Anda di halaman 1dari 9

Program Rumah Tidak Layak Huni Kabupaten Garut TA.

2019

BAB I
PENDAHULUAN

1. Gambaran Umum Perkembangan Program


Rumah tidak layak huni adalah suatu hunian atau tempat tinggal yang tidak layak huni
karna tidak memenuhi persyaratan untuk hunian baik secara teknis maupun non teknis. Pada
umumnya rumah tidak layak huni erat kaitannya dengan pemukiman kumuh karena pada
dasarnya di daerah permukiman kumuh tergambar kemiskinan masyarakat.
Adupun kriteria rumah tidak layak huni apabila:
a. Kondisi rumah
1. Luas lantai perkapita kota < 4 m2, desa < 10 m2.
2. Sumber air tidak sehat, akses memperoleh air bersih terbatas .
3. Tidak mempunyai akses mandi, cuci dan kakus.
4. Bahan bangunan tidak permanen atau atap/dinding dari bambu, rumbia.
5. Tidak memiliki pencahayaan matahari dan ventilasi udara.
6. Tidak memiliki pembagian ruangan.
7. Lantai dari tanah dan rumah lembab.
8. Letak rumah tidak teratur dan berdempetan.
b. Kondisi lingkungan
1. Lingkungan kumuh dan becek.
2. Saluran pembungan air tidak memenuhi standar.
3. Jalan stapak tidak teratur.
Merespon kondisi fakir miskin yang dikaitkan dengan pemenuhan kebutuhan rumah
layak huni, Kementerian Sosial RI mengembangkan kebijakan sosial Penanggulangan
Kemiskinan (P2K) melalui Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH). RS-RTLH
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan rumah layak huni sebagai unsur kesejahteraan
sosial.
Kegiatan RS-RTLH tersebut dilaksanakan dengan tujuan untuk mengatasi sebagian
masalah kemiskinan, tersedianya rumah yang layak huni, adanya kenyamanan bertempat
tinggal, meningkatnya kemampuan keluarga dalam melaksanakan peran dan fungsi keluarga
untuk memberikan perlindungan,bimbingan dan pendidikan, meningkatnya kualitas kesehatan
lingkungan permukiman dan meningkatnya harkat dan martabat. (Sosiokonsepsia Vol. 17, No.
02 2012 hal 207)
Rumah memiliki fungsi yang sangat besar bagi individu dan keluarga tidak saja
mencakup aspek fisik, tetapi juga mental dan sosial. Untuk menunjang fungsi rumah sebagai
Program Rumah Tidak Layak Huni Kabupaten Garut TA.2019

tempat tinggal yang baik maka harus dipenuhi syarat fisik yaitu aman sebagai tempat
berlindung, dengan terpenuhinya salah satu kebutuhan dasar berupa rumah yang layak huni,
diharapkan tercapai ketahanan keluarga.
Pada kenyataannya, untuk mewujudkan rumah yang memenuhi persyaratan tersebut
bukanlah hal yang mudah. Ketidakberdayaan mereka memenuhi kebutuhan rumah yang layak
huni berbanding lurus dengan pendapatan dan pengetahuan tentang fungsi rumah itu sendiri.
Pemberdayaan fakir miskin juga mencakup upaya Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni
(RSTLH). Demikian juga persoalan sarana prasarana lingkungan yang kurang memadai dapat
menghambat tercapainya kesejahteraan suatu komunitas. Lingkungan yang kumuh atau sarana
prasarana lingkungan yang minim dapat menyebabkan masalah social dan masalah kesehatan
Permasalahan Rumah Tidak Layak Huni yang dihuni atau dimiliki oleh kelompok fakir
miskin memiliki multidimensional. Oleh sebab itu, kepedulian untuk menangani masalah
tersebut diharapkan terus ditingkatkan dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat
(stakeholder) baik pemerintah pusat maupun daerah, dunia usaha, masyarakat, LSM dan
elemen lainnya. Untuk memperbaiki RTLH tersebut, Direktorat Pemberdayaan Fakir Miskin
mengalokasikan kegiatan Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RSTLH) yang dipadukan
dengan pembuatan Sarana dan Prasarana Lingkungan sesuai dengan kebutuhan masyarakat
yang dapat diakses secara umum.
Sebagaimana diamanatkan dalam Undang Undang Dasar (UUD) 1945 dan pasal 28 H
Amandemen UUD 1945, rumah adalah salah satu hak dasar setiap rakyat Indonesia, maka setiap
warga negara berhak untuk bertempat tinggal dan mendapat lingkungan hidup yang baik dan
sehat. Menurut Undang-Undang No. 4 tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman, rumah
adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan
keluarga. Rumah merupakan kebutuhan dasar manusia dalam meningkatkan harkat, martabat,
mutu kehidupan dan penghidupan, serta sebagai pencerminan diri pribadi dalam upaya
peningkatan taraf hidup, serta pembentukan watak, karakter dan kepribadian bangsa. Namun
sayangnya hak dasar rakyat tersebut pada saat ini masih belum sepenuhnya terpenuhi. Salah
satu penyebabnya adalah adanya kesenjangan pemenuhan kebutuhan perumahan (backlog)
yang relatif masih besar. Hal tersebut terjadi antara lain karena masih kurangnya kemampuan
daya beli masyarakat khususnya Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dalam memenuhi
kebutuhan akan rumahnya. Menurut Renstra Kemenpera Tahun 2010-1014,
pembangunan perumahan dan permukiman masih dihadapkan pada tiga permasalahan pokok
yaitu:
a. Keterbatasan penyediaan rumah
Program Rumah Tidak Layak Huni Kabupaten Garut TA.2019

b. Peningkatan jumlah rumah tangga yang menempati rumah yang tidak layak huni dan
tidak didukung oleh prasarana, sarana lingkungan dan utilitas umum yang memadai
c. Permukiman kumuh yang semakin meluas
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pembangunan perumahan dan permukiman
harus didukung oleh suatu kebijakan, strategi dan program yang komperhensif dan terpadu
sehingga selain mampu memenuhi hak dasar rakyat juga akan menghasilkan suatu lingkungan
perumahan dan permukiman yang sehat, serasi, harmonis, aman dan nyaman. Menurut
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008, kebijakan adalah
arah/tindakan yang diambil oleh pemerintah daerah untuk mencapai tujuan. Sedangkan
program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan
oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk mencapai sasaran dan tujuan serta untuk
memperoleh alokasi anggaran atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah.
Dalam rangka mengatasi permasalahan permukiman di Indonesia, begitu juga di Kota
Bandung. Salah satu arah kebijakan Pemerintah Kota Bandung dalam pemenuhan hak atas
perumahan dengan meningkatkan ketersediaan rumah yang layak dan sehat bagi masyarakat
miskin
1. Rencana Kerja Bulan Sebelumnya
Untuk rencana bulan lalu terdapat beberapa rencana dan target capaian yang di tentukan
oleh Kordinator 4 Wilayah Jawa Barat diantaranya sebagai berikut :
1. Agenda Percepatan
1. Kontrak Korfas Dan Fasilitator : 4 April 2019
2. Penyusunan Proposal Pencairan : Max Tanggal Terbit Surat 20 Mei 2019
3. Verifikasi Lapangan (CPCL DAN BKM/LPMD) : 5 april – 18 Mei 2019
(jadwalterlampir)
4. Penyampaian Surat Permohonan : 21 MEI 2019
Pencairan / Izin Prinsip
2. Pengadaan Dokumen Percepatan Meliputi :
1. Surat Permohonan (Paling Lambat) :21 Mei 2019
2. Fakta Integritas (Paling Lambat) : 20 Mei 2019
3. PC. rekening BJB (Harus)
4. KTP (ketua LPMD / BKM)
5. RAB Detail sampai pengunaan bahan dan upah : 20 Mei 2019
6. Keterangan Domisili BKM/LPMD (Alamat Kantor BKM/LPMD)
Program Rumah Tidak Layak Huni Kabupaten Garut TA.2019

3. Agenda Kunjungan Lapangan


Khusus untuk kabupaten Garut agenda lapangan akan dilaksanakan pada Hari Jum’at,
tanggal 18 Mei 2019. Adapun petugas kunjungan yang direncanakan adalah :
1. BAPAK DADANG
2. BAPAK INDI
Program Rumah Tidak Layak Huni Kabupaten Garut TA.2019

BAB II
CAPAIAN PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Realisasi Rencana kerja


Realisasi Kegiatan bulan ini pada Program Rutilahu Kabupaten Garut adalah sebagai
berikut :
1. Pelatihan dan Pembekalan Fasilitator dan Koordinator Tim bertempat di Dinas
Perumahan dan permukiman Provinsi Jawa Barat pada tanggal 4 April 2019
2. Rapat Koordinasi Tim fasilitator kabupaten Garut yang dilaksanakan pada tanggal 5
April 2019 di Kantor Disperkim Kab.Garut.
3. Penentuan wilayah kerja fasilitator dan jadwal kelapangan untuk melakukan
dampingan guna tercapainya percepatan yang telah ditargetkan.
4. Koordinasi dengan dinas teknis kabupaten.
5. Koordinasi Dengan pihak Desa /LPMD dampingan di kabupaten Garut berkaitan
dengan Program Rutilahu TA.2019 Rencana Kerja bulan Mei 2019.
6. Pendampingan LPMD dalam bulan ini terutama untuk melengkapi kelayakan dan
persyaratan CPCL serta persyaratan administrasi LPMD dalam kegiatan Rutilahu kab.
Garut TA 2019.
7. Pembuatan Laporan, laporan merupakan salah satu kewajiban kami selaku Fasiltator
Pendamping rutilahu untuk memberikan gambaran kegiatan pendampingan selama
bulan yang bersangkutan.

2. Pendampingan Fasilitator Kelurahan/Desa sebagai berikut:


Kuota
No Kecamatan Nama LPM Rencana Biaya Keterangan
CPCL
Kecamatan LPM Desa
1 Rp. 17.500.000 40
Pasirwangi Padaasih
Jumlah Rp. 700.000.000

3. Kegiatan Fasilitator

No. Tanggal Kegitan Bulan Ini keterangan

1 04 April 2019 Seminan dan Penandatanganan Kontrak

2 05 April 2019 Koordinasi TIM

3 06 April 2019 Koordinasi TIM

4 07 April 2019 Libur


Program Rumah Tidak Layak Huni Kabupaten Garut TA.2019

5 08 April 2019 Koordinasi dengan Tim Teknis

6 09 April 2019 Koordinasi Dengan LPM dan Desa

7 10 April 2019 Verifikasi CPCL

8 11 April 2019 Verifikasi CPCL

9 12 April 2019 Koordinasi TIM

10 13 April 2019 Laporan

11 14 April 2019 Libur

12 15 April 2019 Identifikasi/verifikasi data CPCL

13 16 April 2019 Identifikasi/verifikasi data CPCL

14 17 April 2019 Laporan

15 18 April 2019 Koordinasi Dengan LPM dan Desa

16 19 April 2019 Libur

17 20 April 2019 Laporan

18 21 April 2019 Libur

22 April 2019 Koordinasi Disperkim Provinsi, Tim Teknis, LPM


19
dan Desa
23 April 2019 Identifikasi/verifikasi data CPCL
20

21 24 April 2019 Identifikasi/verifikasi data CPCL

22 25 April 2019 Laporan

23 26 April 2019 Koordinasi Dengan CPCL, LPM dan Desa

24 27 April 2019 Koordinasi Dengan CPCL, LPM dan Desa

25 28 April 2019 Libur

26 29 April 2019 Koordinasi Dengan LPM dan Desa

27 30 April 2019 Laporan

28 01 Mei 2019 Libur

29 02 Mei 2019 Kordinasi

30 03 Mei 2019 Kordinasi


Program Rumah Tidak Layak Huni Kabupaten Garut TA.2019

BAB III
ANALISA DATA, PERMASALAHAN, REKOMENDASI DAN TINDAKLANJUT

1. Analisa Data dan Masalah


Dari hasil capaian kerja TFL dari 2 Desa dengan jumlah 40 CPCL didapat hasil data
verifikasi dan validasi kelayakan CPCL untuk bulan Mei Administrasi sudah beres tertera dalam
tabel dibawah ini sebagai berikut:
Administrasi
No Kecamatan Desa Target CPCL kelayakan Denah RAB Keterangan
CPCL

Tarogong
1 Sukawangi 20CPCL √ √ √
kaler

Langensari 20CPCL √ √ √

Jumlah 2 Kelurahan 40 CPCL

Dalam kegiatan bulan ini permasalahan di lapangan adalah sebagai berikut :


1. Data awal yang diberikan oleh DPKP3 setelah di verifikasi ke lapang ada beberapa
yang tidak layak dikarenakan rumah sudah diperbaiki, tidak memiliki sertifikat tanah
dan ada yang lebih parah kondisinya.
2. LPMD dan Desa mengharapkan bahwa untuk menggantikan yang tidak sesuai dengan
kriteria dapat ditentukan oleh LPMD dan Desa walaupun tidak ada dalam daftar
tunggu yang diberikan oleh DPKP3.
1. Rekomendasi dan Tindak Lanjut
Rekomendasi dan tindak lanjut yang bisa di tawarkan kalam permasalahan di atas adalah:
1. Untuk menyelesaikan pembuatan RAB oleh LPMD maka TFL akan melakukan penguatan
kapasitas dalam hal pembuatan RAB.
2. LPMD bisa mengajukan CPCL yang baru apabila data long list dari DPKP3 sudah habis
dan dilengkapi berita acara pengajuan baru atau perubahan data CPCL.
Program Rumah Tidak Layak Huni Kabupaten Garut TA.2019

BAB IV
KESIMPULAN DAN RENCANA KERJA

1. Kesimpulan
Kegiatan Pendampingan Perbaikan Rutilahu memang memegang peranan penting dalam
mensukseskan program Gubernur Provinsi Jawa Barat dan diharapkan bahwa dalam
pelaksanaan kegiatan ini dapat berjalan sesuai dengan harapan tanpa hambatan apapun juga.
Proses capaian pelaksanaan kegiatan Program Rutilahu kabupaten Garut Tahun 2019 dari
DPKP3, tidak sama dikarenakan kondisi lapangan, kendala dan permasalahan yang dihadapi
berbeda pula. Namun demikian berkat upaya dari semua pihak program ini dapat berjalan
sesua dengan harapan.
Demikian laporan ini didedikasikan sebagai bahan koreksi dan evaluasi bagi berbagai
pihak demi kelangsungan dan kemajuan program yang pada dasarnya demi kemajuan
masyarakat sehingga program dapat diselesaikan sesuai target dan sasaran.

2. Rencana Kerja Bulan Berikutnya


Untuk rencana kegiatan bulan berikutnya yaitu
1. Melakukan rapat koordinasi mingguan dengan korpas
2. Melakukan rapat koordinasi dengan Dinas Teknis
3. Melakukan rapat koordinasi dengan KMP3
4. Melakukan rapat kordinasi terkait teknik pelaksanan dilapangan dengan LPM

Garut , 31 Mei 2019

Fasilitator

Devi Maulana Ibrahim, ST


Program Rumah Tidak Layak Huni Kabupaten Garut TA.2019

DOKUMENTASI KEGIATAN

Anda mungkin juga menyukai