Pengertian
Kontrasepsi merupakan usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan. Usaha usaha
itu dapat bersifat sementara dan permanen (Wiknjosastro, 2007). Kontrasepsi yaitu
pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma (konsepsi) atau pencegahan
menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim (Nugroho dan Utama, 2014).
2. Jenis
1) Metode kontrasepsi sederhana
Metode kontrasepsi sederhana terdiri dari 2 yaitu metode kontrasepsi sederhana tanpa
alat dan metode kontrasepsi dengan alat.
A. Metode kontrasepsi tanpa alat antara lain:
a. Metode Amenorhoe Laktasi (MAL),
b. Couitus Interuptus
Coitus interuptus atau senggama terputus adalah menghentikan senggama dengan
mencabut penis dari vagina pada saat suami menjelang ejakulasi. Kelebihan dari
cara ini adalah tidak memerlukan alat/obat sehingga relatif sehat untuk digunakan
wanita dibandingkan dengan metode kontrasepsi lain, risiko kegagalan dari
metode ini cukup tinggi.
B. Metode kontrasepsi dengan alat.
a. Kondom
Kondom merupakan selubung/sarung karet tipis yang dipasang pada penis
sebagai tempat penampungan sperma yang dikeluarkan pria pada saat senggama
sehingga tidak tercurah pada vagina. Cara kerja kondom yaitu mencegah
pertemuan ovum dan sperma atau mencegah spermatozoa mencapai saluran
genital wanita. Sekarang sudah ada jenis kondom untuk wanita, angka kegagalan
dari penggunaan kondom ini 5-21%.,
b. Diafragma
Diafragma merupakan suatu alat yang berfungsi untuk mencegah sperma
mencapai serviks sehingga sperma tidak memperoleh akses ke saluran alat
reproduksi bagian atas (uterus dan tuba fallopi). Angka kegagalan diafragma 4-
8% kehamilan.
c. spermisida
Spermicida adalah suatu zat atau bahan kimia yang dapat mematikan dan
menghentikan gerak atau melumpuhkan spermatozoa di dalam vagina, sehingga
tidak dapat membuahi sel telur. Spermicida dapat berbentuk tablet vagina, krim
dan jelly, aerosol (busa/foam), atau tisu KB. Cukup efektif apabila dipakai dengan
kontrasepsi lain seperti kondom dan diafragma (Handayani, 2010).
C. Metode KB alami
Berdasarkan pada siklus masa subur dan tidak masa subur, dasar utamanya yaitu
saat terjadinya ovulasi. Untuk menentukan saat ovulasi ada 3 cara, yaitu : metode
kalender, suhu basal, dan metode lendir serviks. Metode Kalender Pada metoda
kalender, pasangan suami istri tidak melakukan hubungan seksual selama masa
subur wanita. Ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium) terjadi 14 hari sebelum
menstruasi. Sel telur yang telah dilepaskan hanya bertahan hidup selama 24 jam,
tetapi sperma bisa bertahan selama 3-4 hari setelah melakukan hubungan seksual.
Karena itu pembuahan bisa terjadi akibat hubungan seksual yang dilakukan 4 hari
sebelum ovulasi. , Metode Lendir Serviks, Metode Suhu Basal Badan, dan
Simptotermal yaitu perpaduan antara suhu basal dan lendir servik.
D. Metode kontrasepsi AKDR
Metode kontrasepsi ini secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu AKDR yang
mengandung hormon sintetik (sintetik progesteron) dan yang tidak mengandung
hormon (Handayani, 2010).
a. AKDR yang mengandung hormon Progesterone atau Leuonorgestrel yaitu
Progestasert (Alza-T dengan daya kerja 1 tahun, LNG-20 mengandung
Leuonorgestrel (Hartanto, 2002). AKDR ad singkatan dari alat kontrasepsi
dalam rahim atau dikenal juga dgn nama IUD(Intra Uterine Devices) dan spiral
a) Menurut bentuknya IUD dibedakan menjadi:
Bentuk terbuka (open device) misalnya Lippes Loop, CU-T, Cu-7,
Margulies, Spring Coil, Multiload, Nova-T, dan lain-lain.
Bentuk tertutup (closed device), misalnya Ota Ring, Antigon,
Grafenberg Ring, Hall-Stone Ring, dan lain-lain. Pada bentuk tertutup,
bila terjadi dislokasi kedalam rongga perut maka harus dikembangkan,
karena dapat menyebabkan masuknya usus kedalam lubang atau cincin,
dan kemudian terjadilah ileus
b) Menurut tambahan obat atau metal
Medicated IUD, misalnya Cu-T-200, 220, 300, 380A; Cu-7, Nova-T,
ML-Cu 250, 375; Progrestarest, dan lain-lain.
Unmedicated IUD, misalnya Lippes Loop, Margulies, Saf-T Coil,
Antigon, dan lain-lain.
Keluhan efek samping yang mungkin dialami Mules, Haid tdk teratur, Haid
berlangsung lama, Pendarahan ringan, Kadang-kadang bisa menyebabkan infeksi
rongga panggul, Peradangan uterus abnorma, Karsinoma organ-organ panggul,
Malformasi rahim, Mioma uteri terutama jenis submukosa, Dismenorea berat,
Stenosis kanalis servikalis, Anemi berat dan gangguan pembekuan darah, Penyakit
jantung rematik. Menurut Saifuddin (2003), kerugian yang dapat ditimbulkan oleh
IUD adalah : Tidak mencegah IMS termasuk HIV / AIDS, Tidak baik digunakan
pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering berganti pasangan,
Penyakit Radang Panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai IUD,
dimana PRP dapat memicu intertilitas, Prosedur medis, termasuk pemeriksaan
pelvic diperlukan dalam pemasangan IUD. Seringkali perempuan takut selama
pemasangan, Sedikit nyeri dan perdarahan (sprotting) terjadi segera setelah
pemasangan IUD. Biasanya menghilang dalam 1-2 hari, Klien tidak dapat melepas
IUD oleh dirinya sendiri. Petugas kesehatan terlatih yang harus melepas IUD
Mungkin IUD keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila IUD
dipasang segera sesudah melahirkan), Tidak mencegah terjadinya kehamilan
ektopik karena fungsi IUD untuk mencegah kehamilan normal, Perempuan harus
memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu. Untuk melakukan ini
perempuan memasukkan jarinya ke dalam vagina, sebagian perempuan tidak mau
melakukan ini.
b. Implant
Salah satu jenis alat kontrasepsi yang berupa susuk yang terbuat dari sejenis
karet silastik yang berisi hormon, dipasang pada lengan atas (Handayani, 2010).
Implant ada beberapa jenis yaitu norplant (lama kerjanya 5 tahun), implanon (lama
kerjanya 3 tahun) dan jadena dan indoplant (lama kerjanya 3 tahun). Implant
memiliki beberapa keuntungan yaitu daya guna tinggi, perlindungan jangka
panjang, pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan, tidak
memerlukan pemeriksaan dalam, bebas dari pengaruh estrogen, tidak mengganggu
aktivitas seksual, tidak menggangu produksi ASI, klien hanya perlu kembali ke
klinik bila ada keluhan, dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan
(Sulistyawati, 2012). Kerugian dari implant adalah menimbulkan gangguan
menstruasi yaitu tidak mendapat menstruasi dan terjadi perdarahan yang tidak
teratur, berat badan bertambah, menimbulkan agne, ketegangan payudara, liang
senggama terasa kering (Manuaba, 2010). selain memiliki kerugian, implant juga
memiliki beberapa efek samping yaitu amenorhoe, perdarahan bercak (spotting)
ringan, pertambahan atau kehilangan berat badan (perubahan nafsu makan),
ekspulsi, infeksi pada daerah insersi (Handayani, 2010). Kontrasepsi implan adalah
kapsul plastik yang mengandung progestin, yang bekerja dengan cara mencegah
ovulasi dan menghalangi masuknya sperma melalui lendir serviks yang kental. 6
kapsul dimasukkan ke bawah kulit lengan atas. Setelah diberi obat bius, dibuat
sayatan dan dengan bantuan jarum dimasukkan kapsul implan. Tidak perlu
dilakukan penjahitan. Alat kontrasepsi Implant terdiri dari 2 tabung silastik berisi
hormon levonorgestrel yg bisa mencegah kehamilan efektifitasnya sangat besar
hampir sama dengan Vasektomi dan tubektomi.
E. Metode kontrasepsi mantap
Metode kontrasepsi mantap terdiri dari 2 macam yaitu Metode Operatif Wanita
(MOW) dan Metode Operatif Pria (MOP). MOW sering dikenal dengan tubektomi
karena prinsip metode ini adalah memotong atau mengikat saluran tuba/tuba falopii
sehingga mencegah pertemuan antara ovum dan sperma. Ada 2 macam tindakan
tubektomi Ada 2 macam tindakan tubektomi:
1. Minilaparatomi ad tindakan tubektomi dgn cara membuat sayatan kecil di
pubis.melalui sayatan tersebut,saluran tuba diangkat keluar,dipotong dan
diikat,lalu dimasukkan kembali dan bekas sayatannya dijahit
2. Laparoskopi ad tindakan tubektomi yang membuat 1 atau 2 sayatan kecil pada
perut bagian bawah.melalui saluran kecil tersebut dokter mencari tuba,memotong
dan mengikatnya.setelah itu luka sayatan dijahit kembali
Sedangkan MOP sering dikenal dengan nama vasektomi, vasektomi yaitu memotong
atau mengikat saluran vas deferens sehingga cairan sperma tidak dapat keluar atau
ejakulasi (Handayani, 2010). Sesudah tindakan vasektomi klien dianjurkan
menggunakan kondom dlm 10 sampai 15 hub seks.maksudnya utk menjaga supaya
saluran sel mani benarbenar sudah bersih.sesudah itu tindakan vasektomi baru bisa
dianggap aman utk mencegah kehamilan
b) SATUTUJU
Langkah SATUTUJU ini ‘tidak perlu’ dilakukan berurutan karena menyesuaikan
dengan kebutuhan klien
SA : Sapa dan salam Sapa klien secara terbuka dan sopan Beri perhatian
sepenuhnya, jaga privasi pasien Bangun percaya diri pasien Tanyakan apa yang
perlu dibantu dan jelaskan pelayanan apa yang dapat diperolehnya
T : Tanya Tanyakan informasi tentang dirinya Bantu klien pengalaman tentang
KB dan kesehatan reproduksi Tanyakan kontrasepsi yang ingin digunakan
U : Uraiakan Uraikan pada klien mengenai pilihannya Bantu klien pada jenis
kontrasepsi yang paling dia ingini serta jelaskan jenis yang lain
TU : Bantu Bantu klien berfikir apa yang sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya
Tanyakan apakah pasangan mendukung pilihannya
J : Jelaskan Jelaskan secara lengkap bagaiman menggunakan kontrasepsi
pilihannya setelah klien memilih jenis kontrasepsinya. Jelaskan bagaimana
penggunaannya Jelaskan manfaat ganda dari kontrasepsi
U : Kunjungan Ulang Perlu dilakukan kunjungan ulang untuk dilakukan
pemeriksaan atau permintaan kontrasepsi jika dibutuhkan.
4. ASUHAN KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN
a. Wawancara
1. Identitas Klien : Nama, Umur, Agama, Pendidikan, Pekerjaan, Suku Bangsa, Status
pernikahan, Golongan darah, Tanggal pengkajian, Tanggal masuk RS, Alamat.
2. Identitas Penanggung jawab : Nama, Umur, Jenis kelamin, Agama, Pendidikan,
Pekerjaan, Hubungan dengan klien, Alamat.
b. Keluhan Uatama : Pemasangan alat KB
c. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang, riwayat kesehatan keluarga, riwayat kesehatan dahulu
d. Riwayat Penggunaan kontrasepsi sebelumnya : Jenis, Kapan, dan Masalah
e. Persepsi dan dukungan pasangan terhadap klien
f. Riwayat Obstetri
g. Riwayat Pernikahan
– Kaji pengetahuan ibu tentang kontrasepsi dan komitmen pasangannya terhadap IUD
yang dipilih.
– Kaji apakah ibu memiliki satu atau lebih pasangan seksual serta metode kontrasepsi
yang digunakan.
– Kaji dan catat dengan teliti tentang respon verbal dan non verbal ketika ibu
mendengar berbagai metode kontrasepsi.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum: adakah tanda-tanda ibu sedang sakit yang tampak dari anemia,
kelemahan, berat badan/tinggi badan,
b. Tanda – tanda vital : Tekanan Darah biasanya tinggi, Efek dari hormonal, Nadi cepat,
Napas terkadang sesak, suhu terkadang tinggi karena respon tubuh terhadap
pemasangan AKDR.
c. Muka periksa adanya oedema, jerawat, hyperpigmentasi (efek hormonal).
d. Kardiovaskuler : Palpitasi.
e. Dada : pernapasan kadang sesak.
f. Payudara : hyperpigmentasi
g. Abdomen : nyeri, mules, muntah-muntah, mual (efek AKDR)
h. Vagina : Periksa adakah blood show, keluar darah pervaginam, varises, ukuran uterus
yang mengalami kelainan
i. Ekstremitas : Adakah edema, varises pada ekstrimitas, bekas insisi post pemasangan
implant pada tangan atas.
3. Pemeriksaan Penunjang
Hampir tidak ada pemeriksaan penunjang kecuali ada riwayat perdarahan, maka
diperiksa:
a. Hb, biasanya < 10gr/dl
b. Trombosit (biasanya normal / turun bila perdarahan hebat)
c. Leukosit (biasanya sedikit meningkat >10000/mm3)
4. Pemeriksaan Psikososial
a. Pastikan keinginan KB dari klien dan suami tanpa paksaan
b. Adakah keyakinan / pandangan terkait dengan penggunaan kontrasepsi
c. Adakah ketakutan dengan prosedur pemasangan alat kontrasepsi
d. Status kesehatan ibu, sosial budayanya terkait dengan hal ini tingkat penghasilan,
pengetahuan dan jarak dengan tempat pelayanan kesehatan untuk kontrol lainnya.
D. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 DS= Klien mengatakan Kurang Informasi Ketidakmampuan
bingung untuk memilih memilih alat
alat kontrasepsi kontrasepsi
DO= Klien
menggunakan alat
kontrasepsi pil
Ketidakseimbangan
hormon progresteron
dan estrogen
Haid tidak
teratur/spotting
Haid tidak
teratur/spotting
Keseimbangan
progresteron dan
estrogen terganggu
Timbul gajala-gejala
sampingan
Pigmentasi dan
jerawat pada muka,
badan menjadi gemuk
Resiko infeksi
F. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan pola haid, spotting haid b.d Proses adaftasi hormonal ditandai dengan klien
2. Ketidakmampuan memilih alat kontrasepsi yang efektif b.d kurangnya informasi akan
3. Cemas b.d terjadinya efek samping dari alat kontrasepsi tertentu ditandai dengan klien
4. Gangguan konsep diri b.d timbul gejala-gejala sampingan (pigmentasi dan jerawat
pada muka) ditandai dengan klien mengatakan sejak menggunakan alat kontrasepsi
G. Intervensi Keperawatan
3.Data penunjang
dapat mengetahui
3. Observasi untuk kadar
pemeriksaan lab, keseimbangan
Hb, Leukosit, hormon
trombosit, Ht.
4.Untuk mendapatkan
penanganan lebih
lanjut
4. Konsul ke dokter
bila keluhan
menjadi berat
2 Tujuan Jangka Kaji tingkat Untuk mengetahui
Panjang: Klien memilih pengetahuan klien tingkat
alat kontrasepsi yang tentang alat pengetahuan klien
efektif untuk kontrasepsi yang agar dapat
kesehatannya. sesuai dengan menentukan
kondisinya intervensi
Tujuan jangka pendek: selanjutnya:
setelah diberi
penjelasan klien dapat Jelaskan pada klien Memberikan
memilih alat tentang efektivitas, gambaran tentang
kontrasepsi yang efisiensi dari alat-alat
efektif dengan kriteria: masing-masing alat kontrasepsi
Klien dapat memilih kontrasepsi,
salah satu alat KB yang keuntungan,
sesuai dengan kerugian,indikasi
kondisinya untuk dan kontraindikasi
menunda kehamilan
(pil, suntik, pantang Berikan pendidikan KB yang diinginkan
berkala) untuk kesehatan kepada akan sesuai
menjarangkan klien beserta dengan kondisi
kehamilan (AKDR, suaminya untuk suami istri
suntik), menentukan pilihan
mengakhiri/menjaga kontrasepsi yang
kesehatan (MOW, mereka inginkan
WOP)