Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol XII, No I, Maret 2019 ISSN 1978-3167, E-ISSN 2580-135X

Efektifitas Baby Massage dan Baby Gym terhadap Perkembangan Bayi


3-6 Bulan
Lutfia Uli Na’mah 1, Kusumastuti 2
1,2 Stikes Muhammadiyah Gombong, email: lutfia.uli@gmail.com

Abstrak
Stimulasi adalah hal yang harus dilakukan agar kecerdasan bayi berkembang secara optimal yang dapat
diberikan melalui sentuhan-sentuhan lembut seperti pijat bayi (baby massage) dan baby gym.
Berdasarkan data WHO, 5-25 % dari anak balita mengalami gangguan perkembangannya yaitu pada
motorik kasar maupun halus. Ada sekitar 30% bayi tampak mengalami keterlambatan ringan motorik
kasar, seperti kemampuan bolak-balikan badan seharusnya pada usia 3-4 akan dialami usia lebih 5
bulan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan Quasy Experimental Design
dengan pendekatan pretest dan posttest Control group Design. Alat ukur yang digunakan yaitu
menggunakan Denver Development Screening Test II (DDST II). Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah purposive sampling dengan sampel sebesar 30 bayi yang terdiri dari 15 kelompok
intervensi dan 15 kelompok kontrol. Data dianalisis dengan menggunakan uji Mann Whitney dan
Wilcoxon. Uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa ada perbedaan perkembangan bayi yang signifikan
antara kelompok eksperimen dan kontrol dengan nilai p=0.049. Tes Wilcoxon menunjukkan rata-rata
perkembangan sebelum dan sesudah massage dan gym dengan nilai p= 0.025. Hal ini berarti ada
perbedaan signifikan secara statistik ada perbedaan yang bermakna antara rata-rata perkembangan
bayi sebelum dengan sudah intervensi. Sehingga dapat disimpulkan baby massage dan baby gym evektif
dilakukan terhadap perkembangan bayi usia 3-6 bulan.
Kata kunci; Baby Massage, Baby Gym, Perkembangan Bayi

Effectiveness of Baby Massage and Baby Gym on the Development of Infants 3-6 Months

Abstract
Stimulation is something that must be done so that the baby's intelligence develops optimally that can
be given soft touches such as baby massage and baby gym. Based on WHO data, 5-25% of children
under five experience developmental disorders, namely gross and fine motor skills. There are around 30%
of babies who appear to have difficulty in gross motor delay, such as the ability of alternating bodies at
the age of 3-4 years to be more than 5 months old. This research is a quantitative research that uses
Experimental Design Quasy using the pretest and posttest control group design. The measuring
instrument used is using the Denver II Development Screening Test (DDST II). The sampling technique
used was purposive sampling with a sample of 30 babies consisting of 15 intervention groups and 15
control groups. Data were analyzed using the Mann Whitney and Wilcoxon tests. The Mann-Whitney
test showed significant differences in baby development between the experimental and control groups
with a value of p 0.049. The Wilcoxon test shows the average development before massage and gym p
value of 0.025. The results obtained were 0.049 <0.05, this means that there was a statistically
significant difference in the difference between the average infant development before intervention. It is
estimated that baby massage and baby gym can be done on the development of infants aged 3-6 months.
Keywords : Baby gym, baby massage, baby development

Pendahuluan untuk beradaptasi dengan lingkungannya.


Perkembangan bayi adalah bertambah Berbagai stimulasi diberikan sejak dini
sempurnanya kemampuan, ketrampilan, untuk mempercepat perkembangan bayi
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks seperti pijat bayi dan senam bayi (Aminati,
dalam kemampuan motorik kasar, motorik 2013).
halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi Berdasarkan data WHO, 5-25 % dari anak
dan kemandirian yang dimiliki individu balita mengalami gangguan motori kasar

STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan


485
Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol XII, No I, Maret 2019 ISSN 1978-3167, E-ISSN 2580-135X

maupun halus. Masalah keterlambatan dengan RB Restu Bunda. Berdasarkan


perkembangandi Indonesia masih sangat Studi pendahuluan dari bulan Januari
banyak, padahalprogram peningkatan sampe Maret persalinan sebanyak 62 orang.
kualitas anak menjadi salahsatu prioritas Dan imunisasi di bulan maret sebanyak 30
pemerintah. Pada tahun 2010 sekitar 30% bayi. Dari studi pendahuluan dari 5 bayi
bayi tampakmengalami keterlambatan terdapat 2 bayi (20%) yang mengalami
ringan motorik kasar,seperti kemampuan keterlambatan perkembangan
bolak-balikan badanseharusnya pada usia dibandingkan anak seusianya, dan 4 dari
3-4 akan dialami usia lebih dari 5 bulan ibu (80%) belum mengetahui stimulasi
(Indonesia Pediatrik, 2011). perkembangan bayi dengan baby gym dan
Baby massage atau pijat bayi adalah baby massage.
sentuhan atau rabaan yang dilakukan oleh
orang tua terhadap bayi setelah kelahiran Metode
untuk memberikan jaminan adanya kontak Penelitian ini merupakan penelitian
tubuh berkelanjutan yang dapat kuantitatif yang menggunakan Quasy
mempertahankan perasaan aman pada bayi Experimental Design dengan bentuk Non
(Roesli, 2009). Menurut Riksani (2012), equivalent pendekatan pretest dan posttest
pijat bayi bisa dilakukan segera setelah bayi Control group Design. Populasi dalam
lahir, sesuai keinginan orang tua. Jika penelitian ini adalah seluruh bayi berusia 3-
pemijatan dilakukan lebih dini, bayi akan 6 bulan di Klinik Rumah Sehat dr. Monte.
mendapatkan manfaat dan keuntungan Teknik pengambilan sampel yang
yang lebih besar. Hasil yang lebih optimal digunakan adalah purposive sampling
akan didapatkan jika pemijatan dilakukan dengan sampel sebesar 30 bayi yang terdiri
sejak bayi lahir secara teratur setiap hari dari 15 kelompok intervensi dan 15
hingga bayi berusia 6-7 bulan. kelompok kontrol yang sudah memenuhi
Menurut penelitian yang dilakukan oleh kriteria inklusi dan eksklusi. Alat ukur yang
S.Asri, D.Purnama, dan F.Hanafi (2011) di digunakan yaitu menggunakan Denver
Kelurahan Mataram Timur Kecamatan Development Screening Test II (DDST II).
Kodya Mataram bahawa bayi yang Analisis data dalam penelitian ini
mengikuti senam bayi umumnya menggunakan analisi univariat dan
perkembangan motoriknya lebih cepat dari bivariate. Analisi univariat dilakukan untuk
pada yang tidak pernah melakukan senam melihat distribusi frekuensi karateristik
bayi. Penelitian yang dilakukan oleh Ni yang berkaitan dengan perkembangan bayi.
Kadek Desriani, Ni Made Aries Minarti dan Setiap subjek yang memenuhi kriteria
Kiki Rizki (2014) bahwa pada kelompok inklusi peneliti dan asisten peneliti langsung
perlakuan yang telah dilakukan senam bayi meminta inform consent dan melakukan
seluruh berat badan bayi meningkat sebesar proses pengumpulan data dengan cara
0,4-0,6 kg, sedangkan pada kelompok membuat kontrak kemudian peneliti dan
kontrol yang tidak dilakukan senam bayi asisten peneliti menjelaskan serta
hampir semua berat badan bayinya mengajarkan tentang prosedur pijat bayi
meningkat sebanyak 0,3-0,4 kg dan hanya 2 pada kelompok eksperimen selama lebih
dari 10 responden yang berat badannya kurang 30 menit. Penjelasan tentang
tetap. prosedur dilakukan dengan menggunakan
Klinik Rumah sehat dr. Monte merupakan lembar balik dan leaflet. Demonstrasi baby
klinik pratama di kecamatan sempor. Di gym dan baby massage dilakukan oleh
klinik pratama ini, pelayanan tidak hanya peneliti dan asisten peneliti dengan
pelayanan umum tetapi juga meliputi KB, menggunakan boneka bayi, sedangkan ibu
ANC, dan persalinan yang bekerjasama langsung mendemonstrasikan kepada

STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan


486
Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol XII, No I, Maret 2019 ISSN 1978-3167, E-ISSN 2580-135X

bayinya, kemudian ibu setiap hari jumlah terbesar pada bayi yang
melakukan baby massage dan baby gym berusia 3 bulan (33,3%).
pada anaknya selama 2 minggu. Setelah 2
minggu, bayi diobservasi lagi oleh Tabel 3. Paritas
peneliti/asisten peneliti terkait Kelompok Kelompok
perkembangannya menggunakan DDST II. Paritas eksperimen Kontrol
Pada kelompok kontrol, peneliti dan asisten n f(%) n f(%)
Primi 9 60 9 60
peneliti tidak memberikan penjelasan dan Multi 4 26.7 5 33.3
mengajarkan tentang prosedur pijat bayi. Grande 2 13.3 1 6.7
Tetapi, perkembangan bayi tetap diukur 2 Total 15 100 15 100
minggu sebelum dan sesudahnya dengan Berdasarkan tabel 3.
menggunakan alat ukur yang sama dengan Menunjukkan kedua kelompok
kelompok eksperimen. Analisis yang dengan jumlah primipara sebesar
digunakan pada penelitian ini adalah 60% baik baik kelompok
dengan menggunakan uji Mann-Whitney eksperimen maupun kontrol.
dan Wilcoxon.
Tabel 4. Umur Ibu
Hasil Penelitian Kelompok Kelompok
1. Analisis Univariat Umur Ibu eksperimen Kontrol
a. Karakteristik Responden n f(%) n f(%)
<=20 1 6.7 0 0
Tabel 1. Jenis kelamin 21-25 6 40 4 26.7
Kelompok Kelompok 26-30 6 40 5 33.3
Jenis eksperimen Kontrol 31-35 1 6.7 5 33.3
Kelamin N f(%) n f(%) >35 1 6.7 1 6.7
Laki-Laki 8 53.7 6 40 Total 15 100 15 100
Perempuan 7 46.3 9 60
Dari tabel 4. Umur ibu, pada
Total 15 100 15 100
kelompok eksperimen, ibu dengan
Berdasarkan tabel 1. Jenis
umur 21-25 dan 26-30 masing-
kelamin pada kelompok
masing sebesar 40%, sedangkan
eksperimen 8 anak berjenis
pada kelompok kontrol jumlah
kelamin laki-laki (53,7%) dan 7
paling besar pada ibu dengan
(46,3%) anak berjenis kelamin
usmur 26-30 dan 31-35.
perempuan. Sedangkan pada
kelompok kontrol, jenis kelamin
Tabel 5. Pendidikan Ibu
bayi perempuan lebih danyak
Kelompok Kelompok
dibandingkan bayi laki-laki. Pendidikan eksperimen Kontrol
Ibu N f(%) n f(%)
Tabel 2. Umur Bayi SD 4 26.7 1 6.7
Kelompok Kelompok SMP 3 20 7 46.7
Umur eksperimen Kontrol SMA 5 33.3 4 26.7
Bayi n f(%) n f(%) Sarjana 3 20 3 20
3 2 13.3 5 33.3 Total 15 100 15 100
4 3 20 4 26.7 Berdasarkan tabel 5. Pendidikan
5 6 40 4 25.7 Ibu, ibu lulusan SMA pada
6 4 26.7 2 13.3
kelompok eksperimen sebesar
Total 15 100 15 100
33% dan pada kelompok kontrol
Berdasarkan tabel 2. Umur bayi
jumlah paling banyak pada
pada kelompok eksperimen anak
lulusan SMP (46.7%)
berusia 5 bulan sejumlah 40 %,
sedangkan pada kelompok kontrol
b. Perkembangan Bayi
STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
487
Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol XII, No I, Maret 2019 ISSN 1978-3167, E-ISSN 2580-135X

Tabel 6. Distribusi pengukuran intervensi pada kelompok


perkembangan bayi pada eksperimen.
kelompok kontrol dan kelompok b. Pada kelompok kontrol p value 0.317
eksperimen sebelum diberikan > 0.05 berarti tidak terdapat
pijat (pretest) perbedaan sebelum dan sesudah
Kelompok Kelompok intervensi pada kelompok kontrol.
Perkembangan eksperimen Kontrol
Bayi n f(%) n f(%) Tabel 9
Normal 8 53.7 10 66.7
Suspect 7 46.3 5 33.3 Uji Beda
Total 15 100 15 100
Berdasarkan tabel 6. Jumlah bayi Mann-Whitney 77.500
Wilcoxon W 197.500
dengan perkembangan normal
Z -1.972
pada kelompok eksperimen Asymp sig 2 tailed 0.049
sebesar 53,3% dan pada kelompok Nilai p value 0,049 < 0,05 artinya
kontrol sebesar 66,7. terdapat perbedaan antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
Tabel 7. Distribusi pengukuran
perkembangan bayi setelah Pembahasan
dilakukan intervensi pada 1. Karakteristik Responden
kelompok eksperimen dan kontrol Berdasarkan hasil penelitian terhadap 30
Kelompok Kelompok
responden, 47 % berjenis kelamin laki-
Perkembangan eksperimen Kontrol
Bayi n f(%) n f(%)
laki (14) dan 53 % berjenis kelamin
Normal 13 86.7 11 73.3 perempuan (16). Berdasarkan umur bayi,
Suspect 2 13.3 4 26.7 kedua kelompok dalam rentang usia 3-6
Total 15 100 15 100 bulan.
Berdasarkan tabel 7. Bayi dengan Menurut Riksani (2012), pijat bayi bisa
perlakuan baby massage dan baby dilakukan segera setelah bayi lahir,
gym, perkembangan suspect 13 %, sesuai keinginan orang tua. Jika
sedangkan bayi tanpa perlakuan pemijatan dilakukan lebih dini, bayi
perkembangan bayi suspect akan mendapatkan manfaat dan
sebesar 26,7%. keuntungan yang lebih besar. Hasil yang
lebih optimal akan didapatkan jika
2. Analisis Bivariat pemijatan dilakukan sejak bayi lahir
Evektifitas dilakukan Baby Massage secara teratur setiap hari hingga bayi
dan Baby Gym pada perkembangan bayi berusia 6-7 bulan. senam bayi dapat
3-6 bulan dilakukan setelah bayi berumur 3 bulan,
Tabel 8. Evektifitas dilakukan Baby otot leher sudah kuat, dalam keadaan
Massage dan Baby Gym pada sehat dan tanpa kelainan bawaan.
perkembangan bayi 3-6 bulan
Z Asymp. Sig. (2 2. Baby massage dan baby gym tehadap
tailed)
perkembangan bayi usia 3-6 bulan
Kelompok -2.236 0.025
eksperimen
Berdasarkan penelitian yang diolah
Kelompok -1.000 0.317 melalui uji Mann-Whitney didapatkan p
Kontrol value sebesar 0.025 artinya lebih kecil
Dengan uji Mann-Whitney dari nila α (0.05) berarti ada pengaruh
a. Pada kelompok eksperimen p value yang signifikan antara baby massage dan
0.025 < 0.05 berarti terdapat baby gym terhadap perkembangan bayi
perbedaan sebelum dan sesudah usia 3-6 bulan, hal ini berarti bayi yang
STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
488
Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol XII, No I, Maret 2019 ISSN 1978-3167, E-ISSN 2580-135X

diberikan intervensi baby massage dan serta keterikatan batin sehingga dapat
baby gym lebih evektif dibandingkan meningkatkan derajat kesehatan bayi.
yang tidak diberikan perlakuan apapun.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Simpulan
penelitian Andini (2014) tentang Penelitian Evektifitas Baby Gym dan Baby
pengaruh pijat bayi terhadap Massage pada bayi usia 3-6 bulan di Klinik
perkembangan neonatus dengan hasil dr. Monte menunjukkan bahwa pada
adanya peningkatan perkembangan kelompok kontrol sebelum dilakukan dan
neonatus pada kelompok eksperimen selang waktu 2 minggu setelahnya dengan
dibandingkan kelompok kontrol. Di hasil bahwa Baby massage dan baby gym
samping itu, menurut penelitian yang lebih evektif untuk perkembangan bayi
dilakukan oleh S.Asri, D.Purnama, dan umur 3-6 bulan dibandingkan bayi yang
F.Hanafi (2011) di Kelurahan Mataram tidak mendapat perlakuan. Dari uji
Timur Kecamatan Kodya Mataram wilcoxon, pada kelompok eksperimen p
bahwa bayi yang mengikuti senam bayi value 0.025 < 0.05 berarti terdapat
umumnya perkembangan motoriknya perbedaan sebelum dan sesudah intervensi
lebih cepat dari pada yang tidak pernah pada kelompok eksperimen. Pada kelompok
melakukan senam bayi. kontrol p-value 0.317 > 0.05 berarti tidak
Penelitian oleh Asri (2011) menyebutkan terdapat perbedaan sebelum dan sesudah
Ada pengaruh dalam perkembangan intervensi pada kelompok kontrol. Sehingga
motorik halus bayi yang latihan dan dapat disimpulkan ada perbedaan
tidak latihan dengan menggunakan t- evektifitas baby massage dan baby gym
test. Hasil test P = 0,001 ada perbedaan terhadap perkembangan bayi usia 3-6 bulan
antara perkembangan motorik kasar dan di Klinik dr. Monte dengan uji Mann
motorik halus dalam kelompok pasca Whitney nilai p value 0,049.
intervensi dan kelompok kendali dengan Saran bagi peneliti lain adalah untuk
valve P = 0,000 yang mengandung arti. mencari dan mengkaji stimulasi lain untuk
Hal ini sesuai dengan teori yang perkembangan bayi selain baby gym dan
dikemukakan olek Riksani (2012) baby massage. Selain itu, manfaat dari baby
manfaat senam bayi di antaranya massage dan baby gym di samping untuk
merangsang pertumbuhan dan perkembangan juga masih banyak manfaat
perkembangan, serta kemampuan lainnya. Harapan untuk peneliti
pergerakan bayi yang lebih optimal, selanjutnya, meneliti lebih detail terkait
sebagai salah satu cara deteksi dini manfaat dari baby massage dan baby gym.
terhadap adanya kelainan pertumbuhan Bagi Klinik dr. Monte untuk lebih
dan perkembangan pada bayi. Deteksi meningkatkan kualitas layanan Ibu dan
yang dilakukan lebih dini merupakan Bayi nya.
tindakan yang tepat untuk penanganan
agar bayi tumbuh dengan normal. Ucapan Terimakasih
Penelitian Polat dan Gurol Ucapan terimakasih disampaikan kepada
(2012)menyebutkan bahwa Pijat bayi Stikes Muhammadiyah Gombong melalui
merupakan teknik yang sederhana , Bagian LPPM yang telah membantu
murah, efektif untuk mendukung mendanai seluruh kegiatan riset, Direktur
perkembangan bayi yang dapat Direktur Klinik Rumah Sehat Dr. Monte,
dilakukan langsung oleh ibu. Pijat bayi yang telah memberikan ijin untuk
efektif dilakukan oleh ibu sebagai kontak pengambilan data.
langsung sebagai bentuk komunikasi
Daftar Pustaka

STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan


489
Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol XII, No I, Maret 2019 ISSN 1978-3167, E-ISSN 2580-135X

Aminati, D. (2013). Pijat dan Senam untuk


Bayi dan Balita.Yogyakarta : Brilliant
Books.
Andini. 2014. Pengaruh Pijat bayi Terhadap
Perkembangan Neonatus. JOM PSIK
VOL.1 NO.2 OKTOBER 2014
Arikunto, Suharsini. Prof.Dr. (2013). Prosedur
Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik/
Suharsimi Arikunta cet 15. Jakarta :
Rineka Cipta.
Asri, Purnama, dan Hanafi. (2011). Pengaruh
Olah Raga Bayi Untuk Perkembangan
Motorik Kasar Dan Motorik Halus Di
Kelurahan Mataram Timur Kecamatan
Mataram Kodya Mataram. Buletin
Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 14
No. 1 Januari 2011: 7–16
Dewi, Vivian Nanny Lia. (2013). Asuhan
Neonatus Bayi dan Anak Balita.
Jakarta : Salemba Medika.
Indonesia Pediatrik. (2011). Perkembangan
Motorik Bayi dan Anak. Dikutip dari
Jurnal KMB, Maternitas, Anak dan
Kritis Desember Vol. 1 No. 2 2014
Ni Kadek Desriani, N. M. A. M., Kiki Rizki
F.A. (2014). Pengaruh Senam Bayi
Terhadap Perkembangan Motorik
Kasar Pada Bayi Usia 6 Sampai 11
Bulan Di Wilayah KerjaPuskesma 1
Denpasar Timur. KMB, Maternitas Anak
dan Kritis,Vol.1 No.2
Notoatmodjo. (2012). Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Polat, Aise., Gurol, Sevinc (2012). The Effects of
Baby Massage on Attachment between
Mother and their Infants. Asian Nursing
Research 6 (2012) 35-41. Journal
homepage: www.asian-
nursingresearch.com, diakses 18 februari
2019
Riksani, R. (2012). Cara Mudah dan Aman
Pijat Bayi. Jakarta Timur : Dunia Sehat
Roesli, U. (2009). Pedoman Pijat Bayi. Edisi
Revisi. Jakarta: PT Trubus Agriwidia.
Widodo, A., &Herawati, I. (2008). Efektifitas
massage efflurageterhadapperkembangan
gross motoric padabayiusia 3-4 bulan.
JurnalKesehatan, 1, 67-72. ISSN 1979-
7621

STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan


490

Anda mungkin juga menyukai