Anda di halaman 1dari 17

1.

Pengertian
Kontrasepsi merupakan usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan. Usaha usaha
itu dapat bersifat sementara dan permanen (Wiknjosastro, 2007). Kontrasepsi yaitu
pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma (konsepsi) atau pencegahan
menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim (Nugroho dan Utama, 2014).
2. Jenis
1) Metode kontrasepsi sederhana
Metode kontrasepsi sederhana terdiri dari 2 yaitu metode kontrasepsi sederhana tanpa
alat dan metode kontrasepsi dengan alat.
A. Metode kontrasepsi tanpa alat antara lain:
a. Metode Amenorhoe Laktasi (MAL),
b. Couitus Interuptus
Coitus interuptus atau senggama terputus adalah menghentikan senggama dengan
mencabut penis dari vagina pada saat suami menjelang ejakulasi. Kelebihan dari
cara ini adalah tidak memerlukan alat/obat sehingga relatif sehat untuk digunakan
wanita dibandingkan dengan metode kontrasepsi lain, risiko kegagalan dari
metode ini cukup tinggi.
B. Metode kontrasepsi dengan alat.
a. Kondom
Kondom merupakan selubung/sarung karet tipis yang dipasang pada penis
sebagai tempat penampungan sperma yang dikeluarkan pria pada saat senggama
sehingga tidak tercurah pada vagina. Cara kerja kondom yaitu mencegah
pertemuan ovum dan sperma atau mencegah spermatozoa mencapai saluran
genital wanita. Sekarang sudah ada jenis kondom untuk wanita, angka kegagalan
dari penggunaan kondom ini 5-21%.,
b. Diafragma
Diafragma merupakan suatu alat yang berfungsi untuk mencegah sperma
mencapai serviks sehingga sperma tidak memperoleh akses ke saluran alat
reproduksi bagian atas (uterus dan tuba fallopi). Angka kegagalan diafragma 4-
8% kehamilan.
c. spermisida
Spermicida adalah suatu zat atau bahan kimia yang dapat mematikan dan
menghentikan gerak atau melumpuhkan spermatozoa di dalam vagina, sehingga
tidak dapat membuahi sel telur. Spermicida dapat berbentuk tablet vagina, krim
dan jelly, aerosol (busa/foam), atau tisu KB. Cukup efektif apabila dipakai dengan
kontrasepsi lain seperti kondom dan diafragma (Handayani, 2010).
C. Metode KB alami
Berdasarkan pada siklus masa subur dan tidak masa subur, dasar utamanya yaitu
saat terjadinya ovulasi. Untuk menentukan saat ovulasi ada 3 cara, yaitu : metode
kalender, suhu basal, dan metode lendir serviks. Metode Kalender Pada metoda
kalender, pasangan suami istri tidak melakukan hubungan seksual selama masa
subur wanita. Ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium) terjadi 14 hari sebelum
menstruasi. Sel telur yang telah dilepaskan hanya bertahan hidup selama 24 jam,
tetapi sperma bisa bertahan selama 3-4 hari setelah melakukan hubungan seksual.
Karena itu pembuahan bisa terjadi akibat hubungan seksual yang dilakukan 4 hari
sebelum ovulasi. , Metode Lendir Serviks, Metode Suhu Basal Badan, dan
Simptotermal yaitu perpaduan antara suhu basal dan lendir servik.
D. Metode kontrasepsi AKDR
Metode kontrasepsi ini secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu AKDR yang
mengandung hormon sintetik (sintetik progesteron) dan yang tidak mengandung
hormon (Handayani, 2010).
a. AKDR yang mengandung hormon Progesterone atau Leuonorgestrel yaitu
Progestasert (Alza-T dengan daya kerja 1 tahun, LNG-20 mengandung
Leuonorgestrel (Hartanto, 2002). AKDR ad singkatan dari alat kontrasepsi
dalam rahim atau dikenal juga dgn nama IUD(Intra Uterine Devices) dan spiral
a) Menurut bentuknya IUD dibedakan menjadi:
 Bentuk terbuka (open device) misalnya Lippes Loop, CU-T, Cu-7,
Margulies, Spring Coil, Multiload, Nova-T, dan lain-lain.
 Bentuk tertutup (closed device), misalnya Ota Ring, Antigon,
Grafenberg Ring, Hall-Stone Ring, dan lain-lain. Pada bentuk tertutup,
bila terjadi dislokasi kedalam rongga perut maka harus dikembangkan,
karena dapat menyebabkan masuknya usus kedalam lubang atau cincin,
dan kemudian terjadilah ileus
b) Menurut tambahan obat atau metal
 Medicated IUD, misalnya Cu-T-200, 220, 300, 380A; Cu-7, Nova-T,
ML-Cu 250, 375; Progrestarest, dan lain-lain.
 Unmedicated IUD, misalnya Lippes Loop, Margulies, Saf-T Coil,
Antigon, dan lain-lain.
Keluhan efek samping yang mungkin dialami Mules, Haid tdk teratur, Haid
berlangsung lama, Pendarahan ringan, Kadang-kadang bisa menyebabkan infeksi
rongga panggul, Peradangan uterus abnorma, Karsinoma organ-organ panggul,
Malformasi rahim, Mioma uteri terutama jenis submukosa, Dismenorea berat,
Stenosis kanalis servikalis, Anemi berat dan gangguan pembekuan darah, Penyakit
jantung rematik. Menurut Saifuddin (2003), kerugian yang dapat ditimbulkan oleh
IUD adalah : Tidak mencegah IMS termasuk HIV / AIDS, Tidak baik digunakan
pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering berganti pasangan,
Penyakit Radang Panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai IUD,
dimana PRP dapat memicu intertilitas, Prosedur medis, termasuk pemeriksaan
pelvic diperlukan dalam pemasangan IUD. Seringkali perempuan takut selama
pemasangan, Sedikit nyeri dan perdarahan (sprotting) terjadi segera setelah
pemasangan IUD. Biasanya menghilang dalam 1-2 hari, Klien tidak dapat melepas
IUD oleh dirinya sendiri. Petugas kesehatan terlatih yang harus melepas IUD
Mungkin IUD keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila IUD
dipasang segera sesudah melahirkan), Tidak mencegah terjadinya kehamilan
ektopik karena fungsi IUD untuk mencegah kehamilan normal, Perempuan harus
memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu. Untuk melakukan ini
perempuan memasukkan jarinya ke dalam vagina, sebagian perempuan tidak mau
melakukan ini.

b. Implant
Salah satu jenis alat kontrasepsi yang berupa susuk yang terbuat dari sejenis
karet silastik yang berisi hormon, dipasang pada lengan atas (Handayani, 2010).
Implant ada beberapa jenis yaitu norplant (lama kerjanya 5 tahun), implanon (lama
kerjanya 3 tahun) dan jadena dan indoplant (lama kerjanya 3 tahun). Implant
memiliki beberapa keuntungan yaitu daya guna tinggi, perlindungan jangka
panjang, pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan, tidak
memerlukan pemeriksaan dalam, bebas dari pengaruh estrogen, tidak mengganggu
aktivitas seksual, tidak menggangu produksi ASI, klien hanya perlu kembali ke
klinik bila ada keluhan, dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan
(Sulistyawati, 2012). Kerugian dari implant adalah menimbulkan gangguan
menstruasi yaitu tidak mendapat menstruasi dan terjadi perdarahan yang tidak
teratur, berat badan bertambah, menimbulkan agne, ketegangan payudara, liang
senggama terasa kering (Manuaba, 2010). selain memiliki kerugian, implant juga
memiliki beberapa efek samping yaitu amenorhoe, perdarahan bercak (spotting)
ringan, pertambahan atau kehilangan berat badan (perubahan nafsu makan),
ekspulsi, infeksi pada daerah insersi (Handayani, 2010). Kontrasepsi implan adalah
kapsul plastik yang mengandung progestin, yang bekerja dengan cara mencegah
ovulasi dan menghalangi masuknya sperma melalui lendir serviks yang kental. 6
kapsul dimasukkan ke bawah kulit lengan atas. Setelah diberi obat bius, dibuat
sayatan dan dengan bantuan jarum dimasukkan kapsul implan. Tidak perlu
dilakukan penjahitan. Alat kontrasepsi Implant terdiri dari 2 tabung silastik berisi
hormon levonorgestrel yg bisa mencegah kehamilan efektifitasnya sangat besar
hampir sama dengan Vasektomi dan tubektomi.
E. Metode kontrasepsi mantap
Metode kontrasepsi mantap terdiri dari 2 macam yaitu Metode Operatif Wanita
(MOW) dan Metode Operatif Pria (MOP). MOW sering dikenal dengan tubektomi
karena prinsip metode ini adalah memotong atau mengikat saluran tuba/tuba falopii
sehingga mencegah pertemuan antara ovum dan sperma. Ada 2 macam tindakan
tubektomi Ada 2 macam tindakan tubektomi:
1. Minilaparatomi ad tindakan tubektomi dgn cara membuat sayatan kecil di
pubis.melalui sayatan tersebut,saluran tuba diangkat keluar,dipotong dan
diikat,lalu dimasukkan kembali dan bekas sayatannya dijahit
2. Laparoskopi ad tindakan tubektomi yang membuat 1 atau 2 sayatan kecil pada
perut bagian bawah.melalui saluran kecil tersebut dokter mencari tuba,memotong
dan mengikatnya.setelah itu luka sayatan dijahit kembali
Sedangkan MOP sering dikenal dengan nama vasektomi, vasektomi yaitu memotong
atau mengikat saluran vas deferens sehingga cairan sperma tidak dapat keluar atau
ejakulasi (Handayani, 2010). Sesudah tindakan vasektomi klien dianjurkan
menggunakan kondom dlm 10 sampai 15 hub seks.maksudnya utk menjaga supaya
saluran sel mani benarbenar sudah bersih.sesudah itu tindakan vasektomi baru bisa
dianggap aman utk mencegah kehamilan

F. Metode Kontrasepsi Hormonal


1) Kontrasepsi Hormonal Oral (Pil)
Kontrasepsi hormonal oral adalah kontrasepsi berupa pil atau obat yang berbentuk
tablet berisi hormone estrogen dan progesterone (Anggraini, 2012). Kontrasepsi
hormonal oral memiliki beberapa jenis yaitu :
a) Pil Oral Kombinasi (POK)
Pil oral kombinasi adalah pil kontrasepsi yang mencegah teradinya ovulasi
dan mempunyai efek lain terhadap traktus genitalis, seperti menimbulkan
perubahanperubahan pada lendir serviks, pada motilas tuba fallaopi dan
uterus (Anggraini, 2012). pil oral kombinasi juga memiliki beberapa
kelemahan yaitu mahal dan membosankan karena digunakan setiap hari,
mual (terutama pada 3 bulan pertama), perdarahan bercak pada 3 bulan
pertama, pusing, nyeri payudara, kenaikan berat badan, tidak mencegah
PMS, tidak boleh untuk ibu menyusui, dapat meningkatkan tekanan darah
sehingga resiko stroke (Handayani, 2010). Efek samping yang sering
dirasakan pengguna pil oral kombinasi adalah amenore (tidak ada
perdarahan/spotting), mual, pusing atau muntah (akibat reaksi anfilatik)
dan perdarahan pervaginam atau spotting (Sulistyawati, 2012), Depresi,
Kenaikan berat badan, , Perubahan libido, Hipertensi, Jerawat, Nyeri tekan
payudara, Pusing, Sakit kepala, Kesemutan dan baal bilateral ringan,
Mencetuskan moniliasis, Cloasma, Hirsutisme, leukorhea, Pelumasan yang
tidak mencukupi, Perubahan lemak, Disminorea, Kerusakan toleransi
glukosa, Hipertrofi atau ekropi serviks, Perubahan visual, Infeksi
pernafasan, Peningkatan episode sistitis, Perubahan fibroid uterus. Jenis
KB Pil menurut Sulistyawati (2013) yaitu:
a) Monofasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengamdung
hormon aktif estrogen atau progestin, dalam dosisi yang sama, dengan 7
tablet tanpa hormon aktif, jumlah dan porsi hormonnya konstan setiap hari.
b) Bifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon
aktif estrogen, progestin, dengan dua dosis berbeda 7 tablet tanpa hormon
aktif, dosis hormon bervariasi.
c) Trifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon
aktif estrogen atau progestin, dengan tiga dosis yang berbeda 7 tablet tanpa
hormon aktif, dosis hormon bervariasi setiap hari.
b) Mini Pil
Mini pil adalah pil kontrasepsi yang mengandung progestin saja, tanpa
estrogen. Kerugian dari mini pil adalah menyebabkan perubahan dalam pola
perdarahan haid, sedikit pertambahan dan pengurangan berat badan bisa
terjadi, bergantung pada pemakai (memerlukan motivasi terusmenerus dan
pemakaian setiap hari), harus diminum pada waktu yang sama setiap hari,
kebiasaan lupa akan menyebabkan kegagalan metoda, pasokan ulang harus
selalu tersedia, berinteraksi dengan obat lain ( contohnya obat-obat epilepsi
dan tuberculose) (Handayani, 2010). Selain keuntungan dan kerugian, mini
pil juga memiliki beberapa efek samping yang sering ditemukan yaitu
amenorea dan perdarahan tidak teratur atau spotting (Saifuddin, 2010).
2) Kontrasepsi Suntikan
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan
melalui suntikan hormonal (Anggraini, 2012). Suntik KB ada dua jenis yaitu, suntik
KB 1 bulan (cyclofem) dan suntik KB 3 bulan (DMPA). Cara kerjanya sama
dengan pil KB. Efek sampingnya dapat terjadi gangguan haid Gangguan haid
seperti siklus haid memendek atau memanjang, perdarahan, yang banyak atau
sedikit, spotting, tidak haid sama sekali, depresi, keputihan, jerawat, perubahan
berat badan, pemakaian jangka panjang bisa terjadi penurunan libido, dan densitas
tulang. Kontrasepsi suntikan dibagi dalam 2 jenis yaitu :
a) Suntikan Kombinasi
Suntik kombinasi adalah kontrasepsi suntik yang berisi hormon sintetis
estrogen dan progesteron. Keuntungan dari kontrasepsi suntik ini adalah tidak
berpengaruh pada hubungan suami istri, tidak memerlukan pemeriksaan
dalam, klien tidak perlu menyimpan obat, resiko terhadap kesehatan kecil, dan
berjangka panjang (Handayani, 2010). Kerugian suntikan kombinasi adalah
peribahan pola haid, awal pemakaian terjadi mual, pusing, nyeri payudara
(akan menghilang setelah suntikan kedua atau ketiga), ketergantungan klien
pada pelayanan kesehatan, efektivitas turun jika interaksi dengan obat epilepsi
dan rifampisin, dapat terjadi efek samping yang serius yaitu stroke, serangan
jantung, trombosis paru, terlambatnya kesuburan setelah berhenti, tidak
memnjamin perlindungan terhadap penularan IMS dan kenaikan berat badan.
sedangkan efek samping yang sering terjadi adalah amenore, mual, muntah,
pusing, dan spotting (Handayani, 2010).
b) Suntikan Progestin
Suntikan progestin adalah kontrasepsi suntikan yang berisi hormone
progesterone (Handayani, 2010). Jenis kontrasepsi Suntik Menurut
Sulistyawati (2013), terdapat dua jenis kontrasepsi suntikan yang hanya
mengandung progestin, yaitu : Depo Mendroksi Progesteron (DMPA),
mengandung 150 mg DMPA yang diberikan setiap tiga bulan dengan cara di
suntik intramuscular (di daerah pantat) dan Depo Noretisteron Enantat (Depo
Noristerat), mengandung 200 mg Noretindron Enantat, diberikan setiap dua
bulan dengan cara di suntik intramuscular (di daerah pantat atau bokong).
Keuntungan suntikan progestin adalah, sangat efektif, pencegahan kehamilan
jangka panjang, tidak berpengaruh pada hubungan suami istri, tidak
mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit
jantung dan gangguan pembekuan darah. tidak memiliki pengaruh terhadap
ASI, sedikit efek samping, klien tidak perlu menyimpan obat suntik, dapat
digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai perimenopause,
membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik,
menurukan kejadian penyakit jinak payudara, mencegah beberapa penyebab
penyakit radang panggul dan menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle
cell) (Saifuddin, 2010). Kerugian dari suntikan progestin adalah gangguan
pola haid, klien sangat bergantung pada sarana pelayanan kesehatan, tidak
dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya, sering
menimbulkan efek samping masalah berat badan, tidak menjamin
perlindungan terhadap penularan IMS, terlambatnya kembali kesuburan
setelah penghentian penggunaan, pada pemakaian jangka panjang dapat
menyebabkan perubahan pada lipid serum, sedikit menurunkan kepadatan
tulang, kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi
(jarang), sakit kepala, gugup, atau jerawat (Sulistyawati, 2012). Efek
samping yang sering terjadi pada suntikan progestin adalah amenorhoe,
mual, pusing, muntah, Perdarahan/perdarahan bercak (spotting), meningkat
atau menurunnya berat badan (Saifuddin, 2010).
3. Konseling
a. Jenis/Komponen Konseling
a) Konseling awal
Bertujuan menentukan metode apa yg diambil Bila dilakukan dengan objektif
langkah ini akan membantu klien untuk memilih jenis KB yang cocok untuknya
Yang perlu diperhatikan dalam langkah ini : Menanyakan langkah yg disukai
klien Apa yg diketahui tentang cara kerjanya, kelebihan dan kekurangannya
b) Konseling khusus
Memberi kesempatan klien untuk bertanya ttg cara KB dan membicarakan
pengalamannya Mendapatkan informasi lebih rinci tentang KB yg diinginkannya
Mendapatkan bantuan untuk memilih metoda KB yang cocok dan mendapatkan
penerangan lebih jauh tentang penggunaannya
c) Konseling tindak lanjut
Konseling lebih bervariasi dari konseling awal Pemberi pelayanan harus dapat
membedakan masalah yg serius yang memerlukan rujukan dan masalah yang
ringan yang dapat diatasi di tempat
b. Langkah – Langkah Konseling
a) Metode Gather
G : Greet Berikan salam, kenalkan diri dan buka komunikasi
A : Ask Tanya keluhan/kebutuhan pasien dan menilai apakah keluhan/ kebutuhan sesuai
dengan kondisi yang dihadapi?
T : Tell Beritahukan persoalan pokok yg dihadapi pasien dari hasil tukar informasi dan
carikan upaya penyelesaiannya
H : Help Bantu klien memahami & menyelesaikan masalahnya
E : Explain Jelaskan cara terpilih telah dianjurkan dan hasil yang diharapkan mungkin
dapat segera terlihat/diobservasi
R : Refer/Return visit Rujuk bila fasilitas ini tidak dapat memberikan pelayanan yang
sesuai (buat jadwal kunjungan ulang)

