsitektural dari bagian diolah sebagai Penekanan
Studi
o ‘Suprasegmen’ Arsitektural (Bentuk, Jenis Bahan, Warna, Tekstur, Ukuran/Skala/Proporsi)
dari bagian yang akan diolah sebagai Penekanan Studi
o Ruang Komunal dari bagian yang akan diolah sebagai Penekanan Studi
Contoh pengungkapan Lingkup Substansial—yang dicantumkan di dalam Materi Studi:
o Bagian-bagian ruang luar dan ruang dalam pada obyek studi yang akan diolah sebagai
penekanan studi adalah suprasegmen arsitektur—yang mencakup bentuk, jenis bahan,
warna, tekstur, dan ukuran/skala/proporsi—pada elemen-elemen pembatas, pengisi, dan
pelengkap ruangnya.
LINGKUP TEMPORAL
Lingkup Temporal menunjuk target umur fungsional bangunan atau obyek studi yang ditargetkan.
Penentuan target umur fungsional bangunan atau obyek studi ini akan berpengaruh pada substansi
analisis—misalnya prediksi kapasitas ruang, penggunaan bahan bangunan yang sesuai dengan
target umur yang ditentukan, dan gaya rancangan yang berkaitan dengan prediksi dinamika
kecenderungan masyarakat. Contoh Materi Studi yang berkaitan dengan Lingkup Temporal:
o Umur fungsional ditargetkan 30 tahun, atau
o Umur fungsional ditargetkan 25 tahun.
Contoh pengungkapan Lingkup Temporal—yang dicantumkan di dalam Materi Studi:
o Rancangan ini diharapkan akan dapat menjadi penyelesaian penekanan studi untuk
kurun waktu 25 tahun.
PENDEKATAN STUDI
Pendekatan merupakan batasan mengenai dasar tinjauan atau aspek tinjauan yang dilakukan dalam
analisis permasalahan. Pemilihan pendekatan ini, tentu saja, harus spesifik dan sesuai dengan
penekanan studi yang dicantumkan di dalam rumusan permasalahan.
Contoh pengungkapan Pendekatan Studi—yang dicantumkan di dalam Materi Studi:
o Penyelesaian penekanan studi akan dilakukan dengan pendekatan psikologi anak.
METODE STUDI
POLA PROSEDURAL / CARA PENARIKAN KESIMPULAN
TATA LANGKAH
POLA PROSEDURAL
Pola prosedural adalah penjelasan mengenai pola kerja penalaran yang dipergunakan dalam
analisis permasalahan. Cara kerja penalaran dapat berupa deduktif, induktif, atau komparasi. Cara
kerja penalaran ini perlu dipilih secara tepat untuk dicantumkan dalam pola prosedural. Tentu saja,
pemilihannya harus diselaraskan dengan rumusan permasalahan.
46
TATA LANGKAH
Tata langkah merupakan uraian secara garis besar mengenai langkah-langkah yang akan ditempuh
dalam analisis permasalahan. Tata langkah ini dapat disajikan secara skematik.
Contoh Tata Langkah:
BAB I.
PENDAHULUAN Pengenalan profesi sejak dini sebagai ‘pembentuk’ karakter pribadi anak, sebagai bagian dari proses pendidikan anak
Pendidikan anak pra-sekolah perlu dilakukan dengan cara bermain sambil mempraktikkan materi yang akan diperkenalkan
Potensi pengadaan proyek yang ditujukan bagi pendidikan anak melalui pengenalan profesi, dengan
mempraktikkannya sambil bermain
LATAR BELAKANG
PENGADAAN
PROYEK Pengadaan Pusat Rekreasi dan Edukasi Anak di Yogyakarta
Perlunya kegiatan positif yang Berdasarkan kegiatan Metode pembelajaran yang baik adalah metode
melibatkan interaksi antar-anak profesi yang akan yang dilakukan berdasarkan pendekatan
Membebaskan anak untuk berimajinasi diwadahi, kegiatan karakteristik jiwani (psikologis) peserta didik.
dan berkreasi dalam mempraktikkan pengenalan keprofesisan Metode dan proses pembelajaran akan dapat
profesi yang dikerjakan bagi anak akan dilakukan dengan baik, jika dilaksanakan di dalam
Kegiatan ‘belajar’ sambil bermain bagi didominasi oleh kegiatan ruang yang memiliki suasana yang sesuai.
anak, akan sangat ideal jika di dalam ruang dalam
dilaksanakan di dalam ruang yang
bersuasana rekreatif
Desain ruang yang dapat menunjang metode pembelajaran adalah desain ruang
yang sesuai dengan pendekatan karakteristik jiwani (psikologis) peserta didik.
LATAR BELAKANG PERMASALAHAN
RUMUSAN
Bagaimana wujud rancangan Pusat Rekreasi dan Edukasi Anak di Yogyakarta yang berfungsi
PERMASALAHAN
sebagai pusat rekreasi dan pengenalan profesi bagi anak yang bersuasana rekreatif guna
mempelajari berbagai profesi melalui pengolahan ruang dalam berdasarkan psikologi anak?
BAB V. ANALISIS
KONSEP PERANCANGAN PUSAT REKREASI DAN EDUKASI ANAK DI YOGYAKARTA KONSEP PERENCANAAN PUSAT
Konsep Programatik REKREASI DAN EDUKASI ANAK DI
Konsep Penekanan Desain YOGYAKARTA
47
SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan/pembahasan berisi tentang kerangka pembahasan yang akan dituangkan
dalam LKPPA. Sistematika ini mencakup seluruh bagian LKPPA, mulai dari bagian awal sampai
dengan bagian akhir LKPPA Tugas Akhir, dan tidak hanya mencakup sistematika analisis
permasalahan.
48
BAGIAN
TINJAUAN
HAKIKAT OBYEK STUDI
49
TINJAUAN HAKIKAT OBYEK STUDI
Tinjauan hakikat obyek studi merupakan paparan singkat mengenai hal-hal yang hakiki pada obyek
studi, yang dapat berperan di dalam perencanaan dan perancangan obyek studi tersebut. Substansinya
disesuaikan dengan kebutuhan untuk proses analisis, dan bukan sekadar definisi obyek studi saja.
PENJELASAN-PENJELASAN LAIN
Bagian ini memuat paparan mengenai berbagai hal lainnya yang dianggap perlu, misalnya Visi, Misi,
Ideologi, dan Filosofi yang berkaitan dengan obyek studi, sejauh berkaitan dan dibutuhkan untuk
proses analisis
50
BAGIAN
TINJAUAN PUSTAKA
DAN LANDASAN TEORETIKAL
51
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIKAL
Tinjauan Pustaka dan Landasan Teoretikal merupakan paparan singkat mengenai hal-hal esensial yang
berkait dengan obyek studi dan permasalahan, yang diperoleh dari sumber pustaka tertentu dan
mengenai landasan teoretikal yang akan dipergunakan di dalam analisis.
52
akan digunakan di dalam menggapai target kualitas desain obyek studi (sesuai Landasan Filosofis
dan/atau Landasan Ideologis dan/atau Landasan Idiel (Gagasan Desain) dan/atau
Ancangan/Pendekatan Perancangan yang diajukan pada Rumusan Penekanan Studi).
Isi bagian ini dapat berupa: (sesuai dengan landasan yang dicantumkan di dalam Penekanan Studi,
Tinjauan/Kajian Pustaka dan Landasan Teoretikal dapat berupa salah satu dari pilihan berikut)
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal Filosofis
Landasan Filosofis-Religius,
Landasan Filosofis-Sosiologik,
Landasan Filosofis-Perancangan, atau
Landasan Filosofis-Pribadi,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal Idiel
Landasan Ideologis,
Landasan Idiel Desain,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal Ancangan/Pendekatan Perancangan,
Ancangan/Pendekatan (Tiruan) Tekstual, atau
Ancangan/Pendekatan Pribadi
53
penekanan studi, misalnya:
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Filosofi “Harmoni Kosmos”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Filosofi “Feng-Shui”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Filosofi “Yin-Yang”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Filosofi “Keseimbangan
Kosmologis dan Kosmogonis”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Filosofi “Keseimbangan
Kosmogenitas”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Filosofi “Arsitektur sebagai Citra
Daur Kehidupan”, atau
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Filosofi “Harmoni Kosmos”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Filosofi “Humanistik”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Filosofi “Kejawen”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Filosofi “Deterministik”
55
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Empirisme”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Fantastikisme”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Fauvisme”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Fenomenologisme”
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Fungsionalisme
Geometrik”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Fungsionalisme
Utilitarian”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Fungsionalisme”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Futurisme”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Humanisme”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Klasikisme”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Konstruktivisme”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Kontekstualisme”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Kosmologisme”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Kubisme”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Late-Modernism”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Meta-Art”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Metamorfisme”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Modernisme
Fungsional”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Modernisme
Internasional”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Mutualisme”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Naturalisme”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Organikisme”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Pasca-Modernisme”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Pluralisme”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Positivisme”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Pragmatisme”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Purisme”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Rasionalisme”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Regionalisme”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Romantikisme”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Secession”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Strukturalisme”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Supersensualisme”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Surealisme”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Tradisionalisme”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Utilitarianisme”,
58
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Analogi Bentuk”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Analogi Filosofi”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Analogi Struktur”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Analogi Biologi”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Analogi
Personal/Antropografika”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Analogi Simbolik.
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Pragmatika”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Sintaktika”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Semantika”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Semiotika”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Simbolika”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Ikonika”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Ikonografika”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Indeksika.
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Preseden Hasil
Karya Arsitektur”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Preseden Gagasan
Arsitektur”.
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Unity”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Proksemik” (Teori
tentang Jarak, Skala).
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Psikologi Ruang”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Psikologi
Lingkungan”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Psikologi Anak”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Psikologi Remaja”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Psikologi Manusia
Lanjut Usia”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Perilaku Pemakai
Ruang”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Teori Persepsi”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Sosiologi Pemakai
Ruang”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Teknologi
Metabolis”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Ekonomi
Bangunan”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Antropometri”.
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Teori Jalur Sepusat
(Concentric Zone Theory)”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Teori Sektor
(Sector Theory)”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Teori Pusat Lipat
Ganda (Multiple Nuclei Concept)”
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan Teori “Figure-
Ground Theory”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Linkage Theory”,
59
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Place Theory”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Teori Linier”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Teori Grid”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Teori Cul-de-Sac”.
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Architecture in
Context”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Konteks dan
Kontras”,
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Visual
Appropriateness”.
60
BAGIAN
TINJAUAN KAWASAN/WILAYAH
61
TINJAUAN KAWASAN/WILAYAH
Lingkup spatial bagian ini perlu disesuaikan dengan Lingkup Studi. Data yang dipaparkan adalah data
yang akan dipergunakan di dalam analisis.
Tinjauan Kawasan/Wilayah dapat berisi: (perlu disesuaikan dengan substansi yang akan dikaji di dalam
analisis)
KONDISI ADMINISTRATIF
Misalnya:
o Batas Wilayah,
o Kedudukan Administratif Wilayah
KONDISI GEOGRAFIS, GEOLOGIS, FLORA DAN FAUNA
Misalnya:
o Letak Wilayah,
o Topografi Wilayah,
o Struktur Tanah,
o Hidrologis,
o Kekayaan dan kekhasan Flora dan/atau Fauna
KONDISI KLIMATOLOGIS
Misalnya:
o Temperatur Udara,
o Kecepatan Angin,
o Arah Angin,
o Kelembaban,
o Curah Hujan,
o Terang Langit
KONDISI SOSIAL-BUDAYA-EKONOMI
Misalnya:
o Kependudukan (Jumlah, Karakteristik),
o Adat-istiadat,
o Kesenian,
o Religi,
o Norma Kemasyarakatan,
o Kegiatan Perekonomian,
o “Predikat” Wilayah Obyek Studi,
o Sejarah Wilayah
NORMA DAN/ATAU KEBIJAKAN OTORITAS WILAYAH TERKAIT
Misalnya:
o Kebijakan Politis,
o Perekonomian,
o Kesehatan,
o Kebudayaan,
o Pendidikan
o Kebijakan Tata Ruang Kawasan (Master Plan, RTRW, RDTRK, RTBL, RTRK)
o Kebijakan Tata Bangunan (Building Code)
62
KONDISI ELEMEN-ELEMEN PERKOTAAN/KAWASAN
Misalnya:
o Tata Massa dan Ruang Kawasan,
o Landmark,
o Keunikan Wilayah (daerah lama; wilayah konservasi; perkampungan spesifik: kampung Arab,
pecinan, kampung tradisional),
o Rona Wilayah
KONDISI SARANA-PRASARANA YANG RELEVAN
Misalnya:
o Pelabuhan, Terminal, Stasiun,
o Pusat-pusat Kegiatan (Pendidikan, Perbelanjaan, Industri),
LAIN-LAIN (yang dianggap perlu)
63
BAGIAN
ANALISIS
64
ANALISIS
Analisis di dalam LKPPA Tugas Akhir Arsitektur mencakup:
o Analisis Perencanaan, dan
o Analisis Perancangan.
Secara prosedural, Analisis Perencanaan merupakan analisis yang mendahului Analisis Perancangan.
Analisis Perencanaan lebih bersifat global daripada Analisis Perancangan yang lebih bersifat rinci dan
konkret. Analisis Perencanaan dimaksudkan sebagai kajian untuk memperoleh garis besar rencana
solusi bagi pewujudan rancangan obyek studi; Analisis Perancangan dimaksudkan sebagai kajian untuk
memperoleh ‘gambaran’ rinci dan konkretisasi rencana solusi bagi pewujudan rancangan obyek studi.
ANALISIS PERENCANAAN
Analisis Perencanaan mencakup:
o Analisis Perencanaan ‘Programatik’, dan
o Analisis Perencanaan Penekanan Studi.
Di dalam konteks ini, Analisis Perencanaan Penekanan Studi dimaksudkan sebagai kajian untuk
memperoleh garis besar rencana solusi bagi penekanan desain yang telah dirumuskan di dalam
Rumusan Permasalahan.
Analisis Perencanaan ‘Programatik’ dimaksudkan sebagai kajian untuk memperoleh garis besar rencana
solusi integral dan komprehensif bagi pewujudan rancangan obyek studi. Analisis ‘Programatik’
dimaksudkan sebagai kajian mengenai semua hal yang berada di luar penekanan studi namun
merupakan hal-hal yang harus dipertimbangkan di dalam pewujudan rancangan arsitektural, kajian yang
bersifat lebih umum daripada kajian pada Analisis Penekanan Desain.
ANALISIS ‘PROGRAMATIK’
Analisis Perencanaan ‘Programatik’ mencakup:
o Analisis Sistem Lingkungan
o Analisis Sistem Manusia
o Analisis Pemilihan Lokasi dan Tapak
o Analisis Perencanaan Tapak
o Analisis Perencanaan Tata Bangunan dan Ruang
66
Analisis Kebutuhan Lokasional
Kebutuhan Organik
Analisis ini dilakukan berlandaskan pada kebutuhan-kebutuhan organik—seperti konsumsi,
pernapasan, pembuangan, aktivitas, dan peristirahatan—dan ditujukan untuk merumuskan
pengaruhnya terhadap bentuk dan susunan lingkungan bangunan maupun instalasi pelayanan
lingkungan bangunan, yang dapat mencakup:
Pelaku Kegiatan
Klasifikasi Pemakai atau Pelaku Kegiatan
Pertumbuhan Pemakai
Kegiatan Pemakai
Karakteristik Kegiatan
Kebutuhan Sensorik
Analisis ini dilakukan berlandaskan pada kebutuhan-kebutuhan sensorik—seperti pendengaran,
penglihatan, perabaan, sensori kulit, kenaestetik, dan keseimbangan—dan ditujukan untuk
merumuskan pengaruhnya terhadap perencanaan wujud dan susunan lingkungan bangunan
maupun instalasi pelayanan lingkungan bangunan, yang dapat mencakup:
Persyaratan Pencahayaan
Persyaratan Akustikal
Persyaratan Kondisi Udara
Persyaratan Kondisi Suhu
Persyaratan Higienis Ruang
Persyaratan-persyaratan Spesifik Pemakai Khusus
Kebutuhan Sosial
Analisis ini dilakukan berlandaskan pada kebutuhan-kebutuhan sosial—seperti privasi dan kontak
antarpersonal—dan ditujukan untuk merumuskan pengaruhnya terhadap perencanaan wujud dan
susunan lingkungan bangunan maupun instalasi pelayanan lingkungan bangunan, yang dapat
mencakup:
Sistem Pelayanan
Struktur Organisasi dan Pengelolaan
Untuk bangunan pendidikan, misalnya, perlu studi tentang pengelolaan, kurikulum, student
body, sks, jadwal perkuliahan/pelajaran; untuk rumah susun golongan kurang mampu,
misalnya, perlu studi tentang pengelolaan, analisis ekonomi bangunan dan pengaturan cicilan
serta pendanaan, dan analisis pengelolaannya; untuk bangunan transportasi, misalnya, perlu
studi tentang pengelolaan, frekuensi kendaraan, jadwal kedatangan-keberangkatan
kendaraan, hari dan jam sibuk.
Kebutuhan Spasial
Analisis ini dilakukan berlandaskan pada kebutuhan-kebutuhan spasial—yakni kebutuhan fungsional
dan teritorial—dan ditujukan untuk merumuskan pengaruhnya terhadap perencanaan wujud dan
susunan lingkungan bangunan maupun instalasi pelayanan lingkungan bangunan, yang dapat
mencakup:
Analisis Perencanaan Jenis Ruang
Analisis Perencanaan Fasilitas/Perlengkapan Ruang
Analisis Perencanaan Besaran Ruang
Besaran ruang bukan hanya berdasarkan asumsi belaka, namun ditentukan berdasarkan
analisis jumlah pemakai dan standar kebutuhan pemakaian ruang (bila ada) atau komparasi
(bila tidak standar besaran ruang)
67
Kebutuhan Lokasional
Analisis ini dilakukan berlandaskan pada kebutuhan-kebutuhan lokasional—statik dan dinamik—dan
ditujukan untuk merumuskan pengaruhnya terhadap perencanaan wujud dan susunan lingkungan
bangunan maupun instalasi pelayanan lingkungan bangunan, yang dapat mencakup:
Analisis Perencanaan Hubungan antar-Kegiatan
Analisis Perencanaan Hubungan antar-Ruang
Analisis Perencanaan Organisasi Ruang
68
Analisis Ciri-Wujud Esensial yang terkandung di dalam Landasan Filosofis/Ideologi/Idiel/Ancangan
Penekanan Studi, mencakup:
Bentuk
Jenis Bahan
Warna Bahan
Tekstur
Ukuran/Skala/Proporsi
ANALISIS PERANCANGAN
Analisis Perancangan mencakup:
o Analisis Perancangan ‘Programatik’, dan
o Analisis Perancangan Penekanan Studi.
Di dalam konteks ini, Analisis Perancangan Penekanan Studi dimaksudkan sebagai kajian untuk
memperoleh ’gambaran’ solusi rinci dan konkret bagi penekanan desain yang telah dirumuskan di dalam
Rumusan Permasalahan.
Analisis Perancangan ‘Programatik’ dimaksudkan sebagai kajian untuk memperoleh ’gambaran’ solusi
rinci dan konkret yang integral dan komprehensif bagi pewujudan rancangan obyek studi. Analisis
‘Programatik’ dimaksudkan sebagai kajian mengenai semua hal yang berada di luar penekanan studi
namun merupakan hal-hal yang harus dipertimbangkan di dalam pewujudan rancangan arsitektural,
kajian yang bersifat lebih umum daripada kajian pada Analisis Penekanan Desain.
ANALISIS ‘PROGRAMATIK’
Analisis Perancangan ‘Programatik’ mencakup:
o Analisis Fungsional
o Analisis Perancangan Tapak
o Analisis Perancangan Tata Bangunan dan Ruang
ANALISIS FUNGSIONAL
Analisis Fungsional mencakup:
o Analisis Kebutuhan Ruang (Jenis Ruang dan Besaran Ruang)
o Analisis Hubungan Ruang
o Analisis Organisasi Ruang
69
ANALISIS PERANCANGAN AKLIMATISASI RUANG
Analisis ini mencakup:
o Penghawaan Ruang
o Pencahayaan Ruang
o Akustika Ruang
Analisis Penghawaan Ruang
Analisis ini ditujukan untuk pemerolehan sistem penghawaan dan wujud rancangannya yang akan
dipergunakan, dilakukan dengan melalui pertimbangan terhadap kecocokan karakteristiknya pada
karakteristik bangunan/ruang yang akan dibuat.
Analisis Pencahayaan Ruang
Analisis ini ditujukan untuk pemerolehan sistem pencahayaan dan wujud rancangannya yang akan
dipergunakan, dilakukan dengan melalui pertimbangan terhadap kecocokan karakteristiknya pada
karakteristik bangunan/ruang yang akan dibuat.
Analisis Akustika Ruang
Analisis ini ditujukan untuk pemerolehan sistem akustika dan wujud rancangannya yang akan
dipergunakan, dilakukan dengan melalui pertimbangan terhadap kecocokan karakteristiknya pada
karakteristik bangunan/ruang yang akan dibuat.
71
BAGIAN
72
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
Pada hakikatnya, Konsep Perencanaan dan Perancangan merupakan pemertegasan kembali secara
singkat tentang hasil kajian yang telah dilakukan di dalam bagian Analisis; substansi konsep
ditindaklanjuti dari analisis. Konsep Perencanaan dan Perancangan di dalam LKPPA Tugas Akhir
Arsitektur mencakup:
o Konsep Perencanaan, dan
o Konsep Perancangan.
Secara prosedural, Konsep Perencanaan merupakan analisis yang mendahului Konsep Perancangan.
Konsep Perencanaan lebih bersifat global daripada Konsep Perancangan yang lebih bersifat rinci dan
konkret. Konsep Perencanaan dimaksudkan sebagai garis besar rencana solusi bagi pewujudan
rancangan obyek studi; Konsep Perancangan dimaksudkan sebagai ‘gambaran’ rinci dan konkretisasi
rencana solusi bagi pewujudan rancangan obyek studi.
KONSEP PERENCANAAN
Agar tidak memuat pengulangan-pengulangan, Konsep Perencanaan memuat konsep ‘programatik’ saja.
Konsep Penekanan Studi dapat ditampilkan di dalam Konsep Perancangan.
Konsep Perencanaan ‘Programatik’ dimaksudkan sebagai garis besar rencana solusi integral dan
komprehensif bagi pewujudan rancangan obyek studi. Konsep Perencanaan ‘Programatik’ dimaksudkan
sebagai hasil kajian mengenai semua hal yang berada di luar penekanan studi namun merupakan hal-
hal yang harus dipertimbangkan di dalam pewujudan rancangan arsitektural, konsep yang bersifat lebih
umum daripada rumusan yang dipaparkan pada Konsep Penekanan Desain.
Konsep Perencanaan ‘Programatik’ mencakup:
o Persyaratan-persyaratan Perencanaan
o Konsep Lokasi dan Tapak
o Konsep Perencanaan Tapak
PERSYARATAN-PERSYARATAN PERENCANAAN
Bagian ini memuat persyaratan-persyaratan perencanaan wujud dan susunan lingkungan bangunan
maupun instalasi pelayanan lingkungan bangunan—ditinjau dari aspek sistem lingkungan dan sistem
manusia.
Persyaratan-persyaratan Perencanaan atas Dasar Sistem Lingkungan mencakup:
o Konsep/persyaratan-persyaratan Perencanaan dan Perancangan Obyek Studi, berlandaskan
pengaruh Kultural Wilayah
o Konsep/persyaratan-persyaratan Perencanaan dan Perancangan Obyek Studi, berlandaskan
pengaruh Fisikal Wilayah
Persyaratan-persyaratan Perencanaan atas Dasar Sistem Manusia mencakup:
o Konsep/persyaratan-persyaratan perencanaan wujud dan susunan lingkungan bangunan maupun
instalasi pelayanan lingkungan bangunan berdasarkan Sasaran-sasaran Pemakai
o Konsep/persyaratan-persyaratan perencanaan wujud dan susunan lingkungan bangunan maupun
instalasi pelayanan lingkungan bangunan berdasarkan persyaratan-persyaratan pemakai, yang
73
dilakukan melalui penelusuran aktivitas-aktivitas khusus—seperti kebutuhan sensorik, kebutuhan
sosial, kebutuhan spasial, dan kebutuhan lokasional
Kebutuhan Organik
Bagian ini memuat konsep/persyaratan-persyaratan bentuk dan susunan lingkungan bangunan
maupun instalasi pelayanan lingkungan bangunan, berdasarkan kebutuhan-kebutuhan organik—
seperti konsumsi, pernapasan, pembuangan, aktivitas, dan peristirahatan.
Kebutuhan Sensorik
Bagian ini memuat konsep/persyaratan-persyaratan perencanaan wujud dan susunan lingkungan
bangunan maupun instalasi pelayanan lingkungan bangunan, berlandaskan pada kebutuhan-
kebutuhan sensorik—seperti pendengaran, penglihatan, perabaan, sensori kulit, kenaestetik, dan
keseimbangan.
Kebutuhan Sosial
Bagian ini memuat konsep/persyaratan-persyaratan perencanaan wujud dan susunan lingkungan
bangunan maupun instalasi pelayanan lingkungan bangunan, berlandaskan pada kebutuhan-
kebutuhan sosial—seperti privasi dan kontak antarpersonal.
Kebutuhan Spasial
Bagian ini memuat konsep/persyaratan-persyaratan perencanaan wujud dan susunan lingkungan
bangunan maupun instalasi pelayanan lingkungan bangunan, berlandaskan pada kebutuhan-
kebutuhan spasial—yakni kebutuhan fungsional dan teritorial, menyangkut:
Program Ruang (Jenis dan Besaran Ruang serta Perlengkapan Ruang).
Kebutuhan Lokasional
Bagian ini memuat konsep/persyaratan-persyaratan perencanaan wujud dan susunan lingkungan
bangunan maupun instalasi pelayanan lingkungan bangunan, berlandaskan pada kebutuhan-
kebutuhan lokasional yang statik dan dinamik—yang mencakup:
Hubungan antar-Ruang (yang ditampilkan secara global)
Organisasi Ruang (yang ditampilkan secara global)
KONSEP PERANCANGAN
Konsep Perancangan mencakup:
o Konsep Perancangan ‘Programatik’, dan
o Konsep Perancangan Penekanan Studi.
Di dalam konteks ini, Konsep Perancangan Penekanan Studi dimaksudkan sebagai ’gambaran’ solusi
rinci dan konkret bagi penekanan desain yang telah dirumuskan di dalam Rumusan Permasalahan.
Konsep Perancangan ‘Programatik’ dimaksudkan sebagai ’gambaran’ solusi rinci dan konkret yang
74
integral dan komprehensif bagi pewujudan rancangan obyek studi. Konsep Perancangan ‘Programatik’
dimaksudkan sebagai hasil kajian mengenai semua hal yang berada di luar penekanan studi namun
merupakan hal-hal yang harus dipertimbangkan di dalam pewujudan rancangan arsitektural, konsep
yang bersifat lebih umum daripada kajian pada Konsep Penekanan Desain.
KONSEP ‘PROGRAMATIK’
Analisis Perancangan ‘Programatik’ mencakup:
o Konsep Fungsional
o Konsep Perancangan Tapak
o Konsep Perancangan Tata Bangunan dan Ruang
KONSEP FUNGSIONAL
Konsep Fungsional mencakup:
o Konsep Hubungan Ruang (yang ditampilkan secara rinci, memperlihatkan proporsi besaran ruang,
dan memperlihatkan hubungan fungsional maupun visual dan aural)
o Konsep Organisasi Ruang (yang ditampilkan secara rinci)
75
o Konsep Kelengkapan Bangunan
Konsep Perlengkapan Bangunan
Bagian ini mencakup:
Konsep Sistem dan Peralatan Komunikasi dan Sound System
Konsep Sistem dan Peralatan Penanggulangan Bahaya Akibat Kebakaran
Konsep Sistem dan Peralatan Penanggulangan Bahaya Akibat Petir
Konsep Kelengkapan Bangunan
Bagian ini mencakup:
Konsep Kebutuhan dan Tata Letak serta Tata Rupa Gardu Jaga (jika ada)
Konsep Kebutuhan dan Tata Letak serta Tata Rupa Ruang Genset (jika ada)
Konsep Kebutuhan dan Tata Letak serta Tata Rupa Water Tower (jika ada)
Konsep Kebutuhan dan Tata Letak serta Tata Rupa Area Parkir (jika ada)
76
BAGIAN
DAFTAR PUSTAKA
77
DAFTAR PUSTAKA
Buku-buku yang akan dipergunakan dalam pembahasan (dan analisis permasalahan) perlu dicantumkan
dalam daftar pustaka. Buku-buku standar atau kamus/ensiklopedi tidak perlu dicantumkan dalam daftar
pustaka.
Pencantuman daftar buku dalam daftar pustaka ini harus dilakukan berdasarkan aturan yang berlaku.
78
LAMPIRAN
79
CONTOH TUGAS
FASILITAS RESIDENTIAL : Flat
Kondominium
Real Estate
Apartemen
Motel
Hotel (minimal berbintang 3)
Cottage
Villa
FASILITAS KOMERSIAL : Pasar kecamatan
Supermarket
Rumah Makan
Pujasera
FASILITAS KEBUDAYAAN : Galeri
Taman Budaya
Museum
FASILITAS RELIGIUS : Masjid Jamik; Majid Agung
Gereja
Vihara
Pura
Kelenteng
FASILITAS KESEHATAN : Laboratorium
Rumah Sakit tipe C
FASILITAS REKREASI : Sinema
Spa
Taman Rekreasi Kota
FASILITAS PENDIDIKAN : Universitas
Institut
Sekolah Tinggi
Politeknik
Akademi
Pendidikan Informal
FASILITAS INDUSTRI : Home Industri
Desa Wisata
Handycraft Centre
FASILITAS TRANSPORTASI : Terminal Bus
Pelabuhan Laut/Sungai
Stasiun Kereta Api
Bandara
Terminal pada Bandara
FASILITAS OLAHRAGA : Sport Centre
Pusat Pelatihan Salah Satu Jenis Olahraga
Pusat Pelatihan dan Pendidikan Salah Satu Jenis Olahraga
80
PERENCANAAN:
Planus (Latin) = bidang datar
Masih dalam tahap “awal”, mendahului tahap perancangan, masih “global”,
(kadang-kadang disalah-persepsikan sebagai “makro”)
Planning (Ing) = perencanaan
Di dalam arsitektur, diartikan sebagai: gagasan idiil (ide dasar) pewujudan
(“pengujudan”) obyek studi, misalnya: tata guna.
PERANCANGAN:
De-sign = tanda
Rancang (Melayu Kuno) = patok
Penegasan tanda, konkrit, jelas, (kadang-kadang disalah-persepsikan sebagai
“mikro”)
Di dalam arsitektur, diartikan sebagai: pewujudan (“pengujudan”) dan
perwujudan (“perujudan”) tata letak dan tata rupa rancangan.
KONSEP:
Kon-sep
Con (Latin) = utuh, terpadu, lengkap
Capere/Cepere (Yunani) = lahir, kelahiran
Konsep = (Buah pikiran) yang (telah) LAHIR secara UTUH, LENGKAP,
TERPADU
81
SAMPUL-DEPAN BUKU LKPPA
XXX
XXX
PUNGGUNG BUKU LKPPA
SAMPUL-DEPAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
XXX
NPM: XX.01.XXXXX
xvii
SAMPUL DEPAN BUKU LKPPA
BATASAN ISTILAH
KETERANGAN:
XXX
XXX
PUNGGUNG BUKU LKPPA
SAMPUL-DEPAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
XXX
NPM: XX.01.XXXXX
Bibir-Kiri Bibir-Kanan
Sampul-Depan Buku LKPPA Sampul-Depan Buku LKPPA
Bibir-Bawah
Sampul-Depan Buku LKPPA
xviii
SAMPUL-DEPAN BUKU LKPPA
BAGIAN-BAGIAN SAMPUL-DEPAN BUKU LKPPA
Pelat-Logam Pelindung-Sudut
Sampul-Depan Buku LKPPA
DISUSUN OLEH:
XXX (NAMA)
IDENTITAS PENYUSUN BUKU LKPPA
NPM:
LOGO
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
IDENTITAS PROGRAM STUDI
Identitas Program Studi yang memberikan
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR Penugasan Penyusunan Buku LKPPA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
XXXX (TAHUN)
TAHUN PENGABSAHAN
Tahun Penyelesaian Penulisan Buku LKPPA
XXX
XXX
Pelat-Logam Pelindung-Sudut
Sampul-Depan Buku LKPPA SAMPUL-DEPAN TUGAS AKHIR SARJANA STRATA – 1
BUKU LKPPA
UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA TEKNIK (S-1)
PADA PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
DISUSUN OLEH:
XXX
NPM: XX.01.XXXXX
xix
SAMPUL DEPAN BUKU LKPPA
FORMAT
CATATAN:
Format Sampul Depan Buku LKPPA dapat dilihat pada lembar berikut
Format pada lembar berikut dapat didownload
xx
LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTURAL
DISUSUN OLEH:
XXX (JUDUL)
XXX (SUB-JUDUL)
UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA TEKNIK (S-1)
PADA PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
DISUSUN OLEH:
XXX (NAMA)
NPM:
ARSITEKTURAL
XXX
XXX
UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA TEKNIK (S-1)
PADA PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
DEPAN BUKU
XXX
NPM: XX.01.XXXXX
LKPPA
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
XXXX (TAHUN)
xxii
SAMPUL-DEPAN BUKU LKPPA
PETUNJUK PENULISAN BAGIAN-BAGIAN SAMPUL-DEPAN BUKU
LKPPA
21,0 cm - 21,3 cm
Bibir-Atas Sampul-Depan Buku LKPPA
3,0 cm - 3,3 cm
LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
ARSITEKTURAL
2,5 cm
XXX (JUDUL)
XXX (SUB-JUDUL) Bibir-Kanan
Sampul-Depan 6,0 cm
Buku LKPPA
29,7 cm - 30,3 cm
PADA PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
4,5 cm
DISUSUN OLEH:
1,0 cm
XXX (NAMA)
NPM:
2,5 cm
3,0 cm
3,5 cm
4,5 cm
3,0 cm - 3,3 cm
ARSITEKTURAL
DEPAN BUKU
XXX
Berwarna emas
Dicetak simetris kiri-kanan terhadap bibir kiri-kanan bidang sampul depan LKPPA
LOGO “UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA” PADA SAMPUL BUKU LKPPA:
Ukuran: tinggi 3,5 cm, lebar 3 cm. PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
Dicetak simetris kiri-kanan terhadap bibir kiri-kanan bidang sampul depan xxiii
SAMPUL-DEPAN BUKU LKPPA
PETUNJUK PENULISAN JUDUL DAN SUB-JUDUL LKPPA
JUDUL LKPPA
SUBSTANSI:
Sesingkat mungkin dan sejelas mungkin,
LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
tanpa mengurangi esensinya.
ARSITEKTURAL
Menjelaskan Tipologi Bangunan dan Lokasi
(Kota/Kabupaten, atau Kawasan)
Seyogyanya menjelaskan penekanan kajian
XXX (JUDUL) yang spesifik/unik.
XXX (SUB-JUDUL) BAHASA:
Sedapat mungkin menggunakan bahasa
Indonesia.
FORMAT TULISAN:
Tipologi Bangunan: Arial 24, Cetak tebal
TUGAS AKHIR SARJANA STRATA – 1 (bold)
Lokasi: Arial 20, dicetak tebal (bold)
UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA TEKNIK (S-1) Berwarna emas.
PADA PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
Dicetak simetris kiri-kanan terhadap bibir
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA kiri-kanan bidang sampul depan buku
LKPPA.
DISUSUN OLEH:
XXX (NAMA)
SUB-JUDUL LKPPA
NPM: SUBSTANSI:
Dipergunakan jika judul belum menjelaskan
penekanan kajian yang spesifik/unik.
Sesingkat mungkin dan sejelas mungkin,
tanpa mengurangi esensinya.
Menjelaskan penekanan kajian yang
spesifik/unik.
BAHASA:
Sedapat mungkin menggunakan bahasa
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR Indonesia.
FAKULTAS TEKNIK FORMAT TULISAN:
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA Arial 18, dicetak tebal (bold)
XXXX (TAHUN)
Berwarna emas.
Dicetak simetris kiri-kanan terhadap bibir
kiri-kanan bidang sampul depan buku
LKPPA.
ARSITEKTURAL
XXX
XXX
UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA TEKNIK (S-1)
PADA PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
DISUSUN OLEH:
XXX
NPM: XX.01.XXXXX
SAMPUL-DEPAN
BUKU LKPPA
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
XXXX (TAHUN)
xxiv
SAMPUL-DEPAN BUKU LKPPA
PETUNJUK PENULISAN IDENTITAS PENYUSUN LKPPA
ARSITEKTURAL
XXX
XXX
SAMPUL-DEPAN
BUKU LKPPA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA – 1
UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA TEKNIK (S-1)
PADA PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
DISUSUN OLEH:
XXX
NPM: XX.01.XXXXX
xxv
SAMPUL-DEPAN BUKU LKPPA
PETUNJUK PENULISAN TAHUN PENGABSAHAN LKPPA
XXX (JUDUL)
XXX (SUB-JUDUL)
UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA TEKNIK (S-1)
PADA PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK TAHUN
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
SUBSTANSI:
Tahun Takwim, bukan Tahun Akademik.
Sesuai tahun saat dinyatakan lulus
DISUSUN OLEH: pendadaran.
XXX (NAMA) FORMAT TULISAN:
NPM: XX.01.XXXXX Arial 18, dicetak tebal (bold).
Berwarna emas.
Dicetak simetris kiri-kanan terhadap bibir
kiri-kanan bidang sampul depan buku
LKPPA.
XXX
XXX
SAMPUL-DEPAN
BUKU LKPPA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA – 1
UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA TEKNIK (S-1)
PADA PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
DISUSUN OLEH:
XXX
NPM: XX.01.XXXXX
xxvi
SAMPUL DEPAN BUKU LKPPA
CONTOH-CONTOH FORMAT
xxvii
LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTURAL
HOTEL RESOR
DI TELAGA MENJER — KABUPATEN WONOSOBO
DISUSUN OLEH:
DANI PRASETYO
NPM: 020111318
RUMAH SUSUN
DENGAN PENDEKATAN FENG SHUI
DI YOGYAKARTA
DISUSUN OLEH:
LAND OF SCIENCE
PUSAT EKSPLORASI ILMU FISIKA
DI YOGYAKARTA
DISUSUN OLEH:
PUNGGUNG BUKU
LKPPA
TAHUN
xxxi
PUNGGUNG BUKU LKPPA
BATASAN ISTILAH
PUNGGUNG BUKU
LKPPA
KETERANGAN:
TAHUN
xxxii
PUNGGUNG BUKU LKPPA
PEMBAGIAN BIDANG PUNGGUNG BUKU
KETERANGAN:
BIDANG I
BIDANG II
PUNGGUNG BUKU
Bidang Punggung Buku LKPPA dibagi menjadi tujuh (7) bidang,
BIDANG III
dengan enam (6) pasang garis pembagi
LKPPA
GARIS PEMBAGI
BIDANG PUNGGUNG BUKU
LKPPA:
BIDANG V
TAHUN
BIDANG VI
BIDANG VII
BIDANG II:
FORMAT KATEGORI HASIL KARYA TULIS
6 cm Diisi dengan tulisan:
PUNGGUNG BUKU:
TUGAS AKHIR SARJANA STRATA – 1
Tulisan dan logo serta warna PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
dasar sampul hanya terdiri atas FAKULTAS TEKNIK
dua (2) warna, biru tua dan UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
emas: (lihat Penjelasan Rinci)
Punggung buku LKPPA
berwarna biru tua (gelap).
Semua tulisan berwarna BIDANG III:
emas.
10,7-11,3 cm
JUDUL DAN SUB-JUDUL LKPPA
Semua garis-pembagi bidang (lihat Penjelasan Rinci)
punggung buku berwarna
emas.
BIDANG IV:
29,7 cm - 30,3 cm
BIDANG V:
6 cm KODE KOLEKSI UPT PERPUSTAKAAN
Kosong (disediakan untuk penulisan kode koleksi
UPT Perpustakaan UAJY)
BIDANG VI:
3,5 cm LOGO UAJY DAN TAHUN KELULUSAN
Logo UAJY, dan
Tahun Pengabsahan Buku LKPPA
(lihat Penjelasan Rinci)
1,5 cm
XXXX
(TAHUN)
1 cm BIDANG VII:
PUNGG
Kosong
PUNGGUNG BUKU LKPPA
UNG
xxxiv
PUNGGUNG BUKU LKPPA
FORMAT BIDANG II
BIDANG
BIDANG II: II:
KLASIFIKASI HASIL
KLASIFIKASI HASIL KARYA
KARYA TULIS TULIS
Semua tulisan dicetak simetris terhadap garis pembagi kiri-kanan
terdekat, dan simetris atas-bawah terhadap bibir punggung buku Arial Narrow 11,
Semua tulisan dicetak simetris terhadap garis
dicetak tebal (bold)
pembagi kiri-kanan terdekat, dan simetris terhadap
bibir-depan dan bibir-belakang punggung buku.
Semua tulisan berwarna emas. Arial Narrow
) 10,
dicetak tebal (bold)
Arial Narrow 9,
TUGAS AKHIR SARJANA STRATA – 1 dicetak tebal (bold)
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA Arial Narrow 8,
dicetak tebal (bold)
6 cm
BIDANG III:
BIDANG I: JUDUL DAN SUB-JUDUL LKPPA
Kosong 1 cm 6 cm Bibir-Kiri Sampul-Depan Buku
Bibir-Depan
sesuai tebal buku
xxxv
PUNGGUNG BUKU LKPPA
FORMAT BIDANG III
BIDANG
BIDANG II: III: JUDUL
KLASIFIKASI
JUDUL (DAN HASIL KARYA TULISLKPPA
SUB-JUDUL) SUBSTANSI:
Semua tulisan dicetak simetris terhadap garis pembagi kiri-kanan terdekat, dan simetris atas-bawah terhadap bibir punggung buku
Sesingkat mungkin dan sejelas mungkin, tanpa
mengurangi esensinya.
Semua tulisan dicetak simetris terhadap garis pembagi Menjelaskan Tipologi Bangunan dan Lokasi
(Kota/Kabupaten atau Kawasan)
kiri-kanan terdekat, dan simetris terhadap bibir-depan Seyogyanya menjelaskan penekanan kajian
dan bibir-belakang punggung buku. yang spesifik/unik.
FORMAT TULISAN:
Semua tulisan berwarna emas. Tipologi Bangunan: Arial 12, Cetak tebal (bold)
Lokasi: Arial 11, dicetak tebal (bold)
10,7-11,3 cm
10-11 cm
SUB-JUDUL (JIKA DIBUTUHKAN)
SUBSTANSI:
Dipergunakan jika judul belum menjelaskan
XXX (Judul LKPPA) penekanan kajian yang spesifik/unik.
Sesingkat mungkin dan sejelas mungkin, tanpa
XXX (Sub-judul LKPPA — Jika dibutuhkan) mengurangi esensinya.
Menjelaskan penekanan kajian yang
spesifik/unik.
FORMAT TULISAN:
Arial 10, dicetak tebal (bold)
10,7-11,3 cm
Bibir Sampul-Depan Buku
10-11 cm Bibir-Depan
sesuai tebal buku
Punggung Buku
Garis Pembagi
Punggung Buku
XXX (Judul LKPPA) Garis Pembagi
XXX (Sub-judul LKPPA — Jika dibutuhkan) Punggung Buku
Bibir-Belakang
Punggung Buku
BIDANG II:
KLASIFIKASI HASIL KARYA TULIS Bibir Sampul-Belakang Buku
BIDANG IV:
IDENTITAS PENYUSUN
xxxvi
PUNGGUNG BUKU LKPPA
FORMAT BIDANG IV
BIDANG
BIDANG II: IV:
KLASIFIKASI HASIL
IDENTITAS PENYUSUN KARYA TULIS
Semua tulisan dicetak simetris terhadap garis pembagi kiri-kanan terdekat, dan simetris atas-bawah terhadap bibir punggung buku
DISUSUN OLEH:
NPM PENYUSUN
XXX (Nama Penyusun) SUBSTANSI:
NPM: (NPM Penyusun) Sesuai Nomor Pokok Mahasiswa
FORMAT TULISAN:
Arial 10, dicetak tebal (bold)
6 cm
Bibir Sampul-Depan Buku
Bibir-Depan
sesuai tebal buku
Punggung Buku
Garis Pembagi DISUSUN OLEH:
Garis Pembagi
Punggung Buku XXX (Nama Penyusun)
Punggung Buku
NPM: (NPM Penyusun)
Bibir-Belakang
Punggung Buku
BIDANG III:
JUDUL LKPPA Bibir Sampul-Belakang Buku
BIDANG V:
KODE KOLEKSI
UPT PERPUSTAKAAN UAJY
Kosong (disediakan untuk penulisan
kode koleksi UPT Perpustakaan UAJY)
PUNGGUNG BUKU LKPPA
TAHUN
xxxvii
PUNGGUNG BUKU LKPPA
FORMAT BIDANG VI
BIDANG
BIDANG II: VI:
KLASIFIKASI
LOGO UAJY HASIL
DAN KARYA
TAHUN TULISKELULUSAN
Semua tulisan dicetak simetris terhadap garis pembagi kiri-kanan terdekat, dan simetris atas-bawah terhadap bibir punggung buku
Logo dan tulisan tahun dicetak simetris terhadap garis pembagi kiri-
kanan terdekat, dan simetris terhadap bibir-depan dan bibir-belakang
punggung buku.
Logo dan tulisan tahun berwarna emas. LOGO UAJY
UKURAN:
Tinggi 0,7 cm
Lebar 0,9 cm
TAHUN
SUBSTANSI:
XXXX Tahun Takwim, bukan Tahun Akademik.
Sesuai tahun saat dinyatakan lulus pendadaran
FORMAT TULISAN:
Arial 10, dicetak tebal (bold)
1,5 cm
LKPPA
1,0 cm
BIDANG VII:
kosong
LKPPA
xxxviii
JAKET BUKU LKPPA
ISI:
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGABSAHAN:
LEMBAR PENGABSAHAN DOKUMEN TUGAS AKHIR
PENGABSAHAN SELURUH ISI DOKUMEN LKPPA DAN DESAIN YANG DILAMPIRKAN DI
DALAM LKPPA
LEMBAR PENGABSAHAN LKPPA
PENGABSAHAN ISI LKPPA
LEMBAR PENGABSAHAN GAMBAR DAN LAPORAN DESAIN
PENGABSAHAN GAMBAR RANCANGAN DAN LAPORAN PERANCANGAN YANG
DIUJIKAN DI DALAM PENDADARAN, YANG DILAMPIRKAN DI DALAM LKPPA
SURAT PERNYATAAN
SURAT PERNYATAAN PENYUSUN TENTANG KEASLIAN HASIL-KARYANYA
xxxix
HALAMAN JUDUL
SUBSTANSI:
Sama dengan isi Sampul-Depan Buku LKPPA. (lihat penjelasan tentang “Sampul Depan Buku LKPPA”)
FORMAT:
Format tulisan dan logo serta penyajiannya sama dengan format Sampul-Depan Buku LKPPA.
(lihat penjelasan tentang “Sampul Depan Buku LKPPA”)
Tanpa nomor pagina, namun dihitung di dalam penomoran pagina (pada penomoran dengan
menggunakan angka Romawi).
LOGO
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
FORMAT
TULISAN:
Semua tulisan berwarna hitam.
Dicetak simetris kiri-kanan terhadap bibir kiri-kanan bidang kertas.
LOGO “UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA”:
Ukuran: tinggi 3,5 cm, lebar 3 cm.
Dicetak hitam-putih.
Dicetak simetris kiri-kanan terhadap bibir kiri-kanan bidang kertas. xl
LEMBAR PENGABSAHAN
SUBSTANSI:
Menjelaskan Hakikat Lembar Pengabsahan sebagai Pernyataan Pengabsahan Dokumen
Tugas Akhir pada Program Studi Arsitektur FT – UAJY
Menjelaskan Judul Tugas Akhir
Menjelaskan Identitas Penyusun
Memuat kalimat pernyataan:
“Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji LKPPA pada tanggal xx xxxxxxxxx xxxx dan Tim
Penguji Pendadaran pada tanggal xx xxxxxxxxx xxxx
dan dinyatakan telah memenuhi sebagian persyaratan pengajuan yudisium untuk mencapai
derajat Sarjana Teknik (S1) pada Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Atma
Jaya Yogyakarta”
Memuat Identitas dan tanda tangan pengabsahan oleh:
o Dosen Penguji (mantan Pembimbing)
o Ketua Program Studi Arsitektur FT – UAJY
o Dekan Fakultas Teknik – UAJY
Memuat tanggal pengabsahan oleh Dekan Fakultas Teknik – UAJY
Memuat cap-stempel pengabsahan pada tanda tangan Dekan Fakultas Teknik – UAJY
FORMAT:
Tanpa nomor pagina, namun dihitung di dalam penomoran pagina (pada penomoran dengan
menggunakan angka Romawi).
Format “Lembar Pengabsahan Dokumen Tugas Akhir” dapat dilihat pada lembar berikut
(Format pada lembar berikut dapat didownload).
xli
LEMBAR PENGABSAHAN DOKUMEN TUGAS AKHIR
TUGAS AKHIR
BERUPA
LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTURAL (LKPPA)
BESERTA
GAMBAR RANCANGAN DAN LAPORAN PERANCANGAN
XXX
XXX
XXX
NPM: XX01XXXXX
Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji LKPPA pada tanggal xx xxxxxxxx xxxx
dan Tim Penguji Pendadaran pada tanggal xx xxxxxxxx xxxx
dan dinyatakan telah memenuhi sebagian persyaratan pengajuan yudisium untuk mencapai derajat
Sarjana Teknik (S-1) pada Program Studi Arsitektur
Fakultas Teknik – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xlii
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
LEMBAR PENGABSAHAN DOKUMEN TUGAS AKHIR
TUGAS AKHIR
BERUPA
LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTURAL (LKPPA)
BESERTA
GAMBAR RANCANGAN DAN LAPORAN PERANCANGAN
XXX
XXX
XXX
NPM: XX01XXXXX
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xliii
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
PETUNJUK PENULISAN LEMBAR PENGABSAHAN DOKUMEN TUGAS AKHIR
KETERANGAN:
xliv
LEMBAR PENGABSAHAN LKPPA
Berupa lembar pernyataan dari institusi yang menyatakan bahwa LKPPA—berupa Landasan
Konseptual Perencanaan dan Perancangan Arsitektural—telah dibaca dan dievaluasi oleh Tim
Penguji (yang menjadi Dosen Pembimbing pada saat proses penulisan LKPPA) dan dinyatakan
telah memenuhi sebagian persyaratan mengerjakan rancangan pada tahap selanjutnya di Studio
Tugas Akhir untuk mencapai derajat Sarjana Teknik (S1) pada Program Studi Arsitektur Fakultas
Teknik UAJY.
SUBSTANSI:
Menjelaskan Hakikat Lembar Pengabsahan sebagai Pernyataan Pengabsahan LKPPA di
dalam rangkaian Proses Tugas Akhir Arsitektur pada Program Studi Arsitektur FT – UAJY
Menjelaskan Judul Tugas Akhir
Menjelaskan Identitas Penyusun
Memuat kalimat pernyataan:
“Telah diperiksa dan dievaluasi oleh Tim Penguji LKPPA pada tanggal xx xxxxxxxxx xxxx
dan dinyatakan telah memenuhi sebagian persyaratan menempuh tahap pengerjaan
rancangan pada Studio Tugas Akhir untuk mencapai derajat Sarjana Teknik (S1) pada
Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta”
Memuat Identitas dan tanda tangan pengabsahan oleh:
o Dosen Penguji, yang menjadi Dosen Pembimbing pada saat proses penulisan LKPPA
o Koordinator Tugas Akhir Program Studi Arsitektur FT – UAJY (?)
o Ketua Program Studi Arsitektur FT – UAJY
Memuat tanggal pengabsahan oleh Ketua Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik – UAJY
Memuat cap-stempel pengabsahan pada tanda tangan Ketua Program Studi Arsitektur
Fakultas Teknik – UAJY
FORMAT:
Tanpa nomor pagina, namun dihitung di dalam penomoran pagina (pada penomoran dengan
menggunakan angka Romawi).
Format “Lembar Pengabsahan LKPPA” dapat dilihat pada lembar berikut (Format pada lembar
berikut dapat didownload).
xlv
LEMBAR PENGABSAHAN LKPPA
LKPPA
BERUPA
LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTURAL
XXX
XXX
Telah diperiksa dan dievaluasi oleh Tim Penguji LKPPA pada tanggal xx xxxxxxxx xxxx
dan dinyatakan telah memenuhi sebagian persyaratan menempuh tahap pengerjaan rancangan
pada Studio Tugas Akhir untuk mencapai derajat Sarjana Teknik (S-1) pada Program Studi Arsitektur
Fakultas Teknik – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
PENGUJI LKPPA
Penguji I Penguji II
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Ketua Program Studi Arsitektur
Fakultas Teknik – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
xlvi
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
LEMBAR PENGABSAHAN LKPPA
LKPPA
BERUPA
LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTURAL
XXX
XXX
Telah diperiksa dan dievaluasi oleh Tim Penguji LKPPA pada tanggal xx xxxxxxxx xxxx
dan dinyatakan telah memenuhi sebagian persyaratan menempuh tahap pengerjaan rancangan
pada Studio Tugas Akhir untuk mencapai derajat Sarjana Teknik (S-1) pada Program Studi Arsitektur
Fakultas Teknik – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
PENGUJI LKPPA
Penguji
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Ketua Program Studi Arsitektur
Fakultas Teknik – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
xlvii
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
PETUNJUK PENULISAN LEMBAR PENGABSAHAN LKPPA
KETERANGAN:
NPM PENYUSUN
Sesuai Nomor Pokok Mahasiswa
Yang dipersiapkan dan disusun oleh: PENYUSUN yang ditentukan oleh UAJY
XXX Arial 12
NPM: XX.01.XXXXX
TANGGAL EVALUASI LKPPA
Telah diperiksa dan dievaluasi oleh Tim Penguji LKPPA pada tanggal xx xxxxxxxx xxxx Sesuai tanggal Evaluasi LKPPA dan
dan dinyatakan telah memenuhi sebagian persyaratan menempuh tahap pengerjaan rancangan
pada Studio Tugas Akhir untuk mencapai derajat Sarjana Teknik (S-1) pada Program Studi Arsitektur
Pengisian Berita Acara Penilaian LKPPA
Fakultas Teknik – Universitas Atma Jaya Yogyakarta Arial 12
xlviii
LEMBAR PENGABSAHAN GAMBAR DAN LAPORAN
DESAIN
Berupa lembar pernyataan dari institusi yang menyatakan bahwa Gambar Rancangan dan
Laporan Perancangan telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji—yang terdiri dari Dosen
Penguji yang menjadi Dosen Pembimbing pada saat proses penulisan LKPPA dan Dosen Penguji
Tamu—dan dinyatakan telah memenuhi sebagian persyaratan pengajuan yudisium untuk
mencapai derajat Sarjana Teknik (S1) pada Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik UAJY.
SUBSTANSI:
Menjelaskan Hakikat Lembar Pengabsahan sebagai Pernyataan Pengabsahan Gambar dan
Laporan Desain di dalam rangkaian Proses Tugas Akhir Arsitektur pada Program Studi
Arsitektur FT – UAJY
Menjelaskan Judul Tugas Akhir
Menjelaskan Identitas Penyusun
Memuat kalimat pernyataan:
“Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Pendadaran pada tanggal xx xxxxxxxxx xxxx
dan dinyatakan telah memenuhi sebagian persyaratan pengajuan yudisium untuk mencapai
derajat Sarjana Teknik (S1) pada Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Atma
Jaya Yogyakarta”
Memuat Identitas dan tanda tangan pengabsahan oleh:
o Tim Penguji—yang terdiri dari Dosen Penguji yang menjadi Dosen Pembimbing pada saat
proses penulisan LKPPA dan Dosen Penguji Tamu
o Koordinator Tugas Akhir Program Studi Arsitektur FT – UAJY (?)
o Ketua Program Studi Arsitektur FT – UAJY
Memuat tanggal pengabsahan oleh Ketua Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik – UAJY
Memuat cap-stempel pengabsahan pada tanda tangan Ketua Program Studi Arsitektur
Fakultas Teknik – UAJY
FORMAT:
Tanpa nomor pagina, namun dihitung di dalam penomoran pagina (pada penomoran dengan
menggunakan angka Romawi).
Format “Lembar Pengabsahan Gambar dan Laporan Desain” dapat dilihat pada lembar berikut
(Format pada lembar berikut dapat didownload).
xlix
LEMBAR PENGABSAHAN GAMBAR DAN LAPORAN DESAIN
XXX
XXX
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Penguji II Penguji III
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
l
PETUNJUK PENULISAN LEMBAR PENGABSAHAN GAMBAR DAN LAPORAN
DESAIN
KETERANGAN:
LEMBAR PENGABSAHAN GAMBAR DAN LAPORAN DESAIN
JUDUL TUGAS AKHIR
Sesuai JUDUL LKPPA
GAMBAR RANCANGAN DAN LAPORAN PERANCANGAN Tipologi Obyek Studi: Arial 18
Lokasi Obyek Studi: Arial 16
XXX
XXX SUB-JUDUL TUGAS AKHIR
Sesuai SUB-JUDUL LKPPA (jika
diperlukan)
Arial 14
li
SURAT PERNYATAAN
(SURAT PERNYATAAN PENYUSUN TENTANG KEASLIAN HASIL-KARYANYA)
Pada hakikatnya, Lembar Surat Pernyataan memuat pernyataan Penyusun bahwa hasil karya Tugas
Akhir—berupa LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTURAL
(LKPPA) beserta Gambar Rancangan dan Laporan Perancangan—yang dibuatnya merupakan hasil
karya yang asli dikerjakannya sendiri, dan memuat kesanggupan Penyusun untuk menerima akibat-
sanksi dari ketidak-aslian hasil karya tersebut.
SUBSTANSI:
Menjelaskan Identitas Penyusun sebagai Pembuat dan Penandatangan serta Penanggungjawab
Surat Pernyataan
Menjelaskan Judul Tugas Akhir
Memuat kalimat pernyataan bahwa “hasil karya Tugas Akhir tersebut benar-benar hasil karya yang
dikerjakan oleh Pembuat Surat Pernyataan”
Memuat kalimat pernyataan bahwa “pernyataan, gagasan, maupun kutipan—baik langsung maupun
tidak langsung—yang bersumber dari tulisan atau gagasan orang lain yang digunakan di dalam hasil
karya Tugas Akhir tersebut telah pertanggungjawabkan melalui catatan perut atau pun catatan kaki
dan daftar pustaka, sesuai norma dan etika penulisan yang berlaku”
Memuat kalimat pernyataan bahwa “Apabila kelak di kemudian hari terdapat bukti yang
memberatkan bahwa sebagian atau seluruh hasil karya tersebut merupakan plagiasi maka Pembuat
Surat Pernyataan bersedia untuk menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku di kalangan
Program Studi Arsitektur – Fakultas Teknik – Universitas Atma Jaya Yogyakarta; gelar dan ijazah
yang telah saya peroleh akan dinyatakan batal dan akan saya kembalikan kepada Universitas Atma
Jaya Yogyakarta”
Memuat pernyataan bahwa “Surat Pernyataan tersebut dibuat dengan sebenar-benarnya dan
sesungguh-sungguhnya, dan dengan segenap kesadaran maupun kesediaan untuk menerima
segala konsekuensinya”
Memuat tanggal pembuatan Surat Pernyataan
Memuat meterai sesuai ketentuan yang berlaku—yang akan disampaikan pada saat pengumuman
hasil pendadaran
Memuat nama dan tandatangan Penyusun/Penulis LKPPA sebagai Pembuat Surat Pernyataan
FORMAT:
Format-umum sesuai ketentuan
Meterai ditempelkan pada area tandatangan Pembuat Pernyataan, di bawah kata-kata “Yang
Menyatakan” dan di atas nama Pembuat Surat Pernyataan
Sebagian tandatangan Pembuat Surat Pernyataan (Penyusun/Penulis LKPPA) harus mengenai
meterai
Tanpa nomor pagina, namun dihitung di dalam penomoran pagina (pada penomoran dengan
menggunakan angka Romawi)
Format lembar “Surat Pernyataan” dapat dilihat pada lembar berikut (Format pada lembar berikut
dapat didownload)
lii
SURAT PERNYATAAN
Menyatakan bahwa:
Hasil karya Tugas Akhir—yang mencakup Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan
Arsitektural (LKPPA) dan Gambar Rancangan serta Laporan Perancangan—yang berjudul:
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
benar-benar hasil karya saya sendiri.
Apabila kelak di kemudian hari terdapat bukti yang memberatkan bahwa saya melakukan plagiasi
sebagian atau seluruh hasil karya saya—yang mencakup Landasan Konseptual Perencanaan dan
Perancangan Arsitektural (LKPPA) dan Gambar Rancangan serta Laporan Perancangan—ini
maka saya bersedia untuk menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku di kalangan Program
Studi Arsitektur – Fakultas Teknik – Universitas Atma Jaya Yogyakarta; gelar dan ijazah yang telah
saya peroleh akan dinyatakan batal dan akan saya kembalikan kepada Universitas Atma Jaya
Yogyakarta.
Demikian, Surat Pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan sesungguh-sungguhnya, dan
dengan segenap kesadaran maupun kesediaan saya untuk menerima segala konsekuensinya.
Yang Menyatakan,
Meterai
dan
Tanda tangan
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
liii
SURAT PERNYATAAN
(SURAT PERNYATAAN PENYUSUN TENTANG KEASLIAN HASIL-KARYANYA)
Pada hakikatnya, Lembar Surat Pernyataan memuat pernyataan Penyusun bahwa hasil karya Tugas
Akhir—berupa Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan Arsitektural (LKPPA) beserta
Gambar Rancangan dan Laporan Perancangan—yang dibuatnya merupakan hasil karya yang asli
dikerjakannya sendiri, dan memuat kesanggupan Penyusun untuk menerima akibat-sanksi dari ketidak-
aslian hasil karya tersebut.
SUBSTANSI:
Menjelaskan Identitas Penyusun sebagai Pembuat dan Penandatangan serta Penanggungjawab
Surat Pernyataan
Menjelaskan Judul Tugas Akhir
Memuat kalimat pernyataan bahwa “hasil karya Tugas Akhir tersebut benar-benar hasil karya yang
dikerjakan oleh Pembuat Surat Pernyataan”
Memuat kalimat pernyataan bahwa “pernyataan, gagasan, maupun kutipan—baik langsung maupun
tidak langsung—yang bersumber dari tulisan atau gagasan orang lain yang digunakan di dalam hasil
karya Tugas Akhir tersebut telah pertanggungjawabkan melalui catatan perut atau pun catatan kaki
dan daftar pustaka, sesuai norma dan etika penulisan yang berlaku”
Memuat kalimat pernyataan bahwa “Apabila kelak di kemudian hari terdapat bukti yang
memberatkan bahwa sebagian atau seluruh hasil karya tersebut merupakan plagiasi maka Pembuat
Surat Pernyataan bersedia untuk menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku di kalangan
Program Studi Arsitektur – Fakultas Teknik – Universitas Atma Jaya Yogyakarta; gelar dan ijazah
yang telah saya peroleh akan dinyatakan batal dan akan saya kembalikan kepada Universitas Atma
Jaya Yogyakarta”
Memuat pernyataan bahwa “Surat Pernyataan tersebut dibuat dengan sebenar-benarnya dan
sesungguh-sungguhnya, dan dengan segenap kesadaran maupun kesediaan untuk menerima
segala konsekuensinya”
Memuat tanggal pembuatan Surat Pernyataan
Memuat meterai sesuai ketentuan yang berlaku—yang akan disampaikan pada saat pengumuman
hasil pendadaran
Memuat nama dan tandatangan Penyusun/Penulis LKPPA sebagai Pembuat Surat Pernyataan
FORMAT:
Format-umum sesuai ketentuan
Meterai ditempelkan pada area tandatangan Pembuat Pernyataan, di bawah kata-kata “Yang
Menyatakan” dan di atas nama Pembuat Surat Pernyataan
Sebagian tandatangan Pembuat Surat Pernyataan (Penyusun/Penulis LKPPA) harus mengenai
meterai
Tanpa nomor pagina, namun dihitung di dalam penomoran pagina (pada penomoran dengan
menggunakan angka Romawi)
Format lembar “Surat Pernyataan” dapat dilihat pada lembar berikut (Format pada lembar berikut
dapat didownload)
SURAT PERNYATAAN
Menyatakan bahwa:
Hasil karya Tugas Akhir—yang mencakup Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan
Arsitektural (LKPPA) dan Gambar Rancangan serta Laporan Perancangan—yang berjudul:
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
benar-benar hasil karya saya sendiri.
Apabila kelak di kemudian hari terdapat bukti yang memberatkan bahwa saya melakukan plagiasi
sebagian atau seluruh hasil karya saya—yang mencakup Landasan Konseptual Perencanaan dan
Perancangan Arsitektural (LKPPA) dan Gambar Rancangan serta Laporan Perancangan—ini
maka saya bersedia untuk menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku di kalangan Program
Studi Arsitektur – Fakultas Teknik – Universitas Atma Jaya Yogyakarta; gelar dan ijazah yang telah
saya peroleh akan dinyatakan batal dan akan saya kembalikan kepada Universitas Atma Jaya
Yogyakarta.
Demikian, Surat Pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan sesungguh-sungguhnya, dan
dengan segenap kesadaran maupun kesediaan saya untuk menerima segala konsekuensinya.
Yang Menyatakan,
Meterai
dan
Tanda tangan
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXX