Dari semua cedera utama,cedera di kepala dan leher merupakan kejadian yang paling
sering muncul dan merupakan hal terpenting dalam praktek forensik. Adelson memberikan
. Kepala merupakan salah satu target serangan berupa trauma hebat akibat benda
. Otak dan pelindungnya merupakan bagian yang rentan terkena trauma akibat benda
Pemahaman praktis trauma neuropatologi lebih penting bagi ahli patologi forensik
tumpul.
kepalanya
tumpul dan tingkat membahayakannya tidak sama jika diaplikasikan di daerah lain.
daripada aspek lain dari subjek ini, cedera kepala menjadi kontribusi utama penyebab
Cedera kulit kepala seringkali terjadi, meskipun bukan berarti tanpa variasi, kerusakan
pada trauma juga dapat menyebabkan cedera dari tengkorak dan otak. Abrasi, luka memar
dan laserasi bisa terjadi, meskipun faktor modifikasi bisa dari kehadiran rambut, yang bisa
membelokan serangan tangensial atau sebagian bantalan dari pengaruh serangan langsung.
Ketika cedera pada daerah yang terlihat (terbuka) di dahi, bagian belakang leher, dan
pelipis bawah atau di daerah tak berambut, pemeriksaan yang dilakukan tidak berbeda dari
bagian lain dalam tubuh. Pada daerah tertutup rambut, harus selalu dilakukan saat autopsi
dengan meraba kulit kepala dimana kemungkinan terjadi cedera, abrasi, pembengkakan,
memar, dan bahkan laserasi mungkin tidak ditemukan. Ketika sebuah lesi ditemukan atau
dicurigai ada, rambut harus dicukur secara hati-hati untuk memperlihatkan kulit kepala untuk
Pada bagian luar (superfisial), kulit memiliki folikel rambut, kelenjar sebaceous dan
kelenjar keringat. Kulit menempel ke aponeurosis (lihat gambar dibawah) dengan untaiarn
vertikal dari jaringan fibrosa yang membagi lapisan subkutan menjadi kantung yang berisi
lemak. Pembuluh darah dan saraf yang ada di lapisan ini, di atas aponeurosis epikranial
(biasanya disebut 'galea aponeurotika'). Ini merupakan jaringan fibrosa padat yang
ditemukan di lapisan dalam kulit kepala melewati seluruh cranium. Ini merupakan tendon
yang rata menggabungkan bagian frontal dan occipital diatas dari otot occipitofrontalis.
Di dalam aponeurosis ada jaringan tipis berisi jaringan penghubung longgar yang
dura menjadi bagian terdalamnya. Vena ada di sepanjang semua lapisan dari fascia
dengan sinus vena intracranial, dengan demikian membentuk rute untuk meningitis dan sinus
Abrasi atau gesekan jarang ditemukan di daerah berambut karena ada efek
perlindungan dari rambut, yang juga cenderung mencegah atau mengganggu efek berpola
dari serangan yang tidak terlalu berat. Abrasi dari tekanan yang tegak lurus biasanya muncul
rambut dibuang secara hati-hati saat autopsi, dengan scalpel tajam atau pencukur, dan
perawatan dilakukan dengan hati-hati agak tidak membentuk goresan baru, tingkat abrasi
merupakan ciri umum dari memar yang luas, karena darah tidak bisa teregang kebawah
karena rigiditas tengkorak di bawahnya. Meskipun demikian, kondisi ini berubah, atau
setidaknya terjadi difusi setelah meninggal. Biasanya, cedera kepala parah menyebabkan
lapisan menebal, bengkak, pengerasan lapisan darah daerah kulit kepala, yang bisa menyebar ke daerah
yang lebih luas. D
dari kulit kepala, tetapi sering kali di antara ini dan epidermis.
Darah juga bisa muncul dibawah perikarium, periosteum yang paling dekat melapisi
permukaan luar tengkorak. Kondisi ini seringkali ditemukan pada cedera kepala bayi,
biasanya berhubungan dengan patah tulang (fraktur) tulang tengkorak, sehingga sumber
daerah
Sebagai penambahan perdarahan di bawah kulit kepala, edema bisa muncul setelah
dan lapisan kulit kepala dan lapisan kulit kepala dapat mengalami pembengkakan dan
cedera
bawah kulit kepala bisa berpindah, terutama bila mengikuti gravitasi. Dengan demikian
memar atau hematoma di bawah kulit kepala anterior bisa menurun dalam hitungan jam -
bahkan menit - muncul dalam bentuk orbit, menyerupai mata hitam akibat trauma langsung
(Gambar 5.9).
Hal serupa, memar dibagian temporal bisa kemudian muncul di belakang telinga,
menunjukkan ada benturan primer di leher. Jika memar terjadi di daerah lain, memar di
bawah kulit kepala bisa langsung terlihat setelah terpapar atau kemunculannya bisa jadi
tertunda, baik selama hidup atau selama fenomena post-mortem. Mereka bisa menjadi sangat
jelas, atau bahkan menonjol, dalam beberapa jam - atau bahkan hari - setelah kematian. Ini
bisa disebabkan baik karena pergerakan darah ke ekstravasasi melalui jaringan atau melalui hemolisi
is yang menyebar keluar dan mewarnai jaringan subkutan, oleh karena itu sebaiknya
untuk memeriksakan tubuh dalam hitungan satu atau dua hari diikuti dengan otopsi.
segera
Bentuk senjata penyerang atau objek yang digunakan memberikan hasil cetakan yang
buruk di kulit kepala, karena pada kulit kepala terdapat efek pelindung rambut. Dimana kulit
lesi lain di tubuh, dengan pengecualian bahwa benturan senjata tumpul bisa
Laserasi atau robekan kulit kepala akan menyebabkan pendarahan yang parah, dan ini
merupakan hal yang berbahaya dan bahkan bisa mengakibatkan hal yang fatal bila cedera
kulit kepala yang luas tidak diperiksa dan diberikan terapi atau penanganan. Cedera paling
besar adalah terjadinya avulsi pada bagian kulit kepala yang luas, yang bisa terobek dari
kepala, lalu memaparkan aponeurosis atau tengkorak. Ini bisa terjadi jika rambut tersangkut
ke mesin, hal ini tidak jarang terjadi pada wanita yang bekerja pada sebuah perusahaan.
Penyebab yang lebih sering saat ini adalah kecelakaan lalu lintas, dimana ban kendaraan yang
berotasi terkena kepala, menyebabkan cedera seperti 'dikuliti'yang serupa dengan yang
Cedera kulit kepala bisa berdarah sangat parah bahkan setelah kematian, khususnya
jika kepala berada diposisi tergantung. Cedera post mortem pada kepala dapat
dipertimbangkan berdarah bila terpapar segera setelah meninggal dan fakta ini terkadang
menimbulkan kebingungan mengenai sifat alami cedera antemortem atau post morten, atau
tentang rentang waktu tingkat keselamatan setelah cedera. Tidak ada cara mudah untuk
Laserasi kulit kepala bisa menghasilkan pola dari objek yang digunakan untuk
mencederai, meskipun banyak juga muncul secara acak (tidak sesuai dengan objek pemapar).
Serangan parah dari objek berbentuk seperti palu atau alat berat bisa menghasilkan profil
senjata total atau sebagian. Palu berujung bulat bisa memukul lingkaran kulit kepala, tetapi
biasanya hanya bentuk lingkaran yang terlihat. Dalam kasus demikian, posisi ujung senjata
yang masuk bisa mengindikasikan sudut atau arah dari pukulan. Mungkin dapat
menyebabkan tekanan fraktur yang melatarbelakangi bentuk dan ukuran yang sama,
meskipun interposisi kulit kepala yang tebal bisa menyebabkan defek tulang tengkorak lebih
besar sedikit dibanding senjata. Fraktur depresi dalam situasi ini tidak jelas, namun, dan satu
Masalah utama dalam cedera kepala adalah membedakan antara tanda insisi benda tajam dan laserasi
akibat serangan benda tumpul
Kulit kepala merupakan contoh terbaik dari jaringan permukaan yang berada di atas
bagian keras dari pendukung tulang. Tekanan bisa memecahkan kulit kepala dan juga tulang
tengkorak, sehingga luka dari senjata seperti tongkat bisa merobek tulang dan jaringan
lainnya tampak seperti terpotong, yang muncul tampak seperti potongan alat tajam.
untaian jaringan, rambut dan kemungkinan saraf dan pembuluh darah kecil dalam
Penting bagi seorang patologis untuk memperkirakan jatuh ke atas permukaan yansg
datar, atau pukulan dari objek lebar, datar seperti papan atau batu ubin, terkadang tidak
menyebabkan robekan compang camping yang bisa jadi tampak linear, terpisah-pisah atau
tidak merata.
