Anda di halaman 1dari 7

HAL 29 – 33

Akibatnya dapat ditulis

𝑉0 𝑗𝜔𝑡 𝑉0 𝑗(𝜔𝑡−𝜃)
𝐼𝑝 ∗ (𝑡) = 𝑒 = −𝑗 𝑒
𝑗𝑍 |𝑍|

Bagian nyatanya adalah

𝑉0 𝑉0
𝐼𝑝 (𝑡) = sin(𝜔𝑡 − 𝜃) = sin(𝜔𝑡 − 𝜃)
𝑗𝑍 √𝑅 2 + 𝑋 2
𝑅𝑒 𝑍 𝑅 𝐼𝑚𝑍
Karena sin(𝜔𝑡 − 𝜃) = sin 𝜔𝑡 cos 𝜃 − cos 𝜔𝑡 sin 𝜃 dan cos 𝜃 = = √𝑅2 ; sin =
|𝑍| +𝑋 2 |𝑍|
𝑋
√𝑅 2 +𝑋 2

Maka solusi itu dapat ditulis dalam bentuk

𝑉0
𝐼𝑝 (𝑡) = [𝑅 sin 𝜔𝑡 − 𝑋 cos 𝜔𝑡]
√𝑅 2 + 𝑋 2
2. Persamaan Differensial Linear orde dua koefifisien variabel

Persamaan differensia linier orde dua koefisien variabel dapat di tulis dalam bentuk

a2 ( t ) y’’ + a1 (t) y’ + a0 y = f (t)

Dengan a0,a1,a2 dan (t) adalah fungsi t yang masing masing kontinu dan a2 ≠ 0

Apabila persamaan tersebut dibagi moefisien tak nol a2 (t) di dapat bentuk umum persamaan
sebagaimana disebut berikut.

(a ) Teorema : Eksistensi dan ketunggalan peneyelesain .

Misalakan p(t) dan g(t) adalah kontiu pada suatu interval (a,b) yang memuat titik t0. Ununtuk
setiap pilihan nilai awal y0 dan y1 , terdapat suatu solusi tunggal y(t) pada interval yang sama
(a,b) untuk masalah nilai awal .

Y’’(t) + p(t)y’(t) + q (t) y(t) = g(t) y(t0) = y0 , y’ (t0) = y1


Contoh:

Tentukan interval terbesar dalam mana teorema diatas menjamin eksistansi dan ketunggalan
suatu solusi untuk masalah nilai awal .

𝑑2 𝑦 𝑑𝑦
(𝑡 − 3) + + √𝑡𝑦 = 𝐼𝑛𝑡 𝑦(1) = 3, 𝑦 ′ (1) = −5
𝑑𝑡 2 𝑑𝑡
Data p(t) ,q(t) dan g(t) dalam bentuk standar persamaan .

′′ ′
𝑑2𝑦 1 𝑑𝑦 √𝑡 𝐼𝑛𝑡
𝑦 + 𝑝𝑦 + 𝑞𝑦 = 2 + + 𝑦= =𝑔
𝑑𝑡 (𝑡 − 3) 𝑑𝑡 (𝑡 − 3) (𝑡 − 3)

Adalah secara simultan kontinu dalam interval 0 < t < 3 dan 3 < t < ∞. Yang pertama memuat
titik t0 = 1 dimana kondisi kondisi awal ditetapkan , jadi teorema eksistansi dan ketunggalan
menjamin masalah nilai awal tersebut mempunyai solusi tunggal dalam interval 0 < t < 3.

b. Persamaan Cauchy – Euler atau persamaan eqidimensional .

Persamaan diferensial linear orde dua yang dapat sinyatakan dalam bentuk.

At2 y’’ (t) + bt y’ + cy (t) = f (t)

Dengan a,b,c adalah konstanta , disebut persamaan chauchy – euler atau persamaan
eqidimensional . Misalnya 3t2y’’ + 11ty’’ – 3 = sin t adalah persamaan cuchy – euler
sedangkan persamaan 2y’’ – 3ty’ = 3t – 1bukan, karena koefisien dari y’’ adalah 2 yang
bukan kelipatan konstan dari 𝑡 2

Untuk menyelesaiakan persamaan cauchy –euler homogen f(t) = 0 digunakan subsitusi y = tr


yang menghasilkan ty’ = t.rtr-1 = r.tr , t2 y’’ = t2 r(r – 1) rr-2 = r(r-1)tr.

Subsitusi hasil ini ke bentuk homogen , menghasilkan sebuah persamaan kuadrat sederhan
untuk r.

Ar ( r -1 ) tr + brt r + ct r = [ ar2 + (b-a) r + c ] tr = 0

Atau ar2 + ( b – a ) r + c = 0 yang disebut persamaan karakteristik yang berpadanan dengan


persamaan tersebut.

Contoh :

1. Tentukan dua solusi bebas linear untuk persamaan 3t2 y’’ + 1 lt.y’ – 3y = 0

Penyelesian

Dengan masukkan y = tr menghasilkan 3r2 + ( 11 – 3 )r – 3 = 3t2 + 8r – 3 = 0 yang akar


akarnya adalah r = 𝟏⁄𝟑 dan r = -3 menghasilkan pemecahan yang saling bebas.

Y1 (t) = t 𝟏⁄𝟑 , y2 ( t ) = t -3 ( untuk t > )


𝟏 𝑩
Jadi solusi umum persamaan ini adalah : y (t ) = At 1𝟑 + Bt -3 = A3√𝒕 + 𝒕𝟑

Jelas bahwa subsitusi y = tr ke dalam persamaan eqidimensioanl homogen mempunyai efek


penyederhanaan yang sama seperti penggunaan y = ert ke dalam persamaan homogen
koefisien konstan.

3.Beberapa penerapan persamaan Diferensial Linear orde dua.

a. Pegas bergetar ( Gerak harmonis sederhana )

Pandang sebuah pegas yang dibebani bermassa m dan digantung tegak . Akan ditinjau
gerakan titik p jika pegas ditarik ke bawah sejauh x 0 dari titik setimbangnya kemudian
dilepaskan.

Sesuai hukum hooke gaya pegas F yang cendrung menegembalikan pegas kepada
kedudukan setimbang x = 0 memenuhi f = -kx , dengan K konstanta pegas dan x koordinat
tegak dari P. Menurut hukum kedua Newton F = ma = ( w/g ) dengan w adalah berat benda A
,a percepatan P dan G konstanta percepatan gravitasi bumi , jadi.

𝑤 𝑑2𝑥
= −𝑘𝑥 𝑘>0
𝑔 𝑑𝑡 2

Adalah persamaan Differensial gerak tersebut.

Jika di andaikan kg/w = ώ 2 , maka persamaan itu menjadi.

𝑑2𝑥
+ 2 𝑥 = 0
𝑑𝑡
Yang mempunyai solusi umum.
X = C1 cos ώt + C2 sin ώt

Kondisi awal x = x0 dan x1 = 0 pada saat t = 0 memberikan solusi khusus.

X = x0 cos ώt

Ini diartikan bahwa pegas tersebut melakukan gerak harmonis sederhana dengan amplitudo x0
2
dan periode 

b. Getaran teredam

Kalau pada gerak harmois sederhana dianggap tidak ada gesekan , disini
diperhitungkan adanya penghambat yaitu gesekan yang sebanding dengan kecepatan (dx / dt)
.Dengan demikian Differensial yang menggambarkan getaran ini adalah.

𝑤 𝑑2𝑥 𝑑𝑥
2
= −𝑘𝑥 − 𝑏 𝑘 > 0, 𝑏 > 0
𝑔 𝑑𝑡 𝑑𝑡

Dengan mengandaikan E = bg / w dan ώ2 = kg / w persamaan ini akan menjadi .

𝑑2𝑥 𝑑𝑥
2
+𝐸 + 2 𝑥 = 0
𝑑𝑡 𝑑𝑡
Terdapat tiga kasus pada penyelesain persamaan ini .

Kasus (i) : E2 - 4ώ2 ) < 0.

Akar persamaan bantu adalah bilangan kompleks saling konjungat ,sehingga solusi umum
adalah .

X = e –αt ( C1 cos βt + C2 sin βt )

Yang dapat di tulis :

x = Ce –αt sin ( βt + y )

Faktor e–αt disebut faktor redam yang menyebabkan amplitudo mendekati noljika t → ∞.

Kasus (ii) : ( E2 – 4 ώ2 ) = 0

Akar persaman bantu adalah kembal –α ,sehingga solusi umum adalah.

X = C1 e–αt + C2 t.e–αt

Gerak yang digambarkan persamaan ini disebut Teredam kritis.

Kasus (iii): ( E2 - 4ώ2 ) < 0.

Akar persamaan bantu bilangan riil ini berbeda –α1 dan α2 , sehingga solusi umum adalah .

X = C1 e –α1t + C2 e–α2t
Persamaan ini menggambarkan gerak Teredam Berlebihan.

Contoh:

1. Benda seberat 5 pon digantung pada titik paling rendah (P) dari suatu pagas yang
tergantung tegak menyebabkan pegas bertambah panjang 6 inchi. Benda 5 pon
kemudia diganti dengan benda 20 pon dan sistem dibiarkan mencapai kesetimbangan.
Selanjutnya benda 20 pon ditarik kebawah sejauh 2 kaki kemudian dilepaskan.
a. Berikan gambaran tentang gerak titik p apabila gesekan dianggap tidak ada
b. Tentukan persamaan gerak apabila gaya redam dengan koefisien b = 0,2
diberlakukan pada sistem tersebut.

Penyelesaian:
5
a) Konstanta pegas adalah 𝑘 1/2 = 10, sedangkan 𝑥0 = 2 𝑑𝑎𝑛 2 = 𝑘𝑔/𝑤 =(10)(32)/20
=16.

Disimpulakan bahwa

𝑥 = 2 𝑐𝑜𝑠 4𝑡

Gerak titik p adalah gerak harmonik sederhana dengan amplitudo 2 kaki dan periode /2.
Artinya P berisolasi atas-bawah , dari 2 kaki di bawah nol sampai 2 kaki di atas nol
kemudian kembali 2 kaki di bawah nol dengan waktu /2 detik atau 1,57 detik.
b) Dari data soal E = 0,32 dan 2 = 16, sehingga persamaan differensial untuk getaran
itu adala
𝑑2𝑥 𝑑𝑥
+ 0,32 + 16𝑥 = 0
𝑑𝑡 2 𝑑𝑡

Akar-akar persamaan bantu adalah 𝑟12 = −0,16  𝑗√15,9744 = −0,16  j4,


sehingga
𝑥 = 𝑒 −0,16𝑡 (𝐶1 𝑐𝑜𝑠4𝑡 + 𝐶2 𝑠𝑖𝑛4𝑡)

Berdasarkan kondisi awal yang ada di dapat 𝐶1 = dan 𝐶2 = 0,08 akibatnya

𝑥 = 𝑒 −0,16𝑡 (2𝑐𝑜𝑠4𝑡 + 0,08𝑠𝑖𝑛4𝑡

2. Asumsikan bahwa gerakan dari sebuah sistem pegas massa diberikan oleh

𝑑2𝑥 𝑑𝑥
2
+𝑏 + 25𝑥 = 0, 𝑥(0) = 1 𝑑𝑎𝑛 𝑥 (0) = 0
𝑑𝑡 𝑑𝑡

Tentukan persamaan gerakan untuk tiga kasus apabila b = 8, 10, 12.

Penyelesaian;
𝑏 1
Persamaan bantu adalah 𝑟 2 + 𝑏𝑟 + 25 = 0 yang memiliki akar-akar 𝑟 =  √𝑏 2 − 100.
2 2

Kasus 1. Untuk b = 8, akar-akar persamaan bantu adalah r =−4 ± 3𝑖. Ini adalah kasus getaran
kurang teredam dan persamaan gerakan berbentuk

𝑥(𝑡) = (𝐶1 𝑒 −4𝑡 𝑐𝑜𝑠3𝑡 + 𝐶2 𝑒 −4𝑡 𝑠𝑖𝑛3𝑡)

Karena x (0) = 1 dan x’(0), didapat 𝐶1 = 1 dan 𝐶2 = 4/3, untuk menyatakan x(t) sebagai
hasil kali dari sebuah faktor redam dengan faktor sinus di buat:

5 𝐶 3
𝐴 = √𝐶12 − 𝐶22 = 3 ; 𝑑𝑎𝑛 𝑡𝑎𝑛 = 𝐶1 = 4 dimana  adalah sudut di
2
Kuadran pertama karena 𝐶1 𝑑𝑎𝑛 𝐶2 masing masing positif.

Selanjutnya
5
𝑥(𝑡) = 3 𝑒 −4𝑡 (𝑠𝑖𝑛3𝑡 +  ) dimana  𝑡𝑎𝑛−1 (3/4) ≈ 0,64 radian.

Kasus 2. Untuk b =10, akar-akar persamaan bantu adalah berulang r = 5. Ini adalah kasus
getaran teredam kritis dan persamaan gerakan berbentuk

𝑥(𝑡) = (𝐶1 + 𝐶2 𝑡)𝑒 −5𝑡


Karena 𝑥(0) = 1 𝑑𝑎𝑛 𝑥 ′ (0), 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝐶1 = 1 𝑑𝑎𝑛 𝐶2 = 5. Sehingga

𝑥(𝑡) = (1 + 5𝑡)𝑒 −5𝑡

Kasus 3. Untuk b =12, akar-akar persamaan bantu adalah 𝑟 = −6 ± √11. Ini adalah kasus
getaran teredam berlebihan (over damped) dan persamaan gerakan berbentuk

𝑥(𝑡) = 𝐶1 𝑒 (−6+√11)𝑡 + 𝐶2 𝑒 (−6−√11)𝑡

11+6√11 11−6√11
Karena x(0) = 1 dan x’(0) = 0, didapat 𝐶1 = 𝑑𝑎𝑛 𝐶2 = sehingga
22 22

11 + 6√11 (−6+√11)𝑡 11 − 6√11 (−6−√11)𝑡


𝑥(𝑡) = 𝑒 + 𝑒
22 22

𝑒 (−6+√11)𝑡
= {11 + 6√11 + (11 − 6√11)𝑒 −2√11𝑡 }
22

Anda mungkin juga menyukai