Anda di halaman 1dari 16

1.

Filogeni dan Ontogeni

Ontogeni adalah perkembangan yang terjadi pada suatu individu mulai dari pertama kali terbentuk
yakni zigot (sebagai hasil fertilisasi), lalu berkembang menjadi embrio, fetus, lahir,pubertas, dewasa
lalu mati. Contohnya adalah perkembangan seorang bayi mulai dari zigot hingga dewasa kelak.

Filogeni adalah sejarah perkembangan evolusi organisme atau evolusi secara genetic yang
menghubungkan antar kelompok organisme. Contohnya dalamteori evolusi Charles Darwin yaitu
spesies yang hidup di masa lampau bila diurut lebih lanjut semua spesies makhluk hidup akan
mirip bahkan sama seperti yang diturunkan dari nenek moyang spesies tersebut.

2. Keanekaragaman Mahluk Hidup

Genotif adalah representasi alel yang sebenarnya bagi seseorang, baik di lokus tertentu
maupun genom keseluruhan.

Fenotif adalah sifat organisme yang dapat diamati yang dihasilkan oleh kombinasi genotip
dan lingkungan. Fenotif tergantung pada lingkungan dan gen. contohnya seorang pasien memiliki
dua varian alelik di lokus dan kromosom tertentu, alel B untuk mata berwarna cokelat dan alel b
untuk mata berwarna biru. Alel dominannya adalah B maka secara fenotif ia akan mengekspresikan
sifat fisik mata yang dominan cokelat, walaupun genotifnya mengandung satu alel berwarna biru.

Kromosom adalah benda yang berada di dalam nucleus yang kebanyakan berbentuk lurus
seperti batang atau bengkok yang terdiri dari zat yang mudah mengikat zat warna (kromatin).
Berdasarkan letak sentromer (bagian yang menyempit dan tampak terang) dapat dibedakan
menjadi beberapa bentuk yaitu:

1. Metasentris, sentromernya terletak di median, sehingga kromosom terbagi menjadi dua


lengan sama panjang dan berbentuk huruf V
2. Submetrasentris, sentrromer terletak di salah satu ujung kromosom, sehingga kromosom
terbagi menjadi dua lengan tak sama panjang.
3. Akrosentris, kromosom terletak di ujung kromosom, sehingga kromosom tetap lurus
seperti batang.
4. Telosentris, kromosom terletak di ujung, sehingga kromosom terdiri dari sebuah lenngan
dan berbentuk seperti batang.

Sentromer berfungsi sebagai berpegangnya benang plasma dari gelendong inti (spindle).
Seperti halnya dengan kromosom dari individu Eukariotik kromosom manusia dibedakan atas dua
tipe yaitu:

1. Autosom, yaitu kromosom yang tidak ada hubungannya dengan jenis kelamin. Dari 46
kromosom di dalam inti sel tubuh manusia, yang 44 buah (22 pasang) merupakan
autosom
2. Gonosom, yaitu sepasang kromosom yang menentukan jenis kelamin. Seks kromosom
dibedakan menjadi kromosom X dan kromosom Y.
Seorang perempuan normal mempunyai kromosom X sedangkan laki-laki normal
mempunyi kromosom X dan Y

Bagian – Bagian Kromosom

1. Kromonema
Didalam kromosom terdapat pita yang berbentuk spiral
2. Kromomer
Kromonema yang memiliki penebalan dibeberapa tempat
3. Sentromer
Bentuk kromosom yang ditentukan oleh letak sentromer.
4. Telomer
Ujung kromosom yang menghalangi bersambungnya kromosom satu dengan kromosom
lainnya
5. Satelit
Bagian tambahan pada ujung kromosom. Tidak semua kromosom memliki satelit.
3. Virus dan Bakteri

Virus adalah agen infeksius terkecil (diameter 20nm hingga sekitar 300 nm) dan hanya
mengandung satu jenis asam nukleat (DNA atau RNA) sebagai genom mereka.

Komponen- komponen virus yaitu :

1. Kapsid : pembungkus , atau mantel protein yang membungkus


genom asam
nukleat
2. Kapsomer : unit morfologis yang tampak dipermukaan partikel virus
icosahedral
dengan mikroskop electron. Kapsomer terdiri atas kelompokan
polipeptida, tetapi unit – unit morfologis tidak selalu memiliki
padanan
unit structural yang jelas struktur kimianya.
3. Virus defektif : suatu partikel virus yang memiliki defek fungsional pada beberapa
aspek aplikasi.

4. Selubung (envelope) : suatu membran mengandung lipid yang mengelilingi beberapa


partikel
virus. Selubung diperoleh saat pematangan virus melalui proses
pertunasan menembus membrane sel. Glikoprotein yang disandi
virus
terpajan di permukaan selubung. Tonjolan tersebut dinamakan
peplomer.
5. Nukleokapsid : kompleks asaam nukleat protein yang merupakan bentuk genom
virus
terselubung.
6. Unit structural : blok pembangunan dasar yang menyusun kapsid. Mereka biasanya
merupakan kumpulan lebih dari satu sub unit yang non identik,
biasanya sering disebut protomer.
7. Sub unit : satuan rantai polipeptida virus berlipat.
8. Virion : partikel virus yang lengkap. Virion identic dengan nukleokapsid.
a. Prinsip – Prinsip Struktur Virus

Virus memiliki bentuk dan ukuran yang sangat bervariasi. Informasi structural diperlukan
untuk klasifikasi virus dan untuk menentukan hubungan struktur fungsi pada protein virus. Sifat
structural khusus milik tiap family virus ditentukan oleh fungsi virion; morfogenesis dan pelepasan
dari sel-sel terinfeksi; transmisi ke penjamu baru; dan perlekatan, penetrasi, serta uncoating dalam
sel-sel yang baru diinfeksi. Arsitektur virus dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis yaitu :

1. Simetri Kubik
Semua simetri kubik yang ditemukan pada virus hewan berupa pola icosahedral, susunan
subunit yang paling efisien dalam selubung tertutup. Icosahedron memiliki 20 permukaan,
12 verteks dan simetri rotasional yang beraksis dua, tiga dan lima. Untuk membangun
ukuran partikel yang cukup untuk membungkus genom virus, kapsid virus dibentuk oleh
kumpulan 60 unit structural tersebut. Penggunaan sejumlah besar subunit protein yang
identic secara kimiawi, sementara mempertahankan aturan simetri icosahedral, dicapai
melalui subtriangulasi masing-masing permukaan icosahedral.

2. Simetri Heliks
Pada kasus simetri heliks, subunit protein terikat ke asam nukleat virus secara periodic,
menggulung asam nukleat tersebut menjadi suatu heliks. Kompleks asam nukleat protein
virus yang filamentosa (nukleokapsid) kemudian digelung dalam suatu selubung yang
mengandung lipid. Karena itulah berbeda dari struktur icosahedral, terdapat kontak regular,
periodik Antara protein kapsid dan asam nukleat pada virus-virus yang memiliki simetri
heliks. Semua contoh virus hewan yang dikenal memiliki simetri heliks mengandung genom
RNA, kecuali rhabdovirus (rabies)yang memiliki nukleokapsid fleksibel yang dianyam
membentuk bola dalam selubung.

3. Struktur Kompleks
Beberapa partikel virus tidak memiliki simetri heliks atau kubik sederhana tetapi memiliki
struktur yang lebih kompleks. Sebagai contoh poxvirus (cowpox) berbentuk bata dengan
rigi-rigi ada permukaan luarnya serta badan inti dan badan lateral di bagian dalamnya.

b. Perkembangbiakan Virus
Perkembangbiakan virus sering juga disebut dengan istilah replikasi. Untuk
perkembangbiakan, virus memerlukan lingkungan sel hidup. Oleh karena itu, virus
menginfeksi sel bakteri, sel hewan, sel tumbuhan dan sel manusia. Ada dua macam cara
virus menginfeksi bakteri , yaitu secara litik dan lisogenik. Pada infeksi lisogenik, virus tidak
menghancurkan sel, tetapi berintegrasi dengan DNA sel induk. Dengan demikian virus akan
bertambah banyak pada saat sel membelah.
Perkembangbiakan virus ada 2 fase :
1. Daur Litik
a. Fase Absorbsi : pada fase absorbs fage melekat di bagian tertentu dari dinding sel
bakteri dengan serabut ekornya. Daerah pelekatan itu disebut daerah reseptor, daerah
ini khas bagi fage, sehingga fage jenis lain tidak dapat merekat ditempat tersebut.
b. Fase Fenetrasi : virus melubangi membran sel inang dengan enzim lisozim. Setelah
berlubang, virus akan menyuntikkan materi genetiknya kedalam sitoplasma sel inang.
c. Fase Sintesis : Pada fase ini, fage merusak DNA bakteri dan menggunakannya sebagai
bahan untuk replikasi dan sintesis. Pada fase replikasi, fage menyusun dan
memperbanyak DNAnya. Pada fase sintesis, fage membentuk selubung-selubung
protein (kapsid) baru. Bagian-bagian fage yang terdiri dari kepala, ekor dan serabut
ekor telah terbentuk.
d. Fase Perakitan : Komponen-komponen fage akan disusun membentuk fage baru yang
lengkap dengan molekul DNA dan kapsidnya
e. Fase Lisis : Setelah fage dewasa, sel bakteri akan pecah (lisis), sehingga fage yang baru
akan keluar. Jumlah virus baru ini dapat mencapai 200 buah. Pembentukkan partikel
bakteriofage melalui siklus litik ini memerlukan waktu 20 menit.

2. Daur Lisogenik
a. Fase Absorpsi dan Infeksi : Pada fase absrpsi dan infeksi peristiwa yang terjadi sam
halnya dengan fase absropsi pada infeksi secara litik. Fage menempel di tempat yang
tepat yang spesifik pada sel bakteri.
b. Fase Penetrasi : Pada fase ini, fage melepas enzim lisozim sehingga dinding sel bakteri
berlubang. Selanjutnya, DNA fage masuk ke dalam sel bakteri.
c. Fase Penggabungan : DNA virus bergabung dengan DNA bakteri membentuk profage.
Dalam bentuk profage, sebagian besar gen berada dalam fase tidak aktif, tetapi
sedikitnya ada satu gen yang selalu aktif. Gen aktif berfungsi untuk mengkode protein
reseptor yang berfungsi menjaga agar sebagian gen profage tidak aktif.
d. Fase Replikasi : Saat profage akan bereplikasi, itu artinya DNA fage juga turut
bereplikasi. Kemudian ketika bakteri membelah diri, bakteri menghasilkan dua sel
anakan yang masing-masing mengandung profage. DNA fage (dalam profage) akan terus
bertambah banyak jika sel bakteri terus menerus membelah. Bakteri lisogenik dapat
diinduksi untuk mengaktifkan profagenya. Pengaktifan ini mengakibatkan terjadinya
siklus litik.
e.
c. Keuntungan Virus

Pada fase lisogenik, DNA virus menyambung diri ke DNA bakteri. Ini menyebabkan di dalam
DNA bakteri mengandung profag (DNA virus). Dengan kata lain, di dalam DNA bakteri terkandung
materi genetik virus. Ketika profag aktif dan DNA bakteri hancur, sebagian DNA baikteri yang tidak
hancur ada yang terbawa DNA virus. Dengan demikian, DNA virus dapat mengandung gen bakteri.
Misalnya, di dalam DNA virus terkandung DNA bakteri pertama. Apabila virus ini menginfeksi
bakteri kedua, dan kemudian mengikuti daur lisogenik, maka di dalam DNA bakteri kedua ini
terkandung DNA virus dan DNA bakteri pertama.

DNA adalah materi genetik yang dapat menentukan sifat makhluk hidup. Jika DNA berubah,
maka sifat makhluk hidup pun berubah. Berdasarkan prinsip ini jika di dalam bakteri kedua
terdapat DNA virus dan DNA bakteri pertama maka sebagian sifat bakteri pertama dapat dimiliki
oleh bakteri kedua. Jadi, bakteri kedua memiliki sebagian sifat bateri pertama. Berdasarkan prinsip
di atas, maka virus digunakan untuk keperluan berikut :

a. Membuat antitoksin

Melihat kasus lisogenik ini, para pakar berpikir, bagaimana kalau sebelumnya di dalam DNA
virus digabungkan DNA (gen) lain yang menguntungkan, sehingga sifat menguntungkan ini dimiliki
oleh bakteri yang diinfeksi. Sebagai contoh, ke dalam DNA virus disambungkan DNA (gen) manusia
yang mengontrol sintesis antitoksin (pelawan racun). Selanjutnya, gen tadi disambungkan ke sel
bakteri oleh virus lisogenik. Nah. Sel bakteri kini memuat gen manusia, yakni gen penghasil
antitoksin. Dengan kata lain bateri yang semula tidak dapat menghasilkan antitoksin manusia,
sekarang mampu memproduksi antitoksin manusia.

Apabila bakteri terus-menerus membelah diri, berarti setiap sel bakteri baru yang dihasilkan
akan mengandung DNA manusia dan mampu memproduksi antitoksin. Antitoksin yang diproduksi
dapat dipisahkan dan digunakan untuk melawan penyakit pada manusia. Bakteri yang demikian
diusahakan agar DNA virus yang tergabung itu tidak "kumat" lagi, agar DNA virus tidak "pergi" dari
dalam sel bakteri. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa virus dapat "dititipi" gen manusia
atau gen organisme lain untuk dimasukkan ke dalam sel bakteri sehingga sel bakteri tersebut
membawa sifat gen yang dititipkan tersebut.

b. Melemahkan bakteri

Contoh lain tentang virus yang menguntungkan adalah virus yang menyerang bakteri patogen.
jika DNA virus lisogenik masuk ke dalam DNA bakteri patogen, maka bakteri tersebut menjadi tidak
berbahaya. Misalnya bakteri penyebab penyakit difteri dan bakteri penyebab demam scarlet yang
berbahaya akan berubah sifat menjadi tidak berbahaya jika didalam DNA-nya tersambung oleh
profage.

c. Memproduksi vaksin

Selain itu, beberapa virus digunakan untuk memproduksi vaksin. Vaksin adalah patogen yang
telah dilemahkan sehingga jika menyerang manusia, tidak berbahaya lagi. Karena diberi vaksin,
tubuh manusia akan memproduksi antibodi. Kelak jika patogen yang sesungguhnya menyerang,
tubuh telah kebal karena berhasil memproduksi antibodi bagi patogen tersebut. Pada awalnya
vaksin dibuat secara konvensional. Beberapa tipe vaksin yang dibuat melalui metode konvensional
adalah sebagai berikut:

 Vaksin yang berasal dari patogen yang telah dimatikan oleh bahan kimia atau oleh
pemanasan. Misalnya vaksin influenza, kolera dan hepatitis A. Tipe vaksin ini hanya
membentuk respon kekebalan sementara.
 Vaksin yang berasal dari patogen yang dilemahkan. Misalnya vaksin campak dan vaksin
gondong. Vaksin ini menimbulkan respon kekebalan yang lebih lama masanya.
 Vaksin yang berasal dari senyawa patogenik mikroorganisme yang dibuat tidak aktif.
Misalnya vaksin tetanus dan difteri.
Bakteri
Bakteri adalah prokariot yang tidak memiliki inti sel dan retikulum endoplasma. Bakteri
memiliki dinding sel yang terdiri atas dua membran lapis-ganda fosfolipid yang dipisahkan
oleh lapisan peptidoglikan atau membran dalam yang dikelilingi oleh lapisan peptidoglikan.

a. Jenis-Jenis Bakteri
A. Berdasarkan Cara Hidupnya
1. Bakteri Heterotrof :Memperoleh makanan berupa zat organik dari lingkungannya (sisa
organisme, sampah atau zat dalam tubuh organisme lain)
Bakteri Heterotrof dibedakan menjadi 2 yaitu :
a. Bakteri saprofit (mendapat zat organik dari sampah, kotoran, bangkai) Contoh :
Escherichia coli, Lactobacillus bulgaricus
b. Bakteri parasit ( kebutuhan zat organik diperoleh dari tubuh inang) Contoh (semua
bakteri patogen): Mycobacterium tuberculosis, Clostridium tetani
2. Bakteri Autotrof : Dapat menyusun sendiri zat-zat organik dari zat anorganik
Bakteri Autrotrof dibedakan menjadi 2 yaitu:
a. Bakteri Fotoautotrof (mengubah zat anorganik dengan bantuan cahaya melalui
fotosintesis). Contoh: Bakteriopurpurin (bakteri ungu) , Bakterioklorofil (bakteri hijau)
b. Bakteri Kemoautotrof (mengubah zat anorganik dengan energi kimia). Contoh:
Nitrosomonas sp (memecah amoniak menjadi nitrit, air dan energi) Nitrobacter sp

B. Berdasarkan Kebutuhan Oksigen

1. Bakteri Aerob : Bakteri yang memerlukan oksigen bebas untuk reaksi pernafasannya
Contoh: Nitrosomonas sp, Mycobacterium tuberculosis, Nitrosococcus sp, Nitrobacter sp
2. Bakteri Anaerob : Bakteri yang tidak memerlukan oksigen bebas untuk reaksi
pernafasannya. Contoh: Lactobacillus bulgaricus (bakteri asam susu), Clostridium tetani,
Mycrococcus denitrificans

C. Berdasarkan Lapisan Peptidoglikan Dinding Sel

1. Bakteri Gram Positif : Warna ungu, lapisan peptidoglikan dinding sel tebal. Contoh:
Neisseria gonorhoe, Treponema pallidum, Vibrio cholera, Bacillus sp.
2. Bakteri Gram Negatif : Warna merah muda, lapisan peptidoglikan dinding sel tipis Contoh:
Propioni bacterium, Escherichia coli.
Kerugian Virus
1. Pada Tumbuh-tumbuhan
– daun tembakau (Tobacco mosaic virus)

– Kentang (Potato Mozaic Virus)


2. Pada Hewan

- Cacar pada sapi (Vicinia virus)

- Herpes (Herpesvirus)

- Rabies (O. rhabdovirus)

3. Pada Manusia

- AIDS Retrovirus

- Flu Babi (H5N1)

- Flu Burung

B. Struktur Tubuh Bakteri

Secara umum struktur tubuh bakteri terdiri dari bagian-bagian:

1. Dinding sel
Tersusun dari senyawa peptidoglikan (polisakarida dan protein). Berfungsi sebagai
pelindung dan pemberi bentuk tubuh
2. Membran plasma
Tersusun dari senyawa fosfalipid dan protein, Bersifat selektif permeable dan Berfungsi
mengatur pertukaran zat
3. Sitoplasma
Komponen sitoplasma berupa organel sebagai pelaksana kegiatan hidup
4. Organel utama : ribosom (sintesa protein), mesosom (pembentukan energi) dan DNA
(materi pembawa informasi genetik)
5. Kapsul
Tersusun dari senyawa polisakarida dan air

6. Flagel
Tersusun dari senyawa protein dan berfungsi sebagai alat gerak Macam-macam bakteri
berdasar flagelnya :
a. Atrik (tanpa flagel)
b. Monotrik (satu flagel)
c. Lofotrik (sekelompok flagel di salah satu sisi)
d. Amfitrik (sekelompok flagel di kedua sisi)
e. Peritrik (flagel di seluruh permukaan tubuh)
7. Pili/Pillus
Penghubung antar bakteri pada saat konjugasi

C. Reproduksi Bakteri
1. Reproduksi Aseksual/Vegetatif
Bakteri bereproduksi dengan pembelahan biner/pembelahan langsung.Proses pembelahan
diawali dengan replikasi DNA menjadi 2 copy identik, diikuti pembagian sitoplasma dan
terbentuk dinding pemisah antara kedua sel anak bakteri Berlangsung setiap 20 menit
sekali
2. Reproduksi Seksual/Generatif ----- Paraseksual
a. Transformasi
Merupakan pemindahan sebagian materi genetika dari satu bakteri ke bakteri lain. Pada
proses transformasi tersebut ADN bebas sel bakteri donor akan mengganti sebagian dari sel
bakteri penerima, tetapi tidak terjadi melalui kontak langsung. Cara transformasi ini hanya
terjadi pada beberapa spesies saja. Misalnya pada bakteri Pneumococci yang menyebabkan
Pneumonia dan pada bakteri patogen yang semula tidak kebal antibiotik dapat berubah
menjadi kebal antibiotic karena transformasi.

b. Konjugasi
Merupakan pemindahan sebagian materi genetika dari satu bakteri ke bakteri lain melalui
suatu kontak langsung. Artinya, terjadi transfer ADN dari sel bakteri donor ke sel bakteri
penerima melalui ujung pilus. Ujung pilus akan melekat pada sel penerima dan ADN
dipindahkan melalui pilus tersebut.

c. Transduksi
Merupakan pemindahan sebagian materi genetik dari sel bakteri satu ke bakteri lain dengan
perantaraan virus. Selama transduksi, kepingan ganda ADN dipisahkan dari sel bakteri
donor ke sel bakteri penerima oleh bakteriofage (virus bakteri). Bila virus – virus baru
sudah terbentuk dan akhirnya menyebabkan lisis pada bakteri, bakteriofage yang
nonvirulen (menimbulakan respon lisogen) memindahkan ADN dan bersatu dengan ADN
inangnya, Virus dapat menyambungkan materi genetiknya ke DNA bakteri dan membentuk
profag. Ketika terbentuk virus baru, di dalam DNA virus sering terbawa sepenggal DNA
bakteri yang diinfeksinya. Virus yang terbentuk memiliki dua macam DNA yang dikenal
dengan partikel transduksi (transducing particle).

D. Keuntungan Bakteri
1. Pembusukan (penguraian sisa-sisa mahluk hidup contohnya Escherichia coli)
2. Pembuatan makanan dan minuman hasil fermentasi contohnya Acetobacter pada pembuatan
asam cuka, Lactobacillus bulgaricus pada pembuatan yoghurt, Acetobacter xylinum pada
pembuatan nata de coco dan Lactobacillus casei pada pembuatan keju yoghurt.
3. Berperan dalam siklus nitrogen sebagai bakteri pengikat nitrogen yaitu Rhizobium
leguminosarum yang hidup bersimbiosis dengan akar tanaman kacang-kacangan dan
Azotobacter chlorococcum.
4. Berperan dalam proses pembusukan sampah dan kotoran hewan sehinggga menghasilkan energi
alternatif metana berupa biogas. Contohnya methanobacterium
5. Penelitian rekayasa genetika dalam berbagai bidang.sebagai contoh dalam bidang kedokteran
dihasilkan obat-obatan dan produk kimia bermanfaat yang disintesis oleh bakteri. Misalnya
enzim, vitamin dan hormone.

E. Kerugian Bakteri
1. Pembusukan makanan, contohnya Clostridium botulinum.
2. Penyebab penyakit pada manusia contohnya Mycobacterium tuberculosis ( penyebab penyakit
TBC ), Vibrio cholerae ( penyebab kolera atau muntaber ), Clostridium tetani (penyebab penyakit
tetanus ) dan Mycobacterium leprae (penyebab penyakit leprae).
3. Penyebab penyakit pada hewan contohnya Bacilluc antrachis (penyebab penyakit antraks pada
sapi).
4. Penyebab penyakit pada tanaman budidaya contohnya Pseudomonas solanacearum (penyebab
penyakit pada tanaman tomat, lombok, terung dan tembakau) serta Agrobacterium tumafaciens
(penyebab tumor pada tumbuhan).
5. Sistem Imun Manusia

Imunitas adalah kemampuan tubuh untuk menahan atau menghilangkan benda asing dan sel abnormal
yang berpotensi merugikan. Respon imun dapat berupa (1) Imunitas bawaan yaitu kekebalan yang sudah
ada dan bukan didapat melalui kontak dengan suatu entitas bukan diri (asing) yang dikenal sebagai
antigen. (2) imunitas adaptif yaitu imunitas yang timbul sesudah pemaparan pada suatu antigen yang
bersifat spesifik.

Mekanisme Imunitas Bawaan

1. Kulit
Sedikit mikroorganisme yang dapat menembus kulit utuh, tetapi banyak yang dapat memasuki
kelenjar keringat dan folikel rambut serta bertahan di tempat tersebut. Karena mempunyai pH
asam dan zat kimia tertentu (terutama asam lemak) memiliki sifat antimikroba yang cenderung
mengeleminasi organisme pathogen. Kulit menghasilkan sejumlah gen antimikroba, termasuk
sebuah protein dengan sifat antimikroba yang dikenal sebagai psoriasin.
2. Membrane Mukosa
Ketika organisme memasuki tubuh melalui membrane mukosa, organisme tersebut dimakan
oleh fagosit dan dibawa ke pembuluh limfe regional yang selanjutnya membawa organism eke
kelenjar limfe. Fagosit berperan sebagai sawar terhadap penyebaran lebih lanjut terhadap
sejumlah besar bakteri.

Imunitas Bawaan

Pada tahap sangat awal infeksi (beberapa jam pertama) penelanan mikroorganisme oleh
fagositosis dan aktivasi komplemen melalui jalur alternative merupakan respon jamu nonspesifik yang
penting. Jalur pertahanan berikutnya meliputi beberappa respon yang masih non adatif (pelepasan
sitosin dari makrofag) dan pelepasan mediator lainnya yang menceetuskan respon inflamasi. Respon ini
terjadi dengan cepat dan secara umum bekerja menahan penyebaran pathogen sampai respon adaptif
yang spesifik dimulai. Namun, ada beberapa mikroorganisme yang telah menemukan cara menghindari
pejamu nonspesifik ini, mekanisme penghindaran ini memperlambat imun cukup lama sehingga
mikroorganisme dapat membangun suatu relung ekologi.

Berdasarkan responnya terhadap suatu jenis penyakit, sistem imun dibagi menjadi 2 macam,
yaitu Sistem Imun Non-Spesifik dan Sistem Imun Spesifik.
1. Sistem Imun Non-Spesifik / Innate / Non-Adaptif
Adalah sistem imun yang melawan penyakit dengan cara yang sama kepada semua jenis
penyakit. Sistem imun non-spesifik punya 4 jenis pertahanan :
a. Pertahanan Fisik / Mekanis
b. Pertahanan Biokimia
c. Pertahanan Humoral
d. Pertahanan Selular

2. Sistem Imun Spesifik / Adaptif


adalah sistem imun yang membutuhkan pajanan atau bisa disebut harus mengenal dahulu
jenis mikroba yang akan ditangani. Sistem imun ini bekerja secara spesifik karena respon
terhadap setiap jenis mikroba berbeda. Sistem imun ini dibagi menjadi 2 :

a. Sistem Imun Spesifik Humoral

b. Sistem Imun Spesifik Selular

5. Penularan Virus dan Bakteri dari Hewan ke Manusia

a. Penularan Virus

Transmisi dari hewan ke manusia sebagai pejamu bisa melalui gigitan (rabies) atau melalui
infeksi droplet dan aerosol dari daerah yang terkontaminasi hewan pengerat (arenavirus). Ada juga
transmisi melalui vector artropoda (misalnya arbovirus). Virus dari antropoda hanya menimbulkan
kesakitan ringan atau tidak menimbulkan penyakit sama sekali. Pada vertebrata, invasi oleh
kebanyakan virus menyebabkan reaksi yang hebat, dan biasanya berlangsung singkat. Pejamu dapat
kalah atau tetap hidup berkat pembentukan antibody yang menetralkan virus. Tanpa
mengindahkan hasil akhirnya, persinggahan virus aktif biasanya berlangsung singkat (misalnya
herpes kompleks dan retrovirus).

b. Penularan Bakteri

Bakteri dan mikroorganisme lain beradaptasi dengan lingkungan, termasuk pada hewan
dan manusia, tempat normal mereka berada dan hidup. Dengan demikian, bakteri memastikan
kelangsungan hidupnya dan meningkatkan kemungkinan penularannya. Dengan menimbulkan
infeksi penyakit ringan, dan bukannya kematian pejamu, mikroorganisme yang secara normal hidup
pada manusia meningkatkan kemungkinan penularannya dari satu orang kepada yang lainnya.

Beberapa bakteri yang umumnya menimbulkan penyakit pada manusia berada terutama
pada hewan dan secara kebetulan menginfeksi manusia. Contohnya spesies Bacillus antrachis
(antraks) hidup di lingkungan , kadang-kadang menginfeksi hewan dan ditularkan manusia melalui
benda seperti bulu hewan yang terinfeksi.demikian juga kontaminasi produk makanan oleh air
buangan yang mengandung E.coli yang menimbulkan diare. Banyak bakteri yang ditularkan dari
satu orang ke lainnya melalui tangan. Misalnya seseorang yang pada lubang hidungnya interiornya
terdapat S. aureus saat menggosok hidungnya terdapat stafilokok pada tangannya dan menyebarkan
bakteri ke bagian lain pada tubuhnya atau orang lain kemudian menyebabkan infeksi. Oleh sebab
itu, mencuci tangan merupakan komponen yang penting dalam pengendalian infeksi. Tempat
masuk bakteri pathogen ke dalam tubuh yang paling sering adalah daerah pertemuan membrane
mukosa dengan kulit; saluran pernafasan; saluran pencernaan (terutama mulut); genital dan
saluran kemih. Daerah abnormal membrane mukosa dan kulit (misalnya luka bakar, luka terbuka)
juga sering menjadi tempat masuknya bakteri.
Daftar Pustaka

Jawetz, Melnick & Adelberg. (2010). Mikrobiologi Kedokteran Edisi 25. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC

Sherwood, Lauralee. (2012). Fisiologi Manusia Edisi 6. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Suryo. (2011). Genetika Manusia. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press

Anda mungkin juga menyukai