Anda di halaman 1dari 14

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Penyakit Sepsis


1. Pengertian
Sepsis adalah sindrom yang dikarakteristik oleh tanda-tanda klasik dan
gejala-gejala infeksi yang parah, yang dapat berkembang ke arah septisemia
dan syok septik. Sepsis neonatal adala sindrom klinis dari penyakit sistemik
akibat infeksi selama satu bukan pertama kelahiran. Sepsis neonatrum/
septicemia neonatrum adalah keadaan di mana terdapat infeksi oleh bakteri
dalam darah di seluruh tubuh. Sepsis bakterial pada neonatus adalah sindrom
klinis dengan gejala infeksi sistemik dan diikuti dengan bakterimia pada
bulan pertama kelahiran (WHO,1996)
Sepsis neonatrum adalah infeksi berat karena bakteri pada aliran darah
bayi selama 4 minggu pertama kehidupan dan dapat menyebabkan kematian.
2. Etiologi
Penyebab sepsis neonatrum adalah berbagai macam kuman seperti bakteri,
virus, parasit, atau jamur. Sepsis pada bayi hampir selalu disebabkan oleh
bakteri:
a.) Bakteri esherichia coli
b.) Streptococus group B
c.) Steptylococus aureus
d.) Enterococus
e.) Listesia momocytogenus
f.) Klepsiona
g.) Entererobachker sp
h.) Pseudemonas aetuginosa
i.) Prokus sp
j.) Organisme anaerobic
Stretococus group b dalam masuk ke dalam tubuh bayi selama proses
persalinan menurut center for diseases control and prevention (COC)
amerika, paling tidak terdapat bakteri pada vagina atau rectum pada satu hari
dari setiap lima wanita hamilyang dapat mengkonsumsi bayi selama
melahirkan.
3. Klasifikasi
a.) Sepsis dini

1
Terjadi 7 hari pertama kehidupan, karakteristik : sumber organisme
pada seluruh genital ibu atau cairan amnisn, biasanya fulminan dengan
angka mortalitas tinggi.
b.) Sepsis lanjutan/ nasokomial
Terjadi setelah minggu pertama kehidupan dan didapat dari
lingkungan pasca lahir, karakteristik: didapat dari kontak langsung atau
tidak langsung dengan organisme yang ditemukan dari lingkungan tempat
perawatan bayi, sering mengalami komplikasi (yietha, 2008)
4. Patofisiologi
Penyakit yg ada pada ibu karena adanya bakteri dan virus pada neonatus
(bayi), kemudian menyebabkan terjadinya infeksi yang menimbulkan sepis
faktor infeksi yg mempengaruhi sepeti, antara lain paktor maternal yaitu
adanya status sosial – ekonomi ibu, ras dan latar belakang yang
mempengaruhi kecenderungan terjadinya infeksi dengan alasan yang tidak
diketahui sepenuhnya. status pantas (wanita mutipara atau gravida lebih dari
lima) dan umur ibu (kurang dari 20 tahun atau lebih dari 70 tahun),
kurangnya perawatan perenatul, ketuban pecah dini (KPD) dan ptosedur
selama persalinan, faktor neonatal pada bayi dengan prematurius (BB bayi
kurang dari 1500 gram) merupakan faktor beresiko utama untuk sepsis
neonatal.
faktor lingkungan pada bayi muda terjadi depisienc imun, yaitu cenderung
muda sakit sehingga sering memerlukn prosedur invasit, dan memerlukan
waktu perawatandirumah sakit lebih lama. Penggunan kateter vena atau arteri
maupun kateter nutrisi nparenteral merupakan tempat masuk bagi mikro
organisme pada kulit yg luka. Bayi juga mungkin terinfeksi akibat alat yg
terkontaminasi. Paparan terhadap obat-obatan tertentu, seperti steroit, bisa
menimbulkan resiko pada neonatus yang melebihi resiko penggunaan
antibiotik spektrum luas, sehingga menyebabkan kolonisasi spektrum luas
sehinga menyebabkan resisten bersifat ganda.
Pada bayi yang minum ASI spesien lactotincillus dan E coli ditemukan
dalam tinjanya sedangkan bayi yang minum susu Formula hanya didominasil
E coli.

2
5. Manifestasi Klinis
Menurut arriet , 2011 tanda dan gejala dari sepsis neonatrum antara lain :
a. Umum : pasien panas hipertermi, malas minum, sklirema.
b. Saluran pencernaa : distensi abdomen , anoreksia, muntah, diare,
hepatomegali.
c. Saluran pernapasan : apneu, dipsneu, takipneu, retraksi, napas cuping
hidung, sianosis.
d. Sistem kardiopaskuler : sianosis kulit lembab, hipotensi, takikardi,
bradikardi .
e. Sisrem saraf pusat : iritabilitas, tremor, kejang, hiporepleksi, malas
minum, pernapasan tdk teratur, ubun ubun menonjol.
f. Hematologi : ikterus, splaynomegali, pucat, purpura, pendarahan.
6. Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan mikroskopis maupun pembiasan terhadap contoh darah,
air kemih, yang diduga suatu meningitis, maka dilakukan fungsi
lumbal.
b) Bila sindrom klinis mengarah ksepsis perlu dilakukan epaluasi sepsis
secara menyeluruh.
c) Leukositosis (>34000x10L)
d) Leukoponia (<4000x10L)
e) Netofil muda 10%

3
f) Perbandingan netrofil immature (stab) dibanding total (stb+segmen)
atau 1/T10Hd>0,2
g) Trombositopenia (<100.000x10g/l)
h) CRP > 10mg/dl atau 250 dari normal
7. Penatalaksaaan
a. Perawatan
Perawatan suportif neonatus septik sakit meiputi sebagai berikut :
1. Menjaga kehangatan untuk memastikan temperatur agar bayi tetap
normal harus dirawat diingkungan yang hangat, suhu tubuh harus
dipantau secara teratur.
2. Cairan intravena harus dilakukan.
3. Terapi 02 harus disediakan jika neonatus mengalami distress
pernapasan
4. Vk1mg intramuskular harus diberikan untuk mencegah gangguan
pendarahan
b. Terapi pengobatan
Prinsip pengobatan papa sepsis neontrum adalah mempertahankan
metabolisme tubuh dan memperbaiki keadaan umum dengan
memberikan cairan Intravena termasuk kebutuhan nutrisi dan monitor
pemberian antibiotik, hendaknya memenuhi kriteria efektif berdasarkan
pemantauan mikrobiologi, murah dan mudah diperoleh, dan dapat
diberi secara parental. Pilihan obat yg diberikan adalah ampisilin,
gentamicin, dexametason, cetaloskol dsb. Sesuai hasil tes resistensi
(sengayu, 2012)

4
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
A. Identitas pasien
(nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, pekerjaan, alamat, dan
lain-lain)
B. Riwayat kesehatan
a) Keluhan utama :
Ibu pasienbiasanya mengatakan bahwa anaknya mengalami demam
b) Keluhan kesehatan sekarang
Ibu pasien bisanya mengatakan bahwa anaknya mengalami bibir
membiru (sianosis), demam, menangis kurang, dan reflek mengisap
lemah
c) Keluhan kesehatan lalu
Apakah ibu pasien pernah mengalami demam atau penyakit lainnya
d) Penyakit kesehatan keluarga
Apakah ada dikeluarga yang mengalami keadaan yang sama
C. Pemeriksaan fisik
1. Kepala : adakah caput suchedneum , chepal hematoma , keadaan
ubun-ubun tertutup.
2. Muka : warna kulit merah
3. Mata : untuk mengetahui apakah ada kelainan pada sklera,
ikterus/tidak ada pendaraha supkonjuntiva
4. Hidung : simetriss, bersih, tidak ada sekret , tidak ada pernapasan
cuping hidung
5. Mulut : apakah ada repek menghisap lemah dan palatokisis
6. Dada : ada atau tidaknya retraksi pada dada
7. Tali pusat : ada atau tidaknya perdarahan
8. Abdomen : simetris atau tidak, apakah ada masa dan infeksi
9. Genetalia : untuk bayi laki-laki testis sudah turun, dan bayi
prempuan labia mayora sudah menuti labia minora
10. Anus : ada tidaknya atresia anur
11. Ekstremitas : ada tidaknya poli taksil dan sendaktil

5
D. Pertumbuhan dan perkembangan
1. Motorik kasar : pada bayi mengalami sepsis kemampuan untuk
melakukan aktifitas dengan menggerakkan anggota badan lemah
2. Motorik halus : pada bayi mengalami sepsis kemampuan untuk
mnggerakan bagian bagian kecil dari angota bsdannya lemah
3. Bahasa : pada bayi sepsis tangisannya lemah
4. Sosialisasi : saat memeang tangannya biasanya bayi menggenggam
tangan orang tuanya atau orang lain
2. Diagnosa Keperawatan
1) Hipertermi b.d proses penyakit
2) Hipopolemia b.d kekurangan intake cairan
3) Depisit nutrisi b.d paktor fisikologis
4) Resiko cedera b.d kegagalan mekanisme pertahan tubuh (kejang)
5) Resiko gangguan pertumbuhan b.d proses infeksi
6) Pola napas tidak efektif b.d depresi pusat pernapasan
7) Resiko aspirasi b.d penurunan replek muntah

3. Analisa Data
NO DATA SENJANG ETIOLOGI MASALAH
1. Tanda mayor Proses penyakit hipertermi
S :-
O : suhu tubuh diatas normal
Tanda minor
S :-
O : kejang, kulit merah, kulit
kerasa panas, takikardi,
takipnea
2. Tanda mayor Kekurangan Hipovolemia
S :- intake cairan
O : frekuensi nadi meningkat
nadi teras lemah turgor

6
kulit menurun, Membran
mukosa kering
Tanda minor
S : merasa lemah, mengeluh
haus
O : pengisian vena menurun ,
suhu tubuh meningkat status
mental berubah BB turun
3. Tanda mayor Faktor psikologis Defisit nutrisi
S :-
O : BB menurun normal 10%
dibawah rentang normal
Tanda minor
S : cepat kenyang setelah
makan, nyeri abdomen ,
nafsu makan menurun
O : bising usus hiperaktif, otot
menekan lemah, membran
mukosa pucat, diare

7
4. Perencanaan
NO DX KEP TUJUAN KRITERIA RENCANA TINDAKAN RASIONAL
HASIL
1 Hipertermi b.d Setelah dilakukan tindakan Pengaturan suhu
1. Untuk mengetahui perkembangan
proses penyakit keperawan selam 3x24 jam 1. Observasi keadaan umum pasien
2. Observasi TTV keadaan umum pasien
NOC : termoregulasi
3. Pantau suhu lingkungan 2. Mengetahui perubahan TTV pasien
diharapkan berada dilevel 3. Suhu ruangan atau jendela harus
batas/tambahkan lemon tempat
4-5 dirubah memperlakukan suhu
tidur sesuai indikasi
1. Selalu menunjukan 4. Berikan anak banyak minum mendekati normal
2. Sering menunjukan 4. Mencegah terjadinya dehidrasi saat
3. Kadang menunjukan 5. Berikan kompress hangat
demam.
4. Jarang menunjukan
dibeberapa bagian tubuh seperti 5. Untuk mempercepat dalam penurunan
5. Tidak menunjukan
ketiak lipatan paha, leher bagian produksi panas
Kriteria hasil
belakang
1. Suhu tubuh dalam
6. Berikan selimut pendingin
6. Untuk mengurangi demam umumnya
rentang normal
2. Nadi dan RR dalam 7. Berikan health education kepada lebih besar dari 39,5 - 40°C
7. Meningkatkan pengetahuan dan
rentang tidak normal keluarga pasien
3. Tidak ada perubahan 8. Kolaborasi : berikan antipiretik pemahaman dari keluarga pasien
8. Untuk mengurangi demam dengan aksi
warna kulit dan tidak ada aspirin asetaminopin
sentral pada hipotalamus meskipun
pusing
demam mungkin dapat bersama dalam

8
9. Monitor suhu dan warna kulit membatasi pertumbuhan organisme
9. Memantau adanya perubahan yang
10. Informasikan mengenai adanya
jelas pada bayi
indikasi hipertermi dan 10. Membantu mempersiapkan dalam
penangananan emergensi yang waktu emergensi jika terjadi hipertermi
tepat

NO DX KEP TUJUAN KRITERIA RENCANA TINDAKAN RASIONAL


HASIL

9
2 Hipovolemi Setelah dilakukan tidakan Manajemen cairan
1. Untuk mengetahui apakah psien
b.d keperawatan selama 3x24 jam 1. Pertahankan intake dan
mengetahui kekurangan cairan asam folat
kekurangan NOC : Keseimbangan cairan output
2. Pemberian TTV yg diberikan akan
2. Monitor TTV setiap 2 jam
intake cairan Ditingkatkan pada kulit ( ..)
mengurangi proses rwgulasi atau
dan pantau warna kulit
Dipertahankan pada level (..)
metabolisme
1. Selalu menunjukan 3. Observasi adanya kejang dan 3. Agar anak tidak terjadi kejang demam dan
2. Sering menunjukan
dehidrasi dehidrasi
3. Kadang menunjukan
4. Berikan kompres hangat jika 4. Untuk menjaga agar tidak terjadi
4. Jarang meningkatkan
5. Tidak meningkatkan terjadi hipertermi dan hipertermi secara tiba tiba dan antipiretik
Kriteria hasil : pembengkakan untuk untuk segera menurukan proses pada bayi
1. Tidak ada tanda-tanda langkah kolaborasi dengan
dehidrasi memberikan antipiretik 5. Pemberian ASI/PASI sesuai diperlukan
2. Turgor kulit bayi 5. Berikan ASI/PASI sesuai
untuk mencegah bayi dari kondisi lapar
3. Membran mukosa lembab
jadwal dengan jumlah
4. Intake oral dan intravena dan haus berlebih
pemberian yang telah
adekuat
6. Denyut yg lemah mudah hilang dapat
ditentukan
6. Palpasi denyut perifer menyebakkan hipovoemia
7. Hipovolemia akan mempercepat tanda
7. Kaji membran mukosa kering
dehidrasi
turgor kulit yg kurang baik 8. Kehilangan cairan dari kompartemen
8. Amati adema perifer
veskuler kdalam ruang interstisial

10
9. Sejumlah besar cairan mungkin dilakukan
9. Berikan cairan IV sesuai
untuk menggantikan kehilangan dengan
indikasi
meningkatkan permentabilitas kapiler.
10. Mengevaluasi prubahan dalam
10. Pantau nilai laboratorium dehidrasi /vaskositas darah
(Ht, BUN)

NO DX KEP TUJUAN KRITERIA RENCANA TINDAKAN RASIONAL


HASIL

11
3 Faktor defisit Setelah dilakukan tindakan Manajemen nutrisi
1. Mengidentifikasi bahwa bayi sulit
nutrisi bd faktor keperawatan selama 1. Kaji intertoleransi tehadap
untuk minum
psikologis 3x24jam pertumbuhan
2. Mengetahui seberapa banyak
2. Hitung kebutuhan minum bayi
NOC : status nutrisi
cairan yg dibutuhkan
dipertahankan pada level 3. Ukur masukan dan keluaran 3. Mengetahui keseimbangan cairan
(..) pada bayi
4. BB yang turun
Ditingkatkan pada level (..) 4. Timbang berat badan setiap hari
mengidentifikasikan kebutuhan
1. Selalu menunjukan
nutrisi bayi kurang
2. Sering menunjukan
5. Memantau nutrisi yg dibutukan
5. Catat perilaku makan dan aktivitas
3. Kadang menunjukan
secara kuat Konseling laktasi 6. Memberi ibu pengetahuan tentang
4. Jarang menunjukan
6. Berikan informasi mengenai manfaat
pentingnya menyusui bagi bayi
5. Tidak menunjukan
menyusui 7. Meningkatkan kebutuhan nutrisi
Kriteria hasil : 7. Berikan kesemptan pada ibu untuk
bayi
1. Aktivitas baik menyusui sering mungkin 8. Mengetatahui lebih cepat
8. Lihat tanda bahwa bayi
2. Minum susu baik keinginan bayi untuk menyusui
membutuhkan maakan (reflek
dengan memindahkan asi kebotol
rooting) 9. Dapat dilakukan jika ibu belum
9. Diskusikan cairan untuk perpindahan
mampu menyusui dengan
asi
memindahkan ASI ke botol
10. mengetahui seberapa banyak

12
10. Monitor kemampuan bayi untuk mampu menyusui
menghisap

13
14

Anda mungkin juga menyukai