Anda di halaman 1dari 4

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DALAM LINGKUP UUD KEPERAWATAN

PAPER
Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Gawat Darurat 1
Yang diampu oleh dosen Susy Puspasari Ners., M.Kep.

Disusun Oleh

HERI HARSONO 043-315-16-1-014

Kelas : S1-3A

PRODI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PPNI JAWA BARAT

BANDUNG

2018
Pelayanan gawat darurat merupakan salah satu komponen pelayanan di rumah sakit
yang dilaksanakan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang setiap saat terdapat kasus dengan
berbagai tingkat kegawatan yang harus segera mendapatkan pelayanan. Kegawatdaruratan
merupakan suatu keadaan yang mengancam jiwa, untuk itu diperlukan perawat yang kompeten.
Perawat juga harus meningkatkan kemampuannya terkait dengan berbagai peran, serta perawat
harus mengerti karakteristik pelayanan keperawatan dengan tepat, cermat dan cepat, serta
mengerti cara bersikap dan cara berkomunikasi dengan baik dalam kondisi emergency.
Keperawatan gawat darurat adalah pelayanan profesional keperawatan yang di berikan
pada pasien dengan kebutuhan urgen dan kritis atau pada pasien yang membutuhkan tindakan
secara cepat dan tepat untuk meminimalisir angka kematian ataupun angka kecacatan pada
pasien. Pelayanan gawat darurat tidak hanya memberikan pelayanan untuk mengatasi kondisi
kedaruratan yang di alami pasien tetapi juga memberikan asuhan keperawatan untuk mengatasi
kecemasan pasien dan keluarga. Sistem pelayanan bersifat darurat sehingga perawat dan tenaga
medis lainnya harus memiliki kemampuan, keterampilan, tehnik serta ilmu pengetahuan yang
tinggi dalam memberikan pertolongan kedaruratan kepada pasien.
Di dalam UUD keperawatan, keperawatan gawat darurat memiliki dasar hukum yang
sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 38 tahun 2014 tentang Keperawatan. Dimana, UU
dimaksud mengatur tentang pelayanan gawat darurat bagi perawat, terdapat dalam Pasal 31
ayat 1 poin (g) yaitu memberikan tindakan pada keadaan gawat darurat sesuai dengan
kompetensinya dan pasal 35, ayat (1), yaitu "Dalam keadaan darurat untuk memberikan
pertolongan pertama, Perawat dapat melakukan tindakan medis dan pemberian obat sesuai
dengan kompetensinya." pada ayat (2) berbunyi, 'pertolongan pertama sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) bertujuan untuk menyelamatkan nyawa klien dan mencegah kecacatan lebih
lanjut'. Sedangkan pada ayat (3), menyatakan, 'Keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) merupakan keadaan yang mengancam nyawa atau kecacatan Klien'. Dan, pada ayat (4)
menjelaskan, 'Keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Perawat
sesuai dengan hasil evaluasi berdasarkan keilmuannya.’
Didalam UUD keperawatan tersebut sudah jelas bahwa perawat yang boleh melakukan
tindakan medis adalah perawat yang memiliki kompetensi di bidangnya, yang mempunyai skill
dan kemampuan dalam melakukan tindakan medis contohnya seperti melakukan pertolongan
pertama pada penderita serangan jantung dengan melakukan resusitasi jantung paru (RJP)
ataupun sudah hapal dan ahli dalam mengklasifikasikan pasien dengan tanda TRIAGE serta
tindakan pengkajian yang tepat dan komprehensif. Untuk menjadi seorang perawat gawat
darurat di dalam ruang IGD harus bisa mengembangkan atau melatih kemampuannya melalui
pendidikan dan pelatihan-pelatihan khusus yang tersertifikasi dan diakui yang berkaitan
dengan keperawatan gawat darurat seperti pelatihan PPGD, BHD, ataupun BTCLS, ATLS,
ACLS.
Di lingkungan gawat darurat, hidup dan mati seseorang ditentukan dalam hitungan
menit, jika penangananya kurang cepat maka bisa saja nyawa pasien tidak tertolong. Menjadi
perhatian dan tugas yang besar bagi seorang perawat gawat darurat agar nyawa pasien bisa
tertolong, mengetahui dan mampu menilai dari pasien yang sesuai dengan keadaan
kegawatannya, dapat memberikan pelayanan yang optimal dan tepat, menghindari terjadinya
kesalahan penanganan dalam memilih kondisi pasien. Angka kematian maupun angka
kecacatan dapat menurun.
Di era modern sekarang, dengan perkembangan teknologi dan informasi yang
berkembang pesat, tingkat kecelakaan akibat ulah manusia itu sendiri juga ikut meningkat,
banyak sekali korban-korban kecelakaan yang memerlukan tindakan segera sehingga perlu
dirujuk ke rumah sakit. Ketika sudah sampai ke rumah sakit, korban-korban kecelakaan
tersebut akan masuk ke ruang UGD dan ditangani pertama kali oleh tenaga medis di ruang
tersebut, nah disitulah peran perawat gawat darurat untuk menolong pasien. terkadang
Banyaknya pasien yang dilarikan ke UGD tidak diimbangi dengan jumlah perawat gawat
darurat di UGD tersebut mengakibatkan banyak pasien/korban kecelakaan yang menumpuk
dan tidak segera ditangani mengingat jumlah perawatnya yang sedikit. Hal inilah yang
menimbulkan beban kerja perawat gawat darurat meningkat dan jika berkelanjutan akan
mengakibatkan kelelahan dan bisa menyebabkan kualitas pelayanan menjadi menurun.
Pemerintah seharusnya lebih memperhatikan kesejahteraan profesi keperawatan
khususnya para perawat gawat darurat karena berkat merekalah banyak pasien gawat darurat
yang tertangani dengan cepat, merekalah para “malaikat tanpa sayap”. Untuk menarik minat
masyarakat khususnya mahasiswa/mahasiswi keperawatan untuk mau menggeluti bidang
kegawatdaruratan, pemerintah juga sebaiknya menyediakan fasilitas-fasilitas pendidikan
ataupun pelatihan-pelatihan khusus kegawatdaruratan dengan harga yang terjangkau dan bisa
dinikmati oleh semua kalangan masyarakat, karena untuk sekarang harga untuk ikut pelatihan
kegawatdaruratan itu sangat mahal mengakibatkan ketertarikan mahasiswa/mahasiswa untuk
terjun ke dunia kegawatdaruratanpun menurun atau bisa juga dari pihak PMI
menyelenggarakan pelatihan kegawatdaruratan untuk masyarakat secara gratis minimalnya
dari pihak PMI mengajarkan prinsip dasar tindakan kegawatdaruratan supaya masyarakat
minimalnya tahu dan mau menolong untuk melakukan pertolongan pertama jika misalkan
melihat ada korban kecelakaan ataupun korban yang membutuhkan pertolongan segera.
Perawat gawat darurat haruslah disiplin dan cekatan dalam melakukan pertolongan
pertama kepada pasien karena waktu adalah nyawa. Untuk itu pengetahuan, sikap dan
keterampilan yang harus ditingkatkan atau dikembangkan dan dipelihara oleh seorang perawat
gawat darurat sehingga menjamin perawat dapat melaksanakan peran dan fungsinya secara
profesional .

Daftar pustaka:

Adzanri.(2017). Perawat boleh melakukan tindakan medis jika dalam keadaan darurat.
[ONLINE] tersedia https://www.medianers.com. [ 2018, 20 september]
UU NO. 38 TAHUN 2014 tentang keperawatan

Anda mungkin juga menyukai