Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angka kematian maternal adalah jumlah kematian maternal diperhitungkan
terhadap 100 atau 10.000 kelahiran hidup. Di Indonesia angka kematian ibu masih
cukup tinggi walaupun terjadi penurunan dari 425 per 100.000 kelahiran hidup
pada tahun 1986 menjadi 390 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1994 dan
terjadi penurunan sekitar 25 persen dari 450 per 100.000 kelahiran hidup pada
tahun 1996 menjadi 334 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1997 (Data Survei
Demografi Kesehatan Indonesia, 1997). Namun angka tersebut masih tinggi atau
3-6 x lebih besar dibandingkan negara-negara ASEAN, angka kematian ibu di
Indonesia masih berada pada angka 307 per 100.000 kelahiran hidup pada SDKI
2002-2003 atau setiap jam terdapat 2 orang ibu bersalin meninggal dunia karena
berbagai sebab dan target yang diharapkan dapat tercapai pada tahun 2010 adalah
angka kematian ibu menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup. (www. Google,
com, 2006).
Penyebab kematian ibu di Indonesia yang utama adalah perdarahan,
eklamsia, partus lama, komplikasi aborsi dan sepsis. Kontribusi dari penyebab
kematian ibu tersebut masing-masing adalah perdarahan yang biasanya tidak bisa
diperkirakan dan terjadi secara mendadak yaitu 28 persen, eklamsi 13 persen,
aborsi yang tidak aman 11 persen, partus lama 9 persen dan sepsis 10 persen
(www.Geogle.Com, 2006)
Frekuensi pre-eklamsi untuk tiap negara berbeda-beda karena banyak faktor yang
mempengaruhinya. Dalam kepustakaan frekuensi dilaporkan berkisar antara 3-10%.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan patologis pada kehamilan dengan
pre eklamsi dengan standar langkah varney.
2. Tujuan Khusus
Setelah membuat study kasus ini penulis diharapkan dapat dan mampu
menangani kasus patologis pada kehamilan dengan pre eklamsi serta
mampu mendokumentasikan penanganan kasus ini menurut langkah-
langkah yaitu :
a. Melakukan pengumpulan data dasar dan pengkajian ibu hamil
dengan lengkap
b. Mengidentifikasi diagnosa, masalah, kebutuhan ibu hamil.
c. Mengidentifikasi masalah potensial dan diagnosa lain
d. Mengevaluasi kebutuhan segera
e. Menyusun rencana tindakan sesuai diagnosa kebidanan
f. Menyusun tindakan kebidanan
g. Mengevaluasi tindakan kebidanan
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Definisi
Pre eklampsia ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema dan
protein urine yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya timbul dalam
triwulan ke-3 kehamilan. Hipertensi biasanya timbul lebih dulu daripada tanda-
tanda lain. Umumnya untuk menegakkan diagnostik pre-eklampsia, kenaikan
tekanan siskolik harus 30 mmHg atau lebih di atas tekanan yang biasanya
ditemukan, atau mencapai 140 mmHg atau lebih, Apabila tekanan diastolik naik
hingga 15 mmHg / lebih / mencapai 90 mmHg atau lebih. Maka diagnosis
hipertensi dapat dibuat. Penentuan TD dilakukan minimal 2x dengan jarak 6 jam
pada keadaan istirahat.
Edema ialah penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam
jaringan tubuh dan biasanya dapat diketahui dari kenaikan BB serta pembengkakan
kaki, jari tangan dan muka. Edema Pretibial yang ringan sering ditemukan pada
kehamilan biasa sehingga tidak seberapa berarti untuk penentuan diagnosis pre-
eklampsia. Kenaikan BB ½ kg setiap minggu dalam kehamilan masih dapat
dianggap normal. Tetapi bila kenaikan 1 kg seminggu beberapa kali, hal ini perlu
menimbulkan kewaspadaan terhadap timbulnya pre-eklampsia.
Protein Nuria berarti konsentrasi protein dalam air kencing melebihi 0,3
g/dl. Dalam air kencing 24 jam atau pemeriksaan kualitatif menujukkan ½+ atau 1
g/dl atau lebih dalam air kencing yang dikeluarkan dengan kateter atau midstream
yang di ambil minimal 2x dengan jarak waktu 6 jam. Biasanya protein uria timbul
lebih lambat daripada hipertensi dan kenaikan BB karena itu dianggap sebagai
tanda yang cukup serius.
B. Pre-eklampsia digolongkan menjadi PE ringan, sedang dan berat.

