Anda di halaman 1dari 4

A.

Pengertian Gangguan Cemas Menyeluruh

Cemas dapat dikonseptualisasikan sebagai suatu hal yang normal dan respon adaptasi terhadap
ancaman yang mempersiapkan individu tersebut untuk “flight or fight”. Seseorang yang cemas terhadap
segala sesuatu dapat dikatakan mengalami gangguan cemas menyeluruh.

Gangguan cemas menyeluruh (Generalized Anxiety Disorder, GAD) merupakan kondisi gangguan
yang ditandai dengan kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan dan tidak rasional bahkan terkadang
tidak realistik terhadap berbagai peristiwa kehidupan sehari-hari. Kondisi ini dialami hampir sepanjang
hari, berlangsung sekurang-kurangnya selama 6 bulan. Kecemasan yang dirasakan sulit untuk dikendalikan
dan berhubungan dengan gejala-gejala somatik seperti ketegangan otot, iritabilitas, kesulitan tidur, dan
kegelisahan sehingga menyebabkan penderitaan yang jelas dan gangguan yang bermakna dalam fungsi
sosial dan pekerjaan.

GAD ditandai dengan kecemasan yang berlebihan dan khawatir yang berlebihan tentang peristiwa-
peristiwa kehidupan sehari-harinya tanpa alasan yang jelas untuk khawatir. Kecemasan ini tidak dapat
dikontrol sehingga dapat menyebabkan timbulnya stres dan mengganggu aktivitas sehari-hari, pekerjaan
dan kehidupan sosial.

B. Etiologi Gangguan Cemas Menyeluruh


Penyebab gangguan cemas menyeluruh ini belum diketahui secara pasti. Hanya saja disebutkan
bahwa faktor biologi dan psikologi memiliki peran terhadap terjadinya gangguan cemas menyeluruh.

1. Faktor Biologi
Efikasi terapi obat benzodiazepin dan azaspiron (buspiron) terfokus pada sistem neurotransmitter GABA
dan serotonin. Benzodiazepin diketahui dapat mengurangi kecemasan, sebaliknya flumazenil (reseptor
antagonis benzodiazepin) dapat memicu kecemasan. Walaupun tudak ada data yang mebuktikan bahwa
reseptor benzodiazepin pada pasien gangguan cemas menyeluruh adalah abnormal, beberapa peneliti
mengatakan bahwa konsentrasi reseptor benzodiazepin tertinggi terdapat pada lobus occipitalis. Area otak
lain yang dicurigai berperan dalam terjadinya gangguan cemas menyeluruh adalah basal ganglia, sistem
limbik, dan korteks lobus frontalis.
Dikarenakan buspiron merupakan agonis terhadap reseptor serotonin, sehingga ada hipotesis yang
menyebutkan bahwa terjadi gangguan regulasi dari sistem serotonergik pada pasien dengan gangguan
cemas menyeluruh.
Neurotransmitter lain yang masih menjadi subjek penelitian pada gangguan cemas menyeluruh
adalah norepinephrine, glutamat, dan sistem kolesistokinin.
Suatu studi dengan pemeriksaan Positron Emission Tomography melaporkan bahwa laju metabolik
pada basal ganglia dan white matter pada pasien gangguan cemas menyeluruh lebih rendah dibanding pada
orang normal.

2. Faktor Psikososial
Faktor psikososial yang mengarah pada perkembangan gangguan cemas menyeluruh adalah cognitive-
behaviour dan psikoanalitik. Berdasarkan pada cognitive-behaviour, pasien dengan gangguan cemas
menyeluruh merespon suatu ancaman secara kurang tepat dan benar. Ketidaktepatan ini dihasilkan dari
perhatian yang selektif terhadap suatu hal negatif di lingkungannya dengan cara mendistorsi pemrosesan
informasi dan dengan cara memandang terlalu negatif terhadap kemampuan dirinya dalam hal mengatasi
suatu masalah.
Hipotesis psikoanalitik menyebutkan bahwa kecemasan merupakan gejala dari konflik bawah sadar
yang tidak terselesaikan.

C. Gejala dan Tanda Gangguan Cemas Menyeluruh


Gambaran umum penyakit ini adalah kekhawatiran yang tidak sebanding dengan stressor yang
sesungguhnya dalam kehidupan. Gangguan cemas sendiri dibagi menjadi 2 yaitu gangguan anxietas
kontinyu dengan episodik. Gangguan cemas menyeluruh adalah bentuk dari kecemasan kontinyu.

Gejala yang terjadi harus menunjukkan kecemasan sebagai gejala primer yang berlangsung hampir
setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan,adapun keluhan lain meliputi kecemasan
misalnya khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, sulit konsentrasi. Selain itu terdapat
pula ketegangan motorik, misalnya gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai. Overaktivitas
otonomik juga ditemukan misalnya adanya kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak
nafas, keluhan lambung, pusing, mulut kering.

Gejala gangguan cemas menyeluruh ada yang mengelompokan nya menjadi sindroma anxietas,
dimana adanya perasaan cemas atau khawatir yang tidak realistik terhadap 2 hal atau lebih yang
dipersepsikan sebagai ancaman sehingga tidak mampu istirahat. Selain itu, ada paling sedikit 6 dari 18
gejala-gejala berikut:

- ketegangan motorik misalnya:


1. Kedutan otot atau rasa gemetar
2. Otot tegang/kaku/ pegal linu

3. Tidak bisa diam

4. Mudah lelah

- hiperaktivitas otonomik misalnya :


5. Nafas pendek/ terasa berat

6. Jantung berdebar-debar

7. Telapak tangan basah

8. Mulut kering

9. Kepala pusing/ melayang

10. Mual, mencret, perut tidak enak

11. Muka panas/badan menggigil

12. Buang air kecil lebih sering

13. Sukar menelan/ rasa tersumbat

- kewaspadaan berlebihan dan penangkapan berkurang:


14. Perasaan jadi peka/ mudah ngilu

15. Mudah kaget/terkejut

16. Sulit konsentrasi

17. Sukar tidur

18. Mudah tersinggung

Hendaya dalam fungsi kehidupan sehari-hari, bermanifestasi dalam gejala penurunan kemampuan
bekerja, hubungan sosial dan melakukan kegiatan rutin.

Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan (reassurance) serta
keluhan somatic berulang yang menonjol

D. Diagnosa
Untuk mendiagnoasa F41.1 gangguan cemas menyeluruh. dapat ditegakkan berdasarkan:

 Penderita harus menunjukkan anxietas/ cemas sebagai gejala primer yang berlangsung
hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas
atau hanya menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja (sifatnya “free floating”
atau “mengambang”
 Gejala- gejala tersebut biasanya mencakup unsur- unsur berikut :
a) Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti dujung tanduk, sulit
konsentrasi, dsb)
b) Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai); dan
c) Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-
debar, pusing kepala, mulut kering, dsb)
 Adanya gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapa hari) khususnya depresi,
tidak membatalkan diagnosa utama Gangguan Anxietas Menyeluruh, selama hal
tersebut tidak memebuhi kriteria lengkap dari episode depresif (F32.-), gangguan
anxietas fobik (F40.-), gangguan panik (F41.0) atau gangguan obsesif kompulsif (F42.-
)
Diagnosa Gangguan Cemas Menyeluruh (DSM- IV) ditegakkan bila terdapat
 Kecemasan kronik yang lebih berat (berlangsung lebih dari 6 bulan; biasnya tahunan
dengan gejala bertambah dan kondisi melemah) dan termasuk gejala seperti respon
otonom (palpitasi, diare, ekstremitas ;lembab, berkeringat, sering buang air kecil),
insomnia, sulit berkonsentrasi, ras lelah, sering menarik nafas, gemetaran, waspada
berlebihan, atau takut akan sesuatau yang akan terjadi
 Ada kecendrungan diturunkan dalam keluarga, memiliki komponen genetik yang
sedang dan dihubungkan dengan fobia sosial dan sederhana depresi mayor (terdapat
pada 40% atau lebih pasien; meningkatkan resiko bunuh diri. Biasanya pada kondisi
ini tidak ditemukan etiologi stress yang jelas, tetapi harus dicari penyebabnya).

Anda mungkin juga menyukai