Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN

HEPATITIS
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “KMB II”

Dosen Pembimbing:
Faridah Juanita S.Kep., Ns., M.Kep.
Disusun Oleh:
1. Candra Hari S. (1702012332) 6. Lenny H. (1702012345)
2. Dyah Ayu V. (1702012335) 7. Restika Eka P. (1702012363)
3. Evida Wakhid (1702012338) 8. Reza Bela S. (1702012364)
4. Gita Amalia Y. (1702012347) 9. Rini Dwi A. (1702012365)
5. Ichda S. N. (1702012342) 10. Sri Rejeki (1702012371)

4A KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa karena
atas Rahmat dan Karunia-Nyalah, kami selaku penulis makalah yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Hepatitis” mengenai makalah ini sebagai salah satu tugas
mata kuliah KMB II, Alhamdulillah dapat terselesaikan dengan baik dan tepat
pada waktunya.
Maka dengan terselesainya makalah ini, kami selaku penulis tidak lupa
mengucapkan terima kasih yang sebanyaknya kepada dosen pembimbing kami
dan semua pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang
sifatnya membangun sehingga dapat digunakan untuk membantu perbaikan
mendatang dan atas perhatian dan kerjasamanya kami mengucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb

Lamongan, 9 Mei 2019

Penyusun,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN ..............................................................................
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB 2 TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
2.2 Etiologi dan Faktor Resiko
2.3 Insiden
2.4 Patofisiologi
2.5 Manifestasi Klinis
2.6 Penatalaksanaan Medik
2.7
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hepatitis virus akut merupakan penyakit infeksi yang penyebarannya
luas dalam tubuh walaupun efek yang menyolok terjadi pada hepar. Telah
ditemukan 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab yaitu Virus Hepatitis
A (HAV), Virus Hepatitis B (HBV), Virus Hepatitis C (HVC), Virus
Hepatitis D (HDV), Virus Hepatitis E (HEV).

