BLOK XI
SISTEM ENDOKRIN DAN GASTROINTSTINAL
SKENARIO 2 PERTEMUAN 1 DAN 2
Disusun Oleh :
KELOMPOK 11
NUR RAHMA WIDIYAWATI (20130320006)
MIRANTI PRIMADANI (20150320022)
SUANAH (20150320023)
RISKA UMAMI (20150320043)
WILDA LESTARI (20150320057)
NADYA LESTARI (20150320081)
YOLA NANDA PUTRI (20150320084)
AGUNG LESMANA (20150320100)
BAYU AJI FIRMAN MUFLIHIN (20150320113)
NAHDHATUR RUGHAISYIAH (20150320118)
Dengan selesainya tugas ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah
memberikan masukan kepada kami. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada pihak yang telah mendukung dalam menyusun laporan ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan pada masa yang akan
datang.
Akhir kata Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan pembaca
pada umumnya
Wassalamualaikum wr.wb.
Penulis
Skenario 2 Pertemuan 1
BLOK XI
“Bayiku”
Seorang bayi berusia 1 bulan dirawat dibangsal anak. Ibunya mengatakan bahwa
bayinya telah mendapatkan distensi abdomen dan tidak bisa buang air besar sejak 7 hari yang
lalu. Bayi muntah setelah disusui, makan yang buruk, sering menangis dan tidak bisa tidur
dengan baik diwaktu pagi, siang, atau malam hari sejak 3 hari yang lalu.
Barium Enema ditemukan dilatasi dan peningkatan gas di usus kecil dan besar.
Daerah aganglionik di dubur dengan jarak ±1,5 cm dari daerah awal dengan hipoganglionik
di atas. Diagnosa medis adalah hisprung atau megacolon. Dengan demikian, bedah yang
dilakukan satu barel ostomy usus descenden.
Bayi itu melekat dengan tas colostomy. Pada hari ke 3, kulit disekitar stoma tampak
kemerahan, produk stoma. Dia berharap kulit akan semakin baik. Ibu merasa khawatir
tentang kondisi bayinya. Perawat memberikan penkes tentang perawatan ostomy dengan
menggunakan Zink Zalf.
STEP 2 (Pertanyaan)
STEP 3 (Brainstrooming)
- Karena terjadi kerusakan syaraf pada usus besar. Di usus besar tepatnya di
kolon sigmoideum terjadi masalah berupa syaraf yang abnormal. Karena
dari kerusakan syaraf tersebut yang seharusnya fungsinya untuk
mendorong feses keluar akhirnya tidak bisa. Sehingga feses lama-lama
akan menumpuk dibagian kolon sigmoideum
3. Adakah penanganan lain selain ostomi singlebarel?
- Ada, yaitu ileostomy. Ileostomi adalah prosedure bedah dengan membuka
abdomen bagian usus kecil tepatnya di ileum. Kemudian mengeluarkan
bagian ileum ke luar abdomen.
- Pemeriksaan colok anus bertujuan untuk mengeluarkan feses. Jadi anus
dicolok menggunakan ujung jari tangan yag sudah dibalut dengan sarung
tangan dan ujung jari sudah dilapisi dengan cairan (tertentu) yang dapat
membuat feses keluar.
4. Apakah ada hubungannya dengan genetik?
- Ada, karena itu merupakan salah satu faktor resiko. Jadi orangtua yang
memiliki riwayat penyakit hisprung atau megakolon ini dapat mewariskan
penyakitnya kepada keturunannya nanti.
- Selain itu juga bisa dari anak yang BBLR, karena anak yang BBLR adalah
anak yang lahir sebelum waktunya dilahirkan, jadi ada kemungkinan
pembentukan sel atau syaraf didalam tubuhnya belum berkembang dengan
sempurna.
- Dari faktor lingkungan juga memengaruhi, misalnya selama ibu
mengandung dilingkungan sekitarnya terdapat pabrik yang dapat
memancarkan sinar radiasi.
- Dari anak yang mempunyai kelainan sindrom down juga berpengaruh
besar dalam penyakit hisprung atau megakolon ini.
5. Penkes klien terhadap ostomi?
- Inteks nutrisi pada bayinya. Perlu diberikan nutrisi yang adekuat agar
stoma yang ada di abdomen tetap terjadi pertumbuhan kulit yang baru,
sehingga tidak menyebabkan luka parah
- Perawatan kolostomi perlu dilakukan karena untuk mencegah terjadinya
infeksi dan kebocoran pada akantong kolostomi.
- Menyarankan orangtua untuk menyadari kelainan congenital pada anak
secara dini
6. Mengapa perawat menggunakan zink zalf pada perawatan
ostomi?
- Untuk mengobtai ruam pada sekitar kulit yang kemerahan
- Karena Zink mempunyai peran dalam metabolisme kulit dan jaringan ikat
7. Apakah jenis kelamin mempengaruhi?
- Iya, lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan. Belum
diketahui secara pasti mengapa lebih sering terjadi pada laki-laki daripada
perempuan.
8. Mengapa pada hari-3 kulitnya kemerahan dan produk stoma yang
dikeluarkan cair?
- Karena adanya iritasi pada sekitar stoma yang menyebabkan kemerahan
- Karena didalam perut tepatnya di kolon sigmoideum sudah terjadi
penumpukan feses yang sangat banyak, sehingga mungkin sudah
mengalami kebocoran, dan kebocoran itu dapat keluar melalui stoma, dan
kmungkin karena tidak adanya perawatan yang dilakukan dengan baik.
9. Apakah ada pengaruh dengan pemberian bedak pada daerah
stoma?
- Ada, karena untuk mengurangi iritasi dikulit
- Mungkin, karena bisa menyamarkan ruam dan iritasi kulit
- Bayi dapat merasa nyaman
- Ada pengaruh buruk, karena pemberian bedak pada ruam itu kurang baik,
apalagi bedak diberikan di area abdomen yang setip hari area tersebut
ditutupi oleh baju, sehingga dapat menyebabkan area tersebut lembab dan
dapat membuat iritasi pada kulit stoma
10. Apa yang menyebabkan peningkatan gas pada usus bayi?
- Obstruksi di usus. Karena obstruksi di usus inilah yang dapat membuat gas
diperut meningkat, obstruksi feses tidak dapat dikeluarkan otomatis gas
yang seharusnya dikeluarkan juga tidak dapat dikerluarkan karena
terhalang oleh obstruksi usus
- Tidak adanya sel ganglion pada submukosa juga menjadi pemicu gas
didalam perut menumpuk, karena sel ganglion ini merupakan sel yang
berperan untuk mendorong (bahan-bahan) yang ada didalam abdoemn
untuk dikeluarkan
11. Apa peyebab megacolon?
- Tidak adanya flexus meissner dan aurbach yang tidak dirangsang oleh sel
saraf ganglion sehingga yang menjadi penyebab megacolon itu sendiri
- Belum diketahui secara pasti. Tapi, diketahui sel saraf yang mengelilingi
usus tidak terbentuk dengan sempurna
12. Apakah megacolon bisa disembuhkan?
- Bisa, bila diketahui sedini mungkin dan diberi pengobatan pembedahan.
Tapi kebanyakan kasus megakolon atau hisprung ini berakhir dengan
kematian karena ketidaktahuan orangtua dalam mengetahui penyakit ini
2. Definisi hisprung
3. Klasifikasi hisprung
4. Pathway: a. etiologi
b. Faktor Resiko
c. Manifestasi Klinis
d. Komplikasi
e. Masalah Keperawatan
5. Pemeriksaan Diagnostict
6. Penatalaksanaan (medis dan nonmedis)
7. Perawatan kolostomi
8. EBN (zink)
9. IRK
STEP 6 (Belajar Mandiri)
STEP 7 (Laporan)
1. Anatomi dan fisiologi usus besar serta pertumbuhan dan perkembangan
embrional
ANATOMI
Usus besar atau colon berbentuk tabung muskular berongga dengan panjang sekitar
1,5 m dengan bangunan khas yaitu taenia coli, haustrae, dan appendices epiploicae.
Bagian-bagian usus besar meliputi: sekum, appendix vermiformis, colon ascendens,
colon transversum, colon descendens, colon sigmoideum, rektum dan kanalis analis.
a. Sekum
b. Appendix Vermiformis
c. Colon Ascendens
d. Colon Transversum
- Panjangnya 40-50 cm dari flexura coli dextra sampai flexura coli sinistra
pada kuadran kiri atas
e. Colon Descendens
- Dari flexura coli sinistra sampai colon sigmoideum pada fossa iliaca
sinistra
f. Colon Sigmoideum
- Biasanya berbentuk huruf S, namun juga tergantung pada jumlah isi feses,
dengan panjang 15-50 cm
FISIOLOGI
Fungsi usus besar yang utama adalah absorbsi air dan elektrolit. Setiap hari colon
mengabsorbsi ±600 ml air. Kapasitas absorbsi usus besar adalah 200 ml/hari, jika
kapasitas ini terlampaui maka akan terjadi diare. Berat akhir feses normal yang
dikeluarkan sekitar 200 gr dengan komposisi yang terdiri dari 75% berupa air dan
sisanya berupa residu makanan yang tidak di absorbsi, bakteri, sel epitel yang
mengelupas dan mineral yang tidak diabsorbsi.
Proses pencernaan makanan yang terjadi di usus besar dilakukan dengan bantuan
bakteri di usus besar. Bakteri ini berfungsi mensintesis vitamin K dan beberapa
vitamin B dan membantu pembusukan beberapa zat makanan seperti protein dan
karbohidrat, serta membentuk berbagai gas (NH3, CO2, H2, H2S, CH4) yang dapat
membantu pembentukan flatus di colon.
Secara embriologik, kolon kanan berasal dari usus tengah, sedangkan kolon kiri
berasal dari usus belakang. Lapisan otot longitudinal kolon membentuk tiga buah pita
yang disebut taenia yang berukuran lebih pendek dari kolon itu sendiri. Sehingga
kolon berlipat-lipat dan berbentuk seperti sakulus (kantong kecil) dan biasa disebut
dengan haustrae.
2. Definisi hisprung
- Juga disebut dengan aganglionik megakolon kongenital adalah salah satu
penyebab paling umum dari obstruksi usus neonatal. Merupakan penyakit
dari usus besar berupa gangguan perkembangan dari sistem saraf enterik.
- Suatu bentuk penyumbatan pada usus besar yang terjadi akibat lemahnya
pergerakan usus karena sebagian dari usus besar tidak memiliki saraf yang
mengendalikan kontraksi otot
3. Klasifikasi hisprung
Hisprung dibagi menjadi 2 klasifikasi
1. Tipe kolon spastik
Dipicu oleh makanan, konstipasi berkala atau diare disertai dengan nyeri, sering
tampak lendir pada tinja
2. Tipe yang menyebabkan diare tanpa rasa nyeri dan konstipasi yang relatif
tanpa rasa nyeri.
Menurut letak segmen aganglionik:
1. Megakolon kongenital segmen pendek (bila segmen aganglionik meliputi
rektum sampai sigmoid)
2. Megakolon kongenital segmen panjang (bila segmen aganglionik lebih tinggi
dari sigmoid)
3. Kolon aganglionik total (bila segmen aganglionik mengenai saluran kolon)
4. Kolon aganglionik universal (bila segmen aganglionik meliputi seluruh usus –
pylorus)
4. Pathway: a. etiologi
b. Faktor Resiko
c. Manifestasi Klinis
d. Komplikasi
e. Masalah Keperawatan
Etiologi
Disebabkan aganglionik meissener dan aurbach dalam lapisan dinding usus, mulai
dari sphincter ani internus ke arah proksimal.
Diduga karena faktor genetik sering terjadi pada anak down sindrome, kegagalan sel
neural pada masa embrio pada dinding usus.
Faktor Resiko
- Anak dengan kelainan sindrom down
- Genetik
- Usia
- Jenis kelamin (laki-laki lebih sering terkena hisprung daripada perempuan)
Manifestasi Klinis
a. Periode neonatal
- Pengeluaran mekonium yang terlambat lebih dari 24 jam
- Muntah hijau dan distensi abdomen
b. Anak usia 1-3 tahun
- Gejala klinis yang menojol adalah konstipas kronis dan gizi buruk
- Tidak dapat mengeluarkan BAB
- Konstipasi
- Perut buncit
- Demam dan kelelahan
Komplikasi
Enterokolitis: terjadi karena proses peradangan mukosa kolon dan usus halus.
Semakin mengalami tekanan pada usus maka lumen usus halus makin dipenuhi oleh
eksudat fibrin yang dapat meningkatkan resiko perforasi
Kebocoran Anastomose: pasca operasi dapat disebabkan oleh ketegangan yang
berlebihan pada garis anastomose. Vaskularisasi yang tidak adekuat pada tepi sayatan
usus. Infeksi dan abses sekitar anastomose serta trauma colok dubur
Masalah Keperawatan
- Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
- Gangguan pola eliminasi
- Resiko ketidakseimbangan elektrolit
- Kekurangan volume cairan
- Intoleransi aktivitas
- Gangguan rasa nyaman
- Hipotermia
- Gangguan eliminasi urine
Pathway (1)
Hirscprung
Distrupsimotilitas usus
Gangguan pasase gastrointestinal
Penatalaksanaan medis
Gangguan pola
eliminasi
Obstipasi
Hipoksia
Nekrosis
Resiko infeksi Bau busuk
Megacolon
Distensi abdomen Peningkatan suhu Enterokolitis
Hipertermia Diare
Penekanan intra abdomen ke torakal
Suplai O2 ke jaringan tak adekuat Gangguan pola nafas Defisit H2O dan
elektrolit
Letargi/kelelahan
Intoleransi aktivitas
Resiko ketidakseimbangan elektrolit,
Post Operatif Kekurangan volume cairan
Gangguan defekasi
Perlukaan jaringan
vasodilatasi pembuluh
darah
Merangsang pusat Penurunan aktivitas
kesadaran Abses rongga pelvis
Resiko infeksi
Peningkatan asam
laktat
Dipersepsikan
Sepsis/kematian
Gangguan rasa
Intoleransi
nyaman
aktivitas
Gangguan rasa
nyaman
Penurunan TD
Distensi abdomen Gangguan eliminasi Penurunan kapasitas
urine paru Hipotermia
Mengatur tempat tidur pasien dan lingkungan pasien serta privacy dengan (menutup
gorden jendela, pintu, memasang penyekat tempat tidur), mempersilahkan keluarga
untuk menunggu di luar.Bila pasien akan pulang dan diperlukan untuk belajar
perawatan kolostomi maka keluarga dipersilakan untuk berada di sisi pasien untuk
dapat belajar bagaimana merawat kolostomi bila di rumah
1. Kolostomi bag atau cincin tumit, bantalan kapas, kain berlubang, dan kain persegi
empat.
8. Zink salep.
12. Bengkok.
Memberitahu pasien.
1. Cuci tangan
3. Letakkan perlak dan alasnya di bagian kanan atau kiri pasien sesuai letak stoma
6. Membuka kantong kolostomi secara hati-hati dengan menggunakan pinset dan tangan
kiri menekan kulit pasien.
9. Membersihkan kolostomi dan kulit disekitar kolostomi dengan kapas sublimat / kapas
hangat (air hangat) / NaCl.
10. Mengeringkan kulit sekitar colostomy dengan sangat hati-hati menggunakan kassa
steril.
11. Memberikan zink salep (tipis-tipis) jika terdapat iritasi pada kulit sekitar stoma.
15. Merekatkan / memasang kolostomi bag dengan tepat tanpa udara didalamnya.
8. IRK
“Sesungguhnya orang yang lebih sering kenyang di dunia, dialah yang akan sering lapar
di hari kiamat nanti”. (HR. Tirmidzi As Silsilah Ash Shohihah, Syaikh Al Albani
mengatakan bahwa hadist ini shoheh).
DAFTAR PUSTAKA