Anda di halaman 1dari 8

SAP DBD

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Disusun oleh

ARI WAHYUDI PUTRA

20150320013

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

I. TEMA : Modifiksi Lingkungan dengan Masalah


Demam Berdarah Dengue (DBD)
II. WAKTU : ± 20 menit

III. SASARAN : Desa Jetisharjo


IV. TEMPAT : Balai Desa Jetisharjo

V. TUJUAN UMUM
Setelah mengikuti penyuluhan mengenai Modifikasi Lingkungan
dengan Masalah Demam Berdarah Dengue selama ±20 menit peserta
dapat memahami cara Pengelolahan lingkungan mengenai DBD.

VI. TUJUAN KHUSUS


Setelah dilakukan penyuluhan rekan-rekan mahasiswa mampu
menjelaskan:
a. Devinisi DBD
b. Gejala penderita DBD
c. Penularan DBD
d. Upaya pencegahan dan Modifikasi Lingkungan penyakit DBD
e. Pengobatan DBD
VII. POKOK MATERI
a. Devinisi DBD
b. Gejala penderita DBD
c. Penularan DBD
d. Upaya pencegahan dan Modifikasi Lingkungan penyakit DBD
e. Pengobatan DBD
VIII. METODE
a. Ceramah
b. Tanya jawab
IX. MEDIA
- Power point
- LCD
- Laptop
X. KEGIATAN

NO KEGIATAN PENYULUH AUDIENCE WAKTU


1. Pendahuluan 1 Mengucapkan salam 1 Menjawab 2 Menit
pembukaan salam
2 Memperkenalkan diri 2 Memperhatikan
3 Apersepsi 3 Berpartisipasi
4 Mengkomunikasikan aktif
tujuan. 4 Memperhatikan

2. Isi Menjelaskan dan 1. Memperhatikan 16 Menit


menguraikan materi dan mencatat
tentang : penjelasan
penyuluh dengan
1 Devinisi DBD cermat
2 Gejala penderita 2. Menanyakan hal-
DBD hal yang belum
3 Penularan DBD jelas
4 Upaya pencegahan 3. Memperhatikan
dan Modifikasi jawaban dari
Lingkungan penyakit penyuluh
DBD
5 Pengobatan DBD

1. Memberikan
kesempatan kepada
peserta penyuluhan
untuk bertanya
2. Menjawab
pertanyaan peserta
penyuluhan yang
berkaitan dengan
materi yang belum
jelas.

3. Penutup 1. Menyimpulkan 1 Memperhatikan 2 Menit


materi yang telah kesimpulan dari
disampaikan materi
2. Melakukan evaluasi penyuluhan yang
mengakhiri kegiatan telah
disampaikan.
2 Menjawab
pertanyaan yang
telah dianjurkan
oleh penyuluh.
3 Menjawab salam

XI. Setting Tempat


Peserta duduk di depan penyaji dan penyaji berdiri di depan peserta
XII. Pengorganisasian
- Moderator :
- Penyaji :
- Notulen :
- Operator :
XIII. Evaluasi
Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan
saat Evaluasi yang diberikan berupa pertanyaan terbuka, antara lain:
a. Apa itu DBD?
b. Apa sajaa Gejala penderita DBD ?
c. Bagaimana Penularan DBD ?
d. Bagimana cara Upaya pencegahan dan Modifikasi Lingkungan
penyakit DBD?
e. Bagaimana cara Pengobatan DBD?
IX. LAMPIRAN MATERI
MATERI
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

1. Definisi
Demam Berdarah adalah salah satu penyakit infeksi yang serius dan
dikenal pula dengan sebutan DBD (Demam Berdarah Dengue). Penyakit
Demam Berdarah atauDengue Hemorrhagic Fever (DHF) ialah penyakit yang
disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
aegypti dan Aedes albopictus (Indrawan, 2001). Kedua jenis nyamuk ini terdapat
hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih
dari 1000 meter di atas permukaan air laut.
Penyakit ini mulanya lebih sering menyerang anak-anak, dibanding
orang dewasa ataupun kaum remaja. Tapi kini sudah merata, bisa menyerang
siapa saja tanpa batasan usia (Indrawan, 2001). Demam berdarah dapat
menyebabkan perdarahan yang hebat dan 30% kasus dapat menyebabkan
kematian.

2. Gejala Orang Terserang DBD


 Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38 – 40 derajat Celsius).
 Nyeri pada ulu hati.
 Terdapat bercak bintik merah di kulit yang tidak hilang walau ditekan,
ditarik, diregangkan dan lain sebagainya.
 Bisa mengeluarkan darah dari hidung (mimisan), muntah darah, dan
melalui buang air besar.
 Penderita bisa pucat, kadang sakit kepala, gelisah, ujung kaki dan ujung
tangan dingin.
 Pemeriksaan laboratorium: trombosit turun dan terjadi kenaikan
kekentalan darah. Ditandai dengan trombosit kurang dari 100.000/µl dan
hematokrit meningkat 20% lebih tinggi dari normal.
Pada gejala dini demam dengue biasanya sama dengan gejala flu, sehingga
sering kali menimbulkan kesalahan karena disangka flu. Orang yang terindikasi
terserang demam berdarah harus secepatnya diberi pertolongan medis dengan
dibawa ke puskesmas, dokter atau rumah sakit untuk diobati. Terlambat memberi
pertolongan pada penderita dbd dapat menyebabkan penderita meninggal dunia.

3. Penularan
Penularan DBD terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti / Aedes
albopictus betina yang sebelumnya telah membawa virus dalam tubuhnya dari
penderita demam berdarah lain. Nyamuk Aedes aegypti berasal dari Brazil dan
Ethiopia dan sering menggigit manusia pada waktu pagi dan siang.
Orang yang beresiko terkena demam berdarah adalah anak-anak yang
berusia di bawah 15 tahun, dan sebagian besar tinggal di lingkungan lembab, serta
daerah pinggiran kumuh. Penyakit DBD sering terjadi di daerah tropis, dan
muncul pada musim penghujan. Virus ini kemungkinan muncul akibat pengaruh
musim/alam serta perilaku manusia.

4. Upaya pencegahan penyakit DBD


Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian
vektornya, yaitu nyamuk Aedes aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut dapat
dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat, yaitu (Kristina,
dkk, 2008; Soeparmanto, 2006) :
a. Lingkungan
Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain
dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat,
modifikasi tempat perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia,
dan perbaikan desain rumah.
Sebagai contoh:
 Menguras bak mandi/penampungan air, sekurang-kurangnya sekali
seminggu.
 Mengganti/menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu
sekali.
 Menutup dengan rapat tempat penampungan air.
 Mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah
dan lain sebagainya.
b. Biologis
Pengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan
pemakan jentik (ikan adu/ikan cupang), dan bakteri (Bt.H-14).
c. Kimiawi
Cara pengendalian ini antara lain dengan (Kristina, dkk, 2008):
1 Pengasapan/fogging (dengan menggunakan malathion dan fenthion),
berguna untuk mengurangi kemungkinan penularan sampai batas waktu
tertentu.
2 Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan
air seperti, gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.
3 Cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit DBD adalah dengan
mengkombinasikan cara-cara di atas, yang disebut dengan “3M
Plus”, yaitu menutup, menguras, menimbun. Selain itu juga melakukan
beberapa plus seperti memelihara ikan pemakan jentik, menabur larvasida,
menggunakan kelambu pada waktu tidur, memasang kasa, menyemprot
dengan insektisida, menggunakan repellent, memasang obat nyamuk,
memeriksa jentik berkala, mengolesi tubuh dengan lotion anti nyamuk
dan lain-lain.

5. Pengobatan
Pengobatan terhadap penyakit ini terutama ditujukan untuk mengatasi
perdarahan, mencegah/mengatasi keadaan syok / presyok, yaitu dengan
mengusahakan agar penderita banyak minum, bila perlu dilakukan pemberian
cairan melalui infus. Demam diusahakan diturunkan dengan kompres dingin, atau
pemberian antipiretika.
Daftar Pustaka

Indrawan. 2001. Mengenal dan Mencegah Demam Berdarah. Edisi Pertama.


Bandung : Pionir Jaya. hal : 102

Kristina, dkk., 2008, Perilaku Pengobatan Sendiri yang Rasional pada


Masyaarkat Kecamatan Depok dan Cangkringan Kabupaten sleman
(online), (diakses 13 mei 2019).

Soeparmanto, P. 2006. Peningkatan Penanggulangan Penyakit DBD Berbasis


Masyarakat dengan Penyuluhan Kesehatan. Berita kedokteran
Masyarakat. Vol.22, No.2. Juni 2006

Anda mungkin juga menyukai