Cedera demikian di bagian belakang kepala biasanya muncul karena jatuh, khususnya
pada korban yang mabuk. Jatuh ke belakang dan mengenai suatu objek menonjol, seperti
dinding atau trotoar pinggir jalan, bisa menyebabkan laserasi transversal, yang bisa jadi
melemahkan dan sebagian terlepasnya tulang di bawahnya sehingga penutup kulit kepala
tidak normal jatuh dan mengenai atas kepala, meskipun dari tinggi tertentu. Biasanya, jatuh
ke belakang hanya terjadi dengan mengenai permukaan vertikal seperti dinding, atau bagian
perabotan rumah, bisa menyebabkan kerusakan ke bagian atas kepala, tetapi kemudian
Cedera pada wajah merupakan hal yang umum, meskipun sering menimbulkan
kerusakan parah, dengan kerusakan tulang tengkorak, Namun pada keadaan tertentu dapat
menyebabkan pendarahan ke dalam saluran napas. Biasanya dapat muncul sebagai kerusakan
tambahan hingga ke kranial, atau bisa menjadi trauma parah mencapai otak.
Durasi cedera bisa muncul secara eksternal, tetapi semua kerusakan yang ada juga
bisa muncul dalam tengkorak wajah. Karena bentuk wajah yang kompleks, bentuk dagu,
hidung, tulang pipi, alis, telinga dan bibir bisa menunjukkan pengaruh, dengan kerusakan
karakteristik tertentu. alis biasanya rentan, terpengaruh saat jatuh dan ada serangan. Serangan
senjata tajam ke alis bisa membelah kulit dan bisa menyebabkan fraktur frontal yang bisa
Fraktur os frontal Disebabkan oleh pukulan yang keras pada bagian dahi.
Mencangkup Tabula anterior dan tabula posterior sinus frontalis. Apabila tabula posterior
mengalami fraktur, diperkirakan akan menyebabkan luka pada dura mater (meninges). Selain
itu sering juga terjadi kerusakan duktus naso frontal. gangguan atau adanya krepitasi pada
margo supraorbita, emphsema subcutan dan parestesia nervus supraorbita dan nervus
supratrochlear. Pada pasien yang sadar, nyeri wajah merupakan gejala yang lazim. Laserasi,
kontusio atau heatoma pada dahi merupakan tanda cidera sinus frontal. Depresi yang tampak
pada dahi merupakan tanda yang penting, namun dapat dengan mudah tidak teramati pda
presentasi akut karena berkaitandengan edema jaringan lunak. CSF (Cerebrospinal fluid)
Gaya yang menyebabkan cedera dapat dibedakan jadi 2, yaitu high impact atau low
impact. Keduanya dibedakan apakah lebih besar atau lebih kecil dari 50 kali gaya gravitasi.
Setiap region pada wajah membutuhkan gaya tertentu hingga menyebabkan kerusakan dan
masing masing region berbeda - beda. Margo Supraorbital, maxilla, dan mandibula (bagian
syimphisis dan angulus) dan frontal membutuhkan gaya yang high impact agar bias
mengalami kerusakan. Sedangkan os nasal dapat mengalami kerusakan hanya dengan terkena
Bagian distal hidung merupakan bagian yang fleksibel dan biasanya bebas dari
kerusakan serius, meskipun ada abrasi. Septum di hidung jarang mengalami fraktur, yang
bisa dideteksi dengan pergerakan dan crepitus selama palpasi eksternal - dan dengan diseksi
t autopsy. Pendarahan dalam hidung merupakan hal yang lebih penting dari kerusakan
structural, karena perdarahan berlebih pada korban tidak sadar biasa mengalir masuk melalui
Presentasi hidung mengalami edema dan nyeri tekan, terdapat displacement, crepitasi dan
epitaxis. Inspeksi septum untuk ekslusi septal hematoma yang terjadi pada anak
Fraktur dinding bawah / lantai orbita : cidera pada lantai orbita dapat terjadi sebagai
fraktur yang sendiri, namun dapat juga menyebabkan fraktur dinding medial. Adanya fraktur
tersebut menyebabkan adanya peningkatan tekanan pada intraorbita yang dapat merusak
aspek terlemah dari dinding orbit, yaitu dinding medial dan lantai. Akibatnya herniasi dari
struktur yang terdapat didalam orbita ke dalam sinus maxillary dapat terjadi dan insidensi
yang tinggi pada cidera mata, namun bulbus oculi jarang sampai rupture. Presentasi edema
periorbita, krepitasi, ekimosis, enophtalmos dan cedera ocular. Nervus infraorbita sering juga
anesthesia pada sisi lateral hidung, bibir bagian atas dan ginggiva maxilla pada sisi yang
terkena. Adanya disfungsi pergerakan bola mata ke atas dan ke arah lateral akibat
terjebaknya musculus rectus inferior. Apabila entrapment nervus terjadi, intervensi surgical
Maksila dan mandibular bisa jadi mengalami fraktur akibat serangan langsung dan
juga disebabkan pendarahan intraoral dari kerusakan jaringan halus. Serangan atau tendangan
berat ke satu sisi dagu bisa menyebabkan ipsilateral, bilateral, atau bahkan fraktur
kontralateral. Cedera kasar ke wajah, seperti saat tertendang dan kecelakaan lain, mungkin
bisa melepaskan tengkorak wajah dari dasar tengkorak. Bagian bawah dari maksila,
membawa palate dan gigi atas, bisa terpisah secara total dari tengkorak. Saat autopsy, sisi
terbaik untuk melihat tengkorak tulang bisa diperoleh dengan membedah keseluruhan kulit
wajah dimulai dari insisi leher dan melingkar, jika dibutuhkan. Pengamatan yang baik bisa
LE FORT FRACTUR
10
inferior maxilla dan memisahkan procesus alveolar yang mengandung gigi maxil
dan palatum durum dari bagian lain maxilla. Fraktur meluas melalui 1/3 bawah
septum dan
pterigoid
Fraktur Le Fort I merupakan fraktur pyramidal yang dimulai dari os nasal dan meluas
Le Fort II merupakan fraktur pyramidal yang dimulai dari os nasal dan meluas
berlanjut ke posterior dan lateral melalui maxilla, dibawah zygomaticus dan kedalam
Frktur Le Fort IIl tau disebut juga craniofacial dysjunction merupakan terpisahnya
nasal. Garis fraktur meluas ke posterolateral melaui os etmoid, orbita, dan sutura
pterigoid
semua tulang muka dari basis crani dengan fraktus simultan zygoma, maxill
Fraktur Mandibula : Dapat terjadi pada banyak lokasi disebabkan bentuknya yang
seperti huruf U dan lemahnya condylar neck. Fraktur dapat terjadi bilateral pada tepat yang
terpisah dari tempat mengalami trauma langsung. Presentasi: Fraktur Condilus (tampak nyeri
saat palpasi anterior Meatus acusticus externa), apabila Condylus yang mengalami fraktur
tidak akan bergerak ketika mandibula membuka atau menutup. Fitur yang lazim adalah nyeri
saat menggerakan rahang, malocculusi gigi. dan ketidak mampuan membuka mulut,
mobilitas dan crepitasi pada symphisis, angulus atau corpus. Intraoral edema, ecchymosis,
pendarahan gusi. Kerusakan nervus alveolar dapat menyebabkan paresthesia atau anesthesia
Cedera ke mulut dan bibir merupakan hal yang umum terjadi dalam kejadian
pengeroyokan', termasuk penyiksaan anak. Bibir bisa jadi memar atau mengalami laserasi,
banyak kerusakan muncul dari tekanan ke bibir melawan gigi atau gusi bertuang. Laserasi di
aspek gingival bibir seringkali bisa dicocokan dengan ujung gigi. Robeknya labial frenum
telah banyak disebut sebagai patognomonik dari penyiksaan; namun, pengkajian literatur
yang ada sekarang tidak mendukung diagnosis penyiksaan berdasarkan robeknya labial
Menendang wajah merupakan hal yang banyak dan paling banyak terjedi. Memar,
laserasi dan fraktur bisa dihasilkan dari tendangan di sisi rahang: lesi serupa muncul di daerah
maxillary dan alis. Abrasi berpola dari sol sepatu bisa jadi ditemukan atau tanda bulan
dari ujung sepatu. Abrasi dari tendangan bisa muncul di pipi atau dahi karena sol sepatu bisa
melukai kulit. Kejadian itu jarang mengakibatkan mata hitam 'alami' dari tendangan tanpa
cedera wajah lain, seperti abrasi lecet di tulang pipi, atau tanda di alis atau tulang hidung.
Gig bisa jadi menjndi rusak oleh kedus tendangan dan tonjokan keras dan mata bisam dar
dan
Gambar 5.2.1 Cedera wajah disebabkan tendangan dan diinjak-injak. Kematian disebabkan
beberapa fraktur di tulang wajah dan dengan penutupan saluran napas oleh darah.
Tendangan di sisi rahang bisa menyebabkan fraktur rahang bilateral atau bahkan
fraktur kontralateral tunggal (Gambar 5.2.1).Mungkin sulit atau tidak mungkin untuk
membedakannya dalam semua kasus, antara cedera (khususnya wajah) disebabkan tendangan
dan disebabkan pukulan dari objek tumpul. Tanda ujung sepatu tidak selalu ada, khususnya
jika penyerang mengenakan sepatu 'latihan
Saat terjadi penginjakan, ada kesempatan pola sol sepatu mungkin meninggalkan jejak,
tetapi gerakan dari ujung kaki mungkin meninggalkan abrasi non-spesifik, memar atau
laserasi mungkin keparahan cedera, termasuk kerusakan tulang, bisa menjadi indikasi
tendangan daripada bentuk cedera, karena serangan yang dilakukan dengan mengayunkan
kaki di ujung bagian muskular kaki menghasilkan tekanan yang lebih besar daipada serangan
dari tangan.
Hematoma periorbital atau "mata hitam, biasanya disebabkan oleh pukulan atau
tendangan langsung ke lubang mata, tetapi ahli kedokteran forensik harus selalu
12
dari:
Kekerasan langsung, yang mungkin atau bukan berhubungan dengan abrasi atau
laserasi di pipi bagian atas, alis, hidung atau bagian lain dari wajah
Rembesan gravitasi darah dibawah kulit kepala dari memar atau laserasi di atas alis.
setidaknya sebagian postur kepala normal harus bisa dijaga selama beberapa waktu
untuk mencegah komplikasi, biasanya lebih panjang antara waktu cedera dan
kematian. Ketika lesi kulit kepala muncul sangat tinggi hingga ke daerah frontal, ini
merupakan waktu yang bisa diukur dalam hitungan jam. Dalam analisis retrospektif
pada analisis 21 subjek dengan cedera kulit kepala di dahi oleh Betz dan kolega, mata
Terlokalisirnya darah ke orbit fraktur dari fossa anterior tengkorak. Kondisi ini
terkadang muncul dari cedera tertentu yang muncul akibat jatuh dengan sisi kepala
belakang terkena benturannya, menyebabkan fraktur sekunder dari tulang yang setipis
kertas dari atap orbital ini sangat berhubungan dengan contuse contrecoup dari lobus
Jatuh sederhana ke wajah di permukaan datar tidak selalu menyebabkan mata hitam,
karena alis, tulang pipi dan hidung bisa mencegah kerusakan ke daerah inti orbita.
Gambar 5.3.4 Mata hitarm bilateral disebabkan keluarnya darah ke orbit melalui fraktur di
berhasil hidup selama beberapa hari. Jaringan otak keluar dari hidung melalui fraktur
tengkorak basal.
sekop dar
AN PADA
INC
Eksternal telinga biasanya ikut terpengaruh jika ada pukulan di kepala dan merupakan
target utama dari kekerasan pada anak. Memar dan laserasí pinna merupakan hal yang banyak
ditemukan saat pemeriksan dan - dalam trauma parah telinga bisa lepas dari kepala
khususnya dengan robeknya margin posterior dimana telinga menempel ke kepala. Dimana
ada kerusakan kasar, khususnya dengan avulsi sebagian dari pinna, harus dipertimbangkan
Telinga bisa digigit dan bahkan sebagian robek, fakta yang biasanya juga dialami
hidung. Dalam kasus demikian, bantuan dokter forensik odontologis bisa jadi tidak bermakna,
55 JATUH
berhubungan
dengan ketinggian.
Banyak orang meninggal setelah jatuh dari posisi berdiri, yang lain
Jatuh dari posisi berdiri bisa muncul jika seseorang sedang mabuk, dari sebuah
it (seperti sehat atau pingsan) dan untuk banyak alasan lain. Kematian bisa
muncul akibat cedera otak, biasanya karena cedera mengenai bagian belakang kepala.
Laserasi kulit kepala occipital atau fraktur tengkorak tidak selalu berperan dalam munculny
kerusakan cerebral (biasanya kontusi contrecoup), mungkin juga ada perdarahan subdural
atau (lebih jarang) perdarahan ekstradural, yang lebih banyak muncul dari kejatuhan ke sisi
lain kepala.
Pertanyaan mengenai cedera kepala dari jatuh pada anak-anak didiskusikan dalam
Bab 22, tetapi kemungkinan bisa dinyatakan, bahwa meskipun cedera kepala fatal dari jatuh
biasanya muncul jika jatuh dari ketinggian beberapa kaki, ada contoh fraktur tengkorak dan
Penelitian eksperimental dari Weber (lihat Bab 22) menunjukkan bahwa tengkorak bayi kecil
bisa mengalami fraktur ketika jatuh dari 82 cm (32 inchi) ke permukaan lantai. Ini kemudian
tidak benar jika saksi medis menyebutkan tidak akan terjadi, karena ada banyak kasus seperti
15
keras hanya
contoh jika seseorang sedang mabuk; atau teman yang juga mabuk berusaha mengang
-kranial
ngkorak post
Osteoporosis merupakan alasan utama banyak kejadian jatuh. Lebih dari 47000 fraktur femur
Jatuh dari ketinggian tertentu, biasanya dari bangunan, merupakan sesuatu yang
banyak terjadi saat bunuh diri dan dalam beberapa kecelakaan, khususnya pada anak-anak.
Jatuh dari ketinggian merupakan sesuatu yang mematikan, khususnya pada anak-ana
Ketika seseorang jatuh atau melompat dari ketinggian, trayeknya akan mengarah ke
bawah dan keluar, dan jarak tubuh ke tanah dari titik lompat akan bervariasi. Goonetulleke
telah mempublikasi beberapa penelitian mengenai sejauh apa dari dinding sebuah tubuh bisa
mendarat. Banyak yang mencari tahu baik apakah korban yang jatuh dari dinding atau
memproyeksikan dirinya sendiri ke luar. Tubuh bisa jatuh ketika menjaga orientasi yang
sama ke tanah, tetapi biasanya kembali dan berbalik ke sesuatu yang tidak bisa diprediksi,
jumlah perubahan postur sebagian tergantung pada tinggi tempat sebelum jatuh dan juga
waktu yang tersedia untuk berputar. Ini berarti tubuh bisa menyentuh tanah dalam sikap
berbeda - dan juga mungkin mengalami obstruksi saat jatuh, membuat kesulitan interpretasi
cedera
Pengaruh ini sering menimbulkan cedera yang fatal, akan tetapi ini bukan selalu
menjadi kasusnya, karena ini bisa menyerang dua daerah secara simultan, seperti kepala dan
pundak - atau melambung atau memantul sehingga dua atau lebih pengaruh utama muncul
dalam akselerasi cepat. Jumlah energy kinetic yang dibutuhkan saat jatuh telah banyak
dipengaruhi oleh kondisi tubuh jika hanya ada satu dampak, kemungkinan akan lebih
merusak daripada menyerang dua daerah secara simultan akan berpengaruh lebih ringan,
dengan ketinggian jatuh, dan bahwa cedera kepala adalah dikelompokan jatuh sampai 7m dan
16
di atas 30m. Selain itu, cedera otak di jatuh dari ketinggian di atas 30m menunjukkan gejala
dari memar contre coup dan perdarahan intra-kranial pada gambaran makroskopiknya jelas
Cedera hati biasanya paling sering ditemui pada jatuh dengan ketinggian 15m. Cedera dari
hati dan limpa yang ketinggian di atas 24m Selama rekonstruksi kejadian, Chao et al (2000)
diketahui bahwa penentuan daerah tubuh yang berdampak tanah pertama ( 'dampak primer)
tidak selalu mudah, karena banyaknya cedera, dan kesulitan dalam tidak termasuk dampak
terhadap struktur lainnya selama musim gugur, dan luka yang diderita jika tubuh memantul
Frequency (%)
Tabel 1 Frekuensi cedera daerah organ tubuh yang disebabkan oleh jatuh dari ketinggian
Dalam arti luas, namun, perlambatan vertikal yang dihasilkan dari 'dampak utama'
kaki bisa mengakibatkan patah tulang terbuka atau tertutup dipecah dan dislokasi tulang kaki
Selain itu, energi ditransmisikan bisa masuk ke dalam kolom vertebral dan ke dasar
laserasi atau transeksi, patah tulang cincin dasar tengkorak dan memar batang otak atau
laserasi. Di mana cedera kepala mendominasi, dan luas /berat - sering dengan ekstrusi otak sementara
luka pada bagian tubuh yang relatif kecil, sebuah utama kepala dampka mungkin
5.6.1Anatomi Forensik
Tengkorak dan tulang wajah ditetapkan dari membran pada janin. Ubun-ubun
menutup secara fungsional antara 9 dan 26 minggu setelah lahir, meskipun tidak tertutup
rapat sampai sekitar 18 bulan. Fontanelle Posterior menutup antara kelahiran dan usia 8
minggu.
