Anda di halaman 1dari 3

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penyakit pada ayam kampung


Ascaridiasis
Infeksi Ascaridia disebabkan oleh Ascaridia galli, Ascaridia dissimilis, Ascaridia
numidae, Ascaridia columbae, Ascaridia compar, dan Ascaridia bonasae. Selain berparasit
pada ayam, Ascaridia galli ditemukan juga pada kalkun, merpati, itik, dan angsa.
Ascaridiasis adalah infeksi yang menyerang unggas dan disebabkan oleh cacing Ascaridia
galli. Infeksi cacing Ascaridia galli dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang besar
(Pabala et al., 2017). Infeksi cacing nematoda Ascaridia galli (A. galli) pada unggas
tersebar luas di seluruh dunia pada unggas domestikasi maupun unggas liar (Soulsby,
1982).
Ascaridia galli
Etiologi
Ascaridia galli cacing dengan panjang hingga 12 cm di dalam usus ayam dan merpati
(Melhorn, 2008). Cacing ini merupakan cacing nematoda terbesar pada ayam, berwarna
keputihan, berlokasi di usus halus. Cacing menyebabkan penyakit serius pada ayam umur
3-4 minggu. Cacing jantan lebih kecil dari pada cacing betina. Cacing jantan memiliki
ukuran Panjang 50-76 mm, sedangkan cacing betina memiliki panjang 72-116mm, telur
berbentuk elips dengan dinding sel tebal berukuran 77-94 x 43-55µm. Cacing memiliki 3
buah bibir yang berkembang dengan baik (Prastowo, 2014).

Gambar 1. Morfologi secara makroskopik cacing Ascaridia galli (Prastowo, 2014).


B. Cara penularan
Ascaridia galli memiliki siklus hidup langsung. Cacing tanah yang mengandung
telur infektif cacing dapat bertindak sebagai hospes paratenik. Siklus dimulai dengan
adanya cacing dewasa di usus halus ayam mengeluarkan telur cacing Bersama dengan
feses, kemudian telur di lingkungan akan berkembang menjadi telur infektif berisi larva 2.
Telur yang berisi L-2 akan termakan oleh ayam. Di dalam usus, telur akan menetas menjadi
larva didalam lumen usus (10 hari PI), lalu masuk kedalam mukosa usu sampai 17 hari.
Larva kemudian kembali lagi ke dalam lumen usus dan menjadi cacing dewasa (6-8
minggu) (Prastowo, 2014). Patogenesis cukup besar, karena bakteri superinfeksi lesi
dinding usus. Anemia sering terjadi (Melhorn, 2008).
Infeksi cacing A. galli biasanya menimbulkan kerusakan yang parah pada
intestinum selama bermigrasi pada fase jaringan. Migrasi ini terjadi di lapisan mukosa
intestinum dan menyebabkan terjadinya enteritis hemoragika, gangguan proses digesti, dan
penyerapan nutrisi sehingga akan berpengaruh terhadap elektrolit dan gambaran darah
ayam (Tabbu, 2002).

Gambar 2. Siklus hidup cacing Ascaridia galli (Prastowo, 2014)


C. Gejala klinis
lnfeksi dan cacing A. galli sering menyebabkan penurunan tingkat pertumbuhan
dan penurunan berat badan. Hal ini kemungkinan dihubungkan dengan kerusakan mukosa
intestinum yang menyebabkan kehilangan darah dan menyebabkan infeksi sekunder. Berat
ringannya kerusakan mukosa intestinum tergantung pada jumlah cacing di dalam
intestinum (Prastowo, 2014). Pada ayam petelur menyebabkan produksi telur menurun
dengan kuning telur berwarna pucat. Pada kasus yang parah, biasanya pada invasi larva
didalam duodenum dalam jumlas banyak menyebabkan hemoragi dan enteritis sehingga
ayam menjadi anemia, diare, kurus dan lemah (Prastowo, 2015).
D. Perubahan patologi (makroskopik dan mikroskopik)
Infeksi cacing menyebabkan terjadinya perdarahan kronis karena larva yang
bermigrasi menimbulkan kerusakan gastrointestinal diantaranya gastritis, enteritis, dan
ulcerasi tracktus digestivus yang akhirnya menyebabkan suatu keadaan yang disebut
kehilangan darah kronis (Prastowo, 2015). Infeksi cacing juga menyebabkan terjadinya
pengurasan cairan makanan dan penyumbatan usus oleh cacing gelang dan cacing pita serta
adanya bungkul-bungkul pada usus (Tabbu, 2002).

Daftar Pustaka:
Melhorn, H. 2008. Encyclopedia of Parasitology. New York: Springer
Pabala, M.K., Apsari, J.A.P., Sulabda, I.N. 2017. Prevalensi dan Intensitas Infeksi
Cacing Ascaridia galli pada Ayam Buras di Wilayah Bukit Jimbaran, Bandung.
Indonesia Medicus Veterinus 6(3): 198-205
Prastowo, J., dan Priyowidodo, D. 2014. Penyakit Parasit pada Unggas. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press
Prastowo, J., Ariyadi, B. 2015. Pengaruh Infeksi Cacing Ascaridia galli terhadap
Gambaran Darah dan Elektrolit Ayam Kampung (Gallus Domesticus). Jurnal
Medika Veterinaria Vol. 9 (1): 12-17
Soulsby, E.J.L. 1982. Helminth Arthropods dan Protozoa of Domesticated Animals 7th
Editions Hal 631-633, 670-681. London: Bailliere Tindal
Tabbu, C.R. 2002. Penyakit Ayam dan Penanggulangannya. Yogyakarta:
Penerbit Kanisius

Anda mungkin juga menyukai