Anda di halaman 1dari 55

BIMBINGAN TEKNIS

ISO/IEC 17021-9
Bagi Lembaga Sertifikasi
SNI ISO 37001 Sistem Manajemen Anti
Penyuapan
Jakarta
28 September 2017

The better the question. The better the answer.


The better the world works.
Agenda Pelatihan

► Hasil Survei Terbaru

► Konsep Fraud dan Penyuapan

► Skema Penyuapan

► Peraturan Terkait Penyuapan

► Struktur Korporasi

Page 2
Hasil Survei
Terbaru

Page 3
Tahukah Anda?

63% responden di Asia Pasifik berpendapat bahwa


praktek penyuapan atau korupsi
terjadi secara meluas di negara mereka. Tren terbaru ini
meningkat dari hasil di tahun 2013 dan 2015.

63%

2017

Sumber: EY Global Fraud Survey, 2017

Page 4
Tahukah Anda?

Di Indonesia, 32%
responden mengatakan
pernah melakukan suap

Sumber: Global Corruption Barometer 2017

Page 5
Merupakan Hal yang Umum untuk Melakukan
Penyuapan
Responden di Asia Pasifik berpendapat merupakan
hal yang umum untuk melakukan penyuapan demi
memenangkan kontrak pada industri atau sektor
tempat mereka bekerja.

35% 31% 14%


2017 2015 2013

Sumber: Asia-Pacific Fraud Survey 2017

Page 6
Pengguna Jasa yang Mengatakan Telah
Membayarkan Suap Di Indonesia
Kasus suap tertinggi
dilakukan untuk Polisi, dan Police
Polisi Rumah Sakit Umum Utilitas
kedua tertinggi dilakukan
untuk membuat ID dan
Perizinan

Sekolah Negeri ID dan Perizinan Pengadilan

Sumber: Global Corruption


Barometer 2017

Page 7
Karyawan Percaya Bahwa Perilaku Tercela
Dibenarkan Dalam Menjaga Kelangsungan Bisnis

Page 8
Organisasi Dinilai dari Nilai Etika yang
Diterapkan

dari responden
mempertimbangkan budaya
kepatuhan sebagai salah
satu faktor yang penting dalam
memilih tempat kerja

dari responden menyatakan jika


organisasi terlibat dalam
kecurangan, penyuapan dan
korupsi akan memengaruhi
keinginan mereka untuk
bekerja bagi organisasi
tersebut
Sumber: Asia-Pacific Fraud Survey 2017
Page 9
Manajemen Puncak dan Perilaku Tidak Etis

45% 51%
perilaku tidak etis
dibenarkan untuk
meningkatkan manajemen
penjualan dan puncak merasa
mencatat pendapatan tertekan
demi memenuhi menyembunyikan
target keuangan
jangka pendek informasi terkait
44%
Bersedia menawarkan
perbuatan tercela

uang tunai untuk


memenangkan atau
mempertahankan
bisnis
49%
responden berpendapat bahwa
manajemen puncak mereka akan
mengabaikan perilaku tidak etis
untuk mencapai target pendapatan
perusahaaan
Sumber: EY Global Fraud Survey, 2017

Page 10
Konsep Kecurangan dan Penyuapan

Page 11
Apakah Kecurangan?

Kecurangan adalah tindakan atau


kelalaian yang disengaja, yang dirancang
untuk mengelabui orang lain,
menyebabkan kerugian bagi orang lain
dan/atau pelaku memperoleh
keuntungan
(AICPA and ACFE, 2008)

KECURANGAN – NIAT =
Kecurangan meliputi elemen-elemen berikut EROR
ini:
1. Sebuah gambaran
2. mengenai suatu hal material,
3. yang salah,
4. dan disengaja,
5. yang diyakini
6. dan ditindaklanjuti oleh korban
7. terhadap kerugian korban

Page 12
Kecurangan Tidak Terjadi Begitu Saja…

Tekanan /
Motivasi

Kecurangan

Kesempatan Rasionalisasi

Page 13
Fenomena Gunung Es

20% - kecurangan diinvestigasi dan diadili

20% - kecurangan ditemukan namun tidak


diinvestigasi dan diadulu

60% - kecurangan belum terungkap

Page 14
Profil Pelaku Kecurangan

► Pria (umumnya)

► Usia di atas 30 tahun

► Riwayat pendidikan yang tinggi

► Kecil kemungkinan memiliki catatan


kriminal

► Menempati posisi kepercayaan

► Memiliki pengetahuan terkait sistem

► Memiliki pengalaman/pengetahuan
terkait akuntansi

► Memiliki perilaku konsumtif

► Kondisi mental baik


Page 15
Occupational Fraud Classification System –
ACFE

FRAUD

Asset Fraudulent
Corruption Statement
Misappropriation

Bribery Fraudulent Financial


Cash Misappropriation
Statement

Conflict of Interest
Other Asset Non-financial
Misappropriation Misstatement
Illegal Gratuities

Economic Extortion

Page 16
Korupsi (Corruption)

Corruption

Korupsi, dimana pelaku menyalahgunakan pengaruhnya dalam suatu


transaksi bisnis untuk mendapatkan keuntungan bagi dirinya sendiri atau
bagi orang lain, bertentangan dengan tanggung jawab mereka kepada
pemberi kerja mereka atau dengan hak milik orang lain (contohnya antara
lain menerima suap dan terlibat dalam konflik kepentingan).

Page 17
Penyalahgunaan Aset (Asset Misappropriation)

Asset Missapropriation

Penyalahgunaan Aset, yang melibatkan pencurian atau penyalahgunaan


aset organisasi (contohnya antara lain menggelapkan keuntungan,
mencuri persediaan dan payroll fraud).
Page 18
Pemalsuan Informasi Laporan Keuangan
(Fraudulent Statement)

Pemalsuan Informasi Pemalsuan Informasi Laporan Keuangan,


Laporan Keuangan yang secara umumnya melibatkan pemalsuan
laporan keuangan organisasi (contohnya
adalah mencatat pendapatan lebih besar dari
seharusnya, atau mencatat liabilitas/beban
lebih rendah dari seharusnya).

Page 19
Mana yang Paling Berisiko?

FRAUD

Asset Fraudulent
Corruption Statement
Misappropriation

Siapa yang Fokus dari Auditor Fokus dari Auditor


memantau korupsi? Internal Eksternal

Page 20
Apakah Penyuapan?

Dalam SNI ISO 37001, definisi


Penyuapan terdiri dari beberapa unsur,
antara lain:
1. melibatkan aktivitas menawarkan,
menjanjikan, memberikan, menerima
atau meminta
2. keuntungan yang tidak semestinya dari
nilai apapun, dapat dalam bentuk
keuangan atau non keuangan
3. dilakukan secara langsung atau tidak
langsung, dan terlepas dari lokasi
4. merupakan pelanggaran peraturan
perundangan
5. sebagai bujukan atau hadiah untuk orang
yang bertindak atau menahan diri dari
bertindak terkait kinerja dari tugas orang
tersebut

Page 21
Bentuk-bentuk “Keuntungan yang Tidak
Semestinya”
… merupakan segala bentuk pemberian yang tidak patut, dapat dalam bentuk
keuangan atau non keuangan

Keuangan Non Keuangan

► Uang tunai dan bentuk lain setara ► Tawaran pekerjaan untuk anggota
uang (voucher, diskon, rabat, dll) keuarga
► Valuta Asing ► Beasiswa untuk anggota keluarga
► Saham ► Kesempatan untuk melakukan
► Donasi bisnis
► Premi Asuransi ► Club Membership
► Hadiah dengan nilai yang tidak ► Jamuan makan dan
wajar dan tidak sesuai dengan keramahtamahan yang tidak wajar
kebijakan organisasi/common ► Biaya perjalanan dan akomodasi
courtesy (misal: mobil, apartemen, yang ditanggung
dll) ► Dan lain sebagainya
► Kartu Kredit
► Pinjaman
► Dan lain sebagainya

Page 22
Penyuapan Langsung Vs Tidak Langsung

LANGSUNG

PEMBERI PENERIMA

Page 23
Penyuapan Langsung Vs Tidak Langsung

TIDAK LANGSUNG

PEMBERI PERANTARA PENERIMA

Page 24
Penyuapan Menggunakan Pihak Ketiga (Tidak
Langsung)

Bahayakah? Skema Lakukan Ini

Langkah yang
Perlu Diingat Modus Operandi
Perlu Dilakukan

► Hukuman penyuapan tidak ► Melalui anggota keluarga, ► Pengecekan reputasi pihak


langsung sama beratnya teman, relasi dekat penerima ketiga yang bertransaksi
dengan penyuapan secara suap dengan organisasi
langsung
► Melalui konsultan yang disewa ► Analisis kesesuaian porsi fee
► Merupakan skema penyuapan pemberi suap yang ditagihkan oleh pihak
paling umum dan banyak ketiga
digunakan ► Menggunakan anak perusahaan
untuk menyewa pihak ketiga ► Pengecekan kesesuaian dan
► SNI ISO 37001 dalam menyalurkan suap kecukupan dokumen
mempersyaratkan uji tuntas pendukung transaksi mulai dari
dan penilaian risiko penyuapan ► Menggunakan perantara proses pengadaan hingga
atas rekan bisnis/pihak ketiga berlapis (multiple agents) pembayaran
► Menggunakan slush funds, atau
perusahaan offshore

Page 25
Facilitation Payment dan Extortion

Pembayaran tidak resmi atas jasa yang seharusnya


Apa itu diterima pembayar tanpa melakukan pembayaran yang
Facilitation secara hukum merupakan hak pembayar.
Payment? Misal: biaya yang dibayarkan untuk mempercepat kinerja pejabat publik tertentu seperti
penerbitan visa, izin kerja, penyelesaian bea cukai, dll.

Pembayaran yang secara terpaksa dilakukan


Apa itu dikarenakan adanya ancaman nyata atau dirasakan,
Extortion? terhadap kesehatan, keselamatan, dan kebebasan
individu/organisasi terkait.

• Berdasarkan UU Tipikor Indonesia, facilitation payment tidak


diperbolehkan dan disetarakan dengan suap.
Bolehkah? • Extortion, bila tidak dapat dihindari maka dapat dibayarkan,
namun harus segera dilaporkan kepada manajemen atau apgakum
sesuai dengan ketentuan berlaku.

Page 26
Konflik Kepentingan

Terjadi saat seseorang memiliki


kepentingan pribadi atau ekonomis
Kapan Terjadi? dalam hal yang dapat memengaruhi
peran profesionalnya

Perbedaan Perbedaan utamanya terletak pada


Konflik motif pelaku.
Kepentingan dan Misal: Apabila seorang karyawan menyetujui pembayaran
atas tagihan palsu dengan harapan menerima kickback,
Penyuapan maka itu penyuapan. Apabila dia menyetujui dikarenakan
vendor miliknya sendiri, maka itu konflik kepentingan.

Page 27
Red Flags

Page 28
Tanda Peringatan – Fraud Red Flags

Petunjuk peringatan berdasarkan sistem dan


perilaku serta aspek yang tidak biasa dari
dokumen dan proses bisnis yang tertangkap oleh
manajer, rekan kerja, auditor internal atau
bawahan yang menginfokan bahwa karyawan yang
bersangkutan mungkin terlibat dalam suatu
perbuatan yang tidak benar atau tidak patut.

Salah satu cara terbaik dalam mengidentifikasi dan


mendeteksi kecurangan adalah dengan belajar dari
suatu anomali – mencari:
► Apa yang tidak sesuai standar
► Apa yang tidak biasa
► Apa yang tidak masuk akal

Page 29
Red Flags - Umum

► Perilaku tidak biasa ► Karyawan fiktif


► Jumlah keluhan ► Nilai lembur karyawan yang
► Jumlah penjualan saat direkonsiliasi melampaui batas
► Meningkatkan item yang ► Kekurangan persediaan
direkonsiliasi ► Peningkatan jumlah scrap
► Nilai Buku Besar tidak seimbang ► Pembayaran besar pada individu-
► Pembatalan yang melampaui batas individu tertentu
► Nilai Credit Memo yang melampaui ► Nilai piutang besar/tidak terdapat
batas penghapusbukuan piutang
► Nama dan/atau alamat vendor yang ► PO BOX sebagai alamat pengiriman
sama ► Pemisahan/delegasi pekerjaan yang
► Pembelian yang berlebihan tidak memadai
► Pembayaran ganda ► Konflik Kepentingan
► Dokumentasi tidak ada atau tidak
memenuhi standar yang ditentukan

Page 30
Red Flags - Karyawan

► Tingkat kesuksesan tinggi dalam ► Peningkatan pemberian alasan atas


menjalankan bisnis pada industri yang umum kekurangan/ketidakmampuan pihak ketiga
dalam melakukan suap dalam memberikan produk/layanan
► Memiliki reputasi dalam menerima hadiah seperti, kualitas buruk, keterlambatan
yang tidak pantas secara teratur pengiriman, atau harga yang tinggi
► Gaya hidup yang berlebihan/konsumtif ► Terdapat historis pengabaian pengisian
formulir konflik kepentingan
► Memiliki reputasi untuk mengambil tindakan
tanpa ada instruksi dari atasan atau ► Pemberian keramahtamahan dan
memerintahkan bawahan untuk mengabaikan penanggungan biaya perjalanan bagi
atau melanggar prosedur operasional yang karyawan pemerintah
dapat menguntungkan pembayar ► Memiliki hubungan yang terlalu akrab
► Karyawan memiliki kecenderungan untuk dengan vendor
memasukkan dirinya pada area-area yang ► Kondisi-kondisi yang memberikan tekanan
normalnya karyawan terkait tidak pernah personal tinggi, seperti: anggota keluarga
terlibat yag sakit keras
► Kecenderungan untuk mengambil keputusan
pada area dimana karyawan terkait tidak
memiliki tanggung jawab atau otoritas pada
hal tersebut

Page 31
Red Flags – Pihak Ketiga

► Secara rutin menawarkan hadiah yang tidak ► Memiliki kualifikasi yang tidak/kurang baik
pantas, menyediakan jamuan bisnis mewah, ► Memiliki alamat atau nomor telepon yang
atau bentuk lainnya dalam rangka sama dengan alamat karyawan, alamat
mendapatkan sesuatu dari organisasi bisnis yang dimiliki karyawan di luar
► Secara rutin menerima kontrak walaupun organisasi, atau alamat saudara karyawan
tidak memiliki keunggulan kompetitif yang ► Memberikan alamat yang tidak lengkap
jelas
► Memberikan beberapa alamat
► Memberikan produk/layanan dengan kualitas
rendah namun tetap mendapatkan kontrak ► Memiliki reputasi tidak baik terkait
dari organisasi secara rutin kecurangan atau beroperasi pada industri
yang banyak melibatkan perbuatan korup
► Menagihkan harga yang tinggi untuk jenis
barang atau jasa yang umum ► Tidak berhubungan baik dengan
kompetitor lain
► Menerima atau membayar fee secara tunai
► Tidak menawarkan keunggulan yang jelas
pada organisasi
► Menagihkan komisi dengan nilai tinggi
► Mengaku memiliki pengaruh khusus terhadap
pembeli tertentu

Page 32
Red Flags – Pengendalian Internal

► Memiliki pengendalian internal yang buruk untuk area-area penting seperti


pembelian, penerimaan persediaan, dan gudang
► Pencatatan yang buruk
► Pembagian peran dan tanggung jawab yang tidak terdefinisi dengan baik
► Tidak memiliki kapasitas yang cukup dalam melakukan pengawasan atas
divisi/karyawan yang memiliki tingkat risiko tinggi
► Tidak memiliki rencana pengendalian korupsi/kecurangan yang cukup
► Pembagian tugas yang tidak jelas pada bagian pembelian
► Kurangnya transparansi dalam pencatatan beban dan akuntansi
► Kurangnya penegakan atas kebijakan yang sudah ada terkait konflik kepentingan
dan penerimaan gratifikasi
► Buruknya dokumentasi pendukung atas proses pengadaan
► Kurangnya prosedur pengawasan dalam organisasi

Page 33
Skema Penyuapan

Page 34
Skema Penyuapan Secara Umum

► Nilai entertainment expense (beban jamuan) yang besarannya di atas normal dan
tidak dapat dijustifikasi/dijelaskan (berlaku juga untuk pengeluaran terkait donasi,
sponsor, dan konsultan)
► Penggunaan jasa agen/pihak ketiga tanpa alasan jelas
► Pembayaran yang tidak biasanya dilakukan ke rekening pribadi
► Pengajuan klaim penggantian biaya (reimbursement) yang tidak dapat dijustifikasi
oleh karyawan
► Pembayaran uang belanja harian (per diem) kepada pihak eksternal
► Pemberian hadiah yang mewah atau tidak biasa
► Kurangnya penjelasan dan dokumen pendukung atas pembayaran terhadap suatu
transaksi

Page 35
Skenario 1

Suap Kepada Pejabat


Publik

Pengajuan
penggantian
untuk “Cash
Advance Custom
Clearance”
Detail pembayaran
yang diberikan
kepada pejabat bea
cukai

Page 36
Skenario 2

Konflik 1
Perjanjian dari PT Seller, Harga yang disepakati USD 300k

Kota a
Kepentingan
(1/2)

2
Tagihan dari PT Seller ke PT Buyer sebesar USD 220 k

PT Buyer PT Buyer

PT Buyer’s address
PT Buyer

Yang
Mencurigakan?

Dijual di bawah harga


Perjanjian
PT Seller
Bank ABC PT Seller
USD Acc 123

Page 37
Skenario 2 (lanjutan)

Konflik 4
Ms. A dari PT Seller juga merupakan pemilik dari PT Buyer

Kepentingan (2/2) PT Buyer

3 Catatan pengiriman barang dari PT Seller ke PT Buyer

PT Seller

Mr. Z

Yang PT Seller

Mencurigakan? PT Buyer
Ms. A

PT Buyer

PT Seller PT Buyer

PT Seller’s stamp PT Buyer’s stamp


Ms. A Mr. Y

Direktur dari PT
PT Buyer’s stamp Penjual merupakan
Mr. X
Pemilik PT Buyer.
Mr. Z

Page 38
Skenario 3

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi


(KPK) menetapkan Wali Kota Cilegon Iman Ariyadi sebagai
tersangka. Iman diduga menerima suap Rp 1,5 miliar terkait
izin pembangunan Transmart di Kota Cilegon.
Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan mengatakan, ada modus
baru dalam penyerahan uang dari pihak swasta kepada Iman
dan Kepala Badan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal
Kota Cilegon Ahmad Dita Prawira.
"Kami temukan modus operandi baru menggunakan saluran
CSR (Corporate Social Responsibility) pada klub sepak bola di
daerah," ujar Basaria dalam jumpa pers di Gedung KPK
Jakarta, Sabtu (23/9/2017).
Menurut Basaria, uang Rp 1,5 miliar yang berasal dari PT
Krakatau Industrial Estate Cilegon (KIEC) dan PT Brantas
Abipraya ditransfer kepada rekening Cilegon United Football
Club. Pengiriman uang itu tercatat sebagai donasi atau
sponsorship.
Basaria mengatakan, awalnya dua perusahaan pemberi suap
tersebut kebingungan mengenai mekanisme penyerahan uang
agar dapat disamarkan.
Sumber:
Iman kemudian menyuruh agar uang dikirimkan ke rekening
http://nasional.kompas.com/read/2017/09/23/19322641/modus- klub sepak bola. Penyerahan dilakukan dua kali, masing-masing
suap-wali-kota-cilegon-dana-csr-untuk-klub-sepak-bola Rp 700 juta dari PT KIEC dan Rp 800 juta dari PT Brantas
Abipraya.

Page 39
Skenario 4

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua


Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Laode M
Syarif menuturkan, peran Soetikno Soedarjo (SS)
dalam kasus dugaan suap pengadaan mesin
pesawat airbus A330 seperti perantara. Sebab,
SS menerima uang senilai Rp 20 miliar itu dari
perusahaan Rolls-Royce, lalu dimasukan terlebih
dulu ke perusahaannya, Connaught International
Pte. Ltd.
"Pemberi (SS) ini seperti perantara, dan dari
Rolls-Royce itu dia menerima dana tertentu dan
dimasukan ke dalam perusahaan tadi, bernama
Connaught International Pte Ltd," ujar dia di
Gedung KPK, Jakarta, Kamis (19/1).
Dari rekening perusahaan Connaught ini, kata
Laode, kemudian ditransfer ke beberapa
rekening bank di Singapura, termasuk rekening
milik Emirsyah. "Rolls-Royce memberi uang lewat
SS itu dan dimasukan ke perusahannya, dan dari
perusahaan itulah masuk ke beberapa rekening,
itulah yang kami dapatkan," kata dia.

Sumber: http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/17/01/19/ok17ah361-
kpk-soetikno-berperan-sebagai-perantara-suap-emirsyah

Page 40
Skenario 5

1 Formulir persetujuan pemberian sponsor untuk dr. I


2 Cover depan dokumen pendukung formulir yang diajukan

dr. I

Sponsor diajukan bagi dr. I untuk


menghadiri seminar pendidikan
kesehatan di Bali, dan telah
disetujui oleh Manager dan CEO
PT Obat Oke (pemberi sponsor)

Manager PT Obat OK CEO PT Obat OK

Page 41
Skenario 5 (Lanjutan)

1 Itinerary dari Supporting Document Formulir Persetujuan Sponsor


1 Bukti bayar PT Obat OK dari PT Agen Travel untuk paket tur dr. I dan Istri

PT Agen
Travel PT Obat OK

dr. I & Istri

Realisasi sponsor menjadi paket


tur ke Guanxi, China untuk dr. I
dan istri tanpa ada agenda
seminar pendidikan

Page 42
Peraturan Terkait Penyuapan

Page 43
Peraturan Pada Sektor Publik

Berikut ini beberapa contoh peraturan dan pedoman yang berlaku pada sektor publik, antara lain:
No. Nomor Peraturan/Pedoman Judul Peraturan/Pedoman
1. UU RI No. 31 Tahun 1999 Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
2. UU RI No. 20 Tahun 2001 Perubahan Atas Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 tentang Tindak Pidana Korupsi
3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani Di Lingkungan Instansi Pemerintah
No.52 Tahun 2014
4. PP-RI No. 60 Tahun 2008 Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
5. PP-RI No. 53 Tahun 2010 Disiplin Pegawai Negeri Sipil
6. PP-RI No. 11 Tahun 2017 Manajemen Pegawai Negeri Sipil
7. Inpres No. 10 Tahun 2016 Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi tahun 2016 dan 2017
8. Perpres No. 54 Tahun 2010 Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
9. UU RI No. 28 Tahun 1999 Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi Kolusi dan Nepotisme
10. Permen Kementerian Keuangan RI No. Tata Kelola Pengawasan Intern di Lingkungan Kementerian Keuangan
237/PMK.09/2016
11. Perpres No. 7 Tahun 2015 Organisasi Kementerian Lembaga
12. Permen Bappenas No. 5 Tahun 2013 Sistem Pelaporan dan Penanganan Pelanggaran (Whistleblowing System)
13. Peraturan Kepala LKPP No. 11 Tahun 2015 Whistleblowing Pengadaan Barang/Jasa Di Pemerintah
14. Permen ESDM No. 37 Tahun 2014 Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
15. Pedoman Umum KNKG Tahun 2008 Good Public Governance
16. Buku Saku KPK Tahun 2010 Buku Saku Memahami Gratifikasi

Page 44
Peraturan Pada Sektor Publik

Berikut ini beberapa contoh peraturan dan pedoman yang berlaku pada sektor publik, antara lain:
No. Nomor Peraturan/Pedoman Judul Peraturan/Pedoman
17. Peraturan Menkes No. 14 Tahun 2014 Pengendalian Gratifikasi Di Lingkungan Kementerian Kesehatan
18. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 36 Pencegahan Kecurangan (Fraud) Dalam Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan
Tahun 2015 pada Sistem Jaminan Sosial Nasional
19. UU No. 5 Tahun 2014 Aparatur Sipil Negara
20. Peraturan Presiden RI No. 192 tahun 2014 Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
21. Pedoman Umum KNKG Pedoman Manajemen Risiko Berbasis GCG

Page 45
Peraturan Pada Sektor Swasta

Berikut ini beberapa contoh peraturan dan pedoman yang berlaku pada sektor swasta, antara lain:
No. Nomor Peraturan/Pedoman Judul Peraturan/Pedoman Berlaku Pada
1. UU RI No. 31 Tahun 1999 Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Seluruh sektor swasta
2. UU RI No. 20 Tahun 2001 Perubahan Atas Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 Seluruh sektor swasta
tentang Tindak Pidana Korupsi
3. U.S. Foreign Corrupt Practice Act Foreign Corrupt Practice Act Individu/Perusahaan yang
memiliki hubungan bisnis
dengan Amerika Serikat
4. U.K. Bribery Act Bribery Act Individu/Perusahaan yang
memiliki hubungan bisnis
dengan Inggris
5. UU No. 8 Tahun 2010 Tindak Pidana Pencucian Uang Seluruh sektor swasta
6. Surat Edaran Bank Indonesia No. Penerapan Strategi Anti-Fraud bagi Bank Umum Bank Umum
13/28/DPNP tahun 2011
7. Permen BUMN No.Per-01/MBU/2011 Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang baik pada BUMN Swasta BUMN
8. Perma No. 13 Tahun 2016 Tata Cara Penanganan Perkara Tindak Pidana oleh Korporasi Seluruh sektor swasta
9. UU No. 40 tahun 2007 Perseroan Terbatas Seluruh sektor swasta
10. UU No. 17 tahun 2012 Perkoperasian Koperasi
11. UU No. 5 tahun 1962 Perusahaan Daerah BUMD
12. UU No. 19 tahun 2003 Badan Usaha Milik Negara BUMN
13. POJK No. 4/POJK.03/2015 Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Perkreditan Rakyat BPR
14. POJK No. 73 /POJK.05/2016 Tata Kelola Perusahaan yang Baik Bagi Perusahaan Sektor Asuransi
Perasuransian
Page 46
Peraturan Pada Sektor Swasta

Berikut ini beberapa contoh peraturan dan pedoman yang berlaku pada sektor swasta, antara lain:
No. Nomor Peraturan/Pedoman Judul Peraturan/Pedoman Berlaku Pada
15. POJK No. 36/POJK.05/2015 Tata Kelola Perusahaan yang Baik Bagi Perusahaan Modal Perusahaan Modal Ventura
Ventura
16. SEOJK No. 32/SEOJK.04/2015 Pedoman Tata Kelola Perusahaan Terbuka Seluruh sektor swasta
17. POJK No. 30/POJK.05/2014 Tata Kelola Perusahaan yang Baik Bagi Perusahaan Perusahaan Pembiayaan
Pembiayaan
18. POJK No. 3/POJK.05/2017 Tata Kelola yang Baik Bagi Lembaga Penjamin Lembaga Penjamin
19. SEOJK No 35/SEOJK.03/2017 Pedoman Standar Sistem Pengendalian Intern bagi Bank Bank Umum
Umum
20. POJK No. 12 tahun 2017 Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Sektor Jasa Keuangan
Pendanaan Terorisme di Sektor Jasa Keuangan
21. Permen BUMN No. Pedoman Umum Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa BUMN
PER05/BUMN/2008 Badan Usaha Milik Negara
22. SEOJK No. 30/SEOJK.04/2016 Bentuk dan Isi Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Seluruh perusahaan publik
Publik
23. Panduan Umum KNKG Tahun 2006 Good Corporate Governance Seluruh sektor swasta
24. COSO, 2013 Pedoman Internal Control – Integrated Framework Seluruh sektor swasta
25. PTK 007 Pedoman Pengelolaan Rantai Suplai Seluruh sektor migas
Kontraktor Kontrak Kerja Sama

Page 47
Peraturan Pada Sektor Nirlaba

Berikut ini beberapa contoh peraturan dan pedoman yang berlaku pada sektor nirlaba, antara
lain:
No. Nomor Peraturan/Pedoman Judul Peraturan/Pedoman Berlaku Pada
1. UU RI No. 31 Tahun 1999 Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Seluruh sektor nirlaba
2. UU RI No. 20 Tahun 2001 Perubahan Atas Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 Seluruh sektor nirlaba
tentang Tindak Pidana Korupsi
3. U.S. Foreign Corrupt Practice Act Foreign Corrupt Practice Act Individu/Perusahaan yang
memiliki hubungan bisnis
dengan Amerika Serikat
4. U.K. Bribery Act Bribery Act Individu/Perusahaan yang
memiliki hubungan bisnis
dengan Inggris
5. UU No. 16 Tahun 2001 Yayasan Yayasan
6. UU No. 17 Tahun 2013 Organisasi Kemasyarakatan Ormas
7. Perpu No. 2 Tahun 2017 Perubahan atas UU No. 17 Tahu 2013 tentang Organisasi Ormas
Kemasyarakatan
8. COSO, 2013 Pedoman Internal Control – Integrated Framework Seluruh sektor nirlaba

Page 48
Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) No. 13 Tahun
2016 - Implikasi

Pasal 4 Paragraf 2
Hakim dapat menilai kesalahan korporasi dengan mempertimbangkan
beberapa hal, antara lain:

Korporasi tidak melakukan tahapan


yang dibutuhkan untuk melakukan
pencegahan, mencegah dampak
yang lebih besar dan memastikan
kepatuhan terhadap ketentuan
hukum yang berlaku guna
menghindari tindak pidana

Korporasi mendapatkan Korporasi membiarkan


keuntungan dan manfaat terjadinya tindak pidana
dari tindak pidana tersebut
atau tindak pidana dilakukan
untuk kepentingan
Korporasi

Page 49
Struktur Korporasi

Page 50
Bentuk-bentuk Badan Usaha

Page 51
Istilah-istilah Penggabungan Badan Usaha

01 02
Merger Akuisisi
penggabungan dua perseroan pengambilalihan sebuah
dengan salah satu perseroan tetap perusahaan dengan membeli
berdiri dengan nama saham atau aset perusahaan
perseroannya sementara yang lain tersebut. Perusahaan yang
melebur dalam perseroan yang diambil alih tetap berdiri
tetap berdiri

03 04
Holding
Kartel Company
bentuk kerja sama antara suatu perseroan terbatas yang
beberapa perusahaan yang menguasai sebagian besar saham
bergerak dalam bidang usaha dari badan usaha lainnya. Badan
yang sama untuk meningkatkan usaha yang dikuasai sahamnya,
keuntungan, memperkecil diatur dan dijalankan sesuai
persaingan, dan memperluas atau dengan kebijakan PT yang
menguasai pasar menguasai

Page 52
Istilah-istilah Penggabungan Badan Usaha

05 06
Joint Venture Trust
kerja sama beberapa pihak untuk peleburan beberapa badan usaha
menyelenggarakan usaha menjadi sebuah perusahaan yang
bersama dalam jangka waktu baru, sehingga diperoleh
tertentu. Biasanya kerja sama kekuasaan yang besar dan dapat
berakhir setelah tujuan tercapai memonopoli
atau pekerjaan selesai

07 08
Corner
Sindikat & Ring
kerja sama sementara oleh penggabungan beberapa badan
beberapa badan usaha untuk usaha yang bertujuan mencari
menjual atau mengerjakan suatu keuntungan besar, dengan cara
proses produksi menguasai penawaran barang
untuk memperoleh monopoli dan
menaikkan harga

Page 53
Bentuk-bentuk Investasi (Investment Vehicles)

Bentuk-bentuk investasi antara lain:

Blue Chip Future Put and Call


Term Deposit Contracts Option
Stock

Treasury Treasury Business


Warrants Notes Partnership
Bonds

Real Estate Certificates of Bankers’


Saving Bonds Investment Trust Deposit Acceptance

Stock Mutual Whole Life Whole Life


Forex Insurance Insurance
Funds

Page 54
Terima Kasih

Page 55

Anda mungkin juga menyukai