Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PENDAHULUAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok Mata Kuliah
Keperawatan Jiwa I

Dosen Pembimbing : Purnomo,S.Kep.,Ners.,M.Kep

Disusun Oleh :

1. Anang Prasetyo (A2R19004) 7. Mila Arga N. (A2R19029)


2. Arum Aprilia B. (A2R19008) 8. Naidila Irvana P. (A2R19033)
3. Dita Cahyaningrum (A2R19012) 9. Selli Tria Amanda (A2R19046)
4. Frendo Afrilyanzah (A2R19016) 10.Tata Indah W. (A2R19029)
5. Inca Isrotul O. (A2R19022) 11. Yuliyet Putri F. (A2R19055)
6. Lupita Roziana S. (A2R19025)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN TINGKAT 2A

STIKES HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG

TAHUN AJARAN 2020/202


LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS KELOMPOK

MATA KULIAH KEPERAWATAN JIWA I

Telah disetujui dan disahkan pada :

Hari :

Tanggal :

Mengetahui

Mahasiswa Dosen Pembimbing

Kelompok 2 Purnomo,S.Kep.,Ners.,M.Kep

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Karena atas karunia-Nya, sehingga
penulisan Laporan pendahuluan dan Asuhan Keperawatan ini dapat selesai tepat pada
waktunya. Dalam kesempatan ini, Saya banyak mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Purnomo,S.Kep.,Ners.,M.Kep selaku dosen Keperawatan Jiwa I, sebagai pembimbing saya
dalam menyusun tugas kelompok yang telah menginspirasi dan memberikan banyak ilmu
yang bermanfaat serta memberikan kesempatan pada saya untuk menyusun Laporan
Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan ini.
Dalam tugas ini mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, oleh karna itu pada
kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada yang
terhormat:
1. Bapak Dr. Yitno, SKp,MPd sebagai ketua STIKes Hutama Abdi Husada Tulungagung
2. Bapak Purnomo,S.Kep.,Ners.,M.Kep sebagai dosen pengajar pada mata kuliah
Keperawatan Jiwa I sekaligus dosen pembimbing pada tugas yang berjudul “Laporan
Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Defisit Perawatan Diri “
Diharapkan Laporan pendahuluan dan Asuhan keperawatan ini dapat memiliki manfaat
kepada para pembaca dan dapat menjadi bahan rujukan untuk menuntut ilmu pengetahuan,
penulisan ini tidak terlepas dari berbagai kekurangan. Untuk itu segala komentar, kritik, dan
saran yang bersifat membangun akan diterima dengan senang hati, agar penyusun Laporan
pendahuluan dan Asuhan Keperawatan selanjutnya dapat lebih sempurna. Semoga Allah
SWT memberikan rahmat dan hidayahnya. Amin

Tulungagung ,7 Juli 2021

Penyusun

Kelompok 2

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iv
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................2
C. Tujuan................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
A. Definisi...............................................................................................................................3
B. Etiologi...............................................................................................................................3
C. Klasifikasi..........................................................................................................................5
D. Manifestasi Klinis.............................................................................................................5
E. Patofisiologi.......................................................................................................................6
F. Pathway..............................................................................................................................7
Isolasi sosial : Menarik Diri....................................................................................................7
Menurunnya Motifasi dalam Perawatan Diri.......................................................................7
Defisit Perawatan Diri.............................................................................................................7
Gangguan pemeliharaan Kesehatan (BAB/BAK,mandi,Makan Minum)..........................7
G.Penatalaksanaan...................................................................................................................7
H.Mekanisme koping...............................................................................................................7
I.Rentang respon......................................................................................................................8
J.DIAGNOSA...........................................................................................................................8
K. INTERVENSI......................................................................................................................9
L. Asuhan Keperawatan........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................31

iv
v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan Jiwa menurut Undang-undang kesehatan jiwa tahun 2014 adalah suatu
kondisi perkembangan individu secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu
tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara
produktif dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya. Kondisi perkembangan
yang tidak sesuai pada individu disebut gangguan jiwa. Gangguan jiwa merupakan gangguan
dalam cara berpikir (cognitive), kemauan (volition), emosi (affective) dan tindakan
(psychomotor). Gangguan juga dapat diartikan sebagai gangguan peran sosial dan pekerjaan
yang dapat mengganggu pada sistem sosial-budaya yang luas (Gaol, 2012).

Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan seseorang mengalami kelainan dalam
kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari secara
mandiri (Yusuf.2015). Defisit perawatan diri merupakan salah satu gejala yang sering
ditemukan pada pasien dengan gangguan jiwa,Klien dengan gangguan jiwa yang mengalami
Defisit perawatan diri, apabila tidak mendapatkan intervesi keperawatan seperti mandi,
berdandan, makan/minum, dan mengajarkan klien BAB/BAK dapat beresiko tinggi
mengalami isolasi sosial dan harga diri rendah (Novita 2016). Defisit perawatan diri biasanya
banyak terjadi pada klien yang mempunyai latar belakang pendidikan rendah(Potter &
Perry,2005 dalam Medalise,2015 ).

Data statistik yang dikemukakan oleh World Health Organitation(WHO) (2012)


menyebutkan bahwa sekitar 450 juta orang di dunia mengalami masalah gangguan kesehatan
jiwa. Sepertiga diantaranya terjadi di Negara berkembang. Data yang ditemukan oleh peneliti
di Harvard University dan University College London, yang dimuat dalam VOA Indonesia
mengatakan penyakit kejiwaan pada tahun 2016 meliputi 32% dari semua jenis kecacatan di
seluruh dunia. Angka tersebut meningkat dari tahun sebelumnya.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana laporan pendahuluan defisit perawatan jiwa?
2. Bagaimana asuhan keperawatan defisit perawatan diri?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana laporan pendahuluan defisit perawatan diri
2. Untk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan defisit perawatan diri

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Defisit perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna mempertahankan hidupnya, kesehatannya dan kesejahteraannya sesuai
dengan kondisi kesehatannya . Klien dinyatakan terganggu perawatan dirinya ika tidak dapat
melakukan perawatan dirinya (Mukhripah & Iskandar, 2012:147)

Defisit perawatan diri adalah ketidakmampuan dalam : kebersihan dir, makan,


berpakaian, berhias diri, makan sendiri, buang air besar atau kecil sendiri (toileting) (Keliat
B. A, dkk, 2011).

Defisit perawatan diri merupakan salah satu masalah timbul pada pasien gangguan
jiwa. Pasien gangguan iwa kronis sering mengalami ketidakpedulian merawat diri. Keadaan
ini merupakan gejala perilaku negatif dan menyebabkan pasien dikucilkan baik dalam
keluarga maupun masyarakat (Yusuf, Rizky & Hanik,2015:154).

B. Etiologi

Menurut Depkes (2000) penyebab kurang perawatan diri adalah:

1. Faktor Predisposisi

a. Perkembangan Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga


perkembangan inisiatif terganggu.
b. Biologis Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
c. Kemampuan realitas turun Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas
yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk
perawatan diri.
d. Sosial Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.
Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.

3
2.Faktor presipitasi

Menurut Wartonah (2006) ada beberapa faktor persipitasi yang dapat menyebabkan
seseorang kurang perawatan diri. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari berbagai
stressor antara lain:
a. Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya
karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap
kebersihannya.
b. Praktik sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan
terjadi perubahan pola personal hygiene.
c. Status sosioekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,
sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus dia harus
menjaga kebersihan kakinya.
Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurang
penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perseptual, hambatan lingkungan, cemas,
lelah atau lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang
mampu melakukan perawatan diri (Nanda, 2006).
3. Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene menurut Wartonah (2006)
yaitu :
a. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya
kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering terjadi adalah :
Gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan
telinga dan gangguan fisik pada kuku.
b. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri,
aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

4
C. Klasifikasi
Menurut Nanda-I (2012), jenis perawatan diri terdiri dari :
a. Defisit perawatan diri: Mandi Hambatan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan mandi/beraktivitas perawatan diri untuk diri sendiri.
b. Defisit perawatan diri: Berpakaian Hambatan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktivitas berpakaian dan berias untuk diri sendiri.
c. Defisit perawatan diri: Makan Hambatan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktivitas sendiri.
d. Defisit perawatan diri: Eliminasi Hambatan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktivitas eliminasi sendiri (Nurjannah, 2004:79)

D. Manifestasi Klinis
Tanda dan Gejala Adapun tanda dan gejala defisit perawatan diri menurut Fitria
(2009) adalah sebagai berikut:
a. Mandi/hygiene
Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan, memperoleh atau
mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air mandi, mendapatkan
perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar kamar mandi.
b. Berpakaian/berhias Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau
mengambil potongan pakaian, menanggalkan pakaian, serta memperoleh atau
menukar pakaian. Klien juga memiliki ketidakmampuan untuk mengenakan
pakaian dalam,memilih pakaian, meggunakan alat tambahan, emngguakan kancig
tarik, melepaskan pakaian, menggunakan kaos kaki, mempertahankan penampilan
pada tingkat yang memuaskkan, mengambil pakaian dan mengenakan sepatu.
c. Makan Klien
mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan, mempersiapkan makanan,
menangani perkakas, mengunyah makanan, meggunakan alat tambahan, mendapat
makanan, membuka container, memanipulasi makanan dalam mulut, mengambil
makanan dari wadah lalu memasukannya ke mulut, melengkapi makan, mencerna
makanan menurut cara diterima masyarakat, mengambil cangkir atau gelas, serta
mencerna cukup makanan dengan aman.
d. Eliminasi Klien
memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan jamban atau
kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi pakaian untuk

5
toileting, membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan tepat, dan menyiram toilet
atau kamar kecil (Mukhripah & Iskandar, 2012:149-150)

E. Patofisiologi

Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat adanya
perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri
menurun. Kurang perawatan diri tampak dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri,
makan secara mandiri,berhias diri secara mandiri, dan toileting ( buang air besar atau buang
air kecil ) secara mandiri (Yusuf, Rizky & Hanik,2015:154).

Sedangkan Menurut Depkes (2000),penyebab kurang perawatan diri adalah :

a. Faktor presdiposisi
- Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif terganggu.
- Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan
diri.
- Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiw dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan
diri.
- Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.
Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
(Mukhripah & Iskandar, 2012:147 - 148).
b. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurang
penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang
dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan
perawatan diri (Mukhripah & Iskandar, 2012: 148).

6
F. Pathway
Isolasi sosial : Menarik Diri

Menurunnya Motifasi dalam Perawatan Diri

Defisit Perawatan Diri

Gangguan pemeliharaan Kesehatan (BAB/BAK,mandi,Makan Minum)

G.Penatalaksanaan
Penatalaksanaan dengan defisit perawatan diri menurut (Herdman Ade, 2011:154)
adalah sebagai berikut :

a. Meningkatan kesadaran dan kepercayaan diri

b. Membimbing dan menolong klien perawatan diri

c. Ciptakan lingkungan yang mendukung

d. BHSP (bina hubungan saling percaya)

H.Mekanisme koping
a. Regresi

b.Penyangkalan

c. Isolasi sosial, menarik diri

d.Intelektualisasi (Mukhripah & Iskandar, 2012:153).

7
Sedangkan menurut (Stuart & Sundeen, 2000) didalam didalam (Herdman
Ade, 2011:153-154) mekanisme koping menurut penggolongannya dibagi menjadi 2
yaitu :

a. Mekanisme koping adaptif Mekanisme koping yang mendukund fungsi integrasi,


pertumbuhan, belajar mencapai tujuan. Kategorinya adalah klien bisa memenuhi
kebutuhan perawatn diri secara mandiri.
b. Mekanisme koping maladaptif Mekanisme koping yang menghambat fungsi
integrasi, memecah pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung menguasai
lingkungan. Kategorinya adalah tidak mau merawat diri.

I.Rentang respon

Adaptif Maladaptif

Pola Perawatan Kadang perawatan Tidak melakukan perawatan diri

diri seimbang diri kadang tidak

Keterangan :

1. Pola perawatan diri seimbang : saat klien mendapatkan stresor dan mampu untuk
berperilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan klien seimbang, klien masih
melakukan perawatan diri.
2. Kadang perawatan diri kadang tidak : saat klien mendapatkan stresor kadang – kadang
klien tidak memperhatikan perawatan dirinya.
3. Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak peduli dan tidak bisa
melakukan perawatan saat stresor.

J.DIAGNOSA
1. Defisit Perawatan Diri b.d. gangguan psikologis d.d. menolak melakukan perawatan
diri, tidak mampu mandi, minat melakukan perawatan diri kurang, tidak mampu
mengenakan pakaian secara mandiri.

8
K. INTERVENSI
1. Defisit Perawatan Diri b.d. gangguan psikologis d.d. menolak melakukan perawatan
diri, tidak mampu mandi, minat melakukan perawatan diri kurang, tidak mampu
mengenakan pakaian secara mandiri
 Tujuan : Setelah dilakukan Tindakan keperawatan 2x24 jam defisit perawatan
diri membaik
 Kriteria Hasil :
- Kemampuan mandi meningkat
- Kemampuan mengenakan pakaian meningkat
- Verbalisasi keinginan melakukan perawatan diri meningkat
- Minat melakukan perawatan diri meningkat
- Mempertahankan kebersihan diri meningkat
- Mempertahankan kebersihan mulut meningkat

 Intervensi : Dukungan Perawatan Diri


a. Observasi
- Identifikasi kebiasaan aktivitas perawatan diri sesuai usia
- Monitor tingkat kemandirian
- Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri, berpakaian, berhias
dan makan
b. Terapeutik
- Sediakan lingkungan yang terapeutik (Mis. Suasana hangat,rileks,
privasi)
- Siapkan keperluan pribadi (Mis. Parfum, sikat gigi, dan sabun mandi)
- Dampingi melakukan perawatan diri sampai mandiri
- Fasilitasi kemandirian, bantu jika tidak mampu melakukan perawatan
diri
- Jadwalkan rutinitas perawatan diri
c. Edukasi
- Anjurkan melakukan perawatan diri secara konsisten sesuai
kemampuan

9
LEMBAR PENGESAHAN

..............................................................................................................................................

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA INI TELAH DISETUJUI

Lawang,..............

Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik

Ruang

(...................................) (......................................)

NIP NIP

Mengetahui

Koordinator Praktek Sarjana Keperawatan/Profesi

(..........................................................................)

10
NIP

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

KESEHATAN JIWA

I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. N (L/P) Tanggal Dirawat :03-07-2021
Umur : 40 Th Tanggal pengkajian :07-07-2021
Pendidikan : SMA Ruang Rawat :Mawar
Agama : Islam Sumber Informasi :Suami
Status : Menikah
Alamat : Ngantru, Tulungagung
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Jenis Kelamin : Perempuan
No RM : 256xxx

II. ALASAN MASUK


- Data primer : Keluarga mengatakan klien sering mudah tersinggung dan
marah-marah, klien hanya diam dikamar, menyendiri, tidak mau mandi dan
makan, harus disuruh,
- Data sekunder : Klien sebelumnya belum pernah seperti ini. Klien Seperti ini
semenjak ayahnya meninggal 6 bulan yang lalu. Klien menjadi malas melakukan
aktivitas termasuk aktivitas untuk merawat diri. Gangguan muncul karena klien
merasa dirinya tidak berguna dan merasa bahwa klien tidak bisa merawat
ayahnuya dengan baik. Klien tampak sedih, gelisah, penampilan acak-acakan,
badan kotor dan bau, tidak berhias

 FAKTOR PRESIPITASI
Klien dibawa oleh keluarga ke Rumah Sakit Jiwa Malang karena klien tidak mau
mandi dan makan, sering marah-marah, mudah tersingung, lebih suka menyendiri di
dalam kamar. Menurut keluarga klien seperti ini sejak ayahhnya meninggal 5 bulan
yang lalu.

11
III. FAKTOR PREDISPOSISI
 RIWAYAT PENYAKIT LALU
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?
Jika ya, Jelaskan : Tidak, klien belum pernah mengalami gangguan jiwa
sebelumnya
2. Pengobatan sebelumnya
Jelaskan : Tidak ada riwayat pengobatan sebelumnya

3. Pernah mengalami Penyakit Fisik (termasuk gangguan tumbuh kembang)


Jelaskan : Klien tidak mengalami penyakit fisik
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

 RIWAYAT TRAUMA

Trauma Usia Pelaku Korban Saksi


1.Aniaya Fisik - - - -
2. Aniaya Seksual - - - -
3. Penolakan - - - -
4. Kekerasan dalam keluarga - - - -
5. Tindakan kriminal - - - -
Jelaskan : px tidak mempunyai riwayat trauma

4. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan (Bio,Psiko,Sosio,Kultural


dan Spiritual) : Keluarga px mengatakan px tidak mempunyai pengalaman
yang tidak menyenangkan
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
 RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
1. Anggota keluarga yang ganguan jiwa ?
Kalau ada : Keluarga klien tidak memiliki riwayat penyakit gangguan jiwa
Hubungan keluarga : Baik
Gejala : Tidak ada gejala gangguan jiwa
Riwayat pengobatan : Tidak ada riwayat pengobatan/perawatan jiwa pada
keluarga
Masalah Keperawatan : Tidak ada

12
IV. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : Klien sadar penuh (composmentis)
2. Tanda vital :
Tekanan Darah : 120/70 mm/Hg
Nadi : 82 x/mnt
Suhu : 37 0C
Pernafasasn : 20 x/mnt
3. Ukur :
- Berat Badan 50 kg
- Tinggi Badan 156 cm
4. Keluhan Fisik
Jelaskan : Klien tidak memiliki keluhan fisik
5. Pemeriksaan Fisik : (head to toe)
a. Kulit kotor dan bau pada badan
b. Bentuk kepala normal, tidak ada pembesaran
c. Keadaan rambut kotor, bau, berketombe, persebaran rambut merata
d. Wajah normal, simetris
e. Mata : normal, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik
f. Hidung : normal, tidak ada polip, tdk ada nyeri tekan
g. Telinga : normal, simetris, terdapat serumen, telinga kotor
h. Mulut : mulut kotor, bau, gigi dan lidah kotor
i. Leher : tidak ada pembesaran
j. Kuku kotor dan panjang
k. Ekstremitas atas dan bawah normal, tidak ada pembengkakan, kekuatan otot
normal
Jelaskan : Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan

13
V. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL (sebelum dan sesudah sakit)
1. Genogram : (gambar)

………… …………
. . . .
2. . . . .
. . . .
. . . .
. . .
. . .
. ……………………………………………………………. .
. .
. .
. .

…………………………………………………………………………….
: Laki-laki meninggal

: Laki-laki
3.
4. : Klien

5. : Perempuan meninggal
6.
7. : Perempuan

……… : tinggal serumahix

: garis keturunan

Jelaskan : klien merupakan anak kedua dari 4 bersaudara, klien menikah dengan
suaminya dan memiliki 4 orang anak, 2 anak laki-laki dan 2 anak perempuan.

8. Konsep Diri
a. Citra Tubuh : Klien mengatakan suka dengan semua anggota
tubuhnya
b. Identitas : Klien mengatakan sudah menikah dan mempunyai 4 orang

14
anak. Klien adalah anak kedua dari 4 bersaudara
c. Peran : Klien berperan sebagai ibu rumah tangga
a. Ideal Diri : Klien ingin cepat sembuh agar dapat berkumpul dengan
keluarganya
d. Harga Diri :Klien selalu menyendiri didalam kamar, tidak mau
bersosialisasi, klien merasa dirimya tidak berguna
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah : menarik diri

9. Hubungan Sosial :
a. Orang yang berarti/terdekat :
Klien mengatakan orang yang berarti adalah ibunya karena ibunya lah yang
mengajarkan banyak ilmu tentang kehidupan
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat :
Klien tidak ada peran serta dalam kegiatan kelompok sejak sakit
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Tidak ada hambatan dalam berhubungan dengan oraang lain
Masalah Keperawatan : Tidak ada
10. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : Klien berkeyakinan beragama islam
b. Kegiatan Ibadah : Klien jarang beribadah selama di RSJ
Masalah Keperawatan : Tidak ada

VI. STATUS MENTAL


1. Penampilan :
Penampilan klien acak-acakan, tidak rapi
2. Kontak mata kurang
Pasien menjauhi rangsangan saat diajak komunikasi

1. Tidak rapi ☑ Penggunaan pakaian tidak seperti biasanya


2. Lainnya-
Jelaskan : Klien tidak berhias, tidak memotong kuku, jarang mandi menggosok gigi
harus disuruh, makan dan mandi harus disuruh, pakaian kusut, memakai pakaian
secara terbalik, rambut tidak disisir, berketombe
Masalah Keperawatan : Defisit perawatan diri

15
2. Interaksi Selama Wawancara
Bermusuhan Curiga
Tidak kooperatif Defensif
 Mudah tersinggung Lainnya
 Kontak mata kurang

Jelaskan : Saat wawancara, klien mau diajak komunikasi. Kontak mata kurang, tidak
focus pada lawan bicara, mudah tersinggung, klien tidak mau diajak berbicara terlalu
lama

3. Pembicaraan
Cepat
Keras
Gagap
Tidak mampu memulai pembicaraan Lainnya.............................
Jelaskan : emosi klien tidak stabil ketika diajak berbicara

4. Aktivitas Motorik
Lesu Fleksibilitas seres
 Tegang Katatonik
Gelisah
 Agitasi
Kompulsif Lainnya

Jelaskan : Klien tampak lesu dan gelisah


Masalah keperawatan : Gangguan cemas

5. Kesadaran
a. Kuantitatif

Composmentis
 Apatis
Somnolensia
Sopor
Koma
Jelaskan : sadar penuh, mampu menjawab pertanyaan
b. Kualititatif
1. Relasi : Klien lebih suka menyendiri, jarang berinteraksi dengan orang lain
a. Diri sendiri : klien lebih banyak berdiam diri di dalam kamar
b. Lingkungan : Menarik diri

16
2. Limitasi (Pembatasan) : membatasi diri berinteraksi dengan sekitar
6. Orientasi

Waktu

Tempat
 Orang

Jelaskan : Orientasi waktu, tempat, orang baik

7. Perasaan
a. Emosi
Sedih
 Gembira
Takut
Cemas Lainnya........................

b. Afek
Adequat
Tumpul
Datar
 Inadequat
Labil Lainnya........................

Jelaskan : Efek klien datar, saat diajak berbicara sedih dan senang tidak ada perubahan
raut muka, pandangan kosong, saat diajak bicara merespon tetapi tidak ada kontak
mata
Masalah Keperawatan : Menarik diri

8. Persepsi – Sensorik
Halusinasi
Pendengaran
Penglihatan
Perabaan
Pengecapan
Penciuman Lainnya............

Jelaskan : Tidak terdapat kelainan pada persepsi-sensorik


Masalah Keperawatan :Tidak ada

17
9. Proses Pikir
a. Arus Pikir
Koheren
Inkoheren

Sirkumstansial
Neologisme
Tangensial
Logorea
Flight of idea
Blocking Lainnya ...................
Masalah Keperawatan : Tidak ada

b. Isi Pikir
Obsesif Fobia
Ekstasi Fantasi
Pikiran Bunuh Diri Pikiran curiga
Pikiran Isolasi Sosial Pikiran magis
 Pikiran Rendah Diri Lainnya
Waham
Agama Sisip pikir
Somatik Siar pikir
Kebesaran Kontrol pikir
Kejar atau curiga Dosa
Nihilistik Lainnya

Masalah Keperawatan : Tidak ditemukan masalah keperawatan

c. Bentuk Pikir

Relaistik Non Realistik


 Releven Irrelevan
Logik Non Logik
Rasioanal Irrasional
Dereistik Lainnya ..............
Otistik

Jelaskan : Saat ini klien berfikir untuk pulang, klien ingin mendatangi makam
ayahnya
Masalah Keperawatan : Tidak ada

18
10. Memori

Gangguan daya ingat jangka panjang ( > 1bulan)


Gangguan daya ingat jangka pendek ( 1 hari - 1 bulan)
Gangguan daya ingat saat ini ( <24 jam )
Amnesia Lainnya : tidak ada

Jelaskan : Klien tidak memiliki gangguan daya ingat


Masalah Keperawatan : Tidak ada

11. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung


Mudah beralih
Tidak mampu berkonsentrasi
Tidak mampu berhitung sederhana

Jelaskan : Kemampuan berhitung klien cukup baik, klien mampu berkonsentrasi dan
mampu berhitung sederhana
12. Kemampuan Penilaian
Gangguan ringan
Gangguan bermakna

Jelaskan : Klien mampu mengambil keputusan diantara dua hal. Misal memillih
untuk mandi atau makan dulu.
Masalah Keperawatan : Tidak ada

13. Daya Tilik Diri


Mengingkari penyakit yang diderita

Menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Jelaskan : Klien tidak mengetahui penyakit apa yang sedang di derita, tetapi klien
meningingkari jika dirinya sakit jiwa
Masalah Keperawatan : Kurang pengetahuan

19
VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Makan
Bantuan Minimal

Bantuan Total
Jelaskan : ketika makan, makanan klien harus ambilkan

2. BAB/BAK
Bantuan minimal
Bantuan total
Jelaskan : klien dapat BAB dan BAK secara mandiri
3. Mandi
Bantuan minimal

Bantuan total
Jelaskan : klien baru mau mandi ketika disuruh
4. Berpakaian/berhias
Bantuan minimal
Bantuan total

Jelaskan : Klien akan berhias jika dibantu oleh perawat
5. Istirahat dan Tidur
Tidur Siang, Lama : 12.00 WIB s/d 14.00 WIB
Tidur Malam, Lama : 21.00 WIB s/d 05.00 WIB
Aktifitas sebelum/sesudah tidur : Klien sebelum tidur biasanya
menonton tv, kegiatan setelah bangun saat pagi hari yaitu senam
6. Penggunaan Obat
Bantuan Minimal
Bantuan Total
Jelaskan : Klien mengetahui jadwal untuk minum obat

7. Pemeliharaan Kesehatan
Ya Tidak

Perawatan Lanjutan 

Sistem Pendukung 

20
8. Aktifitas dalam rumah
Ya Tidak
Mempersiapkan makanan 
Menjaga kerapihan rumah 
Mencuci pakaian 
Pengaturan keuangan 

9. Aktifitas diluar rumah


Ya Tidak
Belanja 
Transportasi 
Lain-lain
Jelaskan : Klien mengatakan bahwa jarang melakukan kegiatan diluar rumah

VIII. MEKANISME KOPING

Adaptif Maladaptif
 Bicara dengan orang lain Minum alkohol
Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/berlebihan
Teknik relaksasi Bekerja berlebihan
Aktifitas konstruktif Menghindar
Olah raga Menciderai diri
Lain-lain ........ Lain-lain.........

Masalah Keperawatan : Tidak ada

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


Masalah dengan dukungan kelompok, spesifiknya klien tidak dapat bersosialisasi
dengan klien lain, keluarga maupun perawat
Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifiknya Klien jarang bergaul dan
memiliki sedikit teman. Klien lebih suka di dalam kamar
Masalah dengan pendidikan, spesifiknya tidak ada
Masalah dengan pekerjaan, spesifiknya klien dulu pernah bekerja ditoko tetapi klien
keluar karena tidak betah dengan tempat kerjanya.

21
Masalah dengan perumahan, spesifiknya Klien menganggap bahwa tetangganya tidak
menyukainya dan menyepelekan dirinya
Masalah dengan ekonomi, spesifiknya Klien mengatakan dan menyadari bahwa
keuarganya adalah keluarga tidak mampu
Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifiknya Klien tidak mempunyai masalah
dengan pelayanan kesehatan
Masalah lainnya,spesifiknya Tidak ada
Masalah Keperawatan : harga diri rendah

X. PENGETAHUAN KURANG TENTANG


Apakah klien mempunyai masalah yang berkaitan dengan pengetahuan yang kurang tentang
suatu hal ?
Penyakit/gangguan jiwa

Sistem pendukung
Faktor presipitasi
Mekanisme koping
Penyakit fisik
Obat-obatan
 Lain-lain, jelaskan

Jelaskan : Klien tidak mengetahui tentang gangguan jiwa dan obat-obatan


Masalah Keperawatan : Kurang pengetahuan

XI. ASPEK MEDIS


Diagnosis medik : Skizofrenia
Terapi medik :
1) Trihaksiphenidil 3x2 mg
2) Ziozapin 2x12,5 mg
3) Kalxefin 1x20 mg

22
XII. ANALISA DATA

NO DATA DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Ds : Keluarga mengatakan pasien tidak
mau mandi dan makan, harus disuruh Defisit Perawatan Diri
sejak ayahnya meninggal 6 bulan yang
lalu

Do :
- Px tidak mampu berhias secara
mandiri
- Px akan makan ketika diambilkan
- Px tidak mampu mengenakan pakaian
secara benar, harus dibantu oleh
perawat
- Badan tampak kotor dan bau
- Rambut kotor dan berketombe
- Mulut bau, gigi kotor
- Kuku px panjang dan kotor

XIII. POHON MASALAH

Isolasi sosial

Menurunnya motivasi
dalam perawatan diri

defisit perawatan diri

XIV. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


1. Defisit Perawatan Diri
2. Harga diri rendah
3. Isolasi social
4. Kurang pengetahuan

23
XV. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit Perawatan Diri b.d. gangguan psikologis d.d. menolak melakukan perawatan diri,
tidak mampu mandi, minat melakukan perawatan diri kurang, tidak mampu mengenakan
pakaian secara mandiri.

XV. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama : Ny. N Ruang : Mawar RM No : 256xxxx

No Dx Rencana Tindakan Keperawatan Rasional


Tujuan & Kriteria Evaluasi Tindakan Keperawatan

Dukungan Perawatan Diri


TUM : Observasi
Klien dapat melakukan 1. Identifikasi kebiasaan 1. Tindakan
aktivitas perawatan diri dilakukan untuk
perawatan diri secara mandiri
sesuai usia mengetahui
kebutuhan pasien
sesuai usia

2. Tindakan
2. Monitor tingkat dilakukan untuk
TUK : kemandirian mengetahui
- Klien dapat mengenal tentang seberapa
kemampuan
pentingnya kebersihan diri pasien melakukan
- Klien mampu berhias secara perawatan diri
mandiri
3. Identifikasi kebutuhan 3. Tindakan
- Klien mampu mengambil
alat bantu kebersihan dilakukan untuk
makanan secara mandiri diri, berpakaian, berhias memenuhi
- Klien mampu mengenakan dan makan kebutuhan
perawatan diri
pakaian dengan benar
Terapeutik pasien
- Klaien mampu mandi,
keramas, menyikat gigi secara 4. Sediakan lingkungan 4. Tindakan
yang terapeutik (Mis. dilakukan agar
mandiri tanpa harus disuruh
Suasana hangat,rileks, pasien merasa
- Klien mampu memotong dan privasi) nyaman dan
membersihkan kuku secara tenang
mandiri

24
KRITERIA EVALUASI : 5. Siapkan keperluan 5. Tindakan
pribadi (Mis. Parfum, dilakukan untuk
sikat gigi, dan sabun memenuhi
- Kemampuan mandi
mandi) kebutuhan
meningkat perawatan diri
- Kemampuan mengenakan pasien

pakaian meningkat
6. Dampingi melakukan 6. Tindakan
- Verbalisasi keinginan perawatan diri sampai dilakukan agar
melakukan perawatan diri mandiri mampu
membantu pasien
meningkat
jika memerlukan
- Minat melakukan perawatan sesuatu
diri meningkat
- Mempertahankan kebersihan 7. Fasilitasi kemandirian, 7. Tindakan
bantu jika tidak mampu dilakukan untuk
diri meningkat melakukan perawatan memgetahui
- Mempertahankan kebersihan diri sejauh mana
mulut meningkat pasien mampu
melakukan
perawatan diri

8. Jadwalkan rutinitas 8. Tindakan


perawatan diri dilakukan untuk
mempertahankan
kebersihan diri
pasien

Edukasi
9. Anjurkan melakukan 9. Tindakan
perawatan diri secara kebersihan
konsisten sesuai dilakukan agar
kemampuan kebersihan pasien
terjaga

25
XVI. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Hari : Rabu Tgl : 7-7-2021

Interaksi ke : Pertama

A. PROSES KEPERAWATAN

- Kondisi Klien : 4 minggu tidak mandi dan tidak memotong kuku,kulitnya gatal-gatal,
tampak menggaruk-garuk tubuhnya,pakaian tidak rapi, rambut berantakan
- Diagnosa Keperawatan : Defisit Perawatan Diri
- Tujuan Khusus (TUK) :
a. Klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan diri
b. Klien mampu berhias secara mandiri
c. Klien mampu mengambil makanan secara mandiri
d. Klien mampu mengenakan pakaian dengan benar
e. Klien mampu mandi, keramas, menyikat gigi secara mandiri tanpa harus disuruh
f. Klien mampu memotong dan membersihkan kuku secara mandiri
- Tindakan Keperawatan:
a. Dukungan Perawatan Diri : Mandi
b. Dukungan Perawatan Diri : Berhias
c. Dukungan Perawatan Diri : Makan/Minum
d. Perawatan Kuku

B. KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

A. FASE ORIENTASI
1. Salam Terapeutik :
“selamat pagi bu. Perkenalkan saya perawat Fenilia Isnatus,saya senang dipanggil
Perawat Feni.Saya mahasiswa dari STIKes Tulungagung yang akan merawat ibu selama
7 hari ini. Hari ini saya dinas pagi dari jam 7 sampai jam 14 siang.Namanya ibu siapa?
Senang dipangil apa?”
2. Evaluasi/Validasi :
“Bagaimana perasaan ibu N pada hari ini? Apakah ibu sudah mandi ?”

26
3. Kontrak :
Topik : “Baiklah,bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang kebersihan
diri?Apakah ibu bersedia?”
Waktu : “ kita bisa bercakap-cakap sekitar 20 menit ya bu?”
Tempat : “ Kita bercakap ditaman saja ya bu,disana kondisinya lebih tenang’

B. FASE KERJA
1. Masalah Mandi
- “Berapa kali ibu mandi dalam sehari?”
- “Menurut ibu apa kegunaan mandi?”
- “Apa alasan ibu sehingga tidak merawat diri?”
- “Baik sekarang saya ingin mengetahui,menurut ibu apa manfaat kalau kita
menjaga kebersihan diri? dan apa saja alat untuk menjaga kebersihan diri?”
- “ benar sekali ibu,disaat kita akan melakukan kebersihan diri kita memerlukan
sabun,odol,sikat gigi,shampo,handuk.Dan kebersihan diri itu harus dilakukan
setiap hari ya bu.Mulai besok,saya akan membimbing ibu ya untuk melakukan
perawatan diri sehingga ibu nantinya lebih nyaman lagi,agar ibu juga tidak
merasakan gatal ya bu”
2. Masalah Berhias dan berpakaian
- “Ibu,merawat diri tidak hanya tentang ibu harus mandi,keramas maupun
mengosok gigi.Tapi ibu juga harus melakukan berhias.Seperti ibu harus menyisir
rambut ibu dan melakukan perawatan muka juga ya bu.Bisa ibu sebutkan apa
saja yang dibutuhkan untuk berdandan?”
- “Nah benar bu,ibu memerlukan sisir untuk menata rambut ibu,ibu memerlukan
bedak juga.Mungkin ibu jarang memakai lipstik ya,sehingga tadi tidak
disebutkan tetapi tidak papa,yang terpenting ibu bisa menyisir rambut dan
bedakan ya bu.Nanti ibu tambah cantik lagi.Mulai besok setelah mandi,saya akan
mengajari ibu untuk berdandan ya bu”
- “Untuk berpakaian ibu juga harus memperhatikan ya bu.Kalau baju harus dipakai
dibagian atas tubuh,dan untuk celana/rok dipakai dibawah ya.Besok saya akan
tunjukan juga cara berpakaian yang benar”
3. Masalah Makan/Minum
- “ Berapa kali ibu makan dan minum dalam sehari?”
- “Wah sudah bagusya bu untuk makan,ibu makan sudah 3kali sehari.kalau untuk

27
minumnya nanti bisa ditingkatkan lagi ya bu.Sekarang saya ingin
mendengar,menurut ibu bagaiamana cara makan yang baik?dan apa yang
dilakukan sebelum dan sesudah makan?”
- “ Baiklah bu,kita sudah berbicara banyak tentang kebersihan
diri,berdandan,berpakaian, makan dan minum.Sekarang bisa ibu ceritakan apa
saja yang saya sampaikan tadi?tentang bagaimana cara
mandi,berpakaian,berdandan,makan/minum yang tepat?”
- “Wah,ibu sudah bisa memahami tentang apa yang saya bicarakan.Besok tinggal
kita mempraktekan ya bu”

C. FASE TERMINASI

1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan


- Evaluasi Subjektif (Klien)
“ Bagaimana perasaan ibu N setelah kita berdiskusi tentang pentingnya kebersihan
diri,manfaat dan alat serta cara melakukan perawatan diri?”
- Evaluasi Objektif (Perawat)
“ Sekarang coba ibu ulangi apa saja alat untuk menjaga kebersihan diri? bagaimana
cara melakukan perawatan diri?,bagaimana cara melakukan kebersihan diri?. Bagus
sekali ibu menjawab pertanyaan dengan benar”

2. Rencana Tindak Lanjut


“ Ibu Nisa,tadi sudah saya jadwalkan kapan ibu melakukan praktek keperawatan diri
ya.Besok akan saya dampingi,jika ibu nantinya sudah bisa melakukan secara mandiri dan
tanpa diingatkan.Saya akan menulis M,dan jika belum saya tulis B.”
3. Kontrak yang akan datang
Topik : “ Bagaimana kalau besok,kita mempraktekan cara menjaga kebersihan diri
ya bu.Dan nantinya kita bisa lihat mana yang mampu ibu lakukan dan mana
yang belum mampu?’’
Waktu : “Bagaimana kalau jam 08.00?”
Tempat : “Di ruang flamboyan ya bu”

28
XVI. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama : Ny. N Ruang : Mawar RM No : 256xxxx

No Tanggal & Jam Implementasi Keperawatan Evaluasi


Dx
1 07-07-2021 Observasi S:
08.00 WIB 1. Mengidentifikasi kebiasaan - Px mengatakan
aktivitas perawatan diri sesuai sudah mau mandi
usia tanpa disuruh
walaupun masih
08.05 WIB 2. Memonitor tingkat kemandirian
1x/hari
08.15 WIB 3. Mengidentifikasi kebutuhan alat
bantu kebersihan diri, - Px mengatakan
berpakaian, berhias dan makan sudah mau
mengambil
makanan secara
Terapeutik
mandiri tetapi
08.20 WIB 4. Menyediakan lingkungan yang
terapeutik (Mis. Suasana masih ditemani
hangat,rileks, privasi) O:
- Kemampuan mandi
08.25 WIB 5. Menyiapkan keperluan pribadi px sedang
(Mis. Parfum, sikat gigi, dan
sabun mandi) - Kemampuan
mengenakan
08.35 WIB 6. Mendampingi melakukan pakaian cukup
perawatan diri sampai mandiri meningkat

08.45 WIB 7. Memfasilitasi kemandirian, - Px masih dibantu


bantu jika tidak mampu perawat untuk
melakukan perawatan diri berhias

08.50 WIB 8. Menjadwalkan rutinitas - Kemampuan


perawatan diri makan cukup
meningkat, px
Edukasi mampu mengambil
09.00 WIB 9. Menganjurkan melakukan makan secara
perawatan diri secara konsisten mandiri tetapi
sesuai kemampuan didampingi oleh
perawat

- keinginan
melakukan
perawatan diri px
sedang

29
- Kebersihan mulut
px sedang, gigi
masih terlihat
sedikit kotor

- Penampilan acak-
acakan cukup
menurun

- Kuku px masih
tampak kotor dan
panjang

A : Masalah teratasi
sebagian

P : Intervensi
dilanjutkan (2,4,6,7,9)

30
DAFTAR PUSTAKA

https://pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/DINO_SAPUTRA.pdf. Dikutip
pada tanggal 09 Juli 2021.

http://repository.ump.ac.id/8052/3/ADITIYA%20ANGGA%20MAULANA
%20BAB%20II.pdf. Dikutip pada tanggal 09 Juli 2021.

http://eprints.ums.ac.id/31102/14/NASKAH_PUBLIKASI.pdf. Dikutip pada


tanggal 09 Juli 2021.

http://eprints.ums.ac.id/34155/1/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf . Dikutip
pada tanggal 09 Juli 2021.

31

Anda mungkin juga menyukai