Abstrak
Stimulasi adalah hal yang harus dilakukan agar kecerdasan bayi berkembang secara optimal yang dapat
diberikan melalui sentuhan-sentuhan lembut seperti pijat bayi (baby massage) dan baby gym.
Berdasarkan data WHO, 5-25 % dari anak balita mengalami gangguan perkembangannya yaitu pada
motorik kasar maupun halus. Ada sekitar 30% bayi tampak mengalami keterlambatan ringan motorik
kasar, seperti kemampuan bolak-balikan badan seharusnya pada usia 3-4 akan dialami usia lebih 5
bulan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan Quasy Experimental Design
dengan pendekatan pretest dan posttest Control group Design. Alat ukur yang digunakan yaitu
menggunakan Denver Development Screening Test II (DDST II). Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah purposive sampling dengan sampel sebesar 30 bayi yang terdiri dari 15 kelompok
intervensi dan 15 kelompok kontrol. Data dianalisis dengan menggunakan uji Mann Whitney dan
Wilcoxon. Uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa ada perbedaan perkembangan bayi yang signifikan
antara kelompok eksperimen dan kontrol dengan nilai p=0.049. Tes Wilcoxon menunjukkan rata-rata
perkembangan sebelum dan sesudah massage dan gym dengan nilai p= 0.025. Hal ini berarti ada
perbedaan signifikan secara statistik ada perbedaan yang bermakna antara rata-rata perkembangan
bayi sebelum dengan sudah intervensi. Sehingga dapat disimpulkan baby massage dan baby gym evektif
dilakukan terhadap perkembangan bayi usia 3-6 bulan.
Kata kunci; Baby Massage, Baby Gym, Perkembangan Bayi
Effectiveness of Baby Massage and Baby Gym on the Development of Infants 3-6 Months
Abstract
Stimulation is something that must be done so that the baby's intelligence develops optimally that can
be given soft touches such as baby massage and baby gym. Based on WHO data, 5-25% of children
under five experience developmental disorders, namely gross and fine motor skills. There are around 30%
of babies who appear to have difficulty in gross motor delay, such as the ability of alternating bodies at
the age of 3-4 years to be more than 5 months old. This research is a quantitative research that uses
Experimental Design Quasy using the pretest and posttest control group design. The measuring
instrument used is using the Denver II Development Screening Test (DDST II). The sampling technique
used was purposive sampling with a sample of 30 babies consisting of 15 intervention groups and 15
control groups. Data were analyzed using the Mann Whitney and Wilcoxon tests. The Mann-Whitney
test showed significant differences in baby development between the experimental and control groups
with a value of p 0.049. The Wilcoxon test shows the average development before massage and gym p
value of 0.025. The results obtained were 0.049 <0.05, this means that there was a statistically
significant difference in the difference between the average infant development before intervention. It is
estimated that baby massage and baby gym can be done on the development of infants aged 3-6 months.
Keywords : Baby gym, baby massage, baby development
bayinya, kemudian ibu setiap hari jumlah terbesar pada bayi yang
melakukan baby massage dan baby gym berusia 3 bulan (33,3%).
pada anaknya selama 2 minggu. Setelah 2
minggu, bayi diobservasi lagi oleh Tabel 3. Paritas
peneliti/asisten peneliti terkait Kelompok Kelompok
perkembangannya menggunakan DDST II. Paritas eksperimen Kontrol
Pada kelompok kontrol, peneliti dan asisten n f(%) n f(%)
Primi 9 60 9 60
peneliti tidak memberikan penjelasan dan Multi 4 26.7 5 33.3
mengajarkan tentang prosedur pijat bayi. Grande 2 13.3 1 6.7
Tetapi, perkembangan bayi tetap diukur 2 Total 15 100 15 100
minggu sebelum dan sesudahnya dengan Berdasarkan tabel 3.
menggunakan alat ukur yang sama dengan Menunjukkan kedua kelompok
kelompok eksperimen. Analisis yang dengan jumlah primipara sebesar
digunakan pada penelitian ini adalah 60% baik baik kelompok
dengan menggunakan uji Mann-Whitney eksperimen maupun kontrol.
dan Wilcoxon.
Tabel 4. Umur Ibu
Hasil Penelitian Kelompok Kelompok
1. Analisis Univariat Umur Ibu eksperimen Kontrol
a. Karakteristik Responden n f(%) n f(%)
<=20 1 6.7 0 0
Tabel 1. Jenis kelamin 21-25 6 40 4 26.7
Kelompok Kelompok 26-30 6 40 5 33.3
Jenis eksperimen Kontrol 31-35 1 6.7 5 33.3
Kelamin N f(%) n f(%) >35 1 6.7 1 6.7
Laki-Laki 8 53.7 6 40 Total 15 100 15 100
Perempuan 7 46.3 9 60
Dari tabel 4. Umur ibu, pada
Total 15 100 15 100
kelompok eksperimen, ibu dengan
Berdasarkan tabel 1. Jenis
umur 21-25 dan 26-30 masing-
kelamin pada kelompok
masing sebesar 40%, sedangkan
eksperimen 8 anak berjenis
pada kelompok kontrol jumlah
kelamin laki-laki (53,7%) dan 7
paling besar pada ibu dengan
(46,3%) anak berjenis kelamin
usmur 26-30 dan 31-35.
perempuan. Sedangkan pada
kelompok kontrol, jenis kelamin
Tabel 5. Pendidikan Ibu
bayi perempuan lebih danyak
Kelompok Kelompok
dibandingkan bayi laki-laki. Pendidikan eksperimen Kontrol
Ibu N f(%) n f(%)
Tabel 2. Umur Bayi SD 4 26.7 1 6.7
Kelompok Kelompok SMP 3 20 7 46.7
Umur eksperimen Kontrol SMA 5 33.3 4 26.7
Bayi n f(%) n f(%) Sarjana 3 20 3 20
3 2 13.3 5 33.3 Total 15 100 15 100
4 3 20 4 26.7 Berdasarkan tabel 5. Pendidikan
5 6 40 4 25.7 Ibu, ibu lulusan SMA pada
6 4 26.7 2 13.3
kelompok eksperimen sebesar
Total 15 100 15 100
33% dan pada kelompok kontrol
Berdasarkan tabel 2. Umur bayi
jumlah paling banyak pada
pada kelompok eksperimen anak
lulusan SMP (46.7%)
berusia 5 bulan sejumlah 40 %,
sedangkan pada kelompok kontrol
b. Perkembangan Bayi
STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
487
Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol XII, No I, Maret 2019 ISSN 1978-3167, E-ISSN 2580-135X
diberikan intervensi baby massage dan serta keterikatan batin sehingga dapat
baby gym lebih evektif dibandingkan meningkatkan derajat kesehatan bayi.
yang tidak diberikan perlakuan apapun.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Simpulan
penelitian Andini (2014) tentang Penelitian Evektifitas Baby Gym dan Baby
pengaruh pijat bayi terhadap Massage pada bayi usia 3-6 bulan di Klinik
perkembangan neonatus dengan hasil dr. Monte menunjukkan bahwa pada
adanya peningkatan perkembangan kelompok kontrol sebelum dilakukan dan
neonatus pada kelompok eksperimen selang waktu 2 minggu setelahnya dengan
dibandingkan kelompok kontrol. Di hasil bahwa Baby massage dan baby gym
samping itu, menurut penelitian yang lebih evektif untuk perkembangan bayi
dilakukan oleh S.Asri, D.Purnama, dan umur 3-6 bulan dibandingkan bayi yang
F.Hanafi (2011) di Kelurahan Mataram tidak mendapat perlakuan. Dari uji
Timur Kecamatan Kodya Mataram wilcoxon, pada kelompok eksperimen p
bahwa bayi yang mengikuti senam bayi value 0.025 < 0.05 berarti terdapat
umumnya perkembangan motoriknya perbedaan sebelum dan sesudah intervensi
lebih cepat dari pada yang tidak pernah pada kelompok eksperimen. Pada kelompok
melakukan senam bayi. kontrol p-value 0.317 > 0.05 berarti tidak
Penelitian oleh Asri (2011) menyebutkan terdapat perbedaan sebelum dan sesudah
Ada pengaruh dalam perkembangan intervensi pada kelompok kontrol. Sehingga
motorik halus bayi yang latihan dan dapat disimpulkan ada perbedaan
tidak latihan dengan menggunakan t- evektifitas baby massage dan baby gym
test. Hasil test P = 0,001 ada perbedaan terhadap perkembangan bayi usia 3-6 bulan
antara perkembangan motorik kasar dan di Klinik dr. Monte dengan uji Mann
motorik halus dalam kelompok pasca Whitney nilai p value 0,049.
intervensi dan kelompok kendali dengan Saran bagi peneliti lain adalah untuk
valve P = 0,000 yang mengandung arti. mencari dan mengkaji stimulasi lain untuk
Hal ini sesuai dengan teori yang perkembangan bayi selain baby gym dan
dikemukakan olek Riksani (2012) baby massage. Selain itu, manfaat dari baby
manfaat senam bayi di antaranya massage dan baby gym di samping untuk
merangsang pertumbuhan dan perkembangan juga masih banyak manfaat
perkembangan, serta kemampuan lainnya. Harapan untuk peneliti
pergerakan bayi yang lebih optimal, selanjutnya, meneliti lebih detail terkait
sebagai salah satu cara deteksi dini manfaat dari baby massage dan baby gym.
terhadap adanya kelainan pertumbuhan Bagi Klinik dr. Monte untuk lebih
dan perkembangan pada bayi. Deteksi meningkatkan kualitas layanan Ibu dan
yang dilakukan lebih dini merupakan Bayi nya.
tindakan yang tepat untuk penanganan
agar bayi tumbuh dengan normal. Ucapan Terimakasih
Penelitian Polat dan Gurol Ucapan terimakasih disampaikan kepada
(2012)menyebutkan bahwa Pijat bayi Stikes Muhammadiyah Gombong melalui
merupakan teknik yang sederhana , Bagian LPPM yang telah membantu
murah, efektif untuk mendukung mendanai seluruh kegiatan riset, Direktur
perkembangan bayi yang dapat Direktur Klinik Rumah Sehat Dr. Monte,
dilakukan langsung oleh ibu. Pijat bayi yang telah memberikan ijin untuk
efektif dilakukan oleh ibu sebagai kontak pengambilan data.
langsung sebagai bentuk komunikasi
Daftar Pustaka