Anda di halaman 1dari 6

RASFF - Peringatan Keamanan

Pangan dan Makanan


UE memiliki salah satu standar keamanan pangan tertinggi di dunia - sebagian besar berkat
diberlakukannya undang-undang UE yang solid, yang memastikan bahwa makanan aman bagi
konsumen. Alat utama untuk memastikan aliran informasi ke memungkinkan reaksi cepat ketika
risiko terhadap kesehatan masyarakat terdeteksi dalam rantai makanan adalah RASFF - Sistem
Siaga Cepat untuk Makanan dan Pakan .

Dibuat pada tahun 1979, RASFF memungkinkan informasi untuk dibagikan secara efisien antara
para anggotanya (Otoritas Keamanan Pangan Nasional Negara Anggota UE, Komisi, EFSA, ESA,
Norwegia, Liechtenstein, Islandia dan Swiss) dan menyediakan layanan 24 jam untuk memastikan
bahwa pemberitahuan dikirim, diterima dan ditanggapi secara kolektif dan efisien. Berkat RASFF,
banyak risiko keamanan pangan telah dihindari sebelum bisa membahayakan konsumen Eropa.

Informasi penting yang dipertukarkan melalui RASFF dapat menyebabkan produk ditarik dari
pasar. Sistem yang kuat, yang telah matang selama bertahun-tahun, RASFF terus menunjukkan
nilainya untuk memastikan keamanan pangan di UE dan sekitarnya.

Publikasi baru : laporan tahunan RASFF 2017 - BARU

Laporan tahunan RASFF 2017 memberikan wawasan mendalam tentang aktivitas RASFF pada 2017.
Data tentang pemberitahuan oleh negara-negara UE dianalisis dan disajikan oleh negara, jenis
makanan, dan jenis bahaya.

Portal RASFF
Portal RASFF menampilkan basis data online interaktif yang dapat ditelusuri. Ini memberikan akses
publik ke informasi ringkasan tentang pemberitahuan RASFF yang terakhir ditransmisikan serta
kemampuan untuk mencari informasi pada setiap pemberitahuan yang dikeluarkan di masa
lalu. Akses portal RASFF

Portal Konsumen RASFF


Portal konsumen RASFF telah tersedia bagi konsumen untuk digunakan sejak Juni 2014. Portal
ini menyediakan informasi terbaru tentang penarikan makanan dan peringatan kesehatan
masyarakat di semua negara Uni Eropa. Akses Portal Konsumen RASFF

Komisi Eropa menciptakan basis data RASFF untuk menjaga informasinya setransparan mungkin
kepada konsumen, operator bisnis, dan pihak berwenang di seluruh dunia. Akan tetapi, dalam
melakukan hal itu, diperlukan keseimbangan antara keterbukaan dan perlindungan informasi yang
dapat menyebabkan kerusakan ekonomi yang tidak proporsional ( pelajari lebih lanjut di Penafian ).

Presentasi berjudul: "Status dan Tantangan Keamanan Produk"—


Transcript presentasi:
1 Status dan Tantangan Keamanan Produk
Learning Session BRSDMKPStatus dan Tantangan Keamanan ProdukPerikanan Indonesia dari
Cemaran KimiaDwiyitnoBALAI BESAR RISET PENGOLAHAN PRODUK DAN BIOTEKNOLOGI
KELAUTAN DAN PERIKANANJakarta, 23 Mei 2017

2 Outline1. Latar Belakang 2. RASFF-EU & USA 3. KLB Biotoksin di Indonesia 4. Dukungan
Riset 5. Kesimpulan
3 Latar BelakangPangan : segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian,
perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah maupun tidak
diolah yang diperuntukkan sebagai makanan/ minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan
tambahan Pangan, bahan baku Pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses
penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan/minuman.Keamanan Pangan : kondisi &
upaya yang diperlukan untuk mencegah Pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan
benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia serta
tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga aman untuk
dikonsumsi.Kedaulatan Pangan : hak negara dan bangsa yang secara mandiri menentukan
kebijakan Pangan yang menjamin hak atas Pangan bagi rakyat dan yang memberikan hak bagi
masyarakat untuk menentukan sistem Pangan yang sesuai dengan potensi sumber daya
lokal.Kemandirian Pangan : kemampuan negara & bangsa dalam memproduksi Pangan yang
beraneka ragam dari dalam negeri yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan Pangan yang
cukup sampai di tingkat perseorangan dengan memanfaatkan potensi SDA, manusia, sosial,
ekonomi, & kearifan lokal secara bermartabat.Ketahanan Pangan : terpenuhinya Pangan bagi
negara s.d. perseorangan, yang tercermin dari tersedianya Pangan yang cukup, (jumlah &
mutunya), aman, beragam, bergizi, merata, & terjangkau serta tidak bertentangan dengan
agama, keyakinan, & budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, & produktif secara
berkelanjutan.Pertahanan Pangan!UU RI No.18/2012 Tentang Pangan

4 Regulasi Terkait1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 Tentang


Pangan2. Permen KP No. PER.19/MEN/2010 Tentang Pengendalian Sistem Jaminan Mutu Dan
Keamanan Hasil Perikanan3. Permen KP No. PER.02/MEN/2007 Tentang Monitoring Residu
Obat, Bahan Kimia, Bahan Biologi pada Pembudidayaan Ikan.4. Kepmen KP No. KEP.
02/MEN/2007 Tentang Cara Budidaya Ikan Yang Baik5. Kepmen KP No. 52A/KEPMEN-KP/2013
Tentang Persyaratan Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Pada Proses Produksi,
Pengolahan dan Distribusi6. Keputusan No. 259/KEP-BKIPM/2013 tentang Program Monitoring
Hasil Perikanan7. The SPS agreement, GAP, GMP, GHP, HACCP, Traceability8. Council
Directive 91/493/EEC on Food Law9. The Rapid Alert System for Food and Feed (RASFF)10.
FDA Act (21 USC.381)11. The Food Sanitation Law and Quarantine Law12. The Canadian Food
Inspection Agency (CFIA)

5 Sumber Cemaran Produk Perikanan


1. Cemaran dari lingkungan;Raw Materials;Processing;Penyimpanan;Distribusi;dll

6 Jenis Sumber Cemaran Industries Household Agriculture Anthrophogenic


OrganicsAn-organicsOrganometalsBenda
asingHouseholdAnthrophogenicAgricultureAquacultureTransportSaxitoxinTetrodotoxinHistamine
SalmonellaBiocontaminantBiotoxinsNatural SourcesMicrobesParacites6

7 Proses Pemcemaran Produk Perikanan

8 ~11,000 T/d (~2,000 T/d) Jakarta Bay 22,506 ~5 Mio T/d


CMEA-JICA (2012), BPS DKI (2015)

9 Outline1. Latar Belakang 2. RASFF-EU & USA 3. KLB Biotoksin di Indonesia 4. Dukungan
Riset 5. Kesimpulan

10 Evolusi RASFF-EU LATAR BELAKANG No Negara 2011 2012 2013 2014 2015
20162017*1China5525354334133982681392Belanda74 981031135365892433Spanyol1291251
871664324592014Prancis122901201064781675Turki3193092252892971196India33634025719
92792051057USA12710116410720657Jepang37 21 14 22 12 19 ……Vietnam10977 8012686 2
7Thailand97 94 96 75 99 33 39Indonesia35 17 29 23 8Filipina13 11* : data s.d. April 2017
11 Kategori Produk & Jenis Bahaya - 2015 & 2016 RASFF-EU
630699294  450154  212473  672122  255175  329151  180159  205141 
278148 23010  3737683401251492540219216116180140167

12 Fish & Seafood Hazards LATAR BELAKANG No Hazard Category


Fish & ProductSeafood & Product*Total201520161Heavy
metal1057 281121332Pesticides- 3Food Add8 6 19 31 27 37 4Residu
obat10 13 15 21 25 5Chem & Indust cont12Biotoxin16Biocontaminant33 38Pathogen
m.o.40 39 46 78 861179Parasite11 22Poor
treatment35 17 52 57Others42 50 48284325127173411498* : Bivalve, mollusk, cephalopods,
crustacean

13 Profil RASFF Produk Perikanan Indonesia (2011-2016)


Jenis Bahaya201120122013201420152016% ∑Logam Berat4 2 5 37Histamine3 16Residu kimia
& obat1Mikroba Pathogen14 30LabellingMik. non-pathogen-Lainnya*Jumlah9 24 10 7* Lainnya :
CO; improper Cold Chain System; SO3

14 Logam Berat - Ikan RASFF-EU


NoNegara20132014201520161Spanyol57 58 69 67 2Portugal11 15 20 16 3Vietnam19 12 5 10...
Indonesia4TOTAL9611710576Shortfin mako shark (Isurus oxyrinchus)Swordfish (Xiphias
gladius)Blue shark (Prionace glauca)Red snapper (Lutjanus spp.)Yellowfin tuna (Thunnus
albacares)Smooth hound (Mustelus mustelus)Cd: Ikan, Kekerangan, Cumi cumi

15 Penolakan Produk Perikanan Indonesia di EU Karena Cemaran Logam Berat


201520142013

16 Trend Penolakan Produk Perikanan Indonesia (EU 2011-2016)

17 US-Import Alert Red List Produk Perikanan Indonesia


Jenis Bahaya∑-Perush.Detention Without Physical Examination of Seafood Products due to the
Presence of SalmonellaSalmonella110Detention Without Physical Examination of Seafood and
Seafood Products from Specific Manufacturers/Shippers due to Decomposition and/or
HistaminesHistamin18Detention Without Physical Examination of Frog Legs13Detention Without
Physical Examination of Crustaceans due to ChloramphenicoChloramphenicolDetention Without
Physical Examination of Seafood Products due to NitrofuransNitrofuran5Detention Without
Physical Examination of Mahimahi Because of Histamine and Decomposition2Detention Without
Physical Examination of Fish/Fishery Products from Foreign Processors (Mfrs.) Not in
Compliance with Seafood HACCPProses ProduksiMisbranded SeafoodMissbranding1Detention
Without Physical Examination of Fish and Fishery Products For Importer And Foreign Processor
(Manufacturer) CombinationsFulthyDetention Without Physical Examination of Aquaculture
Seafood Products due To Unapproved DrugsEnrofloxacin

18 Batasan Cemaran Logam Berat


Hg (mg/kg)MeHg (mg/kg)Cd (mg/kg)Pb (mg/kg)FAO-WHO (1991)1.000.50EC
Reg.1881/20060.050.30US-FDAnl-2.00Japan0.40SNI 2710/20060.10SNI 7387/2009

19 Kasus Penolakan Produk Perikanana Indonesia


(US FDA )*: data s.d. Juni 2016

20 Alasan Penolakan Produk Perikanana Indonesia


(US FDA )
21 Outline1. Latar Belakang 2. RASFF-EU & USA 3. KLB Biotoksin di Indonesia 4. Dukungan
Riset 5. Kesimpulan

22 HABs & KLB Hasil Perikanan


TahunJenis HABs/KLBLokasiDampak1977, 1993Pyrodinium bahamenseTeluk Kao-1987Meritrix
meritrixMakassarKorban meninggal1994P. bahamenseAmbon2004-5, 2015Blooming
planktonTeluk JakartaKematian masal ikan2000, 2013Lampung2010Ikan & kerangMuna, Buton,
Bau bau3 orang meninggal2012Ikan pindangCianjur18 orang dirawat2014KerangTuban2 orang
dirawat2014, 2015Ikan buntalMaumere1 & 9 orang meninggalKerang simpingGresik4 orang
meninggal2016Ikan asapBatusangkar10 orang dirawatKerang hijauKuninganPuluhan
dirawatIkan asinPurworejo1 orang meninggalIkan tongkolSumenep5 orang dirawatIkan tongkol
asapSleman53 orang dirawatIkan BuntalLumajangJeneponto2 orang meninggalIkan tuna
bakarRuteng NTTCirebon

23 Outline1. Latar Belakang 2. RASFF-EU & USA 3. KLB Biotoksin di Indonesia 4. Dukungan
Riset 5. Kesimpulan

24 MONITORING LOGAM BERAT


Pb: 65ppbCd: 12ppbCu: 13ppbHg: 10ppbPb: 11-35ppmCd: ppbCu: 7-75ppmHg: ppbContoh:
Rochyatun & Rozak (2008); Arifin & Fadhlina (2009); Paundanan et al (2015);

25 Distribusi Cemaran Hg

27 R2 R5 R4 R1 R8 R9R10R11R12R13R14R15R16B2 B1 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9B10B11B12B
13B14B15B16B17B18B19B20B21B22B23B24B25B26R3 R6Pb distribution in sedimentRiver I
sampling (0 – 70µg/kg)River II sampling (0 – 357µg/kg)Bay I Sampling (3 – 50µg/kg)Bay II
sampling (37 – 199µg/kg)

28 Teluk Lampung

30 Logam Berat Hasil Perikanan (ppm)

31 Logam Berat pada Hasil Perikanan (ppm)

32 Logam Berat pada Ikan Indonesia


Widiastuti et al (2010)TunaAgusa et al (2007)

33 BATASAN CEMARAN LOGAM BERAT (μg/g)


SumberHg/me-HgAs/iAsCd PbCODEX-/0.5i-1.0k0.1/-2.0k0.3iEC Reg.1881/20060.5-0.050.3US-
FDA-/1.080/-nl-2.00.5i/2.0kFSANZ-/Japan0.4/0.3SNI0.5i/1.0kp1.0/-0.10.3i/0.4p/ 0.5u/1.0ki : ikan;
k: kekerangan; u: udang/krustasea; p: ikan predator

34 BIOTOXIN

35 MONITORING MARINE BIOTOXIN


2-10 ng/g63.9 ng/gng/g10-30 ng/gng/gng/gPSP – DSP - ASPContoh: Lusiastuti (2003);
Mulyasari et al (2003); Sidharta (2004); Thoha et al (2007); Aditya et al (2013)

36 BATASAN CEMARAN MARINE BIOTOXIN (ng/g)


BiotaToksinFAO-WHO (2009)EC (2004)Jenis PlanktonShellfishPSP(STX, GTX)800Gonyaulax
sp, Gymnodinium sp, Pyrodinium sp, Alexandrium sp,DSP(OA)45160Dinophysis sp,
Prorocentrum sp,NSP(BTX)ASP(DA)4.50020.000Nitzchia,
PseudonitzchiaAZP(AZA)30Azadinium sp, AmphidomaIkanCFP(CTX)0.015Gambierduscus sp,
Prorocentrum sp, Ostreopsis Sp, Coolia sp, Thecadinium sp, Amphidinium sp.

37 P. PariP. PramukaK

38 KERANGKA PENELITIAN SAMPLING ANALISIS IN SITU ANALISIS LABO OUTPUT


Teluk JakartaFisiko-KimiaProfil Fisiko-KimiaSedimen (20)Logam Berat, AirDistribusi Logam
Berat & NutrienAir (20)Nutrien & LogamPlankton (20)IdentifikasiJenis & KelimpahanKerang
(10+8)Ikan (8+6)Krustasea (2+Logam Berat, Biotoksin,Kadar AirDistribusi Logam Berat &
Biotoksin, Zona perikananSungai UtamaFisiko-KimiaProfil Fisiko-KimiaSedimen (17)Logam
BeratDistribusi Logam Berat & NutrienAir (17)Nutrien & LogamWaktu Sampling: April & Oktober

39 1. Profil Fisiko Kimia Perairan Teluk Jakarta

40 2. Profil Nutrien Perairan Teluk Jakarta

41 3. Profil Fisiko Kimia Sungai di Jakarta

42 4. Profil Nutrien Perairan Sungai di Jakarta

43 5. Potensi Cemaran Biotoksin di Perairan Teluk Jakarta


LokasiParameterAprilSeptemberCilincingRasio N/P180.4Spesies STXAlexandrium (8.3%)-Red
tideProtoperidinium (41.7%) Ceratium (33.3%)Prorocentrum (16.7%)Protoperidinium
(70.0%)Ceratium (16.7%), Gonyaulax (10.0%)Phyrophacus (3.3%)Dinoflagelata202 sel/l2.000
sel/lKalibaru100.3Alexandrium (11.5%)Gymnnodinium (1.2%)Ceratium (51.7%)Protoperidinium
(32.2%) Phyrophacus (2.3%)Prorocentrum (1.2%)Protoperidinium (57.1%)Ceratium
(35.7%)Gonyaulax (7.1%)1.474 sel/l700 sel/lDadap-Kamal2.4Noctiluca (33.8%)Protoperidinium
(28.2%)Ceratium (22.2%)Phyrophacus (8.9%)Protoperidinium (56.6%)Pyrocystis
(35.1%)Gonyaulax (7.6%), Phyrophacus (6.8%)Dinophysis (3.1%), Ceratium (3.1%)1.347
sel/l8.128 sel/l

44 6. N/P rasio di Perairan Teluk Jakarta

45 7. Potensi Cemaran STX di Perairan Teluk Jakarta


PSP ToxinSTXKerang hijau (Kalibaru) 47 ng/gKerang hijau (Cilincing)Kerang hijau (Dadap-
Kamal)Kerang darah (Muara Bendera)Kerang batik (Muara Bendera)d. Kerang darah (Muara
Bendera) e. Kerang batik (Muara Bendera)

46 7. Potensi Cemaran CTX & Red Tide di Perairan T. Jakarta


No.FitoplanktonP. PramukaP. PariCilincingSel./m3%DIATOMAE1Amphora-
33,33320.002Bacteriastrum0.07199,9980.003Coscinodiscus133,3324Chaetoceros599,9941.242
,866,6385Dactyliosolen233,3310.486Ditylum7Guinardia66,6668Hemiaulus9Lauderia466,6620.0
110Nitzschia866,6581.8099,99960.002,799,9720.0611Rhizosolenia266,66412Skeletonema46,1
99,53895.854,339,956,60099.3213Thalassiosira21,799,7820.5014Thalassiothrix0.55Jumlah
Diatomae48,199,518100166,6654,368,756,31299.98DINOFLAGELLATA16Ceratium533,32817G
onyaulax18Protoperidinium399,99619ProrocentrumDinoflagellata999,9900.02

47 HABs Incidences

48 Outline1. Latar Belakang 2. RASFF-EU & USA 3. KLB Biotoksin di Indonesia 4. Dukungan
Riset 5. Kesimpulan
49 Kontaminan Utama Produk Perikanan Indonesia
Logam Berat(TTC & sejenisnya)Biotoxin(Krustasea)Histamin(TTC & sejenisnya)Residu Obat &
Kimia(Krustasea)

50 RangkumanData penolakan hasil perikanan Indonesia di UE & USA menunjukkan kasus


penolakan yang masih signifikan dari tahun ke tahun.Jenis sumber penolakan utama adalah
cemaran logam berat, mikroba patogen, residu histamin & cemaran kimia & obat
hewan.Beberapa penyebab penolakan menunjukkan kecenderungan meningkat seperti residu
logam berat & histamin.Berbagai upaya mitigasi perlu dilakukan secara komprehensif untuk
meningkatkan jaminan mutu hasil perikanan Indoinesia serta mengurangi kasus penolakan
produk pada pasar global.

51 Langkah Antisipatif & Perbaikan


Identifikasi distribusi spasial & temporal cemaranIdentifikasi spesies/kelompok spesies
potensialIdentifikasi sumber cemaran, traceabilityIdentifikasi knowledge gapDiseminasi
informasiMonitoring kontinyu & sistematisData base yang terintegrasiMitigasi sumber cemaran
potensialEarly warning & zonasi pengelolaan kawasanCapacity building & Evaluasi
efektivitasnya

52 Terima Kasih

53 ReferensiKKP Statistic of Indonesian Fisheries. Ministry of Marine Affairs and Fisheries


(MMAF-RI)Sunoko R & Huang HW Indonesia tuna fisheries development and future strategy.
Mar. Pol. 43:Widiastuti, Putro, S., Fardiaz, D., Trilaksani & Inaoka, T Change in freshness of
steak and loin tuna during 15-day chilled storage. J Fish Aqu Sci. 1-11

Anda mungkin juga menyukai