Anda di halaman 1dari 11

MENGURANGI RISIKO PASIEN JATUH

BAB I

DEFINISI

A. Latar Belakang

Jatuh sering terjadi atau dialami oleh pasien terutama pasien usia lanjut. Faktor
yang berperan pada kejadian jatuh karena kelemahan,kekakuan otot dan
sendi,sinkop/pusing dan faktor lingkungan.Jatuh juga merupakan salah satu
kejadian yang mempercepat patah tulang dan menyebabkan meningkatnya biaya
pengobatan.

B. Pengertian

Jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan pasien dan saksi mata yang
melibatkan seseorang yang mendadak terbaring/duduk dilantai lebih rendah atau
tanpa kehilangan kesadaran atau luka. Hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi
risiko jatuh dan meminimalkan dampak dari jatuh yang terjadi, maka perlu diatur
pedoman untuk menerapkan pasien safety dan evaluasi pencegahan pasien jatuh di
semua pelayanan rumah sakit sehingga program pencegahan pasien jatuh dan
peningkatan assesmen risiko pasien jatuh dan risiko cidera harus jelas ( American
Geriatric S Society,2001).

Jatuh adalah suatu kejadian yang tidak disengaja dalam diri seseorang yang
tergeletak di lantai, tanha atau obyek dibawah permukaaan lutut. Jatuh dapat terjadi
ketika saat kejadian dilihat orang maupun saat kejadian tidak dilihat orang. Setiap
kejadian jatuh tidak selalu dikategorikan jatuh, hanya jatuh yang menyebabkan injuri
dan meninggal yang dikategorikan jatuh.

Dampak dari jatuh dapat mengubah kehidupan,diantaranya cidera (fraktur,


dislokasi, keseleo), kehilangan kepercayaan diri dalam mobilitas, takut jatuh, isolasi
sosial (karena imobilitas) dan peningkatan biaya perawatan. Banyak kejadian jatuh
yang sebenarnya dapat dicegah. Assesmen risiko pasien jatuh dilakukan sejak
pasien masuk rumah sakit baik pasien rawat inap maupun rawat jalan, pada
perubahan kondisi pasien, pasien setelah jatuh dan ketika pasien dipindahkan (
pindah unit lain maupun untuk sementara ke unit diasnotik), saat pergantian shift,
pasien banyak gerak, pada saat tidak diinformasikan risiko jatuh saat pindah unit,
perubahan kondisi pasien, dokumentasi risiko jatuh tidak sesuai, rail side tidak
berfungsi, alas kaki dengan sol licin.
BAB II

RUANG LINGKUP

Setiap paiesn yang sedang mendapat pelayanan kesehatan baik rawat inap maupun
rawat jalan di RS Jiwa Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara
BAB III

TATA LAKSANA

Manfaat pencegahan dan penagan kejadian pasien jatuh

1. Menurunkan risiko injuri/cidera pada pasien.


2. Mengakses secara terus menerus pasien yang berisiko jatuh, termasuk risiko
potensial akibat pemberian obat.
3. Memahami program risko, pencegahan dan pengangan pasien jatuh
4. Memperoleh sumber daya dalam mengembangkan dan meningkatkan
program risiko jatuh, pencegahan dan penanganannya.

Tata Laksana pencegahan dan penanganan kejadian pasien jatuh

1. Pada paseian rawat inap, perawat melakuak skrining risiko dengan


menggunakan skala”Morse” yang sudah dimodifikasi sedangkan untuk pasien
rawat jalan menggunkan “assesment screening”.
2. Hasil penilaian awal risiko jatuh diinformasikan kepada pasien dan keluarga
apakah pasien berisiko jatuh atau tidak berisiko jatuh.
3. Apabila hasil penilaian menunjukkan skor lebih dari 25 maka akan
dikategorikan pasien risiko jatuh. Selanjutnya pasien dipasang klip berwana
kuning pada gelang identitas pasien dan memberikan penjelasan maksud dan
tujuan pemberian tanda tersebut unruk pencegahan pasien jatuh.
4. Perawat memberi penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang cara-cara
pencegahan pasien jatuh.
5. Perawat mengorientasikan pasien dan keluarga terhadap lingkungan
sekitar(bel unruk memanggil petugas, remote TV, AC, kamar mandi).
6. Setiap pasien dilakukan assesmen ulang minimal setiap 3 hari sekali
7. Assesmen ulang segera dilakukan pada pasien yang mengalami perubahan
kondisi fisik ataua satus mental.
8. Intervensi keperawatan risiko jatuh dilakukan setiap shift sekali apabila
penilaian menunjukkan risko jatuh.
9. Melibatkan pasien/keluarga secara aktif untuk menginformasikan dan
memanggil bantuan apabila ada aktivitas pasien yang dapat berisiko jatuh(
kondisi pasien berubah,pasien gelisah, pasien turun dari tempat tidur, ke
kamar mandi dll).
10. Pasien rawat jala/ ambulatory pasien seperti di observasi UGD,rehabilitasi
medik,penilaian pasien risiko jatuh dengan menggunkan fall asesment
screening/pengkajian risiko jatuh rawat jalan.
11. Apabila hasil penilaian risiko jatuh dengan fall assesment screening
menunjukkan menunjukkan jumah”ya” sama dengan atau lebih dari dua,
maka pasien dikategorikan risiko jatuh
12. Perawat memberikan penjelasan kepada pasien/keluarga maksud dan tujuan
pencegahan risiko jatuh dan upaya yang harus dilakukan oleh keluarga untuk
mencegah jatuh dirumah
13. Komunikasikan saat pergantian shift, perawat yang bertugas akan
melaporkan pasien-pasien yang telah menjalani assesmen risiko jatuh
kepada perawat jaga berikutnya.

C. Prosedur penanganan kejadian pasien jatuh, dengan atau tanpa cidera

Pada pasien yang mengalami kejadian jatuh,prosedur berikut segera dilakukan :

1. Perawat segera memeriksa pasien dan adanya cidera fisik pada


pasien,gangguan kesadaran dan tanda-tanda vital.
2. Dokter yang bertugas segera diberitahukan untuk menentukan evaluasi lebih
lanjut.
3. Pasien yang diperbolehkan turun dari tempat tidur harus ditemani keluarga
atau petugas.
4. Pengasuh/keluarga yang menyaksikan kejadian pasien jatuh atau
menemukan pasien jatuh harus melaporkan kejadian/insiden ke perawat
yang bertugas.
5. Kemudian perawat membuat laporan insiden dan diteruskan kepada tim
KPRS.
6. Berikan edukasi mengenai risiko jatuh dan upayta pencegahan kepada
pasien dan keluarga.
7. Risiko jatuh akan dinilai ulang menggunkan”skala morse modifikasi” lalu
dintetukan alat pengamanan yang sesuai.
8. Apabila terjadi insiden jatuh yang diakibatkan karena kesalah petugas rumah
sakit bertanggung jawab terhadap biaya yang dilekuarkan akibat insiden
tersebut dengan persetujuan manajemen rumah sakit.
9. Pada pasien dengan risiko tinggi, temapt tidur harus berada pada posisi
serendah mungkin. Tempat tidur hanya boleh ditinggalkan saat pemeriksaan
medis,penanganan keperawatn atau saat transfer antar unit.
10. Pastikan pengaman tempat tidur selalu ditutup dan pegangan di sisi tempat
tidur harus terpasang dengan baik. Kunci seluruh roda tempat tidur, kursi
roda dan brancard dan informasikan kepada pasien dan keluarga tentang
tujuan penguncian kursi roda tersebut.

D. Prosedur pencegahan dan pengelolaan pasien jatuh

1. Orientasikan pasien dan keluarga terhadap lingkungan sekitar seperti : bel


untuk memanggil petugas (pastikan bisa menggunkannya),remot
TV,AC,kamar mandi.
2. Lantai tidak licin,kabel-kabel terikat dengan rapi,jalur berjalan bersih dari
benda yang tidak diperlukan.
3. Sediakan pencahyaan yang adekuat.
4. Mendekatkan kebutuhkan pasien, misal : kacamata, minuman, makanan
kecil, bel panggilan.
5. Posisikan tempat ntidur serendah mungkin dengan rodaterkuci
6. Edukasi pasien dan keluarga mengenaii pencegahan pasien jatuh.
7. Tanda pengenal pada pasien (gelang/kancing berwarna kuning di
pergelangan pasien).
8. Setiap shift dilakukan intervensi serta menawarkan bantuan dengan “4P”
(pain, posision, potty, possessive)
9. Periksa tempat tidur,periksa ujung anti slip pada tongkat dan walker untuk
memastikan layak digunakan.

E. Keadaan fisik dan psikologis yang dapat menyebabkan pasien jatuh

Center for disease control dan prevention (CDC) mengkategorikan jatuh yang
menyebabkan injuri yang serius antara lain, karena :

1. Jatuh yang menyebakan injuri pada lansia


2. Gangguan status mental (kebingungan atau disorientasi, gangguan memori).
3. Gangguan mobilitas (gangguan keseimbangan, kelemahan, penurunan
mobilitas tungkai bawah).
4. Riwayat jatuh
5. Pengaruh obat-obatan (sedatif, tranquilisers, poli farmasi)

FAKTOR RISIKO KONDISI POIN


Riwayat jatuh 6 bulan Ya 20
terakhir Tidak 0
Diagnosa medis (kekurangan Ya 10
oksigen, gangguan Tidak 0
respiratory, dehidrasi,
anemia,anorexia,syncope/pu
sing dll) ≥ 2atau konsumsi
obat jenis
anesthesia,antihistamin,anti
kejang,
narkotik/psikotropika,diuretic)
Usia Lebih 65 tahun 10