terjadi secara tidak teratur selama kehidupan dewasa. Tulang tengkorak orang dewasa
dari dua tulang kompak paralel yang disebut 'diploe', ketebalan bagian luar dua
daripada bagian dalam. Mereka dipisahkan oleh zona tengah tulang lunak cancellous.
Garis sutura menutup secara interdigitasi pada masa kanak-kanak dan fusi tulang
kali lipat
Scalp
Emissary vein
Dura
Cortical vein
Thicker
outer table
Thinner inner
Moningeal
Cerebral
artery
atery
Venous sinus
Pia mater
Arachnoid
Aractnoid
granúlaion
mater
Subarachnoid
space
Brain
Fax
Zona ini terganggu pada garis sutura dan lenyap sehingga tulang menjadi sangat tipis,
terutama di dasar tengkorak. ketebalan tengkorak pada orang dewasa bervariasi dan
bervariasi dari satu tempat ke tempat, pelat tipis yang diperkuat oleh penopang kuat, seperti
temporal petrosa, sayap besar dari sphenoid, bagian sagital, tonjolan oksipital dan glabella.
Bentuk tengkorak ini telah dijelaskan dan diilustrasikan dengan baik oleh Rowbotham.12
daerah tipis yang lebih rentan cidera terletak pada parietotemporal, frontal lateral dan zona
lateral oksipital. Rata-rata ketebalan frontal dan parietal pada laki-laki muda adalah antara 6
dan 10 mm. Daerah tertipis di tulang temporal, mungkin hanya setebal 4 mm, sedangkan
pada tulang occipital di garis tengah mungkin setebal 15 mm atau bahkan lebih. penyakit
tempurung
karena kelebihan produksi matriks tulang fibrosis yang tidak teratu. Ketebalan tengkorak
kadang-kadang merupakan masalah dalam proposisi ruang sidang tentang kerentanan khusus
19
forensik seperti yang sudah diketahui bahwa kerusakan otak yang fatal seringdapat t
dengan tulang tengkorak yang utuh. la bahkan telah diklaim
distorsi tanpa keretakan, ini memang benar dari tengkorak bayi. Ini mungkin tidak
patah tulang tengkorak itu sendiri dapat membahayakan bagi kehidupan, tetapi efek
lanjutan
cidera yang terjadi pada kepala dan hal ini jarang terjadi untuk cedera kepala yang cukup
berat untuk meretakkan tulang tengkorak tidak menimbulkan beberapa efek intrakranial,
bahkan jika itu hanya gegar otak sementara, meskipun, sekali lagi, ada banyak pengecualian
yang luar biasa untuk kasus ini. Dalam bahan skdetal, patah tulang tenplorak sering terihat
atau bahkan tidak mungkin tidak adanya jaringan lunak. kerusakan artefak pada tulang
tengkorak dapat disebabkan selama pemulihan. Zuo dan Zhu telah menjelaskan scanning
mikroskop electron terinci dari microfractures dan kerusakan kolagen, yang dapat
kelenturan, kompresi dan pergeseran telah dipelajari secara ekstensif di kepala manusia
terisolasi dan tengkorak kering serta dalam percobaan dengan hewan hidup. Untuk detailnya,
tulisan-tulisan Gurdjian, Webster dan Lissner, Evans dan Lissner, Evans et al., Lissner dan
Evans, Rowbotham, Weber, Shapiro et al., dan Leestma harus dikonsultasikan. 10,12,14-19
Input mekanik bisa statis, misalnya ketika kepala secara perlahan 200 ms) diperas atau
hancur seperti pada gempa bumi, atau paling sering, ketika tekanan terjadi secara dinamis dan
terjadi lebih cepat (<200 ms, dalam banyak kasus <20 ms), dengan atau tanpa benturan. Ini
Ketika tengkorak menerima benturan focal ada distorsi sesaat dari bentuk tulang
tengkorak, sejauh yang mungkin cukup besar, meskipun sementara. tengkorak bayi,
yang lebih lentur dan memiliki hubungan fleksibel pada garis sutura, dapat
mendistorsi lebih daripada tulang tengkorak kaku pada orang dewasa. Daerah di
20
forensik seperti yang sudah diketahui bahwa kerusakan otak yang fatal seringdapat t
distorsi tanpa keretakan, ini memang benar dari tengkorak bayi. Ini mungkin tidak
patah tulang tengkorak itu sendiri dapat membahayakan bagi kehidupan, tetapi efek
lanjutan
cidera yang terjadi pada kepala dan hal ini jarang terjadi untuk cedera kepala yang cukup
berat untuk meretakkan tulang tengkorak tidak menimbulkan beberapa efek intrakranial,
bahkan jika itu hanya gegar otak sementara, meskipun, sekali lagi, ada banyak pengecualian
yang luar biasa untuk kasus ini. Dalam bahan skdetal, patah tulang tenplorak sering terihat
dan diferensiasi antara cedera ante-mortem dan kerusakan pasca-mortem kadang-kadang su
atau bahkan tidak mungkin tidak adanya jaringan lunak. kerusakan artefak pada tulang
tengkorak dapat disebabkan selama pemulihan. Zuo dan Zhu telah menjelaskan scanning
mikroskop electron terinci dari microfractures dan kerusakan kolagen, yang dapat
kelenturan, kompresi dan pergeseran telah dipelajari secara ekstensif di kepala manusia
terisolasi dan tengkorak kering serta dalam percobaan dengan hewan hidup. Untuk detailnya,
tulisan-tulisan Gurdjian, Webster dan Lissner, Evans dan Lissner, Evans et al., Lissner dan
Evans, Rowbotham, Weber, Shapiro et al., dan Leestma harus dikonsultasikan. 10,12,14-19
Input mekanik bisa statis, misalnya ketika kepala secara perlahan 200 ms) diperas atau
hancur seperti pada gempa bumi, atau paling sering, ketika tekanan terjadi secara dinamis dan
terjadi lebih cepat (<200 ms, dalam banyak kasus <20 ms), dengan atau tanpa benturan. Ini
Ketika tengkorak menerima benturan focal ada distorsi sesaat dari bentuk tulang
tengkorak, sejauh yang mungkin cukup besar, meskipun sementara. tengkorak bayi,
yang lebih lentur dan memiliki hubungan fleksibel pada garis sutura, dapat
mendistorsi lebih daripada tulang tengkorak kaku pada orang dewasa. Daerah di
20
tulang masih dapat terjadi dari mekanisme yang melebihi batas elastisitas. F
mungkin jauh dari daerah benturan, mengikuti garis dari kelemahan struktural -a
tau
Dengan menggunakan tengkorak yang dilapisi dengan pemis, Gurdjian menunjukkan
bahwa garis stres berkembang di tempurung kepala ketika dipukul dan ini berhubungan
yang berjalan miring ke bawah di daerah temporal. Jika lebih berat, garis fralk
uran di daerah-daerah
retak
memasuki fossa hipofisis. Pada luka berat, garis fraktur ini mungkin sering meli
engkorak,
ntasi lantai
tengkorak sepenuhnya untuk membentuk 'patah engsel ', memisahkan dasar tengkorak
Patah tulang ini tidak mulai dari titik benturan kecuali ada juga patah tulang depresi loka
mereka dimulai dari kejauhan karena kompensasi deformasi, tapi biasanya berjalan kembali
menuju situs benturan. Ketika daerah frontal dipukul, tempat yang biasa terjadi fraktur linear
adalah vertikal ke bawah dahi, berputar balik sekeliling margin orbital untuk berjalan mundur
di lantai fossa anterior, mungkin ke dalam kribriform plate atau sinus udara, atau keduanya.
Sebuah pukulan atau jatuh pada oksiput dapat menyebabkan patah tulang yang biasanya
vertikal atau miring ke bawah, hanya untuk sisi garis tengah fossa posterior, umumnya
mencapai foramen magnum. Selain itu, unsur contrecoup dari benturan oksipital dapat
menyebabkan fraktur lempeng orbital di fossa anterior, sebagai akibat dari benturan yang
diteruskan melalui otak itu sendiri, meskipun mekanisme ini tidak sepenuhnya dipahami.
Ketika benturan lokal yang parah menyebabkan focal dan deformasi umum, kombinasi
fraktur depresi dan garis fraktur radial mungkin membentuk pola 'spider's-web
Ketika benturan berat, fraktur depresi dapat mengikuti bentuk sebenamya dari objek yang
membentur, seperti palu-kepala Bentuknya dapat mengikuti hanya bagian dari objek yang
mendorong ke dalam tengkorak - misalnya, kepala palu dapat membentur pada sudut lancip
sehingga hanya setengah lingkaran tulang akan tertekan ke dalam, tepi berlawanan miring ke
bawah dari retak yang tidak teratur. Bagian terdalam dari depresi akan menunjukkan di mana
melihat contoh di mana korban dipukul dengan palu melafui kantong plastik tipis yang
menyelubungi kepala. retak terasering paralel telah terbuka untuk sepersekian detik selama
pakulan itu, cukup untuk menjepit plastik ke dalam beberapa defek dalam tulang tengkorak
luar. Di mana benturannya berasal dari tepi sempit atau cincin, hanya tabel luar yang patah,
tertekan ke bagian yang lebih lembut tanpa depresi dari tabel dalam.
Adanya rambut dan kulit kepala menandai efek benturan, sehingga benturan yang jauh
ebih berat diperlukan untuk menyebabkan kerusakan yang sama, dibandingkan dengan
tengkorak polos. Pola dan sifat dari patah tulang tengkorak, bagaimanapun, sama.
tengkorak dari lokasi benturan. Misalnya, efek bantalan kulit kepala dapat menambahk
Perlu
erposisi kulit kepala dan rambut dapat sedikit mengubah dimensi lesi
eh palu
bertemu satu sama lain, urutan cedera dapat ditentukan dengan 'aturan Puppe'. yang benar-
benar masuk akal.20 Fraktur kemudian akan berakhir pada (yaitu, tidak menyeberang) garis
fraktur sebelumnya, yang secara alami mengganggu distorsi kranial, yang mendahului patah
First fracture
Second fracture
1. Fraktur linear
23
gan
den
ggembung. Bisa
genai tabula bagian dalam atau luar, tetapi lebih sering mengenai k
keduanya
men
Dalam penelitian medicolegal retrospektif pada 428 subjek dengan fraktur kraa
yang disebabkan trauma tumpul di kepala di Denmark antara 1999 dan 2004, Jacobsen dan
Lynnerup menemukan bahwa jenis fraktur yang paling banyak ditemui adalah jenis fraktur
linear (60 persen), yang mana disebabkan terutama akibat kecelakaan lalu lintas dan jatuh.
Kebanyakan fraktur disertai dengan cedera intracranial sedang sampai parah dan atau cedera
21,22
Tergantung pada pola tekanan di bagian tengkorak dan lokalisasi benturan, fraktur
bisa muncul dimana saja di daerah terngkorak, tetapi terutama banyak ditemukan di lempeng
tulang tengkorak yang tidak ada pendukung. lempeng temporal, frontal, parietal dan occ
bisa mengalami fraktur linear tunggal atau lebih. Fraktur bisa memanjang ke arah forame
magnum, melewati daerah supraorbital, atau ke dasar tengkorak. Fraktur linear basal yang
sering ditemukan adalah yang melewati dasar dari fossa media, seringkali mengikuti petrous
temporal atau bagian luar tulang sphenoid hingga fossa pituitari. Fraktur ini secara s
biasanya disebabkan pukulan keras di sisi kepala; lesi ini terkadang disebut juga 'fraktur
ipital
Gambar 5.20 Fraktur 'sendi' di dasar tengkorak dimana garis fraktur muncul dari sisi hingga
ke sisi lain melewati dasar kranial fossa tengah, melewati fossa pituitari di garis tengah,
dikuti dengan resistensi structural. Korban merupakan pejalan kaki muda yang ditabrak
mobil dan kemudian mengalami cedera sekunder dengan kepala bagian kiri terbentur ke
24
tanah. Cedera ini banyak terjadi pada kecelakaan kendaraan dan terkadang disebut juga
Pada anak-anak dan dewasa muda, fraktur linear bisa muncul melewati garis sutura
dan menyebabkan "diastasis' atau pembukaan pada lapisan yang lemah di antara tulang
Gambar 5.21-5.23). Lebih banyak muncul di sutura sagital antara dua tulang parietal, tetapi
garis interfrontal yang lemah dengan fusi awal sutura metopic juga bisa terbuka kembali bila
diberi tekanan mekanikal. Pada infan, khususnya pada anak dengan sindrom kekerasaan,
fraktur linear dari tulang parietal mungkin mencapai sutura sagital dan terus memanjang
hingga ke lempeng tulang parietal yang lainnya. Perpanjangan ini bisa muncul secara
langsung atau 'stepped', sehingga dua fraktur tidak membentuk satu garis yang sama. Bentuk
ini biasanya muncul akibat pukulan atau jatuh dan mengenai daerah vertex, dan dua fraktur
mungkin muncul secara bersamaan tetapi tidak menyambung, sehingga disebut 'stepping'
4. Fraktur depresi
Benturan fokal menyebabkan bagian luar masuk ke dalam dan, kecuali diserap dalam
diploe, bagian tabula interna bisa menembus rongga kranial dengan bahaya dari
kerusakannya langsung mengenai bagian dalam dan isi dari rongga kranial. Senjata tajam
sekalipun, seperti pisau dan kapak, yang bisa menyebabkan defek potongan yang
secara eksternal, biasanya akan membelah dan mendefleksikan tutup ke bagian dalam.
Dengan senjata pemotong kapak atau senjata lain seperti pedang, ada lesi spesifik di
rapih melalui satu sisi tulang, biasanya tulang tampak mengkilap seperti gading. Cara
melepaskan senajata adalah dengan menariknya kearah berlawanan, baik karena sengaja atau
karena gerakan relatif antara tulang dan pedang. Situasi ini memecahkan tulang menjadi
beberapa fragmen tulang dari permukaan yang berlawanan sehingga defek sisanya tampak
halus dan satu sisi yang kasar. Biasanya tampak dalam bahan historikal dan arkeologikan dari
menggunakan berbagai
manusia terhadap cedera. Meskipun demikian, detailnya di luar kemampuan buku ini. Kajan
sederhana dari penelitian awal dan terbaru mengenai biomekanika dari fraktur
tulang
emporoparietal diberkan oleh Yogandan dan Pintar. Untuk informasi detail lihat iteratur
19
dalam Leestma.
Kepala manusia dewasa memiliki berat antara 3 dan 6 kg (7-14 Ib), rata-rata
5 kg (10 Ib) Ketika jatuh sekitar 1 meter (3 kaki), sehingga daerah frontal
(47,6 ft-lb). Ini bisa menyebabkan satu atau lebih fraktur linear atau
mosaik. 4
fraktur
ada banyak faktor yang mempengaruhi hal ini. Daerah benturan, ketebalan tengkorak, kulit
kepala dan rambut, arah benturan dan hal- hal lain, semuanya bisa memengaruhi hasil fraktur
yang terjadi.
Sebagaimana yang dijelaskan lebih lanjut di Bab 22, Weber melakukan penelitian,
dimana ia menjatuhkan tubuh bayi yang sudah meninggal dari ketinggian yang pasti atau
sekitar 82 cm (32 inchi) di permukaan yang keras dan lembut.10 Proporsi tinggi dari fraktur
tengkorak, keduanya dari daerah parietal dan occipital, beberapa darinya melebar melewati
gans sutura.
merupakan indikator cedera keras di kepala, dengan kemungkinan cedera yang terjadi konten
vital daripada fraktur itu sendiri yang bisa membawa bahaya ke kehidupan.
29
Isi tengkorak adalah organ vital yang paling rapuh, ehingga mengh
berada dalam tulang kranium yang kuat. Kerusakan dapat terjadi baik pada jaringan saraf
maupun pembuluh darah yang mengelilingi dan menembus jaringan tersebut.
Meningen terdiri dari dura mater (pachymeninx) dan leptomeninges, arachnoid dan pia
mater (lihat Gambar. 5.13). Dura di bentuk oleh dua lapisan jaringan kolagen yang kuat,
lapisan paling terluar adalah yang melekat erat pada tengkorak, bertindak sebagai periosteum
internal. Lapisan dalam menyatu dengan arachnoid, sehingga pada kenyataannya tidak ada
Dura membentuk falx dan tentorium, serta sinus venosus didalamnya. Dilalui oleh
epanjang
verteks dan di ujung lobus temporal, juga pada tingkat yang lebih rendah dari kutub frontal
31
tural
sinus
untuk terpisah. Tonjolan arachnoid menembus dinding sinus venosus, terutama padi
nembu
ang tipis melekat pada otak dalam ruang subarachnoid. Disi dengan CSF den
at y
ang bervariasi dari satu milimeter pada usia muda sampai satu sentimeter atau
lebar
onda usia tua yang telah mengalami atrofi otak. Hal tersebut berarti balwa pembuluh yang
tani lebih panjang dan lebih rentan terhadap regangan geser dan
bridging vessels sering termanifestasi di rnuang subdural, meskipun secara anatomis dalam
jaringan-jaringan flbrosa dari serabut-sernbut glia yang tidak dapat dipisahkan dengan olak
dibawahnya.
adalah paling umum danitiga jenis perdarnhan selaput otak dan terjadi pada sekitar
2% dari semua Jenis cedera kepala. Menurut Rowbotham, hanya sekitar 3% cedera kepala
yang berupa EDH luas untuk secara signifikan dilakukan pembedahan; gambaran yang sama
antara 1 dan 300 tercatat oleh Tomlinson. Dari 635 cedera kepala fatal yang diselidiki oleh
sekitar 11% di bawah usia 20 tahun walaupun dengan intervensi bedah, meningkat menjadi
Dura sangat melekat erat pada tengkorak, membentuk endokranium atau periosteum.
Melekat dengan erat pada dasar tengkorak, kecuali pada fossa posterior, perdarahan
ekstradural tidak terjadi melebihi dasar tengkorak. Pada lengkungan, terdapat ruang potensial
antara dura dan tulang, yang dapat dipisahkan oleh arteri dan kebocoran vena (jarang)
sekitar 15% terjadi pada tengkorak yang utuh (Gambar 5.30-5.33). Menurut Harwood-Nash
et al, kejadian pada anak-anak tanpa fraktur hanya 1 persen, sementara itu Adams
menemukan bahwa separuh anak-anak dengan perdarahan ekstradural dari 600 cedera kepala
yang fatal, tidak terdapat fraktur. Sekitar 10% EDH berhubungan dengan pendarahan
32
Dembuluh adalah yang paling sering melintang secara diagonal pada tulang tempora
skuamosa di dinding lateral kranium. Cabang anterior (frontal) jarang menjadi sumber
perdarahan, terjadi hanya dua kali dalam penelitian Rowbotham dari 33 kasus. Pembuluh
biasanya terletak di bagian dalam lekukan tulang. Telah dinyatakan bahwa hampir selurulh
kejadian ruptur terjadi saat arteri secara utuh benar-benar melingkupi terowongan tulang
sehingga tidak dapat menghindar dari kerusakan ketika terjadi fraktur, namun pada observasi
tidak dapat mengkonfirmasi anggapan ini. Kebocoran darah arteri yang bertekanan tinggi
pada dura mendasari akumulasi progresif dari hematoma, yang dapat mencapai volume
hingga beberapa ratus mililiter dan menutupi bagian hemikranium. Adams menyatakan
ahwa volume minimal yang diperlukan sebelum tanda-tanda klinis jelas terlihat adalah 35
m., meskipun penulis lainnya menyatakan minimal 100 ml adalah yang biasanya
berhubungan dengan kematian. Menurut Bullock et al hematoma epidural yang lebih besar
dari 30 cm3 harus dievakuasi dengan pembedahan terlepas dari skor Glasgow Coma S
(GCS) p
engah kurang dari 5-mm pada pasien dengan skor GCS lebih besar dari 8 tanpa defisit fokal
dapat dikelola secara non operatif dengan scanning tomografi (CT Scan) serial dan observasi
neurologis yang ketat di pusat bedah saraf. Pada daerah oksipital dan frontal, cabang kecil
arteri meningeal dapat terlibat atau pada perdarahan mungkin berasal dari sinus venosus
yang robek, dalam hal ini tidak perlu ada patah tulang. Ketika perdarahan terjadi di vena,
hematoma jarang mencapai ukuran yang besar. Dimana tekanan tidak cukup untuk merobek
dura. Hal ini jarang terjadi (15 persen) dibandingkan dengan arteri EDH (85 persen), dan
lebih sering terlihat pada daerah oksipital, di titik laserasi sinus venosus. Onset serin
cale
asien. EDH yang kurang dari 30 cm3, ketebalan kurang dari 15 mm, pergeseran garis tulang tengkorak.
perdarahan tersebut
Tanda-tanda klinis perdarahan epidural secara klasik adalah adanya interval "l
au·laten", yang mungkin dapat terjadi pemulihan dari tahap awal cedera kepala ringan
lucid
penin
asik
ini memang tidak sering terjadi, meskipun demikian tidak ada ketergantungan diagnostik
berdasarkan hal tersebut. Keadaan koma yang terjadi akibat dari peningkatan lesi yang
mendesak ruang yang dibentuk oleh perdarahan, dapat mengikuti periode cedera kepala
ringan tanpa istirahat sehingga tidak ada fase pemulihan sementara. Hanya 27 persen dari
seri McKissock menunjukkan riwayat klasik. Interval laten mungkin dapat bervariasi secara
durasi, perlu diingat bahwa tidak mungkin terjadi jika cedera kepala ringan terjadi
berkepanjangan atau berdampingan dengan kerusakan otak lainnya. Setengah jam cukup
membutuhkan waktu yang lebih dari satu hari untuk terlihat secara klinis. Dalam seri
Rowbotham, kisarannya antara dari 2 jam sampai 7 hari, tetapi sebagian besar jelas terlihat
setelah 4 jam. Penyelidikan dengan menggunakan CT, dikutip oleh Adams, menunjukkan
bahwa konsep lama tentang perburukan gejala klinis yang disebabkan oleh akumulasi
progresif darah adalah tidak benar, CT menunjukkan bahwa volume darah yang besar
mungkin muncul segera setelah cedera disertai beberapa lesi yang mendesak ruang, tanda-
landa klinis dari faktor-faktor lain seperti edema serebral atau cedera neuronal difus
otak.
dengan EDH. Ketika kepala telah terpapar panas eksternal parah yang cukup untulk
nembakar kulit kepala dan mungkin tengkorak, darah dapat dikeluarkan dari diploe dan sinus
cnosus ke dalam ruang ekstradural untuk menghasilkan heat haematoma* (Gambar 5,34).
venosus k
Mekanisme tidak jelas, tetapi hasil darah yang 'direbus' dari lapisan diploic tulang melalui
embuluh darah, atau penyusutan otak dapat terjadi karena darah teraspirasi dari tengkorak.
Hematoma palsu berwarna coklat dan rapuh, dan otak yang berdekatan menunjukkan
pengerasan dan perubahan warna akibat panas. Pentingnya artefak karena dapat terjadi
kekeliruan dengan cedera kepala yang menyebabkan perdarahan epidural, dan dapat
menyesatkan ahli patologi dan peneliti dengan berpikir bahwa api dimulai untuk menutupi
serangan yang mematikan. Seperti kebanyakan kasus yang terlihat dalam kebakaran besar di
gedung-gedung, sering terdapat kadar carboxyhaemoglobin yang signifikan dalam tubuh jika
tejadi kematian terjadi ketika kebakaran sedang berlangsung. Harus menjadi konsentrasi
yang sama dalam heat haematoma seperti pada darah perifer, jika korban mengalami cedera
36
9 PERDARAHAN SUBDURAL
Per
EDH. Hal
ini juga secara proporsional jarang dikatikan dengan fraktur tengkorak, tetapi dalam absolut
ngka kejadian fraktur tengkorak juga menginklusi perdarahan subdural lebih banyak
díbandingkan dengan EDH. Serial kasus di Glasgow yang melibatkan 635 kasus trauma
kepala fatal yang dilaporkan oleh Adams meliputi hematomata subdural sebanyak 18 persen.
Lesi ini biasanya diklasifikasikan menjadi tiga tipe: akut, subakut, dan kromik.
Klasifikasi subakut jarang dipergunakan, namun klasifikasi akut dan kronik dapat
dipergunakan.
Perdarahan subdural dapat terjadi pada segala usia, umumnya pada usia-usia ekstrem.
Perdarahan jenis ini merupakan salah satu penyebab fatal utama pada kasus kekerasan
hubungan perdarahan subdural dengan fraktur tulang panjang 4 Pada kelompok orang-orang
37
k dan
sering
tanan vaskular, pada usia tua dan pada diathesis perdarahan, beberapa trauma im
bulkan gejala dan tanda klinis atau neurologis selain nyeri kepala transien, yang
as
sebagai hal yang diabaikan di kehidupan sehari hari Klins menjad リ elas hanya
Ketika perdarahan sangat luas sehingga dapat menjadi iritasi kortikal maupun space
ocupying lesion (mungkin berkisar antara 35-100mL). Banyak perdarahan subdural timbu
umumnya
occupying
scbagai lesi 'countercoup' sehingga tidak bisa dibedakan iejas akibat pukulan ataupun akibat
jatuh.
untercoup' sehingga tidak bisa dibedakan jejas akibat pukulan ataupun aki
Ini merupakan sekuel yang sering terjadi pada cedera kepala berat. Ada atau tidaknya
sebuah fraktur dapat dijadikan sebuah indikator trauma pada kepala. Berbeda halnya dengan
peradarahan ekstradural, fraktur tidak berperan pada patogenesis dari perdarahan, melainkan
timbul dari robekan vena yang berhubungan. Jembatan vena yang melewati ruang subdural
antara pembuluh darah kortikal dengan sinus pada dura. Perdarahan jarang disebabkan oleh
Pada cedera kepala terbuka atau pada fraktur kominutif menembus membrane dan
n ot
Lesi ini dikaitkan dengan cedera kepala tertutup yang dapat ditandai dengan memar-
bahkan tidak ada memar sama sekali, karena dampak trauma tumpul mungkin tida
inggalkan tanda pada kulit kepala, secara intermal maupun ekstemal, dan dapat terjadi
Fraktur tengkorak mungkin merupakan penyebab hampir seluruh kasus pada bayi
awalnya penyebabnya adalah berkaitan dengan guncangan. Banyak ahli pediatri dan
ang
alhi patologi secara antusias menyebutkan etiologi penyakit adalah guncangan, saat tidak
terdapat tanda-tanda impaksi (atau biasanya tidak ada bukti apapun!) terhadap kondisi
diagnosis yang diinginkan. Akan tetapi, konsep "guncangan subdural pada bayi" (shaken-
baby subdural) masih belum jelas sifat dan mekanismenya sehingga masih menjadi
kontroversi dan perdebatan. Hal ini menunjukan bahwa gaya geser (yang dibutuhkan agar
dapat terjadi ruptur pembuluh darah subdural) adalah 50 kali lebih kecil saat pengguncangan
bayi dibandingkan yang terjadi benturan kepala. Sehingga mayoritas bayi yang diguncang
tidak menimbulkan dampak yang nyata pada kulit kepala, jaringan bawah kulit kepala atau
tengkorak. Ulasan terbaru mengenai patologi dan mekanisme sindrom pengguncangan bayi
39
menggeser bridging veims secara lateral sehingga dapat menyebabkan ruptur percabangan
vena tersebut pada baik vena-vena kortikal maupun pada permukaan sinus. Titik perdarahan
jarang dapat dindentifikasi, perdarahan subdural paling sering ditemui pada permukaan
lateral hemisfer serebri bagian atas, pada bagian atas area parasagital
perubahan kecepatan pergerakan pada kepala, baik akselerasi maupun deselerasi, hampir
sering beriringan dengan komponen rotasional.4s Di mana impaksi tumpul terjadi pada
tengkorak, perdarahan subdural tidak terjadi langsung di bawah area yang terkena -bahkan
tidak tegjadi di sisi kepala yang sama. Menginterpretasi lokasi subdural dengan 'coup' atau
countrecoup' kurang baik, karena perdarahan subdural cukup mobile tidak seperti
perdarahan epidural. Lesi-lesi yang tampak jelas berasal dari bagian tinggi di area parietal
umumnya mengalir ke bawah karena gravitasi dan menutup seluruh hemisfer, dengan
akumulasi besar pada fossa media dan anterior, dan juga pada ostium
posterior.
Perdarahan dapat berbentuk cairan atau berupa bekuan darah hingga membentuk
suatu massa, kedua bentuk ini umumnya muncul. Apabila perdarahan relatif sedikit, akan
muncul lapisan tipis perdarahan pada subdural. Pada bayi muda, berdasarkan Squier dan
Mack, terdapat sudut pandang baru akan anatomi dura pada bayi yang menunjukkan terdapat
permulaan pada lapisan-lapisan dalam dari dura yang membentuk perdarahan subdural yang
tipis." Apabila kekentalan darah hanya beberapa millimeter, hal ini tidak dapat dipikirkan
sebagai space-occupy ing lesion, walaupun menutupi area yang cukup luas. Hal ini karena
terdapat cairan serebrospinal di kompartemen subarakhnoid yang dapat menempati bagian ini
yang cukup untuk mengakomodasi sejumlah volume gabungan darah dan CSF
Walaupun lapisan darah segar ini cukup iritan terhadap aktivitas kortikal-tidak
diragukan lagi terjadi pada perdarahan subarachnoid (PSA)- masih belum jelas apakah hal
ini membahayakan kehidupan. Sulit untuk menentukan bahwa selapis tipis darah pada ruang
subdural merupakan penyebab kematian, namun tidak dapat dielakkan lagi bahwa kekuatan
40
nter
yang menyebabkan perdarahan memiliki efek yang merusak bagi jaringan otak, walnupun hal
Sama dengan EDI, mungkin tordapnt interval Inten sebolum munculnyn gejala dan
tanda klinis, Setelals terjadinya concuston, yang mungkin sangat minim, korban mungkin
pulilh, selanjutnys menjndi stupor yang dalam kemudian koma, sant TIK meningkat seiring
otak, walaupun, kondisi ini mungkin juga menyebabkan koma berkelanjutan sejak waktu
trauma
Saat terdapat lueid imerval, mungkin hal ini lebih lama dibandingkan pada perdarahan
arteri untuk kasus perdarahan epidural yang secepat-cepatnya rerata 4 jam. Faktanyn, tidak
terdapat batas waktu interval ini, karena perdarahan subdural akut dapat menjadi kondisi
perdarahan akut yang parah, yang umumnya terjadi dalam kasus kriminal, interval itni
Lesi ini paling sering ditemukan pada kelompok usia tua, umumnya ditemukan secara
tidak sengaja saat otopsi di mana penyebab kematian adalah karena kondisi lain
Tampilan makroskopis kelainan ini bervariasi antar usia; lesi baru hingga beberapa
minggu lamanya tampak sawo matang hingga coklat kemerahan dengan membran gelatinosa
meliputi permukaannya (Gbr5.36, 5.37). Isi berupa cairan kental dimana beberapa area lebih
merah menunjukkan perdarahan yang lebih baru. Pada hematoma yang lebih lama, hingga
hitungan bulan atau tahun, lebih padat, dengan membran keras di sekitar permukaannya, yang
dibaratkan sebuah botol air panas dari karet yang diisikan jeli atau minyak. Isi berupa cairan
dan mungkin berwarna coklat atau kuning jerami. Biasanya interior lebih padat dan warnanya
bervariasi karena usia perdarahan berbeda-beda. Lokulat sering ditemui, dengan cairan
berwarna yang berbeda-beda dan mengalir pada setiap lokulatnya. Jaringan otak yang terkena
akan terdepresi apabila hematoma besar (lebih dari 50-100mL), dan sering berwarna cokelat
menunjukkan abnormalitas neurologis yang jelas, temuan lesi kecil saat otopsi harusnya tidak
dipikirkan sebagai penyebab kematian, sehingga harus dilihat kemungkinan penyebab lain
41
menimbulkan
Misalnya adalah
ejala neurologis yang dianggap berasal dari beberapa penyebab patologis lain.
hrombosis atau
dari
confision
confusion atau demensia, padahal suatu space occupying hematoma adalah yang
sebabkan oleh
Hematoma
kronis mungkin menjadi besar dan menekan hemisfer serebri yang cukup
akut yang
membahayakan pusat vital tubuh pada batang otak. Hematoma kronis timbul dari lesi akut,
serebri dan
ang mana pasca suatu interval, menjadi diselubungi dalam sebuah kapsula jaringan ikat
Hematoma ini dapat diabsorbsi, namun dapat pula dorman dengan ukuran yang sama.
ataupun mungkin menjadi membesar pada kemudian har
Mekanisme pembesaran lesi ini masih kontroversial. Salah satu penjelasan yanyg
sering, yang tampaknya paling masuk akal, adalah hal ini dsebabkan dari perdarahan yang
dalam massa
tersebut sebagai bagian dari proses penyembuhan. Teori lainnya adalah adanya osmosis,
karena pusat perdarahan umumnya berliquefikasi, membentuk cairan hemoragik yang secara
osmotik menarik SF dari luar kapsula yang bertindak sebagi membrane semi-permeabel.
Mekanisme yang pertama tampaknya lebih disukai, karena area perdarahan baru
umumnya ditemukan di dalam substansi hematoma tadi, tetapi apapun penyebabnya, dampak
akhir dari kejadian ini adalah perburukan efek hematoma yang menempati ruang (space
occupying) ini.
forensik yang dibutuhkan, khususnya apabila lesi ini tampak jelas matur. Mungkin terdapat
satu atau lebih episode trauma yang tercatat, diantaranya dari itu mungkin berupa kejadian
sipil atau kriminil dan pendapat ahli patologi dicari untuk menghubungkan atau
42
Sebagai contoh, pada salah satu kasus penulis (BK) mengenai seorang wanita
tua
ng membingungkarn
penuh keraguan, karena perdarahan berulang di tempat yang sama dapat merancukan usia
hematoma.
subdural secara berkala berubah warma dari merah gelap menjadi wama
kecoklatan, awalnya tampak jelas setelah 5 hari, dan beberapa tidak tampak jelas kembali
Gambar 5.36 Perdarahan subdural kronik pada pasien usia tua. Cairan kecoklatan keluiar dari
lesi yang terenkapsulasi yang melekat ke meninges, sehingga meninggalkan membrane luar
gelatinosa, seperti yang tampak pada gambar. Permukaan dari hemisfer serebri berwarna
cokalt dari darah tua yang berubah dan terdapat kompresi di beberapa bagian hemisfer
dengan garis tengah bergeser ke kiri. Tidak terdapat riwayat jejas kepala dan tidak terdapat
43
Reaksi perdarahan subdural dimulai dalam beberapa jam dari onset, ketika in
t, ketika infiltrasi
seluler dimulai dari permukaan dural. Sebuah 'neomembrane' halus, secara histologis terdiri
dari kapiler berdinding tipis dan jaringan granulasi fibroblastik, tumbuh dari perifer untuk
menutupi bagian permukaan luar (dural) bekuan selama beberapa hari dan minggu ke depan.
Jika tidak terjadi pembesaran yang lebih lanjut, kapsul ini menjadi lebih berserat, meskipun
jarang jaringan ini menyerap hematoma dengan befusi dengan kapsul luar. Menurut
Crompton, adanya membran yang cukup untuk diambil dengan forceps membuat perdarahan
subdural setidaknya bertahan selama 12 hari. Meskipun telah dibuat untuk penanggalan
akurat dari hematoma subdural dengan kriteria histologis, ini tidak dapat diandalkan,
terutama setelah beberapa bulan, karena ada variasi individu yang cukup besar dalam tingkat
penyembuhan 48 Juga, karena frekuensi dari terulangnya perdarahan segar berikutnya, upaya
memperkirakan tanggal perdarahan menjadi tidak realistis, kriteria histologis Munro dan
beherapa hari setelah onset, ada lisis progresif sel daralh merah dan
Perls
Dani 11 hari d
n bekuan dibagi oleh helai fibroblas Setelah 15 hari membran juga muncul
sama dengan ketebalan dura, tetapi bagian dalam membran dalam masih
Antara 1 dan 3 bulan membran telah kehilangan banyak inti fibroblast dan menjadi
hialin. Pada 6-12 bulan membran menjadi tebal dan berserat, menyerupai dura itu
sendini
ini. Dalam beberapa bulan pertama pembuluh sinusoidal besar muncul di jaringan ikat yang
satu bulan atau lebih sebuah kapsul berkembang, membentuk rongga kistik yang berisi cairan
coklat gelap, berair. Menurut Munro, pencairan dari isi tidak terjadi dalam waktu kurang dari
3 minggu. Beberapa hematoma tetap solid dengan bekuan darah, sering dengan dacrah
arahan segar dari berbagai usia. Ketika perdarahan subdural yang besar telah terjadi,
korteks serebral dibawahnya dapat menjadi infark, disebabkan oleh salah infark alami setelah
perdarahan melalui arachnoid ke dalam ruang subdural yang berdekatan atau, lebih sering
Sejumlah penulis
ketika ada cedera kepala, penekanan hematoma pada pembuluh darah kortikal 17.48
Jenis ketiga perdarahan selaput otak bahkan lebih umum terjadi daripada perdarahan subdural,
namun memiliki etiologi campuran. Setiap kali ada kerusakan korteks, akan ada beberapa
derajat perdarahan subarachnoid, sehingga semua luka tembus otak, sebanyak luka tumpul
yang menimbulkan perdarahan ekstradural atau subdural, akan dikaitkan dengan perdaraharn
subaraclmoid traumatis. Hal ini tidak unum, meskipun tidak diketahui, untuk perdarahan
45
subarachnoid traumatis terjadi sebagai lesi murni di mana tidak ada memar kortikal, tidak ada
cedera leher, tidak ada lesi otak bagian dalam dan tidak ada perdarahan membran lainnya.
Sedikit pendarahan subarachnoid mungkin terjadi sangat sering terjadi setelah benturan
korban tersebut selamat, tidak ada bukti otopsi yang datang. Pen
teknik pencitraan medis, resonansi magnetik terutama nuklir, dapat menunjukkan perdarahan
ringan seperti yang sampai sekarang belum terdeteksi. Masalah rumit lainnya pada
perdarahan subarachnoid adalah bahwa hal itu sering terjadi akibat dari penyakit alami,
terutama pecahnya beberapa jenis malformasi vaskular. Ketika trauma muncul, hubungan
kompleks baik trauma menyebabkan pecahnya pembuluh darah atau pecahnya pembuluh
darah menyebabkan jatuh atau kecelakaan lainnya yang mengarah ke trauma harus
dipertimbangkan. Hal ini dibahas dalam paragraf selanjutnya. Meskipun patologi SAH
penting, karena hubungan pecahnya aneurisma, banyak deskripsi yang ditawarkan dalam bab
tentang kematian alami mendadak (Bab 25), dan hanya interaksi antara trauma dan jenis