Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

POKOK BAHASAN : Penyuluhan tentang ISPA


SUB POKOK BAHASAN : Pencegahan ISPA pada balita
HARI / TANGGAL : Rabu/ 16 Desember 2019
WAKTU : 35 menit
SASARAN : ibu yang memiliki balita
A. LATAR BELAKANG
Suatu penyakit dapat menyerang siapa saja, tak terkecuali penyakit ISPA pada
anak. Sebagai orang tua, tentu bijak untuk selalu bersikap tanggap dan antisipatif ketika
gejala-gejala penyakit ISPA pada anak sudah mulai kelihatan seperti demam, batuk,
ingus, dan bersin-bersin
Sudah beberapa minggu kami berada di puskesmas pauh banyak orang tua
membawa anak mereka ke puskesmas dengan keluhan seperti demam, batuk, ingus, dan
bersin-bersin. Jika dihitung pada bulan mei diagnosa ISPA yang terdapat pada anak
sebanyak 90 orang di puskesmas pauh ini. Tentunya penyakit ISPA pada anak dapat
berakibat buruk terhadap organ tubuh yang lain, karena masih rentan terhadap serangan
penyakit. Beberapa dampak serius yang bisa ditimbulkan dari serangan penyakit ini
dapat berupa adanya gangguan proses pertumbuhan dan perkembangan anak.
B. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional umum
Di harapkan pasien di puskesmas pauh dapat mengerti dan memahami tentang
penyakit ISPA.
2. Tujuan instruksional khusus
Di warga pauh mampu:
a. Menjelaskan pengertian ISPA dengan benar
b. Mengetahui penyebab dari ISPA pada anak
c. Mengetahui tanda dan gejala penyakit ISPA pada anak
d. Mengetahui cara penularan penyakit ISPA pada anak
e. Mengetahui cara pencegahan penyakit ISPA pada anak
f. Mengetahui dampak/bahaya penyakit ISPA pada anak
D. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab

E. MATERI
1. Pengertian ISPA pada anak
2. Penyebab ISPA pada anak
3. Tanda dan gejala ISPA pada anak
4. Cara penularan ISPA pada anak
5. Cara pencegahan ISPA pada anak
6. Dampak ISPA pada anak
7. Cara perawatan dan pengobatan ISPA pada anak

F. PELAKSANAAN
No TAHAP WAKTU KEGIATAN PETUGAS KEGIATAN
PENYULUHAN SASARAN DIDIK
1. Pembukaan 5 menit 1. Memberikan salam 1. Menjawab
2. Memperkenalkan diri
salam
3. Menjelaskan maksud dan
2. Memperhatikan
tujuan
dan menyimak
4. Melakukan kontrak waktu
3. Menjawab
5. Memberikan
pertanyaan
protes/pendahuluan
2. Isi 15 menit 1. Menjelaskan pengertian Memperhatikan dan
ISPA pada anak mendengar dengan
2. Menjelaskan penyebab
seksama
ISPA pada anak
3. Menjelaskan tanda dan
gejala ISPA pada anak
4. Menjelaskan cara
penularan penyakit ISPA
pada anak
5. Menjelaskan cara
mencegah penyakit ISPA
pada anak
6. Menjelaskan dampak
ISPA pada anak
7. Menjelaskan cara
perawatan dean
pengobatan ISPA pada
anak
3. Evaluasi 10 menit  Melakukan tanya jawab Partisipasi aktif
 Menanyakan kembali
4. Penutup 5 menit 1. Meminta dan memperbaiki 3. Memberikan
kesan dan pesan kesan dan pesan
2. Kontrak pertemuan 4. Menjawab
berikutnya salam

G. MEDIA
1. Leaflet
2. Materi yang didemonstrasikan melalui infokus

H. PENGORGANISASIAN
1. Moderator : Fenny Ratnasari
2. Penyaji : Khoirin Ni’mah Azzahra
3. Observer : Fitriyah Eka Farida
4. Fasilitator : Leny anggraini
Pengorganisasian dan fungsi uraian tugas:
1. Moderator, berperan sebagai :
a. Membuka acara
b. Memperkenalkan diri dan anggota, pembimbing klinik dan akademik
c. Menyampaikan tujuan dari penyuluhan
d. Menutup acara
2. Penyaji, berperan sebagai :
a. Membaca isi penyuluhan
b. Memberikan dan menjawab pertanyaan
c. Menyimpulkan hasil penyuluhan
d. Melaksanakan evaluasi
3. Observer, berperan sebagai :
a. Mengamati jalannya proses kegiatan
b. Membuat laporan hasil penyuluhan
4. Fasilitator, berperan sebagai :
a. Membuat absensi

I. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi struktur:
a. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan rencana
b. Tempat, alat, dan media sesuai dengan keperluan
c. Peserta penyuluhan, mahasiswa, dan alat sesuai dengan keperluan
d. Peserta penyuluhan, mahasiswa, dan dosen pembimbing mengikuti acara
penyuluhan sesuai dengan setting tempat yang direncanakan
2. Proses evaluasi
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana
b. 75% peserta hadir mengikuti kegiatan penyuluhan
c. Berlangsung dalam hal tanya jawab dan diskusi bersama
3. Evaluasi hasil :
Setelah penyuluhan diharapkan :
a. 75% peserta mampu menyebutkan definisi ISPA pada anak
b. 75% peserta mampu menyebutkan penyebab dari ISPA pada anak
c. 75% peserta mampu menyebutkan tanda dan gejala jika anak terserang ISPA
d. 75% peserta mampu menyebutkan pencegahan agar anak terhindar dari ISPA
e. 75% pserta mampu menyebutkan pengobatan dan perawatan untuk anak yang
terkena ISPA

LAMPIRAN MATERI
ISPA PADA ANAK

A. Definisi ISPA
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) adalah suatu penyakit yang terbanyak
diderita oleh anak- anak, baik dinegara berkembang maupun dinegara maju dan sudah
mampu dan banyak dari mereka perlu masuk rumah sakit karena penyakitnya cukup
gawat. ISPA adalah penyakit infeksi akut yang melibatkan organ saluran pernapasan,
hidung, sinus, faring, atau laring trakea, bronchi dan alveoli Kemungkinan yang terjadi
adalah dikarenakan infeksi saluran pernafasan, yang dapat berakibat buruk bagi
kesehatan pernafasan mereka, tidak hanya pada masa tumbuh kembang namun juga
dapat berpengaruh hingga dewasa, karena penyakit-penyakit saluran pernapasan pada
bayi dan anak-anak mempunyai kemungkinan menyebabkan kecacatan pada masa
dewasa dikarenakan virus masuk ke paru dan merusak organ disana dan susah untuk di
sembuhkan.
Kesehatan respiratorika ini akan menuntun mereka pada perkembangan yang
optimal bersama-sama dengan system imun bayi dan anak-anak. Rentannya anak adalah
karena kekebalan tubuhnya belum begitu sempurna layaknya orang dewasa, terlebih lagi
pada anak yang memiliki riwayat ISPA pada keluarganya. ISPA masih merupakan
masalah kesehatan yang penting bagi bayi dan anak.
B. KLASIFIKASI PENYAKIT ISPA
ISPA secara kelompok besar dapat di klasifikasikan menjadi :
1. Pneumonia berat, secara klinis ditandai oleh batuk pilek, demam, dan sesak napas
berat.
2. Pneumonia ringan ditandai oleh batuk pilek, demam, dan sesak napas.
3. Bukan pneumonia, secara klinis ditandai oleh batuk dan atau pilek bisa disertai
demam, tanpa sesak napas/napas cepat.
Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru
(alveoli). Tanda-tanda dan gejala pneumonia adalah batuk yang di sertai kesukaran
bernafas seperti sesak nafas cepat dan atau tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam.
Penyakit batuk pilek seperti rinitis, faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan napas bagian
atas lainnya digolongkan sebagai bukan pneumonia. Etiologi dai sebagian besar penyakit
jalan napas bagian atas ini ialah virus dan tidak dibutuhkan terapi antibiotik. Faringitis
oleh kuman streptococcus jarang ditemukan pada balita. Bila ditemukan harus diobati
dengan antibiotik penisilin, semua radang telinga akut harus mendapat antibiotik.

C. PENYEBAB TIMBULNYA ISPA PADA ANAK


Sebagian besar penyakit jalan napas bagian atas disebabkan oleh virus dan pada
umumnya tidak dibutuhkan terapi antibiotik. Penyebab ISPA paling berat disebabkan
infeksi Streptococus pneumonia atau Haemophillus influenzae. Banyak kematian yang
diakibatkan oleh pneumonia terjadi di rumah, diantaranya setelah mengalami sakit
selama beberapa hari. Program pemberantasan ISPA secara khusus telah dimulai sejak
tahun 1984, dengan tujuan berupaya untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian
khususnya pada bayi dan anak balita yang disebabkan oleh ISPA
Infeksi saluran pernafasan adalah suatu penyakit yang mempunyai angka
kejadian yang cukup tinggi. Penyebab dari penyakit ini adalah infeksi agent/ kuman.
Disamping itu terdapat beberapa faktor yang turut mempengaruhi yaitu; usia dari bayi/
neonatus, daya tahan tubuh anak tersebut terhadap penyakit serta keadaan cuaca. Agen
infeksi adalah virus atau kuman yang merupakan penyebab dari terjadinya infeksi
saluran pernafasan. Ada beberapa jenis kuman yang merupakan penyebab utama yakni
golongan A -hemolityc streptococus, staphylococus, haemophylus influenzae,b clamydia
trachomatis, mycoplasma dan pneumokokus.
Usia bayi atau neonatus, pada anak yang mendapatkan air susu ibu angka
kejadian pada usia dibawah 3 bulan rendah karena mendapatkan imunitas dari air susu
ibu. Ukuran dari lebar penampang dari saluran pernafasan turut berpengaruh didalam
derajat keparahan penyakit. Karena dengan lobang yang semakin sempit maka dengan
adanya edematosa maka akan tertutup secara keseluruhan dari jalan nafas. Kondisi klinis
secara umum turut berpengaruh dalam proses terjadinya infeksi antara lain malnutrisi,
anemia, kelelahan. Keadaan yang terjadi secara langsung mempengaruhi saluran
pernafasan yaitu alergi, asthma serta kongesti paru. Infeksi saluran pernafasan biasanya
terjadi pada saat terjadi perubahan musim, tetapi juga biasa terjadi pada musim dingin.

D. TANDA –TANDA DAN GEJALA PENYAKIT ISPA


Biasanya tanda-tanda infeksi pernapasan atas di mulai dengan adanya keluhan
dan gejala ringan, tapi dapat berangsur – angsur menjadi semakin parah dan bisa
menyebabkan kegagalan pernafasan dan bahkan meninggal dunia. Sebaiknya penderita
yang masih mengalami gejala ringan segera di tangani karena bila terlambat bisa
menyebabkan kematian akibat sulitnya penanganan. Penyakit ini biasanya
dimanifestasikan dalam bentuk adanya demam, adanya obstruksi hidung dengan sekret
yang encer sampai dengan membuntu saluran pernafasan, bayi menjadi gelisah dan susah
atau bahkan sama sekali tidak mau minum. Tanda dan gejala yang muncul ialah:
1. Demam, pada neonatus mungkin jarang terjadi tetapi gejala demam muncul jika
anak sudah mencaapai usia 6 bulan sampai dengan 3 tahun. Seringkali demam
muncul sebagai tanda pertama terjadinya infeksi. Suhu tubuh bisa mencapai
39,5OC-40,5OC.
2. Meningismus, adalah tanda meningeal tanpa adanya infeksi pada meningens,
biasanya terjadi selama periodik bayi mengalami panas, gejalanya adalah nyeri
kepala, kaku dan nyeri pada punggung serta kuduk, terdapatnya tanda kernig dan
brudzinski.
3. Anorexia, biasa terjadi pada semua bayi yang mengalami sakit. Bayi akan menjadi
susah minum dan bhkan tidak mau minum.
4. Vomiting, biasanya muncul dalam periode sesaat tetapi juga bisa selama bayi
tersebut mengalami sakit.
5. Diare (mild transient diare), seringkali terjadi mengiringi infeksi saluran pernafasan
akibat infeksi virus.
6. Abdominal pain, nyeri pada abdomen mungkin disebabkan karena adanya
lymphadenitis mesenteric.
7. Sumbatan pada jalan nafas/ Nasal, pada saluran nafas yang sempit akan lebih mudah
tersumbat oleh karena banyaknya sekret.
8. Batuk, merupakan tanda umum dari tejadinya infeksi saluran pernafasan, mungkin
tanda ini merupakan tanda akut dari terjadinya infeksi saluran pernafasan.
9. Suara nafas, biasa terdapat wheezing, stridor, crackless, dan tidak terdapatnya suara
pernafasan.
Tanda – tanda ISPA dapat di lihat dari tanda klinis dan tanda laboratoris
Tanda klinis ISPA :
1. Pada sistem respiratorik : takipneu, napas tidak teratur (apnea), retraksi dinding
torax, cyanosis, suara napas lemah atau hilang, dan wheezing.
2. Pada sistem cardial : takikardi, bradikardi, hipertensi, dan hipotensi.
3. Pada sistem cerebral : gelisah, mudah terangsang, sakit kepala, bingung, dan kejang.
4. Pada hal umum : letih dan berkeringat banyak.
Tanda laboratoris ISPA
1. Hypoxemia
2. Hypercapnia

Tanda pada anak umur 2 bulan – 5 tahun :

1. Tidak bisa minum


2. Kejang
3. Kesadaran menurun
4. Stridor
5. Gizi buruk

Tanda bayi umur kurang dari 2 bulan :

1. Kejang
2. Kesadaran menurun
3. Stridor
4. Wheezing
5. Demam dan dingin

Bila mendapati penderita ISPA, sebaiknya segera di tangani tenaga medis seperti
puskesmas dan dokter. Namun bila belum dapat menghubungi tenaga medis, ada baiknya
dirawat sendiri terlebih dahulu.

E. CARA PENULARAN ISPA


Penularan ISPA biasanya melalui medium kontak langsung seperti air ludah,
darah, bersin, udara pernafasan. Karena itu penderita penyakit infeksi saluran pernafasan
atas diharuskan untuk memakai masker untuk menghindari penularan lebih lanjut kepada
orang lain.

F. CARA PENCEGAHAN ISPA


Pencegahan infeksi saluran pernafasan atas dapat dilakukan sendiri dengan :
1. Menjaga keadaan gizi anda dan keluarga agar tetap baik. Memberikan ASI eksklusif
pada bayi anda.
2. Menjaga pola hidup bersih dan sehat, istirahat/tidur yang cukup dan olah raga teratur.
3. Membiasakan cuci tangan teratur menggunakan air dan sabun atau hand sanitizer
terutama setelah kontak dengan penderita ISPA. Ajarkan pada anak untuk rajin cuci
tangan untuk mencegah ISPA dan penyakit infeksi lainnya.
4. Melakukan imunisasi pada anak anda. Imunisasi yang dapat mencegah ISPA
diantaranya imunisasi influenza, imunisasi DPT-Hib /DaPT-Hib, dan imunisasi PCV.
5. Hindari kontak yang terlalu dekat dengan penderita ISPA.
6. Hindari menyentuh mulut atau hidung anda setelah kontak dengan flu. Segera cuci
tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer setelah kontak dengan penderita
ISPA.
7. Apabila anda sakit, gunakanlah masker dan rajin cuci tangan agar tidak menulari
anak anda atau anggota keluarga lainnya.
8. Upayakan ventilasi yang cukup dalam ruangan / rumah.

G. TIPS PERAWATAN PENYAKIT ISPA


Perawatan ini dapat di lakukan sendiri oleh ibu di rumah untuk mengatasi
penyakit bayi dan anaknya yang menggalami ISPA.
1. Mengatasi panas atau demam
Untuk anak – anak umur 2 bulan s/d 5 tahun demam dapat di tangani dengan
memberikan obat penurun demam atau kompres.
2. Mengatasi batuk
Disarankan untuk memberikan obat tradisional yang bisa di buat sendiri, yaitu jeruk
nipis ½ sendok teh dicampurkan dengan madu atau kecap ½ sendok teh. Ramuan ini
diberikan 3x sehari.
3. Makanan
Berikan makanan dengan kualitas gizi cukup, sedikit – sedikit tapi di ulangi lebih
sering daripada biasanya jika muntah. ASI pada bayi tetap di berikan.
4. Minuman
Berikan cairan berupa air putih, buah lebih banyak dari biasanya untuk
mengencerkan dahak dan menambah cairan bagi yang kekurangan cairan.
5. Gaya hidup
a. Jangan memakai pakaian atau selimut yang tebal
b. Pada penderita pilek, selalu bersihkan hidung dari ingus. Ini akan mempercepat
penyembuhan dan bisa menghindari komplikasi yang mungkin muncul.
c. Usahakan untuk mendapatkan ventilasi yang cukup dan mencegah adanya asap
yang dihirup, tidak terkecuali melarang orang tua merokok di sekitar anak.
Daftar Pustaka

1. Basit, M., Rifani, S., Sukarlan. (2016).Hubungan Kebiasaan Merokok Anggota


Keluarga dan Pemberian ASI Ekslusif dengan Kejadian ISPA pada Balita di
Puskesmas Pekauman Banjarmasin. Jurnal Dinamika Kesehatan, Volume 7, Nomor 2

2. Ari, a. R. I., & working, i. A. Hubungan perilaku merokok orang tua dengan kejadian
ispa pada balita di wilayah kerja puskesmas rembang kabupaten purbalingga 2012
correlation between parent smooking behavior with.

Anda mungkin juga menyukai