Kurang/sama 65 tahun 0

Alat bantu Menggunakan alat bantu 20


(tongkat/penopang
Tidak menggunkan alat 10
bantu
Sempoyongan : apabila 20
Gaya berjalan ambulansi dengan bantuan
atau menggunkan alat
bantu
Sempoyongan : apabila 10
ambulansi tanpa bantuan
ataua menggunakan alat
bantu
Normal 0

Kondisi Mental Satu keterbatasan fisik 10


mempengaruhi
kesadarannya atau
keterbatasan daya ingat
(disorientasi, waktu,
tempat)

Normal 0

Total

R/TR

Paraf
PENILAIAN RISIKO JATUH

(SKALA MORSE )

Kategori :

 Skor sama dengan /lebih dari 25 : (R)/berisiko jatuh,lakukan intervensi


keperawatan pasien berisiko jatuh.
 Skor kuang dari 25 : (TR)/tidak berisiko jatuh,lakukan
penkajian ulang risiko jatuh 3 haru kemudiaqn atau bila kondisi berubah.

Endomonson Psychiatric Fall Risk Assesment


Date & Initials
Complete Daily & upon admission
*more than one item may be cirled each categoty if
appropriate for the patient.
Age
8 less tahn 50
10 50-79
26 80-over
Mental Status
4 fully Alert/Oriented at all times
12 Agitation/Anxiety
13 Intermittenly confused
14 Confusion Disorientation
Elimination
8 Independent with control of bowel bladder
12 Catheter osmtomy
10 Elimination with assist
12 Altered elimination (incontinence noctrunia frequency
12 incontinen bus ambulances independently
Medications
10 No medications
14 Cardiak
8 Psycotrophic Medication benzodiazepines and
antidepressants
OR
12 Increase in these medications and or PRN psvch paint
medication received in the last 24 hours
PENILAIAN RISIKO JATUH PASIEN RAWAT JALAN

Nama : Stiker disini


CM :

No Pertanyaan Tanggal Tanggal


Ya Tidak Ya Tidak
1 Apakah Bapak/Ibu/Saudara
mengalami kesulitan untuk
bangkit dari kursi ?
2 Apakah Bapak/Ibu/Saudara
pernah mendapatkan pengobatan
seperti dibawah ini ?
3 Apakah Bapak/Ibu/Saudara
merasa pusing saat bangun dari
tempat tidur atau tempat duduk ?
4 Apakah Bapak/Ibu/Saudara
punya gangguan penglihatan saat
ini(kabur penglihatan double,
kehilangan lapang pandang ?
5 Apakah Bapak/Ibu/Saudara
berumur ≥ 65 tahun ?

Kategori Jawaban:
 Bila jawaban “YA”sama atau lebih dua : R/berisiko Jatuh dan jelaskan kepada
pasien/keluarga tentang pencegahan risiko jatuh berdasarkan skor
pengkajian risko jatuh.
 Bila jawaban “YA” kurang dari dua : TR/Tidak berisiko jatuh.
INTERVENSI KEPERAWATAN PASIEN RISIKO JATUH
TIDAK TERMASUK PASIEN KOMA, TOTAL PARALYSIS ATAU TOTAL
IMOBILISASI

No Intervensi (beri tanda V) Tgl: Tgl: Tgl:


P S M P S M S M S
1 Jelaskan kepada pasien/keluarga
tentang rsiko jatuh dan
pencegahannya serta pastikan
kancing warna kuning terpasang
2 Jelaskan kepada pasien/keluarga
tentang penggunaan bel
panggilan perawat dan
memanggil perawat melalui bel
bila membutuhkan
3 Pastikan sekitar bed aman untuk
pasien (tidak menggangu baik
suara atau hambtan lain, tempat
tidur serendah mungkin,
pengaman tempat tidur
terpasang, roda tempat tidur
terkunci)
4 Pastikan barang-barang
(kacamata, tissue, minuman,
snack, yang sering digunkan
pasien
5 Bantu kebutuhan pasien pada
waktu mobilisasi duduk
berbaring, berbaring, berdiri, jalan
dan eliminasi.
6 Jelaskan pada pasien/keluarga
tentang efek obat yang diberikan
(ngnatuk,sering BAK,berdebar-
debar, penurunan tekanan darah)
7 Keluarga/pasien memahami
penjelasan risiko jatuh

Jelaskan kepada pasien/keluarga tentang pencegahan risiko jatuh dan penghentian


pencegahan risiko jatuh berdasarkan skor pengkajian risiko.
BAB IV

DOKUMENTASI

1. Dokumentasi dilakukan pada formulir assesmen awal

2. Formulir penilaian risiko jatuh


PENUTUP

Buku panduan pencegahan resiko jatuh ini disusun unruk menjadi acuan
pelaksanaan pasien jatuh oleh staf RS Jiwa Kendari di Pemerintah Provinsi
Sulawesi Tenggara dan tetap terbuka untuk dievalusi dan disempurnakan dari waktu
ke waktu guna perbaikam yang lebih optimal.

Anda mungkin juga menyukai