Bismillahirrahmanirrahim,
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan
rahmat serta inayah-Nya, yang karena-Nya, penulis diberikan kekuatan dan kesabaran untuk
menyelesaikan Modul Pembelajaran mata kuliah ‘’Kepemimpinan’’ dengan baik.
Adapun tujuan dari pembuatan Modul Pembelajaran in agar mahasiswa dapat memahami
materi-materi yang ada dari berbagai sumber sehingga dapat melaksanakan proses
perkuliahan yang sistematis dan terstruktur. Dalam Penulisan Modul Pembelajaran ini
tentunya penulis mengalami beberapa hambatan, tantangan seta kesulitan, namun karena
binaan dan dukungan dari semua pihak, akhirnya semua hambatan tersebut dapat teratasi.
Melalui penyusunan Modul Pembelajaran ini tentunya penulis sadar akan banyak ditemukan
kekurangan. Baik itu dari segi kualitas maupun dari segi kualitas dari tulisan modul
pembelajaran ini. Oleh karna itu Dengan sepenuh hati, penulis pun sadar bahwa modul
pembelajaran ini masih penuh dengan kekurangan dan keterbatasan, oleh sebab itu penulis
memerlukan saran serta kritikk yang membangun yang dapat menjadikan modul pembelajarn
ini lebih baik.
Terakhir, tentunya penulis berharap setiap bantuan yang telah diberikan oleh segenap pihak
dapat menjadi ladang kebaikan. Dan semoga modul pembelajaran ini dapat memberikan
manfaat dan berguna bagi kemajuan Pendidikan terutama di lingkup Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Pattimura.
Hormat Saya
AMINAH BAHASOAN 1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................................ 1
AMINAH BAHASOAN 2
BAB V : PERAN PEMIMPIN
UJIAN ....................................................................................................................................... 61
AMINAH BAHASOAN 3
TINJAUAN MATA KULIAH
Standar Kompetensi
Setelah Mempelajari Materi yang ada pada Mata Kuliah Kepemimpinan ini mahasiswa
dapat menjeleskan pemahamannya terkait konspe-konsep Kepemimpinan, Peran
Kepemimpinan, Tipologi Kepemimpinan, Gaya Kepemimpinan, Kepemimpinan Klasik dan
Kontenporer, Serta dalam mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Matetri
Dalam Modul Pembelajaran ini terdapat 7 (Tujuh) BAB Sebagai Berikut :
Petujuk
Petunjuk Penggunaan Modul Pembelajaran ini adalah sebagai berikut :
• Masing-Masing BAB yang ada dalam Modul Pembelajaran ini akan di bahas sebanyak
2 (Dua) Kali Pertemuan.
• Diharapkan kepada mahasiswa untuk menyiapkan referensi tambahan dalam setiap
Materi dengan memamfaatkan sumber-sumber yang berhubungan dengan materi.
• Modul Pembelajaran ini dapat di akses secara elektronik sehingga memudahkan
mahasiswa untuk mengakses dimana saja.
• Masing-Masing BAB terdapat soal evaluasi yang dapat dikerjakan degan melakukan
scan terdapat barcode yang disiapkan kemudian jawaban di upload pada form yang
telah di siapkan
AMINAH BAHASOAN 4
• Setiap Tugas yang telah di upload akan otomatis masuk pada folder penyimpanan
dosen pengampuh mata kuliah
• Pada bagian akhir Modul Pembelajaran ini terdapat Soal Ujian Tengah Semester (UTS)
yang dapat di kerjakan pada pertemuan Ke 8 (Delapan), dan Soal Ujian Akhir Semester
yang dapat di kerjakan pada Pertemuan Ke 16 (Enam Belas)
• Pengerjaan Soal Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir Semester dilakukan dengan
melakukan scan atau mengklik tautan yang telah di siapkan.
AMINAH BAHASOAN 5
BAB I
KONSEP KEPEMIMPINAN
1. Deskripsi Singkat
Kepemimpinan adalah sebuah kekuatan atau kemampuan yang ada di dalam diri
seseorang. Sikap kepemimpinan tersebut digunakan ketika memimpin. Salah satu
pengaruh yang ditimbulkan dati sikap kepemimpinan tersebut adalah dapat
mempengaruhi seseorang. Pengaruh yang diberikan ini dimaksudkan di dalam sebuah
pekerjaan atau organisasi. Hal itu dikarenakan umumnya sikap kepemimpinan dibutuhkan
seseorang dalam memimpin sebuah pekerjaan atau organisasi.
2. Pengertian Kepemipinan
Seiring perkembangan zaman, kepemimpinan secara ilmiah mulai
berkembangbersamaan dengan pertumbuhan manajemen ilmiah yang lebih dikenal
dengan ilmu tentangmemimpin. Hal ini terlihat dari banyaknya literatur yang mengkaji
tentang kepemimpinandengan berbagai sudut pandang atau perspektifnya.
Kepemimpinan tidak hanya dilihat daribak saja, akan tetapi dapat dilihat dari penyiapan
sesuatu secara berencana dan dapat melatihcalon-calon pemimpin.
Sejarah timbulnya kepemimpinan, sejak nenek moyang dahulu kala, kerjasama
dansaling melindungi telah muncul bersama-sama dengan peradapan manusia.
Kerjasamatersebut muncul pada tata kehidupan sosial masyarakat atau kelompok-
kelompok manusiadalam rangka untuk mempertahankan hidupnya menentang kebuasan
binatang danmenghadapi alam sekitarnya. Berangkat dari kebutuhan bersama tersebut,
terjadi kerjasamaantar manusia dan mulai unsur-unsur kepemimpinan. Orang yang
ditunjuk sebagai pemimpindari kelompok tersebut ialah orang-orang yang paling kuat dan
pemberani, sehingga adaaturan yang disepakati secara bersama-sama misalnya seorang
pemimpin harus lahir dariketurunan bangsawan, sehat, kuat, berani, ulet, pandai,
mempunyai pengaruh dan lain-lain.
Hingga sampai sekarang seorang pemimpin harus memiliki syarat-syarat yang
tidak ringan,karena pemimpin sebagai ujung tombak kelompok.Kepemimpinan atau
leadershipmerupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu social, sebabprinsip-prinsip dan
rumusannya diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraanmanusia
(Moejiono, 2002). Ada banyak definisi kepemimpinan yang dikemukakan oleh parapakar
menurut sudut pandang masing-masing, definisi-definisi tersebut menunjukkan
adanyabeberapa kesamaan.
AMINAH BAHASOAN 6
Kepemimpinan atau disebut juga sebagai leadership adalah proses memotivasi
seseorang dengan menggunakan cara tertentu dalam rangka untuk meraih keberhasilan.
Harry Truman mantan presiden America berkata bahwa “kepemimpinan adalah
kemampuan untuk mendapatkan tenaga kerja atau pekerja untuk melakukan apa yang
mereka tidak suka dan mereka suka.”. atau kepemimpinan bisa didefinisikan sebagai
pengaruh yaitu suatu seni mempengaruhi seseorang yang nantinya orang itu akan timbul
rasa untuk bekerja keras dari dalam dirinya untuk mencapai tujuan dari kelompoknya.
Dalam kepemimpinan terdapat seorang pemimpin, pemimpin yang dimaksud
adalah pemimpin yang punya basic memimpin, mempunyai pendirian dan dapat
memberikan pengaruh kepada orang atau kelompok. Seorang pemimpin harus bisa
mengkoordinasi, melakukan sebuah eksperimen dan dapat membuat rencana dengan
baik untuk mencapai suatu tujuan yang ditentukan sebelumnya.
Tujuan dari kepemimpinan adalah mewujudkan keberhasilan dan kefektifan
manajemen sebagai suatu ilmu yang ditujukan untuk merapikan suatu kegiatan agar lebih
terkoordinasi. Pemimpin memiliki sebuah sasaran, yaitu untuk mendapatkan ketaatan,
kedisiplinan dan kesiapan untuk mengerjakan tugas dengan baik atau juga untuk
mengajak orang menjadi pengikut. Dalam arti seorang pemimpin haruslah tau siapa yang
akan dipimpinnya.
3. Kepemimpinan Menurut Ahli
a. Menurut Wahjosumidjo
Kepemimpinan menurut Wahjosumidjo pada hakikatnya merupakan
sesuatu yang melekat di dalam diri seorang pemimpin. Sesuatu tersebut adalah
berupa sifat-sifat tertentu. Seperti kepribadian atau personality, kemampuan
atau ability dan kesanggupan atau capability.
Kepemimpinan juga diartikan sebagai sebuah rangkaian kegiatan
atau activity. Seorang pemimpin tidak akan dapat dipisahkan dengan kedudukan
atau posisi, serta gaya atau perilaku dari pemimpin itu sendiri. Kepemimpinan
adalah sebuah proses antara hubungan atau interaksi di antara pemimpin,
anggota atau pengikutnya serta situasi.
