Anda di halaman 1dari 41

INTERVENSI KRISIS PADA KEGAWATDARURATAN

PSIKIATRI
Ns. Abdul Jalil., M.Kep., Sp.Kep.J
Perawat Klinis di RSJ prof. Dr.
Soeroyo Magelang
Krisis
• Krisis terjadi ketika fungsi umum
terganggu dan individu tidak kompeten
untuk memikul tanggung jawab
pribadi. Misalnya bunuh diri, pecandu
• Sebagai peristiwa apa pun yang
melebihi sumber daya klien atau
keterampilan koping, sehingga
menciptakan peningkatan emosi,
distorsi kognitif, dan kesulitan perilaku
Tipe Krisis
• Krisis Situasional  Keseimbangan biopsikososial
terganggu karena faktor eksternal dan lingkungan.
Mis: kehilangan, kekerasan, masuk RS
• Krisis maturasional  Perubahan kognitif dan
perilaku akibat perubahan fisik selama
perkembangan. Mis: Pesiun, meningkah, jadi orang
tua, pernikahan, remaja
• Krisis sosio-kultural nilai-nilai budaya dan
struktur sosial. Mis: diskriminasi antar ras,
perampokan
• Krisis akibat stres traumatis  akibat tekanan
eksternal yg tdk terduga. Misal: perampokan,
permerkosaan
• Krisis akibat psikopatology  kondisi
menimbulkan dampak dan komplikasi. Mis: BPD,
Neurosis, Skizofrenia
Tanda dan gejala krisis
• Beban kecemasan yang berat
• Depresi atau gelisah/ agitatsi
• Kemarahan, rasa bersalah, ketegangan,
ketakutan
• Tidak rasional dan menyalahkan orang lain
• Ketidakberdayaan, keputusasaan, kesia-siaan
• Kekacauan, kewalahan
• Panik
• Harga diri/ Tingkat percaya diri yang rendah
Tanda dan gejala krisis
• Menangis tak terkendali
• Frustrasi, bingung, tidak mampu mengambil
keputusan
• Kurang kontrol diri
• Gangguan penilaian
• Penyakit fisik
• Sesak nafas, tersedak, hiperventilasi
• Hubungan yang tidak pantas
• Tidak dapat mempertahankan rutinitas harian
Tujuan Intervensi Krisis
• Resolusi psikologis dari krisis secara langsung
• Pemulihan individu untuk setidaknya tingkat
fungsi yang ada sebelum periode krisis usai
• Individu harus menyelesaikan masalah atau
beradaptasi jika tidak ada solusi/ pemecahan

• Kurang stres emosional


• Lindung klien dari stres tambahan
Strategi Intervensi Krisis
• Abreaksi  Dorong klien melepas perasaan emosional
yang terjadi atas sebuah kejadiand an menjadi beban
secara emosional.
• Klarifikasi Dorong ekspresikan dg jelas hubungan ntara
peristiwa-peristiwa tertentu dalam hidupnya, membantu
memahami perasaannya dan pola pengembangan perasaan
ini menjadi krisis.
• Manipulasi  Pengaruhi klien utk menggunakan emosi,
keinginan dan nilai-nilai pasien selama proses terapi
• Dukungan pertahanan  Dorong gunakan perilaku sehat
yg adaptif utk hadapi situasi krisis
Strategi Intervensi Krisis
• Saran Menyarankan klien akan memengaruhi dia untuk
menerima ide dan klien akan merasa bahwa perawat dapat
membantunya merasa lebih baik dan optimis, serta
kecemasannya berkurang.
• Penguatan Perilaku Jika klien menunjukkan perilaku adaptif,
berikan respons positif dengan menghargainya.
• Eksplorasi Solusi  identifikasi cara-cara alternatif pemecahan
masalah secara langsung dalam mencari solusi untuk
menyelesaikan krisis.
• Meningkatkan Harga Diri  Bantu klien untuk mendapatkan
kembali perasaan harga diri, partisipasi aktif, berkomunikasi
secara efektif, keterampilan mendengarkan yang baik, menerima
perasaannya dengan hormat.
Step 1 Identifikasi Masalah

• Menentukan masalah untuk memahami masalah dari


sudut pandang klien.
• Ini membutuhkan penggunaan keterampilan
mendengarkan secara aktif, empati, keaslian dan
penerimaan
• Lakukan Bad News Mitigation
• Lakukan asesmen PANSS-EC, dan dilanjutkan dengan
asesmen RUFA
• Tetapkan Skor PANSS-EC dan RUFA
RUFA (Respon Umum Fungsional Adaptif)
• Respon individu terhadap suatu kejadian dan
permasalahan
• Respon berupa: Pikiran, perasaan, dan perilaku
• Respon dapat adaptif dan maladaptif
• Respon dapat berubah sesuai dengan stimulus
lingkungan (fisik, sosial dan psikologis)
• Respon harus dinilai setiap 24 jam
• RUFA I 24 jam (0-10), RUFA II 48 Jam (11-20), RUFA
III 72 jam (21-30)
Tata Cara Asesmen RUFA
Asesmen PANSS-EC:
• Gaduh gelisah : ledakan suara, ledakan aktivitas, tidak bisa
tidur, tidak mau makan, inkoherensia
• Ketegangan: tidak bisa fokus, kontak kurang dari 1 menit,
wajah sangat tegang
• Pengendalian impuls: tanpa provokasi, mondar-manidr,
bicara kasar dan kacau, tidak bisa duduk tenang
• Permusuhan: ketus, mengancam, kekerasan verbal, alat
rumah tanggal, dan orang lain dan diri
• Ketidakkooperatifan: Membangkang, defans, tidak mau
makan, tidak mau bicara
Asesmen Status mental: Penampilan, persepsi, pembicaraan,
interaksi selama wawancara, aktivitas motorik, afek, isi pikir
proses pikir, konsentrasi, insight
RUFA PERILAKU KEKERASAN
RUFA I RUFA II RUFA III
Tidak mampu ceritakan Mampu ceritakan penyebab Mampu ekspresikan rasa
penyebab marah/kesal marah/ kesal dgn bantuan kesal secara mandiri
Berkata kasar, mengancam Belum mampu mengenal Mampu mengenal penyebab
mau melukai org lain masalah marahnya marahnya
Bicara ketus, tidak mulai mampu ekspresikan Mampu mengenal dampak
bersahabat perasaan dari marahnya
Lakukan kekerasan fisik Wajah tegang Wajah tegang
Hiperaktif/ agitasi Intonasi suara meninggi Kadang intonasi suara naik
Agresif Mondar-mandir Kadang mondar-mandir
Afel labil Afek labil Afek labil
Tidak bisa duduk tenang Murung Kontak mata mudah beralih
Tanda Perilaku kekerasan Mulai bisa ekspresikan Mampu Ekspresikan pikiran,
sangat Menonjol, tidak pikiran dan perasaan, perasaan dengan mandiri
mampu ekspresikan pikiran , dengan bantuan Ceritakan dampak PK
event dan perasaannya Tanda PK masih terlihat Sdh kenal masalah
Belum kenal masalah Tanda PK minimal
RUFA RISIKO BUNUH DIRI
RUFA I RUFA II RUFA III
Tidak mampu buat kontrak Mampu buat kontrak Mampu buat kontrak
keselamatan keselamatan dg bantuan keselamatan tanpa bantuan
Mencoba bunuh diri Keinginan mati sering Keinginan mati jarang
Autisme Sudah ada keinginan BD Keinginan bunuh diri tdk ada
Tidak bisa tidur Reeming Hipoaktif
Hipoaktif Hipoaktif Kenal BD perilaku tidak baik
Self care deficit Disforik Kadang disforik
Reeming Berfantasi ttg kematian Fantasi kematian berkurang
Disforik Murung Kenal masalahnya hrs diatasi
Murung Tidak kenal punya masalah Kadang tampak murung
Perilaku Menonjol Mulai ekspresikan pikiran Ekspresikan pikiran,
dan perasaan, perasaan
Perilaku RBD masih terlihat Ceritakan dampak BD
Belum kenal masalah Sdh kenal masalah
Perilaku BD minimal
RUFA HALUSINASI
RUFA I RUFA II RUFA III
Tidak mampu ceritakan Mampu ceritakan Mampu ceritakan
pengalaman internal pengelaman internal dgn pengalaman internal dengan
bantuan mandiri
Berperilaku halusinasi, aneh Bicara dan tertawa sendiri Kadang asyik sendiri, bicara
bicara dan tertawa sendiri masih terlihat sendiri
Konsentrasi beralih Kadang konsentrasi beralih Konsentrasi bisa difokuskan
Wajah tegang Wajah tegang Wajah tegang
Kontak mata tidak ada Kontak mata mudah beralih Kadang tatapan mata kosong
Agitatif, mondar-mandir Mondar-mandir Kadang mondar-mandir
Afel labil Afek labil Afek labil
Inkoherensi/ bicara kacau Bicara kadang kacau sirkumstansial
Perilaku halusinasi sangat Mulai bisa ungkapkan Mampu ungkapkan
menonjol dan tidak mampu masalahnya, belum kenal masalahnya, mengenal
ungkapkan pengalaman sebagai masalah, perilaku masalah dan dampaknya,
internal masih cukup menonjol tanda halusinasi minimal
RUFA WAHAM
RUFA I RUFA II RUFA III
Belum mampu ceritakan Mampu ceritakan pikiran Mampu ceritakan pikiran
pikiran tidak realistis tidak realistis dgn bantuan tidak realistis dgn mandiri
Inkoherensi atau bicara Inkoherensi atau bicara Kadang inkoherensi atau
kacau kacau bicara kacau
Flight of idea/ bicara Kadang bicara melompat Tidak ada bicara melompat
melompat
Sirkumstansial Kadang sirkumstansial Tidak ada sirkumstansial
Perilaku bizar/ aneh Kadang ada perilaku aneh Perilaku bizar tdk ada
Wajah tegang Wajah tegang Kadang wajah tegang
Afel labil Afek labil Afek labil
Logorhoe Kadang logorhoe Kadang hiperaktif
Tanda Perilaku kekerasan Mulai bisa ekspresikan Mampu Ekspresikan pikiran,
sangat Menonjol, tidak pikiran dan perasaan, tidak realistis dengan
mampu ekspresikan pikiran , dengan bantuan mandiri
event dan perasaannya Tanda PK masih terlihat Sdh kenal masalah
Belum kenal masalah Tanda waham minimal
RUFA ISOLASI SOSIAL
RUFA I RUFA II RUFA III
Tidak mampu ungkapkan Mampu ungkapkan Mampu ungkapkan
penyebab isolasi sosial penyebab isolasi sosial dgn penyebab isolasi sosial
bantuan secara mandiri
Tidak mau bicara Kadang mau bicara Mau bicara jawaban pendek
Autisme Lebih banyak menyendiri Lebih suka menyendiri
Tidak ada kontak mata Kontak mata mudah beralih Kadang menunduk
Tidak mau kegiatan Malas kegiatan Terlibat dalam kegiatan
Afek tumpul Afek tumpul Afek datar
Tidak keluar suara Suara pelan Suara pelan
Meringkuk/ duduk dibawah Asyik sendiri Kadang melamun
Perilaku isolasi sosial sangat Mulai dapat ekspresikan Mampu ekspresikan
Menonjol penyebab isolasi sosial, penyebab isolasi sosial,
belum kenal masalah, kenal masalah dan perilaku
perilaku isolasi sosial masih isos minimal
menonjol
RUFA DEFISIT PERAWATAN DIRI
RUFA I RUFA II RUFA III
Tidak mampu ungkapkan Mampu ungkap penyebab Mampu cerita penyebab
penyebab tidak merawat diri tdk rawat diri dgn bantuan tidak rawat diri dgn mandiri
Badan kotor, bau dan Tidak kenal masalahnya dan Kenal masalahnya dan
berdaki dampaknya dampaknya
Rambut kotor, panjang, tak Lakukan keramas dengan Rambut pendek, bersih dan
rapi bantuan rapi
Kuku panjang dan kotor Kuku pendek Kuku pendek
Pakaian kotor dan tidak rapi Pakaian bersih tapi tidak rapi Berpakai dibimbing
Gigi kotor dan bau mulut Gigi kotor tapi tidak bau Sikat gigi dibimbing
Tidak mau makan Mau makan dibantu Makan dibimbing
BAK dan BAB sembarangan Mampu BAK/ BAB Mampu BAK/ BAB di
ditempatnya tempatnya
Perilaku DPD sangat Mulai bisa ungkapkan Mampu ungkapkan
menonjol dan tidak mampu masalahnya, belum kenal masalahnya, mengenal
ungkapkan penyebab tidak sebagai masalah, perilaku masalah dan dampaknya,
mau merawat diri masih cukup menonjol tanda DPD minimal
Step 2. Memastikan Keamanan Klien
• Penting untuk menjaga keamanan klien secara
kontinu di garis depan dari semua intervensi.
• Ini berarti secara konstan menilai
kemungkinan bahaya fisik dan psikologis bagi
klien dan juga orang lain.
• Menilai dan memastikan keselamatan adalah
bagian berkelanjutan dari proses intervensi
krisis
Pastikan aman pasien dan staf
• Buat kontrak verbal dan seklusi pasien , lakukan
monitor setiap 1 jam (PANSS-EC, RUFA, TTV, Penuhi
ADLs, Re-assurance, Talk Down/ Deeskalasi verbal)
• Lakukan restrain mekanik atau jas jika perlu, kontrol
tiap 30 menit (Observasi ikatan, PANSS-EC, RUFA,
Penuhi ADLs, Re-assurance, Talk Down)
• Kolaborasi pemberian inj Diazepam 10 mg dan
Lodomer 5 mg IM, kadang injeksi Ziprexa (pantau
efek obat dan efek samping obat)
Step 3. Komunikasikan dukungan untuk
kenyamanan
• Memberikan dukungan dengan mengomunikasikan
perawatan untuk klien dan memberikan perasaan
emosional serta dukungan instrumental dan informasi
• Jika pasien mampu berpartisipasi/ menunjukkan
respon yang baik, pasien bisa dibantu menggunakan
keterampilan kopingnya
• Jika pasien tidak mampu berpartisipasi, kolaborasi
adalah tindakan yang harus di lakukan
• Pemberian injeksi diazepam 10 mg dan Lodomer 5 mg
menjadi sangat dibutuhkan ketika pasien dalam kondisi
agitatif bahkan menjadi agresif
INTERVENSI RUFA PERILAKU KEKERASAN

INTENSIF I INTENSIF II INTENSIF III


Komunikasi ramah, Komunikasi ramah, Komunikasi ramah,
bersahabat & penuh empati bersahabat & penuh empati bersahabat & penuh empati
Calm Down Methode Re-assurance utk turunkan Terapkan Softwards dan
agitasi Positif ward
Lakukan seklusi, K/P Restrain Lakukan de-eskalasi verbal Lakukan mutual help
mekanik (talk Down) meeting,
Lakukan de-eskalasi verbal Terapkan Softwards dan Bimbing pemenuhan ADLS
( Talk Down) Positif ward secara mandiri
Lingkungan rendah stimuli Bantuan ADLS dan Bimbing verbal asertif
dan bantuan ADLs lingkungan rendah stimuli
Psikofarmaka (Inj Diazepam Lakukan mutual help Manajemen psikofarmaka
10 mg dan Lodomer 5 mg) meeting, psikofarmaka oral
Elektroconvultion Therapy Kenalkan masalah marahnya Bimbing relaksasi napas
premedication dalam
INTERVENSI RUFA HALUSINASI
INTENSIF I INTENSIF II INTENSIF III
Komunikasi dengan kalem, Komunikasi dengan kalem, Komunikasi dengan kalem,
bersahabat dan empati bersahabat dan empati bersahabat dan empati

Ciptakan lingkungan rendah Ciptakan lingkungan rendah Ciptakan lingkungan rendah


stimuli (Calm Down Room) stimuli (sediakan Calm Down stimuli (Libatkan dalam
Box) kegiatan di ruangan)
Terapkan Reasurence Terapkan Reasurence Terapkan Reasurence
K/P lakukan deeskalasi Bimbing pasien mengenal Bimbing pasien cara
verbal masalahnya menghardik

Kolaborasi dokter: Injeksi K/P kolaborasi dokter: injeksi Kolaborasi dokter: Obat
diazepam dan Lodomer Lodomer dan Diasepam peroral: Haloperidol,
Clozapin, Risperidon
Kontak singkat tapi sering Bimbing lakukan aktivitas Libatkan dalam aktivitas
harian harian
Monitor PANSS-EC Monitor PANSS-EC Monitor PANSS-EC
INTERVENSI RUFA WAHAM
INTENSIF I INTENSIF II INTENSIF III
Komunikasi dengan kalem, Komunikasi dengan kalem, Komunikasi dengan kalem,
bersahabat dan empati bersahabat dan empati bersahabat dan empati
Ciptakan lingkungan rendah Ciptakan lingkungan rendah Ciptakan lingkungan rendah
stimuli : Tidak mendukung, stimuli : Tidak mendukung, stimuli (Libatkan dalam
tidak mendebat, hadirkan tidak mendebat, hadirkan kegiatan di ruangan)
realita realita
Terapkan Reasurence Terapkan Reasurence Terapkan Reasurence
K/P lakukan deeskalasi Bimbing pasien lakukan de- Bimbing pasien mengenal
verbal eskalasi verbal (Talk Down) wahamnya
Kolaborasi dokter: Injeksi K/P kolaborasi dokter: injeksi Kolaborasi : Obat peroral:
diazepam dan Lodomer Lodomer dan Diasepam Haloperidol, Clozapin,
Bantu penuhi kebutuhan Bimbing lakukan aktivitas Libatkan dalam aktivitas
dasarnya harian harian
Monitor PANSS-EC & RUFA Monitor PANSS-EC & RUFA Monitor PANSS-EC & RUFA
INTERVENSI RUFA RISIKO BUNUH DIRI
INTENSIF I INTENSIF II INTENSIF III
Komunikasi ramah, Komunikasi ramah, Komunikasi ramah,
bersahabat & penuh empati bersahabat & penuh empati bersahabat & penuh empati
Calm Down Methode Re-assurance utk hilangkan Terapkan Softwards dan
ketidakpastian Positif ward
Lakukan seklusi, K/P Lakukan de-eskalasi verbal Lakukan mutual help
Restrain mekanik, (talk Down) meeting
Lakukan de-eskalasi verbal Terapkan Softwards dan Bimbing pemenuhan ADLS
( Talk Down) Positif ward secara mandiri
Lingkungan rendah stimuli Bantuan ADLS dan Latihan buat kontrak verbal
dan bantuan ADLs lingkungan rendah stimuli
Psikofarmaka (Inj Diazepam Berikan psikofarmaka oral Manajemen psikofarmaka
10 mg dan Lodomer 5 mg)
Elektroconvultion Therapy Kenalkan masalah BDnya Bantu latihan afirmasi positif
premedication
INTERVENSI RUFA ISOLASI SOSIAL
INTENSIF I INTENSIF II INTENSIF III
Komunikasi dengan kalem, Komunikasi dengan kalem, Komunikasi dengan kalem,
bersahabat dan empati bersahabat dan empati bersahabat dan empati
Ciptakan lingkungan rendah Ciptakan lingkungan rendah Ciptakan lingkungan rendah
stimuli : kontak singkat tapi stimuli : kontak singkat tapi stimuli : kontak singkat tapi
sering sering sering
Terapkan mutual help Terapkan mutual help Terapkan mutual help
meeting meeting meeting
Lakukan deeskalasi verbal Bimbing pasien berkenalan Bimbing bicara satu topik
Kolaborasi dokter: Injeksi K/P kolaborasi dokter: injeksi Kolaborasi : Obat peroral:
diazepam dan Lodomer Lodomer dan Diasepam Risperidon, Clozapin,
Bantu penuhi kebutuhan Bimbing lakukan aktivitas Libatkan dalam aktivitas
dasarnya harian harian
Monitor PANSS-EC & RUFA Monitor PANSS-EC & RUFA Monitor PANSS-EC & RUFA
INTERVENSI RUFA DEFISIT PERAWATAN DIRI
INTENSIF I INTENSIF II INTENSIF III
Komunikasi dengan kalem, Komunikasi dengan kalem, Komunikasi dengan kalem,
bersahabat dan empati bersahabat dan empati bersahabat dan empati
Ciptakan lingkungan rendah Ciptakan lingkungan rendah Ciptakan lingkungan rendah
stimuli : sediakan alat stimuli : sediakan alat stimuli : sediakan alat
perawatan diri perawatan diri perawatan diri
Terapkan Clear mutual Terapkan Clear mutual Terapkan Clear mutual
Expectation Expectation Expectation
Lakukan deeskalasi verbal Bimbing mengenal Bimbing mengenal manfaat
kebersihan diri kebersihan diri
Kolaborasi dokter: Injeksi K/P kolaborasi dokter: injeksi Kolaborasi : Obat peroral:
diazepam dan Lodomer Lodomer dan Diasepam Risperidon, Clozapin,
Bantu melakukan kebersihan Bimbing lakukan perawatan Libatkan dalam perawatan
diri diri diri
Monitor PANSS-EC & RUFA Monitor PANSS-EC & RUFA Monitor PANSS-EC & RUFA
Step 4. Memeriksa 3 alternatif yg mungkin bisa
digunakan
• Mendukung klien untuk menilai sumber daya
situasionalnya atau orang-orang yang dikenalnya di masa
lalu atau masa lalu yang mungkin peduli dengan apa yang
terjadi padanya  support keluarga
• Membantu klien untuk mengidentifikasi mekanisme atau
tindakan koping, perilaku atau sumber daya lingkungan
yang mungkin dia gunakan untuk membantunya melewati
krisis saat ini Calm Down Methode
• Membantu klien untuk memeriksa pola berpikirnya dan
jika mungkin, menemukan cara untuk membingkai ulang
situasinya untuk mengubah pandangannya tentang
masalah yang dapat menurunkan tingkat kecemasannya.
 Talk Down melalu de-eskalasi verbal
Step 5. Membantu klien membuat rencana yg
rinci
• Ajarkan / berikan mekanisme koping dan langkah-
langkah tindakan yang konkret dan positif bagi
klien untuk mengatasi masalahnya.
• Buat pasien tidak merasa dirampas kebebasannya,
kemandirian atau rasa hormat dirinya.
• Berikan rasa kontrol dan otonomi bagi klien.
• Perencanaan untuk mencapai rasa keseimbangan
dan stabilitas dalam jangka pendek
Step 6. Buat komitmen untuk pelaksanaan
rencana
• Kontrol dan otonomi penting bagi langkah terakhir dari
proses meminta klien untuk merangkum rencana secara lisan.
• Komitmen dapat ditulis dan ditandatangani oleh kedua
individu.
• Berkomitmen pada rencana dan untuk mengambil langkah-
langkah positif yang pasti menuju pembentukan kembali
keadaan fungsi sebelum krisis.
• Komitmen yang dibuat oleh klien harus bersifat sukarela dan
reaslistic.
• Sebuah rencana yang telah dikembangkan hanya oleh staf
tidak akan efektif
Pastikan pasien nyaman dan aman
• Clear Mutual Expectation
• Soft Word
• Positive Words
• Mutual Help Meeting
• Discharge Message
• Reassurrance
Komunikasi dalam intervensi krisis
• Keterampilan komunikasi mampu mencegah
perilaku agresif
• Membentuk lingkungan yg saling menghormati
dan kerja sama
• Mengurangi kebutuhan manajemen fisik agresi
(restrain maupun seklusi)
• Menciptakan lingkungan yang aman
• Komunikasi dapat menurunkan agitasi karena
meningkatkan kenyamanan pasien
Strategi menyampaikan pesan
Kata-kata 10%

Intonasi 20%

Bahasa tubuh 70%


Elemen Umum pada krisis

Tidak berpikir jernih

Berfokus pada perasaan

Lakukan perilaku maladaptif untuk


hadapi situasi
3 cara berkomunikasi pada individu yg alami
krisis
• Tunjukkan kesediaan mendengarkan
• Dorong untuk ungkapkan perasaaan
Reassurance • Berikan informasi yang dibutuhkan
& Camfort

• Berikan kekuatan dan kontrol dengan membantu orang tersebut


mempertimbangkan semua opsi
Hindari • Berikan orang itu pengetahuan dan keterampilan untuk memilih opsi utk
berorientasi menumbuhkan kemandirian
pada masalah

• Tenang, sadari, dan hormati


• Dengarkan orang lain
Kembangkan • Buatlah pernyataan yang mendukung, bukan kritis
kepercayaan • Terima perasaan pasien, apakah setuju atau tidak setuju
diri
Cara yang tidak bermanfaat saat berkomunikasi
pasien situasi krisis
• Crowding (Dapat meningkatkan perilaku agresif)
Menetapkan jarak yang aman
• Menggurui pasien Tidak menganggap serius perasaan
pasien
• Berdebat (Menciptakan jarak emosional) Tidak
mendengarkan semua sudut pandang dan klarifikasi
perbedaannya
• Bertanya dengan gencar (intrograsi) tidak konsisten dan
fair
• Mengancam Tidak menjelaskan harapan dan konsekuensi
dari perilakunya
Calm down methods
Latar Belakang
Obat pro re nata (PRN) dapat digunakan sebagai strategi yang efektif
untuk membantu orang merasa tenang, tetapi mungkin kita
meraihnya dengan terlalu mudah dan terlalu cepat. Jika
memungkinkan dan praktis, selalu terbaik untuk menggunakan
kekuatan dan mekanisme koping pasien sendiri - atau mendukung
orang untuk mengembangkan kekuatan dan keterampilan baru -
untuk memungkinkan orang mengatur diri sendiri.
“Metode menurunkan kemarahan dan agitasi”
Tujuan : awal Eskalasi, Alihkan dan cegah dg
Tingkatkan rasa pemberdayaan dan kontrol diri
Calm Down Methods
• Menenangkan diri saat stres dan cemas setiap orang
mempunyai cara sendiri  adaptif/ maladaptif
• Identifikasi coping skill yg digunakan pasien saat
marah, stres dan cemas
• Hargai setiap apa yang membuat tenang pasien saat
stres dan cemas
• Ruangan khusus, benda-benda tertentu bisa digunakan
dalam menenangkan pasien
• Fasilitasi untuk menenangkan pasien selain merubah
staff
Calm down methods handout
• Pikirkan tentang apa yang mungkin Pasien sulit mengekspresikan:
berguna untuk berbagai jenis • Pikiran
kebutuhan ‘Calm Down'. • Perasaan
• Pengalaman
TUJUAN:
• Pengalihan sensori
• Pikirkan tentang berbagai jenis sumber • Nyaman dan tenang
daya dan fungsi yang dapat mereka • Minimalkan pikiran
gunakan untuk menenangkan diri. mengganggu
• Pengalihan perhatian,
humor, aktivitas, &
‘Mudah untuk mengatakan seseorang menggambar
gelisah tetapi lebih sulit untuk • Ekspresikan dan ventilasi
memahami mengapa mereka menjadi pikiran dan perasaan
seperti itu' • Refleksi dan pemecahan
masalah
Talk down
Ketika gelisah, takut, marah, malu, tertekan atau ingin bunuh
diri, ajak bicara pasien. Ini bentuk manajemen agresi melalui
manajemen mood.
Tujuan:
• Membangun keterampilan manajemen diri emosional pasien,
pemantauan diri, kesadaran diri dan pemahaman psikologis
• Membantu menurunkan krisis pasien
• Hindari konflik dan penahanan - atau meminimalkan dampak
jika terjadi konflik dan / atau penahanan minimalkan
restrain dan seklusi
Ketenangan pasien berasal dari penurunan ketegangan pikiran
(cognitive defusion) de-eskalasi verbal salah metode untuk
hal ini
Proses Talk Down
Perubahan pada
staf melakukan
talk down metod
dan berfokus
pada tipe konflik
De-escalation model
Menggambarkan de-eskalasi sebagai suatu proses:
– Mulai dengan membatasi situasi
– Pindah ke klarifikasi masalah dengan pasien
– Mencapai resolusi
Model mengindikasikan bahwa de-eskalasi hanya akan berhasil
jika, pada setiap tahap, de-eskalator:
– Kontrol emosi mereka sendiri, dan
– Mengungkapkan rasa hormat dan empati pada pasien

“ Butuh 20-45 menit untuk melakukan De-eskalasi verbal/ Talk


Down”
'Tetap terbuka, ramah dan positif'

Anda mungkin juga menyukai