b) SATUTUJU
Langkah SATUTUJU ini ‘tidak perlu’ dilakukan berurutan karena menyesuaikan
dengan kebutuhan klien
SA : Sapa dan salam Sapa klien secara terbuka dan sopan Beri perhatian
sepenuhnya, jaga privasi pasien Bangun percaya diri pasien Tanyakan apa yang
perlu dibantu dan jelaskan pelayanan apa yang dapat diperolehnya
T : Tanya Tanyakan informasi tentang dirinya Bantu klien pengalaman tentang
KB dan kesehatan reproduksi Tanyakan kontrasepsi yang ingin digunakan
U : Uraiakan Uraikan pada klien mengenai pilihannya Bantu klien pada jenis
kontrasepsi yang paling dia ingini serta jelaskan jenis yang lain
TU : Bantu Bantu klien berfikir apa yang sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya
Tanyakan apakah pasangan mendukung pilihannya
J : Jelaskan Jelaskan secara lengkap bagaiman menggunakan kontrasepsi
pilihannya setelah klien memilih jenis kontrasepsinya. Jelaskan bagaimana
penggunaannya Jelaskan manfaat ganda dari kontrasepsi
U : Kunjungan Ulang Perlu dilakukan kunjungan ulang untuk dilakukan
pemeriksaan atau permintaan kontrasepsi jika dibutuhkan.
4. ASUHAN KEPERAWATAN

I. PENGKAJIAN
a. Wawancara
1. Identitas Klien : Nama, Umur, Agama, Pendidikan, Pekerjaan, Suku Bangsa, Status
pernikahan, Golongan darah, Tanggal pengkajian, Tanggal masuk RS, Alamat.
2. Identitas Penanggung jawab : Nama, Umur, Jenis kelamin, Agama, Pendidikan,
Pekerjaan, Hubungan dengan klien, Alamat.
b. Keluhan Uatama : Pemasangan alat KB
c. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang, riwayat kesehatan keluarga, riwayat kesehatan dahulu
d. Riwayat Penggunaan kontrasepsi sebelumnya : Jenis, Kapan, dan Masalah
e. Persepsi dan dukungan pasangan terhadap klien
f. Riwayat Obstetri
g. Riwayat Pernikahan

– Kaji identitas pasien.

– Kaji riwayat ibu tentang alat kontrasepsi yang digunakan sebelumnya.

– Kaji pengetahuan ibu tentang kontrasepsi dan komitmen pasangannya terhadap IUD
yang dipilih.

– Kaji data frekuensi koitus.

– Kaji apakah ibu memiliki satu atau lebih pasangan seksual serta metode kontrasepsi
yang digunakan.

– Kaji pola keyakinan dan budaya klien.

– Kaji dan catat dengan teliti tentang respon verbal dan non verbal ketika ibu
mendengar berbagai metode kontrasepsi.

– Kaji pertimbangan rencana kehidupan reproduksi klien.

– Kaji adanya kontraindkiasi dari pemasangan IUD.

– Kaji pasien dan panjang rahim dalam pemeriksaan pinggul.

2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum: adakah tanda-tanda ibu sedang sakit yang tampak dari anemia,
kelemahan, berat badan/tinggi badan,
b. Tanda – tanda vital : Tekanan Darah biasanya tinggi, Efek dari hormonal, Nadi cepat,
Napas terkadang sesak, suhu terkadang tinggi karena respon tubuh terhadap
pemasangan AKDR.
c. Muka periksa adanya oedema, jerawat, hyperpigmentasi (efek hormonal).
d. Kardiovaskuler : Palpitasi.
e. Dada : pernapasan kadang sesak.
f. Payudara : hyperpigmentasi
g. Abdomen : nyeri, mules, muntah-muntah, mual (efek AKDR)
h. Vagina : Periksa adakah blood show, keluar darah pervaginam, varises, ukuran uterus
yang mengalami kelainan
i. Ekstremitas : Adakah edema, varises pada ekstrimitas, bekas insisi post pemasangan
implant pada tangan atas.
3. Pemeriksaan Penunjang
Hampir tidak ada pemeriksaan penunjang kecuali ada riwayat perdarahan, maka
diperiksa:
a. Hb, biasanya < 10gr/dl
b. Trombosit (biasanya normal / turun bila perdarahan hebat)
c. Leukosit (biasanya sedikit meningkat >10000/mm3)
4. Pemeriksaan Psikososial
a. Pastikan keinginan KB dari klien dan suami tanpa paksaan
b. Adakah keyakinan / pandangan terkait dengan penggunaan kontrasepsi
c. Adakah ketakutan dengan prosedur pemasangan alat kontrasepsi
d. Status kesehatan ibu, sosial budayanya terkait dengan hal ini tingkat penghasilan,
pengetahuan dan jarak dengan tempat pelayanan kesehatan untuk kontrol lainnya.

D. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 DS= Klien mengatakan Kurang Informasi Ketidakmampuan
bingung untuk memilih memilih alat
alat kontrasepsi kontrasepsi

DO= Klien bertanya


pada petugas
kesehatan Tentang pengetahuan
terkait dengan KB

Klien bingung dengan


alat kontrasepsi
Ketidakmampuan
memilih alat
kontrasepsi

2 DS= Klien mengatakan Proses adaftasi Perubahan pola


haid tidak teratur hormonal haid

DO= Klien
menggunakan alat
kontrasepsi pil

Ketidakseimbangan
hormon progresteron
dan estrogen

Haid tidak
teratur/spotting

Perubahan pola haid


3 DS= Klien mengatakan Penggunaan alat cemas
khawatir untuk kontrasepsi
menggunakan alat
kontrasepsi

Adanya efek samping


dari kontrasepsi

Haid tidak
teratur/spotting

Perubahan pola haid


cemas
4 DS= Klien mengatakan Akseptor KB Pil Gangguan
sejak menggunakan konsep diri:
kontrasepsi pil banyak Body image
bintik-bintik hitam dan
jerawat dimuka

DO= Klien akseptor KB Berisi hormon


pil progresteron dan
estrogen

Keseimbangan
progresteron dan
estrogen terganggu

Timbul gajala-gejala
sampingan

Pigmentasi dan
jerawat pada muka,
badan menjadi gemuk

Gangguan body image

5. Ds = klien mengeluh Tindakan operasi Resiko infeksi


sakit di daerah insisi (MOW/MOP) dan
Do = kulit lebam, implant
pembengkakan di
daerah insisi,
kemerahan di daerah
insisi,

Pemajanan luka diluar

Bila klien kurang


perhatikan hygiene

Media yng baik untuk


mikroorganisme
tumbuh

Resiko infeksi

F. Diagnosa Keperawatan

1. Perubahan pola haid, spotting haid b.d Proses adaftasi hormonal ditandai dengan klien

mengatakan haid tidak teratur

2. Ketidakmampuan memilih alat kontrasepsi yang efektif b.d kurangnya informasi akan

pengetahuan tentang KB ditandai dengan klien banyak bertanya.

3. Cemas b.d terjadinya efek samping dari alat kontrasepsi tertentu ditandai dengan klien

mengatakan khawatir untuk menggunakan alat kontrasepsi.

4. Gangguan konsep diri b.d timbul gejala-gejala sampingan (pigmentasi dan jerawat

pada muka) ditandai dengan klien mengatakan sejak menggunakan alat kontrasepsi

pil banyak bintik-bintik hitam dan jerawat pada muka.


5. Resiko infeksi berhubungn dengan pemajanan luka insisi ditandai dengan klien

mengeluh sakit di daerah insisi, kulit lebam, pembengkakan di daerah insisi,

kemerahan di daerah insisi,

G. Intervensi Keperawatan

NO Tujuan Intervensi Rasional


1 Tujuan Jangka1. Kaji lamanya dan 1.Untuk mengetahui
Panjang: Dalam jangka banyaknya spotting siklus haid dan
waktu 2 bulan pola mengetahui
haid normal lamanya haid dan
jumlah perdarahan
Tujuan jangka pendek: pada saat haid
dalam waktu 1 bulan
haid kembali normal 2. Pada hari-hari
dengan kriteria: 2. Jelaskan pada ibu pertama
 Sifat darah haid efek samping alat pemakaian alat
kembali pada siklus kontrasepsi AKDR kontrasepsi AKDR
awal/biasa dan hormonal pada dan hormonal
 Tidak ada spotting haid hari-hari pertama biasanya terjadi
yang berulang pemakaian alat efek samping dari
- kontrasepsi. kontrasepsi
tersebut

3.Data penunjang
dapat mengetahui
3. Observasi untuk kadar
pemeriksaan lab, keseimbangan
Hb, Leukosit, hormon
trombosit, Ht.
4.Untuk mendapatkan
penanganan lebih
lanjut
4. Konsul ke dokter
bila keluhan
menjadi berat
2 Tujuan Jangka Kaji tingkat Untuk mengetahui
Panjang: Klien memilih pengetahuan klien tingkat
alat kontrasepsi yang tentang alat pengetahuan klien
efektif untuk kontrasepsi yang agar dapat
kesehatannya. sesuai dengan menentukan
kondisinya intervensi
Tujuan jangka pendek: selanjutnya:
setelah diberi
penjelasan klien dapat Jelaskan pada klien Memberikan
memilih alat tentang efektivitas, gambaran tentang
kontrasepsi yang efisiensi dari alat-alat
efektif dengan kriteria: masing-masing alat kontrasepsi
Klien dapat memilih kontrasepsi,
salah satu alat KB yang keuntungan,
sesuai dengan kerugian,indikasi
kondisinya untuk dan kontraindikasi
menunda kehamilan
(pil, suntik, pantang Berikan pendidikan KB yang diinginkan
berkala) untuk kesehatan kepada akan sesuai
menjarangkan klien beserta dengan kondisi
kehamilan (AKDR, suaminya untuk suami istri
suntik), menentukan pilihan
mengakhiri/menjaga kontrasepsi yang
kesehatan (MOW, mereka inginkan
WOP)

3 Tujuan Jangka Kaji tingkatan Untuk mengetahui


Panjang: Kecemasan cemas tingkat kecemasan
dapat klien
dikurangi/dikontrol
Sebagai
Jelaskan pada klien pengetahuan klien,
Tujuan jangka pendek: tentang efek supaya klien dapat
setelah diberi samping dari alat memilih salah satu
penjelasan kecemasan kontrasepsi alat kontrasepsi
berkurang dengan yang sesuai
kriteria: dengan kondisinya
Klien tampak tenang
dan dapat memahami Dapat menurunkan
efek samping kecemasan klien
penggunaan alat Berikan dalam memilih alat
kontrasepsi. kesempatan pada kontrasepsi
Klien kooperatif dan ibu untuk bertanya
mau bekerjasama tentang Supaya klien dapat
dalam pemasangan kerugian alat beradaftasi
alat kontrasepsi kontrasepsi terhadap
pemasangan alat
Berikan support kontrasepsi pada
psikososial kepada minggu awal
klien terhadap pemasangan
pemasangan alat
kontrasepsi

4 Tujuan Jangka Jelaskan efek Menambah


Panjang: klien tidak samping dari KB pil wawasan
merasa malu dengan /pengetahuan bagi
keadaanya klien
Anjurkan klien
Tujuan jangka pendek: untuk konsultasi Untuk
klien merasa percaya dengan spesialis mempercepat
diri dengan kulit informasi lebih
keadaanya dengan untuk menntukan
kriteria: intervensi
Tidak malu untuk selanjutnya
bergaul

5. Tupan: -Beritahu klien bahwa-Balutan yang basah


Infeksi dapat dicegah selama 48 jam merupakan media
pertama daerah yang baik untuk
Tupen: insisi harus pertumbuhan
Dalam 2 x 24 jam tidak dibiarkan kering media yang baik
ada tanda infeksi untuk
dengan kriteria: pertumbuhan
- Luka kering mikroorganisme
Tidak ada tanda infeksi
- Lebam dan perih
bukan indikasi
- Jelaskan efek dari infeksi jika hilang
pemsangan dalam beberapa
implant, MOW/MOP hari
secara langsung
seperti lebam dan
rasa perih
-Untuk mencegah
- Hindari benturan, terjadinya trauma
gesekan dan berlebih selain dari
penekanan di tempat insisi
daerah insisi
-Dapat mencegah
ekspulsi batang
-Balutan jangan implant, cara
dibuka dalam 48 memungkinkan
jam, plester menyebabkan
dipertahankan infeksi
hingga luka sembuh
(biasanya 5 hari)
- Memungkinkan
-Anjurkan klien klien mendapat
kembali ke klinik pertolongan lebih
jika ada tanda dini untuk
infeksi seperti mencegah kondisi
demam, lebih buruk
peradangan selama
beberapa hari - Antibiotik untuk
mencegah infeksi
-Kolaborasi pemberian
terafi antibiotik

Anda mungkin juga menyukai