Anda di halaman 1dari 6

DETEKSI DINI DERAJAT KESADARAN MENGGUNAKAN PENGUKURAN

NILAI KRITIS MEAN ARTERY PRESSURE


(Detection of the Degree of Awareness Using the Measurement of
Critical Value Mean Artery Pressure on Nursing Care)

Martono*, Sudiro*, Satino*


*Keperawatan Politeknik Kesehatan Surakarta
Jl. Letjend Sutoyo Mojosongo Surakarta, 0271-856929. Fax. 0271-855388
Email: must_ton@ymail.com

ABSTRAK
Pendahuluan: Dampak Trauma cranio cerebral dapat mempengaruhi gangguan autoregulasi volume intrakranial yang terdiri
dari otak, cairan serebrospinal dan darah dalam pembuluh darah. Perubahan salah satu volume tersebut tanpa diikuti respon
kompensasi dari faktor yang lain akan menimbulkan perubahan tekanan intrakranial dan jumlah aliran darah dari sirkulasi
sistemik yang diperlukan untuk memberi oksigen dan glukosa yang adekuat untuk metabolisme otak. Salah satu hal yang
sangat penting dalam asuhan keperawatan pada pasien dengan cidera kepala adalah menjaga kecukupan Mean Arteri
Pressure serebral. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecukupan nilai kritis mean artery pressure dalam mendeteksi
tingkat kesadaran pada pasien yang mengalami cidera kepala. Metode: Penelitian ini menggunakan disain explanatory
research dengan pendekatan cross sectional yang menjelaskan pengaruh dan prediksi kecukupan nilai kritis mean arteria
pressure terhadap derajat kesadaran pada pasien cidera kepala yang berjumlah 34 sampel. Uji statistik penelitian ini
menggunakan regresi sederhana. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif nilai kritis mean
artery pressure terhadap derajat kesadaran yang ditunjukkan nilai p=0.00<0.05 dan nilai mean artery pressure mampu
mendeteksi tingkat kesadaran pasien cidera kepala sebesar 77.8%. Diskusi: Peningkatan nilai kritis Mean Arterial Pressure
lebih dari 65 mmHg dapat memperbaiki mikrosirkulasi dan autoreglasi otak, sehingga mencegah terjadinya penurunan
kesadaran pada pasien cidera kepala.
Kata kunci: mean artery pressure (MAP), kesadaran, cidera kepala

ABSTRACT
Introduction: The Impact of the trauma cranio cerebral can affect the volume autoregulation disorders any intracranial
disease that consists of the brain and cerebrospinal fluid and the blood in the veins. The changes one of the volume without
followed the response of compensation from the other factors will cause overt increased intracranial pressure changes and
the amount of blood flow from the systemic circulation required to give oxygen and glucose intake to the metabolism of the
brain. One of the things that is very important in nursing nursery on patients with injury head is to maintain the adequacy of
Mean Artery Pressure cerebral. This research aims to know the adequacy of critical value mean artery pressure in detecting
the level of consciousness in patients who suffered injury on the head. Method: This research using explanatory design
research with cross sectional approach that explains the influence and the prediction of the adequacy of the critical value
mean arteria pressure against the degree of awareness in patients with injury head which numbered 34 samples. This
research statistics tests using simple regression. Result: The results of the study showed that there is a positive influence
critical value mean artery pressure against the degree of awareness that indicated the value of p=0.00<0.05 and value of
mean artery pressure is able to detect the level of consciousness patients injury head of 77.8%. Discussion: Increased
critical value mean arterial pressure is more than 65 mmHg can improve mikrosirkulasi and autoreglasi brain, so that
prevent the decline of awareness in patients with wounds of the head.
Keywords: mean artery pressure (MAP), consciousness injury head
____________________________________________________________________________________________________

PENDAHULUAN faktor yang lain menimbulkan tekanan


intrakranial dan jumlah aliran darah dari
Kecelakaan lalu lintas merupakan salah
sirkulasi sistemik yang diperlukan untuk
satu masalah kesehatan masyarakat yang dapat
memberi oksigen dan glukosa yang adekuat
mempengaruhi semua sektor kehidupan dan
untuk metabolisme otak.
salah satu penyebab utama trauma cranio
Salah satu hal yang sangat penting dalam
cerebral. Dampak Trauma craniocerebral
asuhan keperawatan pada pasien dengan cidera
tersebut dapat mempengaruhi gangguan
kepala adalah menjaga kecukupan tekanan
autoregulasi volume intrakranial yang terdiri
perfusi serebral. Jika jumlah aliran darah dari
dari otak, cairan serebrospinal dan darah dalam
sirkulasi sistemik yang diperlukan untuk
pembuluh darah. Perubahan salah satu volume
memberi oksigen dan glukosa yang adekuat
tersebut tanpa diikuti respon kompensasi dari
73
Jurnal Ners Vol. 11 No. 1 April 2016: 73-78

untuk metabolisme di otak diatas 100 mmHg, BAHAN DAN METODE


maka potensial terjadi peningkatan tekanan
Peneli tia n i ni dil akukan untuk
intrakranial dan sebaliknya jika nilai tekanan
menjelaskan pengaruh dan prediksi kecukupan
perfusi serebral kurang dari 60 mm Hg, aliran
nilai kritis mean arteria pressure terhadap
darah ke otak tidak adekuat sehingga hipoksia,
derajat kesadaran pada pasien cidera kepala
gangguan kesadaran dan kematian sel otak
menggunakan rancangan explanatory research
dapat terjadi. Sedangkan jika mean arterial
dengan pendekatan cross sectional. Populasi
pressure dan intrakranial pressure sama, berarti
pada penelitian ini adalah semua semua pasien
tidak ada tekanan perfusi serebral dan perfusi
yang mengalami yang mengalami cidera kepala
serebral berhenti (Black, J.M. & Matassarin-
yang dirawat di unit perawatan bedah Rumah
Jacobs, 1993), sehingga tekanan perfusi otak
Sakit PKU Muhammadiyah Delanggu
dapat dijadikan sebagai prediktor keluaran
Kabupaten Klaten yang berjumlah 34 sampel
tingkat defisit neurologis dan tigkat kesadaran.
dengan pengambilan sampel menggunakan
Laporan hasil penelitian sebelumnya yang
purposive sampling. Uji statistik yang
dilakukan oleh Howard D. Sesso, Meir J.
digunakan untuk melihat sejauh mana pengaruh
Stampfer, Bernard Rosner, Charles H.
variabel nilai kritis mean arterial pressure
Hennekens, J. Michael Gaziano, JoAnn E.
dalam mendeteksi tingkat kesadaran
Manson (2000), menjelaskan bahwa tekanan
menggunakan Uji Regresi dengan tingkat
sistole dan diastole, mean arterial pressure
signifikansi yang dipahami 95 %.
mampu memprediksi cardicasculer desease
pada orang muda, sedangkan baik sistole atau
HASIL
rata-rata denyut nadi memprediksi cardicasculer
desease pada orang dan memberikan saran Sebaran jenis kelamin pasien cidera
apakah mean arterial pressure ada kaitannya kepala dari 34 orang pada penelitian ini
korelasikan dengan tekanan sistole dan diastole sebagian besar perempuan yaitu sebesar 18
lebih lebih baik. orang (52.9%) dan sisanya laki-laki sebesar 16
Upaya yang dapat dilakukan untuk orang (47.1%). Sebaran tingkat pendidikan
memprediksi adanya gangguan kesadaran pada pasien cidera kepala dari 34 orang yang
akibat ketidakcukupan tekanan perfusi serebral diteliti sebagian besar SMA yaitu sebesar 13
yaitu dengan melakukan pengukuran lebih orang (38.3%), SD sebesar 12 orang (35.3%),
awal kecukupan tekanan rata-rata aliran darah SMP sebesar 6 orang (17.6%), dan sisanya
ke otak. (Price, Sylvia A., & Wilson, 2006) perguruan tinggi sebesar 3 orang (8.8%).
menjelaskan bahwa mekanisme autoregulator Sebaran umur pada pasien cidera kepala dari 34
otak sangat berperan dalam mempertahankan responden pada penelitian ini sebagian besar
aliran darah ke otak dalam rentang fisiologik lanjut usia yaitu sebesar 20 orang (58.8%), usia
60 mmHg-160 mmHg tekanan arteri rata - rata tua sebesar 13 orang (38.3%), dan sisanya
dibawah kondisi tekanan darah arteri yang remaja sebesar 1 orang (2.9%). Sebaran tekanan
selalu berubah-ubah. Tekanan arteri rerata sistole pada pasien cidera kepala dari 34 orang
(mean artery pressure/MAP) merupakan yang diteliti sebagian besar dengan kategori
mekanisme kompensasi dalam memepertahankan normal dan pra hipertensi yaitu masing-masing
tekanan perfusi serebral yaitu dengan sebesar 9 orang (26.5%), hipertensi stadium I
meningkatkan tekanan arteri rerata tersebut. sebesar 6 orang (17.6%), hipertensi stadium II
Untuk itu, sangat penting menjaga kestabilan sebesar 4 orang (11.8%) dan sisanya dengan
pasokan aliran darah otak agar tidak terjadi kategori rendah dan hipertensi parah yang
kerusakan lebih lanjut. Kecukupan rata-rata masing-masing sebesar 3 orang (8.8%). Sebaran
aliran darah ke otak merupakan bahan kajian tekanan sistole pada pasien cidera kepala dari
yang penting dalam asuhan keperawatan pada 34 orang yang diteliti sebagian besar
pasien dengan cidera kepala. Kegagalan mempunyai tekanan diastole dengan kategori
mengidentifikasi dan mengetahui tanda dan normal dan hipertensi stadium I yaitu masing-
gejala tekanan perfusi otak dan kecukupan masing sebesar 10 orang (29.4%), kategori
rerata arteri pasien dengan cidera kepala lebih rendah sebesar 6 orang (17.6%), pra hipertensi
awal merupakan resiko yang paling besar sebesar 4 orang (11.8%), hipertensi stadium II
karena dapat menyebabkan kerusakan otak sebesar 3 orang (8.8%) dan sisanya dengan
yang irreversibel sampai kematian. kategori hipertensi parah sebesar 1 orang
(2.9%). Sebaran kecukupan mean artery

74
Deteksi Dini Derajad Kesadaran (Martono. Dkk.)

pressure pada pasien cidera kepala dari 34 Tabel 3. Rangkuman Hasil Uji t
responden yang diteliti sebagian besar dengan Variabel
Harga t
Keterangan
kategori normal sebesar 20 orang (58.8%), t- Hitung t- tabel
kategori tinggi sebesar 8 orang (23.6%), dan X1Y
Ada
sisanya dengan kategori kurang sebesar 6 orang α = 0,05 : N = 34 6.961 2.042
pengaruh
(17.6%). Sebaran tingkat kesadaran pada pasien (df) n-k-1
cidera kepala dari 34 responden yang diteliti
sebagian besar mempunyai tingkat kesadaran Berdasarkan tabel 1 dapat diperoleh
dengan kategori somnolen yaitu sebesar 13 perbandingan signifikansi uji F hitung sebesar
orang (38.3%), kategori koma dan apatis 0.00<0.05 artinya persamaan garis regresi yang
masing-masing sebesar 8 orang (23.5%), dan telah digunakan mampu melakukan prediksi
sisanya dengan kategori komposmentis sebesar dengan baik (Nilai mean artery pressure
6 orang (14.7%). (MAP) mampu memprediksi atau mendeteksi
Prediksi nilai rata-rata variabel tingkat kesadaran pasien). Sedangkan koefisien
kecukupan mean artery pressure terhadap regresi variabel mean artery pressure (X)
tingkat kesadaran pada pasien cidera sebesar 1.012, hal ini menunjukkan bahwa jika
kepala pada penelitian ini menggunakan mean artery pressure mengalami kenaikan 1,
persamaan regresi yang digunakan adalah maka tingkat kesadaran (Y) akan mengalami
kesadaran=10.552+1.012x + e. peningkatan sebesar 1.012. Hasil uji koefisien
regresi pada peneltian ini diperoleh bernilai
Tabel 1. Rangkuman Hasil Analisis Regresi positif artinya terjadi hubungan yang positif
Linier Sederhana antara mean artery pressure dengan tingkat
kesadaran, yang artinya semakin nilai mean
Variabel Koefisien Hasil Signifikansi
Regresi Uji artery pressure meningkat maka semakin
Koefisien 1.012 t=7.648 0.000 meningkatkan tingkat kesadaran.
Regresi Pada tabel 2, didapatkan nilai residual
MAP (unstandardized residual) pada penelitian ini
Konstanta 10.552 =1.157 0.114 diperoleh semakin mendekati nilai 0. Dengan
R 0,870 demikian model regresi yang digunakan pada
R2 0,778 penelitian ini mampu melakukan prediksi
F F=38.717 0.000 dengan baik (nilai MAP mampu memprediksi
atau mendeteksi tingkat kesadaran pasien).
Tabel 2. Nilai Prediksi Tingkat Kesadaran Nilai tingkat kesadaran yang diprediksi dapat
dilihat pada kolom predicted value.
Hasil perhitungan uji t diperoleh derajat
kebebasan (df) n-k-1=34-2-1=31 dengan pengujian
2 sisi (signifikansi = 0,025), maka perbandingan
harga t hitung = 6.961> t tabel = 2.042 dengan tingkat
signifikansi 95%. Dengan demikian Ho ditolak
dan Ha diterima, artinya bahwa ada pengaruh
secara signifikan antara nilai kritis mean artery
pressure denga n ti ngka t kes adara n .
Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai R
square sebesar 0.778, artinya nilai kritis mean
artery pressure mempunyai pengaruh terhadap
kesadaran pasien sebesar 77.8% dan sisanya
dipengaruhi variabel lain. Rangkuman hasil uji t
disajikan pada tabel 10.
Hasil uji statistik Uji R2 diperoleh nilai R
square sebesar 0.778, artinya nilai kritis mean
artery pressure mempunyai kontribusi terhadap
tingkat kesadaran pasien sebesar 77.8% dan
sisanya sebesar 22.2% dipengaruhi variabel
lain.

75
Jurnal Ners Vol. 11 No. 1 April 2016: 73-78

PEMBAHASAN dihubungkan dengan timbulnya arteriosklerosis.


Pada penyakit ini, tekanan arteri yang terutama
Karakteristik Pasien Cidera Kepala
meningkat; pada kira-kira sepersepuluh dari
Sebaran data jenis kelamin cidera kepala semua orang tua akhirnya meinngkat di atas
dari 34 responden pada penelitian ini sebagian 200 mmHg. Tekanan darah seseorang dapat
besar perempuan yaitu sebesar 52.9% dan lebih atau kurang dari batasan normal. Jika
sisanya laki-laki sebesar 47,1%. Hal ini melebihi nilai normal, orang tersebut menderita
bertolak belakang dengan laporan penelitian tekanan darah tinggi/hipertensi. Sebaliknya,
Nurfaise., Moh. Zainuddin (2012) yang jika kurang dari nilai normal, orang tersebut
menjelaskan bahwa jenis kelamin laki-laki menderita tekanan darah rendah /hipotensi.
terdata sebagian besar mengalami cidera Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir
kepala, yaitu sebanyak 73,3%, sedangkan setiap orang mengalami kenaikan tekanan
perempuan adalah sebanyak 26,7%. Namun darah. Tekanan sistolik terus meningkat sampai
demikian, dapat dijelaskan bahwa jenis kelamin usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus
perempuan pada penelitian terdata sebagian meningkat sampai usia 55 – 60 tahun,
besar mengalami cidera kepala karena kemudian berkurang secara perlahan atau
pelanggaran lalulintas dan kurangnya menurun drastis. Pada hipertensi sistolik
ketrampilan mengendarai sepeda motor terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg
sehingga mengakibatkan kecelekaan. atau lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari
Sebaran umur pada pasien cidera kepala 90 mmHg dan tekanan diastolik masih dalam
dari 34 responden pada penelitian ini sebagian keadaan normal. Hipertensi ini sering
besar adalah lanjut usia sebesar 58.8%, usia tua ditemukan pada usia lanjut. Hal ini sesuai
sebesar 38.3%, dan sisanya remaja sebesar pendapat yang disampaikan Potter, P.A & Perry
2.9%. Di laporkan sebelumnya melalui (2005) yang menjelaskan bahwa Tekanan darah
penelitian yang dilakukan oleh Nurfaise., Moh. dewasa cenderung meningkat seiring dengan
Zainuddin., Wicaksono (2012) yang menjelaskan pertambahan usia.
bahwa kelompok usia pasien cedera kepala Perubahan tingkat kesadaran biasanya dimulai
tersering adalah kelompok usia 15 - 60 tahun dengan adanya gangguan fungsi diensefalon yang
yaitu sebanyak 81,2%. Kelompok usia pasien ditandai kebuntuan, kebingungan, letargi dan
cedera kepala yang paling sedikit yaitu akhirnya stupor. Penurunan kesadaran yang
kelompok umur lebih dari 60 tahun sebesar 2%, berkelanjutan terjadi pada disfungsi otak tengan
sedangkan untuk 5-14 tahun adalah sebanyak dan ditandai dengan semakin dalamnya keadaan
(16,8%). Dengan melihat perbandingan data stupor. Akhirnya dapat terjadi disfungsi medula
penelitian kejadian cidera kepala tersebut secara dan pons yang menyebabkan koma. Penurunan
umum ada kesamaan angka kejadian cidera progresif kesadaran ini digambarkan sebagai
kepala, yang membedakan kategori kelompok perkembangan rostal-kaudal. Volume intrakranial
umur. Pembagian kelompok umur ada yang kaku berisi jaringan otak (1400g), darah
penelitian ini adalah usia anak (2-17 tahun), (75ml), dan cairan serebro spinalis (75ml), volume
remaja (18-21 tahun), subur (22-35 tahun), tua dan tekanan pada ketiga komponen ini selalu
(36-45 tahun), dan usia lanjut >45 tahun). Usia berhubungan dengan keadaan keseimbangan.
lanjut pada penelitian merupakan prevalensi Adanya peningkatan salah satu dari komponen
yang aling banyak hal ini terjadi disebakan usia ini menyebabkan perubahan pada volume yang
tersebut merupakan risiko penurunan fungsi lain. Keadaan patologis seperti lesi, epileptik,
saraf, dan berkurangnya fungsi panca indera. stroke, infeksi dan bedah intrakranial dapat
Tekanan darah dalam kehidupan seseorang mengubah hubungan antara volume intrakranial
bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak dan tekanan.sehingga dapat menyebab kan
secara normal memiliki tekanan darah yang gangguan pada batang otak /diensefalon. Ketika
jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan terjadi gangguan kompensasi intracronial gagal
darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dan terjadi peningkatan tekanan intrakranial
dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan (TIK). Peningkatan tekanan intrakranial secara
aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. singnifikan dapat menurunkan aliran darah dan
Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; menyebabkan iskemia. Bila terjadi iskemia
paling tinggi di waktu pagi hari dan paling komplet dan lebih dari 3 sampai 5 menit, otak
rendah pada saat tidur malam hari. Kenaikan akan menderita kerusakan yang tidak dapat di
tekanan arteri pada usia tua biasanya perbaiki. Hal ini terjadi di sebabkan oleh

76
Deteksi Dini Derajad Kesadaran (Martono. Dkk.)

penurunan perfusi serebral yang mempengaruhi Selain itu, menurut Hayens (2003)
perubahan keadaan sel dan mengakibatkan menjelaskan bahwa tekanan darah dikontrol
hipoksia serebral. Pada fase-fase ini menunjukkan oleh otak, sistem saraf otonom, ginjal beberapa
perubahan status mental dan tanda – tanda vital kelenjar endokrin, arteri dan jantung. Otak
bradikardi, tekanan denyut nadi melebar dan merupakan pusat pengontrol tekanan darah di
perubahan pernafasan (Smeltzer, Suzanne C & dalam tubuh. Serabut saraf adalah bagian sistem
Bare, 2005). saraf otonom yang membawa isyarat dari
bagian tubuh untuk menginformasikan kepada
Prediksi tingkat kesadaran pasien dengan
otak perihal tekanan darah, volume darah dan
cidera kepala melalui pengukuran nilai kritis
kebutuhan khusus semua organ. Semua
mean artery pressure
informasi ini diproses oleh otak dan hasilnya
Nilai mean artery pressure pada penelitian dikirim melalui saraf menuju organ-organ tubuh
menjadi estimator secara tidak langsung termasuk pembuluh darah, yang ditandai
terhadap tingkat kesadaran pada pasien cidera dengan mengempis atau mengembangnya
kepala. Kecukupan mean artery pressure di pembuluh darah. Sistem reflek neuronal ini
otak memberikan kontribusi berat ringannya yang mengatur mean arterial pressure bekerja
gangguan kesadaran pada pasien cidera kepala. dalam suatu rangkaian umpan balik negatif
Hasil penelitian ini didukung laporan penelitian terdiri dari detektor, berupa baroreseptor yaitu
yang dipublikasikan oleh Jing-Yuan Xu, Si- suatu reseptor regang yang mampu mendeteksi
Qing Ma, Chun Pan, Hong-Li He, Shi-Xia peregangan dinding pembuluh darah oleh
Cai, Shu-Ling Hu, Ai-Ran Liu, Ling Liu, peningkatan tekanan darah, dan kemoreseptor,
Ying-Zi Huang, Feng-Mei Guo (2015) yang yaitu sensor yang mendeteksi perubahan PO2,
menjelaskan bahwa peningkatan mean arterial PCO2 dan PH darah, neuronal aferen pusat
pressure lebih dari 65 mmHg dapat memperbaiki kendali di medula oblongata. Neuronal eferen
mikrosirkulasi pada pasien shock septic. Selain itu yang terdiri dari sistem saraf otonom serta
penelitian yang dilakukan oleh Marc Leone, efektor, yang terdiri dari alat pemacu dan sel-
Pierre Asfar, Peter Radermacher, Jean-Louis sel otot jantung, sel-sel otot polos di arteri, vena
Vincent (2015) dijelaskan bahwa MAP sekitar dan medula adrenal. Gangguan pada susunan
75 hingga 85 mm Hg dapat mengurangi saraf pusat dan tekanan intrakranial
perkembangan cidera ginjal akut pada pasien mengakibatkan penurunan aliran darah ke otak
hipertensi arteri kronis. Akan tetapi, hasil dan kerusakan otak yang selanjutnya
penelitian ini bertolak belakang dengan mengakibatkan penurunan kesadaran.
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Balgis Desy, Joni Wahyuhadi, (2011) tentang SIMPULAN DAN SARAN
hubungan antara tekanan intrakranial dan
Simpulan
tekanan intraokular, tekanan intraokular dan
mean arterial pressure pada pasien dengan Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
cedera otak, dimana ditemukan korelasi yang pengaruh yang positif nilai kritis mean artery
signifikan antara tekanan intraokular pre dan pressure terhadap derajat kesadaran pasien
pasca operasi juga tekanan intrakranial pre dan cidera kepala dan nilai mean artery pressure
pasca operasi. Namun, korelasi antara tekanan mampu mendeteksi tingkat kesadaran pasien
intraokular dan tekanan intrakranial, dengan cidera kepala sebesar 77.8%. Hambatan
mean arterial pressure tidak signifikan. pelaksanaan penelitian ini adalah kesulitan
Namun demikian, dapat dijelaskan bahwa mengetahui langsung riwayat dan teknik
pasien dengan ceidera kepala secara patofisiologi pertolongan awal yang dilakukan oleh
memungkinkan terjadinya kerusakan jaringan otak masyarakat sebelum pasien tersebut dibawa di
(cereberal) dan peningkatan tekanan intrakranial, unit gawat darurat rumah sakit karena hal
sehingga sistem autoregulasi di otak sebagai tersebut dapat mempengaruhi nilai mean artery
susunan saraf pusat juga mengalami ganguan. Pada pressure dan berat ringannya cidera kepala .
cidera kepala, terganggunya mekanisme
autoregulasi otak akan berakibat aliran darah ke Saran
otak secara pasif tergantung pada mean arterial
Penentu k ebija kan (polic y m aker)
pressure, yang seanjutnya akan diikuti oleh
hendaknya meningkatkan informasi tentang
turunnya tekanan perfusi otak (TPO) dan aliran
pertolongan pertama pada pasien cidera kepala
darah ke otak (Guyton & Hall, 2005).

77
bagi tenaga kesehatan khususnya Arterial Pressure as Predictors of
teknik ambulasi pasien cidera kepala dan Cardiovascular Disease Risk in Men.
perlunya protap alogaritma atau prosedur tata Hypertension AHA Journal, 36, 801–807.
urutan penanganan kegawatandaruratan pada Jing-Yuan Xu, Si-Qing Ma, Chun Pan, Hong-Li
pasien cidera kepala. He, Shi-Xia Cai, Shu-Ling Hu, Ai-Ran
Perlunya memberdayakan kepada Liu, Ling Liu, Ying-Zi Huang, Feng-Mei
masyarakat untuk menjadi awam khusus yang Guo, Y. Y. and H.-B. Q. (2015). A high
diharapkan mampu memberikan penanganan mean arterial pressure target is associated
kegawatandaruratan pasien cidera kepala dengan with improved microcirculation in septic
cara memberikan pendidikan dan pelatihan karena shock patients with previous hypertension:
masyarakat sangat menentukan saat pertama kali a prospective open label study” yang
menemukan korban. hasilnya bahwa increasing mean arterial
pressure from 65 mmHg to normal levels
KEPUSTAKAAN is a. Critical Care Journal, 19(1), 130.
Marc Leone, Pierre Asfar, Peter Radermacher,
Balgis Desy, Joni Wahyuhadi, M. (2011).
Jean-Louis Vincent, and C. M. (2015).
Hubungan Antara Tekanan Intraokuli,
Optimizing mean arterial pressure in
Tekanan Intrakranial dan Mean Arterial
septic shock: a critical reappraisal of the
Pressure Pada Penderita Cedera Otak
literature. Critical Care Journal, 19(1),
Berat. Surabaya.
101.
Black, J.M. & Matassarin-Jacobs, F. (1993).
Nurfaise., Moh. Zainuddin., A. W. (2012).
Luckmann and Sorensen’s Medical-
Hubungan Derajat Cedera Kepala Dan
Surgical Nursing: a psychophysiologic
Gambaran Ct Scan Pada Penderita
approach. (4, Ed.). Philadelphia: W.B.
Cedera Kepala. Universitas Tanjungpura
Saunders Company.
Pontianak.
Guyton & Hall. (2005). Buku Ajar Fisiologi
Potter, P.A, Perry, A. . (2005). Buku Ajar
Kedokteran. Jakarta: EGC.
Fundamental Keperawatan : Konsep,
Hayens, B. (2003). Buku Pintar Menaklukan
Proses, Dan Praktik (Edisi 4).
Hipertensi. Jakarta: Ladang Pustaka dan
Price, Sylvia A., & Wilson, L. . (2006).
Intimedia.
Pathofosiologi: Konsep Klinis Proses–
Howard D. Sesso, Meir J. Stampfer, Bernard
Proses Penyakit. Jakarta: EGC.
Rosner, Charles H. Hennekens, J. Michael
Smeltzer, Suzanne C & Bare, B. G. (2005).
Gaziano, JoAnn E. Manson, R. J. G.
Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
(2000). Systolic and Diastolic Blood
Brunner & Suddarth. Jakarta: EGC.
Pressure, Pulse Pressure, and Mean

78

Anda mungkin juga menyukai