HEPATITIS
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “KMB II”
Dosen Pembimbing:
Faridah Juanita S.Kep., Ns., M.Kep.
Disusun Oleh:
1. Candra Hari S. (1702012332) 6. Lenny H. (1702012345)
2. Dyah Ayu V. (1702012335) 7. Restika Eka P. (1702012363)
3. Evida Wakhid (1702012338) 8. Reza Bela S. (1702012364)
4. Gita Amalia Y. (1702012347) 9. Rini Dwi A. (1702012365)
5. Ichda S. N. (1702012342) 10. Sri Rejeki (1702012371)
4A KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2019
KATA PENGANTAR
Penyusun,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN ..............................................................................
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB 2 TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
2.2 Etiologi dan Faktor Resiko
2.3 Insiden
2.4 Patofisiologi
2.5 Manifestasi Klinis
2.6 Penatalaksanaan Medik
2.7
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hepatitis virus akut merupakan penyakit infeksi yang penyebarannya
luas dalam tubuh walaupun efek yang menyolok terjadi pada hepar. Telah
ditemukan 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab yaitu Virus Hepatitis
A (HAV), Virus Hepatitis B (HBV), Virus Hepatitis C (HVC), Virus
Hepatitis D (HDV), Virus Hepatitis E (HEV).
Masuk sirkulasi
Gejala GI Nyeri
Feses menjadi keras
Rangsangan M.Oblongata
Konstipasi
Fungsi hepar terganggu
Mual muntah
Gangguan metabolisme
KH, Protein dan Lemak
Anoreksia
KH tidak dapat simpan
Intake kurang
E. MANIFESTASI KLINIK
Menifestasi klinik dari semua jenis hepatitis virus secara umum sama.
Manifestasi klinik dapat dibedakan berdasarkan stadium. Adapun manifestasi
dari masing – amsing stadium adalah sebagai berikut.
1. Stadium praicterik berlangsung selama 4 – 7 hari. Pasien mengeluh sakit
kepala, lemah, anoreksia, muntah, demam, nyeri pada otot dan nyeri
diperut kanan atas urin menjadi lebih coklat.
2. Stadium icterik berlangsung selama 3 – 6 minggu. Icterus mula –mula
terlihat pada sklera, kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan – keluhan
berkurang, tetapi klien masih lemah, anoreksia dan muntah. Tinja mungkin
berwarna kelabu atau kuning muda. Hati membesar dan nyeri tekan.
3. Stadium pascaikterik (rekonvalesensi). Ikterus mereda, warna urin dan
tinja menjadi normal lagi. Penyebuhan pada anak – anak menjadi lebih
cepat pada orang dewasa, yaitu pada akhir bulan ke 2, karena penyebab
yang biasanya berbeda
F. TES DIAGNOSTIK
1. ASR (SGOT) / ALT (SGPT)
Awalnya meningkat. Dapat meningkat 1-2 minggu sebelum ikterik
kemudian tampak menurun. SGOT/SGPT merupakan enzim – enzim intra
seluler yang terutama berada dijantung, hati dan jaringan skelet, terlepas
dari jaringan yang rusak, meningkat pada kerusakan sel hati
2. Darah Lengkap (DL)
SDM menurun sehubungan dengan penurunan hidup SDM (gangguan
enzim hati) atau mengakibatkan perdarahan.
3. Leukopenia
Trombositopenia mungkin ada (splenomegali)
4. Diferensia Darah Lengkap
Leukositosis, monositosis, limfosit, atipikal dan sel plasma.
5. Alkali phosfatase
Agaknya meningkat (kecuali ada kolestasis berat)
6. Feses
Warna tanah liat, steatorea (penurunan fungsi hati)
7. Albumin Serum
Menurn, hal ini disebabkan karena sebagian besar protein serum disintesis
oleh hati dan karena itu kadarnya menurun pada berbagai gangguan hati.
8. Gula Darah
Hiperglikemia transien / hipeglikemia (gangguan fungsi hati).
9. Anti HAVIgM
Positif pada tipe A
10. HbsAG
Dapat positif (tipe B) atau negatif (tipe A)
11. Masa Protrombin
Mungkin memanjang (disfungsi hati), akibat kerusakan sel hati atau
berkurang. Meningkat absorbsi vitamin K yang penting untuk sintesis
protombin.
12. Bilirubin serum
Diatas 2,5 mg/100 ml (bila diatas 200 mg/ml, prognosis buruk, mungkin
berhubungan dengan peningkatan nekrosis seluler)
13. Tes Eksresi BSP (Bromsulfoptalein)
Kadar darah meningkat.
BPS dibersihkan dari darah, disimpan dan dikonyugasi dan diekskresi.
Adanya gangguan dalam satu proses ini menyebabkan kenaikan retensi
BSP.
14. Biopsi Hati
Menujukkan diagnosis dan luas nekrosis
15. Skan Hati
Membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan parenkin hati.
16. Urinalisa
Peningkatan kadar bilirubin.
Gangguan eksresi bilirubin mengakibatkan hiperbilirubinemia
terkonyugasi. Karena bilirubin terkonyugasi larut dalam air, ia dsekresi
dalam urin menimbulkan bilirubinuria.
G. PENATALAKSANAAN MEDIK
Tidak ada terpi sfesifik untuk hepatitis virus. Tirah baring selama fase akut
dengan diet yang cukup bergizi merupakan anjuran yang lazim. Pemberian
makanan intravena mungkin perlu selama fase akut bila pasienterus menerus
muntah. Aktivitas fisik biasanya perlu dibatasi hingga gejala-gejala mereda
dan tes fungsi hati kembali normal.
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Kasus
Lina (8tahun) mengalami sakit perut, mual, muntah, tidak nafsu makan sejak
kemarin. Pasien demam 38,7C dan ibu nya sudah memberikan PCT untuk
antidemam. Menurut pengakuan pasien, beberapa hari lalu pasien membeli
makanan diwarung yang kurang bersih. Hasil pemeriksaan lab. Didapatkan
SGOT 40 IU/ml, SGPT 51 IU/ml.
ASUHAN KEPERAWATAN ANEMIA
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Lina
Usia : 8 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan :-
Pekerjaan : Siswa
Alamat :-
E. PSIKOSOSIAL
1. Sosial/ interaksi : Hubungan klien dengan keluarga dan
masyarakat agak sedikit terganggu.
2. Konsep diri : Klien ingin sembuh dari penyakitnya agar bisa
melakukan aktivitas seperti biasanya.
3. Spiritual : Klien masih bisa beribadahdengan baik dan
mempunyai keyakinan bisa sembuh dari penyakitnya.
2. Eliminasi
BAK : 3-4 x/hari warna : kuning volume :
600 ml
BAB : 1 x/hari warna : kuning konsistensi :
normal
3. Kebersihan diri
Mandi : 1 x/hari
Keramas : 3 x/minggu
Sikat gigi : 1 x/hari
Memotong kuku : 1 x/minggu
G. PEMERIKSAAN FISIK
1. Kesan umum : Baik
2. Tanda-tanda vital
Tensi : 110/80 mmHg Nadi : 75 x/menit Suhu : 37,8C / axila
Respirasi : 20 x/mnt
H. PENGKAJIAN PERSISTEM
Pernafasan
Inspeksi
1. Bentuk dada : Simetris
2. Pola nafas : Kussmaul Frekuensi nafas : 20 x/menit
3. Gerakan pernafasan : Intercostal
Palpasi
Tractil fremitus : Meningkat
Perkusi :Sonor
Auskultasi
Bunyi nafas : Normal (Vesikuler)
Cardiovascular
Inspeksi
Iktus : Tidak tampak
Pulsasi jantung : Tidak tampak
Palpasi
Iktus : Teraba pada ICS 4 midclavicula sinistra
Gerakan/ Thrill : Tidak ada gerakan
Perkusi : Pekak
Thorax bagian belakang : batas paru-hepar/ ICS 4 kanan
Thorax bagian depan
Batas atas jantung ICS 2-3
Batas kanan jantung linea sternalis kanan
Batas kiri jantung linea media clavicularis kiri
Persarafan
1. Tingkat kesadaran : Komposmentis
2. GCS
Eye : 4 Verbal : 5 Motorik : 6
Total GCS : 15
3. Refleks : Normal
4. Koordinasi gerak : Tidak ada koordinasi gerak
5. Kejang : Tidak terdapat kejang
Penginderaan
1. Mata (penglihatan)
Bentuk : Normal (terlihat sembab)
Konjungtiva : Putih pucat
Pupil : Isokor
Reflek cahaya : Positif
Buta warna : Tidak mengalami buta warna
2. Hidung (penciuman)
Bentuk : Normal
Gangguan penciuman : Tidak terdapat gangguan penciuman
3. Telinga (pendengaran)
Aurikel : Normal
Membran tympani : Terang
Gangguan pendengaran : Tidak terdapat gangguan pendengaran serta
tinitus
4. Perasa : Normal
5. Peraba : Normal
Perkemihan
Masalah kandung kemih
Produksi urine : 600 ml/hari Frekuensi : 3-4 x/hari
Warna : Kuning Bau : Khas
Pencernaan
1. Mulut dan tenggorokan
Selaput lendir mulut : Lembab
Lidah : Hiperemik
Rongga mulut : Tidak berbau gigi bersih
Tenggorokan : Normal
Abdomen : Terdapat pembesaran hepar dan lien, serta
terdapat asites
2. Masalah usus besar dan rectum/ anus
BAB 1 x/hari dengan konsistensi normal
Tidak memakai obat pencahar serta lavemen
Otot, tulang dan integumen
1. Otot dan tulang
Kemampuan pergerakan otot seni lengan dan tungkai bebas
Tidak terdapat fraktur, dislokasi, serta haemotom
2. Integumen
Warna kulit lembab
Akral hangat
Turgor elastis < 3 detik
Tulang belakang normal
Reproduksi
Bentuk payudara simetris, tidak terdapat benjolan
Bentuk kelamin normal
Keputihan normal
Siklus haid 31 hari
I. TERAPI
A. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan angen injuri biologis.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan tidak mampu dalam memasukkan, mencerna, mengabsorbsi
makanan karena faktor biologi.
3. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan.
5. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pruritus.
Nutrition Monitoring
BB pasien dalam batas normal
Monitor adanya penurunan berat
badan
Monitor tipe dan jumlah aktivitas
yang biasa dilakukan
Monitor lingkungan selama makan
Jadwalkan pengobatan datindakan
tidak selama jam makan
Monitor kulit kering dan perubahan
pigmentasi
Monitor turgor kulit
Monitor kekeringan, rambut kusam
dan mudah patah
Monitor mual dan muntah
Monitor kadar albumin, total
protein, Hb dan kadar Ht
Montor makanan esukaan
Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
Monitor pucat, kemerahan dan
kekeringan jaringan konjungtiva
Monitor kalori dan intake nutrisi
Catat adanya edema, hiperemik,
hipertonik papila lidah dan cavitas
oral
Catat jika lidah berwarna magenta,
scarlet
Temperature regulation
Monitor suhu minimal tiap 2 jam
Monitor tanda-tanda hipertermi
dan hipotermi
Tingkatkan intake cairan dan
nutrisi
Activity Therapy