Diagnosis Tekanan Darah Tanda Lain


Pre-Eklamsi Kenaikan TD diastolic 15 Protein Urin + +
Ringan mmHg/79 mmHg dengan 2x
pengamatan berjarak 1 jam /
tekanan diastolic mencapai
110 mmHg.
Pre-Eklamsi Kenaikan TD systolic 30 Protein urin positif 2 oedem
Sedang mmHg / lebih atau mencapai umum, kaki, jari tangan dan
140 mmHg muka, kenaikan BB  1 kg
tiap minggu.
Pre-Eklamsi Tekanan diastolic >110 mmHg Protein urine positif ¾
Berat oliguria (urine  5 gr/L)
hiperefleksia, gangguan
penglihatan, nyeri epigastrik,
terdapat oedem paru dan
sinosis.

1. Frekuensi
Frekuensi pre-eklampsia untuk tiap Negara berbeda-beda karena banyak
faktor yang mempengaruhinya, jumlah primigravida, keadaan social ekonomi,
perbedaan kriterium dalam penentuan diagnosis, dll. Dalam kepustakaan frekuensi
di laporkan berkisar antara 3 – 10 %.
Pada primigravida frekuensi pre-eklampsia lebih tinggi bila dibandingkan
denga multigravida, terutama primigravida muda, DM, mola hidatidosa, kehamilan
ganda, hidrops fetalis, umur lebih dari 35 tahun, dan obesitas merupakan faktor
predisposisi untuk terjadinya pre-eklampsia.
2. Etiologi
Penyebab pre-eklampsia bel;um diketahui dengan pasti. Banyak teori yang
coba dikemukanan pada ahli untuk menerangkan penyebabnya, namun belum ada
jawaban yang memuaskan. Teori yang sekarang dipakai adalah teori isthemik
placenta. Namun teori ini juga belum mampu menerangkan semua hal yang
berhubungan dengan penyakit ini.

3. Patofisiologi
Pada pre-eklampsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan retensi
garam dan air. Pada biopsy ginjal ditemukan spasme hebat arteriole glomerulus.
Jika semua arteriole dalam tubuh mengalami spasme maka TD akan naik, sebagai
usaha untuk mengatasi kenaikan tekanan perifer agar oksigen tercukupi.
Sedangkan kenaikan BB mungkin disebabkan karena penimbunan air yang
belebihan dalam ruangan interstisial karena retensi air dan garam disebabkan oleh
arteriole sehingga terjadi perubahan pada glomerolus.

4. Perubahan Pada Organ-organ


a) Otak
Pada Pre eklamsi aliran darah dan pemakaian O 2 tetap dalam batas-batas
normal ditemukan oedem-oedem dan anemia pada kortex serebri.
b) Placenta dan Rahim
Aliran darah menurun ke plasenta dan menyebabkan gangguan plasenta
sehingga terjadi gangguan pertumbuhan janin karena kekurangan O 2 sehingga
terjadi gawat janin. Sering terjadi peningkatan tonus rahim dan kepekaannya
terhadap rangsangan, sehingga sering terjadi partus prematur
c) Ginjal
Filtasri glomerolus berkurang karena aliran darah ke ginjal menurun.
Hal ini menyebabkan filtrasi natrium melalui glomerolus menurun sehingga
akibatnya terjadilah retensi air dan garam. Filtrasi glomerolus dapat terjadi
penurunan hingga 50% dari normal sehingga pada keadaan lebih lanjut dapat
terjadi oliguria/anuria.
d) Hati
Besarnya normal. Pada permukaan dan pembelahan tampak tempat-
tempat perdarahan yang tidak teratur. Pada pemeriksaan miksroskopik dapat
ditemukan perdarahan dan nekrosis pada tepi lobulus disertai trombosis pada
pembuluh darah kecil, terutama di sekitar vena porta.
e) Retina
Sering ditemukan spasme pada anteride terutama yang dekat pada
discus optikus vena tampak lekuk pada persimpanan arteriole. Dapat terlihat
oedem pada discus optikus dan retina. Ablasia retina juga dapat terjadi tetapi
komplikasi ini prognosisnya baik. Karena retina akan melekat lagi. Beberapa
minggu PP (Post Partum) perdarahan dan eksudat jarang ditemukan pada pre-
eklampsia biasanya hal ini menunjukkan hipertensi menahun.
f) Paru-paru
Paru-paru menunjukkan berbagai tingkat oedema dan perubahan-
perubahan bronkopnemonia sebagai akibat aspirasi, kadang-kadang ditemukan
abses paru-paru.
g) Jantung
Pada sebagian besar penderita yang mati karena eklampsia, jantung
biasanya mengalami perubahan degeneratif pada mikardium. Sering ditemukan
degerasi lemak dan cludy swelling serta nekrosis dan perdarahan.
h) Kelenjar Adrenalin
Kelenjar adrenal dapat menunjukkan kelainan berupa perdarahan-
perdarahan bekrosis dalam berbagai tingkatan.

5. Gambaran klinis
Biasanya tanda-tanda pre-eklampsia timbul dalam urutan:
1. Penambahan BB yang berlebihan.
2. Diikuti dengan oedem.
3. Akhirnya protein nuria.
4. TD yang tinggi di atas 130 mmHg.
6. Pencegahan
Pemeriksaan antenatal yang teratur dan teliti dapat menemukan tanda atau
gejala dini pre-eklampsia dan dalam hal ini harus dilakukan penanganan
sebagaimana mestinya. Harus waspada terhadap faktor-faktor predisposisi yang
telah diuraikan diatas. Walaupun timbulnya pre-eklampsia tidak dapat dicegah
sepenuhnya, namun frekuensinya dapat dikurangi dengan pemberian penerangan
secukupnya dan pelaksanaan pengawasan antenatal yang baik pada wanita hamil.
Penerangan tentang manfaat istirahat dan diet berguna dalam pencegahan istirahat
tidak selalu berarti harus berbaring di tempat tidur. Namun pekerjaan sehari-hari
perlu dikurangi dan dianjurkan lebih banyak duduk dan berbaring. Diet tinggi
protein dan rendah lemak, karbohidrat, garam dan penambahan BB yang belebihan
perlu dianjurkan, mengenal secara dini pre-eklampsia dan segera merawat penderita
tanpa memberikan diuretik dan obat anti hipertensi merupakan kemajuan yang
penting dari pemeriksaan antenatal yang baik

7. Komplikasi
Tergantung derajat pre-eklampsianya, yang termasuk komplikasi antara lain
atonia uteri (uterus couvelaire), sindrom HELLP (Haemolysis Elevated Liver
Enzymes, Low Platelet Cown), ablasi retina, KID (Koagulasi Intra Vaskular
Diseminata), gagal ginjal, perdarahan otal, oedem paru, gagal jantung, syok dan
kematian.
Komplikasi pada janin berhubungan dengan akut kronisnya insufisiensi
uteroplasental, misalnya pertumbuhan janin terhambat dan prematuritas.

8. Pemeriksaan Penunjang
a. Urin : protein, reduksi, bilirubin, sediment urin.
b. Darah : trombosit, ureum, kreatinin, SGOT, LOH dan bilirubin.
c. USG,
9. Penanganan
Jika kehamilan < 37 minggu dan tidak ada tanda-tanda perbaikan, lakukan
penilaian 2x seminggu secara rawat jalan.
a. Pantau tekanan darah, proteinuri, refleks, dan kondisi janin.
b. Lebih banyak istirahat.
c. Diet biasa.
d. Tidak perlu diberi obat-obatan.
e. Jika rawat jalan tidak mungkin, rawat di rumah sakit.
1. Diet biasa.
2. Pantau TD 2x sehari, proteinuria 1x sehari.
3. Tidak perlu obat-obatan.
4. Tidak perlu diuretik, kecuali jika terdapat oedem paru, dekompensasi cordis
atau gagal ginjal akut.
5. Jika tekanan diastolik belum turun sampai normal pasien dapat dipulangkan.
a. Nasehatkan untuk istirahat dan perhatikan tanda-tanda PE.
b. Kontrol 2 kali seminggu.
c. Jika tekanan diastolic naik lagi rawat kembali.
6. Jika tidak ada tanda-tanda perbaikan tetap dirawat.
7. Jika terdapat tanda-tanda pertumbuhan janin terhambat, pertimbangkan
terminasi kehamilan.
8. Jika proteinuria meningkat, tangani sebagai pre-eklampsi berat.

Jika kehamilan > 37 minggu pertimbangkan terminasi.


a. Jika serviks matang, lakukan induksi dengan oksitosin 5 IU dalam 200 ml
dekstrose IV 10 tetes/menit atau dengan prostaglandin.
Jika serviks belum matang, berikan prostaglansin, misoprostol atau kateter foly atau
terminasi dengan seksia sesare
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI PADA IBU HAMIL DENGAN
PREEKLAMSIA TERHADAP Ny. LUSIAWATI DI RS PERSIAPAN Hi.
MUHAMMAD YUSUF KALIBALANGAN LAMPUNG UTARA
TAHUN 2011

I. Pengumpulan Data Dasar


Tanggal 20 September 2011, pukul 12.00 WIB.
A. Identitas
Nama Pasien : Ny. Lusiawati Nama Suami : Tn. Sukitno
Umur : 30 Tahun Umur : 34Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Jawa Suku : Jawa
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Tani
Alamat : Kotabumi Alamat : Kotabumi

B. Keluhan Utama
Ibu hamil anak kedua, usia kehamilan ± 8 bulan, mengeluh kadang merasa
pusing dan kakinya bengkak

C. Riwayat Menstruasi
1. Menarche : 13 tahun
2. Siklus : 28 hari
3. Lamanya : 5-7 hari
4. Banyaknya : 2-3x ganti softex
5. Keluhan : tidak ada
6. HPHT : 5 Januari 2011
7. TP : 12 Oktober 2011
D. Riwayat Kehamilan Sekarang
a. Tanda-tanda kehamilan (Trimester 1)
PP test 19-03-2011 : hasil positif
b. Pergerakan terus dirasakan pertama kali pada usia kehamilan
17 minggu
c. Keluhan yang dirasakan
Mual dan muntah yang lama : tidak ada
Nyeri perut : tidak ada
Panas, menggigil : tidak ada
Sakit kepala : iya
Penglihatan kabur : tidak ada
Rasa nyeri : tidak ada
Rasa gatal : tidak ada
Pengeluaran cairan : tidak ada
Oedema : iya

E. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu


Ha Tgl/ Tempat Usia Jenis Penyulit Jenis BB / Keadaan
Mil Thn Persalinan Kehamilan Persalinan Penolong Persalinan Kelamin PB Anak
ke Lahir Lahir
Spontan
1 2001 BPS Aterm Bidan Tidak ada Laki-laki 46/2700 sehat
pervaginam

F. Riwayat Kesehatan Ibu dan Keluarga


1. Data Kesehatan Ibu
Ibu tidak pernah dirawat di rumah sakit, penyakit keturunan
tidak ada, dan tidak ada penyakit menular
2. Data Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan di dalam keluarga tidak ada yang menderita
penyakit menular dan penyakit keturunan.
G. Pada Kebiasaan Sehari-Hari
1. Nutrisi
Sebelum hamil : Makan 3-4 x sehari dengan porsi sedang 1

piring nasi, lauk 1 potong tempe / tahu /

kadang-kadang ikan, dengan 1 mangkok kecil

sayur, dan 7-8 gelas air putih per hari.

Saat hamil : Ibu makan 3 x sehari porsi 1 piring nasi, lauk 1


potong tempe / tahu / ikan / telur, dengan 1
mangkok sedang sayur, kadang-kadang buah
dan susu, minum air putih 7-8 gelas/hari.

2. Eliminasi
Sebelum hamil : BAB 1 x sehari hari, BAK 4-5 x setiap hari

Saat hamil : BAB 1-2 x setiap hari, BAK 7-8 x setiap hari

3. Personal hygiene
Sebelum hamil : mandi 2 x sehari pagi dan sore

Saat hamil : mandi 2x sehari pagi, dan sore

4. Pola istirahat
Sebelum hamil : tidur malam 7-8 jam/hari, tidur siang 1-2

jam/hari

Saat hamil : tidur malam 5-6 jam/hari, tidur siang 1-2

jam/hari

5. Aktifitas
Ibu masih dapat mengerjakan pekerjaan rumah sehari-hari
seperti biasanya
6. Sexualitas
ibu tidak melakukan sex selama hamil trimester II

H. Imunisasi
TT lengkap :
TT1 sudah diberikan tanggal 11 Mei 2011
TT2 sudah diberikan tanggal 12 Juni 2011

I. Kontrasepsi
Sebelum hamil Ibu menggunakan KB suntik

J. Riwayat sosial
a) Apakah kehamilan ini direncakan : ya
b) Respon terhadap kehamilan : ibu dan keluarga senang dengan
kehamilan ini
c) Status perkawinan : syah, ibu menikah 1x, usia pernikahan 13
tahun
d) Kepercayaan yang berhubungan : tidak ada

II. Pemeriksaan Fisik


a. Pemeriksaan Umum
Tinggi Badan : 157 cm BB sebelum hamil : 55 kg
Tekanan darah : 150/100 mmHg BB saat hamil : 65 kg
Pols : 82 x/menit Temp : 37 C
Respirasi : 24 x/menit

b. Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi
a. Rambut : Warna hitam, bersih, tidak mudah rontok, tidak
ada ketombe
b. Muka : Keadaan bersih, ada oedema dan ada cloasma
gravidarum
c. Mata : Bentuk simetris, keadaan simetris, fungsi
penglihatan baik, conjungtiva pucat, sclera tidak
ikterus
d. Hidung : Bentuk simetris, keadaan bersih, fungsi
penciuman baik, tidak ada polip, tidak ada
peradangan
e. Mulut dan gigi : Keadaan bersih, tidak ada stomatitis, tidk ada
caries, gigi lengkap
f. Telinga : Bentuk simetris kanan kiri, keadaan bersih,
fungsi pendengaran baik
g. Leher : Tidak terdapat pembesaran kelenjar thyroid dan
kelenjar limfe
h. Payudara : Bentuk simetris, putting susu menonjol,
colostrums belum keluar, keadaan bersih, tidak
ada pembesaran abnormal
i. Abdomen : Bentuk simetris, memanjang tampak linea nigra,
ada striae gravidarum, tidak ada luka operasi
j. Punggung dan pinggang : Bentuk pinggang lordosis dan rasa pegal
serta nyeri di pinggang
k. Uro genital
i. Perlukaan : tidak ada luka parut
ii. Vulva / vagina : tidak ad avarices, tidak ada oedema
iii. Kandung Kemih : kosong
iv. Anus : Tidak ada haemoroid
l. Ekstrimitas
Ekstrimitas atas : Bentuknya simetris dan jari lengkap,
berfungsi dengan baik serta tidak ada
kelainan.
Ekstrimitas bawah : Bentuknya simetris, jari lengkap, tidak ada
kemerahan dan ketegangan, ada varices,
refleksi patella baik, terdapat oedem
2. Palpasi
(1) Leopold I : TFU ½ pusat –px atau 30 cm, pada fundus
teraba lunak tidak bundar dan tidak melenting
bila digoyang, yang berarti bokong
(2) Leopold II : Perut ibu sebelah kanan terasa lebar dan
memberikan tahanan yang besar yang berarti
punggung (puka)
(3) Leopold III : Bagian terbawah janin terasa keras dan sudah
tidak bisa digoyangkan, yang berarti kepala
(4) Leopold IV : Bagian terbawah belum masuk PAP
(5) MD : 31 cm
(6) TBJ : ( MD – 12 ) x 155
: ( 31 – 12 ) x 155 : 3200 gr
3. Auskultasi
DJJ terdengar jelas pada 3 jari bawah pusat sebelah kanan dengan
frekuensi 150x / mnt

c. Pemeriksaan laboratorium
a. Kadar haemoglobin : 10,6 gr%
b. Protein urine : Positif (+)

III. ANALISA DATA


a. Diagnosa
Ibu G2P1A0 hamil 35 minggu, janin hidup tunggal, intrauterine, Letak
memanjang, prersentasi kepala dengan pre-eklampsi
Dasar :
1. Ibu mengatakan hamil anak kedua dan tidak pernah keguguran
2. Ibu mengadakan kadang terasa pusing dan brngkak pada kaki
3. HPHT : 05 Januari 2011 , TP : 12 Oktober 2011
4. Pemeriksaan Leopold didapatkan
a. Leopold I : TFU ½ pusat –px sebelah kanan dan bagian kecil
teraba sebelah kiri.
b. Leopold II : Punggung janin sebelah kanan dan bagian kecil
teraba sebelah kiri
c. Leopold III : Bagian terbawah janin adalah kepala.
d. Leopold IV : Kepala belum masuk PAP
5. DJJ terdengar jelas pada 3 jari bawah pusat sebelah kanan dengan
frekuensi 150x/ mnt
6. TD : 150/ 100
7. Protein urine ( +1 )
8. Terdapat oedem ekstrimitas

b. Masalah
Gangguan rasa nyaman : sering merasa pusing
Dasar :
1) Ibu mengatakan sering merasa pusing
2) Adanya gejala preeklamsi ringan
a) TD : 150/ 100 mmHg
b) Protein Urine : ( +1 )
c) Terdapat oedema

IV. PERENCANAAN
1. Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan dan kondisi kehamilan ibu
saat ini
a Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaaan dan kondisinya saat ini yaitu ibu
mengalami preeklamsi ringan
b Ibu mengerti tentang kondisi kehamilannya saat ini.

2. Anjurkan suami dan keluarga dalam memberikan dukungan psikologis


pada ibu selama kehamilan
a Menganjurkan suami dan keluarga dalam memberikan dukungan
psikologis pada ibu
b Suami dan keluarga mau memberi dukungan pada ibu.

3. Jelaskan pada ibu mengenai penyebab sering merasa pusing


a Menjelaskan pada ibu mengenai penyebab sering merasa pusing yaitu
adanya peningkatan tekanan darah dan bertambahnya cairan di dalam
otak
b Ibu mengerti mengapa ibu sering merasa pusing

4. Anjurkan ibu untuk cukup istirahat dan tidur


a Menganjurkan ibu untuk cukup istirahat dan tidur
b Ibu akan beristirahat dan tidur yang cukup

5. Beritahu ibu diit untuk preeklamsi


a Memberitahu ibu tentang diit untuk preeklamsi ringan yaitu mengatur diit
rendah garam, lemak serta karbohidrat dan tinggi protein
b Ibu mau mengkonsumsi makanan bergizi bagi ibu hamil sesuai dengan
diit preeklamsi ringan

6. Anjurkan ibu untuk datang 1 minggu kemudian atau bila ada keluhan
a Menganjurkan ibu untuk datang 1 minggu kemudian atau bila ada
keluhan.
b Ibu bersedia datang 1 minggu kemudian atau bila ada keluhan.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan dan manajemen kebidanan pada ibu hamil patologis dengan
pre-eklamsi adalah :
1. Kehamilan dengan pre-eklamsi adalah merupakan penyebab salah satu
kematian maternal.
2. Pencegahannya dapat dilakukan dengan ANC yang teratur dan teliti dapat
menemukan tanda-tanda dini pre-eklamsi.
3. Jika terjadi pre-eklamsi ringan pada kehamilan < 37 minggu dapat
dilakukan penilaian 2 x seminggu secara rawat jalan dengan cara pantau Td,
protein urine, refleks, dan kondisi janin, lebih banyak istirahat, diet, biasa
dan tidak perlu obat-obatan.

B. Saran
1. Melakukan ANC yang teratur dan teliti pada ibu-ibu dapat mencegah
terjadinya pre-eklamsi.
2. Dalam melakukan pemeriksaan diharapakn bidan untuk lebih teliti dalam
menemukan tanda-tanda dini pre – eklampsi pada ibu
3. Keluarga terutama suami untuk senantiasa dan terus mendampingi dan
memberi dukungan yang baik karena hal itu akan lebih efektif terhadap ibu.

BAB V
PENUTUP
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayat-Nya penulis
akhirnya dapat menyelesaikan studi kasus Asuhan Kebidanan pada Kehamilan
dengan Pre Eklampsi Ringan.
Dalam hal ini penulis menyadari mungkin Studi kasus Asuhan Kebidanan
ini jauh dari kesempurnaan baik isi maupun cara penulisannya. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan dan
penambahan pengetahuan di masa mendatang.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi
bantuan, baik matrial maupun spiritual sehingga tersusunnya studi kasus asuhan
kebidanan ini dan semoga mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT, akhir
kata, semoga studi kasus ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Kalibalangan, Oktober 2011

Penulis

DAFTAR PUSTAKA

Prawiroharjo, Sarwono. 2005. “Ilmu Kebidanan”. Yayasan Pustaka Sarwono


Prawiroharjo. Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2001. “Kapita Selekta Kedokteran”.
Media Aesculapius. Jakarta.

Prawiroharjo, Sarwono. 2005. “Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal”. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai