Bismillahhirrahmannirrahim
Assalamu’alaikum wr. wb.
i
DAFTAR ISI
ii
3
BAB I
PENDAHULUAN
3
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian
Mineral adalah suatu bahan padatan anorganik yang secara struktural
homogen mempunyai komposisi kimia dan sifat-sifat fisik tertentu, dibentuk oleh
proses alamiah.
4
5
Galena
Pirit
Kalkopirit
Grafit
Hematit
Magnetit
Kilap Non Logam
Kilap non logam atau non metallic luster terbagi atas
Kilap Intan
Kilap sutera
Kilap kaca
Kilap damar
Kilap tanah
Kilap mutiara
2. Warna
Warna mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat warna
mineral tidak masuk kedalam katoegori untukk pemberian nama mineral, akan
tetapi dari warna khas suatu mineral dapat diketahui mineral tersebut memiliki sifat
fisik seperti sesuai dengan nama mineral tersebut.
3. Kekerasan
Kekerasan mineral adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan.
Standar kekerasan mineral yang digunakan dibuat oleh Friderich Mohs dari
Jerman dan lebih dikenal dengan skala Mohs. Skala Mohs memiliki 10 skala
dimulai dari yang lebih lunak ke yang lebih keras yaitu :
Skala Kekerasan Mineral Rumus Kimia
1 Talc H2Mg3 (SiO3)4
2 Gypsum CaSO4. 2H2O
3 Calcite CaCO3
4 Fluorite CaF2
5 Apatite CaF2Ca3 (PO4)2
6 Orthoklase K Al Si3 O8
7 Quartz SiO2
8 Topaz Al2SiO3O8
9 Corundum Al2O3
10 Diamond C
5
6
4. Warna Goresan
Warna serbuk lebih khas dibandingkan dengan warna mineral secara
keseluruhan, sehingga dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi mineral
(Sapiie, 2006). Warna goresan dapat didapatkan dari goresan mineral terhadap
bidang porselen atau dilihat dari bubuk mineral yang tergores pada bidang
porselen tersebut. Warna goresan ini dapat sama dengan warna asli mineral data
pula berbeda.
5. Pecahan
Pecahan adalah kecenderungan mineral untuk terpisah-pisah dalam arah
yang tidak teratur apabila mineral dikenai gaya. Perbedaan pecahan dengan
belahan dapat dilihat dari sifat permukaan mineral apabila memantulkan sinar.
Permukaan bidang belah akan nampak halus dan dapat memantulkan sinar
seperti cermin datar, sedang bidang pecahan memantulkan sinar ke segala arah
dengan tidak teratur (Danisworo, 1994).
6. Bidang Belah
Bidang belah didefinisikan sebagai suatu kecenderungan suatu mineral
untuk membelah bidangnya saat terpecah. Karena keteraturan sifat dalam mineral,
maka belahan akan nampak berjajar dan teratur (Danisworo, 1994). Tenaga
pengikat atom di dalam sruktur kritsal tidak seragam ke segala arah, oleh sebab
itu bila terdapat ikatan yang lemah melalui suatu bidang, maka mineral akan
cenderung membelah melalui suatu bidang, maka mineral akan cenderung
membelah melalui bidang-bidang tersebut.
Contoh mineral yang mudah membelah adalah kalsit yang mempunyai tiga arah
belahan sedang kuarsa tidak mempunyai belahan.
7. Bentuk
Bentuk didefinisikan sebagai sifat fisis yang terlihat secara visual terlihat
oleh mata atau alat optic seperti mikroskop yang menyerupai suatu bangun 3
dimensi.Mineral ada yang berbentuk kristal, mempunyai bentuk teratur yang
dikendalikan oleh system kristalnya, dan ada pula yang tidak. Mineral yang
membentuk kristal disebut mineral kristalin. Mineral kristalin sering mempunyai
bangun yang khas disebut amorf (Danisworo, 1994).
8. Berat Jenis
6
7
Berat jenis adalah suatu perbadingan antara berat suatu mineral dengan
volumenya. Berat didalam air yang terhitung adalah berat mineral dikurangi
dengan berat air yang volumenya sama dengan volume butirnya.
