A. Mesir
Islam menyentuh wilayah Mesir pada 628 Masehi. Ketika itu Rasulullah
mengirim surat pada Gubernur Mukaukis yang berada di bawah kekuasaan
Romawi, mengajak masuk Islam. Rasul bahkan menikahi gadis Mesir, Maria.
Islam masuk ke Mesir pada masa Khalifah Umar bin Khattab ketika ia
memerintahkan Amr bin As mendudukinya. Amr bin As kemudian menjadi
gubernur di Mesir (632-660). Setelah masa itu, berbagai dinasti berkuasa di
Mesir. Beberapa dinasti itu adalah Dinasti Umayyah, Dinasti Abbasiyah, dan
Dinasti Tulun (868-905). Dinasti Ikhsidiyah (935-969), Dinasti Fatimiyah (909-
1171), Dinasti Ayyubiyah (1174-1250), dan Dinasti Mamluk (1250-1517). Pada
masa sesudahnya Mesir menjadi bagian Kerajaan Turki Usmani.
B. Tunisia
Tunisia adalah Negara kecil yang terletak di kawasan Afrika Utara. Tunisia
juga merupakan negara Islam. Negara yang bersebelahan dengan Al-Jazair dan
Libya ini pernah dijajah oleh Perancis kurang lebih 75 tahun. Ibnu Khaldun,
Khairuddin at-Tunisi, Muhammad Talbi, Rachid Ghannouci adalah tokoh-tokoh
Islam yang berasal dari Negara ini.
Tidak begitu banyak sejarah yang bias didapat untuk menyelusuri masuknya
Islam ke negeri ini. Namun sedikit fakta sejarah menunjukkan bahwa Islam
mulai masuk dan berkembang di Tunisia pada masa Daulah Umayah tatkala
mulai melebar kekuasaannya ke Barat hingga Tunisia. Artinya, Tunisia adalah
tanah kharajiyah, tanah yang ditaklukkan oleh kaum Muslim.
Sejak saat itu perkembangan Islam di Tunisia setapak demi setapak mulai
menunjukkan hasilnya. Keyakinan-keyakinan warga setempat pada agama dan
kepercayaan dari nenek moyang mereka, termasuk budaya-budaya jahiliyah
lainnya, sedikit demi sedikit terkikis habis. Setelah berbenturan dengan
pemahaman Islam, masyarakat mulai sadar bahwa apa yang mereka telah
lakukan selama ini adalah suatu perbuatan yang bodoh dan menyesatkan.
Mereka merasa mendapatkan sesuatu yang lain tatkala mereguk manisnya
Islam. Islam telah memberikan pencerahan sekaligus menyejukkan hati dan
menenteramkan jiwa mereka. Agama Islam mendapatkan sambutan yang luar
biasa.
C. Uganda
Perkembangan Islam di Uganda cukup pesat. Masuknya Islam di negeri ini
diperkirakan sekitar tahun 1844 melalui perdagang yaitu Ahmad Ibrohim, Idi
Amin. Idi Amin dianggap sebagai pendiri Uganda Muslim Supreme Cauncil
(UMSC) pada tahun 1974. Ia juga berhasil mengundang Raja Faisal pada
peletakan batu pertama pembangunan Masjid nasional di Old Kampala. Beliau
juga membawa Uganda menjadi Organisasi konferensi Islam (OKI). Saat ini
sekitar 15 % penduduk Uganda memeluk agama Islam.
Islam masuk ke Uganda di akhir tahun 1844, ketika Ahmed Ibn Ibrahim tiba
di istana Kabaka. Selain itu, juga dipercaya bahwa Muslim Arab atau Swahili
lainnya sampai di Buganda di akhir tahun 1830an, di masa kekuasaan Raja
Suuna II. Mungkin juga Islam telah masuk ke Uganda jauh sebelumnyamelalui
axis utara, dari Mesir dan Sudan. Yang tidak menjadi perdebatan adalah fakta
bahwa Islam masukke Uganda setidaknya 33 tahun lebih dulu dari pada
Kristen.
Meskipun Islam tidak diperkenalkan di Uganda melalui sebuah system
dakwah yang terorganisir dengan baik, banyak warga Uganda termasuk Raja
Mutesa I yang akhirnya memeluk Islam, Islam memang diajarkan di istana Raja
Suuna II. Raja bahkan menerima satu kopi Al Quran dan ketika ia wafat, Raja
Suuna telah menghafalkan empat juz Al Quran. Mutesa I tidak masuk Islam tapi
juga mempelajari Islam, menjadikan istananya di Banda sebagai Pusat
Pendidikan Islam yang pertama.
Kedatangan misionaris masyarakat misionaris Gereja (CMS) di Buganda
tahun 1877 dan Bapa-Bapa Kulit Putih tahun 1879 membuka sebuah era baru.
Tak lama setelah itu, keyakinan Mutesal dalam Islam ternodai dan konflik
religius pun muncul yang berujung pada perang antar agama. Kaum Muslim
melawan dengan gagah berani namun akhirnya kalah. Pada tanggal 18 Oktober
1888, kaum Muslim mengalahkan umat Kristen dan memaksa mereka keluar
dari ibukota Buganda. Kelompok Kristen itu pun melarikan diri ke Ankole
untuk mengorganisir kelompoknya dan kembali.
Kekuatan gabungan umat Kristen dan Mwanga akhirnya mengalahkan kaum
Muslim dalam pertempuran di Bankabiira, Kitebi, danBalwaanyi. Umat Kristen
mengambil alih Buganda dan pengaruh Eropa memperoleh landasan yang kuat
dalam wilayah perpolitikan Buganda dan akhirnya Uganda.
Banyak kaum Muslim yang kemudian melakukan hijrah yang membuat
Islam tersebar keluar Buganda. Kepindahan umat Islam sebagai reaksi
kekalahan dalam perang akhirnya malah menjadi pencapaian besar dalam
perangantar agama. Kaum Muslim mengubah kekalahan menjadi peluang untuk
menanam benih-benih Islam yang perbatasannya meluas hingga di luar kerajaan
Buganda.