Anda di halaman 1dari 23

EFEKTIVITAS PEMBERIAN TERAPI MUSIK MOZART DAN

BACK EXERCISE TERHADAP PENURUNAN NYERI


DYSMENORHOEA PRIMER PADA REMAJA PUTERI

Usulan Penelitian untuk Skripsi

Diajukan Oleh :
Irene Y.M Thomas
7115 3011 6015

KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MANADO
MEI 2019
DAFTAR ISI

1. Latar Belakang ....................................................................................................... 3

2. Rumusan Masalah .................................................................................................. 7

3. Tujuan Penelitian ................................................................................................... 7

4. Manfaat Penelitian ................................................................................................. 8

5. Tinjauan Teori........................................................................................................ 9

a. Nyeri Haid (Dysmenorhoea) .............................................................................. 9

b. Terapi Musik Mozart........................................................................................ 11

c. Back Exercise ................................................................................................... 13

6. Kerangka Teori .................................................................................................... 14

7. Kerangka Konsep ................................................................................................. 15

8. Metode Penelitian ................................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 21


1. Latar Belakang
Nyeri haid atau Dysmenorhoea merupakan nyeri perut bagian bawah,

terkadang rasa nyeri tersebut meluas hingga ke pinggang, punggung bagian

bawah dan paha (Safitri & Purwanti, 2014). Umumnya wanita merasakan nyeri

atau kram perut menjelang atau selama haid, mencapai puncaknya dalam waktu

24 jam dan setelah 2 hari akan menghilang (Sukarni & Margareth, 2013).

Dysmenorhoea dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, selain itu dapat

memberikan dampak fisik dan psikologis, misalnya letih dan sering marah.

Remaja yang mengalami dysmenorhoea berat dapat menurunkan prestasi (6,5%),

menurunnya konsentrasi (87,1%) dan absen dari sekolah (80,6%)

(Rahayuningrum, 2016).

Nyeri menstruasi (Dysmenorhoea) dibagi menjadi dua tipe yaitu primer (tidak

terdapat gangguan fisik yang menjadi penyebab) dan sekunder (terjadi karena

adanya kelainan ginekologik). Angka kejadian Dysmenorhoea primer di

Indonesia 54,89% sedangkan sisanya adalah penderita tipe sekunder.

Dysmenorhoea menyebabkan 14% dari pasien remaja sering tidak hadir sekolah

dan tidak menjalani kegiatan sehari-hari (Liandary, 2015).

Angka kejadian dysmenorhoea di dunia sangat besar, rata-rata 50%

perempuan di setiap negara mengalaminya. Menurut data WHO, rata-rata

terjadinya dysmenorhoea pada remaja antara 16,8-81%. Rata-rata di Eropa terjadi

pada 45-97% wanita. Prevalensi terendah Bulgaria yaitu 8,8% dan tertinggi

mencapai 94% yaitu Finlandia. Data statistik menunjukkan bahwa Amerika


presentasenya mencapai 59,7%, sedangkan Swedia mencapai 72% (Lestari, 2013)

dalam (Reni H & Mona D. U, 2017)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati (2011) di SMK 1

Batik Surakarta didapatkan bahwa siswa perempuan di sekolah tersebut pernah

mengalami dysmenorhoea dan kadang ada yang meminta izin untuk pulang

karena tidak tahan terhadap dysmenorhoea yang mereka rasakan, sedangkan hasil

penelitiannya melaporkan dampak dari dysmenorhoea pada pelajar di Surakarta

sebanyak 52% pelajar tidak dapat melakukan aktivitas harian dengan baik,

mereka juga belum mengetahui cara mengatasinya.

Secara umum penanganan nyeri terbagi dalam dua kategori yaitu pendekatan

farmakologis dan non farmakologis. Secara farmakologis, nyeri dapat ditangani

dengan terapi analgesic yang dapat merupakan metode paling umum digunakan

untuk menghilangkan nyeri. Terapi ini dapat berdampak ketagihan dan akan

memberikan efek samping obat yang berbahaya bagi pasien. Secara non

farmakologi, nyeri dapat ditangani salah satunya dengan teknik distraksi. Adapun

teknik distraksi yang paling efektif untuk mengurangi nyeri adalah mendengarkan

musik klasik (mozart) dan juga back exercise (Potter & Perry, 2005)

Teknik distraksi adalah salah satu cara untuk mengurangi nyeri dengan

mengalihkan perhatian kepada sesuatu yang lain sehingga kesadaran klien

terhadap nyerinya berkurang. Terapi musik terbukti menunjukkan efek

mengurangi kecemasan dan depresi, menghilangkan nyeri, menurunkan tekanan

darah dan menurunkan frekuensi denyut jantung (Safitri & Purwanti, 2014).
Musik yang dipilih pada umumnya musik lembut dan teratur seperti

instrumentalia atau musik klasik Mozart (Efandi, 2009) dalam (Perdana Sari,

NWP, 2012).

Mendengarkan musik dapat memproduksi zatendorphins (substansi sejenis

morfin yang disuplai tubuh yang dapat mengurangi rasa sakit/nyeri) yang dapat

menghambat transmisi impuls nyeri di sistem saraf pusat sehingga sensasi nyeri

menstruasi dapat berkurang. Musik juga bekerja pada sistem limbic yang akan

dihantarkan kepada sistem saraf yang mengatur kontraksi otot-otot tubuh,

sehingga dapat mengurangi kontraksi otot (Potter & Perry, 2011).

Musik klasik adalah esensi keteraturan dan membaca pada semua hal yang

baik, adil dan indah. Musik klasik akhir-akhir ini mulai diperkenalkan dan

dipopulerkan setelah banyak penelitian yang membahas dan mengkaji lebih dalam

tentang pengaruh positif musik klasik terhadap kehidupan baik untuk kesehatan

ataupun juga peranannya dalam pembelajaran. Musik klasik seperti karya Mozart,

Bach, Bethoven dan Vivaldi dapat meningkatkan kemampuan mengingat,

mengurangi stress, meredakan ketegangan, meningkatkan energi dan

meningkatkan daya ingat (Vampbell. D, 2007) dalam (Mahatidanar, 2016).

Dari beberapa penelitian tentang pengaruh berbagai jenis musik klasik,

akhirnya banyak dari peneliti menganjurkan musik klasik Mozart yang diciptakan

oleh Wolfgang Amadeus Mozart karena aplikasi medis musik Mozart telah

membuktikan hasil yang menakjubkan bagi perkembangan ilmu kesehatan

(Sumbiyanti, 2016).
Sedangkan untuk nyeri punggung bawah atau low back pain merupakan salah

satu keluhan yang dapat menurunkan produktivitas manusia dan pernah dialami

oleh 50%-80% penduduk negara industri. Kebanyakan yang sering mengeluh

nyeri punggung bawah adalah wanita menstruasi yang mengalami nyeri

dysmenorhoea, karena nyeri yang biasa dirasakan adalah kram yang timbul-hilang

atau nyeri yang terus menerus yang terjadi pada perut bagian bawah yang

menjalar sampai ke punggung bagian bawah. Ada berbagai cara untuk

mengurangi nyeri punggung bawah, diantaranya Back Exercise (Aryani, 2016).

Banyak peneliti yang mengatakan bahwa exercise (latihan fisik) dapat

mengatasi dysmenorhoea dan exercise lebih aman dan tidak mengandung efek

samping karena menggunakan proses fisiologis tubuh. Bukti menunjukkan bahwa

latihan fisik sedang dapat membantu mengurangi dysmenorhoea dengan cara

mendistraksikan perhatian dari nyeri, menghasilkan perasaan relaksasi dna

mengurangi stress (Sumbiyanti, 2016).

Hasil penelitian Reni H & Mona D. Utari (2017) dalam jurnal IPTEKS

Terapan, menyatakan bahwa sebelum pemberian terapi musik Mozart dan Back

exercise diketahui bahwa dari 25 orang responden terdapat 13 orang (52%)

responden mengalami nyeri haid sedang dan paling sedikit dengan nyeri haid

ringan yaitu 5 orang (20%) responden. Sedangkan setelah dilakukan pemberian

terapi musik Mozart dan Back exercise diketahui bahwa 14 orang (56%)

responden mengalami nyeri haid ringan dan tidak ada lagi responden yang

mengalami nyeri haid berat.


Berdasarkan uraian latar belakang , maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Efektifitas Pemberian Terapi Musik Mozart dan Back

Exercise Terhadap Penurunan Nyeri dysmenorhoea Primer Pada Remaja Puteri”.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah yang dapat diambil yaitu

“Apakah ada Efektifitas Pemberian Terapi Musik Mozart dan Back Exercise

Terhadap Penurunan Nyeri Dysmenorhoea Primer Pada Remaja Puteri”.

3. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Mengetahui efektifitas pemberian terapi musik Mozart dan Back

Exercise terhadap penurunan nyeri dysmenorhoea primer pada remaja puteri.

b. Tujuan Khusus

1) Mengidentifikasi efektifitas sebelum pemberian terapi musik Mozart dan

Back Exercise terhadap penurunan nyeri dysmenorhoea primer pada

remaja puteri.

2) Mengidentifikasi efektifitas sesudah pemberian terapi musik Mozart dan

Back Exercise terhadap penurunan nyeri dysmenorhoea primer pada

remaja puteri.

3) Menganalisis efektifitas pemberian terapi musik Mozart dan Back

Exercise terhadap penurunan nyeri dysmenorhoea primer pada remaja

puteri.
4. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk menambah

informasi dan wawasan pengetahuan di bidang penelitian terhadap Remaja

dengan nyeri haid (dysmenorhoea) menggunakan terapi musik Mozart dan

Back Exercise.

b. Manfaat Praktis

1) Bagi Institusi Pendidikan

Dapat dijadikan masukkan sebagai referensi di Perpustakaan untuk

pengembangan bidang penelitian terkait pengobatan non farmakologi

dengan terapi musik Mozart dan Back Exercise terhadap remaja puteri

dengan nyeri haid (dysmenorhoea) primer.

2) Bagi Lokasi Penelitian

Sebagai masukkan dalam peningkatan mutu layanan khususnya

pelayanan kesehatan dengan menggunakan terapi pemberian musik

Mozart dan Back Exercise terhadap remaja puteri yang mengalami nyeri

haid (dysmenorhoea) primer.

3) Bagi Peneliti

Dapat mengembangkan wawasan dalam bidang penelitian pengobatan

non farmakologi dengan terapi musik Mozart dan Back Exercise terhadap

nyeri haid (dysmenorhoea) primer pada remaja puteri.


4) Bagi Responden atau Remaja

Dapat menambah pengetahuan baru tentang terapi musik Mozart dan

Back Exercise terhadap penurunan nyeri haid (dysmenorhoea) primer pada

remaja puteri.

5. Tinjauan Teori

a. Nyeri Haid (Dysmenorhoea)

1) Definisi Nyeri Haid (Dysmenorhoea)

Nyeri haid atau Dysmenorhoea merupakan nyeri perut bagian bawah,

terkadang rasa nyeri tersebut meluas hingga ke pinggang, punggung

bagian bawah dan paha (Safitri & Purwanti, 2014).

Menurut Buckle (2006), Dysmenorhoea adalah nyeri menjelang atau

selama haid, yang kadang menyebabkan gangguan aktivitas dan

memerlukan istirahat, nyeri yang biasa dirasakan adalah kram yang

timbul-hilang atau nyeri yang terus menerus biasanya pada perut bagian

bawah yang menjalar sampai ke punggung bagian bawah.

2) Klasifikasi Dysmenorhoea

Morgan dan Hamilton (2009) menyebutkan bahwa dysmenorhoe

dapat menjadi dua yaitu :

a) Dysmenorhoea Primer

Dysmenorhoea primer terjadi beberapa waktu setelah

menarche biasanya setelah 12 bulan atau lebih. Dysmenorhoea


primer sering dimulai pada waktu mendapatkan haid pertama dan

sering bersamaan rasa mual, muntah dan diare. Dinamakan

dysmenorhoea primer karena rasa nyeri timbul tanpa ada sebab

yang dapat dikenali sejak hari pertama timbul haid dan akan pulih

sendiri dengan berjalannya waktu.

b) Dysmenorhoea Sekunder

Dysmenorhoea sekunder terjadi karena adanya kelainan

anatomis genitalis seperti masalah penyakit fisik akibat

endometritis, polip uteri, stenosis serviks atau penyakit radang

punggung.

3) Penyebab Dysmenorhoea

Penyebab dysmenorhoea primer adalah adanya rangsangan oleh

prostaglandin yang berasal dari kontraksi rahim. Saat bekuan darah atau

potongan jaringan lapisan rahim melewati serviks (leher rahim) terjadi

nyeri yang sangat hebat, terutama jika saluran serviknya sempit.

Sedangkan penyebab dysmenorhoea sekunder yaitu karena adanya

masalah penyakit fisik seperti endometritis, polip uteri, leiomioma,

stenosis serviks, atau penyakit radang panggung (PID) (Nugroho dan

Utama, 2014).

4) Tanda dan Gejala

Menurut Nugroho, dkk (2014), dysmenorhoea menyebabkan nyeri

yang dirasakan hilang timbul dan terjadi terus-menerus yang terasa pada
perut bagian bawah. Nyeri yang dirasakan akan terjadi sebelum dan

selama menstruasi. Gejala klinis adalah nyeri paha, byeri punggung,

muntah dan mudah tersinggung (Manuaba, 2010).

Menurut Galya (2001), tanda dan gejala dysmenorhoea adalah

sebagai berikut :

a) Terjadinya beberapa waktu atau 6-12 bulan sejak menstruasi

pertama kali

b) Rasa nyeri timbul sebelum menstruasi atau awal menstruasi

berlangsung beberapa jam, namun ada kalanya sampai beberapa

hari.

c) Nyeri yang dirasakan kadang timbul-hilang, menusuk-nusuk, pada

umumnya diperut bawah dan menjalar sampai ke sekitarnya

(punggung bawah dan pantat).

d) Adakalanya disertai mual, muntah, sakit kepala dan diare.

b. Terapi Musik Mozart

Terapi musik merupakan penggunaan musik sebagai terapi yang berguna

untuk memperbaiki, memelihara serta mengembangkan mental dan fisik

(Samm, 2011).

Terapi musik merupakan suatu proses yang terencana yang bersifat

prefentif dalam usaha penyembuhan terhadap fisik, motorik, sosial,

emosional serta mental intelegensi (Rehabilitation Center of Semarang,

2015).
Terapi musik dapat memberikan efek seperti mengurangi kecemasan dan

depresi, menghilangkan nyeri, menurunkan tekanan darah dan menurunkan

frekuensi denyut jantung yang pada umumnya dipilih musik yang lembut dan

teratur, seperti instrumentalia atau musik klasik Mozart (Perdana Sari, NWP,

2012).

Mendengarkan musik dapat memproduksi zatendorphins (substansi

sejenis morfin yang disuplai tubuh yang dapat mengurangi rasa sakit/nyeri)

yang dapat menghambat transmisi impuls nyeri di system saraf pusat,

sehingga sensasi nyeri menstruasi dapat berkurang (Safitri & Purwanti,

2014).

Musik klasik adalah esensi keteraturan dan membaca pada semua hal

yang baik, adil dan indah. Musik klasik seperti karya Mozart, bach, bethoven

dan vivaldi dapat meningkatkan kemampuan mengingat, mengurangi stress,

meredakan ketegangan, meningkatkan energi dan meningkatkan daya ingat

(Mahatidanar, 2016).

Salah satu musik klasik yang bermakna medis yaitu musik karya Mozart.

Musik karya Mozart merupakan musik klasik yang memiliki nada lembut.

Nada-nada tersebut menstimulasi gelombang alda yang memberikan efek

ketenanagan, kenyamanan, ketentraman dan memberi energi untuk menutupi,

mengalihkan perhatian dan melepaskan ketegangan maupun rasa sakit

(Analia & Moekroni, 2016).


Salah satu jenis musik klasik karya Mozart yang paling menarik beberapa

kalangan baik dokter maupun ilmuwan dengan komposer lainnya yaitu yang

berjudul “sonata for Two Pianos in D Major, K. 448”. Hal ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Dastgheib dkk (2014), menyatakan bahwa

mendengarkan musik Mozart khususnya sonata for Two Pianos in D Major,

K. 448 dapat memberikan efek terapeutik untuk pasien.

c. Back Exercise

Back Exercise merupakan suatu bentuk latihan yang diberikan pada

penderita nyeri punggung bawah atau pinggang dan dapat membantu dalam

keseimbangan otot punggung sehingga dapat mengurangi nyeri punggung

saat menstruasi, perlu dilakukan beberapa teknik latihan yang dilakukan

kurang lebih selama 20 menit setiap sesi latihan (Muchamad, 2009).

Menurut Muchamad (2009), teknik latihan yang dapat dilakukan sebagai

berikut :

1) Untuk meregangkan pinggang bawah

Posisi : tidur terlentang, tarik salah satu lutut ke dada dan lutut lainnya

tetap lurus, tahan 8x hitungan, lakukan secara bergantian, lalu lakukan

dengan kedua lutut ditekuk.

2) Untuk meregangkan pinggang bawah, pinggung dan lintang perut

Posisi : tidur terlentang, telapak kaki dilantai, lutut ditekuk dan

dijatuhkan kesalah satu sisi, tubuh bagian atas tetap lurus, miringkan

kepala kearah berlawanan, tahan 8x hitungan, ulangi ke sisi lainnya.


3) Untuk menguatkan otot-otot punggung

Posisi : tidur tengkurap, kedua tangan disisi tubuh, angkat kepala,

bahu dan kedua kaki, kencangkan otot-otot punggung. Tahan 8x

hitungan dan ulangi 2-3x repetisi.

4) Untuk meregangkan dan menguatkan otot-otot punggung dan perut.

Posisi : bertumpu pada tangan dan lutut (seperti merangkak),

kencangkan perut dan lengkungkan punggung ke atas kemudian

lenturkan ke bawah. Tahan 8x hitungan, repetisi 2-3x.

6. Kerangka Teori

Remaja Puteri

Nyeri Haid
(Dysmenorhoea)

Dysmenorhoea Primer Dysmenorhoea Sekunder

adanya rangsangan oleh adanya masalah penyakit


prostaglandin yang fisik akibat endometritis,
berasal dari kontraksi polip uteri, stenosis
rahim. serviks atau penyakit
radang punggung.
Dysmenorhoea Primer

Terapi Musik Mozart dan


Back Exercise

Keterangan :
DitelitI :
Tidak diteliti :

Gambar 1. Kerangka Teori

7. Kerangka Konsep

Pre Test Intervensi Post Test

Nyeri Haid Terapi Musik Mozart Nyeri Haid


(dysmenorhoea) dan Back Exercise (dysmenorhoea)

Gambar 2. Kerangka Konsep

8. Metode Penelitian

a. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode quasi experiments, dengan Pre Test-

Post Test with Control Design. Rancangan penelitian menggunakan

observasi dilakukan dalam 2 tahap, yaitu sebelum diberikan terapi musik

Mozart dan Back Exercise (pre test) dan setelah diberikan erapi musik

Mozart dan Back Exercise (post test) untuk mengetahui apakah ada

Efektifitas Pemberian Terapi Musik Mozart dan Back Exercise Terhadap

Penurunan Nyeri Dysmenorhoea Primer Pada Remaja Puteri.

b. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel, yaitu :

1) Variabel bebas (Independent) : Musik Mozart dan Back Exercise

2) Variabel terikat (Dependent) : Nyeri Haid (dysmenorhoea)


c. Lokasi dan waktu penelitian

Tempat : Penelitian ini dilakukan di

Waktu : Pada bulan Februari sampai ...... 2019 .