9. Kemagnitan
Kemagnetan adalah sifat mineral yang terpengaruh atau tidaknya dengan
medan magnet. Diatakan sebagai feromagnetic bila mineral dengan mudah tertarik
gaya magnet seperti magnetik, phirhotit. Mineral-mineral yang menolak gaya
magnet disebut diamagnetic, dan yang tertarik lemah yaitu paramagnetic. Untuk
melihat apakah mineral mempunyai sifat magnetik atau tidak kita gantungkan pada
seutas tali/benang sebuah magnet, dengan sedikit demi sedikit mineral kita
dekatkan pada magnet tersebut. Bila benang bergerak mendekati berarti mineral
tersebut magnetik. Kuat tidaknya bias kita lihat dari besar kecilnya sudut yang
dibuat dengan benang tersebut dengan garis vertikal.
10. Kelistrikan
Kelistrikan merupakan kecenderungan suatu mineral dalam
menghantarkan listrik.Sifat listrik mineral dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu
pengantar arus atau konduktor dan tidak menghantarkan arus disebut non
konduktor. Kemudian ada yang disebut dengan istilah semikonduktor yaitu mineral
yang bersifat sebagai konduktor dalam batas-batas tertentu.
11. Daya Lebur Mineral
Daya lebur mineral didefinisikan sebagai batas suatu mineral menahan
kalor dari sumber kalor itu sendiri hingga mineral tersebut melebur, daya lebur
mineral dilakukan dengan membakar bubuk mineral dalam api. Daya leburnya
dinyatakan dalam derajat keleburan.
2.3 Klasifikasi
Berdasarkan sifat kimianya, menurut Berzellius, klasifikasi mineral dapat
digolongkan menjadi 8 jenis, yaitu :
1. Unsur-unsur murni (Native Elements)
Unsur-unsur murni ini adalah unsur-unsur bebas yang tidak tergabung
dengan unsur lain atau disebut dengan senyawa. Dikelompokan menjadi 3 yaitu :
Logam/metal, unsur-unsur bersifat sangat padat, lunak, dapat ditempa dan
merupakan penghantar listrik yang baik. Contohnya : emas (Au, Merkuri
(Mg) , Platina (Pt)
7
8
8
9
9
10
BAB III
TUGAS DAN PENDAHULUAN
3.1 Tugas
3.1.1 Pendeskripsian 7 Mineral
3.1.2 Contoh contoh mineral berdasarkan factor keterbentukannya beserta foto
dan pendeskripsiannya masing – masing 3 mineral.
3.1.3 Sebutkan , jelaskan dan gambarakan keterbentukan mineral.
3.1.4 Fungsi mineral dalam dunia pertambangan
3.2 Pembahasan
10
11
Foto 3.1
Mineral 60
Gambar 3.1
Mineral 60
11
12
B Mineral 2
1. Kode :LG/Mn/55/2017
2. Warna :White Smoke
3. Kilap :Kaca
4. Kekerasan: :2,5 – 5,5
5. Pecahan :Subconcoidal
6. Belahan :Sempurna
7. Ketahanan :Britle
8. Gores :Ada, putih
9. Kemagnetan :Diamagnetik
10. Transparansi :Translucent
11. Perawakan :Meniang
12. Nama Mineral :Kalsit
13. Golongan :Sulfida
14. Sistem Kristal :Trigonal
15. Berat Jenis :2,71
Foto 3.1
Mineral 60
Gambar 3.1
Mineral 60
12
13
C Mineral 3
1. Kode :LG/Mn/115/2017
2. Warna :Sandy Brown
3. Kilap :Tanah
4. Kekerasan: :0 – 2,5
5. Pecahan :Uneven
6. Belahan :Tidak Sempurna
7. Ketahanan :Britle
8. Gores :Ada, Coklat
9. Kemagnetan :Diamagnetik
10. Transparansi :Opaque
11. Perawakan :Membata
12. Nama Mineral :Bauksit
13. Golongan :Hydroxides
14. Sistem Kristal :Octahedral
15. Berat Jenis :2,5 – 2,6
Foto 3.1
Mineral 60
Gambar 3.1
Mineral 60
13
14
D Mineral 4
1. Kode :LG/Mn/75/2017
2. Warna :Sandy Brown
3. Kilap :Tanah
4. Kekerasan: :0 – 2,5
5. Pecahan :Uneven
6. Belahan :Tidak Sempurna
7. Ketahanan :Britle
8. Gores :Ada, Coklat
9. Kemagnetan :Diamagnetik
10. Transparansi :Opaque
11. Perawakan :Membata
12. Nama Mineral :Bauksit
13. Golongan :Hydroxides
14. Sistem Kristal :Octahedral
15. Berat Jenis :2,5 – 2,6
Foto 3.1
Mineral 60
Gambar 3.1
Mineral 60
14
15
E Mineral 5
1. Kode :LG/Mn/66/2017
2. Warna :White
3. Kilap :Mutiara
4. Kekerasan: :0 – 2,5
5. Pecahan :Even
6. Belahan :Tidak Sempurna
7. Ketahanan :Britle
8. Gores :Ada, Putih
9. Kemagnetan :Diamagnetik
10. Transparansi :Opaque
11. Perawakan :Mondok
12. Nama Mineral :Talk
13. Golongan :Silikat
14. Sistem Kristal :Monoklin atau Triklin
15. Berat Jenis :2,5 – 2,8
Foto 3.1
Mineral 60
Gambar 3.1
Mineral 60
15
16
F Mineral 6
1. Kode :LG/Mn/116/2017
2. Warna :Dim Gray
3. Kilap :Logam
4. Kekerasan: :0 – 2,5
5. Pecahan :Hackley
6. Belahan :Tidak Sempurna
7. Ketahanan :Britle
8. Gores :Tidak ada
9. Kemagnetan :Diamagnetik
10. Transparansi :Opaque
11. Perawakan :Memika
12. Nama Mineral :Galena
13. Golongan :Sulfida
14. Sistem Kristal :Isometrik.
15. Berat Jenis :7,58
Foto 3.1
Mineral 60
Gambar 3.1
Mineral 60
16
17
G Mineral 7
1. Kode :LG/Mn/85/2017
2. Warna :Black
3. Kilap :Logam
4. Kekerasan: :>5,5
5. Pecahan :Uneven
6. Belahan :Tidak Sempurna
7. Ketahanan :Maleable
8. Gores :Ada, Hitam
9. Kemagnetan :Paramagnetik
10. Transparansi :Opaque
11. Perawakan :-
12. Nama Mineral :Magnetite
13. Golongan :Oxides
14. Sistem Kristal :Isometrik
15. Berat Jenis :5,2
Foto 3.1
Mineral 60
Gambar 3.1
Mineral 60
17
18
Foto 3.8
- Nama Mineral :Olivine
- Rumus Kimia (Mg,Fe)2 (SIO4)
- Berat Jenis :3,4 – 4,3
- Sistem Kristal :Orthorombik
- Warna :Hijau, Kekuningan
- Goresan :-
- Kekerasan :6,5 - 7
b. Biotit
Foto 3.9
- Nama Mineral :Biotit
- Rumus Kimia :K(MgFe)3(AlSI3O10)(OH)
- Berat Jenis :-
- Sistem Kristal :Monoklin
- Warna :Hijau,Coklat
- Goresan :-
- Kekerasan :2,5 - 3
18
19
c. Kuarsa
Foto 3.10
- Nama Mineral :Kuarsa
- Rumus Kimia :SIO2
- Berat Jenis :2,65
- Sistem Kristal :Hexagonal
- Warna :Bening Putih
- Goresan :-
- Kekerasan :7
2. Sublimasi
a. Belerang
Foto 3.11
- Nama Mineral :Belerang
- Rumus Kimia :C
- Berat Jenis :2,1
- Sistem Kristal :Orthorombik
- Warna :Kuning
- Goresan :-
- Kekerasan :1,5 – 2,5
19
20
b. Kasiterit
Foto 3.12
- Nama Mineral :Kasiterit
- Rumus Kimia :-
- Berat Jenis :6,8 – 7,1
- Sistem Kristal :Tetragonal
- Warna :Kuning, coklat
- Goresan :Putih, abu
- Kekerasan :6 - 7
c. Topaz
Foto 3.13
- Nama Mineral :Topaz
- Rumus Kimia :Al2(SIO4)(FeOH)2
- Berat Jenis :19,3
- Sistem Kristal :Orthorombik
- Warna :Bening Kuning
- Goresan :-
- Kekerasan :8
20
21
3. Metasomatifme Kontak
a. Magnetit
Foto 3.14
- Nama Mineral :Magnetit
- Asal :Indonesia
- Kilap :Metalik
- Sistem Kristal :Isometrik
- Warna :Hitam Besi
- Goresan :Hitam
- Kekerasan :5,6 – 6,1
- Berat Jenis :5,2
b. Nematit
Foto 3.15
- Nama Mineral :Nematit
- Asal :Indonesia (Bukit Sambuag)
- Kilap :Metalik
- Sistem Kristal :Hexagonal
- Warna :Abu-abu
- Goresan :Merah
- Kekerasan :5,5 – 6,5
- Berat Jenis :5,26
21
22
Foto 3.16
- Nama Mineral :Granit
- Asal :Indonesia (Bukit Sambuag)
- Kilap :Metalik
- Sistem Kristal :Hexagonal
- Warna :Hitam, Jingga
- Goresan :Hitam
- Kekerasan :1 - 2
- Berat Jenis :2,09 – 2,3
- Manfaat :Industri Baja
4 Proses Hidrothermal
a. Emas
Foto 3.17
- Nama Mineral :Emas
- Rumus Kimia :Au
- Berat Jenis :19,3
- Sistem Kristal :Isometrik
- Warna :Kuning, emas
- Goresan :Kuning
22
23
- Kekerasan :2,5 – 3
- Berat Jenis : 19,3
b. Perak
Foto 3.18
- Nama Mineral :Perak (Ag)
- Rumus Kimia :Ag
- Asal :Indonesia
- Kilap :Metalik
- Sistem Kristal :Isometrik
- Warna :Putih, perak
- Goresan :Coklat
- Kekerasan :2,5 - 3
- Berat Jenis :10,5
- Belahan :Hackley
- Manfaat :Perhiasan
c. Tembaga
Foto 3.19
- Nama Mineral :Tembaga
- Rumus Kimia :Cu
- Asal :Indonesia
- Kilap :Metalik
23
24
Foto 3.20
- Nama Mineral :Besi
- Rumus Kimia :Fe
- Asal :Indonesia
- Kilap :Metalik
- Sistem Kristal :Isometrik
- Warna :Hitam
- Goresan :Hitam
- Kekerasan :4
- Belahan :Tidak ada
- Manfaat :Konduktor listrik
b. Mangan
Foto 3.21
- Nama Mineral :Mangan
24
25
Foto 3.22
- Nama Mineral :Korundum
- Rumus Kimia :Al2O3
- Asal :Indonesia
- Kilap :Kaca
- Sistem Kristal :Hexagonal
- Warna :Merah, coklat, abu-abu
- Goresan :Putih
- Kekerasan :9
- Berat Jenis :4,0 – 4,1
6. Penguapan/Evaporasi
a. Fluorit
Foto 3.23
25
26
Foto 3.24
- Nama Mineral :Arsen
- Rumus Kimia :Ag
- Asal :Indonesia
- Kilap :Metalik
- Sistem Kristal :Hexagonal
- Warna :Putih, perak
- Goresan :Abu-abu
- Kekerasan :3,5
- Berat Jenis :5,75
c. Nikel
Foto 3.25
26
27
Foto 3.26
- Nama Mineral :Intan
- Rumus Kimia :C
- Kilap :Kaca
- Sistem Kristal :Isometrik
- Warna :Bening, putih
- Kekerasan :10
b. Platina
Foto 3.27
- Nama Mineral :Platina
- Rumus Kimia :Pt
27
28
Foto 3.28
- Nama Mineral :Pirit
- Rumus Kimia :FeS2
- Berat Jenis :4,7
- Sistem Kristal :Kubik
- Warna :Kuning, emas
- Goresan :Hitam, kehijauan
- Kekerasan :6 – 6,5
8. Akibat Metamorfisme
a. Kianit
Foto 3.26
- Nama Mineral :Kianit
- Sistem Kristal :Triklin
- Warna :Biru
- Kekerasan :4,0 – 5,0
- Berat Jenis : 3,55 – 3,66
28
29
- Manfaat : Perhiasan
b Andalusit
Foto 3.26
- Nama Mineral :Andalusit
- Sistem Kristal :Orthorombik
- Warna :Putih
- Kekerasan :7 – 7,5
- Berat Jenis :3,16 – 3,24
- Goresan :Putih
c Asbes
Foto 3.26
- Nama Mineral :Asbes
- Sistem Kristal :Monoklin
- Warna :Putih, kelabu
- Kekerasan :6
- Goresan :Putih
- Kemagnetan :Diamagnetik
- Belahan :Sempurna
9. Oksidasi & Pengayaan Supergen
a Limonit
29
30
Foto 3.26
- Nama Mineral :Limonit
- Rumus Kimia :FeO(OH.nH2O)
- Warna :Gradasi kuning
- Kekerasan :4 – 5,5
- Goresan :Coklat
- Kemagnetan :Paramagnetik
- Belahan :Tidak ada
- Berat Jenis :2,9 – 4,3
- Perawakan :Halus membulat
c Siderit
Foto 3.26
- Nama Mineral :Siderit
- Warna :Coklat kekuningan
- Sistem Kristal :Trigonal
- Kekerasan :3,5 – 4
- Goresan :Putih
- Kemagnetan :Paramagnetik
- Belahan :Sempurna
- Berat Jenis :3,96
30
31
Gambar 3.8
2. Sublimasi
Sublimasi dapat didefinisikan sebagai proses pengendapan mineral dari
fasa gas menuju ke padat akibat dari berat jenis gasnya yang lebih besar
dibandingkan gas lain disekitarnya yang menjadikan gas ini mengendap,
mengalami penurunan suhu kemudian membentuk suatu padatan mineral.
Contoh dari sublimasi ini terdapat pada pembentukan sulfur (S) pada gunung api..
Letak keterdapatannya berada pada lubang-lubang (Fumarola) yang
mengeluarkan gas secara terus-menerus yang berasal dari rekahan-rekahan yang
menembus hingga permukaan bumi.
31
32
Gambar 3.9
3. Metasomatisme Kontak
Intrusi magma yang telah menjadi padat memiliki sisa magma berapa
cairan maupun gas-gas yang bersuhu tinggi dan bila bersentuhan dengan dinding
celah-celah batuan lainnya dapat mengadakan reaksi yang menghasilkan mineral-
mineral baru. Terdapat perbedaan antara metasomatisme kontak dengan proses
metamorfisme, dimana hanya suhu yang memiliki peranan yang kebanyakan
hanya mengalami pemanggangan saja (backing effect) pada metamorfisme.
Sedangkan pada metasomatisme kontak, selain suhu terdapat penambahan
tekanan pada sisa cairan magma yang dapat mengadakan reaksi dan
menghasilkan mineral baru. Metasomatisme kontak banyak menghasilkan jenis
mineral bahan galian.
Gambar 3.10
4. Proses Hydrotermal
Hasil akhir dari suatu pembekuan magma yang mengintrusi adalah cairan
sisa magma yang mengandung konsentrasi logam. Logam yang terdapat didalam
magma dan tidak ikut dalam pengkristalan sebelumnya. Cairan ini disebut dengan
cairan hydrothermal yang membawa logam-logam ketempat yang baru dianggap
sebagai asal dari deposit tinggi. Namun Park (1964) menyebutkan bahwa cairan
hydrothermal tidak perlu harus dari magma dan menurutnya istilah hydrothermal
bukan berarti genetic. Semua cairan yang terdiri dari air panas yang terbentuk dari
alam dimasukan kedalam cairan hidrothermal
32
33
Gambar 3.11
5. Sedimentasi
Batuan yang berasal dari hasil rombakan berbagai jenis batuan adalah
batuan sedimen. Batuan sedimen ini terbentuk dengan proses pertama tentunya
adalah pecahnya atau terabrasinya batuan sumber yang kemudian hasil
pecahannya tertransportasi dan mengendap di suatu area tertentu. proses-proses
tersebut telah lazim disebut sebagai proses-proses sedimentasi.
Proses sedimentasi pada batuan sedimen klastik terdiri dari 2 proses, yakni
proses sedimentasi secara mekanik dan proses sedimentasi secara kimiawi.
Proses Sedimentasi Mekanik Proses sedimentasi secara mekanik merupakan
proses dimana butir-butir sedimen tertransportasi hingga diendapkan di suatu
tempat. Proses ini dipengaruhi oleh banyak hal dari luar. Transportasi butir-butir
sedimen dapat dipengaruhi oleh air, gravitasi, angin, dan es. Dalam cairan,
terdapat dua macam aliran, yakni laminar (yang tidak menghasilkan transportasi
butir-butir sedimen) dan turbulent (yang menghasilkan transportasi dan
pengendapan butir-butir sedimen). Arus turbulen ini membuat partikel atau butiran-
butiran sedimen mengendap secara suspensi, sehingga butiran-butiran yang
diendapkan merupakan butiran sedimen berbutir halus (pasir hingga lempung).