Walaupun kelima agen ini dapat dibedakan melalui petanda


antigeniknya, tetapi kesemuanya memberikan gambaran klinis yang mirip,
yang dapat bervariasi dari keadaan sub klinis tanpa gejala hingga keadaan
infeksi akut yang total.
Bentuk hepatitis yang dikenal adalah HAV ( Hepatitis A ) dan HBV
(Hepatitis B). kedua istilah ini lebih disukai daripada istilah lama yaitu
hepatitis infeksiosa dan hepatitis serum, sebab kedua penyakit ini dapat
ditularkan secara parenteral dan non parenteral.
Hepatitis virus yang tidak dapat digolongkan sebagai Hepatitita A atau
B melalui pemeriksaan serologi disebut sebagai Hepatitis non-A dan non-B
(NANBH) dan saat ini disebut Hepatitis C (Dienstag, 1990). Selanjutnya
ditemukan bahwa jenis hepatitis ini ada 2 macam, yang pertama dapat
ditularkan secara parenteral (Parenterally Transmitted) atau disebut PT-
NANBH dan yang kedua dapat ditularkan secara enteral (Enterically
Transmitted) disebut ET-NANBH (Bradley, 1990; Centers for Disease
Control, 1990). Tata nama terbaru menyebutkan PT-NANBH sebagai
Hepatitis C dan ET-NANBH sebagai Hepatitia E (Bradley,1990; Purcell,
1990).
Virus delta atau virus Hepatitis D (HDV) merupakan suatu partikel
virus yang menyebabkan infeksi hanya bila sebelumnya telah ada infeksi
Hepatitis B, HDV dapat timbul sebagai infeksi pada seseorang pembawa
HBV.
Hepatitis menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting tidak
hanya di Amerika tetapi juga diseluruh Dunia. Penyakit ini menduduki
peringkat ketiga diantara semua penyakit menular yang dapat dilaporkan di
Amerika Serikat (hanya dibawah penyakit kelamin dan cacar air dan
merupakan penyakit epidemi di kebanyakan negara-negara dunia ketiga.
Sekitar 60.000 kasus telah dilaporkan ke Center for Disease Control di
Amerika Serikat setiap tahun, tetapi jumlah yang sebenarnya dari penyakit ini
diduga beberapa kali lebih banyak. Walaupun mortalitas akibat hepatitis virus
ini rendah, tetapi penyakit ini sering dikaitkan dengan angka morbiditas dan
kerugian ekonomi yang besar.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari hepatitis?
2. Apa saja etiologi dan factor resiko dari hepatitis?
3. Apa saja yang termasuk insiden dari adanya hepatitis?
4. Apa saja manifestasi klinis dari hepatitis?
5. Apa saja penatalaksaan medis dari hepatitis?
6. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada penderita Hepatitis?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari hepatitis.
2. Untuk mengetahui etiologi dan factor resiko dari hepatitis.
3. Untuk mengetahui insiden dari adanya hepatitis.
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari hepatitis.
5. Untuk mengetahui penatalaksaan medis dari hepatitis.
6. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan pada penderita Hepatitis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Hepatitis adalah Suatu peradangan pada hati yang terjadi karena toksin
seperti; kimia atau obat atau agen penyakit infeksi (Asuhan keperawatan pada
anak, 2002; 131)
Hepatitis adalah keadaan radang/cedera pada hati, sebagai reaksi
terhadap virus, obat atau alkohol (Patofisiologi untuk keperawatan, 2000;145)
2.2 Etiologi dan Faktor Resiko
1. Hepatitis A
a. Virus hepetitis A (HAV) terdiri dari RNA berbentuk bulat tidak
berselubung berukuran 27 nm
b. Ditularkan melalui jalur fekal – oral, sanitasi yang jelek, kontak
antara manusia, dibawah oleh air dan makanan
c. Masa inkubasinya 15 – 49 hari dengan rata – rata 30 hari
d. Infeksi ini mudah terjadi didalam lingkungan dengan higiene dan
sanitasi yang buruk dengan penduduk yang sangat padat.
2. Hepatitis B (HBV)
a. Virus hepatitis B (HBV) merupakan virus yang bercangkang ganda
yang memiliki ukuran 42 nm
b. Ditularkan melalui parenteral atau lewat dengan karier atau penderita
infeksi akut, kontak seksual dan fekal-oral. Penularan perinatal dari
ibu kepada bayinya.
c. Masa inkubasi 26 – 160 hari dengan rata- rata 70 – 80 hari.
d. Faktor resiko bagi para dokter bedah, pekerja laboratorium, dokter
gigi, perawat dan terapis respiratorik, staf dan pasien dalam unit
hemodialisis serta onkologi laki-laki biseksual serta homoseksual
yang aktif dalam hubungan seksual dan para pemaki obat-obat IV
juga beresiko.
3. Hepatitis C (HCV)
a. Virus hepatitis C (HCV) merupakan virus RNA kecil, terbungkus lemak
yang diameternya 30 – 60 nm.
b. Ditularkan melalui jalur parenteral dan kemungkinan juga disebabkan
juga oleh kontak seksual.
c. Masa inkubasi virus ini 15 – 60 hari dengan rata – 50 hari
d. Faktor resiko hampir sama dengan hepetitis B
4. Hepatitis D (HDV)
a. Virus hepatitis B (HDP) merupakan virus RNA berukuran 35 nm
b. Penularannya terutama melalui serum dan menyerang orang yang
memiliki kebiasaan memakai obat terlarang dan penderita hemovilia
c. Masa inkubasi dari virus ini 21 – 140 hari dengan rata – rata 35 hari
d. Faktor resiko hepatitis D hampir sama dengan hepatitis B.
5. Hepattitis E (HEV)
a. Virus hepatitis E (HEV) merupakan virus RNA kecil yang diameternya
+ 32 – 36 nm.
b. Penularan virus ini melalui jalur fekal-oral, kontak antara manusia
dimungkinkan meskipun resikonya rendah.
c. Masa inkubasi 15 – 65 hari dengan rata – rata 42 hari.
d. Faktor resiko perjalanan kenegara dengan insiden tinggi hepatitis E dan
makan makanan, minum minuman yang terkontaminasi.
C. INSIDEN
1. Hepetitis A
Penyakit endemik dibeberapa bagian dunia, khususnya area dengan
sanitasi yang buruk. Walaupun epidemik juga terjadi pada negara – negara
dengan sanitasi baik.
2. Hepatitis B
Ditemukan dibeberapa negara insidennya akan meningkat pada area
dengan populasi padat dengan tingkat kesehatan yang buruk.
3. Hepatitis C
90 % kasus terjadi akibat post transpusi dan banyak kasus sporadik, 4 %
kasus hepatitis disebabkan oleh hepatitis virus dan 50 % terjadi akibat
penggunaan obat secara intra vena
4. Hepatitis D
Selalu ditemukan dengan hepatitis B, delta agent adalah indemik pada
beberapa area seperti negara mediterania, dimana lebih dari 80 % karier
hepatitis B dapat menyebabkan infeksi
5. Hepatitis E
Adalah RNA virus yang berbeda dari hepatitis A dan eterovirus biasanya
terjadi di India, Birma, Afganistan, Alberia, dan Meksiko.
D. PATOFISIOLOGI
Virus hepatitis yang menyerang hati menyebabkan peradangan dan
infiltrat pada hepatocytes oleh sel mononukleous. Proses ini menyebabkan
degrenerasi dan nekrosis sel perenchyn hati.
Respon peradangan menyebabkan pembekakan dalam memblokir sistem
drainage hati, sehingga terjadi destruksi pada sel hati. Keadaan ini menjadi
statis empedu (biliary) dan empedu tidak dapat diekresikan kedalam kantong
empedu bahkan kedalam usus, sehingga meningkat dalam darah sebagai
hiperbilirubinemia, dalam urine sebagai urobilinogen dan kulit hapatoceluler
jaundice.
Hepatitis terjadi dari yang asimptomatik samapi dengan timbunya sakit
dengan gejala ringan. Sel hati mengalami regenerasi secara komplit dalam 2
sampai 3 bulan lebih gawat bila dengan nekrosis hati dan bahkan kematian.
Hepattis dengan sub akut dan kronik dapat permanen dan terjadinya gangguan
pada fungsi hati. Individu yang dengan kronik akan sebagai karier penyakit
dan resiko berkembang biak menjadi penyakit kronik hati atau kanker hati
PENYIMPANGAN KDM HEPATITIS

Faktor resiko higiene &


sanitasi buruk

Rentan terhadap infeksi


virus hepatitis

Invasi virus ke dalam tubuh

Masuk sirkulasi

Masuk dalam aliran


vena hepatikus

Virus berkembang biak


dalam sel hati

Kerusakan pada hepar Proses peradangan sel hati

Produksi garam empedu ↓ Kerusakan jaringan hepar Terjadi


imflamasi sel hati

Suasana duadenum menjadi Pelepasan zat proteolitik


Pembatasan aktivitas
asam

Merangsang ujung saraf


Perubahan aktivitas rutin
Mengiritasi duadenum

Ditransmisikan ke kortex Efek


gravitasi pada
Impuls iritatif ke otak serebri melalui talamus
gerakan feses

Gejala GI Nyeri
Feses menjadi keras

Rangsangan M.Oblongata
Konstipasi
Fungsi hepar terganggu

Mual muntah
Gangguan metabolisme
KH, Protein dan Lemak
Anoreksia
KH tidak dapat simpan
Intake kurang

Energi yang dihasilkan berkurang Kelemahan Defisit


perawatan diri
Nutrisi kurang

E. MANIFESTASI KLINIK
Menifestasi klinik dari semua jenis hepatitis virus secara umum sama.
Manifestasi klinik dapat dibedakan berdasarkan stadium. Adapun manifestasi
dari masing – amsing stadium adalah sebagai berikut.
1. Stadium praicterik berlangsung selama 4 – 7 hari. Pasien mengeluh sakit
kepala, lemah, anoreksia, muntah, demam, nyeri pada otot dan nyeri
diperut kanan atas urin menjadi lebih coklat.
2. Stadium icterik berlangsung selama 3 – 6 minggu. Icterus mula –mula
terlihat pada sklera, kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan – keluhan
berkurang, tetapi klien masih lemah, anoreksia dan muntah. Tinja mungkin
berwarna kelabu atau kuning muda. Hati membesar dan nyeri tekan.
3. Stadium pascaikterik (rekonvalesensi). Ikterus mereda, warna urin dan
tinja menjadi normal lagi. Penyebuhan pada anak – anak menjadi lebih
cepat pada orang dewasa, yaitu pada akhir bulan ke 2, karena penyebab
yang biasanya berbeda
F. TES DIAGNOSTIK
1. ASR (SGOT) / ALT (SGPT)
Awalnya meningkat. Dapat meningkat 1-2 minggu sebelum ikterik
kemudian tampak menurun. SGOT/SGPT merupakan enzim – enzim intra
seluler yang terutama berada dijantung, hati dan jaringan skelet, terlepas
dari jaringan yang rusak, meningkat pada kerusakan sel hati
2. Darah Lengkap (DL)
SDM menurun sehubungan dengan penurunan hidup SDM (gangguan
enzim hati) atau mengakibatkan perdarahan.
3. Leukopenia
Trombositopenia mungkin ada (splenomegali)
4. Diferensia Darah Lengkap
Leukositosis, monositosis, limfosit, atipikal dan sel plasma.
5. Alkali phosfatase
Agaknya meningkat (kecuali ada kolestasis berat)
6. Feses
Warna tanah liat, steatorea (penurunan fungsi hati)
7. Albumin Serum
Menurn, hal ini disebabkan karena sebagian besar protein serum disintesis
oleh hati dan karena itu kadarnya menurun pada berbagai gangguan hati.
8. Gula Darah
Hiperglikemia transien / hipeglikemia (gangguan fungsi hati).
9. Anti HAVIgM
Positif pada tipe A
10. HbsAG
Dapat positif (tipe B) atau negatif (tipe A)
11. Masa Protrombin
Mungkin memanjang (disfungsi hati), akibat kerusakan sel hati atau
berkurang. Meningkat absorbsi vitamin K yang penting untuk sintesis
protombin.
12. Bilirubin serum
Diatas 2,5 mg/100 ml (bila diatas 200 mg/ml, prognosis buruk, mungkin
berhubungan dengan peningkatan nekrosis seluler)
13. Tes Eksresi BSP (Bromsulfoptalein)
Kadar darah meningkat.
BPS dibersihkan dari darah, disimpan dan dikonyugasi dan diekskresi.
Adanya gangguan dalam satu proses ini menyebabkan kenaikan retensi
BSP.
14. Biopsi Hati
Menujukkan diagnosis dan luas nekrosis
15. Skan Hati
Membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan parenkin hati.
16. Urinalisa
Peningkatan kadar bilirubin.
Gangguan eksresi bilirubin mengakibatkan hiperbilirubinemia
terkonyugasi. Karena bilirubin terkonyugasi larut dalam air, ia dsekresi
dalam urin menimbulkan bilirubinuria.
G. PENATALAKSANAAN MEDIK
Tidak ada terpi sfesifik untuk hepatitis virus. Tirah baring selama fase akut
dengan diet yang cukup bergizi merupakan anjuran yang lazim. Pemberian
makanan intravena mungkin perlu selama fase akut bila pasienterus menerus
muntah. Aktivitas fisik biasanya perlu dibatasi hingga gejala-gejala mereda
dan tes fungsi hati kembali normal.
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Kasus
Lina (8tahun) mengalami sakit perut, mual, muntah, tidak nafsu makan sejak
kemarin. Pasien demam 38,7C dan ibu nya sudah memberikan PCT untuk
antidemam. Menurut pengakuan pasien, beberapa hari lalu pasien membeli
makanan diwarung yang kurang bersih. Hasil pemeriksaan lab. Didapatkan
SGOT 40 IU/ml, SGPT 51 IU/ml.
ASUHAN KEPERAWATAN ANEMIA
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Lina
Usia : 8 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan :-
Pekerjaan : Siswa
Alamat :-

B. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


1. Keluhan utama : Lemas
2. Riwayat penyakit sekarang : sakit perut, mual, muntah dan tidak nafsu
makan sejak beberapa hari (kemarin), dan demam 38.7 C.

C. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


1. Riwayat penyakit kronik dan menular : Klien sebelumnya tidak
pernah mempunyai penyakit konik maupun menular.
2. Riwayat penyakit alergi : Klien tidak terdapat penyakit alergi
3. Riwayat operasi : Klien tidak pernah melakukan operasi

D. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Pasien mengatakan ayah dan ibu pasien tidak mengalami penyakit tersebut.

E. PSIKOSOSIAL
1. Sosial/ interaksi : Hubungan klien dengan keluarga dan
masyarakat agak sedikit terganggu.
2. Konsep diri : Klien ingin sembuh dari penyakitnya agar bisa
melakukan aktivitas seperti biasanya.
3. Spiritual : Klien masih bisa beribadahdengan baik dan
mempunyai keyakinan bisa sembuh dari penyakitnya.

F. POLA KEGIATAN SEHARI-HARI


1. Makan
Frekuensi : 3 x/hari
Jenis : Telur, Daging, Kacang-kacangan
Diit : TK, TP
Minum
Frekuensi : 6-7 gelas/hari
Jenis : Air putih, susu
Diit : Air Putih

2. Eliminasi
BAK : 3-4 x/hari warna : kuning volume :
600 ml
BAB : 1 x/hari warna : kuning konsistensi :
normal

3. Kebersihan diri
Mandi : 1 x/hari
Keramas : 3 x/minggu
Sikat gigi : 1 x/hari
Memotong kuku : 1 x/minggu

4. Istirahat dan aktifitas


Tidur malam : 3-4 jam jam : 24.00 s/d 03.00
Aktivitas : 4 jam jenis : Ringan

G. PEMERIKSAAN FISIK
1. Kesan umum : Baik
2. Tanda-tanda vital
Tensi : 110/80 mmHg Nadi : 75 x/menit Suhu : 37,8C / axila
Respirasi : 20 x/mnt

H. PENGKAJIAN PERSISTEM
Pernafasan
Inspeksi
1. Bentuk dada : Simetris
2. Pola nafas : Kussmaul Frekuensi nafas : 20 x/menit
3. Gerakan pernafasan : Intercostal

Palpasi
Tractil fremitus : Meningkat

Perkusi :Sonor

Auskultasi
Bunyi nafas : Normal (Vesikuler)
Cardiovascular
Inspeksi
Iktus : Tidak tampak
Pulsasi jantung : Tidak tampak

Palpasi
Iktus : Teraba pada ICS 4 midclavicula sinistra
Gerakan/ Thrill : Tidak ada gerakan

Perkusi : Pekak
 Thorax bagian belakang : batas paru-hepar/ ICS 4 kanan
 Thorax bagian depan
Batas atas jantung ICS 2-3
Batas kanan jantung linea sternalis kanan
Batas kiri jantung linea media clavicularis kiri

Auskultasi : S1 dan S2 tunggal

Persarafan
1. Tingkat kesadaran : Komposmentis
2. GCS
Eye : 4 Verbal : 5 Motorik : 6
Total GCS : 15
3. Refleks : Normal
4. Koordinasi gerak : Tidak ada koordinasi gerak
5. Kejang : Tidak terdapat kejang

Penginderaan
1. Mata (penglihatan)
 Bentuk : Normal (terlihat sembab)
 Konjungtiva : Putih pucat
 Pupil : Isokor
 Reflek cahaya : Positif
 Buta warna : Tidak mengalami buta warna
2. Hidung (penciuman)
 Bentuk : Normal
 Gangguan penciuman : Tidak terdapat gangguan penciuman
3. Telinga (pendengaran)
 Aurikel : Normal
 Membran tympani : Terang
 Gangguan pendengaran : Tidak terdapat gangguan pendengaran serta
tinitus
4. Perasa : Normal
5. Peraba : Normal

Perkemihan
Masalah kandung kemih
Produksi urine : 600 ml/hari Frekuensi : 3-4 x/hari
Warna : Kuning Bau : Khas

Pencernaan
1. Mulut dan tenggorokan
Selaput lendir mulut : Lembab
Lidah : Hiperemik
Rongga mulut : Tidak berbau gigi bersih
Tenggorokan : Normal
Abdomen : Terdapat pembesaran hepar dan lien, serta
terdapat asites
2. Masalah usus besar dan rectum/ anus
BAB 1 x/hari dengan konsistensi normal
Tidak memakai obat pencahar serta lavemen
Otot, tulang dan integumen
1. Otot dan tulang
Kemampuan pergerakan otot seni lengan dan tungkai bebas
Tidak terdapat fraktur, dislokasi, serta haemotom
2. Integumen
Warna kulit lembab
Akral hangat
Turgor elastis < 3 detik
Tulang belakang normal

Reproduksi
Bentuk payudara simetris, tidak terdapat benjolan
Bentuk kelamin normal
Keputihan normal
Siklus haid 31 hari

I. TERAPI

A. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan angen injuri biologis.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan tidak mampu dalam memasukkan, mencerna, mengabsorbsi
makanan karena faktor biologi.
3. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan.
5. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pruritus.

NO Diagnosa NOC NIC


keperawatan
1 Nyeri akut NOC : NIC :
berhubungan denganv Pain Level, Pain Management
angen injuri biologisv Pain control,
v Comfort level  Lakukan pengkajian nyeri
secara komprehensif termasuk
Kriteria Hasil : lokasi, karakteristik, durasi,
 Mampu mengontrol frekuensi, kualitas dan faktor
nyeri (tahu presipitasi
penyebab nyeri,  Observasi reaksi nonverbal dari
mampu ketidaknyamanan
menggunakan  Gunakan teknik komunikasi
tehnik terapeutik untuk mengetahui
nonfarmakologi pengalaman nyeri pasien
untuk mengurangi  Kaji kultur yang mempengaruhi
nyeri, mencari respon nyeri
bantuan)  Evaluasi pengalaman nyeri masa
 Melaporkan bahwa lampau
nyeri berkurang  Evaluasi bersama pasien dan tim
dengan kesehatan lain tentang
menggunakan ketidakefektifan kontrol nyeri
manajemen nyeri masa lampau
 Mampu mengenali  Bantu pasien dan keluarga untuk
nyeri (skala, mencari dan menemukan
intensitas, dukungan
frekuensi dan tanda  Kontrol lingkungan yang dapat
nyeri) mempengaruhi nyeri seperti
 Menyatakan rasa suhu ruangan, pencahayaan dan
nyaman setelah kebisingan
nyeri berkurang  Kurangi faktor presipitasi nyeri
 Tanda vital dalam  Pilih dan lakukan penanganan
rentang normal nyeri (farmakologi, non
farmakologi dan inter personal)
 Kaji tipe dan sumber nyeri
untuk menentukan intervensi
 Ajarkan tentang teknik non
farmakologi
 Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
 Evaluasi keefektifan kontrol
nyeri
 Tingkatkan istirahat
 Kolaborasikan dengan dokter
jika ada keluhan dan tindakan
nyeri tidak berhasil
 Monitor penerimaan pasien
tentang manajemen nyeri

2 Ketidakseimbangan NOC : NIC :


nutrisi kurang dari Nutritional Status ; Nutrition Management
kebutuhan tubuh food and fluid intake
berhubungan dengan  Kaji adanya alergi makanan
tidak mampu dalam Kriteria Hasil :  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
memasukkan, menentukan jumlah kalori dan
mencerna,  Adanya nutrisi yangdibutuhkan pasien
mengabsorbsi penngkatan berat  Anjurkan pasien untuk
makanan karena badan sesuai meningkatkan intake Fe
faktor biologi. dengan tujuan  Anjurkan pasien untuk
 Berat badan ideal meningkatkan protein da vitamin C
sesuai dengan  Berikan substansi gula
tinggi badan  Yakinkan diet yang dimakan
 Mampu mengandung tinggi serat untuk
mengidentifikasi mencegah konstipasi
kebutuhan nutrisi  Berikan makanan yang terpilih
 Tidak ada tanda-  Ajarkan pasien bagaimana membuat
tanda malnutrisi catatan makaan harian
 Tidak terjadi  Monitor julahnutrisi dan kandungan
penurunan berat kalori
badan yang berarti  Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
 Kaji kemampuanpasien untuk
mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan

 Nutrition Monitoring
 BB pasien dalam batas normal
 Monitor adanya penurunan berat
badan
 Monitor tipe dan jumlah aktivitas
yang biasa dilakukan
 Monitor lingkungan selama makan
 Jadwalkan pengobatan datindakan
tidak selama jam makan
 Monitor kulit kering dan perubahan
pigmentasi
 Monitor turgor kulit
 Monitor kekeringan, rambut kusam
dan mudah patah
 Monitor mual dan muntah
 Monitor kadar albumin, total
protein, Hb dan kadar Ht
 Montor makanan esukaan
 Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
 Monitor pucat, kemerahan dan
kekeringan jaringan konjungtiva
 Monitor kalori dan intake nutrisi
 Catat adanya edema, hiperemik,
hipertonik papila lidah dan cavitas
oral
 Catat jika lidah berwarna magenta,
scarlet

3 Hipertermia NOC : NIC :


berhubungan dengan Thermoregulation Fever treatment
proses penyakit
Kriteria Hasil :  Monitor suhu sesering mungkin
 Suhu tubuh dalam  Monitor IWL
rentang normal  Monitor warna dan suhu kulit
 Nadi dan RR  Monitor tekanan darah, nadi dan
dalam rentang RR
normal  Monitor penurunan tingkat
 Tidak ada kesadaran
perubahan warna  Monitor intake dan output
kulit dan tidak ada  Berikan cairan intravena
pusing, merasa  Kompres pasien pada lipat paha
nyaman dan aksila
 Tingkatkan sirkulasi udara

Temperature regulation
 Monitor suhu minimal tiap 2 jam
 Monitor tanda-tanda hipertermi
dan hipotermi
 Tingkatkan intake cairan dan
nutrisi

Vital sign Monitoring

 Monitor TD, nadi, suhu, dan RR


 Catat adanya fluktuasi tekanan
darah
 Monitor Vital Sign saat pasien
berbaring, duduk, atau berdiri
 Auskultasi TD pada kedua lengan
dan bandingkan
 Monitor TD, nadi, RR, sebelum,
selama, dan setelah aktivitas
 Monitor kualitas dari nadi
 Monitor frekuensi dan irama
pernapasan
 Monitor suara paru
 Monitor pola pernapasan abnormal
 Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit
 Monitor sianosis perifer
 Monitor adanya cushing triad
(tekanan nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan sistolik)
 Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign

4 Intoleransi aktivitas NOC : NIC :


berhubungan denganv Energy conservation Energy Management
kelelahan v Self Care : ADLs
 Observasi adanya pembatasan klien
Kriteria Hasil : dalam melakukan aktivitas
 Dorong anal untuk mengungkapkan
 Berpartisipasi perasaan terhadap keterbatasan
dalam aktivitas  Kaji adanya factor yang
fisik tanpa disertai menyebabkan kelelahan
peningkatan  Monitor nutrisi dan sumber energi
tekanan darah, tangadekuat
nadi dan RR  Monitor pasien akan adanya
 Mampu kelelahan fisik dan emosi secara
melakukan berlebihan
aktivitas sehari  Monitor respon
hari (ADLs) secara kardivaskuler terhadap aktivitas
mandiri  Monitor pola tidur dan lamanya
tidur/istirahat pasien

Activity Therapy

 Kolaborasikan dengan Tenaga


Rehabilitasi Medik
dalammerencanakan progran terapi
yang tepat.
 Bantu klien untuk mengidentifikasi
aktivitas yang mampu dilakukan
 Bantu untuk memilih aktivitas
konsisten yangsesuai dengan
kemampuan fisik, psikologi dan
social
 Bantu untuk mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber yang
diperlukan untuk aktivitas yang
diinginkan
 Bantu untuk mendpatkan alat
bantuan aktivitas seperti kursi roda,
krek
 Bantu untu mengidentifikasi
aktivitas yang disukai
 Bantu klien untuk membuat jadwal
latihan diwaktu luang
 Bantu pasien/keluarga untuk
mengidentifikasi kekurangan dalam
beraktivitas
 Sediakan penguatan positif bagi
yang aktif beraktivitas
 Bantu pasien untuk
mengembangkan motivasi diri dan
penguatan
 Monitor respon fisik, emoi, social
dan spiritual

5 Resiko kerusakan NOC : NIC :


integritas kulit Tissue Integrity : Pressure Management
berhubungan dengan Skin and Mucous
pruritus Membranes  Anjurkan pasien untuk
menggunakan pakaian yang
Batasan karakteristik Kriteria Hasil : longgar
:  Hindari kerutan padaa tempat tidur
 Gangguan pada  Integritas kulit  Jaga kebersihan kulit agar tetap
bagian tubuh yang baik bisa bersih dan kering
 Kerusakan dipertahankan  Mobilisasi pasien (ubah posisi
lapisan kulit  Melaporkan pasien) setiap dua jam sekali
(dermis) adanya gangguan  Monitor kulit akan adanya
 Gangguan sensasi atau nyeri kemerahan
permukaan kulit pada daerah kulit  Oleskan lotion atau minyak/baby
(epidermis) yang mengalami oil pada derah yang tertekan
gangguan  Monitor aktivitas dan mobilisasi
 Menunjukkan pasien
pemahaman dalam  Monitor status nutrisi pasien
proses perbaikan  Memandikan pasien dengan sabun
kulit dan dan air hangat
mencegah
terjadinya sedera
berulang
 Mampumelindungi
kulit dan
mempertahankan
kelembaban kulit
dan perawatan
alami
BAB 4
PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Ester, Monica. 2002 . Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
Inayah, Iin. 2004. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem
Pencernaan. Jakarta: Salemba Medika.
Oswari, 2006. Penyakit Dan Cara Penanggulangannya. Jakarta: Gaya Baru.
Mansjoer, Arief, Dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : EGC.
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Medikal Bedah Brunner &Suddarth, Edisi
8, Vol 2. Jakarta : EGC.
Iso farmakoterapi halaman 354-371
Suriadi, Rita Yuliani. 2006. Asuhan Keperawatan pada Anak Edisi 2. Jakarta:
Sagum Setia.
Tambayong. 2000. Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.
Wlkinson, J. M. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai