Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. karena atas ridho Allah
lah laporan ini telah bisa diselesaikan. Laporan ini ialah tentang analisis struktur
geologi. Laporan ini telah kami susun dengan usaha semaksimal mungkin dan
mendapat bantuan dari beberapa pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan laporan ini.
Tetapi dibalik dari semua ini, penulis memang sadar bahwa tidak
sepenuhnya dibilang baik tetapi masih banyak kekurangan dari segi apapun.
Harapan saya Laporan ini dapat diterima dan bermanfaat bagi Mahasiswa Teknik
Pertambangan dan juga bisa memenuhi tugas praktikum Geologi Struktur.
Wassalamualaikum Wr. Wb

Bandung, 10 Mei 2018


Penyusun,

Muhammad Reyhand Alfarrel

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan .................................................................... 1
1.2.1 Maksud................................................................................ 1
1.2.2 Tujuan ................................................................................. 1

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................. 2


2.1 Analisis struktur geologi ............................................................ 2
2.2 Klasisikasi Massa Batuan ......................................................... 3
2.3 Longsoran berdasarkan analisis struktur geologi ...................... 4

BAB III TUGAS DAN PEMBAHASAN ................................................ 7


3.1 Tugas .................................................................................... 7
3.2 Pembahasan ........................................................................ 7

BAB III ANALISA .............................................................................. 12


BAB IV KESIMPULAN ...................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Endapan mineral ataupun batuan merupakan salah satu kekayaan alam
yang berpengaruh terhadap perekonomian nasional. Oleh karena itu berbagai
upaya dilakukan untuk mengetahui kuantitas dan kualitas dari suatu endapan
mineral selalu dilakukan dengan tingkat kepastian yang lebih tinggi. Semakin
jauh suatu tahapan eksplorasi, maka semakin besar pula tingkat keyakinan yang
akan dihasilkan berupa kuantitas dan kualitas sumber daya mineral dan
cadangan yang akan dilakukan usaha penambangan.
Berdasarkan tahapan eksplorasi yang dilakukan, maka akan
menggambarkan pula tingkat kayakinan terhadap sumberdayanya. Dilakukan
suatu usaha pengklasifikasian sumber daya mineral dan cadangan untuk
meningkatkan potensi suatu bahan galian.. Oleh karena itu penting bagi seorang
engineer untuk mempelajari dan menganalisis mengenai pengaruh keberadaan
struktur geologi yang memberikan dampak pada bahan galiannya dalam kondisi
massa batuan.

1.2 Maksud dan Tujuan


1.2.1 Maksud
Maksud dari praktikum kali ini dilakukan agar praktikan dapat mengetahui
dan memahami pengaruh struktu geologi pada suatu daerah penelitian.
1.2.2 Tujuan
1. Dapat mengetahui dan memahami penentuan volume overburden
2. Dapat mengetahui klasifikasi massa batuan berdasarkan suatu kondisi.

1
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Analisis Struktur Geologi


Struktur-struktur geologi yang terdapat di bumi dapat berguna juga
merugikan bagi kehidupan manuasia, untuk itu perlu dikaji dengan berbagai
metode yang nantinya dapat digunakan untuk berbagai keperluan dalam
pertambangan seperti untuk menganalis bencana yang memungkinkan terjadi
dalam suatu penambangan, mencari cebakan-cebakan bahan galian,
menentukan kemenerusan dari suatu lapisan batuan yang akan ditambang, dan
lain-lain.
Analisis struktur geologi ini dapat mencangkup sifat-sifat dari suatu
batuan yang menyusun suatu lapisan juga. Dalam hal ini dapat berupa
sifat fisik dan mekanik atau sifat-sifat yang diuji dalam kegeoteknikan.
Karena struktur-struktur yang ada akan sangat berpengaruh terhadap
kondisi batuan atau daerah yang akan diteliti khususnya daerah untuk
proses penambangan. Sehingga dari analisis struktur geologi ini dapat
ditentukan juga klasifikasi masa batuannya dan ananlisis untuk bencana
yang mungkin terjadi seperti longsor.

2.2 Klasifikasi Massa Batuan


Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, analisis struktur geologi
dapat mencangkup pembelajaran mengenai klasifikasi massa batuan.
Klasifikasi massa batuan ini dimaksudkan untuk :
1. Mengidentifikasi sifat massa batuan berdasarkan parameter-parameter
yang ada.
2. Membagi massa batuan ke dalam kelompok-kelompok.
3. Mengetahui karakteristik dasar sifat batuan.
4. Dapat menghubungkan sifat-sifat batuan terhadap kondisi disekitarnya.
5. Dapat memperoleh data-data yang diperlukan untuk desain teknik

2
3

6. Sebagai komunikasi geologist dan engineer.


Klasifikasi massa batuan yang dikenal saat ini adalah:
1. Metode klasifikasi beban batuan (rock load)
Klasifikasi ini dikemukakan oleh Karl von Terzaghi pada tahun 1946.
Metode klasifikasi ini digunakan pertama kali di Amerika untuk mendesain
terowongan yakni untuk penyangg baja, namun sudah tidak digunakan lagi
karena saat ini penyangga berasal dari beton.

Sumber: Ernest Hemingway, 2014


Gambar 2.1
Klasifikasi Beban Batuan
2. Klasifikasi stand-up time
Klasifikasi ini dikemukakan oleh Laufer pada tahun 1958 untuk
menentukan lama waktu terowongan dapat bertahan terhadap bertambahnya
span jika tanpa penyangga. Biasanya data yang digunakan untuk klasisikasi ini
adalah berasal dari RMR.

Sumber: Amalia Kamila Indah, 2015


Gambar 2.2
Chart Penentuan Stand Up Time
4

3. Rock Quality Designation (RQD)


Klasifikasi ini dikemukakan oleh Deere pada tahun 1964. Dapat disebut
juga persenan yang menunjukan kualitas massa batuan.

Sumber: Amalia Kamila Indah, 2015


Gambar 2.3
Nilai RQD Terhadap Kalsifikasi Massa Batuan
4. Rock Structure Rating (RSR)
Klasifikasi ini dikemukakan oleh Wickam, Tiedemann dan Skinner pada
tahun 1972 di AS. Metode klasifikasi ini berhubungan dengan klasifikasi beban
batuan oleh Terzaghi untuk menentukan jenis penyangga.

Sumber: Anonim, 2011


Gambar 2.4
Kalsifikasi Rock Structure Rating
5. Rock Mass Rating (RMR)
Klasifikasi ini sangat umum dan sering digunakan untuk pembelajaran
geomekanika yang dikemukakan oleh Bieniawski pada tahun 1976. Pada
klasifikasi ini dapat menentukan batas struktur yang disesuaikan dengan
kenampakan perubahan struktur geologi seperti patahan, perubahan kerapatan
kekar, dan perubahan jenis batuan. RMR ini dapat digunakan untuk terowongan.
lereng, dan pondasi.
5

Sumber: Jacob Milan, 2016


Gambar 2.5
Kalsifikasi Rock Mass Rating
6. Q-system
Klasifikasi ini dikemukakan oleh Barton et al pada tahun 1974. Dalam hal
ini Q adalah sebagai variabel yang haus dihitung dengan persamaan:

Keterangan:
RQD = Rock Quality Designation
Jn = jumlah set kekar
Jr = nilai kekasaran kekar
Ja = nilai alterasi kekar
Jw = faktor air tanah
6

SRF = faktor berkurangnya tegangan


Dalam hal ini juga tiap formula dalam rumus tersebut mempresentasikan
hal-hal berikut ini:
1. RQD/Jn merepresentasikan struktur massa batuan
2. Jr/Ja merepresentasikan kekasaran dan karakteritik gesekan antara
bidang kekar material pengisi.
3. Jw/SRF merepresentasikan tegangan aktif yang bekerja.
4. Nilai Q dapat digunakan untuk penentuan ditentukan jenis penyanggaan
yang dibutuhkan untuk terowongan.

2.3 Longsoran berdasarkan Analisis Struktur Geologi


Dengan mengetahui kondisi batuan yang ada pada suatu daerah
penelitian, terutama keadaan strukturnya dapat diketahui geometri, arah dan tipe
longsoran atau dapat diketahui bencana kemungkinan daerah tersebut.
Sehingga analisis geologi struktur sangat penting terkait adanya analisis
longsoran untuk menjaga desain tambang yang stabil dan pertambangan yang
akan dilakukan berjalan lancar.
Untuk mengetahu jenis longsorannya terdapat berapa klasifikasi jenis
longsoran yang dilakukan, yaitu:
1. Longsoran bidang, terjadi sepanjang bidang luncur dan terdapat sesar,
kekar juga bidang perlapisan batuan.

Sumber: Purnomo, 2009


Gambar 2.6
Longsoran Bidang
2. Longsoran baji, terjadi jika ada bidang lemah saling berpotongan dengan
syarat sudut perpotongan lebih besar dari sudut geser batuannya, dan
lebih kecil dari sudut kemiringannya.
7

Sumber: Purnomo, 2009


Gambar 2.7
Longsoran Baji
3. Longsoran guling, terjadi pada kemiringan lereng batuan berlawanan
kemiringan bidang lemahnya.

Sumber: Purnomo, 2009


Gambar 2.8
Longsoran Guling
4. Longsoran busur, terjadi jika material tanah lunak, yakni pelapukannya
tinggi dan adanya kekar yang rapat.

Sumber: Purnomo, 2009


Gambar 2.9
Longsoran Busur
BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN

3.1 Tugas
1. Membuat penampang setiap drill hole
2. Menentukan arah datangnya gaya utama dengan kekar
3. Menghitung nilai striping ratio

3.2 Pembahasan
1. Penampang setiap drill hole

Gambar 3.1
Penampang Drill Hole

Gambar 3.2
Penampang Drill Hole

8
9

Gambar 3.3
Penampang Drill Hole

Gambar 3.5
Penampang Drill Hole

Gambar 3.6
Penampang Drill Hole
10

2. Perhitungan striping ratio


Volume total overburden
SR = volume total batubara x density
22.633.051 m3 m3 (BCM)
= 46.806.993,84 m3 x 1.3 ton/BCM

=1:2,06
BAB IV
ANALISA

Dalam melakukan perhitungan keuntungan suatu kegiatan penambangan


banyak variabel yang harus diperhatikan. Misal dalam penentuan luas tanah
penutup dan bahan galian yang harus di excavasi, metode perhitungan
menggunakan media millimeter block tidaklah selamanya dapat digunakan untuk
dasar penentuan, karena kelurusan dan pola penampang yang dibuat
memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap hasil hitungan baik luas
ataupun nantinya volume dan tonase yang dihasilkan.
Heterogenitas overburden juga menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi nilai keuntungan suatu kegiatan penambangan, karena dengan
tidak seragamnya tanah penutup akan berdampak pada penggunaan density
yang berbeda dan dampaknya adalah pada nilai tonase yang dihasilkan. Selain
itu, tidak adanya acuan biaya pengupasan atau excavasi batubara dari
tempatnya juga menjadi faktor dari tingginya nilai keuntungan yang didapatkan
pada kegiatan penambangan.

12
BAB V
KESIMPULAN

Melalui apa yang telah dipaparkan dapat diketahui bahwa Analisis


struktur geologi sangat diperlukan karena struktur geologi sangat memberikan
pengaruh yang sangat signifikan terhadap suatu kondisi, dalam hal ini bukaan
tambang Salah satu hal yang menjadi pertimbangan dalam melakukan
perencanaan tambang adalah kondisi geologi utamanya berkaitan dengan
struktur yang berkembang pada daerah tersebut. Dalam melakukan analisis ada
beberapa tahap yang harus dilalui
Klasifikasi massa batuan yang termasuk dalam analisis struktur geologi,
terbagi menjadi 6 klasifikasi berdasarkan kondisi batuan yang dapat
menentukan perlakuan yang sesuai untuk suatu penambangan. Klasifikasi
tersebut adalah metode klasifikasi beban batuan (rock load), klasifikasi stand-up
time, Rock Quality Designation (RQD), Rock Structure Rating (RSR), Rock Mass
Rating (RMR), dan Q-system. Dari ke enam metode klasiikasi tersebut RMR
yang sering digunakan dalam klasifikasi massa batuan karena dinilai lebih
lengkap dan dapat mempresentasikan klasifikasi yang lainnya, juga Q-system
yang dapat digunakan untuk perhitungan berdasarkan struktur geologi kekar

13
DAFTAR PUSTAKA

1. Aprilia, Faridha, dkk. 2014. “Analisis Tipe Longsoran


dan Kestabilan Lereng Berdasarkan Orientasi Struktur Geologi”.
repository.ugm.ac.id. Diakses pada 9 Mei 2018. Pukul 17:00 WIB.

2. Kurniawan, Ricky Lin. 2015. “Bumi dan Sejarahnya”.


rickylinkurniawan.wordpress.com. Diakses pada 9 Mei 2017. Pukul
18:00 WIB.

3. Usop, Iriawansony. 2012. “Analisa Metode Kelongsoran Menurut


Beberapa Ahli”. www.academia.edu. Diakses pada 9 Mei 2017. Pukul
18:30 WIB.
PENILAIAN LAPORAN AKHIR

FOR BAB BAB BAB BAB DAP


BAB V
MAT (10) I (15) II (5) III (20) IV (30) US (5)
(15)

TOTAL NILAI
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai