Anda di halaman 1dari 4

BAB IV

PEMBAHASAN

1. Pengetahuan
Hasil penelitian ini, menunjukan bahwa perawat yang ada di Ruang
ICU RS Sumber Waras berpengetahuan baik (87,5%) dalam melakukan
suction. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Paryanti
(2017) di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto, yang mengatakan
bahwa tingkat pengetahuan perawat tentang suction sebagian besar dalam
kategori baik (68,2%) dan sedikit pada kategori kurang (4,5%). Adapula
penelitian lain yang dilakukan oleh Maras (2016) yang dilakukan di Rumah
Sakit Turki, mengatakan bahwa ada 59,7% perawat yang berpengetahuan
baik, sehingga hal ini menunjukan bahwa tingkat pengetahuan sebagian
besar perawat dalam melakukan suction termasuk dalam kategori baik.
Pengetahuan adalah hasil dari pembelajaran dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan pada objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, penciuman, rasa, dan
raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga (Wawan & Dewi, 2010). Pengetahuan perawat yyang memadai
belumlah cukup untuk mengatasi masalah yang dialami oleh pasien dengan
ventilator bila tidak diikuti dengan perilaku positif dari perawat yang
bekerja di ruangan, sikap positif kecenderungan tindakan adalah mendekati,
menyenangi, mengharapkan objek sesuatu (Nurmiati dkk, 2013). Perilaku
yang didasari oleh pengetahuan lebih baik daripada perilaku yang tidak
didasari pengetahuan (Notoatmojo, 2010).
Pengetahuan tentang SPO sangat penting untuk mendukung upaya
keselamatan pasien (patient safety) yang menjadi standar bagi rumah sakit
dimana kriteria standar peran kepemimpinan dalam meningkatkan
keselamatan pasien meliputi : terdapat tim antar displin untuk mengelola
Keselamatan Pasien; tersedia kegiatan atau program proaktif untuk
identifikasi risiko keselamatan dan program meminimalkan insiden;
tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen dari
fasilitas pelayanan kesehatan terintegrasi dan berpartisipasi dalam
Keselamatan Pasien ; tersedia prosedur “cepat-tanggap” terhadap Insiden,
termasuk asuhan kepada pasien yang terkena musibah, membatasi risiko,
dan penyampaian informasi yang benar dan jelas untuk keperluan analisis ;
tersedia mekanisme pelaporan internal dan eksternal berkaitan dengan
Insiden termasuk penyediaan informasi yang benar dan jelas tentang analisis
akar masalah Kejadian Nyaris Cedera (KNC), KTD (Kejadian tidak
diharapkan), dan kejadian sentinel pada saat Keselamatan Pasien mulai
dilaksanakan ; tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis insiden,
atau kegiatan proaktif untuk memperkecil risiko, termasuk mekanisme
untuk mendukung staf dalam kaitan dengan kejadian sentinel terdapat
kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar unit dan antar
pengelola pelayanan di dalam fasilitas pelayanan kesehatan dengan
pendekatan antar disiplin tersedia sumber daya dan sistem informasi yang
dibutuhkan dalam kegiatan perbaikan kinerja fasilitas pelayanan kesehatan
dan perbaikan Keselamatan Pasien, termasuk evaluasi berkala terhadap
kecukupan sumber daya tersebut; dan tersedia sasaran terukur, dan
pengumpulan informasi menggunakan kriteria objektif untuk mengevaluasi
efektivitas perbaikan kinerja fasilitas pelayanan kesehatan dan keselamatan
pasien, termasuk rencana tindak lanjut dan implementasinya (Kemenkes RI,
2017).

2. Perilaku
Dalam penelitian ini hasil yang didapatkan bahwa perilaku perawat
dalam melakukan suction sebagian besar masih kurang. Hal ini sejalan
dengan penelitian oleh Mwakanyanga dkk (2017) yang dilakukan di
Tanzania, dimana terdapat 57,3% perawat tidak melakukan suction sesuai
dengan SPO yang ada. Pengetahuan perawat yang memadai belumlah cukup
untuk mengatasi masalah yang dialami oleh pasien dengan ventilator bila
tidak diikuti dengan perilaku yang postif dari perawat yang bekerja di
ruangan.
Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas seseorang, baik yang
diamati secara langsung (Notoatmojo, 2010). Kurangnya kepatuhan
perawat dalam mencegah terjadinya komplikasi pada pasien yang terpasang
ventilator disebabkan oleh perilaku perawat yang belum sesuai dengan
standar perawat yang seharusnya, masalah yang akan timbul terhadap
pasien tersebut, seperti melakukan suction yang seharusnya harus
memperhatikan teknik steril tapi masih banyak yang mengabaikannya,
sebelum pasien dilakukan suction seharusnya diberikan O2 konsentrasi
tinggi, penggunaan kateter suction sebaiknya sekali pakai, masih kurangnya
sifat peduli terhadap masalah yang dialami pasien. Pasien yang banyak
mengeluarkan sekret harus segera dilakukan tindakan suction, untuk
mencegah timbul masalah pada pasien tersebut, suction yang dilakukan
tidak tepat atau tidak sesuai dengan SPO yang telah ada bisa berakibat fatal
bagi pasien yang mengalami sumbatan jalan napas, akibat sekret yang
banyak mengakibatkan suplay oksigen terganggu keseluruh tubuh
(Nurmiati dkk, 2013).
Selain itu dari hasil observasi untuk pelaksanaan suction didapatkan
bahwa dari aspek persiapan alat sebagian besar perawat persiapannya baik
(87,5%), dari aspek persiapan pasien dan persiapan lingkungan sebagian
besar telah sesuai prosedur, dari aspek pelaksanaan tindakan suction
sebagian besar tidak sesuai prosedur (62,5%), dan dari aspek
pendokentasian sebagian besar tidak sesuai prosedur (75%).
Untuk mendukung terwujudnya perilaku yang baik maka harus
didukung oleh kondisi yang memungkinkan yaitu: 1.Perilaku tertutup
(covert behavior), terjadi bila respon terhadap stimulus tersebut masih
belum dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Respon seseorang
masih terbatas dalam bentuk perasaan, perhatian, persepsi, pengetahuan,
dan sikap terhadap stimulus yang bersangkutan. Perilaku tertutup (covert
behavior) ini dapat diukur dari pengetahuan dan sikap seseorang. 2. Perilaku
terbuka (overt behavior), terjadi bila respon terhadap stimulus tersebut
sudah berupa tindakan atau praktik yang dapat diamati oleh orang lain dari
luar (Notoatmojo, 2010).
3. Keterbatasan Penelitian
Pada penelitian ini, kelompok mengalami kesulitan dalam mengatur
waktu penelitian dikarenakan prosesnya yang singkat, kemudian dalam hal
kepatuhan, peneliti hanya membahas dua faktor saja yang berkaitan dengan
pelaksaan suction yang meliputi pengetahuan dan perilaku, kemudian dalam
membagi lembar kuesioner mengalami kesulitan karena kesibukan yang ada
diruangan sehingga tidak bisa didistribusikan ke semua perawat.

Anda mungkin juga menyukai