Anda di halaman 1dari 6

Perkembangan Islam di Afrika

A. Mesir

Di antara negara-negara di Benua Afrika lainnya , Mesir tak pelak lagi


menjadi negara yang sangat penting dalam perkembangan Islam. Mesir adalah
Negara dengan peradaban yang tinggi sejak sebelum Islam. Mesir mengakui
Islam sebagai agama Negara sejak tahun 1980. Jumlah kaum muslimin
mencapai 90% dari total 77.400.000 penduduk Mesir pada tahun 2009. Oleh
sebab itu, jumlah penduduk muslim di Mesir mencapai 69.600.000 jiwa.

Islam menyentuh wilayah Mesir pada 628 Masehi. Ketika itu Rasulullah
mengirim surat pada Gubernur Mukaukis yang berada di bawah kekuasaan
Romawi, mengajak masuk Islam. Rasul bahkan menikahi gadis Mesir, Maria.
Islam masuk ke Mesir pada masa Khalifah Umar bin Khattab ketika ia
memerintahkan Amr bin As mendudukinya. Amr bin As kemudian menjadi
gubernur di Mesir (632-660). Setelah masa itu, berbagai dinasti berkuasa di
Mesir. Beberapa dinasti itu adalah Dinasti Umayyah, Dinasti Abbasiyah, dan
Dinasti Tulun (868-905). Dinasti Ikhsidiyah (935-969), Dinasti Fatimiyah (909-
1171), Dinasti Ayyubiyah (1174-1250), dan Dinasti Mamluk (1250-1517). Pada
masa sesudahnya Mesir menjadi bagian Kerajaan Turki Usmani.

Abad modern (1805-1917) dimulai dengan pemerintahan Muhammad Ali


Pasya. Selanjutnya pemerintahan diteruskan Said Pasya dan Ismail Pasya.
Antara 1914-1922, Mesir menjadi protektorat Inggris. Pada tahun 1922, Mesir
merdeka dari Inggris dan berbentuk monarki konstitusional. Pada tahun 1953,
Mesir berubah menjadi republic setelah terjadinya revolusi yang dipimpin oleh
Jenderal Muhammad Naquib.
Mesir memberikan sumbangan penting terhadap Islam dalam bidang ilmu
pengetahuan, pendidikan, dan kebudayaan. Sejak masa Dinasti Fatimiyah,
Kairo menjadi pusat intelektual dan pendidikan dunia Islam. Di sana terdapat
Universitas al-Azhar yang merupakan universitas tertua di dunia. Universitas
tersebut didirikan oleh Jauhar Katib as-Siqqili pada tahun 972. Khalifah al-
Hakim dari Dinasti Fatimiyah mendirikan Darul Hikmah sebagai pusat
pengajaran ilmu kedokteran dan astronomi. Pada masa itulah muncul Ibnu
Yunus (958-1009), seorang astronom, dan Ibnu Haitam (965-1039), seorang
tokoh fisika dan optik.

Pada awal abad ke-20, Muhammad Abduh mengadakan pembaruan dalam


bidang pendidikan. Hal itu menumbuhkan berbagai universitas lain di samping
al-Azhar. Beberapa di antaranya adalah Universitas Ain Syams di Kairo
(1950), Universitas Tanta (1972), Universitas Asyut (1975), dan Universitas
Suez (1976).

B. Tunisia

Tunisia adalah Negara kecil yang terletak di kawasan Afrika Utara. Tunisia
juga merupakan negara Islam. Negara yang bersebelahan dengan Al-Jazair dan
Libya ini pernah dijajah oleh Perancis kurang lebih 75 tahun. Ibnu Khaldun,
Khairuddin at-Tunisi, Muhammad Talbi, Rachid Ghannouci adalah tokoh-tokoh
Islam yang berasal dari Negara ini.

Tunisia mempunyai peranan besar dalam sejarah perkembangan Islam.


Melalui lembaga pendidikan Jamiyah Zaitunah, yang kemudian berubah
menjadi Institut Ilmu-ilmu Islam, kader-kader ulama dididik dan dilatih agar
kemudian menjadi ulama besar. Lembaga pendidikan tersebut berada dalam
pengarahan dan pengawasan pemerintah Tunisia.
Tunisia aktif dalam Organisasi Konfrerensi Islam (OKI), dan ikut
menentukan pengambilan keputusan tentang kebijakan-kebijakan diplomasi
Timur Tengah, terutama yang menyangkut konflik di Timur Tengah, khususnya
konflik Palestina dan Israel.

Proses Masuk Islam di Tunisia

Tidak begitu banyak sejarah yang bias didapat untuk menyelusuri masuknya
Islam ke negeri ini. Namun sedikit fakta sejarah menunjukkan bahwa Islam
mulai masuk dan berkembang di Tunisia pada masa Daulah Umayah tatkala
mulai melebar kekuasaannya ke Barat hingga Tunisia. Artinya, Tunisia adalah
tanah kharajiyah, tanah yang ditaklukkan oleh kaum Muslim.

Pada abad ke-7 sesudah Masehi, Kekhilafahan Umayah di Damaskus di


bawah komandan Uqbah bin Nafi seorang sahabat Rasulullah SAW
mengirimkan para mubalig dan pasukannya kearah Afrika Utara masuk Tunisia
bersama pasukannya. Tahun 647 M pasukan Uqbah r.a. berhasil menaklukkan
Sbeitla (Sufetula) yang menandai bermulanya era Arab-Islam di Tunisia. 13
tahun kemudian, yaitu pada tahun 670 M (50 H ) Uqbah r.a. berhasil
menaklukkan kota Kairouan dan kemudian menjadikannya sebagai ibu kota
pemerintahan dan pusat penyebaran Islam di wilayah Afrika Utara. Tahun 683,
komandan Uqbah beserta seluruh tentaranya berhasil menaklukkan kota
Kiwaran (selatan Tunisia) yang sekarang disebut Maroko dan mendirikan
masjid pertama di Afrika.

Sejak saat itu perkembangan Islam di Tunisia setapak demi setapak mulai
menunjukkan hasilnya. Keyakinan-keyakinan warga setempat pada agama dan
kepercayaan dari nenek moyang mereka, termasuk budaya-budaya jahiliyah
lainnya, sedikit demi sedikit terkikis habis. Setelah berbenturan dengan
pemahaman Islam, masyarakat mulai sadar bahwa apa yang mereka telah
lakukan selama ini adalah suatu perbuatan yang bodoh dan menyesatkan.
Mereka merasa mendapatkan sesuatu yang lain tatkala mereguk manisnya
Islam. Islam telah memberikan pencerahan sekaligus menyejukkan hati dan
menenteramkan jiwa mereka. Agama Islam mendapatkan sambutan yang luar
biasa.

Pada 698 M, pasukan Islam di bawah pimpinan Hassan bin an-Numandan


Musa bin Nashr berhasil menaklukkan Carthage. Islam kemudian berkembang
pesat di Tunisia. Bahkan pada tahun 711 M masa keemasan Dinasti
Umawiyah agama Islam telah tersebar kedaratan Eropa dengan berhasil
menaklukkan Andalusia di Spanyol dan kawasan Iberia di sekitarnya.

Padatahun 748 M, Dinasti Umawiyah digantikan oleh Dinasti Abbasiah.


Peristiwa ini menyebabkan Tunisia terlepas dari pengawasan pusat
kekhalifahan, namun kemudian dapat dikuasai lagi oleh Dinasti Abbasiah pada
tahun 767 M. Padatahun 800 M, Ibrahim Ibn Aghlab ditunjuk sebagai Gubernur
Afrika Utara yang berkedudukan di Kairouan. Padamasaini, Mesjid Agung
Ezzitouna didirikan di kotaTunis.

Masa-masa selanjutnya adalah era kejayaan peradaban Islam di Tunisia dan


kawasan Arab Maghribi. Dinasti Aghlabiah (767-910), Fatimiah (910-973),
Ziridiah (973-1062), Almohad (1159-1228) dan Hafsiah (1230-1574) silih
berganti memegang tampuk kekuasaan di Tunisia, hingga masuknya Tunisia
dalam wilayah Khilafah Utsmaniah (1574-1591). Di masa Khilafah
Utsmaniahini, Tunisia menjadi wilayah otonom di bawah pemerintahan Dinasti
Dey (1591-1659), Mouradi (1659-1705) dan Huseini (1705 1957). Karena
itulah, Kairouan dan Mahdia kini menjadi kota tujuan wisata sejarah Islam
terpenting di Tunisia, selain Masjid Ezzitouna di kota Tunis. Di Kairouan dan
Mahdia, kita bias mengunjungi masjid-masjid tua, benteng, makam para ulama
serta istana sisa peninggalan peradaban Islam.

Semenjak itu Tunisia diperintah oleh penguasa-penguasa Islam. Kemudian


padatahun 1881 M. Muhammad Sadiq, raja dari kerajaan Hunaisiyah, menyerah
pada Prancis. Dan Tunisia menjadi jajahan Perancis sampai dengan
memperoleh kemerdekaannya pada tahun 1965 M.

C. Uganda
Perkembangan Islam di Uganda cukup pesat. Masuknya Islam di negeri ini
diperkirakan sekitar tahun 1844 melalui perdagang yaitu Ahmad Ibrohim, Idi
Amin. Idi Amin dianggap sebagai pendiri Uganda Muslim Supreme Cauncil
(UMSC) pada tahun 1974. Ia juga berhasil mengundang Raja Faisal pada
peletakan batu pertama pembangunan Masjid nasional di Old Kampala. Beliau
juga membawa Uganda menjadi Organisasi konferensi Islam (OKI). Saat ini
sekitar 15 % penduduk Uganda memeluk agama Islam.
Islam masuk ke Uganda di akhir tahun 1844, ketika Ahmed Ibn Ibrahim tiba
di istana Kabaka. Selain itu, juga dipercaya bahwa Muslim Arab atau Swahili
lainnya sampai di Buganda di akhir tahun 1830an, di masa kekuasaan Raja
Suuna II. Mungkin juga Islam telah masuk ke Uganda jauh sebelumnyamelalui
axis utara, dari Mesir dan Sudan. Yang tidak menjadi perdebatan adalah fakta
bahwa Islam masukke Uganda setidaknya 33 tahun lebih dulu dari pada
Kristen.
Meskipun Islam tidak diperkenalkan di Uganda melalui sebuah system
dakwah yang terorganisir dengan baik, banyak warga Uganda termasuk Raja
Mutesa I yang akhirnya memeluk Islam, Islam memang diajarkan di istana Raja
Suuna II. Raja bahkan menerima satu kopi Al Quran dan ketika ia wafat, Raja
Suuna telah menghafalkan empat juz Al Quran. Mutesa I tidak masuk Islam tapi
juga mempelajari Islam, menjadikan istananya di Banda sebagai Pusat
Pendidikan Islam yang pertama.
Kedatangan misionaris masyarakat misionaris Gereja (CMS) di Buganda
tahun 1877 dan Bapa-Bapa Kulit Putih tahun 1879 membuka sebuah era baru.
Tak lama setelah itu, keyakinan Mutesal dalam Islam ternodai dan konflik
religius pun muncul yang berujung pada perang antar agama. Kaum Muslim
melawan dengan gagah berani namun akhirnya kalah. Pada tanggal 18 Oktober
1888, kaum Muslim mengalahkan umat Kristen dan memaksa mereka keluar
dari ibukota Buganda. Kelompok Kristen itu pun melarikan diri ke Ankole
untuk mengorganisir kelompoknya dan kembali.
Kekuatan gabungan umat Kristen dan Mwanga akhirnya mengalahkan kaum
Muslim dalam pertempuran di Bankabiira, Kitebi, danBalwaanyi. Umat Kristen
mengambil alih Buganda dan pengaruh Eropa memperoleh landasan yang kuat
dalam wilayah perpolitikan Buganda dan akhirnya Uganda.
Banyak kaum Muslim yang kemudian melakukan hijrah yang membuat
Islam tersebar keluar Buganda. Kepindahan umat Islam sebagai reaksi
kekalahan dalam perang akhirnya malah menjadi pencapaian besar dalam
perangantar agama. Kaum Muslim mengubah kekalahan menjadi peluang untuk
menanam benih-benih Islam yang perbatasannya meluas hingga di luar kerajaan
Buganda.

Anda mungkin juga menyukai