AMINAH BAHASOAN 7
b. Menurut Sutarto Wijono
Arti kepemimpinan menurut Sutarto adalah sebuah rangkaian aktivitas
penataan. Aktivitas tersebut berupa kemampuan seseorang dalam mempengaruhi
perilaku orang lain. Hal itu dilakukan dalam situasi tertentu. Tujuannya adalah agar
bersedia untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan-tujuan yang sudah
ditetapkan.
c. Menurut Moejiono
Menurut Moejiono, kepemimpinan atau leadership sebenarnya adalah
akibat dari pengaruh yang terjadi secara satu arah. Hal itu terjadi karena seorang
pemimpin mungkin memiliki sebuah kualitas tertentu. Kualitas tersebut adalah
sesuatu yang membedakan dirinya dengan para pengikutnya. Para ahli teori
sukarela atau compliance induction theorist, akan cenderung memandang sebuah
kepemimpinan atau leadership sebagai pemaksaan. Selain itu, kepemimpinan
adalah pendesakan pengaruh yang terjadi secara tidak langsung. Kepemimpinan
adalah sarana untuk membentuk sebuah kelompok yang sesuai dengan keinginan
pemimpinnya.
d. Menurut Sondang P Siagian
Kepemimpinan bisa diartikan sebagai sebuah kemampuan yang dimiliki
seseorang. Kemampuan tersebut ada ketika menjabat sebagai seorang pemimpin
di dalam organisasi tertentu. Kemampuan yang dimaksud adalah untuk
mempengaruhi orang lain, khususnya bawahannya atau anggotanya. Hal ini
dilakukan supaya mereka dapat bertindak dan berpikir sesuai sebuah lahan
tertentu. Supaya sebuah tujuan bisa dicapai dengan mudah.
e. Menurut Imam Moedjiono
Pengertian kepemimpinan menurut Imam Moejiono adalah sebuah
kemampuan yang dimiliki dalam memberikan pengaruh satu arah. Hal itu karena
seorang pemimpin mungkin memiliki beberapa kualitas tertentu. Kualitas tersebut
umumnya adalah sesuatu yang berbeda dari para pengikutnya.
f. Menurut Fiedler
Apa itu kepemimpinan? Fiedler menjelaskan bahwa kepemimpinan pada
dasarnya adalah sebuah pola. Pola tersebut tergambar antara individu yang telah
AMINAH BAHASOAN 8
menggunakan sebuah wewenang. Selain itu, individu tersebut juga menggunakan
pengaruhkan kepada sekelompok orang. Tujuan dilakukannya hal tersebut adalah
supaya orang-orang akan bekerja sama untuk mencapai sebuah tujuan
g. Menurut Ott
Kepemimpinan adalah sesuatu yang bisa didefinisikan sebagai suatu proses
hubungan antar pribadi. Dimana hubungan tersebut yang di dalamnya akan ada
sebuah pengaruh kepercayaan, sikap, serta khususnya perilaku orang lain yang
dilakukan oleh seseorang.
h. Menurut Stoner
Kepemimpinan menurut Stoner adalah sebuah proses dalam
mempengaruhi atau mengarahkan sebuah kegiatan. Kegiatan tersebut terkait
dengan kelompok atau organisasi. Tujuannya adalah untuk mencapai sebuah
tujuan tertentu.
i. Menurut Ralp M Stogdill
Pengertian kepemimpinan menurut Ralph M. Stogdill adalah sebuah
proses untuk memberikan pengaruh bagi berbagai kegiatan kelompok yang
terorganisasi. Hal itu dilakukan dalam usaha mereka untuk menetapkan serta
mencapai sebuah target.
j. Menurut Hemhiel dan Coons
Menurut Hemhiel dan Coons, kepemimpinan adalah sebuah perilaku dari
individu, ketika memimpin aktivitas dalam organisasi atau kelompok. Tujuannya
adalah untuk mencapai tujuan secara bersama atau shared goal.
k. Menurut George Terry
Kepemimpinan atau leadership adalah sebuah kegiatan untuk
mempengaruhi orang lain. Pengaruh tersebut dilakukan untuk diarahkan dalam
mewujudkan tujuan dari sebuah organisasi.
4. Mitos Kepemimpinan
Proses pemahaman tentang kompetensi dasar pemimpin harus diawali dengan
pemahaman bahwa sesungguhnya ada mitos mitos yang sudah berkembang tentang
pemimpin. Mitos - Mitos tersebut disadari atau tidak ternyata mempengaruhi
pengembangan ide - ide dalam organisasi.
AMINAH BAHASOAN 9
a. The Birthnight Myth
Pemimpin itu dilahirkan bukan dihasilkan memiliki akan budaya yang sangat
kuat dan pemimpin dari sananya ditadirkan sebagai pahlawan yang memiliki kekuatan
fisik, semangat dan bijaksana. Mitos ini sangat berbahaya jika diterapkan pada
organisasi bisnis karena tidak ada gunanya bentuk pelatihan dan pengembangan.
b. The For All Seasons Myth
Sekali memimpin tetap memimpin. Mitos ini mirip dengan mitos birthright,
hanya bedanya jika mitos birtright menekankan pada faktor keturunan maka mitos
the for all seasons menekankan pada faktor karekter dan prestasi yang dicapai (track
record).
c. The Intensity Myth
Pemimpin itu memiliki intentitas perasaan leibh tinggi dibanding orang
kebanyakan. Bentuk intentitas perasaan yang lain adalah rasa percaya diri, opeimistik,
dan penuh semangat. Jadi pemimpin selain harus galak dan tegas juga harus memiliki
kepercayaan diri yang kuat, selalu optimis dan selalu penuh semangat dalam
mengarahkan dan memimpin anak buahnya atau organisasinya.
AMINAH BAHASOAN 10
5. Soal Evaluasi
Silahkan Mengerjakan Soal Evaluasi dengan cara Scan Barcode dibawah ini :
AMINAH BAHASOAN 11
BAB II
TEORI KEPEMIMPINAN KLASIK DAN KONTIGENSI
1. Deskripsi Singkat
Teori sifat bertolak dari dasar pemikiran bahwa, keberhasilan seorang pemimpin
ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki oleh pemimpin itu. Sifat-
sifat tersebut dapat berupa sifat fisik, dan dapat pula sifat psikologis. Atas dasar pemikiran
tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat
ditentukan kemampuan pribadi pemimpin. Dan kemampuan pribadi yang dimaksud ialah
kualitas seseorang dengan berbagai macam sifat-sifat, perangi atau cirri-ciri didalamnya.
Teori KepemimpinanTeori Kepempinan adalah penggeneralisasian satu seri perilaku
pemimpin dan konsep-konsep kepemimpinannya, dengan menonjolkan latar belakang
histories, sebab musabab timbulnya kepemimpinan, persyaratan menjadi pemimpin,
sifat-sifat utama pemimpin, tugas pokok dan fungsinya, serta etika profesi kepemimpinan.
Sebab Musabab Munculnya pemimpinTiga teori yang menonjol dalam menjelaskan
kemunculan pemimpin adalah:
• Teori genetic menyatakan bahwa pemimpin itu tidak dibuat tetapi lahir oleh
bakat-bakat alami yang luar biasa sejak lahir.
• Teori social menyatakan bahwa pemimpin tidak terlahirkan begitu saja akan
tetapi harus disiapkan,dididik, dan disiapkan.
• Teori ekologis atau sistesis menyatakan bahwa seorang akan sukses jadi
pemimpin bila sejak lahirnya dia telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan dan
AMINAH BAHASOAN 12
bakat-bakat itu sempat dikembangkan melaliu pengalaman dan usaha
pendidikan juga sesuai dengan tuntutan lingkungan/ekologisnya.
Tipe dan gaya Pemimpin Pemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan, temperamen,
watak dan kepribadian sendiri yang unik khas, sehingga tingkah laku dan gayanyalah yang
membedakan dirinya dengan orang lain.W.J Reddin dalam artikelnya What kind of
Manager menentukan watak dan tipe pemimpin atas tiga pola dasar, yaitu:- Berorientasi
tugas (task orientation),- Berorientasi hubungan kerja (relationship orientation),-
Berorientasi hasil yang efektif (effecivess orientation).
Berdasarkan penonjolan ketiga orientasi tersebut dapat ditentukan delapan tipe
kepemimpinan. Yaitu :
AMINAH BAHASOAN 13
2) Kewibawaan ialah kelebihan, keunggulan, keutamaan, sehingga orang
tersebut patuh pada pemimpin, bersedia melakukan perbuatan-perbuatan
tertentu.
3) Kemampuan ialah segala daya, kesanggupan, kekuatan dan
kecakapan/ketrampilan teknis maupun social, yang dianggap melebihi dari
kemampuan anggota biasa.
Dari beberapa definisi yang dikemukakn itu dapat ditarik kesimpulan bahwa
pemimpin adalah pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan atau tanpa
pengangkatan resmi dapat mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya untuk
melakukan usaha bersama mengarah pada pencapaian sasaran-sasaran tertentu.
b. Sifat-Sifat Pemimpin
Ordway Tead dalam tulisanya mengemukakan 10 sifat pemimpin yaitu :
1) Energi jasmaniah dan mental yaitu mempunyai daya tahan, keuletan,
kekuatan atau tenaga yang istimewa yang tampaknya seperti tidak akan
pernah habis.
2) Kesabaran akan tujuan dan arah yaitu memiliki keyakinan yang teguh akan
kebeneran dan kegunaan dari semua perilaku yang dikerjakan , dia tahu persis
kemana arah yang akan ditujunya , serta pasti memberikan kemanfaatan bagi
diri sendiri maupun bagi kelompok yang dipimpinnya.
3) Antusiasme yaitu bahwa pekerjaan yang dilakukan dan tujuan yang akan
dicapai itu harus sehat, berarti, bernilai, memberikan harapan-harapan yang
menyenangkan, memberikan sukses, dan menimbulkan semangat serta esprit
de corps.
4) Keramahan dan kecintaan yaitu bahwa effection itu berarti kesayangan, kasih
saying, cinta, simpati yang tulus, disertai kesediaan berkorban bagi pribadi-
pribadi yang disayangi.
5) Intregitas yaitu bahwa pemimpin itu harus bersifat terbuka, merasa utuh
bersatu, sejiwa, dan seperasaan dengan anak buahnya bahkan merasa
senasib dan sepenanggungan dalam satu perjuangan yang sama.
AMINAH BAHASOAN 14
6) Penguasaan teknis yaitu bahwa setiap pemimpin harus memiliki satu atau
beberapa kemahiran teknis tertentu agar dia mempunyai kewibawaan dan
kekuasaan untuk memimpin kelompoknya.
7) Ketegasan dalam mengambil keputusan yaitu bahwa pimpinan yang berhasil
itu pasti dapat mengambil keputusan secara tepat, tegas dan cepat, sebgai
hasil dari kearifan dan pengalamannya.
8) Kecerdasan yaitu bahwa kecerdasan yang perlu dimiliki oleh setiap pemimpin
itu merupakan kemampuan untuk melihat memahami dengan baik, mengerti
sebab dan akibat kejadian, menemukan hal-hal yang krusial dan cepat
menemukan cara penyelesainnya dalam waktu singkat.
9) Ketrampilan mengajar yaitu bahwa pemimpin yang baik itu adalah seorang
guru pula, yang mampu menuntun, mendidik, mengarahkan,
mendorong(memotivir), dan menggerakkan anak buahnya untuk berbuat
sesuatu.
10) Kepercayaan yaitu bahwa keberhasilan pemimpin itu pada umumnya selalu
didukung oleh kepercayaan anak buahnya. Yaitu kepercayaan bahwa para
anggota pasti dipimpin dengan baik, dipengaruhi secara positif dan diarahkan
pada sasaran-sasaran yang benar.
c. Beberapa Kelemahan Teori Sifat
Berdasarkan pendapat tokoh-tokoh seperti : Barnard, Ordway Tead, Millet,
Stogdill, Davis, G.R. Terry, Ruslan Abdulgani dapat saya simpulkan bahwa didalam
perkembangan teori sifat ini disamping mengalami tantangan dan reaksi dari
berbagai pihak, didalam prakteknya memang ada kelemahan-kelemahan yang sulit
untuk dipraktekkan. Berbagai kelemahan teori sifat tersebut ialah :
1) Diantara para pendukungnya sendiri tidak ada kesepakatan mengenai sifat-
sifat pemimpin tersebut sehingga timbul berbagai pendapat diantara
pendukung-pendukung teori tersebut.
2) Tidak selalu ada relevensi antara sifat-sifat yang dianggap tersebut dengan
efektivitas kepemimpinan.
3) Terlalu sulit untuk menentukan dan mengukur masing-masing sifat yang
sangat berbeda-beda satu daripada yang lain.
AMINAH BAHASOAN 15
4) Situasi dan kondisi tertentu dimana kepemimpinan dilaksanakan memerlukan
sifat-sifat pemimpin tertentu pula.
5) Teori sifat terlalu bersifat deskriptif, tidak memberikan analisis bagaimana
sifat-sifat itu kaitannya dengan keberhasilan seorang pemimpin.
3. Teori Prilaku
AMINAH BAHASOAN 16
metode kerja, membuat keputusan sepihak dan membatasi partisipasi dari
karyawan atau bawahannya.
3) Gaya laissez faire
Gaya kepemimpinan yang terakhir berdasarkan kajian yang dilakukan oleh
Universitas Lowa yaitu Gaya Laissez faire yaitu gaya kepemimpinan dengan
memberikan kebebasan kepada kelompok untuk membuat keputusan dan
menyelesaikan tugas.
b. Negara Bagian Ohio (Penelitian Ohio State)
Penelitian yang dilakukan oleh Ohio State ini diselenggarakan di Amerika Serikat,
yang mana mengidentifikasi dua dimensi penting dalam perilaku seorang pemimpin.
Awalnya terdapat 1000 dimensi perilaku pemimipin, yang kemudian dipersempit lagi
sehingga hanya terdapat dua dimensi perilaku utama seorang pemimpin. Apa saja dua
dimensi tersebut? Berikut adalah rangkumannya :
1) Inisiasi struktur (initiating structure)
Mengacu pada sejauh mana pemimpin menentukan perannya dan peran
anggota kelompok dalam mencapai tujuan. Ini bertujuan untuk mencakup perilaku
yang berusaha mengorganisasi pekerjaan, hubungan kerja dan tujuan.
2) Konsiderasi (consideration)
Sejauh mana pemimpin memiliki hubungan kerja dengan karakteristik
saling percaya dan hormat terhadap gagasan dan perasaan anggota kelompok
dengan masalah pribadinya, bersahabat dan mudah didekati dan memperlakukan
seluruh anggota kelompok dengan setara.
c. Penelitian Universitas Michigan
Penelitian terkait gaya kepemimpinan dilakukan oleh Universitas Michigan, yang
terletak di Amerika Serikat. Universitas Michigan juga melakkan penelitian perilaku
pemimpin yang berkaitan dengan efektivitas kerja seorang pemimpin.
Group michigan menyimpulkan ada 2 dimensi perilaku seorang pemimpin, yang
pertama adalah pemimpin yang berorientasi kepada karyawan, dan yang kedua adalah
berorientasi pada produksi.
1) Pemimpin yang berorientasi karyawan
AMINAH BAHASOAN 17
Pada gaya kepemimpinan ini seorang pemimpin menekankan pada
hubungan interpersonal dan memenhi kebutuhan karyawan.
2) Pemimpin yang berorientasi pada produksi
Pada gaya kepemimpinan ini seorang pemimpin menekankan pada aspek
tugas dan teknis kerja.
Tidak seperti penelitian lainnya, penilitian Michigan berkesimpulan bahwa
pemimpin yang berorientasi pada karyawan mampu mencapai produktivitas dan
kepuasan anggota kelompok yang tinggi.
4. Teori Kontigensi
Teori kontingensi menganggap bahwa kepemimpinan adalah suatu proses di
mana kemampuan seorang pemimpin untuk melakukan pengaruhnya tergantung dengan
situasi tugas kelompok (group task situation) dan tingkat-tingkat daripada gaya
kepemimpinannya, kepribadiannya dan pendekatannya yang sesuai dengan
kelompoknya. Dengan perkataan lain, menurut Fiedler, seorang menjadi pemimpin bukan
karena sifat-sifat daripada kepribadiannya, tetapi karena berbagai faktor situasi dan
adanya interaksi antara Pemimpin dan situasinya.
Model Contingency dari kepemimpinan yang efektif dikembangkan oleh Fiedler
(1967) . Menurut model ini, maka the performance of the group is contingen upon both
the motivasional system of the leader and the degree to which the leader has control and
influence in a particular situation, the situational favorableness (Fiedler, 1974:73).
Dengan perkataan lain, tinggi rendahnya prestasi kerja satu kelompok dipengaruhi
oleh sistem motivasi dari pemimpin dan sejauh mana pemimpin dapat mengendalikan
dan mempengaruhi suatu situasi tertentu.
Untuk menilai sistem motivasi dari pemimpin, pemimpin harus mengisi suatu skala
sikap dalam bentuk skala semantic differential, suatu skala yang terdiri dari 16 butir skala
bipolar. Skor yang diperoleh menggambarkan jarak psikologis yang dirasakan oleh
peminpin antara dia sendiri dengan “rekan kerja yang paling tidak disenangi” (Least
Prefered Coworker = LPC). Skor LPC yang tinggi menunjukkan bahwa pemimpin melihat
rekan kerja yang paling tidak disenangi dalam suasana menyenangkan. Dikatakan bahwa
pemimpin dengan skor LPC yang tinggi ini berorientasi ke hubungan (relationship
oriented). Sebaliknya skor LPC yang rendah menunjukkan derajat kesiapan pemimpin
AMINAH BAHASOAN 18
untuk menolak mereka yang dianggap tidak dapat bekerja sama. Pemimpin demikian,
lebih berorientasi ke terlaksananya tugas (task oriented). Fiedler menyimpulkan bahwa:
a. Pemimpin dengan skor LPC rendah (pemimpin yang berorientasi ke tugas)
cenderung untuk berhasil paling baik dalam situasi kelompok baik yang
menguntungkan, maupun yang sangat tidak menguntungkan pemimpin.
b. Pemimpin dengan skor LPC tinggi ( pemimpin yang berorientasi ke hubungan)
cenderung untuk berhasil dengan baik dalam situasi kelompok yang sederajat
dengan keuntungannya.
Sebagai landasan studinya, Fiedler menemukan 3 (tiga) dimensi kritis daripada
situasi/lingkungan yang mempengaruhi gaya Pemimpin yang sangat efektif, yaitu:
a. Kekuasaan atas dasar kedudukan/jabatan (Position power)
Kekuasaan atas dasar kedudukan/jabatan ini berbeda dengan sumber
kekuasaan yang berasal dari tipe kepemimpinan yang kharismatis, atau keahlian
(expertise power). Berdasarkan atas kekuasaan ini seorang pemimpin mempunyai
anggota-anggota kelompoknya yang dapat diperintah/dipimpin, karena ia
bertindak sebagai seorang Manager, di mana kekuasaan ini diperoleh berdasarkan
atas kewenangan organisasi (organizational authority).
b. Struktur tugas (task structure)
Pada dimensi ini Fiedler berpendapat bahwa selama tugas-tugas dapat
diperinci secara jelas dan orang-orang diberikan tanggung jawab terhadapnya,
akan berlainan dengan situasi di mana tugas-tugas itu tidak tersusun (unstructure)
dan tidak jelas. Apabila tugas-tugas tersebut telah jelas, mutu daripada
penyelenggaraan kerja akan lebih mudah dikendalikan dan anggota-anggota
kelompok dapat lebih jelas pertanggungjawabannya dalam pelaksanaan kerja,
daripada apabila tugas-tugas itu tidak jelas atau kabur.
c. Hubungan antara Pemimpin dan anggotanya (Leader-member relations)
Dalam dimensi ini Fiedler menganggap sangat penting dari sudut
pandangan seorang pemimpin. Kekuasaan atas dasar kedudukan/jabatan dan
struktur tugas dapat dikendalikan secara lebih luas dalam suatu badan
usaha/organisasi selama anggota kelompok suka melakukan dan penuh
AMINAH BAHASOAN 19
kepercayaan terhadap kepimpinannya (hubungan yang baik antara pemimpin-
anggota).
Berdasarkan ketiga variabel ini F. E. Fiedler menyusun delapan macam situasi
kelompok yang berbeda derajat keuntungannya bagi pemimpin. Situasi dengan dengan
derajat keuntungan yang tinggi misalnya adalah situasi dimana hubungan pemimpin-
anggota baik, struktur tugas tinggi, dan kekuasaan kedudukan besar. Situasi yang paling
tidak menguntungkan adalah situasi dimana hubungan pemimpin-anggota tidak baik,
struktur tugas rendah dan kekuasaan kedudukan sedikit.
AMINAH BAHASOAN 20
5. Evaluasi
Silahkan Mengerjakan Soal Evaluasi dengan cara Scan Barcode dibawah ini :
AMINAH BAHASOAN 21
BAB III
TEORI KEPEMIMPINAN KONTENPORER
1. Deskripsi Singkat
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia
memerlukan interaksi di setiap pekerjaanya baik dengan lingkungan maupun dengan
sesama manusia. Manusia hidup secara berkelompok, baik kelompok kecil maupun
kelompok besar. Oleh sebab itu di antara anggota kelompok tersebut memerlukan
pemimpin untuk dapat mempersatukan mereka di dalam satu visi dan misi. Untuk
mengelolanya diperlukan pemimpin yang mempunyai jiwa kepemimpinan yang kuat
sehingga dapat mempersatukan dan menjadi panutan bagi kelompoknya.
Sama halnya dengan organisasi, organisasi yang di dalamnya melibatkan lebih dari
satu individu memerlukan pemimpin untuk membimbing para anggotanya untuk dapat
menjadi satu kesatuan sehingga dapat mempersatukan pikiran pikiran dari anggotanya
dalam satu tujuan satu visi dan satu misi. Pemimpin yang baik dalam segi pemikiran
maupun tindakan serta mengayomi bawahannya adalah salah satu kriteria contoh
pemimpin yang baik.
Pemimpin yang karismatik dan visioner merupakan salah satu aspek dalam kriteria
pemimpin yang baik, dan untuk menjadi sosok pemimpin yang dapat diandalkan dan
dapat menjadi panutan bagi setiap anggotanya para pemimpin seharusnya memilik aspek
tersebut. Sehingga nantinya pemimpin dapat memberikan pengarahan dengan baik dan
memberikan inovasi-inovasi dalam masa kepemimpinannya.
a. Pengertian Kepemimpinan Kharismatik
Karisma adalah sebuah kata Yunani yang berarti “karunia diinspirasi illahi”
(divinely inspired gift) seperti kemampuan untuk melakukan mukjizat atau
AMINAH BAHASOAN 22
memprediksi peristiwa-peristiwa di masa mendatang. Menurut Weber, karisma
terjadi bilamana terdapat suatu krisis sosial, yang pada krisis itu, seorang dengan
kemampuan pribadi yang luar biasa tampil dengan sebuah visi yang radikal yang
memberi suatu pemecahan terhadap krisis tersebut, dan pemimpin tersebut menarik
perhatian para pengikut yang percaya pada visi itu dan merasakan bahwa pemimpin
tersebut luar bias (Trice & Beyer, 1993).
Di dalam teori Weber kepemimpinan mereka menggunakan pesona pribadi
dan kharisma untuk membantu dalam mencapai tujuan. Sedangkan menurut House
(1977), seorang pemimpin yang kharismatik mempunyai dampak yang dalam dan
tidak biasa terhadap pengikut, mereka merasakan bahwa keyakinan-keyakinan
pemimpin tersebut adalah benar, mereka menerima pemimpin tersebut tanpa
mempertanyakan lagi, mereka terlibat secara emosional dalam misi kelompok atau
organisasi tersebut, mereka percaya bahwa mereka dapat memberikan kontribusi
terhadap keberhasilan misi tersebut, dan mereka mempunyai tujuan-tujuan kinerja
tinggi. Dari beberapa pendapat mengenai kepemimpina karismatik di atas dapat di
pahami bahwa, seorang pemimpin yang karismatik tidak hanya dapat memimpin dan
dikagumi para pengikutnya, namun juga dapat memberi pengaruh positif terhadap
para pengikutnya.
b. Fungsi Kepemimpinan Kharismatik
Beberapa fungsi dari pemimpin yang karismatik adalah sebagai berikut:
1) Pemimpin karismatik menginspirasi orang lain dan mendorong mereka
untuk menjadi yang terbaik
2) Di bawah kepemimpinan karismatik anggota kelompok dapat melihat
keberhasilan dalam hubungan dengan pimpinan mereka.
3) Pemimpin karismatik adalah perekat yang memegang kelompok
bersamasama.
c. Karakteristik Kepemimpinan Kharismatik
Menurut Muin (2010: 10), tidak ada petunjuk untuk melakukan analisis
tentang kepemimpinan karismatik berdasarkan kriteria persepsi, nilai-nilai yang
dianut, sikap, perilaku, dan gaya kepemimpinan. Artinya tidak ada hal yang dapat
disimak dari literatur yang ada tentang kriteria kepemimpinan yang karismatik
AMINAH BAHASOAN 23
tersebut. Namun ada karakteristik yang khas yang dimiliki oleh kepemimpinan
karismatik yakni daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh
pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar.
Dapat dipahami bahwa pemimpinan yang karismatik adalah orang yang
dikagumi oleh banyak pengikut meskipun tidak selalu dapat menjelaskan secara
konkrit mengapa orang (pemimpin) tersebut dikagumi. Beberapa karekteristik yang
biasa dianggap sebagai tolak ukur seorang pemimpinan yang karismatik, antara lain:
1) Penampilan fisik Penampilan fisik ternyata bukan ukuran yang berlaku
sebagai pemimpin karismatik. Karena ada beberapa orang yang apabila
dilihat dari fisiknya biasa saja dan/atau masih terbilang cukup, namun
dapat menjadi pemimpinan karismatik.
2) Usia Usia juga tidak selalu dapat dijadikan tolak ukuran. Sejarah telah
membuktikan bahwa seorang yang berusia relative muda pun dapat
menjadi pemimpin yang karismatik. Tidak semua orang yang mempunyai
usia yang lebih tua mampu menjadi pemimpin yang karismatik.
3) Jumlah harta yang dimiliki Jumlah harta yang dimiliki juga tidak dapat
dijadikan tolak ukur. Ada orang yang tergolong sebagai pemimpin yang
karismatik tetapi sudut keberadaannya tergolong miskin.
Kekurangan pengetahuan untuk menjelaskan kriteria ilmiah mengenai
kepemimpinan karismtik orang lalu cenderung mengatakan bahwa ada orangorang
tertentu yang memiliki “kekuatan ajaib” yang tidak mungkin dijelaskan secara ilmiah
menjadikan orang-orang tertentu itu dipandang sebagai pemimpin yang karismatik.
d. Prilaku-Prilaku Kepemimpinan Kharismatik
AMINAH BAHASOAN 24
3) Para pemimpin karismatik akan menetapkan suatu contoh dalam perilaku
mereka sendiri agar diikuti oleh para pengikutnya.
4) Para pemimpin karismatik akan mengkomunikasikan harapan-harapan
yang tinggi tentang kinerja dan mengekspresikan rasa percaya diri kepada
para pengikutnya serta.
5) Para pemimpin karismatik akan berperilaku yang menimbulkan motivasi
yang relevan.
3. Kepemimpinan Visioner
Visionary leadership muncul sebagai respon dari statement “the only thing of
permanent is change” yang menuntut pemimpin memiliki kemampuan dalam
menentukan arah masa depan melalui visi. Visi merupakan idealisasi pemikiran pemimpin
tentang masa depan organisasi yang shared dengan stakeholders dan merupakan
kekuatan kunci bagi perubahan organisasi yang menciptakan budaya yang maju dan
antisipatif terhadap persaingan global.
Benis dan Nanus mendefinisikan visi adalah suatu gambaran mengenai masa
depan yang kita inginkan bersama. Visionary leadership didasarkan pada tuntutan
perubahan zaman yang meminta dikembangkannya secara intensif peran pendidikan
dalam menciptakan sumber daya manusia yang andal bagi pembangunan, sehingga
orientasi visi diarahkan pada mewujudkan nilai comparative dan kompetitif pesertadidik
sebagai pusat pebaikan dan pengembangan sekolah.
Kepemimpinan visioner adalah kemampuan pemimpin dalam mencipta,
merumuskan, mengkomunikasikan, mensosialisasikan, menstranformasikan dan
mengimplementasikan pemikiran-pemikiran ideal yang berasal dai dirinya atay sebagai
hasil interaksi sosial diantara anggota organisasi dan stakeholder yang diyakini sebagai
cita-cita organisasi di masa depan yang harus diraih atau diwujudkan melalui komitmen
semua personil.
a. Peran Pemimpin Visioner
Menurut Burt Nanus mengungkapkan ada empat peran yang harus dimainkan oleh
pemimpin visioner dalam melaksanakan kepemimpinannya, yaitu:
1) Peran penentu arah (direction setter)
AMINAH BAHASOAN 25
Peran ini merupakan peran di mana seorang pemimpin menyajikan suatu
visi, meyakinkan gambaran atau target untuk suatu organisasi, guna diraih pada
masa depan, dan melibatkan orang-orang dari awal sampai akhir kegiatan. Hal
ini bagi para ahli dalam studi dan praktek kepemimpinan merupakan esensi dari
kepemimpinan. Sebagai penentu arah, seorang pemimpin menyampaikan visi,
mengkomunikasikannya, memotivasi pekerja dan rekan, serta meyakinkan orang
bahwa apa yang dilakukan merupakan hal yang benar, dan mendukung partisipasi
pada seluruh tingkat dan pada seluruh tahap usaha menuju masa depan.
2) Agen perubahan (agent of change).
Agen perubahan merupakan peran penting kedua dari seorang pemimpin
visioner. Dalam konteks perubahan, lingkungan eksternal adalah sangat penting
artinya, sebab mereka yang akan menerima manfaat dari kerja sebuah organisasi.
Perubahan ekonomi, sosial, teknologi, dan politis terjadi secara terus-menerus,
beberapa berlangsung secara dramatis dan yang lainnya berlangsung dengan
perlahan. Tentu saja, kebutuhan pelanggan dan pilihan berubah sebagaimana
halnya perubahan keinginan.
3) Juru bicara (spokesperson).
Pemimpin, sebagai juru bicara untuk visi, harus mengkomunikasikan suatu
pesan yang mengikat semua orang agar melibatkan diri dan menyentuh visi
organisasi secara internal dan secara eksternal. Visi yang disampaikan harus
bermanfaat, menarik, dan menimbulkan kegairahan tentang masa depan
organisasi.
4) Pelatih (coach)
Pemimpin visioner yang efektif harus menjadi pelatih yang baik. Dengan ini
berarti bahwa seorang pemimpin harus menggunakan kerjasama kelompok
untuk mencapai visi yang telah ditentukan. Seorang pemimpin mengoptimalkan
kemampuan seluruh anggota organisasi untuk bekerja sama, mengkoordinir
aktivitas atau usaha mereka, ke arah pencapaian tujuan sesuai dengan visi
organisasi.
AMINAH BAHASOAN 26
b. Ciri-Ciri Pemimpin Visioner
Walter J. Wadsworth (2004: 17) mengungkapkan ciri-ciri pemimpin secara umum
adalah sebagai berikut :
1) Mempunyai kemauan untuk memimpin
2) Memelihara moral yang tinggi
3) Menginspirasi komitmen dan kerjasama tim
4) Menunjukkan pada saat yang sama energi, gairah, dan antusiasme.
5) Terfokus dan mampu memfokuskan orang yang mereka pimpin.
6) Memandang masa depan dengan harapan dan optimisme
7) Mengambil resiko secara hati-hati
8) Jujur pada diri mereka sendiri
9) Mengetahui bidang dan pekerjaan mereka secara mendalam
10) Bekerja untuk menanamkan nilai pada orang-orang mereka
11) Mengambil perspektif jangka panjang
12) Menetapkan standar dan tujuan
13) Tetap tenang pada saat diserang kritikan
14) Mengambil tanggung jawab
15) Memulai perubahan daripada beraksi terhadap perubahan.
Dari semua ciri-ciri pemimpin di atas tidak akan seorang pun yang mampu memiliki
semua ciri-ciri tersebut. Namun pemimpin yang baik akan mampu menunjukkan sebagian
besar diantaranya. Untuk pemimpin visioner ciri-ciri yang ideal lebih ditekankan adanya
ciri kemampuan intelegensi dan emosional yang digabungkan untuk menggerakkan
anggota organisasi pada tercapainya tujuan organisasi.
4. Kepemimpinan Transformasional
AMINAH BAHASOAN 27
diraihsebelumnya. Para pemimpin secara riil harus mampu mengarahkan organisasi
menuju arah baru.
AMINAH BAHASOAN 28
pada orang-orang, sebagai pembelajar seumur hidup, memiliki kemampuan untuk
mengatasi kompleksitas, ambiguitas, dan ketidakpastian, juga seorang pemimpin yang
visioner.
kepemimpinan transformasional (transformational leadership) istilah
transformasional berinduk dari kata totransform, yang bermakna mentransformasilkan
atau mengubah sesuatu menjadi bentuk lain yang berbeda. Seorang pemimpin
transformasional harus mampu mentransformasikan secara optimal sumber daya
organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang bermakna sesuai dengan target yang
telah ditentukan
Paradigma baru dari kepemimpinan transformasional mengangkat tujuh prinsip
untuk menciptakan kepemimpinan transformasional yang sinergis (Erik Rees dalam
Mulsin Wijaya: 2005) yaitu :
AMINAH BAHASOAN 29
4) Inovasi, yaitu kemampuan untuk secara berani dan bertanggung jawab melakukan
suatu perubahan bilamana diperlukan dan menjadi suatu tuntutan dengan
perubahan yang terjadi. Dalam suatu organisasi yang efektif danefisien, setiap
orang yang terlibat perlumengantisipasi perubahan danseharusnya pula mereka
tidak takutakan perubahan tersebut. Dalam kasus tertentu, pemimpin
transformasional harus sigap merespon perubahan tanpa mengorbankan rasa
percaya dan tim kerja yang sudah dibangun.
5) Mobilitas, yaitu pengerahan semua sumber daya yang ada untuk melengkapi dan
memperkuat setiap orang yang terlibat di dalamnya dalam mencapai visi dan
tujuan. Pemimpin transformasional akan selalu mengupayakan pengikut yang
penuh dengan tanggung jawab.
6) Siap Siaga, yaitu kemampuan untuk selalu siap belajar tentang diri mereka sendiri
dan menyambut perubahan dengan paradigma baru yang positif.
7) Tekad, yaitu tekad bulat untuk selalu sampai pada akhir, tekad bulat untuk
menyelesaikan sesuatu dengan baik dan tuntas. Untuk ini tentu perlu pula
didukung oleh pengembangan disiplin spiritualitas, emosi, dan fisik serta
komitmen
AMINAH BAHASOAN 30
4) Pengaruh Idealis (Idealized Influence).
Pemimpin Transformasional berperilaku sebagai model bagi bawahannya.
Pemimpin seperti ini biasanya dihormati dan dipercaya
AMINAH BAHASOAN 31
5. Evaluasi
Silahkan Mengerjakan Soal Evaluasi dengan cara Scan Barcode dibawah ini :
AMINAH BAHASOAN 32
BAB IV
TIPOLOGI KEPEMIMPINAN
1. Deskripsi Singkat
2. Tipologi Kepemimpinan
AMINAH BAHASOAN 33
4) Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan;
5) Sukar menerima kritikan dari bawahannya;
6) Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
c. Tipe Paternalstis
Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis
ialah seorang yang memiliki ciri sebagai berikut :
1) menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa
2) bersikap terlalu melindungi (overly protective);
3) jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil
keputusan;
4) jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil
inisiatif;
5) jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk
mengembangkan daya kreasi dan fantasinya; dan sering bersikap maha
tahu.
d. Tipe Karismatik
Hingga sekarang ini para ahli belum berhasil menemukan sebab-sebabsebab
mengapa seseorang pemimpin memiliki karisma. Umumnya diketahui bahwa
pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya
pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya yang sangat besar, meskipun
para pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi
pengikut pemimpin itu. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab
seseorang menjadi pemimpin yang karismatik, maka sering hanya dikatakan bahwa
pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supra natural powers).
Kekayaan, umur, kesehatan, profil tidak dapat dipergunakan sebagai kriteria untuk
karisma. Gandhi bukanlah seorang yang kaya, Iskandar Zulkarnain bukanlah
seorang yang fisik sehat, John F Kennedy adalah seorang pemimpin yang memiliki
karisma meskipun umurnya masih muda pada waktu terpilih menjadi Presiden
Amerika Serikat. Mengenai profil, Gandhi tidak dapat digolongkan sebagai orang
yang ‘ganteng”.
AMINAH BAHASOAN 34
e. Tipe Demokratis
Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe
pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern. Hal ini
terjadi karena tipe kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagai berikut :
1) dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat
bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia;
2) selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi
dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari pada bawahannya;
3) senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari bawahannya;
4) selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha
mencapai tujuan;
5) ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahannya
untuk berbuat kesalahan yang kemudian diperbaiki agar bawahan itu tidak
lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi lebih berani untuk berbuat
kesalahan yang lain;
6) selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya;
dan berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.
Secara implisit tergambar bahwa untuk menjadi pemimpin tipe demokratis
bukanlah hal yang mudah. Namun, karena pemimpin yang demikian adalah
yang paling ideal, alangkah baiknya jika semua pemimpin berusaha menjadi
seorang pemimpin yang demokratis.
3. Tipologi Kepemimpinan Berdasarkan Sosio-Psikologis
Kondisi sosio-psikologis adalah semua kondisi eksternal dan internal yang ada
pada saat pemunculan seorang pemimpin. Dari sisi kondisi sosio-psikologis pemimpin
dapat dikelompokkan menjadi pemimpin kelompok (leaders of crowds), pemimpin
siswa/mahasiswa (student leaders), pemimpin publik (public leaders), dan pemimpin
perempuan (women leaders). Masing-masing tipe pemimpin tersebut masih bisa dibuat
sub-tipenya. Sub-tipe pemimpin kelompok adalah: crowd compeller, crowd exponent,
dan crowd representative. Sub-tipe pemimpin siswa/mahasiswa adalah: the explorer
president, the take charge president, the organization president, dan the moderators.
Sub-tipe pemimpin publik ada beberapa, yaitu:
AMINAH BAHASOAN 35
a. Menurut Pluto: timocratic, plutocratic, dan tyrannical 19
b. Menurut Bell, dkk: formal leader, reputational leader, social leader, dan influential
leader
c. Menurut J.M. Burns, ada pemimpin legislatif yang : ideologues, tribunes, careerist,
dan parliementarians.
d. Menurut Kincheloe, Nabi atau Rasul juga termasuk pemimpin publik, yang memiliki
kemampuan yang sangat menonjol yang membedakannya dengan pemimpin
bukan Nabi atau Rasul, yaitu dalam hal membangkitkan keyakinan dan rasa hormat
pengikutnya untuk dengan sangat antusias mengikuti ajaran yang dibawanya dan
meneladani semua sikap dan perilakunya.
4. Tipologi Kepemimpinan Berdasarkan Kepribadian
a. Sensors - perceivers
b. Sensors - judgers
c. Intuitive - thinkers
d. Intuitive - feelers
AMINAH BAHASOAN 36
Tipologi kepribadian yang lain adalah sebagaimana yang disusun dengan
menggunakan skala CPI (California Personality Invetory) yang mengelompokkan tipe
pemimpin menjadi: leader, innovator, saint, dan artist.
Tipologi pemimpin berdasar fungsi, peran, dan perilaku pemimpin adalah tipologi
pemimpn yang disusun dengan titik tolak interaksi personal yang ada dalam kelompok .
Tipetipe pemimpin dalam tipologi ini dapat dikelompokkan dalam kelompok tipe berdasar
fungsi, berdasar peran, dan berdasar perilaku yang ditunjukkan oleh pemimpin. Berdasar
perilakunya, tipe pemimpin dikelompokkan dalam kelompok tipe pemimpin yang
dikemukakan oleh: Cattell dan Stice; S. Levine; Clarke; Komaki, Zlotnik dan Jensen.
AMINAH BAHASOAN 37
Berdasar fungsinya, tipe pemimpin dapat dikelompokkan dalam kelompok tipe pemimpin
yang dikemukakan oleh: Bales dan Slater; Roby; Shutz; Cattell; Bowes dan Seashore.
Berdasar perannya, tipe pemimpin dapat dikelompokkan dalam kelompok tipe pemimpin
yang dikemukakan oleh : Benne dan Sheats; dan Mintzberg.
AMINAH BAHASOAN 38
7. Evaluasi
Silahkan Mengerjakan Soal Evaluasi dengan cara Scan Barcode dibawah ini :
AMINAH BAHASOAN 39
BAB V
PERAN PEMIMPIN
1. Deskripsi Singkat
Dalam kerangka manajemen, kepemimpinan merupakan sub sistem dari pada
manajemen. Karena mengingat peranan vital seorang pemimpin dalam menggerakan
bawahan, maka timbul pemikiran di antara para ahli untuk bisa jauh lebih
mengungkapakan peranan apa saja yang menjadi beban dan tanggung jawab pemimpin
dalam mempengaruhi bawahannya. Pengertian peran itu sendiri adalah adalah perilaku
yang diatur dan diharapkan dari seseorang dalam posisi tertentu. Jadi dari keterangan di
atas dapat disimpulkan bahwa peranan kepemimpinan adalah seperangkat perilaku yang
diharapkan dilakukan oleh seseorang sesuai kedudukannya sebagai seorang pemimpin
2. The Vision Role
Sebuah visi adalah pernyataan yang secara relatif mendeskripsikan aspirasi atau
arahan untuk masa depan organisasi. Dengan kata lain sebuah pernyataan visi harus dapat
menarik perhatian tetapi tidak menimbulkan salah pemikiran. Agar visi sesuai dengan
tujuan organisasi di masa mendatang, para pemimpin harus menyusun dan manafsirkan
tujuan-tujuan bagi individu dan unit-unit kerja. Peran Pemimpin dalam Pengendalian dan
Hubungan Organisasional Tindakan manajemen para pemimpin organisasi dalam
mengendalikan organisasi meliputi:
a. mengelola harta milik atau aset organisasi;
b. mengendalikan kualitas kepemimpinan dan kinerja organisasi;
c. menumbuhkembangkan serta mengendalikan situasi maupun kondisi kondusif
yang berkenaan dengan keberadaan hubungan dalam organisasi.
Dan peran pengendalian serta pemelihara / pengendali hubungan dalam
organisasi merupakan pekerjaan kepemimpinan yang berat bagi pemimpin. Oleh sebab
itu diperlukan pengetahuan, seni dan keahlian untuk melaksanakan kepemimpinan yang
efektif.
Ruang lingkup peran pengendali organiasasi yang melekat pada pemimpin
meliputi pengendalian pada perumusan pendefinisian masalah dan pemecahannya,
pengendalian pendelegasian wewenang, pengendalian uraian kerja dan manajemen
konflik. Ruang lingkup peran hubungan yang melekat pada pemimpin meliputi peran
pemimpin dalam pembentukan dan pembinaan tim-tim kerja; pengelolaan tata
kepegawaian yang berguna untuk pencapaian tujuan organisasi; pembukaan, pembinaan
AMINAH BAHASOAN 40
dan pengendalian hubungan eksternal dan internal organisasi serta perwakilan bagi
organisasinya.
3. Peran Pembangkit Semangat
Salah satu peran kepemimpinan yang harus dijalankan oleh seorang pemimpin
adalah peran membangkitkan semangat kerja. Peran ini dapat dijalankan dengan cara
memberikan pujian dan dukungan.
Pujian dapat diberikan dalam bentuk penghargaan dan insentif. Penghargaan
adalah bentuk pujian yang tidak berbentuk uang, sementara insentif adalah pujian yang
berbentuk uang atau benda yang dapat kuantifikasi. Pemberian insentif hendaknya
didasarkan pada aturan yang sudah disepakati bersama dan transparan. Insentif akan
efektif dalam peningkatan semangat kerja jika diberikan secara tepat, artinya sesuai
dengan tingkat kebutuhan karyawan yang diberi insentif, dan disampaikan oleh pimpinan
tertinggi dalam organisasi , serta diberikan dalam suatu ‘event’ khusus.
Peran membangkitkan semangat kerja dalam bentuk memberikan dukungan, bisa
dilakukan melalui kata-kata , baik langsung maupun tidak langsung, dalam kalimat-kalimat
yang sugestif. Dukungan juga dapat diberikan dalam bentuk peningkatan atau
penambahan sarana kerja, penambahan staf yag berkualitas, perbaikan lingkungan kerja,
dan semacamnya.
4. Peran Menyampaikan Informasi
Informasi merupakan jantung kualitas perusahaan atau organisasi; artinya
walaupun produk dan layanan purna jual perusahaan tersebut bagus, tetapi jika
komunikasi internal dan eksternalnya tidak bagus, maka perusahaan itu tidak akan
bertahan lama karena tidak akan dikenal masyarakat dan koordinasi kerja di dalamnya
jelek. Penyampaian atau penyebaran informasi harus dirancang sedemikian rupa sehingga
informasi benar-benar sampai kepada komunikan yang dituju dan memberikan manfaat
yang diharapkan. Informasi yang disebarkan harus secara terus-menerus dimonitor agar
diketahui dampak internal maupun eksternalnya.
Monitoring tidak dapat dilakukan asal-asalan saja, tetapi harus betul-betul
dirancang secara efektif dan sistemik. Selain itu, seorang pemimpin juga harus
menjalankan peran consulting baik ke ligkungan internal organisasi maupun ke luar
organisasi secara baik, sehingga tercipta budaya organisasi yang baik pula. Sebagai orang
yang berada di puncak dan dipandang memiliki pengetahuan yang lebih baik dibanding
AMINAH BAHASOAN 41
yang dipimpin, seorang pemimpin juga harus mampu memberikan bimbingan yang tepat
dan simpatik kepada bawahannya yang mengalami masalah dalam melaksanakan
pekerjaannya.
5. Peran Mempengaruhi Orang Lain
Kepemimpinan merupakan proses dimana seorang individu mempengaruhi
sekelompok individu untuk mencapai suatu tujuan. Untuk menjadi seorang pemimpin
yang efektif, seorang kepala sekolah harus dapat mempengaruhi seluruh warga sekolah
yang dipimpinnya melalui cara-cara yang positif untuk mencapai tujuan pendidikan di
sekolah. Secara sederhana kepemimpinan transformasional dapat diartikan sebagai
proses untuk mengubah dan mentransformasikan individu agar mau berubah dan
meningkatkan dirinya, yang didalamnya melibatkan motif dan pemenuhan kebutuhan
serta penghargaan terhadap para bawahan Pengaruh sebagai inti dari kepemimpinan
merupakan kemampuan seseorang untuk mengubah sikap, perilaku orang atau kelompok
dengan cara-cara yang spesifik.
Seorang pemimpin yang efektif tidak hanya cukup memiliki kekuasaan, tetapi
perlu pula mengkaji proses-proses mempengaruhi yang timbal balik yang terjadi antara
pemimpin dengan yang dipimpin. Merujuk kepada kamus besar bahasa Indonesia (Balai
Pustaka ;1988), pengaruh adalah daya yang timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut
membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.
Menurut Bass (1998) dalam Swandari (2003) mendefinisikan bahwa
kepemimpinan transformasional sebagai pemimpin yang mempunyai kekuatan untuk
mempengaruhi bawahan dengan cara-cara tertentu. Dengan penerapan kepemimpinan
transformasional bawahan akan merasa dipercaya, dihargai, loyal dan respek kepada
pimpinannya. Pada akhirnya bawahan akan termotivasi untuk melakukan lebih dari yang
diharapkan. Menurut Bass dan Avolio (1990) dalam Muchji dan Priyono (2004 ), ada 4
unsur yang mendasari kepemimpinan transformasional yaitu:
a. Kharismatik pada pemimpin transformasional didapatkan dari pandangan
pengikut, sehingga seorang pemimpin yang berkharisma akan mempunyai
banyak pengaruh dan dapat menggerakkan serta dapat mengilhami bawahannya
dengan suatu visi yang dapat diselesaikan melalui usaha keras.
AMINAH BAHASOAN 42
b. Pemimpin yang inspirasional dapat mengartikulasikan tujuan bersama serta
dapat menentukan suatu pengertian mengenai apa yang dirasa penting serta apa
yang dirasakan benar, sehingga pemimpin dapat mempertinggi arti serta
meningkatkan harapan yang positif mengenai apa yang perlu dilakukan.
c. Para pemimpin membantu bawahannya untuk dapat memikirkan mengenai
masalah masalah lama dengan cara baru.
d. Seorang pemimpin harus mampu untuk memperlakukan bawahannya secara
berbeda beda namun adil, yaitu mampu memperhatikan satu persatu
bawahannya dan tidak hanya mengenali kebutuhannya serta meningkatkan
perspektif bawahan, namun juga memberikan prasarana dalam rangka
pencapaian tujuan secara efektif serta memberi pekerjaan yang memberikan
tantangan yang lebih. Pada kepemimpinan transformasional, bawahan akan
melakukan pekerjaan yang melebihi apa yang telah ditetapkan, hal ini
dikarenakan adanya pengaruh dari pimpinan.
6. Peran Membangun Hubungan
Peran pemimpin dalam membangun hubungan contohnya adalah seperti
hubungan dalam tim. Peranan kepemimpinan dalam tim Kepemimpinan didefinisikan
sebagai proses untuk memberikan pengarahan dan pengaruh pada kegiatan yang
berhubungan dengan tugas sekelompok anggotanya. Mereka yakin bahwa tim tidak akan
sukses tanpa mengkombinasikan kontribusi setiap anggotanya untuk mencapai tujuan
akhir yang sama. Adapun peranan pemimpin dalam tim adalah sebagai berikut:
a. Memperlihatkan gaya pribadi
b. Proaktif dalam hubungan
c. Mengilhami kerja tim
d. Memberikan dukungan timbal balik
e. Membuat orang terlibat dan terikat
f. Memudahkan orang lain melihat peluang dan prestasi
g. Mencari orang yang ingin unggul dan dapat bekerja secara kontruktif
h. Mendorong dan memudahkan anggota untuk bekerja
i. Mengakui prestasi anggota tim
j. Berusaha mempertahankan komitmen
AMINAH BAHASOAN 43
k. Menempatkan nilai tinggi pada kerja tim
Pemimpin juga harus membawa energi yang positif Setiap orang mempunyai
energi dan semangat. Menggunakan energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan
keinginan mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif untuk
membangun hubungan baik. Seorang pemimpin harus dapat dan mau bekerja untuk
jangka waktu yang lama dan kondisi tidak ditentukan. Oleh karena itu, seorang pemimpin
harus dapat menunjukkan energi yang positif, seperti, Percaya pada orang lain
,Keseimbangan dalam kehidupan , Melihat kehidupan sebagai tantangan , Sinergi ,Latihan
mengembangkan diri sendiri
AMINAH BAHASOAN 44
7. Evaluasi
Silahkan Mengerjakan Soal Evaluasi dengan cara Scan Barcode dibawah ini :
AMINAH BAHASOAN 45
BAB VI
GAYA KEPEMIMPINAN
1. Deskripsi Singkat
Seorang pemimpin harus bisa menerapkan gaya kepemimpinan yang benar agar
para aggota kelompok merasa nyaman dalam bekerja sehingga tujuan organisasi bisa
dicapai secara efektif dan efisien. Tidak ada satupun pemimpin yang berhasil dengan
hanya menerapkan satu macam gaya kepemimpinan untuk segala situasi.
AMINAH BAHASOAN 46
orang bisa menjadi pemimpin apabila diberikan pendidikan dan pengalaman yang
cukup.
c. Teori Ekologis.
Selain pendapat-pendapat yang menyatakan tentang timbulnya gaya
kepemimpinan tersebut, Hersey dan Blanchard (1992) berpendapat bahwa gaya
kepemimpinan pada dasarnya merupakan perwujudan dari tiga komponen, yaitu
pemimpin itu sendiri, bawahan, serta situasi di mana proses kepemimpinan
tersebut diwujudkan.
Bertolak dari pemikiran tersebut, Hersey dan Blanchard (1992) mengajukan
proposisi bahwa gaya kepemimpinan (k) merupakan suatu fungsi dari pimpinan (p),
bawahan (b) dan situasi tertentu (s)., yang dapat dinotasikan sebagai : k = f (p, b, s).
Kedua teori yang ekstrim di atas tidak seluruhnya mengandung kebenaran, maka
sebagai reaksi terhadap kedua teori tersebut timbullah aliran teori ketiga. Teori yang
disebut teori ekologis ini pada intinya berarti bahwa seseorang hanya akan berhasil
menjadi pemimpin yang baik apabila ia telah memiliki bakat kepemimpinan. Bakat
tersebut kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pengalaman yang
memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut. Teori ini menggabungkan segi-segi
positif dari kedua teori terdahulu sehingga dapat dikatakan merupakan teori yang paling
mendekati kebenaran. Namun demikian, penelitian yang jauh lebih mendalam masih
diperlukan untuk dapat mengatakan secara pasti apa saja faktor yang menyebabkan
timbulnya sosok pemimpin yang baik.
Menurut Hersey dan Blanchard, pimpinan (p) adalah seseorang yang dapat
mempengaruhi orang lain atau kelompok untuk melakukan unjuk kerja maksimum yang
telah ditetapkan sesuai dengan tujuan organisasi. Organisasi akan berjalan dengan baik
jika pimpinan mempunyai kecakapan dalam bidangnya, dan setiap pimpinan mempunyai
keterampilan yang berbeda, seperti keterampilan teknis, manusiawi dan konseptual.
Sedangkan bawahan adalah seorang atau sekelompok orang yang merupakan anggota
dari suatu perkumpulan atau pengikut yang 25 setiap saat siap melaksanakan perintah
atau tugas yang telah disepakati bersama guna mencapai tujuan. Dalam suatu organisasi,
bawahan mempunyai peranan yang sangat strategis, karena sukses tidaknya seseorang
pimpinan bergantung kepada para pengikutnya ini.
AMINAH BAHASOAN 47
Oleh sebab itu, seorang pemimpinan dituntut untuk memilih bawahan dengan
secermat mungkin. Adapun situasi (s) menurut Hersey dan Blanchard adalah suatu
keadaan yang kondusif, di mana seorang pimpinan berusaha pada saat-saat tertentu
mempengaruhi perilaku orang lain agar dapat mengikuti kehendaknya dalam rangka
mencapai tujuan bersama. Dalam satu situasi misalnya, tindakan pimpinan pada beberapa
tahun yang lalu tentunya tidak sama dengan yang dilakukan pada saat sekarang, karena
memang situasinya telah berlainan. Dengan demikian, ketiga unsur yang mempengaruhi
gaya kepemimpinan tersebut, yaitu pimpinan, bawahan dan situasi merupakan unsur
yang saling terkait satu dengan lainnya, dan akan menentukan tingkat keberhasilan
kepemimpinan.
3. Gaya Kepemimpinan Demokratis
Berdasarkan prinsip tersebut di atas, dalam gaya kepemimpinan ini selalu terlihat
usaha untuk memanfaatkan setiap orang yang dipimpin. Proses kepemimpinan
diwujudkan dengan cara memberikan kesempatan yang luas bagi anggota
kelompok/organisasi untuk berpartisipasi dalam setiap kegiatan. Partisipasi itu
disesuaikan dengan posisi/jabatan masing-masing, di samping memperhatikan pula
tingkat dan jenis kemampuan setiap anggota kelompok/organisasi. Para pemimpin
pelaksana sebagai pembantu pucuk pimpinan, memperoleh pelimpahan wewenang dan
AMINAH BAHASOAN 48
tanggung jawab, yang sama atau seimbang pentingnya bagi pencapaian tujuan bersama.
Sedang bagi para anggota kesempatan berpartisipasi dilaksanakan dan dikembangkan
dalam berbagai kegiatan di lingkungan unit masing-masing, dengan mendorong
terwujudnya kerja sama, baik antara anggota dalam satu maupun unit yang berbeda.
Dengan demikian berarti setiap anggota tidak saja diberi kesempatan untuk aktif, tetapi
juga dibantu dalam mengembangkan sikap dan kemampuannya memimpin. Kondisi itu
memungkinkan setiap orang siap untuk dipromosikan menduduki posisi/jabatan
pemimpin secara berjenjang, bilamana terjadi kekosongan karena pensiun, pindah,
meninggal dunia, atau sebab-sebab lain.
AMINAH BAHASOAN 49
benar. Pemimpin sebagai penguasa merupakan penentu nasib bawahannya. Oleh karena
itu tidak ada pilihan lain, selain harus tunduk dan patuh di bawah kekuasaan sang
pemimpin. Kekuasaan pimpinan digunakan untuk menekan bawahan, dengan
mempergunakan sanksi atau hukuman sebagai alat utama. Pemimpin menilai
kesuksesannya dari segi timbulnya rasa takut dan kepatuhan yang bersifat kaku.
Kepemimpinan dengan gaya otoriter banyak ditemui dalam pemerintahan
Kerajaan Absolut, sehingga ucapan raja berlaku sebagai undang-undang atau ketentuan
hukum yang mengikat. Di samping itu sering pula terlihat gaya dalam kepemimpinan
pemerintahan diktator sebagaimana terjadi di masa Nazi Jerman dengan Hitler sebagai
pemimpin yang otoriter.
5. Gaya Kepemimpinan Bebas dan Kepemimpinan Pelengkap
AMINAH BAHASOAN 50
adalah anggota kelompok/organisasinya yang menetapkan atau melaksanakan keputusan
dan kegiatan tersebut. Oleh karena itu bukan dirinya yang harus dan perlu diminta
pertanggungjawaban telah berbuat kekeliruan atau kesalahan.
Sehubungan dengan itu apabila tidak seorang pun orang-orang yang dipimpin atau
bawahan yang mengambil inisiatif untuk menetapkan suatu keputusan dan tidak pula
melakukan sesuatu kegiatan, maka kepemimpinan dan keseluruhan kelompok/ organisasi
menjadi tidak berfungsi. Kebebasan dalam menetapkan suatu keputusan atau melakukan
suatu kegiatan dalam tipe kepemimpinan ini diserahkan sepenuhnya pada orang-orang
yang dipimpin. Oleh karena setiap manusia mempunyai kemauan dan kehendak sendiri,
maka akan berakibat suasana kebersamaan tidak tercipta, kegiatan menjadi tidak terarah
dan simpang siur. Wewenang tidak jelas dan tanggung jawab menjadi kacau, setiap
anggota saling menunggu dan bahkan saling salah menyalahkan apabila diminta
pertanggungjawaban. Gaya atau perilaku kepemimpinan yang termasuk dalam tipe
kepemimpinan bebas ini antara lain:
a. Kepemimpinan Agiator
Tipe kepemimpinan ini diwarnai dengan kegiatan pemimpin dalam bentuk tekanan,
adu domba, memperuncing perselisihan, menimbulkan dan memperbesar
perpecahan/pertentangan dan lain-lain dengan maksud untuk memperoleh keuntungan bagi
dirinya sendiri. Agitasi yang dilakukan terhadap orang luar atau organisasi lain, adalah untuk
mendapatkan keuntungan bagi organisasinya dan bahkan untuk kepentingan pemimpin
sendiri
b. Kepemimpinan Simbol
Tipe kepemimpinan ini menempatkan seorang pemimpin sekedar sebagai lambang
atau simbol, tanpa menjalankan kegiatan kepemimpinan yang sebenarnya. Di samping gaya
kepemimpinan demokratis, otokrasi maupun bebas maka pada kenyataannya sulit untuk
dibantah bila dikatakan terdapat beberapa gaya atau perilaku kepemimpinan yang tidak dapat
dikategorikan ke dalam salah satu tipe kepemimpinan tersebut. Sehubungan dengan itu
sekurang kurangnya terdapat lima gaya atau perilaku kepemimpinan seperti itu. Kelima gaya
atau perilaku kepemimpinan itu adalah:
1) Gaya atau Perilaku Kepemimpinan Ahli (Expert)
2) Gaya atau Perilaku Kepemimpinan Kharismatik
3) Gaya atau Perilaku Kepemimpinan Paternalistik
AMINAH BAHASOAN 51
4) Gaya atau Perilaku Kepemimpinan Pengayom
5) Gaya atau Perilaku Kepemimpinan Tranformasional
AMINAH BAHASOAN 52
6. Evaluasi
Silahkan Mengerjakan Soal Evaluasi dengan cara Scan Barcode dibawah ini :
AMINAH BAHASOAN 53
BAB VII
PERKEMBANGAN MUTAKHIR TENTANG KEPEMIMPINAN
1. Deskripsi Singkat
2. Kepemimpinan Perempuan
AMINAH BAHASOAN 54
ekstrem untuk menguji ketahanan fisik dan psikisnya, seperti makan kecoa, berkubang
dengan kotoran dan bangkai, dan berbagai jenis tantangan ekstrem lainnya (tentunya
penyelenggara sudah memperhitungkan secara cermat standar keamanannya). Dari
beberapa episode tayangan, ternyata tidak sedikit yang menjadi pemenangnya justru dari
kalangan perempuan. Artinya, mithos yang selama ini perempuan dianggap sebagai
makhluk lemah, dengan menyaksikan tayangan acara televisi tersebut kita bisa melihat
bahwa sebenarnya kaum perempuan pun bisa menunjukkan dirinya sebagai makhluk
yang luar biasa kuat dan berani, dan tidak kalah dari kaum laki-laki. Secara esensial dalam
manajemen dan kepemimpinan pun pada dasarnya tidak akan jauh berbeda dengan kaum
laki-laki. Kita mencatat beberapa tokoh perempuan yang berhasil menjadi pemimpin,
Margareth Tatcher di Inggris yang dijuluki sebagai “Si Wanita Besi”, Indira Gandhi di India,
Cory Aquino di Philipina, Megawati di Indonesia dan tokoh-tokoh perempuan lainnya.
Dalam konteks pendidikan, fenomena kepemimpinan perempuan memang telah
menjadi daya tarik tersendiri untuk diteliti lebih jauh. Studi yang dilakukan Coleman
(2000) menunjukkan kepala-kepala sekolah dan para manajer senior perempuan lainnya
di Inggris dan Wales mengindikasikan mereka cenderung berperilaku model
kepemimpinan transformatif dan partisipatif. Studi lainnya tentang kepala-kepala guru
dan dan kepala-kepala sekolah perempuan di Amerika Serikat, Inggris Raya, Australia,
Selandia Baru dan Kanada menunjukkan bahwa para manajer perempuan tampil bekerja
secara kooperatif dan memberdayakan koleganya serta memfungsikan team work secara
efektif (Blackmore, 1989; Hall, 1996; Jirasinghe dan Lyons, 1996). Hasil lain dari studi yang
dilakukan Jirasinghe dan Lyons, (1996) mendeskripsikan tentang kepribadian pemimpin
perempuan sebagai sosok yang lebih supel, demokratis, perhatian, artistik, bersikap baik,
cermat dan teliti, berperasaan dan berhati-hati. Selain itu, mereka cenderung menjadi
sosok pekerja tim, lengkap dan sempurna. Mereka juga mengidentifikasi diri dan
mempersepsi dirinya sebagai sosok yang lebih rasional, relaks, keras hati, aktif dan
kompetitif.
Dalam hal-hal tertentu terdapat perbedaan penting antara laki-laki dan
perempuan dalam manajemen dan kepemimpinan, sebagaimana disampaikan oleh
Shakeshaft (1989) berdasarkan hasil peninjauan ulang penelitian di Amerika Serikat,
bahwa:
AMINAH BAHASOAN 55
a. Perempuan cenderung memiliki lebih banyak melakukan kontak dengan atasan
dan bawahan, guru dan murid.
b. Perempuan menghabiskan banyak waktu dengan para anggota komunitas dan
dengan koleganya, walaupun mereka bukanlah perempuan.
c. Mereka lebih informal.
d. Mereka peduli terhadap perbedaan-perbedaan individual murid.
e. Mereka lebih memandang posisinya sebagai seorang pemimpin pendidikan
daripada seorang manajer, dan melihat kerja sebagai suatu pelayanan terhadap
komunitas
f. Terdapat suatu sikap kurang menerima terhadap para pemimpin perempuan dari
pada laki-laki. Oleh karenanya, para pemimpin perempuan hidup dalam dunia
yang terpendam dan gelisah.
g. Mereka bisa mendapatkan kepuasan yang banyak dari instruksi supervisi dan
sementara laki dari adminsitrasi.
h. Dalam komunikasi, mereka dapat tampil lebih sopan dan tentatif daripada laki-
laki, yang cenderung sederhana dalam memberikan statemen. Bahasa tubuh juga
berbeda, yang menunjukkan bahwa perempuan lebih rendah daripada laki-laki.
i. Perempuan cenderung lebih menggunakan model manajemen partisipatoris, dan
menggunakan strategi-strategi kolaboratif dalam menyelesaikan konflik.
Kendati demikian, sangat disayangkan dari berbagai penelitian tentang
kesuksesan kepemimpinan perempuan dalam organisasi, khususnya organisasi
pendidikan, tampaknya jarang sekali yang mengungkap tentang korelasi kesuksesan
perempuan dalam memimpin organisasi dengan kehidupan keluarganya
3. Kepemimpinan Ahli
AMINAH BAHASOAN 56
di atas berarti teori kepemimpinan ini menekankan bahwa seorang pimpinanharus
profesional di bidangnya, yang dapat diperoleh dari pendidikan formal
dan/ataupengalaman kerja yang cukup lama dalam bidang garapan organisasinya
AMINAH BAHASOAN 57
4. Evaluasi
Silahkan Mengerjakan Soal Evaluasi dengan cara Scan Barcode dibawah ini :
AMINAH BAHASOAN 58
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Aidinil Zetra. Gaya Kepemimpinan (Bahan Bacaan Kuliah Kepemimpinan Politik). Padang : Magister
Ilmu Politik Universitas Andalas.
Fread, Friedler dalam Mukeri. Kepemimpinan Dan Kekuasaan Suatu Tinjauan Perilaku Organisasi.
Dosen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pandanaran. Gary Yulk. 2010.
J. Kaloh, 2009, Kepemimpinan Kepala Daerah. (Pola Kegiatan, Kekuasaan, dan Perilaku Kepala
Daerah dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah), Jakarta: Sinar Grafika.
Kartini Kartono. 2010. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta : PT Raja Grafindo Perkasa.
Miftah Thoha. 1995. Kepemimpinan dalam Manajemen. Suatu Pendekatan Prilaku. Jakarta : Raja
Grafindo Persada.
Peter G Northouse, 2013, Kepemimpinan: Teori dan Praktik, Jakarta: PT.Indeks. Ramlan Surbakti.
1997. Memahami Ilmu Politik. PT. Gramedia Widiasarana: Jakarta
Veithzal Rivai dan Deddy Mulyadi, 2012, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi Edisi Ketiga, Jakarta:
PT. RajaGrafindo Persada.
Modul Pembelajaran :
AMINAH BAHASOAN 59
UJIAN TENGAH SEMSETER DAN AKHIR SEMESTER
Untuk Mengerjakan Soal Ujian Tengah Semseter Silahkan Scan Barcode dibawah :
https://forms.gle/FxJ5gachpCt3F8rg8
Untuk Mengerjakan Soal Ujian Akhir Semseter Silahkan Scan Barcode dibawah :
https://forms.gle/8CqbYwBUem7vHVdR7
AMINAH BAHASOAN 60
AMINAH BAHASOAN 61