TINJAUAN PUSTAKA
melihat, karena sesuatu yang disegani ataupun dihormati. Yang pada umumnya
lingkup yang luas, lingkungan maupun dalam lingkup yang kecil yaitu terhadap
para pakar ilmu hewan Eropa, khususnya Konrad Lorenz (1903-1989). Etologi
evolusi dan ditandai oleh periode penting atau peka. Konsep periode penting
(critical period), adalah suatu periode tertentu yang sangat dini dalam
etologi untuk belajar dengan cepat dan alamiah dalam satu periode waktu yang
kritis yang melibatkan kedekatan dengan obyek yang dilihat bergerak pertama
kali.
Para Etologis adalah para pengamat perilaku yang teliti, dan mereka yakin
memandang terhadap sesuatu yang dia hormati maupun segani, dalam berbagai
macam aspek kehidupan, dalam hal ini hewan. Bagaimana seorang memandang
ditingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain yang
bertindak. Berpikir kritis dan bertindak dengan cepat dan tepat merupakan sifat
yang cenderung melekat pada diri setiap mahasiswa, yang merupakan prinsip
Mahasiswa adalah manusia yang tercipta untuk selalu berpikir yang saling
itu sendiri, karena pada kenyataanya banyak diantara mahasiswa itu sendiri yang
Ternak adalah hewan yang dengan sengaja dipelihara sebagai sumber pangan,
sumber bahan baku industri, atau sebagai pembantu pekerjaan manusia. Usaha
kelompok hewan tertentu) dan merupakan bagian dari kegiatan pertanian secara
umum.
hidup serta fisiologinya telah berubah secara signifikan. Saat ini begitu banyak
hewan ternak yang tidak mampu hidup di alam liar. Anjing didomestikasikan di
Asia Timur 15000 tahun yang lalu. Kambing dan domba didomestikan di Asia
8000 tahun yang lalu. Babi didomestikasikan 7000 tahun yang lalu di Timur
dunia, dan bervariasi pula antara jenis hewan. Hewan ternak umumnya dipelihara
di dalam kandang dan diberi makan atau diberikan akses menuju makanan
hewan memilih kapan akan masuk kandang (jelajah bebas). Pemeiharaan hewan
ternak dalam sejarah merupakah bagian dari kehidupan kaum nomaden yang
Kandang hewan memiliki bentuk dan jenis yang bervariasi, mulai dari pagar
tertutup tanpa atap, hingga bangunan bertingkat dengan atap dan memiliki
ternak untuk tidur dan diberi makan; jenis kandang lain diperuntukan khusus
pabrik).
Hewan ternak dapat dipantau dengan berbagai cara seperti penggunaan label
(dicat di atas kulit hewan atau digantung di telinga) atau dengan cara yang modern
seperti penggunaan RFID yang ditanam di bawah kulit. Implan microchip juga
dapat ditanam di dalam tubuh hewan ternak untuk memantau kondisi hewan
gejala sakit.
hewan ternak juga dilakukan, namun dibatasi karena dapat mengganggu kesehatan
hewan dan kualitas produk hewan yang dihasilkan. Bahan kimia lain yang
secara alami hewan ternak tidak mampu membersihkan diri di dalam kandang
yang sempit.
2.4.1. Etiologi
hepatica dan Fasciola gigantica. Morfologi Fasciola sp. (Nguyen, 2012) Fasciola
gigantica berukuran 25-27 x -12 mm, mempunyai pundak sempit, ujung posterior
tumpul, varium lebih panjang dengan banyak cabang, sedangkan Fasciola
hepatica berukuran 35x 10 mm, mempunyai pundak lebar dan ujung posterior
mengemukakan unsur-unsur yang tampak jelas pada telur Fasciola sp. yang dilihat
sel germinal yang tampak transparan di daerah operkulum pada salah satu
kutubnya.
Siklus hidup Fasciola sp.(Bogitsh,dkk., 2012)Di dalam tubuh hospes yaitu ternak,
ikan, dan manusia, cacing dewasa hidup di dalam hati dan bertelur di usus,
kemudian telur keluar bersama dengan feses.Telur menetas menjadi larva dengan
Irasidium kemudian berenang mencari siput Lymnea. Mirasidium akan mati bila
tidak masuk ke dalam siput air tawar Lymnea rubiginosa).Setelah berada dalam
tubuh siput selama minggu, mirasidium akan berubah menjadi sporosis. Larva
yang ada dipinggir perairan misalnya rumput, tanaman padi atau tumbuhan air
kista yang dapat bertahan lama pada rumput, tanaman padi, atau tumbuhan air.
Apabila tumbuhan tersebut termakan oleh hewan ruminansia maka kista tersebut
dapat menembus dinding usus, kemudian masuk ke dalam hati, lalu ke saluran
empedu dan menjadi dewasa selama beberapa bulan sampai bertelur dan siklus ini
Di Indonesia penyakit ini telah lama dikenal dan tersebar luas. Keadaan
alam Indonesia dengan curah hujan dan kelembaban yang tinggi memungkinkan
parasit seperti cacing berkembang dengan baik. Sifat hermaprodit Fasciola sp.juga
2.4.4 Patogenesis
Fasciolosis pada sapi, kerbau, domba, dan kambing dapat berlangsung akut
maupun kronis. Kasus akut umumnya terjadi arena invasi cacing muda
berlangsung secara masif dalam waktu singkat dan merusak parenkim hati
sehingga fungsi hati sangat terganggu serta menimbulkan perdarahan pada rongga
pada minggu ke-4 atau ke-5 fase migrasi cacing muda. diperkirakan 10 ekor
jaringan hati disertai fibrosis dan anemia. Anemia terjadi karena cacing dewasa
disebabkan oleh infeksi Fasciola sp. pada semua ternak hampir sama bergantung
pada tingkat infeksinya. Kerusakan hati aling banyak terjadi antara minggu ke 12-
15 pasca infeksi. Kerusakan jaringan mulai terjadi pada waktu cacing uda mulai
menembus dinding usus tetapi kerusakan yang erat dan peradangan mulai terjadi
sewaktu cacing bermigrasi dalam parenkim hati dan ketika berada dalam saluran
Fasciola sp. merupakan jenis parasit yang paling banyak menyerang sapi. Sapi
yang terserang asciola sp. akan tampak pucat, lesu, mata membengkak, ubuh urus,
dan bulu kasar serta kusam atau berdiri. asciola sp.yang masih muda merusak sel-
sel parenkim hati dan cacing dewasa hidup sebagai parasit dalam pembuluh-
pertumbuhan (Guntoro,2002).
Tingkat infeksi fasciolosis bergantung pada jumlah metaserkaria yang tertelan dan
Manifestasi fasciolosis juga bergantung pada stadium infeksi yaitu migrasi cacing
2.4.6 Diagnosa
Diagnosa fasciolosis dapat dilakukan dengan 2 cara, yakni diagnosa klinis dan
biopsi hati, uji serologi ntuk deteksi antibodi dan antigen serta western
pemeriksaan feses.
stadium perkembangan cacing. Obat cacing yang digunakan harus bersifat toksik
minimalagar jaringan hati tidak mengalami kerusakan. Obat yang baik adalah obat
yang mampu membunuh Fasciola sp.yang sedang migrasi dan cacing dewasa,