d. Definisi Operasional

N Variable Definisi Hasil Ukur Alat Ukur Skala


o Operasional
1
Variable Bebas: Pemberian terapi Responden Earphone/h
musik klasik Mendengarkan eadset,
Musik Klasik Mozart melalui terapi musik kuesioner
Mozart dan Back earphone atau Mozart dan
Exercise headset kepada melakukan Back
remaja puteri Exercise
dengan
dysmenorhoea,
yaitu musik klasik
Mozart yang ada
dalam MP3 selama
minimal 15 menit
(Potter & Perry,
2005).
Sedangkan, Back
Exercise dilakukan
dengan gerakan
peregangan. Sifat
dari latihan Back
Exercise adalah
kontraksi statik
secara general yang
memungkinkan
semua otot akan
berkontraksi secara
general, dilakukan
8x hitungan setiap
gerakannya ( Reni
& Mona, 2017)
2
Variable Nyeri yang 1. Nyeri Kuesioner nominal
Terikat: dirasakan ketika (NRS>0) Numeric
menstruasi 2. Tidak Nyeri rating scale
Nyeri haid Primer (NRS=0) (NRS)
(dysmenorhoea (ningsih,
Primer) 2011)

Table 1. Definisi Operasional

e. Populasi dan Sample

1) Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah remaja puteri yang mengalami

nyeri haid primer (dysmenorhoea primer) di ..................

2) Sampel

Pengambilan sampling dilakukan dengan cara menggunakan teknik

nonprobability yaitu purpose sampling dengan mengambil responden yang

memenuhi kriteria inklusi di .........................

kriteria sampel :

1) Kriteria Inklusi :

a) Bersedia menjadi responden

b) Remaja puteri dengan dysmenorhoea primer

c) Bersedia mendengarkan terapi musik Mozart dan melakukan Back

Exercise.

2) Kriteria Eksklusi :

a) Tidak bersedia menjadi responden

b) Ibu nifas post partum normal

c) Tidak mengkonsumsi putih telur


f. Instrument Penelitian

Instrument penelitian dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner dan

earphone/headset untuk mendengarkan musik.

g. Teknik Pengumpulan Data

1) Data Primer

Data yang di dapat langsung dari responden. Dalam penelitian ini,

data primer diperoleh secara langsung dari observasi pada remaja puteri

dengan dysmenorhoea primer di ..................

2) Data sekunder

Data yang didapat dari pihak sekolah yaitu data jumlah remaja puteri

di sekolah .................

h. Jalannya Penelitian

1) Tahap Persiapan :

a) Konsultasi Judul

b) Penyusunan Proposal

c) Seminar Proposal

d) Perbaikan Proposal

e) Ijin Etik dan Surat Penulis

f) Pengadaan Alat dan Bahan

2) Pelaksanaan :
a) Penentuan Sampel

b) Penjelasan Maksud dan Tujuan Penelitian

c) PSP/Informed consent

d) Intervensi

e) Pelaksanaa Penelitian

f) Penyusunan Laporan Penelitian

i. Pengolahan dan Analisa Data

Setelah data diperoleh, peneliti memberikan nilai pada setiap jawaban

responden, kemudian data diolah, dimasukkan dalam table dan dianalisa

untuk mendapatkan jumlah presentasi dari masing-masing responden.

1) Pengolahan Data

a) Coding

Pemberian code numeric kepada data yang terdiri dari beberapa

kategori.

b) scoring

Memberikan skor angka pada setiap data untuk mempermudah

analisis data.

2) Analisis Data

Metode Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

a) Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan dengan cara mendeskripsikan

karakteristik variable penelitian dan selanjutnya disajikan dalam bentuk

table maupun grafik.

b) Analisis Bivariat

Analisis ini menggunakan statistic inferensial untuk menguji

efektifitas putih telur terhadap penyembuhan luka pada ibu post Sectio

caesarea antara pre dan post pada kelompok intervensi. Adapun uji

inferensial yang akan digunakan adala uji statistic parametric yaitu uji

paired t-test digunakan untuk mengetahui apakah ada efek terhadap nyeri

haid (dysmenorhoea) pre dan post diberikan terapi musik klasik Mozart

dan Back Exercise. Uji paired t-test digunakan apabila data yang

diperoleh didistribusi normal. Uji tersebut akan diperoleh nilai p yaitu

nilai yang menyatakan besarnya peluang hasil penelitian (probabilitas).

Kesimpulan hasilnya diinterpretasikan dengan membandingkan nilai p

dan nilai alpha.


DAFTAR PUSTAKA

Aryani, A. N. (2016). Pengaruh Pemberian Back Exercise dan Slow-Stroke Back

Massage terhadap Penurunan Nyeri Haid Primer.

Analia & Moekroni, R. (2016). Pengaruh Pemberian Terapi Musik Klasik dalam

Menurunkan Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Menjelan Persalinan. Majority 5.

Buckle, J. (2006). Clinical Aromatherapy, Esential Oil in Practice. Nowk York;

Chuchill Livingstone.

Dastgheib, S.S, dkk. (2014). The Effects of Mozart’s Music on Interictal Activity ini

Epileptic Patients: Systematic Review and Meta-Analysis of the Literature.

Current Neurology and Neuroscience Reports, 14 (1).

http://doi.org/10.1007/s11910-013-0420-x

Kurniawati D. & Kusumawati Y. (2011). Pengaruh Dismenore Terhadap Aktivitas

Pada Siswi SMK. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Fakultas Ilmu Kesehatan,

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Lestari, N. M. S. D. (2013). Pengaruh dismenore pada remaja. Seminar Nasional

FMIPA UNDIKSHA III, 323-329. Retrieved from

http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/semnasmipa/article/download

Liandry, D. O. (2015). Pengaruh Terapi Musik Klasik (Mozart) terhadap Intensitas

Nyeri Haid pada Remaja Putri di SMA Negeri 1 Pontianak tahun 2015.

Mahatidanar, A. (2016). Pengaruh Musik Klasik Terhadap Penurunan Tekanan


Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi.
Manuaba, I.B.G. 2010. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC.

Morgan dan Hamilton. 2009. Obstetri dan Ginekologi. Edisi 2. Penerbit Buku

Kedokteran EGC : Jakarta.

Nugroho, T dan Utama I.B. 2014. Masalah Kesehatan Reproduksi Wanita.

Yogyakarta: Nuha Medika

Perdana Sari, NWP, N. A. A. (2012). Perbedaan Terapi Musik Klasik Mozart

Dengan Terapi Musik Kesukaan Terhadap Intensitas Nyeri Haid Pada Remaja

Putri di SMA Negeri 5 Denpasar Tahun 2012.

Potter & Perry. (2005). Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan Praktik (4th

3d.). Jakarta:EGC

Potter, P.A. & Perry, A.G., (2011), Fundamentals of nursing, (6th Ed). St. Louis,

MO: Mosby.

Rahayuningrum D. C. (2016). Perbedaan Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas dalam

dan Kompres Hangat dalam Menurunkan Dismenore pada Remaja SMA Negeri

3 Padang. Jurnal Kesehatan Medika Saintika, 7(2).

Reni H & Mona D. U. (2017). Efektivitas Pemberian Terapi Musik (Mozart) dan

Back Exercise Terhadap Penurunan Nyeri Dysmenorrhea Primer. Jurnal

IPTEKS Terapan. STIKes Pekanbaru Medical Cenetr, Pekanbaru Riau.

Safitri, E. S., & Purwanti, S. (2014). Perbedaan Terapi Musik Klasik dengan Musik

Kesukaan Terhadap Penurunan Nyeri Dysmenorhoea Pada Siswi Kelas X Sma

Negeri 1 Banjanegraa Kabupaten Banjanegara tahun 2014, 2 no. 4.


Sumbiyanti, A. (2016). Terapi Musik Mozart Untuk Mengurangi Kecemasan pada

Ibu Hamil Trimester III dalam Menghadapi Persalinan Pada Ny. D Umur 28

tahun di BPM Hj. Lusi Sumartini, SST. Pejagoan Kebumen.

Sukarni, I dan Margareth, Z.H. (2013). Kehamilan, Persalinan dan Nifas, Yogyakarta:

Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai