Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENYULUHAN

“GIZI PADA PASIEN HIPERTENSI”

Disusun Oleh :

dr. Hasanah

Pendamping :

dr. Salim Jindan

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BEKASI

DINAS KESEHATAN

PUSKESMAS WANASARI

2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang umum dijumpai di
masyarakat, dan merupakan penyakit yang terkait dengan sistem
kardiovaskuler. Hipertensi memang bukan penyakit menular, namun kita
juga tidak bisa menganggapnya sepele, selayaknya kita harus senantiasa
waspada. Tekanan Darah tinggi atau Hipertesi dan arterosclerosis
(pengerasan arteri) adalah dua kondisi pokok yang mendasari banyak
bentuk penyakit kardiovaskuler. Lebih jauh, tidak jarang tekanan darah
tinggi juga menyebabkan gangguan ginjal. Sampai saat ini, usaha-usaha
baik untuk mencegah maupun mengobati penyakit hipertensi belum
berhasil sepenuhnya, hal ini dikarenakan banyak faktor penghambat yang
mempengaruhi seperti kurang pengetahuan tentang hipertensi (pengertian,
klasifikasi, tanda dan gejala, sebab akibat, komplikasi) dan juga
perawatannya.
Saat ini, angka kematian karena hipertensi di Indonesia sangat
tinggi. Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke
dan tuberkulosis, yakni mencapai 6,7% dari populasi kematian pada
semua umur di Indonesia. Hipertensi merupakan gangguan sistem
peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas
normal, yaitu 140/90 mmHg. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
Balitbangkes tahun 2007 menunjukan prevalensi hipertensi secara nasional
mencapai 31,7% (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia).
Dari jumlah itu, 60% penderita hipertensi berakhir pada stroke.
Sedangkan sisanya pada jantung, gagal ginjal, dan kebutaan. Sementara di
dunia Barat, hipertensi justru banyak menimbulkan gagal ginjal, oleh
karena perlu diadakan upaya-upaya untuk menekan angka peyakit

2
hipertensi terlebih bagi penderita hipertensi perlu diberikan pengobatan
yang tepat agar tidak menimbukan komplikasi yang semakin parah.

1.2 Tujuan

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis memiliki beberapa


tujuan yang ingin dicapai sebagai tindakan preventif terhadap angka
kejadian hipertensi diantaranya:

 Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai penyakit hipertensi.


 Masyarakat dapat memahami gejala dan jenis-jenis hipertensi sehingga
dapat dilakukan pencegahan serta penanganan yang tepat terhadap
penyakit hipertensi.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Hipertensi didefinisikan oleh Joint National Commitee on Detection,


Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC) sebagai tekanan yang
lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan diklasifikasikan sesuai derajat
keparahannya, mempunyai rentang dari tekanan darah (TD) normal tinggi
sampai hipertensi maligna. Keadaan ini dikategorikan sebagai primer/esensial
(hampir 90 % dari semua kasus) atau sekunder, terjadi sebagai akibat dari
kondisi patologi yang dapat dikenali, sering kali dapat diperbaiki (Marilynn E.
Doenges, dkk, 1999).

Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari


120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg. Hipertensi sering
menyebabkan perubahan pada pembuluh darah yang dapat mengakibatkan
semakin tingginya tekanan darah (Arif Muttaqin, 2009). Menurut Bruner dan
Suddarth (2001) hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten
dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas
90 mmHg. Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan
sistolik di atas 160 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipertensi adalah meningkatnya tekanan
sistolik sedikitnya 140 mmHg dan diastolik sedikitnya 90 mmHg.

4
2.2 Klasifikasi

2.3 Penyebab
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kehilangan elastisitas pembuluh darah dan penyempitan lumen
pembuluh darah
Klasifikasi hipertensi menurut etiologinya:
a) Hipertensi primer : Konsumsi Na terlalu tinggi, Genetik, Stres psikologis
b) Hipertensi renalis : keadaan iskemik pada ginjal
c) Hipertensi hormonal
d) Bentuk hipertensi lain : obat, cardiovascular, neurogenik

2.4 Gambaran Klinis

Pada tahap awal, seperti hipertensi pada penurunan stroke umumnya


kebanyakan pasien tidak ada keluhan. Bila simtomatik, maka biasanya
disebabkan oleh:

a. Peninggian tekanan darah itu sendiri, seperti berdebar-debar, rasa


melayang (dizzy) dan impoten
b. Penyakit jantung/hipertensi vascular seperti cepat capek, sesak nafas,
sakit dada (iskemia miokard atau diseksi aorta), bengkak kedua kai atau
perut. Gangguan vascular lainnya adalah epistaksis, hematuria,
pandangan kabur karena perdarahan retina, transient serebral ischemic.

5
c. Penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder: polidipisia, poliuria,
dan kelemahan otot pada aldosteronisme primer, peningkatan BB
dengan emosi yang labil pada sindro Cushing. Feokromositoma dapat
muncul dengan keluhan episode sakit kepala, palpitasi, banyak keringat
dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy).

2.5 Pencegahan
- Menjaga berat badan ideal. Berat badan berlebih bisa membuat seseorang
lebih berisiko terserang hipertensi.
- Berolahraga secara rutin. Seseorang yang aktif berolahraga akan lebih
terhindar dari risiko terserang hipertensi. Lakukan jalan cepat atau
bersepeda 2-3 jam setiap minggu.
- Konsumsi makanan yang rendah lemak dan kaya serat. Misalnya, roti dari
biji-bijian utuh, beras merah, serta buah dan sayuran.
- Kurangi garam. Batasi dalam makanan, tidak lebih dari satu sendok teh.
- Kurangi konsumsi alkohol. Mengonsumsi lebih dari takaran alkohol yang
disarankan, bisa meningkatkan risiko hipertensi.
- Berhenti merokok. Meski rokok tidak menyebabkan hipertensi secara
langsung, tetapi rokok bisa membuat arteri menyempit, sehingga
meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
- Konsumsi kafein sesuai yang dianjurkan. Meminum lebih dari empat
cangkir kopi sehari bisa meningkatkan risiko hipertensi.

2.6 Pengobatan
- Diuretik. Obat ini bekerja membuang kelebihan garam dan cairan di
tubuh melalui urine. Di antara jenis obat diuretik adalah
hydrochlorothiazide.
- Antagonis kalsium. Antagonis kalsium menurunkan tekanan darah
dengan melebarkan pembuluh darah. Beberapa contoh obat ini adalah
amlodipine dan nifedipine.

6
- Beta blocker. Berfungsi menurunkan tekanan darah dengan melebarkan
pembuluh dan memperlambat detak jantung. Contoh obat golongan beta-
blocker adalah atenolol dan bisoprolol.
- ACE inhibitor. ACE inhibitor menurunkan tekanan darah dengan cara
membuat dinding pembuluh darah lebih rileks. Contoh obat golongan ini
adalah captopril dan ramipril.
- Angiotensin-2 receptor blocker (ARB). Fungsi obat ini hampir sama
dengan ACE inhibitor yaitu membuat dinding pembuluh darah menjadi
rileks, sehingga kedua obat tersebut tidak boleh diberikan secara
bersamaan. Contoh obat ini adalah losartan dan valsartan.
- Penghambat renin. Obat ini berfungsi menghambat kerja renin, yaitu
enzim yang dihasilkan ginjal dan berfungsi menaikkan tekanan darah.
Contoh obat penghambat renin adalah aliskiren.

7
BAB III

METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1 Bentuk Kegiatan

Kegiatan dilakukan di Ruang tunggu Puskesmas Wanasari berupa


penyuluhan tentang hipertensi. Kegiatan dimulai pada pukul 07.25 berupa
persiapan dan materi dimulai pukul 07.30 WIB dihadiri kurang lebih 30
orang yang hendak berobat dengan metode penyuluhan kuantitatif dengan
cara menerangkan materi kepada peserta penyuluhan dan disajikan dengan
menggunakan powerpoint. Kemudian acaradilanjutkan dengan tanya
jawab mengenai materi yang telah disampaikan.

3.2 Sasaran Kegiatan

Seluruh pengunjung Puskesmas Wanasari yang hendak berobat.

3.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan penyuluhan dilaksanakan pada :

Hari/tanggal : Senin, 19 februari 2018

Waktu : 07.30-08.00 WIB

Tempat : Ruang tunggu Puskesmas Wanasari

8
BAB IV

HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN

4.1 Hasil Pelaksanaan

Kegiatan penyuluhan dimulai pada jam 07.30-08.00 pada hari


Senin di Ruang tunggu Puskesmas. Perserta penyuluhan yang sudah
berada di Puskesmas dipersilahkan mengisi daftar hadir. Peserta yang
hadir terdiri dari berbagai jenjang umur. Terlihat antusiasme dari para
peserta terutama ketika dijelasakan tentang cara pencegahan penyakit
hipertensi. Setelah penyuluhan didapatkan beberapa pertanyaan dari
peserta yakni efek samping obat hipertensi, obat terbaik untuk pasien
hipertensi dan asupan garam yang dibutuhkan perhari pada pasien
hipertensi.

4.2 Hasil Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan

Dalam pelaksanaan penyuluhan perlu dipertimbangkan waktu.


materi, sasaran, metode yang dilakukan serta sarana dan prasarana yang
digunakan. Pemilihan waktu yang tepat serta penyediaan sarana yang
memadai dan tepat guna akan membuat penyuluhan menjadi lebih efektif,
untuk itu diperlukan pertimbangan mengenai waktu yang cukup dan
tempat yang nyaman agar tujuan yang dimaksud dalam penyuluhan
tersampaikan dengan baik.

9
DAFTAR PUSTAKA

.
1. Gray, Huon, H. Lecture Notes Kardiologi. Edisi Keempat. Erlangga. Jakarta: 2002.
2. Sudjono, Hadi. Buku ajar gastroenterohepatologi
3. Sudoyo, Aru, W. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Edisi Keempat. FKUI.
Jakarta: 2007.
4. The joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and treatment of
High Bloodpressure (JNC VII)

10
DAFTAR PERTANYAAN PESERTA PENYULUHAN

“OBATI HIPERTENSI”

Nama Penyuluh : dr. Hasanah

Judul Penyuluhan : Obati Hipertensi

Hari/Tanggal : senin, 19 februari 2018

Daftar Pertanyaan :

1. Apakah boleh konsumsi obat darah tinggi seumur hidup?


2. Obat hipertensi apa yang terbaik untuk di konsumsi?
3. Penyebab darah tinggi salah satunya karena asupan garam berlebih, bagaimana
cara mengurangi asupan garam?

Jawaban Pertanyaan :

1. Hipertensi merupakan penyakit yang kronik. Penyakit ini tidak dapat disembuhkan, tetapi
dapat dikontrol / dikendalikan. Untuk mengendalikannya ada 2 cara :

- Terapi non-obat 9perubahan pola hidup)


o menurunkan berat badan jika berlebih
o menurunkan asupan natrium / sodium (garam, makanan yang asin, penyedap
rasa MSG)
o olahraga teratur
o istirahat cukup
o hindari stress
o mengurangi makanan tinggi lemak dan kolesterol
o menghentikan rokok, alkohol dan kafein (kopi, soda, minuman berenergi)

- Terapi dengan obat

11
Semua pasien hipertensi harus menjalani perubahan pola hidup, jika tidak terkontrol,
maka perlu pemberian obat. Jadi jika seorang penderita darah tinggi kemudian
menjalani perubahan pola hidup dan kemudian tekanan darahnya menjadi normal, ya
tidak perlu obat. Akan tetapi perlu dicatat, terutama pada pasien dengan tekanan
darah tinggi, biasanya stage II (> 160/90) , perubahan pola hidup meski dapat
membantu seringkali tidak dapat membuat tekanan darah sampai normal.

2. Setiap obat darah tinggi memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing serta
memiliki kecocokan dengan profil pasien tertentu. Misalnya obat darah tinggi terbaik
pada seorang pasien yang pernah terkena serangan jantung akan berbeda dengan pasien
yang memiliki gangguan ginjal. Dengan demikian, sebelum mulai menggunakan obat
darah tinggi, sebaiknya berkonsultasilah pada dokter terlebih dahulu.

3. Kita membutuhkan sekitar 500 miligram garam sehari bagi tubuh untuk berfungsi.
Namun, kebanyakan orang mengonsumsi sekitar 10 kali dari jumlah tersebut setiap hari.
Jumlah garam yang disarankan untuk orang dengan tekanan darah tinggi adalah sekitar
1500 miligram per hari. Setiap pengurangan asupan garam akan membantu menjaga
kesehatan. Cara menurunkan asupan garam yaitu pada makanan olahan biasanya dengan
menggunakan garam sebagai aditif. Hampir 80% dari asupan garam harian rata-rata
orang berasal dari makanan olahan. Jika kita hanya makan makanan alami dan membatasi
penggunaan garam meja, kita akan mampu untuk menghilangkan kelebihan garam dalam
diet kita.

12
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Nama Penyuluh : dr. Hasanah

Judul Penyuluhan : Obati Hipertensi

Hari/Tanggal : senin, 19 februari 2018

No Waktu Acara
1. 07.20-07.30 Persiapan Penyuluhan
2. 07.30-07.35 Pembukaan
3. 07.35-07.45 Materi Penyuluhan
4. 07.45-07.55 Sesi Tanya Jawab
5. 07.55-08.00 Penutupan

13
DOKUMENTASI PENYULUHAN

“OBATI HIPERTENSI”

SENIN,19 FEBRUARI 2018 oleh dr. Hasanah

14

Anda mungkin juga menyukai