Proses sedimentasi yang dipengaruhi oleh gravitasi dibagi menjadi 4, yakni yang
dipengaruhi oleh arus turbidit, grain flows, aliran sedimen cair, dan debris flow
33
34
Gambar 3.12
.6. Penguapan Atau Evaporasi
Penguapan merupakan proses yang penting, karena menghasilkan banyak endapan-
endapan mineral bukan logam. Proses ini hanya efektif pada daerah yang beriklim kering dan
panas pada umumnya, berlaku ketentuan bahwa garam-garam yang daya larutnya kecil dan
diendapkan terletak dahulu dan yang terakhir diendapankan jenis garram yang paling mudah
larut. Endapan eaporit berasal baik dari perairan danau maupun lautan yang tidak terbuka.
Gambar 3.13
34
35
Gambar 3.14
8. Oksidasi Dan Pengkayaan Supergen
Bila suatu bahan galian tersingkap oleh kegiatan erosi segera akan
terpengaruh pelapikan. Terutama endapan yang mengandung mineral sulfida,
mineral tersebut akan mengalami oksidasi dan pelarutan oleh air. Larutan yang
berasal dari mineral banyak mengandung asam sulfat H2SO4. Dan kemudian
bertindak sebagai pengaruh aktif terhadap mineral-mineral lainnya. Dengan kata
lain bijih asam teroksidasi dari banyak bagian mieral bijih tersebut tersebut yang
tercuci terbawa air yang merembes kebawah, yaitu bersama air perkolasi hingga
mencapai air tanah atau sampai pada batas kedalaman batuan peridotite yang
mengalami proses pengangkatan geologi dalam kurun waktu skala geologi.
35
36
Gambar 3.15
9. Akibat Metamorfisme
Metamorfisme menyebabkan mineral-mineral yang terkumpul berubah dan
membentuk endapan mineral-mineral baru factor-faktor utama yang
menyebabkam ,metamorfisme adalah perubahan suhu tekanan dan perubahan
air. Mineral nion logam yang bernilai sebagai endapan dibentuk daru batuan
dengan cara rekrisktaisasi dan kombinasi mineral-mineral pembentuk batuan.
Gambar 3.16
3.3.4 Fungsi Mineral Dalam Dunia Pertambangan
Fungsi mineral dalam dunia pertambangan banyak digunakan dalam
proses eksplorasi pertambangan, yaitu mencari sebaran bahan galian. Contoh
kasusnya adalah jika menemukan singkapan berupa bijih, kemenerusan pencarian
36
37
eksplorasi menuju arah hulu sungai, karena singkapan ini berasal dari batuan beku
yang terlapukan kemudian tertransportasi kearah hilir sungai, namun berbeda
kasus jika yang ditemukan berupa singkapan Nikel Laterit, kemenerusan
pencarian dilanjutkan menuju kearah bukan hulu dan hilir sungai, hal ini
disebabkan proses keterbentukan Nikel Laterit bukan dari batuan asalnya yang
terlapukan dihulu sungai, melainkan terjadi secara oksidasi dan pengayaan
supergen disekitar singkapan.
Mineral pertambangan pada umumnya memiliki fungsi yang bernilai tinggi
bagi ekonomi yaitu penjualan hasil tambang berupa mineral-mineral berharga.
Namun terlepas dari itu. Mineral berfungsi sebagai penyusun dari suatu batuan
beku, dari situ dapat diindikasikan bahwa suatu batuan beku memiliki nama sesuai
dengan kandungan mineral dan sifat fisik dari batuan beku tersebut.
Beberapa mineral memiliki fungsi dan manfaat khusus untuk dunia
pertambangan. Contohnya mineral dengan skala mosh yang tinggi bias dijadikan
sebagai mata bor juga contoh untuk industry kimia adalah fluorit.
37
BAB IV
ANALISA
38
BAB V
KESIMPULAN
39
DAFTAR PUSTAKA