Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT

“EDUKASI PENCEGAHAN JATUH DAN PELAKSANAAN CHAIR


EXERCISE PADA LANSIA DI PSTW BUDI LUHUR”

TIM PENGUSUL:
Ketua: Ema Waliyanti, S.Kep., Ns., MPH (19831030201604173162)
Anggota:
Kelompok 6
Sumiyati Tarniyah 20150320007
Desi Rosmayanti 20150320029
Aprilyani Dwi NJ 20150320032
Wilda Lestari 20150320057
Nisa Annisaul Azizah 20150320124
Dewi Rossytalia W 20150320035
Triyas Singgih Pambudi 20150320031
Febriliana Rustyawati 20150320036
Sufi Thalia Anggra K.D. 20150320026
Riska Umami 20150320043
Yuda Hidayat 20150320086

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019
LEMBAR PENGESAHAN DI SCAN
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullah wb.

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena Ridho
dan kehendakNya akhirnya kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan
pengabdian masyarakat dengan judul “Edukasi Pencegahan Jatuh Dan
Pelaksanaan Chair Exercise Pada Lansia Di Pstw Budi Luhur” telah diselesaikan
pada tepat waktu.

Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas komuda tentang Keperawatan


Paliatif/Gadar yang dikoordinir oleh Ibu Ema Waliyanti, S.Kep.,Ns, MPH pada
jenjang pendidikan S1 Program Studi Ilmu Keperawatan FKIK UMY. Dalam
pembuatan laporan ini, kami mendapatkan beberapa kesulitan dalam penulisan dan
keterbatasan dalam memperoleh konsep dalam penyuluhan. Kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami untuk menyelesaikan
laporan ini.

Kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan laporan


ini, karena itu kami mohon arahan, saran dan kritik yang sifatnya menyempurnakan
laporan ini. Kami berharap laporan ini dapat diterima dan bermanfaat bagi kita
semua. Amin Ya Rabbal Alamin. Terima Kasih

Wassalamualaikum warahmatullah wb.

Yogyakarta, 29 Mei 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER ............................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Analisis Situasi .............................................................................................1
B. Permasalahan................................................................................................5
C. Solusi yang Ditawarkan ...............................................................................5
D. Tujuan Kegiatan ...........................................................................................6
E. Manfaat Kegiatan .........................................................................................6
F. Target Luaran ...............................................................................................6
G. Jadwal Kegiatan ...........................................................................................6
H. Rincian Biaya ...............................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Jatuh ...............................................................................................8
B. Etiologi Jatuh .............................................................................................28
C. Pencegahan Jatuh.......................................................................................29
D. Penatalaksanaan Jatuh ................................................................................30
E. Latihan Chair Exercise ................................................................................6
BAB III METODE PELAKSANAAN
A. Metode Pelaksanaan Kegiatan ...................................................................31
B. Alat dan Media ...........................................................................................31
C. Sasaran .......................................................................................................34
D. Prosedur Pelaksanaan Kegiatan .................................................................34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Analisis Situasi
Panti Sosial Tresna Wredha (PSTW) Budi Luhur Yogyakarta adalah panti
sosial yang mempunyai tugas dalam hal memberi layanan dan bimbingan untuk
mereka yang telah memasuki usia tua. Jumlah lansia yang berada di PSTW ini
sebanyak 95 orang dengan usia paling tua 95 tahun yang terdiri dari 2 orang. Dalam
1 tahun terakhir ini tercatat terdapat 14 orang yang meninggal. Masalah kesehatan
yang dialami oleh para lansia yaitu DM, Hipertensi, asam urat, demensia, insomnia,
dan skizofrenia. Dari data yang kami dapatkan keluhan yang paling banyak dialami
oleh para lansia adalah pegal-pegal didaerah sendi sehingga menghambat
pergerakan sehari-sehari selain itu tercatat juga terdapat kejadian jatuh yang dialami
oleh lansia. PSTW Budi Luhur memiliki kerjasama dengan Puskesmas Kasihan 1
sebagai pemberi pelayanan kesehatan yang rutin mengontrol kondisi lansia disana.
B. Permasalahan
Dari hasil pengkajian di Balai PSTW Budi Luhur yang sudah dilakukan
pada tanggal 21 Mei 2019 didapatkan hasil bahwa masalah kesehatan yang banyak
dikeluhkan oleh lansia disana adalah pegal-pegal didaerah sendi sehingga sering
kali menyebabkan lansia kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, selain itu
terdapat juga catatan bahwa terdapat lansia yang pernah mengalami jatuh akibat
kondisi fisiologisnya. Pihak pelayanan kesehatan belum melakukan edukasi
ataupun intervensi yang dapat mencegah dan mengatasi kejadian ini, sehingga
keluhan ini masih dialami oleh para lansia.
C. Solusi Yang Ditawarkan
Solusi yang ditawarkan dalam permasalahan ini adalah dengan
dilakukannnya pendidikan kesehatan mengenai pencegahan jatuh dan diakhiri
dengan pelaksaan Chair Exercise pada Lansia di PSTW Budi Luhur.
D. Tujuan Kegiatan
Tujuan kegiatan ini adalah:
3

1. Mengetahui cara pencegahan jatuh


2. Mengetahui latihan yang dapat dilakukan lansia untuk peregangan dan
penguatan otot.
E. Manfaat Kegiatan
Manfaat kegiatan adalah:
1. Lansia dapat mengetahui cara pencegahan jatuh
2. Lansia dapat mengetahui latihan yang dapat dilakukan lansia untuk peregangan
dan penguatan otot.
F. Target Luaran
Target luaran dari kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan lansia
terkait pencegahan jatuh dan latihan yang dapat dilakukan untuk peregangan dan
penguatan otot secara mandiri.
G. Jadwal Kegiatan

Kegiatan ini dilaksanakan dengan cara:

No Kegiatan Hari/Tanggal
1. Pengkajian Permasalahan Mitra Selasa, 21 Mei 2019
2. Penyusunan Proposal Sabtu, 25 Mei 2019
3. Implementasi Selasa, 28 Mei 2019
4. Pelaporan Rabu, 29 Mei 2019

H. Anggaran Dana

No Penggunaan Jumlah
1. Print dan jilid laporan Rp. 30.000
2. Transportasi Rp. 100.000
3. Kenang-kenangan Rp. 70.000
4. Jumlah Rp 200.000
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Jatuh
Jatuh adalah penurunan keseimbangan pada seseorang akibat dari
kelemahan kerja otot dan terganggunya sistem keseimbangan seperti mata,
dan telinga tengah yang menyebabkan seseorang jatuh secara tiba-tiba yang
tidak disengaja, lansia yang sering mengalami jatuh akan mengakibatkan
penurunan kepercayaan diri untuk beraktivitas (Wilson, 2017).
B. Etiologi Jatuh
1) Faktor Intrinsik
a. Gangguan pengelihatan
Gangguan pengelihatan akibat dari ukuran pupil yang menurun dan
reaksi terhadap cahaya berkurang (Mustakim, 2015). Pada lansia
mengalami gangguan penglihatan akibat ukuran pupil yang
menurun dan lensa menguning yang menyebabkan katarak pada
lansia, sehingga kemampuan lansia untuk melihat berkurang (Ashar,
2016).
b. Gangguan pendengaran
Gangguan pendengaran diakibatkan terjadinya perubahan
telinga bagian dalam pada lansia. Telingan bagian dalam terdiri dari
kokhlea dan organ-organ keseimbangan. Sistem vestibular, mata
dan propioseptor membantu dalam mempertahankan keseimbangan
tubuh. 16 Gangguan pada sistem vestibular dapat menyebabkan
pusing dan vertigo yang dapat mengganggu keseimbangan tubuh
pada lansia (Ashar, 2016)
c. Riwayat penyakit
Riwayat penyakit kronis yang diderita lansia selama
bertahun- tahun seperti penyakit dizziness, hilangnya fungsi
penglihatan, penyakit stroke, hipertensi dan sinkope yang
menyebabkan lansia jatuh (Darmojo, 2009 dalam Ashar, 2016).
d. Perubahan Fungsi Kognitif

4
5

Dimensia, delirium, dan penyakit perkinson memiliki


hubungan yang jelas dengan risiko terjadinya jatuh terutama saat
perilaku agitasi dan berkeliaran muncul. Selain itu penurunan
kognitif dan kognisi secara umum dapat mempercepat risiko jatuh
pada pasien dewasa tua tanpa penyakit delirium atau tanpa penyakit
dimensia (Feil dan Gardner, 2012).
e. Gaya berjalan dan Gangguan keseimbangan
Gangguan berjalan dan keseimbangan sangat sering terjadi
pada lansia karena proses alami dari penuaan. Proses tersebut
menyebabkan penurunan kekuatan otot, gangguan keseimbangan,
dan penurunan kelenturan sendi. Selain proses penuaan riwayat
berjalan berjongkok dan mengunakan tongkat juga dapat
meningkatkan risiko 24 dari jatuh, penyakit stroke dapat menjadi
salah satu penyebab gangguan keseimbangan, hal tersebut karena
pasien mengalami kelumpuhan sehingga mengakibatkan pasien sulit
berjalan atau bergerak (Ashar, 2016)
f. Gangguan urinaria
Gangguan ini dapat menyebabkan pasien lebih sering keluar-
masuk menuju kamar mandi, sehingga meningkatkan risiko jatuh
pada pasien. Contoh gangguan urinaria adalah : menurunkan gejala
saluran kemih pada pria, inkontinesia urinaria yang bersifat
neurologis, dan gejala saluran kemih pada perempuan (NICE, 2017).
g. Pengobatan
Banyak pasien tidak memahami pemakaian berbagai macam
obat dapat meningkatkan risiko jatuh. Pasien dengan pemakaian
obat antihipertensi dan psikiatrik lebih sering terjadi jatuh
(Majkusova & Jarosova, 2014). Pengobatan kardiovasikular seperti
deutetik dan antihipertensi dapat mengakibatkan efek samping
hipotensi yang dapat menyebabkan pasien jatuh.
2) Faktor Ekstrinsik
Faktor yang didapat dari luar tubuh atau dari lingkungan sekitar lansia,
antara lain:
6

a. Alat Bantu Jalan


Penggunaan alat bantu berjalan seperti walker, togkat, kursi
roda, kruk dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan jatuh
karena mempengaruhi fungsi keseimbangan tubuh ( Ashar 2016).
b. Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor ekstrinsik dalam risiko jatuh
atau keadaan yang dapat mendukung dan membahayakan kehidupan
lansia. Lingkungan yang sering membahayakan adalah lingkungan
yang dapat meningkatkan risiko jatuh pada lansia seperti, tempat
tidur yang tinggi, alat rumah tangga yang berserakan, penerangan
yang tidak baik, lantai yang licin (Suryani, 2018).
c. Aktifitas
Aktivitas dapat dilakukan lansia sehari-hari, kemampuan
beraktivitas pada lansia sangat penting dilakukan untuk melihat
kemandirian lansia, seperti olahraga, melakukan hobi, naik turun
tangga, berjalan, dan lain-lain. Lansia sering mengalami jatuh
sebagian besar disebabkan karena memiliki aktivitas sehari hari
dengan rentang tingkat ketergantungan atau lansia yang kurang
aktivitas (Suryani, 2018).
C. Pencegahan Jatuh
1. Mengidentifikasi faktor resiko, cara ini dapat dilakukan dengan cara
mengetahui penyebab dan faktor resiko yang dapat menyebabkan
kejadian jatuh sehingga pencegahannya dapat dilakukan dengan
memodifikasi dan menghilangkan faktor resiko tersebut.
2. Latihan fleksibilitas gerakan, keseimbangan fisik dna koordinasi
keseimbangan. Latihan-latihan ini berguna untuk menguatkan otot-otot
tungkai dan meningkatkan respon keseimbangan pada lansia (Robbins,
1989 dalam Barnedh, 2006).
3. Melakukan evaluasi bagaimana keseimbangan badan dalam
pemindahan tempat atau posisi. Penilaian ini diperlukan untuk
mencegah terjadinya jatuh begitupun dengan penialian kekuatan otot,
cara pemindahan posisi, cara berjalan, dan lain-lain.
7

D. Penatalaksanaan Jatuh
Tujuan penatalaksanaan ini untuk mencegah terjadinya jatuh
berulang dan menerapi komplikasi yang terjadi serta mengembalikan
kepercayaan diri penderita. Penatalaksanaan penderita jatuh
denganmegatasi atau mengeliminasi fator resiko, penyebab jatuh dan
menangani komplikasinya. Penatalaksaan ini harus terpadu dan
membutuhkan kerjasama tim yang terdiri dari dokter (geriatrik,
neurologi,bbedah ortopedi, rehabilitasi medik, psikiatri, dll), arsitek, dan
keluarga penderita.
Penatalaksaaan individual artinya berbeda ntuk setiap kasus karena
perbedaan faktor-faktor yang bekerjasama mengakibatkan jatuh. Apabila
penyebabnya penyakit akut maka penanganannya menjadi lebih mudah,
sederhana dan langsung bisa menghilangka penyebabnya secara efektif.
Tetapi lebih banyak pasien jatuh karena kondisi kronis, multifaktor
sehingga diperlukan terapi gabungan antara obat, rehabilitasi, perbaikan
lingkungan, dan perbaikan kebiasaan lansia.
Untuk penderita dengan kelemahan otot ektremitas bawah dan
penurunan fungsional terapi difokuskan untuk meningkatkan kekuatan dan
ketahanan otot sehingga memperbaikai fungsionalnya. Terapi untuk
penderita dengan penurunan gait dan keseimbangannnya difokuskan untuk
mengatasi atau mengeliminasi penyebbabnya/ faktor yang mendasarinya.
Penderita dimasukkan dalam program gait training. Terapi yang tidak boleh
dilupakan adalah memperbaiki lingkungan rumah/ tempat kegiatan lansia.
E. Latihan Chair Exercise
Sebelum memulai latihan:
1. Gunakan kursi yang kokoh dan tanpa pegangan, saat duduk di kursi
kaki harus menjejak lantai dengan nyaman
2. Pakaian yang digunakan harus longgar dan nyaman, sediakan selalu
air minum
3. Untuk hasil optimal lakukakn latihan ini minimal dua kali dalam
seminggu, dan tingkatkan repetisi gerakan sesuai kemampuan
8

Peregangan Dada

 Peregangan ini bagus untuk memperbaiki postur tubuh

 Duduk tegak tidak bersender, dorong bahu turun kebelakang,


rentangkan tangan

 Perlahan dorong dada kedepan dan keatas, sampai terasa adanya


peregangan di area dada

 Tahan selama lima atau 10 menit dan ulangi lima kali

Upper Body Twist

 Gerakan ini membantu meningkatkan dan mempertahankan


kelemturan punggung atas

 Duduk tegak dengan telapak kaki menjejak lantai, silangkan


lengan dan sentuhlan bahu
9

 Tanpa menggerakan paha, putar tubuh ke kiri sejauh dan


senyaman mungkin

 Tahan selama 5 detik, lakukan juga kearah kanan. Ulangi


masing-masing 5 kali.

Latihan Otot Paha

 Gerakan ini akan memperkuat otot paha dan betis dan


meningkatkan kelenturan.

 Duduk tegak tidak bersender, berpegangan pada pinggiran kursi

 Angkat kaki kanan dengan telapak kaki lurus, angkat sejauh yang
dirasa nyaman lalu turunkan kaki perlahan.

 Ulangi pada kaki kiri, masing-masing lima kali.

Ankle Stretch
10

 Gerakan ini akan meningkatkan kelenturan pergelangan kaki dan


mengurangi resiko sumbatan darah

 Duduk tegak, berpegangan pada pinggiran kursi, luruskan kaki kanan


anda, kaki kiri menjejak lantai

 Dengan kaki terangkat lurus, gerakkan jempol kaki anda lurus menjauh

 Gerakkan jempol kearah sebaliknya/mendekati

 Lakukan masing-masing dua kali lima peregangan untuk setiap kaki

Arm Raises

 Gerakan ini meningkatkan kekuatan pundak

 Duduk tegak, lengan disamping tubuh

 Degan telapak tangan kedepan, angkat kedua lengan sampai keatas


tubuh/sejauh mungkin lalu kembali

 Jaga agar pundak tetap rendah dan lengan lurus

 Tarik nafas ketika mnegangkat lengan dan hembuskan saat menurunkan


lengan. Ulangi sampai lima kali
11

Neck Rotation

 Peregangan ini bagus untuk meningkatkan gerakan dan kelenturan leher.

 Duduk tegak dengan pundak rileks, hadapkan ke depan

 Putar kepala secara perlahan kekanan sejauh mungkin dan senyaman


mungkin, tahan lima detik lalu kembalikan ke posisi awal

 Ulangi kea rah kiri

 Lakukan tiga kali setiap sisi

Nech Stretch

 Peregangan ini bagus untuk merilekskan otot leher yang kaku.


 Duduk tegak, menghadap kedepan, tahan bahu anda menggunakan tangan
kiri
 Perlahan gerakkan kepala anda kearah yang berlawanan, sambil menekan
bahu. Ulangi disisi lain
 Tahan lima detik untuk setiap gerakan, ulangi tiga kali
12

BAB III

METODE PELAKSANAAN

A. Metode Pelaksanaan Kegiatan

Pada kegiatan pengabdian masyarakat ini, metode penerapan


kegiatan yang kami lakukan adalah dengan melakukan Pendidikan
Kesehatan (Penkes) dan praktik melakukan chair exercise.
B. Alat dan Media

Alat dan bahan yang digunakan adalah:

- Laptop

- Powerpoint

- Proyektor

- Kursi

C. Sasaran
Pada kegiatan pengabdian masyarakat ini sasarannya merupakan
lansia yang tinggal di Balai PSTW Budi Luhur.
D. Prosedure Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan pada hari Selasa, 28 Mei
2019 pukul 09.30 – 11.30 WIB bertempat di Balai PSTW Budi Luhur.
Adapun tahap pelaksanaan kegiatan meliputi:

1. Pendaftaran

2. Pendidikan kesehatan

3. Praktik chair exercise

4. Evaluasi
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengkajian

Pengkajian Windshield Survey


Lokasi pengamatan : BPSTW BUDI LUHUR
Tanggal pengkajian : Selasa, 21 Mei 2019

Detail Temuan

Tipe perkampungan/pedesaan Di BPSTW ini tipe perumahannya


- Perumahan adalah rumah yang di huni beberapa
- Semi usaha penghuni
- Lingkungan usaha/bisnis
Lingkungan tempat tinggal Lingkungan tempat tinggal di BPSTW
- Rumah tunggal (terpisah antara rumah adalah 1 wisma dihuni oleh beberapa
satu dengan lainnya) lansia
- Apartemen
- Lainnya

Umur area perumahan Bangunan diBPSTW terdiri dari


- Bangunan baru bangunan lama namun masih terawat
- Bangunan lama tetapi terpelihara bagus
- Bangunan banyak yang rusak

Karakteristik social-kultural Penghuni BPSTW didominasi oleh


- Variasi umur penduduk lansia, dan bersuku jawa. terdapat
- Ras dan etnik grup beberapa lansia yang terlihat duduk
- Pekerja/pengangguran menyendiri dan melamun
- Siswa sekolah/drop-out
- Tanda adanya kurang punya harapan
Lingkungan Pekarangan wisma tampak bersih
1. Tampakan umum namun dibeberapa tempat terdapat
- Halaman, jalan, pekarangan daun – daun kering yang berserakan.
- Tanaman Terdapat banyak tanaman hias di
- Patung, tanda-tanda seni pekarangan wisma dan dipekarangan –
pekarangan lainnya. didepan aula
terdapat patung dan lampu – lampu
hias di setiap sudut wisma.

2. Bahaya lingkungan BPSTW memiliki tempat pembuangan


- Polusi udara sampah terakhir terbuka dan

13
14

- Sampah berdekatan dengan wisma, untuk


- Area bermain yang berbahaya sampah daun kering dikumpulkan
- Penerangan jalan dibeberapa sudut lalu di bakar. terdapat
- Alat pemadam kebakaran tempat sampah sesuai dengan jenis
- Lalu lintas sampahnya. penerangan lingkungan
- Polisi/anggota BPSTW besumber dari lampu di teras
pengaman/penyeberangan jalan untuk wisma. tidak terdapat alat pemadam
anak sekolah kebakaran. terdapat satu orang petugas
keamanan yang berjaga di gerbang
masuk

3. Stressor lingkungan Tidak ada kegduhan, tidak ada


- Kegaduhan/ramai/kemacetan kemcetan, dan tanda – tanda
- Tanda-tanda yang menyebabkan banyak pnyalahgunan bahan terlarang
angka criminal
- Tanda-tanda adanya penyalahgunaan
bahan-bahan terlarang
- Tanda-tanda adanya kemiskinan

4. Pelayanan Kesehatan Terdapat ruang fisioterapi, ruang


- Fasilitas Kesehatan (Ada/tidak ada) perawat, ruang konsultasi, dan terdapat
- Rumah sakit ambulan.
- Klinik, Lainnya
- Sumber pelayanan kesehatan pertama
- Puskesmas
- Nursing centre
- Praktek dokter swasta, Lainnya

PENGKAJIAN INTI KOMUNITAS

Pengkajian Inti Komunitas Temuan

Riwayat : Usia penduduk paling tua adalah 95


 Riwayat wilayah tahun.
 Apakah pernah ada pemekaran wilayah
 Berapa usia penduduk yang paling tua di
wilayah tersebut

Demografi : Mayoritas usia lansia di PSTW adalah


 Usia dan jenis kelamin kelompok atau 60 tahun. jenis kelamin perempuan
komunitas yang dibina sebanyak 65 orang dan jenis kelamin
 Ras atau etnik laki-laki sebanyak 30 orang. mayoritas
 Tingkat pendidikan
bersuku jawa karena rata-rata
 Status pekerjaan
 Tingkat penghasilan masyarakat. berdomisili di DIY. rata-rata tingkat
15

pendidikan lansia di PSTW adalah SD.


Rata-rata status pekerjaan lansia di
PSTW adalah pensiunan/wiraswasta
(berdagang)/buruh/swasta.
Statistik Vital : Masalah kesehatan di PSTW adalah
 Angka prevalensi masalah kesehatan di DM, HT, asam urat, demensia,
komunitas gangguan pola tidur, insomnia,
 Angka kesakitan dan angka kematian skizofrenia dan halusinasi. Tapi rata-
dalam 2 tahun terakhir
rata lansia di PSTW mengalami
masalah kesehatan Hipertensi dan
gangguan pola tidur.
Dalam 1 tahun terakhir rata-rata lansia
yang meninggal sebanyak 14 orang.
Pernah dalam 1 bulan di PSTW, lansia
yang meninggal sebanyak 4 orang, ini
merupakan angka kematian yang
banyak dalam 1 bulan.

Nilai dan Kepercayaan : Terdapat 3 agama yang dianut lansia di


 Latar belakang budaya yang PSTW adalah islam, katolik dan kristen
mempengaruhi perilaku masyarakat protestan. Terdapat bangunan tempat
 Agama ibadah yaitu mushola. Terdapat
 Bangunan tempat ibadah
kegiatan keagamaan bagi umat Islam
 Keyakinan terhadap suatu penyakit
 Kepercayaan masyarakat tentang penyakit berupa pengajian, hafalan dan
dan kesehatan. membaca Al-Quran di setiap hari
Jumat.

PENGKAJIAN 8 SUBSISTEM KOMUNITAS

Pengkajian Sub Sistem 1: Lingkungan Temuan (dinarasikan)


Inspeksi :
 Peta RW rawan masalah kesehatan di RW
yang dikelola
 Adanya pasar
 Tempat rekreasi
 Data winshield survey

Tanda Vital : Kondisi lingkungan di PSTW cukup


 Kondisi iklim/cuaca bersih, tidak ada sampah yang
 Kondisi lingkungan dan rumah berserakan.
16

System Review : Pada tahun 2019 terdapat peraturan


 Dukungan sosial dari keluarga, kelompok pada PSTW jika lansia yang masih
maupun masyarakat sekitarnya memiliki anak atau keluarga
 Observasi sistem sosial seperti perumahan, diwajibkan untuk di kembalikan
tempat ibadah, tempat bisnis dan lain-lain
kepada keluarga sehingga dari pihak
PSTW memberikan motivasi kepada
keluarga dan lansia untuk menerima
lansia kembali.

Pengkajian Subsistem 2: Pelayanan


Kesehatan dan Sosial Temuan

Terdapat 2 jenis pelayanan yang


 Jenis pelayanan yang diberikan (Fasilitas diberikan oleh pihak PSTW yaitu ada
di ekstra dan intracommunity) pelayanan khusus dan reguler.
 Harga pelayanan khusus merupakan
 Waktu pelayanan pelayanan yang diberikan secara
 Siapa pemberi pelayanan/tenaga kesehatan khusus dimana setiap lansia membayar
 Karakteristik pengguna pelayanan 2juta/bulan dan lansia yang mengalami
 Angka statistik jumlah pengguna setiap permasalahan sosial tapi tidak ada
hari, mingguan dan bulanan masalah secara ekonomi. Pelayanan
 Keadekuatan, aksesiblitas dan penerimaan reguler merupakan pelayanan yang
fasilitas oleh pengguna pelayanan diberikan secara gratis dan diberikan
 Kegiatan posyandu (waktu, kegiatan dan pada lansia yang tidak memiliki
penyuluhan yang diberikan di posyandu) keluarga atau yang dirujuk dari dinas
sosial atau masyarakat dan pelayanan
yang diberikan untuk lansia yang
terlantar baik secara sosial maupun
ekonomi.
Lansia di PSTW memiliki jamkesos
untuk berobat.
Terdapat pelayanan kesehatan berupa
pemeriksaan kesehatan di hari rabu dan
kamis yang diberikan oleh puskesmas
kasihan 1 yang diikuti oleh seluruh
lansia yang ada di PSTW. Seluruh
lansia yang mengikuti pemeriksaan
kesehatan menerima pelayanan dengan
sangat baik, dan mengikuti sesuai
jadwal.
17

Pengkajian Sub Sistem 3: Ekonomi Temuan


Status pekerjaan penduduk:
 Status Pekerjaan penduduk: 53% bekerja
% bekerja 36% tidak bekerja
% tidak bekerja 11% pensiun
% pensiun
 Kategori pekerjaan penduduk (jenis
pekerjaan)
 Rata-rata pendapatan keluarga per bulan
 Rata-rata pengeluaran keluarga per bulan
 Kemampuan keluarga menyediakan
makanan bergizi
 Tabungan kesehatan
 Alokasi dana untuk kebutuhan pangan

Pengkajian Sub Sistem 4: Keamanan dan


Temuan
Transportasi
Kemanan : PSTW belum pernah bekerja sama
 Pelayanan polisi dengan pelayan kebakaran karena
 Kebakaran di PSTW belum pernah mengalami
 Sanitasi (Sumber air, Kualitas air, hal yang tidak di inginkan.
pembuangan limbah)
 Kualitas udara (adanya polusi udara)
 Keamanan makanan jajanan

Transportasi : Kondisi jalan untuk menuju ke


 Jenis transportasi yang digunakan oleh PSTW cukup baik
masyarakat
 Pelayanan transportasi
 Jumlah penduduk yang mengalami
keterbatasan dalam hal transportasi
 Kondisi jalan
18

Pengkajian Sub Sistem 5: Politik dan


Temuan
Pemerintahan

 Kebijakan pemerintahan setempat dalam


mengatasi masalah kesehatan yang ada di
masyarakat
 Kegiatan yang telah dilakukan oleh
pemerintah untuk meningkatkan status
kesehatan masyarakat
 kemitraan yang dilakukan dalam
menanggulangi masalah kesehatan

Pengkajian Sub Sistem 6: Komunikasi Temuan

Rata-rata lansia di PSTW tidak


 Media komunikasi yang dimiliki oleh memiliki komunikasi, tetapi sekitar
keluarga (koran, televisi, radio) 10 orang yang di pelayanan khusus
 Alat komunikasi (telepon) memiliki alat komunikasi berupa
 Media komunikasi di masyarakat (arisan,
HP.
pengajian, dll)
 Konsultasi dengan tenaga kesehatan dalam Setiap wisma memiliki fasilitas
mengatasi masalah kesehatan. komunikasi berupa televisi dan
radio. sedangkan untuk koran
biasanya lansia membaca di tempat
pos satpam.

Pengkajian Sub Sistem 7: Pendidikan Temuan


 Prosentase keluarga yang buta huruf Lansia yang ada di PSTW sebanyak
 Fasilitas pendidikan atau informasi yang ada 10-15 orang bisa membaca dan
di masyarakat yang dapat dimanfaatkan oleh sisanya merupakan lansia yang buta
keluarga seperti koran dinding, dan
huruf.
perpustakaan
19

Pengkajian Sub Sistem 8: Rekreasi Temuan


 Kebiasaan makan bersama di luar rumah Terdapat beberapa jenis rekreasi
 Makanan yang sering dikonsumsi saat yang ada di PSTW yaitu dendang
makan di luar riang yang dilaksanakan pada hari
 Kebiasaan rekreasi
senin dan rekreasi ke luar PSTW
 Sarana rekreasi
 Jenis rekreasi yang ada di keluarga yang dilaksanakan 1 tahun sekali
maupun masyarakat. seperti di pantai, keraton, waduk
sermo dan kiyai langgeng.

Data tambahan:

1. Pembagian wisma yang ada di PSTW berdasarkan kondisi lansianya. Lansia


yang sehat dan tidak memiliki masalah kesehatan dan juga masih memiliki
ADL yang baik ditempatkan di wisma A dan B.
2. Di wisma D terdapat 2 pasangan suami istri yang tinggal 1 wisma.
3. Sebagian lansia yang berjenis kelamin perempuan sering bertengkar karena
masalah sepele seperti masalah jemuran penuh dan tergangggu karena ada
salah satu lansia yang berbicara sendiri.
4. Setiap hari lansia disediakan makan sebanyak 3 kali sehari dan makanan ringan
2 kali sehari.
5. Lansia pernah mengatakan jika ingin bertemu dengan keluarga namun
kebanyakan dari keluarga tidak ingin menerima.
6. Masalah kesehatan utama di PSTW budi luhur adalah bed rest, jika lansia sudah
bed rest maka dilakukan imobilisasi, penyebab bed rest disebabkan karena
faktor fisiologis.
7. Alasan lansia masuk ke PSTW karena adanya minat dari diri sendiri, paksaan
dari keluarga dan dinas sosial yang menenukan lansia akan dibawa ke PSTW
8. Belum terdapat kasus sistem reproduksi di PSTW
9. Berdasarkan hasil wawancara di PSTW resiko jatuh pada lansia merupakan
resiko tinggi dan penyebab jatuh pada lansia disebabkan karena lingkungan
kurang aman, kebanyakan lansia di PSTW yang mempunyai resiko jatuh
memiliki alat bantu berjalan seperti hand rail dan tripod
20

10. Jika terdapat lansia yang meninggal maka harus ada perjanjian apakah akan di
urus PSTW atau akan dikembalikan pada keluarga. jika tidak dikembalikan
kepada keluarga maka penguburan akan dilaksanakan di PSTW
11. Terdapat persyaratan bagi siapapun yang ingin menjadi klien PSTW yaitu
a. lansia >60 tahun
b. pendudukk DIY
c. maish dapat melakukan aktifitas sendiri
d. tidak memiliki keluarga atau terlantar

B. Pelaksanaan Kegiatan

Pendidikan kesehatan terkait latihan Chair Exercise yang bertujuan


untuk mencegah jatuh pada lansia telah dilaksanakan pada hari Selasa, 28
Mei 2019 pukul 09.30 – 11.30 WIB di Balai PSTW Budi Luhur Kasongan
Bantul Yogyakarta. Kegiatan ini dihadiri oleh lansia perempuan yang
menghuni bangsal Anggrek yang berjumlah 11 lansia, akan tetapi yang
mengikuti kegiatan ini hanya 9 lansia saja, dikarenakan lansia yang tidak
mengikuti mempunyai alasan fisik terkait kondisinya. Kegiatan yang
dilakukan meliputi pemberian materi terlebih dahulu terkait definisi jatuh,
etiologi jatuh, pencegahan jatuh, dan penatalaksanaan jatuh yang kemudian
dilanjutkan dengan demonstrasi senam kursi bersama-sama. Peserta
pendidikan kesehatan sangat antusias dengan materi yang diberikan
walaupun terdapat 1 lansia yang mengantuk ketika diberikan materi.

Selama dilakukan demonstrasi senam kursi para lansia sangat


antusias dan mau mengikuti gerakan awal sampai akhir, disamping itu
teman-teman juga mendampingi para lansia untuk membantu dalam
pergerakan senam kursi yang dilakukan. Selesainya demonstrasi senam
kursi dilanjutkan dengan sesi tanya jawab, terdapat beberapa lansia yang
aktif bertanya terkait manfaat senam kursi ini, ada lansia yang berpendapat
akan lebih mudah untuk mempraktikan senam kursi ini jika dari kelompok
kami menyediakan leaflet supaya para lansia dapat menghafalkan gerakan
senam kaki secara mandiri.
21

Hasil evaluasi dari kegiatan ini adalah telah tercapainya sebagian


besar tujuan kegiatan. Tujuan kegiatan yang sudah tercapai adalah peserta
mengetahui informasi terkait pencegahan jatuh. Hal ini diketahui dari hasil
evaluasi secara praktek bahwa lansia ikut berpartisipasi penuh dengan
kegiatan yang sudah dilakukan, dan mengatakan akan lebih memahami jika
di bangsal mereka terdapat panduan seperti leaflet guna membantu mereka
dalam melakukan latihan secara mandiri. Kendala yang dialami saat
kegiatan berlangsung adalah sulitnya untuk mengkondisikan lansia ketika
akan diberikan pelatihan senam kursi ini, karena kebanyakan lansia masih
berada di kamarnya untuk beristirahat, sehingga dari kelompok satu per satu
membangunkan lansia untuk mau mengikut kegiatan ini.
BAB V

KESIMPULAN

A. Manfaat
Kegiatan yang dilakukan ini bermanfaat untuk memberikan pengetahuan
dan cara dalam mengaplikasikan kepada para lansia di Balai PSTW Budi Luhur
tentang pencgahan jatuh. Kegiatan ini juga dapat meningkatkan keterampilan
motorik lansia dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
B. Saran
Kegiatan pendidikan dan pelatihan ini hendaknya dilakukan secara rutin
dan melibatkan pengurus/perawat di setiap bangsal dalam peningkatan dan
pengetahuan lansia untuk meminimalisir resiko jatuh.
DAFTAR PUSTAKA

Ashar, P. H. (2016). Gambaran persepsi faktor risiko jatuh pada lansia di Panti

Werdha Budi Mulia 4 Margaguna Jakarta Selatan. Skripsi strata satu.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta

Barnedh, H., Sitorus, F., & Ali, W. (2006). Penilaian Keseimbangan menggunakan

Skala Keseimbangan Berg pada Lansia di Kelompok lansia Puskesmas

Tebet. Tesis. Jakarta:FKUI.

Sabatini, S. N., Kusuma, H. E., & Tambunan, L. (2015). Faktor eksternal risiko

jatuh lansia: Studi Empiris. Temu Ilmiah IPLBI, 30-31.

Suryan, U. (2018). Hubungan tingkat kemandirian dalam aktivitas sehari-hari

dengan risiko jatuh pada lanisa di PSTW Sabai Nan Aluih Sicinicin

Kabupaten Padang Pariaman. ejournal Stikp-Pessel e-ISSN:2502-

6445

www.nhs.uk/exercises-for-older-people
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Tim Pengabdian
Biodata Ketua Tim
Biodata Anggota Tim
- Nama : Sumiyati Tarniyah
NIM : 20150320007
Tempat, Tanggal Lahir :
- Nama : Desi Rosmayanti
NIM : 20150320029
Tempat, Tanggal Lahir : Sumedang, 27 Desember 1997
- Nama : Aprilyani Dwi Ningroom Juana
NIM : 20150320032
Tempat, Tanggal Lahir : Sumedang, 6 April 1998
- Nama : Wilda Lestari
NIM : 20150320057
Tempat, Tanggal Lahir : Indramayu, 2 Februari 1997
- Nama : Nisa Annisaul Azizah
NIM : 20150320124
Tempat, Tanggal Lahir : Kuningan, 2 Desember 1996
- Nama : Dewi Rossytalia Widiyastuti
NIM : 20150320035
Tempat, Tanggal Lahir : Wonosobo, 30 April 1997
- Nama : Triyas Singgih Pambudi
NIM : 20150320031
Tempat, Tanggal Lahir : Banjarnegara, 13 Januari 1998
- Nama : Febriliana Rustyawati
NIM : 20150320036
Tempat, Tanggal Lahir : Wonosobo, 2 Februari 1997
- Nama : Sufi Thalia Anggra Kusuma Dewi
NIM : 20150320026
Tempat, Tanggal Lahir : Pekalongan, 5 Maret 1997
- Nama : Riska Umami
NIM : 20150320043
Tempat, Tanggal Lahir : Kendal, 5 Maret 1997
- Nama : Yuda Hidayat
NIM : 20150320086
Tempat, Tanggal Lahir : Julok, 30 Maret 1997
Scan KTM Kelompok
Scan Absensi Lansia
Scan bukti nota
Lampiran 5. Dokumentasi
Lampiran 6. Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Pokok Bahasan : Keperawatan Palliative Care
Topik : Chair Exercise
Sasaran : Lansia Bangsal Anggrek
Hari / Tanggal : Selasa, 28 Mei 2019
Waktu : 09.30 – 11.30 WIB
Tempat : Balai PSTW Budi Luhur

A. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Setelah mengikuti pelatihan mengenai Chair Exercise selama 2 jam
lansia di Balai PSTW Budi Luhur dapat memahami cara melakukan
Chair Exercise secara mandiri/dengan bantuan.
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
Setelah mengikuti pelatihan tentang Chair Exercise selama 2 jam lansia
di Balai PSTW Budi Luhur dapat:
 Mengetahui pengertian dari jatuh
 Mengetahui penyebab jatuh
 Mengetahui pencegahan jatuh
 Mengetahui penatalaksanaan jatuh
 Mengetahui cara melakukan Chair Exercise secara mandiri/dengan
bantuan
C. SASARAN
Adapun sasaran dari penyuluhan ini ditujukan khususnya untuk lansia di
bangsal Anggrek Balai PSTW Budi Luhur.
D. METODE
Metode yang digunakan adalah sebagai berikut:
 Ceramah
 Diskusi / tanya jawab
 Peragaan / Demonstrasi
E. ALAT DAN BAHAN
- Kursi
- LCD
- Proyektor
F. MATERI
Terlampir
G. KEGIATAN
a. Persiapan
1. Berpakaian longgar dan nyaman.
2. Mempersiapkan alat-alat dan bahan untuk penyuluhan, yaitu: kursi
b. Pelaksanaan

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAAN PESERTA

Pembukaan:  Menjawab salam


a. Membuka / memulai kegiatan dengan  Mendengarkan
mengucapkan salam.  Mendengarkan
b. Memperkenalkan diri.  Mendengarkan dan
1. 10 Menit c. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan. memperhatikan
d. Menyebutkan materi penyuluhan.  Menjawab pertanyaan
e. Bertanya kepada peserta apakah
sudah mengerti tentang pengertian
jatuh.
Pelaksanaan:  Memperhatikan
a. Menjelaskan pengertian jatuh.  Memperhatikan
b. Menjelaskan etiologi jatuh.  Memperhatikan
c. Menjelaskan pencegahan jatuh.  Memperhatikan dan
2. 35 Menit d. Menjelaskan penatalaksanaan jatuh. memperagakan kembali
e. Mendemonstrasikan cara melakukan  Mengajukan pertanyaan
senam kursi dan memperagakannya.
f. Memberikan kesempatan kepada
peserta untuk bertanya.
Evaluasi:  Menjawab pertanyaan
a. Menanyakan kepada peserta tentang
materi yang telah disampaikan dan
3. 10 Menit
memberikan reinforcement kepada
peserta yang dapat menjawab.
 Menjawab pertanyaan
b. Menanyakan kembali apakah
ada peserta yang kurang jelas
mengenai isi penyuluhan.
Terminasi:  Mendengarkan
4. 5 Menit
a. Mengucapkan terima kasih atas peran  Menjawab salam
sertanya.
b. Mengucapkan salam Penutup.

J. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
 Peserta hadir di tempat penyuluhan.
 Penyelenggaraan penyuluhan di Balai PSTW Budi Luhur
 Persiapan alat dan bahan penyuluhan (SAP, kursi, LCD, dan proyektor)

2. Evaluasi Proses
 Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
 Peserta mengikuti jalannya penyuluhan sampai selesai.
 Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.

3. Evaluasi Hasil
 Peserta mengetahui pengertian jatuh.
 Peserta mengetahui etiologi jatuh.
 Peserta mengetahui pencegahan jatuh.
 Peserta mengetahui penatalaksanaan jatuh.
 Peserta mengetahui cara melakukan Chair Exercise dan dapat
memperagakannya.

Anda mungkin juga menyukai