Anda di halaman 1dari 41

KATA PENGANTAR

Bismillahhirrahmannirrahim
Assalamu’alaikum wr. wb.

Pertama-tama penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT.,


karena atas petunjuk dan rahmat-Nya laporan akhir praktikum petrologi berjudul
“Mineral dan Mineralogi”, Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik,
Universitas Islam Bandung ini dapat penulis selesaikan.
Dalam penyusunan laporan ini penulis juga ingin berterima kasih kepada
teman-teman, asisten dosen laboratorium geologi dan pihak-pihak lain yang telah
membantu penulis menyelesaikan laporan ini baik itu secara langsung maupun
tidak langsung. Semoga laporan ini dapat berguna bagi pihak-pihak yang
membutuhkan dan khususnya bagi penulis.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan dan
masih memiliki kesalahan, sehingga penulis mengharapkan saran yang bersifat
membangun bagi penulisan laporan di masa mendatang.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih, semoga Allah SWT. selalu
membimbing dan memberikan petunjuk kepada kita semua, Amin.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Bandung,17 Oktober 2017

Bagea Bagja Gumelar

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i


DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang..................................................................... 1
2.2 Maksud dan Tujuan ............................................................. 1
1.2.1 Maksud ...................................................................... 1
1.2.2 Tujuan Praktikum .................................................... 1

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................. 3


2.1 Mineral ................................................................................. 3
2.1.1 Pengertian Mineral ..................................................... 3
2.1.2 Mineral ....................................................................... 4
2.2 Mineralogi ............................................................................. 5
2.2.1 Sistem Sifat Fisik Mineral ............................................ 5
BAB III TUGAS DAN PEMBAHASAN.............................................. 8
3.1 Tugas............................................................................................... 8
3.2 Pembahasan ........................................................................... 8
BAB IV ANALISA ..................................................................................... 17
BAB V KESIMPULAN ............................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA

ii
3

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Geologi merupakan salah satu ilmu yang mempelajari keterbentukannya
permukaan bumi yang dapat membantu enginer memahami keadaan daerah yang
akan dilakukannya kegiatan penambangan
Geologi terpacu pada kegiatan explorasi serta kegiatan penambangan
yang harus memiliki pengetahuan tentang ilmu geologi tersebut.
Mineralogi merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang pengenalan
geologi atau dasar geologi, maka dari itu sebagai ahli geologi dibidang
pertambangan harus mengetahui tentang Mineralogi. Ilmu Mineralogi sangat
dibutuhkan dalam dunia pertambangan,terutama pada kegiatan lapangan,setiap
enginer tambang diwajibkan mengerti keadaan alam di sekitar tentu saja dalam
hal ini lebih tertuju pad acara keterbentukan mineral
1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Maksud dari kegiatan praktikum ini adalah untuk mendalami ilmu tentang
Mineral dan Mineralogi yang sangat berguna dalam dunia pertambangan
,contohnya dalam menentukan jenis Mineral.yang ada dibawah permukaan bumi
beserta cara keterbentukan mineral. Maka dari itu seorang ahli tambang harus
mengetahui proses-proses keterbentukan mineral dan fungsinya untuk kegiatan
pertambangan.
1.2.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah :
1. Mampu mendeskripsikan mineral
2. Mengetahui jenis-jenis pengklasifikasian mineral
3. Dapat menjelaskan cara keterbentukan mineral
4. Mengetahui fungsi mineral dalam dunia pertambangan

3
4

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian
Mineral adalah suatu bahan padatan anorganik yang secara struktural
homogen mempunyai komposisi kimia dan sifat-sifat fisik tertentu, dibentuk oleh
proses alamiah.

Sumber:Deri Ahmad, 2009


Gambar 1
Fluorit
Mineralogi adalah ilmu yang mempelajari mengenai structural homogen,
komposisi kimia, sifat-sifat fisik dan proses keterbentukan mineral secara alamiah.
Mineral itu merupakan persenyewaan anorganik asli, serta mempunyai susunan
kimia yang tetap. Yang dimaksud dengan persenyawaan kimia asli adalah bahwa
mineral itu harus terbentuk dalam alam, karena banyak zat-zat yang mempunyai
sifat-sifat yang sama dengan mineral, dapat dibuat didalam laboratorium. Sebuah
zat yang banyak sekali terdapat dalam bumi adalah SiO2 dan dalam ilmu
mineralogi, mineral itu disebut kuarsa. Sebaliknya zat inipun dapat dibuat secara
kimia akan tetapi dalam hal ini tidak disebut mineral melainkan zat Silisium
dioksida .
2.2 Sifat Fisik
Setiap mineral memiliki identitasnya tersendiri berdasarkan sifat fisiknya,
berikut sifat-sifat fisik mineral :
1. Kilap
Kilap didefinisikan sebagai objek fisis atau cahaya yang dipantulkan oleh
permukaan ,mineral saat terkena cahaya. Kilap dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis, yaitu :

4
5

 Galena
 Pirit
 Kalkopirit
 Grafit
 Hematit
 Magnetit
Kilap Non Logam
Kilap non logam atau non metallic luster terbagi atas
 Kilap Intan
 Kilap sutera
 Kilap kaca
 Kilap damar
 Kilap tanah
 Kilap mutiara
2. Warna
Warna mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat warna
mineral tidak masuk kedalam katoegori untukk pemberian nama mineral, akan
tetapi dari warna khas suatu mineral dapat diketahui mineral tersebut memiliki sifat
fisik seperti sesuai dengan nama mineral tersebut.
3. Kekerasan
Kekerasan mineral adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan.
Standar kekerasan mineral yang digunakan dibuat oleh Friderich Mohs dari
Jerman dan lebih dikenal dengan skala Mohs. Skala Mohs memiliki 10 skala
dimulai dari yang lebih lunak ke yang lebih keras yaitu :
Skala Kekerasan Mineral Rumus Kimia
1 Talc H2Mg3 (SiO3)4
2 Gypsum CaSO4. 2H2O
3 Calcite CaCO3
4 Fluorite CaF2
5 Apatite CaF2Ca3 (PO4)2
6 Orthoklase K Al Si3 O8
7 Quartz SiO2
8 Topaz Al2SiO3O8
9 Corundum Al2O3
10 Diamond C

5
6

4. Warna Goresan
Warna serbuk lebih khas dibandingkan dengan warna mineral secara
keseluruhan, sehingga dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi mineral
(Sapiie, 2006). Warna goresan dapat didapatkan dari goresan mineral terhadap
bidang porselen atau dilihat dari bubuk mineral yang tergores pada bidang
porselen tersebut. Warna goresan ini dapat sama dengan warna asli mineral data
pula berbeda.
5. Pecahan
Pecahan adalah kecenderungan mineral untuk terpisah-pisah dalam arah
yang tidak teratur apabila mineral dikenai gaya. Perbedaan pecahan dengan
belahan dapat dilihat dari sifat permukaan mineral apabila memantulkan sinar.
Permukaan bidang belah akan nampak halus dan dapat memantulkan sinar
seperti cermin datar, sedang bidang pecahan memantulkan sinar ke segala arah
dengan tidak teratur (Danisworo, 1994).
6. Bidang Belah
Bidang belah didefinisikan sebagai suatu kecenderungan suatu mineral
untuk membelah bidangnya saat terpecah. Karena keteraturan sifat dalam mineral,
maka belahan akan nampak berjajar dan teratur (Danisworo, 1994). Tenaga
pengikat atom di dalam sruktur kritsal tidak seragam ke segala arah, oleh sebab
itu bila terdapat ikatan yang lemah melalui suatu bidang, maka mineral akan
cenderung membelah melalui suatu bidang, maka mineral akan cenderung
membelah melalui bidang-bidang tersebut.
Contoh mineral yang mudah membelah adalah kalsit yang mempunyai tiga arah
belahan sedang kuarsa tidak mempunyai belahan.
7. Bentuk
Bentuk didefinisikan sebagai sifat fisis yang terlihat secara visual terlihat
oleh mata atau alat optic seperti mikroskop yang menyerupai suatu bangun 3
dimensi.Mineral ada yang berbentuk kristal, mempunyai bentuk teratur yang
dikendalikan oleh system kristalnya, dan ada pula yang tidak. Mineral yang
membentuk kristal disebut mineral kristalin. Mineral kristalin sering mempunyai
bangun yang khas disebut amorf (Danisworo, 1994).
8. Berat Jenis

6
7

Berat jenis adalah suatu perbadingan antara berat suatu mineral dengan
volumenya. Berat didalam air yang terhitung adalah berat mineral dikurangi
dengan berat air yang volumenya sama dengan volume butirnya.
9. Kemagnitan
Kemagnetan adalah sifat mineral yang terpengaruh atau tidaknya dengan
medan magnet. Diatakan sebagai feromagnetic bila mineral dengan mudah tertarik
gaya magnet seperti magnetik, phirhotit. Mineral-mineral yang menolak gaya
magnet disebut diamagnetic, dan yang tertarik lemah yaitu paramagnetic. Untuk
melihat apakah mineral mempunyai sifat magnetik atau tidak kita gantungkan pada
seutas tali/benang sebuah magnet, dengan sedikit demi sedikit mineral kita
dekatkan pada magnet tersebut. Bila benang bergerak mendekati berarti mineral
tersebut magnetik. Kuat tidaknya bias kita lihat dari besar kecilnya sudut yang
dibuat dengan benang tersebut dengan garis vertikal.
10. Kelistrikan
Kelistrikan merupakan kecenderungan suatu mineral dalam
menghantarkan listrik.Sifat listrik mineral dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu
pengantar arus atau konduktor dan tidak menghantarkan arus disebut non
konduktor. Kemudian ada yang disebut dengan istilah semikonduktor yaitu mineral
yang bersifat sebagai konduktor dalam batas-batas tertentu.
11. Daya Lebur Mineral
Daya lebur mineral didefinisikan sebagai batas suatu mineral menahan
kalor dari sumber kalor itu sendiri hingga mineral tersebut melebur, daya lebur
mineral dilakukan dengan membakar bubuk mineral dalam api. Daya leburnya
dinyatakan dalam derajat keleburan.
2.3 Klasifikasi
Berdasarkan sifat kimianya, menurut Berzellius, klasifikasi mineral dapat
digolongkan menjadi 8 jenis, yaitu :
1. Unsur-unsur murni (Native Elements)
Unsur-unsur murni ini adalah unsur-unsur bebas yang tidak tergabung
dengan unsur lain atau disebut dengan senyawa. Dikelompokan menjadi 3 yaitu :
 Logam/metal, unsur-unsur bersifat sangat padat, lunak, dapat ditempa dan
merupakan penghantar listrik yang baik. Contohnya : emas (Au, Merkuri
(Mg) , Platina (Pt)

7
8

 Semi logam, merupakan penghantar listrik yang kurang baik, contohnya :


Arsenik (As, Antimori (Sb), Bismut (Bi)
 Non Logam, tidak dapat menghantarkan arus listrik; berwarna transparant
(jernih dan jelas) hingga transculent (tembus cahaya) dan cenderung
mempunyai bidang belahan kristal yang jelas. Contohnya : Sulfur (S),
Carbon (C)
2. Sulfida
Sulfida merupakan suatu campuran unsur (senyawa) kimiawi dimana unsur
ini bergabung dengan unsur-unsur logam atau semi logam lain membentuk suatu
senyawa.Sulfida dibagi menjadi dua yaitu Tellurides dan Arsenides
3. Halida
Halida adalah suatu campuran unsur yang membentuk senyawa kimia
antara unsur unsur logam dengan unsur unsur halogen yaitu florin, klorin, bromin,
iodin, astatin atau golongan VI tabel periodic unsur kimia.
4. Oksida dan Hidroksida
Oksida ter susun atas unsur-unsur yang bersenyawa dengan oksigen (O2).
Sedangkan hidroksida adalah campuran unsur-unsur logam dengan air dan
hidroksil (OH -). dapat ditegaskan bahwa Hydrosida dapat terbentuk melalui reaksi
kimia antara oksida dan air; sehingga biasanya mempunyai kekerasan mineral
yang rendah/lunak (2 - 2,5)
5. Karbonat, Nitrat, dan Borat
Karbonat adalah persenyawaan antara unsur-unsur logam, semi logam
yang bersenyawa dengan karbonat radikal. Nitrat adalah persenyawaan kimia
antara unsur-unsur logam atau semi logam dengan senyawa nitrat radikal. Borat
adalah persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam atau semi logam dengan
senyawa borat radikal.
6. Sulfat, Kromat, Molibda, dan Tungstat
Sulfat adalah persenyawaan kimia dimana satu atau lebih unsur-unsur
logam bersenyawa dengan Sulfates radical (SO4)-2.. Kromat adalah persenyawaan
kimia antara unsur-unsur logam bersenyawa dengan Chromates radical (CrO4)-2.
Molibda adalah persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam dengan
Molybdates radical (MoO4)-2. Tungstat Adalah persenyawaan kimia antara unsur-
unsur logam dengan Tungstate radical (WO4)-2.
7. Fosfat, Arsenat, dan Vanadat

8
9

Fosfat Adalah persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam dengan


Phospate radical (PO4)-8.Arsenat adalah Adalah persenyawaan kimia antara
unsur-unsur logam dengan Arsenate radical (AsO4)-8. Vanadat adalah
persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam dengan Vanadate radical (VO4)-
3
/(VO4)-1.
8. Silikat
Silikat adalah persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam dengan salah
satu dari Si – O tetrahedra (SiO4)-4 tunggal atau berantai.Silikat dibagi menjadi 6
kelas yaitu :
 Nesosilikat
 Sorosilikat
 Siklosilikat
 Inosilikat
 Fisosilikat
 Tektosilikat

9
10

BAB III
TUGAS DAN PENDAHULUAN

3.1 Tugas
3.1.1 Pendeskripsian 7 Mineral
3.1.2 Contoh contoh mineral berdasarkan factor keterbentukannya beserta foto
dan pendeskripsiannya masing – masing 3 mineral.
3.1.3 Sebutkan , jelaskan dan gambarakan keterbentukan mineral.
3.1.4 Fungsi mineral dalam dunia pertambangan
3.2 Pembahasan

10
11

3.2.1 Pendeskripsian mineral


A Mineral 1
1. Kode :LG/Mn/43/2017
2. Warna :Pale Golden Rock
3. Kilap :Logam
4. Kekerasan: :2,5 – 5,5
5. Pecahan :Hackley
6. Belahan :Sempurna
7. Ketahanan :Britle
8. Gores :Tidak ada
9. Kemagnetan :Diamagnetik
10. Transparansi :Opaque
11. Perawakan :Memika
12. Nama Mineral :Pirit
13. Golongan :Sulfida
14. Sistem Kristal :Isometrik
15. Berat Jenis :4,7

Foto 3.1
Mineral 60

Gambar 3.1
Mineral 60

11
12

B Mineral 2
1. Kode :LG/Mn/55/2017
2. Warna :White Smoke
3. Kilap :Kaca
4. Kekerasan: :2,5 – 5,5
5. Pecahan :Subconcoidal
6. Belahan :Sempurna
7. Ketahanan :Britle
8. Gores :Ada, putih
9. Kemagnetan :Diamagnetik
10. Transparansi :Translucent
11. Perawakan :Meniang
12. Nama Mineral :Kalsit
13. Golongan :Sulfida
14. Sistem Kristal :Trigonal
15. Berat Jenis :2,71

Foto 3.1
Mineral 60

Gambar 3.1
Mineral 60

12
13

C Mineral 3
1. Kode :LG/Mn/115/2017
2. Warna :Sandy Brown
3. Kilap :Tanah
4. Kekerasan: :0 – 2,5
5. Pecahan :Uneven
6. Belahan :Tidak Sempurna
7. Ketahanan :Britle
8. Gores :Ada, Coklat
9. Kemagnetan :Diamagnetik
10. Transparansi :Opaque
11. Perawakan :Membata
12. Nama Mineral :Bauksit
13. Golongan :Hydroxides
14. Sistem Kristal :Octahedral
15. Berat Jenis :2,5 – 2,6

Foto 3.1
Mineral 60

Gambar 3.1
Mineral 60

13
14

D Mineral 4
1. Kode :LG/Mn/75/2017
2. Warna :Sandy Brown
3. Kilap :Tanah
4. Kekerasan: :0 – 2,5
5. Pecahan :Uneven
6. Belahan :Tidak Sempurna
7. Ketahanan :Britle
8. Gores :Ada, Coklat
9. Kemagnetan :Diamagnetik
10. Transparansi :Opaque
11. Perawakan :Membata
12. Nama Mineral :Bauksit
13. Golongan :Hydroxides
14. Sistem Kristal :Octahedral
15. Berat Jenis :2,5 – 2,6

Foto 3.1
Mineral 60

Gambar 3.1
Mineral 60

14
15

E Mineral 5
1. Kode :LG/Mn/66/2017
2. Warna :White
3. Kilap :Mutiara
4. Kekerasan: :0 – 2,5
5. Pecahan :Even
6. Belahan :Tidak Sempurna
7. Ketahanan :Britle
8. Gores :Ada, Putih
9. Kemagnetan :Diamagnetik
10. Transparansi :Opaque
11. Perawakan :Mondok
12. Nama Mineral :Talk
13. Golongan :Silikat
14. Sistem Kristal :Monoklin atau Triklin
15. Berat Jenis :2,5 – 2,8

Foto 3.1
Mineral 60

Gambar 3.1
Mineral 60

15
16

F Mineral 6
1. Kode :LG/Mn/116/2017
2. Warna :Dim Gray
3. Kilap :Logam
4. Kekerasan: :0 – 2,5
5. Pecahan :Hackley
6. Belahan :Tidak Sempurna
7. Ketahanan :Britle
8. Gores :Tidak ada
9. Kemagnetan :Diamagnetik
10. Transparansi :Opaque
11. Perawakan :Memika
12. Nama Mineral :Galena
13. Golongan :Sulfida
14. Sistem Kristal :Isometrik.
15. Berat Jenis :7,58

Foto 3.1
Mineral 60

Gambar 3.1
Mineral 60

16
17

G Mineral 7
1. Kode :LG/Mn/85/2017
2. Warna :Black
3. Kilap :Logam
4. Kekerasan: :>5,5
5. Pecahan :Uneven
6. Belahan :Tidak Sempurna
7. Ketahanan :Maleable
8. Gores :Ada, Hitam
9. Kemagnetan :Paramagnetik
10. Transparansi :Opaque
11. Perawakan :-
12. Nama Mineral :Magnetite
13. Golongan :Oxides
14. Sistem Kristal :Isometrik
15. Berat Jenis :5,2

Foto 3.1
Mineral 60

Gambar 3.1
Mineral 60

17
18

3.2.2 Contoh contoh mineral berdasarkan factor keterbentukannya beserta


foto dan pendeskripsiannya masing – masing 3 mineral.
1. Akibat Kristalisasi Magma
a Olivine

Foto 3.8
- Nama Mineral :Olivine
- Rumus Kimia (Mg,Fe)2 (SIO4)
- Berat Jenis :3,4 – 4,3
- Sistem Kristal :Orthorombik
- Warna :Hijau, Kekuningan
- Goresan :-
- Kekerasan :6,5 - 7
b. Biotit

Foto 3.9
- Nama Mineral :Biotit
- Rumus Kimia :K(MgFe)3(AlSI3O10)(OH)
- Berat Jenis :-
- Sistem Kristal :Monoklin
- Warna :Hijau,Coklat
- Goresan :-
- Kekerasan :2,5 - 3

18
19

c. Kuarsa

Foto 3.10
- Nama Mineral :Kuarsa
- Rumus Kimia :SIO2
- Berat Jenis :2,65
- Sistem Kristal :Hexagonal
- Warna :Bening Putih
- Goresan :-
- Kekerasan :7

2. Sublimasi
a. Belerang

Foto 3.11
- Nama Mineral :Belerang
- Rumus Kimia :C
- Berat Jenis :2,1
- Sistem Kristal :Orthorombik
- Warna :Kuning
- Goresan :-
- Kekerasan :1,5 – 2,5

19
20

b. Kasiterit

Foto 3.12
- Nama Mineral :Kasiterit
- Rumus Kimia :-
- Berat Jenis :6,8 – 7,1
- Sistem Kristal :Tetragonal
- Warna :Kuning, coklat
- Goresan :Putih, abu
- Kekerasan :6 - 7
c. Topaz

Foto 3.13
- Nama Mineral :Topaz
- Rumus Kimia :Al2(SIO4)(FeOH)2
- Berat Jenis :19,3
- Sistem Kristal :Orthorombik
- Warna :Bening Kuning
- Goresan :-
- Kekerasan :8

20
21

3. Metasomatifme Kontak
a. Magnetit

Foto 3.14
- Nama Mineral :Magnetit
- Asal :Indonesia
- Kilap :Metalik
- Sistem Kristal :Isometrik
- Warna :Hitam Besi
- Goresan :Hitam
- Kekerasan :5,6 – 6,1
- Berat Jenis :5,2
b. Nematit

Foto 3.15
- Nama Mineral :Nematit
- Asal :Indonesia (Bukit Sambuag)
- Kilap :Metalik
- Sistem Kristal :Hexagonal
- Warna :Abu-abu
- Goresan :Merah
- Kekerasan :5,5 – 6,5
- Berat Jenis :5,26

21
22

- Manfaat :Sumber logam besi


c. Granit

Foto 3.16
- Nama Mineral :Granit
- Asal :Indonesia (Bukit Sambuag)
- Kilap :Metalik
- Sistem Kristal :Hexagonal
- Warna :Hitam, Jingga
- Goresan :Hitam
- Kekerasan :1 - 2
- Berat Jenis :2,09 – 2,3
- Manfaat :Industri Baja

4 Proses Hidrothermal
a. Emas

Foto 3.17
- Nama Mineral :Emas
- Rumus Kimia :Au
- Berat Jenis :19,3
- Sistem Kristal :Isometrik
- Warna :Kuning, emas
- Goresan :Kuning

22
23

- Kekerasan :2,5 – 3
- Berat Jenis : 19,3
b. Perak

Foto 3.18
- Nama Mineral :Perak (Ag)
- Rumus Kimia :Ag
- Asal :Indonesia
- Kilap :Metalik
- Sistem Kristal :Isometrik
- Warna :Putih, perak
- Goresan :Coklat
- Kekerasan :2,5 - 3
- Berat Jenis :10,5
- Belahan :Hackley
- Manfaat :Perhiasan

c. Tembaga

Foto 3.19
- Nama Mineral :Tembaga
- Rumus Kimia :Cu
- Asal :Indonesia
- Kilap :Metalik

23
24

- Sistem Kristal :Isometrik


- Warna :Merah tembaga
- Goresan :Merah metalik
- Kekerasan :2,5 - 3
- Berat Jenis :8,94
- Belahan :Tidak ada
- Manfaat :Konduktor listrik
5. Sedimantasi
a. Besi

Foto 3.20
- Nama Mineral :Besi
- Rumus Kimia :Fe
- Asal :Indonesia
- Kilap :Metalik
- Sistem Kristal :Isometrik
- Warna :Hitam
- Goresan :Hitam
- Kekerasan :4
- Belahan :Tidak ada
- Manfaat :Konduktor listrik
b. Mangan

Foto 3.21
- Nama Mineral :Mangan

24
25

- Rumus Kimia :Mn


- Asal :Indonesia
- Kilap :Metalik
- Sistem Kristal :Monoklin
- Warna :Abu-abu
- Goresan :Coklat
- Kekerasan :4
- Berat Jenis :4,33
c. Korondum

Foto 3.22
- Nama Mineral :Korundum
- Rumus Kimia :Al2O3
- Asal :Indonesia
- Kilap :Kaca
- Sistem Kristal :Hexagonal
- Warna :Merah, coklat, abu-abu
- Goresan :Putih
- Kekerasan :9
- Berat Jenis :4,0 – 4,1
6. Penguapan/Evaporasi
a. Fluorit

Foto 3.23

25
26

- Nama Mineral :Fluorit


- Rumus Kimia :CaF2
- Asal :Indonesia
- Kilap :Kaca
- Sistem Kristal :Isometrik
- Warna :Sangat bervariasi
- Goresan :Putih
- Kekerasan :4
- Berat Jenis :3,18
b. Arsen

Foto 3.24
- Nama Mineral :Arsen
- Rumus Kimia :Ag
- Asal :Indonesia
- Kilap :Metalik
- Sistem Kristal :Hexagonal
- Warna :Putih, perak
- Goresan :Abu-abu
- Kekerasan :3,5
- Berat Jenis :5,75
c. Nikel

Foto 3.25

26
27

- Nama Mineral :Nikel


- Rumus Kimia :Ni
- Asal :Indonesia, Sulawesi
- Kilap :Metalik
- Sistem Kristal :Isometrik
- Warna :Putih kebiruan
- Kekerasan :4 – 4,5
- Berat Jenis :7,8 – 8,2

7. Konsentrasi Mekanik dan Residual


a. Intan

Foto 3.26
- Nama Mineral :Intan
- Rumus Kimia :C
- Kilap :Kaca
- Sistem Kristal :Isometrik
- Warna :Bening, putih
- Kekerasan :10
b. Platina

Foto 3.27
- Nama Mineral :Platina
- Rumus Kimia :Pt

27
28

- Berat Jenis :21,4


- Sistem Kristal :Isometrik
- Warna :Abu-abu, putih
- Goresan :Abu-abu
- Kekerasan :4-4,3
c. Pirit

Foto 3.28
- Nama Mineral :Pirit
- Rumus Kimia :FeS2
- Berat Jenis :4,7
- Sistem Kristal :Kubik
- Warna :Kuning, emas
- Goresan :Hitam, kehijauan
- Kekerasan :6 – 6,5
8. Akibat Metamorfisme
a. Kianit

Foto 3.26
- Nama Mineral :Kianit
- Sistem Kristal :Triklin
- Warna :Biru
- Kekerasan :4,0 – 5,0
- Berat Jenis : 3,55 – 3,66

28
29

- Manfaat : Perhiasan
b Andalusit

Foto 3.26
- Nama Mineral :Andalusit
- Sistem Kristal :Orthorombik
- Warna :Putih
- Kekerasan :7 – 7,5
- Berat Jenis :3,16 – 3,24
- Goresan :Putih
c Asbes

Foto 3.26
- Nama Mineral :Asbes
- Sistem Kristal :Monoklin
- Warna :Putih, kelabu
- Kekerasan :6
- Goresan :Putih
- Kemagnetan :Diamagnetik
- Belahan :Sempurna
9. Oksidasi & Pengayaan Supergen
a Limonit

29
30

Foto 3.26
- Nama Mineral :Limonit
- Rumus Kimia :FeO(OH.nH2O)
- Warna :Gradasi kuning
- Kekerasan :4 – 5,5
- Goresan :Coklat
- Kemagnetan :Paramagnetik
- Belahan :Tidak ada
- Berat Jenis :2,9 – 4,3
- Perawakan :Halus membulat
c Siderit

Foto 3.26
- Nama Mineral :Siderit
- Warna :Coklat kekuningan
- Sistem Kristal :Trigonal
- Kekerasan :3,5 – 4
- Goresan :Putih
- Kemagnetan :Paramagnetik
- Belahan :Sempurna
- Berat Jenis :3,96

30
31

3.2.3 Sebutkan , jelaskan dan gambarakan keterbentukan mineral.


1. Akibat Kristalisasi Magma
Magma dapat diartikan sebagai cairan silikat panas yang mengandung
berbagai macam unsur kimia logam, semi logam, bahkan logam ataupun unsur-
unsur pembentuk gas (volafil). Magma terdaat pada lingkungan suhu dari tekanan
tinggi dan diperkirakan terdapat pada kedalaman 40 km dari permukaan bumi.
Salah satu mobilitas magma adalah intrusi yang menuju permukaan bumi dan
masuk kedalam rekahan-rekahan yang ada pada kulit bumi, mengalami
penurunan suhu yang signifikan kemudian mengkristal.

Gambar 3.8

2. Sublimasi
Sublimasi dapat didefinisikan sebagai proses pengendapan mineral dari
fasa gas menuju ke padat akibat dari berat jenis gasnya yang lebih besar
dibandingkan gas lain disekitarnya yang menjadikan gas ini mengendap,
mengalami penurunan suhu kemudian membentuk suatu padatan mineral.
Contoh dari sublimasi ini terdapat pada pembentukan sulfur (S) pada gunung api..
Letak keterdapatannya berada pada lubang-lubang (Fumarola) yang
mengeluarkan gas secara terus-menerus yang berasal dari rekahan-rekahan yang
menembus hingga permukaan bumi.

31
32

Gambar 3.9
3. Metasomatisme Kontak
Intrusi magma yang telah menjadi padat memiliki sisa magma berapa
cairan maupun gas-gas yang bersuhu tinggi dan bila bersentuhan dengan dinding
celah-celah batuan lainnya dapat mengadakan reaksi yang menghasilkan mineral-
mineral baru. Terdapat perbedaan antara metasomatisme kontak dengan proses
metamorfisme, dimana hanya suhu yang memiliki peranan yang kebanyakan
hanya mengalami pemanggangan saja (backing effect) pada metamorfisme.
Sedangkan pada metasomatisme kontak, selain suhu terdapat penambahan
tekanan pada sisa cairan magma yang dapat mengadakan reaksi dan
menghasilkan mineral baru. Metasomatisme kontak banyak menghasilkan jenis
mineral bahan galian.

Gambar 3.10
4. Proses Hydrotermal
Hasil akhir dari suatu pembekuan magma yang mengintrusi adalah cairan
sisa magma yang mengandung konsentrasi logam. Logam yang terdapat didalam
magma dan tidak ikut dalam pengkristalan sebelumnya. Cairan ini disebut dengan
cairan hydrothermal yang membawa logam-logam ketempat yang baru dianggap
sebagai asal dari deposit tinggi. Namun Park (1964) menyebutkan bahwa cairan
hydrothermal tidak perlu harus dari magma dan menurutnya istilah hydrothermal
bukan berarti genetic. Semua cairan yang terdiri dari air panas yang terbentuk dari
alam dimasukan kedalam cairan hidrothermal

32
33

Gambar 3.11

5. Sedimentasi
Batuan yang berasal dari hasil rombakan berbagai jenis batuan adalah
batuan sedimen. Batuan sedimen ini terbentuk dengan proses pertama tentunya
adalah pecahnya atau terabrasinya batuan sumber yang kemudian hasil
pecahannya tertransportasi dan mengendap di suatu area tertentu. proses-proses
tersebut telah lazim disebut sebagai proses-proses sedimentasi.
Proses sedimentasi pada batuan sedimen klastik terdiri dari 2 proses, yakni
proses sedimentasi secara mekanik dan proses sedimentasi secara kimiawi.
Proses Sedimentasi Mekanik Proses sedimentasi secara mekanik merupakan
proses dimana butir-butir sedimen tertransportasi hingga diendapkan di suatu
tempat. Proses ini dipengaruhi oleh banyak hal dari luar. Transportasi butir-butir
sedimen dapat dipengaruhi oleh air, gravitasi, angin, dan es. Dalam cairan,
terdapat dua macam aliran, yakni laminar (yang tidak menghasilkan transportasi
butir-butir sedimen) dan turbulent (yang menghasilkan transportasi dan
pengendapan butir-butir sedimen). Arus turbulen ini membuat partikel atau butiran-
butiran sedimen mengendap secara suspensi, sehingga butiran-butiran yang
diendapkan merupakan butiran sedimen berbutir halus (pasir hingga lempung).
Proses sedimentasi yang dipengaruhi oleh gravitasi dibagi menjadi 4, yakni yang
dipengaruhi oleh arus turbidit, grain flows, aliran sedimen cair, dan debris flow

33
34

Gambar 3.12
.6. Penguapan Atau Evaporasi
Penguapan merupakan proses yang penting, karena menghasilkan banyak endapan-
endapan mineral bukan logam. Proses ini hanya efektif pada daerah yang beriklim kering dan
panas pada umumnya, berlaku ketentuan bahwa garam-garam yang daya larutnya kecil dan
diendapkan terletak dahulu dan yang terakhir diendapankan jenis garram yang paling mudah
larut. Endapan eaporit berasal baik dari perairan danau maupun lautan yang tidak terbuka.

Gambar 3.13

34
35

7. Konsentrasi Mekanik dan Residual


Sedimentasi adalah suatu proses pengendapan material yang
ditransportasioleh media air, angin, es atau gletser di suatu cekungan. Delta yang
terdapat dimulut-mulut sungai adalah hasil dan proses pengendapan material-
material yangdiangkut oleh air sungai, sedangkan bukit pasir (sand dunes) yang
terdapat digurun dan di tepi pantai adalah pengendapan dari material-material
yang diangkutoleh angin.Endapan sedimen (sedimentary deposit) adalah tubuh
material padat yangterakumulasi di permukaan bumi atau di dekat permukaan
bumi, pada kondisitekanan dan temperatur yang rendah. Sedimen umumnya
(namun tidak selalu)diendapkan dari fluida dimana material penyusun sedimen itu
sebelumnya berada, baik sebagai larutan maupun sebagai suspense

Gambar 3.14
8. Oksidasi Dan Pengkayaan Supergen
Bila suatu bahan galian tersingkap oleh kegiatan erosi segera akan
terpengaruh pelapikan. Terutama endapan yang mengandung mineral sulfida,
mineral tersebut akan mengalami oksidasi dan pelarutan oleh air. Larutan yang
berasal dari mineral banyak mengandung asam sulfat H2SO4. Dan kemudian
bertindak sebagai pengaruh aktif terhadap mineral-mineral lainnya. Dengan kata
lain bijih asam teroksidasi dari banyak bagian mieral bijih tersebut tersebut yang
tercuci terbawa air yang merembes kebawah, yaitu bersama air perkolasi hingga
mencapai air tanah atau sampai pada batas kedalaman batuan peridotite yang
mengalami proses pengangkatan geologi dalam kurun waktu skala geologi.

35
36

Gambar 3.15
9. Akibat Metamorfisme
Metamorfisme menyebabkan mineral-mineral yang terkumpul berubah dan
membentuk endapan mineral-mineral baru factor-faktor utama yang
menyebabkam ,metamorfisme adalah perubahan suhu tekanan dan perubahan
air. Mineral nion logam yang bernilai sebagai endapan dibentuk daru batuan
dengan cara rekrisktaisasi dan kombinasi mineral-mineral pembentuk batuan.

Gambar 3.16
3.3.4 Fungsi Mineral Dalam Dunia Pertambangan
Fungsi mineral dalam dunia pertambangan banyak digunakan dalam
proses eksplorasi pertambangan, yaitu mencari sebaran bahan galian. Contoh
kasusnya adalah jika menemukan singkapan berupa bijih, kemenerusan pencarian

36
37

eksplorasi menuju arah hulu sungai, karena singkapan ini berasal dari batuan beku
yang terlapukan kemudian tertransportasi kearah hilir sungai, namun berbeda
kasus jika yang ditemukan berupa singkapan Nikel Laterit, kemenerusan
pencarian dilanjutkan menuju kearah bukan hulu dan hilir sungai, hal ini
disebabkan proses keterbentukan Nikel Laterit bukan dari batuan asalnya yang
terlapukan dihulu sungai, melainkan terjadi secara oksidasi dan pengayaan
supergen disekitar singkapan.
Mineral pertambangan pada umumnya memiliki fungsi yang bernilai tinggi
bagi ekonomi yaitu penjualan hasil tambang berupa mineral-mineral berharga.
Namun terlepas dari itu. Mineral berfungsi sebagai penyusun dari suatu batuan
beku, dari situ dapat diindikasikan bahwa suatu batuan beku memiliki nama sesuai
dengan kandungan mineral dan sifat fisik dari batuan beku tersebut.
Beberapa mineral memiliki fungsi dan manfaat khusus untuk dunia
pertambangan. Contohnya mineral dengan skala mosh yang tinggi bias dijadikan
sebagai mata bor juga contoh untuk industry kimia adalah fluorit.

37
BAB IV
ANALISA

Pada penjelasan mengenai oksidasi dan pengayaan supergen terjadi suatu


anomali dimana air hujan dapat masuk menembus kedalam batuan beku peridotite
maupun diolit yang bersifat ultra basa mengandung Fe dan Ni berada pada
kedalaman lebih kurang 40 km, hal ini dirasa tidak mungkin karena air hujan tidak
akan mampu menembus hingga kedalaman sedalam itu. Sebetulnya hal ini dapat
dijelaskan melalui proses-proses geologi, pada realnya keadaan ini terjadi pada
tambang Nikel Laterit di Sulawesi, batuan peridotite yang berada pada kedalaman
sekitar 40 km mengalami gaya pengangkatan geologi ke permukaan bumi dalam
jangka waktu skala geologi. Saat dipermukaan, tanah sekitar batuan mengalami
erosi sedangkan batuan peridotite itu sendiri mengalami pelapukan sehingga
timbulah retakan pada batuan sehingga air hujan dapat masuk kedalam batuan
peridotite tersebut. Didalam peridotite terjadi proses oksidasi dan pengayaan
supergen membentuk limonit dan saparonit. Hal ini bukan sekedar terpisah
dengan sendirinya melainkan adanya pengaruh berat jenis sehingga letak Ni
mendominasi dibagian bawah dari batuan peridotite sedangkan Fe mendominasi
dibagian atas batuan peridotite, tetapi tidak berarti terbagi dua sepenuhnya.
Pada proses metasomatisme kontak berbeda dengan proses
metamorfisme, perbedaannya adalah pada letak perubahan yang terjadi.
Metasomatisme kontak terjadi pada zona skarn yang bersentuhan langsung antara
uap panas dan cairan magma panas yang mengubah batuan beku contohnya
gamping yang akan mengubah sifat fisik dan kimia batuan gamping tersebut.
Sedangkan proses metamorfisme letaknya terjadi disekitar zona skarn, hasilnya
adalah hanya perubahan fisiknya saja tanpa terjadi perubahan kimia, yaitu adanya
backing effect pada batuan yang mengalami proses metamorfisme.

38
BAB V
KESIMPULAN

Mineral adalah suatu bahan padatan anorganik yang secara struktural


homogen mempunyai komposisi kimia dan sifat-sifat fisik tertentu, dibentuk secara
dialam secara alamiah.
Mineralogi adalah ilmu yang mempelajari struktural homogen, komposisi
kimia, sifat-sifat fisik dan proses keterbentukan mineral secara alamiah. Mineral itu
merupakan persenyewaan anorganik asli, serta mempunyai susunan kimia yang
tetap.
Sifat fisik mineral merupakan hal-hal mendasar yang terrlihat secara fisik
pada suatu mineral ada 11 sifat fisiknya yaitu, kilap, warna, goresan, kekerasan,
belahan, pecahan, bentuk, berat jenis, kemagnitan, daya lebur, dan kelistrikan.
Klasifikasimineral berdasarkan Berllezius dibagi menjadi 8 yaitu, unsur
murni, sulfide, halide, oksida dan hidroksida, (sulfat, kromat, molibda dan
tungstate), (fosfat, arsenat dan vanadate), dan silikat.
Fungsi mineral dalam dunia pertambangan banyak digunakan dalam
proses eksplorasi pertambangan, yaitu mencari sebaran bahan galian. Contoh
kasusnya adalah jika menemukan singkapan berupa bijih, kemenerusan pencarian
eksplorasi menuju arah hulu sungai, karena singkapan ini berasal dari batuan beku
yang terlapukan kemudian tertransportasi kearah hilir sungai, namun berbeda
kasus jika yang ditemukan berupa singkapan Nikel Laterit, kemenerusan
pencarian dilanjutkan menuju kearah bukan hulu dan hilir sungai, hal ini
disebabkan proses keterbentukan Nikel Laterit bukan dari batuan asalnya yang
terlapukan dihulu sungai, melainkan terjadi secara oksidasi dan pengayaan
supergen disekitar singkapan.

39
DAFTAR PUSTAKA

1. Ahmad,Deri, 2015, “Mineral dan Mineralogi”, rumusmenghitung.com,


diakses pada tanggal 16 Oktober 2017 pukul 19.00 WIB

2. Kevin, 2015, “Proses Keterbentukan Mineral”, rumusmenghitung.com,


diakses pada tanggal 16 Oktober 2017 pukul 19.00 WIB

3. Valent Titoe, Dhonie, 2014. “Kristal dan Kristalografi”, academia.edu,


diakses pada tanggal 16 Oktober 2017 pukul 19.35 WIB

4. Wiranto, Cahyono, 2013, “Klasifikasi Mineral Berzellius”,


cahyonogeo.blogspot.com, diakses pada tanggal 16 Oktober
2017 pukul 20.05 WIB.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai